Anda di halaman 1dari 27

DISTIRBUSI TEGANGAN

DI DALAM TANAH

Source: Dr. Ir. Christady Hardiyatmo, M.Eng., DEA “Mekanik Tanah II – Edisi 3”
NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK I
WA ODE AINUN JARIAH E1A119089
ZAINAL E1A119094
MUH. FAHRUL YAQIN AL-GIFFARY E1A120067
DISTIRBUSI AGUNG FRASETYO E1A121001
ANANDITA KEISHA AZZAHRA E1A121003
ANNA MARSELYANI E1A121005
TEGANGAN FARHAN E1A121007
INGGIT UTARI E1A121009
KHAIRUNNISA E1A121011
DI DALAM LA ODE MUHAMMAD IMRAN E1A121013
NINGSIH PEBRIANTI E1A121017
PIPIN ZAHRANI E1A121019
TANAH SANDRA MAYASTIKA E1A121021
WA ODE INTAN GEBRINA E1A121023
PENDAHULUAN

Hitungan tegangan-tegangan yang terjadi di dalam tanah berguna untuk analisis tegangan-
regangan (stress-strain) dan penurunan (settlement). Dalam hitungan tegangan di dalam
tanah, tanah dianggap bersifat elastis, homogen, isotropis, dan terdapat hubungan linier
antara tegangan dan regangan.

Tegangan yang terjadi di dalam massa tanah dapat disebabkan oleh beban yang bekerja di
permukaan atau oleh beban akibat berat sendiri tanah. Tegangan yang berasal dari beban
di permukaan tanah berkurang bila kedalaman bertambah, begitupun sebaliknya.
Regangan volumetrik pada material yang bersifat elastis dinyatakan oleh persamaan sbb:

= (+ + ) 
TEORI BOUSSINESQ
a. Tanah merupakan elastis, isotropis dan homogen

b. Perubahan volume tanah diabaikan

b. Tanah dianggap tak tertegang sebelum bekerjanya beban

d. Hubungan tegangan – reganagan menurut hukum Hooke

e. Distribusi tegangan tanah akibat beban yang bekerja tidak tergantung jenis tanah

Dalam perhitungan distribusi tegangan akibat beban struktur, tegangan yang terjadi
biasanya dinyatakan dalam istilah tambahan tegangan (stress increment), yaitu Δσ. Karena
sebenarnya tanah sudah mengalami tegangan sebelum beban struktur bekerja, yaitu
tegangan akibat berat sendiri
Beban Titik
Tambahan tegangan vertikal (Δσz) pada suatu titik A di dalam tanah akibat beban titik Q di
permukaan dinyatakkan oleh persamaan sbb:
Δσz = Δσz =
Atau:

Q = Beban titik (tegak lurus permukaan)


z = Kedalaman diukur dari permukaan
tanah sampai titik yang ditinjau
r = Jarak horizontal dari beban titik ke
titik yang ditinjau tegangannya (σz)

Jika factor pengaruh untuk beban titik pada teori Boussinesq didefinisikan sebagai :

IB =
Sehingga: Δσz =
Beban Garis (Line Load)

Tambahan tegangan vertical arah sumbu – Z :

Tambahan tegangan horizontal arah sumbu – X :

Tegangan geser:

=
Beban Terbagi Rata Berbentuk Lajur Memanjang

Tambahan tegangan vertical arah sumbu – Z :

Δσz = (α + sin α cos 2 β)

Tambahan tegangan horizontal arah sumbu – X :

Δσx = (α - sin α cos 2 β)

Tegangan geser:

τxz = sin α cos 2 β

Dengan dan dalam radian, yaitu sudut yang di tunjukan pada gambar di atas, Isobar tegangan adalah
kurva yang menunjukkan tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai tegangan vertikal yang sama
bisa di lihat pada kurva sebagai berikut.
Beban Terbagi Rata Berbentuk Lajur Memanjang

Isobar tegangan untuk beban terbagi rata berbentuk lajur


memanjang dan bujur sangkar didasarkan teori
Boussinesq.
Beban Terbagi Rata Berbentuk Empat Persegi Panjang

