Anda di halaman 1dari 6

TUGAS GEODESI FISIK

DISKUSI MINGGU KE-11 (2 JUNI 2021)

Disusun oleh:
Aqly Fathanah Botutihe (03311840000081)
Asfi Dian Ahmadi (03311840000091)

Dosen:
Akbar Kurniawan, ST., MT.

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2021
1. Apa saja koreksi yang diberikan pada perhitungan gaya berat?
Jawab :
a. Koreksi Free air
Koreksi free air atau koreksi udara bebas bertujuan untuk mereduksi pengaruh elevasi dan
kedalaman titik pengukuran atau perbedaan nilai gravitasi yang terletak di mean sea level
(geoid) dengan gravitasi yang terukur dengan elevasi h. Koreksi udara bebas ditunjukkan pada
gambar dibawah.

Koreksi udara bebas diberikan pada persamaan:

dengan keterangan:

b. Koreksi Bouger
Koreksi bouguer memperhitungkan massa batuan yang terdapat di antara stasiun pengukuran
dengan bidang geoid. Koreksi ini dilakukan dengan menghitung tarikan gravitasi yang
disebabkan oleh batuan berupa slab dengan ketebalan H dan densitas rata-rata ρ.

c. Koreksi Terrain
Koreksi medan atau koreksi terrain dilakukan untuk mengoreksi adanya pengaruh penyebaran
massa yang tidak teratur di sekitar titik pengukuran. Dalam koreksi bouguer diasumsikan bahwa
titik pengukuran di lapangan berada pada suatu bidang datar yang sangat luas. Sedangkan
seringkali kenyataan di lapangan memiliki topografi yang tak merata seperti adanya lembah
dan bukit. Maka jika hanya dilakukan koreksi bouguer saja hasilnya akan kurang lengkap
(Reynold, 1990).
d. Koreksi Atmosferis
Koreksi yang memperhitungkan efek gaya tarik oleh massa atmosfer harus diberikan untuk
semua anomali gayaberat yang dihitung dari nilai observasi di permukaan Bumi.

2. Tuliskan persamaan pada Teorema Brun!


Jawab :
Teorema Brun menyatakan bahwa jumlah kebalikan dari bilangan prima kembar (pasangan
bilangan prima yang berbeda 2) konvergen ke nilai hingga yang dikenal sebagai konstanta Brun,
biasanya dilambangkan dengan B2. Konvergensi jumlah kebalikan dari bilangan prima kembar
mengikuti dari batas kerapatan barisan bilangan prima kembar. Membiarkan π2(x)
menunjukkan jumlah bilangan prima p ≤ x yang p + 2 adalah juga perdana (yaitu π2(x) adalah
jumlah bilangan prima kembar dengan paling kecil x ). Kemudian, untuk x 3, kita memiliki:

Artinya, bilangan prima kembar lebih jarang daripada bilangan prima dengan faktor logaritmik
yang hampir sama. Dari ikatan ini maka jumlah kebalikan dari bilangan prima kembar
konvergen, atau dinyatakan dengan kata lain, bilangan prima kembar membentuk himpunan
kecil . Secara eksplisit jumlah memiliki banyak suku berhingga atau memiliki banyak suku tak
berhingga tetapi konvergen: nilainya dikenal sebagai konstanta Brun.

Jika jumlahnya divergen, maka fakta itu akan menyiratkan bahwa ada banyak bilangan prima
kembar yang tak terhingga. Karena jumlah kebalikan dari bilangan prima kembar malah
konvergen, tidak mungkin untuk menyimpulkan dari hasil ini bahwa ada banyak atau tak
terhingga banyak bilangan prima kembar. Konstanta Brun bisa menjadi bilangan irasional
hanya jika ada banyak bilangan prima kembar yang tak terhingga.
3. Jelaskan Geodetic Boundary Value Problem!
Jawab :
Geodetic Boundary Value Problem berurusan dengan persamaan diferensial parsial
khusus untuk penentuan bentuk bumi dan medan gravitasi dengan menggunakan pengamatan
yang dikumpulkan di permukaan bumi dan sekitarnya.
Besarnya gayaberat telah diukur dengan menggunakan gravimeter absolut dan relatif di
permukaan bumi. Pada GBVP bentuk umum, gayaberat yang bervariasi terhadap waktu
diasumsikan dihilangkan. Gayaberat atmosfer juga dihilangkan untuk memastikan bahwa
medan gayaberat di luar massa topografi (luar angkasa) harmonis. GBVP bentuk umum hanya
terbatas pada teori gravitasi Newton klasik. Untuk memecahkan masalah, digunakan suatu
bidang referensi. Penggunaan bidang referensi penting tidak hanya untuk mengurangi besarnya
medan yang akan ditentukan tetapi juga untuk memastikan solusi yang unik, stabil, dan
konvergen.
Perbedaan antara geopotensial W dan bidang referensi U disebut disturbing potential atau
anomali potensial T:

