PENDAHULUAN
Atmosfer dapat diartikan sebagai gas yang menyelubungi
benda angkasa. Gas-gas itu tertahan oleh gravitasi benda
tersebut. Tidak setiap benda angkasa memiliki atmosfer.
Benda angkasa semisal Bumi beserta planet-planet lain
dalam tatasurya (kecuali Merkurius), bintang katai putih,
dan bintang neutron yang memiliki atmosfer. Atmosfer
Bumi dimulai dari ketinggian 0 km di atas permukaan air
laut, sampai dengan batas yang tidak begitu jelas. Atmosfer
tidak mempunyai batas mendadak, tetapi menipis lambat
laun dengan bertambahnya ketinggian, dan tidak ada batas
pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai
menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut.
Berdasarkan komposisi penyusunnya, atmosfer Bumi
tersusun atas sekitar 78,084% Nitrogen, 20,9476% Oksigen,
0,934% Argon, 0,039% Karbondioksida, dan sisanya adalah
campuran gas lain [1].
Pada kenyataannya, atmosfer Bumi sebagai medium
tidaklah seragam, sehingga indeks biasnya bergantung pada
posisi. Selain itu, karena atmosfer bergolak, maka indeks
bias atmosfer juga bergantung pada waktu. Kedua fenomena
itu mengakibatkan perjalanan sinar di ruang angkasa
mengalami penyimpangan (defleksi). Pada pengamatanpengamatan posisi-posisi astronomis, penyimpangan
(defleksi) ini sangat berpengaruh pada keakuratan data-data
pengamatan.
Artikel ini menyodorkan penurunan rumus indeks bias
dengan memanfaatkan rumus barometrik yang telah
memperhitungkan variasi temperatur atmosfer Bumi
terhadap ketinggian. Dengan adanya rumusan ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan pada peningkatan presisi
pengamatan benda-benda astronomis. Tentang defleksi
sinar-sinar yang memasuki atmosfer akan menjadi tema
kajian dalam artikel lain yang menyusul.
[(n
I.
) (n
+2
)] =
Ri i ,
(1)
[(
)]
)(
)(
(n
+ 2
RT
RT
kT
Persamaan (6) menghubungkan tekanan p(z) gas ideal
dengan massa molekuler m pada suatu ketinggian z di atas
permukaan Bumi, dengan g adalah percepatan gravitasi
Bumi (dianggap seragam, yakni isogravitasional), k tetapan
ISSN 0853-0823
127
p ( z ) = p (0 ) exp
(
)
kT
z
R
+
0
,
(8)
kT
NkT
p (0 ) =
Rw
GmM
r
2
R 0 4 r exp kT dr
dengan r = R 0 + z [3].
Gambar 1. Temperatur sebagai fungsi ketinggian [4].
z
p ( z ) = p (0 ) 1
T0
mg
(10)
(R 0
+ z)
T0 (0C)
15
-56,5
-56,5
-2,5
-2,5
-92,5
-92,5
Gradien (K km-1)
6,5
0
-2
0
3
0
-3,1
ISSN 0853-0823
128
100000
100000,00
90000
90000,00
80000
80000,00
70000
Tekanan (N/m2)
Tekanan (N/m2)
60000
50000
40000
30000
70000,00
60000,00
50000,00
40000,00
30000,00
20000
20000,00
10000
10000,00
0
-10000 0
0,00
20
40
60
80
100
120
140
160
20
40
60
Altitude (km)
80
100
120
140
160
Altitude (km)
5,078
5,80
6,5 z
6,5 z
1
1
2
n 1
288
288
0
,
387
+
0
,
236
=
8,314 . (288 6,5 z )
8,314 . (288 6,5 z )
n2 + 2
(12a)
(12b)
18,852
2z
2z
1 +
1 +
2
216,5
216,5
n 1
3
3
=
4
,
31
10
+
1
,
38
10
8,314 . (216,5 + 2 z )
8,314 . (216,5 + 2 z )
n2 + 2
(12c)
n2 1
exp (0,122. z )
exp (0,139 . z )
= 8,5 10 7
+ 2,49 10 9
2
270,5
270,5
n +2
(12d)
n2 1
= 3,62 10 7
n2 + 2
3z
1 270,5
+ 9,39 10 10
8,314 . (270,5 3 z )
12,568
3z
1 270,5
8,314 . (270,5 3 z )
(12e)
ISSN 0853-0823
(12f)
129
n2 1
= 1,88 10 27
n2 + 2
12,163
3,1 z
3,1 z
1 +
1 +
180
,
5
180
,5
33
+ 6,36 10
8,314 . (180,5 + 3,1 z )
8,314 . (180,5 + 3,1 z )
(12g)
PUSTAKA
[1] CRC Handbook of Chemistry and Physics, edited by David R. Lide,
1997.
[2] J.C. Owens, Optical refractive index of air: dependence on pressure,
temperature, and composition, Applied Optics, Vol. 6, No. 1,
January 1967.
[3] M.N. Berberan-Santos, E.N. Bodunov, and L. Pogliani, On the
barometric formula, Am. J. Phys. 65 (5), May 1997.
[4] www.colorado.edu/geography/ class...1_sum08/
[5] www.lookchem.com
1,002
1,0015
TANYA JAWAB
1,001
Sismanto
? Bagaimana bentuk kurva indek bias sebagai fungsi suhu
dan ketinggian ?
1,0005
1
0,9995
0
20
40
60
80
100
120
Altitude (km)
IV. KESIMPULAN
Telah diturunkan rumusan indeks bias atmosfer Bumi
sebagai fungsi ketinggian sebagaimana disajikan dalam
persamaan (12a) sampai dengan persamaan (12g). Akan
tetapi, karena sumber data empiris yang penulis dapatkan
masih terbatas, maka hasil perhitungan baru sekedar uji
coba, belum menunjukkan hasil yang sebenarnya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan dari
berbagai pihak demi kesempurnaan artikel ini.
Siti Wahyuni
@ Bukan menjadi tujuan penelitian kami. Artikel ini
terfokus pada menentukan bentuk indek bias sebagai
fungsi ketinggian.
Anonim
? Alasan pengambilan model gas ideal ?
? Apakah variasi atmosfer regional diperhitungkan (misal:
tropis vs kutub) ?
Anonim
@ Tidak ada alasan. Model gas yang lebih real dapat
diterapkan. Tetapi beberapa artikel (termasuk pustaka
rujukan) menyatakan model gas ideal sudah mencukupi.
@ Variasi atmosfer regional belum diperhitungkan.
ISSN 0853-0823