Disederhanakan menjadi:
𝝈𝒛 = 𝒒 𝒐 𝑰

qo = Tegangan akibat beban pondasi


I = Nilai factor pengaruh (chart US Navy,1997)
Beban Terbagi Rata Berbentuk Empat Persegi Panjang

Nilai faktor pengaruh I untuk tegangan di bawah sudut


luasan empat persegi panjang oleh akibat beban
terbagi rata q dalam bentuk grafik, diperlihatkan pada
gambar di samping. Tambahan tegangan vertikal
pada sembarang titik di bawah luasan empat persegi
panjang dapat ditentukan dengan cara membagi-bagi
empat persegi panjang. dan kemudian menjumlahkan
tegangan yang terjadi akibat tekanan masing-masing
bagiannya.

Faktor pengaruh I untuk tegangan vertikal di bawah sudut luasan empat


persegi panjang akibat beban terbagi rata (U.S.Navy, 1971)
Beban Terbagi Rata Berbentuk Lingkaran
Dengan integrasi dari persamaan beban titik, besamya
tambahan tegangan di bawah pusat pondasi lingkaran
fleksibel dengan beban yang terbagi rata pada
luasannya.

Δσz =

Karena dA = r d dr, diperoleh persamaan tegangan dj


bawah pusat beban terbagi rata berbentuk lingkaran,
sebagai berikut:

Δσz = q
= ql

Dengan:
I =
Beban Terbagi Rata Berbentuk Lingkaran
Beban Terbagi Rata Berbentuk Segitiga Memanjang Tak Terhingga
Beban Terbagi Rata Berbentuk Trapesium Memanjang Tak Terhingga
HITUNGAN TAMBAHAN TEGANGAN VERTIKAL CARA NEWMARK
Newmark (1942) membuat suatu diagram pengaruh
yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya
kenaikan tegangan vertikal di bawah sembarang Iuasan
yang mendukung beban terbagi rata.

Jari-jari lingkaran adalah nilai r/z, yaitu untuk Δσz/q =


0; 0,1; 0,2; 0,3; … ;1. Jadi, seluruhnya ada 9 lingkaran.
Panjang AB merupakan Panjang satuan untuk
menggambarkan lingkaran tersebut

√( )
− 2/ 3
𝑟 ∆ 𝜎𝑧
= 1− −1
𝑧 𝑞
Nilai pengaruh diberikan oleh 1/n , dengan n adalah
jumlah elemen yang terpotong oleh garis lewat pusat
lingkaran dengan lingkaran-lingkarannya. Karena
terdapat 200 elemen , maka nilai faktor pengaruhnya
adalah 1/200 = 0,005
HITUNGAN TAMBAHAN TEGANGAN VERTIKAL CARA NEWMARK

Langkah-langkah menentukan besarnya tegangan vertical adalah :

1. Tentukan kedalaman (z) yang akan dihitung tegangannya


2. Gambarkan denah pondasi sesuai dengan skala panjang satuan garis AB
3. Denah pondasi diletakkan sedemikian rupa sehingga proyeksi titik tegangan pada denah
pondasi yang akan ditentukan tegangannya berimpit dengan pusat lingkaran Newmark
4. Hitung jumlah elemen yang tertutup oleh pondasi tsb misalnya n elemen
5. Tambahan tegangan pada kedalaman z, dihitung dengan menggunakan persamaan :

Δσz = nql

Dengan:
q = beban terbagi rata pada pondasi
n = jumlah elemen yang tertutup dengan pondasi
l = factor pengaruh. Untuk grafik yang diberikan dalam contoh ini l = 0,005
TEORI WESRTEGAARD
Dalam hitungan tegangan yang terjadi di dalam
tanah menurut teon Westergaard (1938), massa
tanah dianggap sebagai material yang mendapat
perkuatan dalam arah lateral oleh lapisan yang
sangat tipis tapi kuat, dan massa tanah dianggap
terletak pada ruang tertutup sedemikian hingga
regangan yang terjadi hanya dalam vertikal,
sedangkan tegangan arah lateral nol

Pemecahan cara hitungan tambahan tegangan di sebuah


titik di dalam tanah akibat beban titik di permukaan:
TEORI WESRTEGAARD
TEORI WESRTEGAARD
Jika a = - maka dengan mengintegrasikan dengan cara
yang sama seperti cara Newmark untuk memperoleh
persamaan tegangan beban terbagi rata berebntuk
lingkaran dalam teori Boussinesq, diperoleh persamaan
untuk pondasi lingkaran menurut cara Westergaard,
sebagai berikut

𝑟
𝑧
=
√ 𝑎
( 1− 𝜎 𝑧 𝐼𝑞 )
2
−𝑎
FAKTOR KOREKSI UNTUK MENGUBAH TEGANGAN PADA
PUSAT FONDASI MENJADI NILAI TEGANGAN RATA-RATA.