dimana x merupakan x1, x2, x3 adalah koordinat point of interest dan pusat massa bumi dipilih
sebagai titik pusat koordinat dari sistem koordinat tersebut.
Geodetic Boundary Value Problem dapat dituliskan dalam bentuk umum sebagai berikut:

dimana D is the Laplace operator; g dan 𝛄 merupakan gayaberat dan gayaberat normal; f adalah
selisih antara dua gayaberat; S merupakan permukaan gayaberat; dan S’ referensi permukaan
pada bidang referensi.
Besarnya gravitasi dan gravitasi normal berhubungan dengan geopotensial dan medan
referensi dengan persamaan:

dimana ng and ny normal terhadap permukaan ekuipotensial medan geopotensial dan medan
gravitasi normal yang masing-masing melewati titik x.
Apabila ditransformasikan persamaan ditas ke dalam fungsi anomali potensial T, dengan
vektor jarak antara titik x dan x’ adalah 𝝉 turunan dari bidang referensi dan geopotensial dapat
dituliskan sebagai:
Dari dua persamaan diatas didapatkan:

Kedua persamaan diatas menunjukkan bahwa fungsi potensial pengganggu adalah fungsi dari
arah t, gayaberat dan gayaberat normal. Jika t bersinggungan dengan garis tegak lurus, suku
pertama di ruas kanan Persamaan kedua menghilang. Demikian pula, jika t dalam arah garis
tegak lurus normal, suku kedua menghilang.
Adapun potensial normal pada titik x dapat dituliskan dengan deret taylor.

Dengan persamaan tersebut, gayaberat normal juga dapat dituliskan dengan deret taylor.

Persamaan diatas merupakan hubungan antara anomali potensial T dengan 𝝉. Dengan


mengabaikan bagian terakhir pada persamaan 14 yang mana nilainya sangat kecil sehingga
diperoleh.

Apabila diketahui gayaberat normal dan turunannya terhadap bidang referensi, anomali
gayaberat 𝛥𝑔 = 𝑔(𝑥) − 𝛾(𝑥′) digunakan. Dari persamaan 10 dan 13 maka diperoleh:

variabel non linier 𝛿dan 𝛿′bernilai sangat kecil dan dapat diabaikan dalam linearisasi. Jika
permukaan S tidak diketahui dan perlu ditentukan, hal inilah yang disebut dengan free GBVP.

4. Tuliskan pesamaan Stroke!


Jawab :
Teorema Stokes :
“Jika sebuah benda dengan total masa M, berotasi pada sebuah sumbu yang fix degan
kecepatan sudut konstan (omega). dan jika S adalah bidang permukaan dari medan gaya berat
yang melingkupi keseluruhan massa dari beda tersbut (M), maka medan gaya berat di luar
permukaan (S) dapat ditentukan”.
Persamaan dari Integral stokes digunakan untuk menghitung parameter gelombang menengah
undulasi. Persamaan dari Integral Stokes adalah sebagai berikut:

Dimana :
k = konstanta gravitasi
δm = perbedaan masa antara real earth dan normal earth
δw = perbedaan nilai potensial gravitasi permukaan bumi diatas geoid dengan nilai potensial
normal model bumi pada permukaan nya
R = jari-jari bumi (631 km)
N = nilai undulasi
Δg = anomali gravitasi secara kontinyu
(𝜓) = persamaan stokes (Stokes Function)
 Digunakan dalam penentuan geoid dari pengukuran gravitasi di bumi permukaan yang
direduksi dengan benar menjadi geoid.
 Model geoid diturunkan melalui integral Stokes dikenal sebagai gravimetri geoid.

REFERENSI

Anjasmara, I. M. “ANOMALI GAYABERAT DAN ISOSTASI”. Surabaya: Teknik Geomatika


ITS.
Anjasmara, I. M.. PPT Bahan Ajar Geodesi Fisik. Surabaya: Teknik Geomatika ITS.
Bhandari, Radhika. 2017. Geoid Determination. Department of Civil and Geomatic
Engineering
Brun, Viggo (1915). "Über das Goldbachsche Gesetz und die Anzahl der Primzahlpaare".
Archiv untuk Mathematik dan Naturvidenskab. B34.
Heiskanen, W. A, Moritz, H. 1967. Physical Geodesy. W.H Freeman and Company San
Fransico.
Sneeuw, Nico. (2006). Physical Geodesy. Stuttgart: Institute of Geodesy Universitat Stuttgart.

Anda mungkin juga menyukai