Untuk hitungan penurunan di bawah pondasi Koreksi untuk mengubah tegangan di bawah pusat
yang kaku sempurna, tambahan tegangan rata- fondasi kaku menjadi tegangan rata-rata (shower,
rata di bawah pondasi dari pusat tepi sangat 1962).
dibutuhkan. Dalam analisa Boussinesq dan Kedalaman Faktor Koreksi
Westergaard, untuk mengubah tegangan pada
pusat berat fondasi menjadi nilai rata-rata tegangan 0 - 0,5B 0,85
di bawah fondasi, dapat dilakukan dengan cara B 0,90
mengalikan hasil hitungan tegangan vertikal 1,5B 0,95
dibawah pusat fondasi dengan faktor koreksi yang
diberikan Shower (1962) dimana B pada tabel 2B 1,0
adalah lebar pondasi.
METODE PENYEBARAN BEBAN 2V : 1H

Bermacam-macam cara telah digunakan untuk menghitung


tambahan tegangan akibat beban fondasi. Semuanya
menghasilkan kesalahan bila nilai banding z/B bertambah.
Salah satu cara pendekatan kasar yang sangat sederhana
untuk menghitung tambahan tegangan akibat beban di
permukaan diusulkan oleh Boussinesq. Caranya dengan
membuat garis penyebaran beban 2V: 1H (2 Vertikal
dibanding 1 Horisontal). Dalam cara ini, dianggap beban
pondasi Q didukung oleh piramid yang mempunyai
kemiringan sisi 2V : 1H
Pondasi empat persegi panjang

Atau

=
METODE PENYEBARAN BEBAN 2V : 1H

Pondasi lajur memanjang

Tambahan tegangan vertikal pada pondasi lajur memanjang dinyatakan dengan:

Jika letak pondasi berdekatan, ada kemungkinan piramid penyebaran tegangan


saling berpotongan. Untuk itu, besarnya tambahan tegangan vertikal total
diperoleh dengan menjumlahkan tambahan tegangan secara aljabar pada lokasi
dimana penyebaran tegangan berimpit
PENYEBAB TEGANGAN PADA TANAH BERLAPIS

Dalam gambar tersebut ditinjau untuk kasus


luasan berbentuk lingkaran fleksibel dengan
jari-jari B dan beban terbagi rata per satuan luas
(q) yang bekerja pada lapisan tanah yang terdiri
dari dua lapis, seperti pada gambar.

Lapisan tanah yang terdiri dari dua lapisan,


seperti pada gambar di samping, Modulus
elastis tanah bagian atas adalah E1, sedang
yang di bawahnya adalah E2, dengan E1 > E2
dan H adalah tebal lapisan bagian atas.
KETEPATAN HITUNGAN DISTRIBUSI TEGANGAN DENGAN TEORI
ELASTIS

Beberapa usaha telah di lakukan untuk membandingkan


hasil hitungan tegangan dengan hasil pengamatan secara
langsung di lapangan dengan menggunakan peralatan
penelitian. Penyimpangan hasil hitungan teori dan
pengukuran di lapangan umumnya berkisar di antara 20
sampai 30%.
TERIMA KASIH
COTOH SOAL

Jika diketahui persamaan untuk beban terbagi rata berbentuk lingkaran adalah seperti yang
ditunjukkan dalam persamaan yang ada pada slide newmark, gambarkan garis pengaruh
lingkaran Newmark dan hitung besarnya tambahan tegangan vertikal di pusat berat (titik A) akibat
beban pondasi berukuran 3 m x 3 m yang mendukung beban terbagi rata q = 100 kN/m2 pada
kedalaman 3 m.
CONTOH SOAL

Anda mungkin juga menyukai