Anda di halaman 1dari 9

Undulasi Geoid Gelombang Pendek

Hubungan antara derajat harmonik bola (n) dan panjang gelombang () dari
undulasi geoid yaitu :

2 R 40.000 .000
=
n n

dimana R = 6.371.000 m merupakan rata-rata jari-jari bumi. EGM96 memiliki


panjang gelombang 111 km.
Saat ini, tidak ada model geoid global yang terpublikasi yang memiliki
panjang lebih dari 360 derajat (panjang gelombang kurang dari 111 km.
Hubungan empiris digunakan untuk memperkirakan bagaimana kekuatan gaya
berat global dan sinyal geoid mempengaruhi kenaikan derajat model harmonik
bola (Kaula, 1966; Tscherning dan Ralph, 1974; Jekeli, 1978). Semua hubungan
tersebut menunjukkan bahwa sinyal rms undulasi geoid global kurang dari 2 cm
dan 20 cm, saat panjang geombang undulasi 10 km dan 100 km.
Resolusi tinggi dan akurasi dari model geoid mungkin berbeda-beda untuk
wilayah lokal dan nasional. Model GEOID99 merupakan model terbaru yang
dipakai Amerika Serikat. Ukuran sel grid geoidnya 1 arcminute (sekitar 2 km),
dan dikenal sebagai model hybrid geoid, dengan mengkombinasikan jutaan titik
gaya berat dan elevasi dengan ribuan titik control (misalnya tinggi ellipsoid GPS
pada benchmark). Bersamaan dengan itu, Amerika Serikat membandingkan titik
kontrol model GEOID99 perbedaan rms-nya 4,6 cm. Resolusinya antara 10 20
km (Smith dan Roman, 2001). Dalam eksplorasi geofisika, konversi tinggi
sederhana cukup menggunakan GEOID99.

Interpretasi Reduksi Free-Air Terkoreksi


Heiskanen dan Moritz (1967, Bab 8) mendefinisikan geodesi fisik adalah
klasik atau konvensional, sedangkan M. S. Molodensky (1940) lebih modern.
Berbeda dari formula Stokes, teori Molodenksky menyebutkan bahwa permukaan
fisik bumi dapat ditentukan tanpa menggunakan densitas, misalnya dengan
menggunakan koreksi Bouguer. Heiskanen dan Moritz (1967, bagian 8.3
Masalah Molodensky:, 293) menyatakan bahwa :

Gaya berat normal di telluroid (variasi geoid) dihitung dari gaya berat
normal di ellipsoid dengan menggunakan reduksi free-air, tapi
sekarang anomali free-air baru tidak ada hubungannya dengan reduksi
free-air dari gaya berat sebenarnya terhadap permukaan laut, kecuali
namanya.

Gradien free-air normal 0,3086 mGal/m dipakai pada reduksi
h
free-air, sedangkan anomali free-air menunjukkan permukaan fisik
bumi (terhadap ketinggian tanah), bukan geoid (terhadap ketinggian
permukaan laut). Akan tetapi perbedaan ini dapat diabaikan, sehingga
g adalah anomali permukaan laut.
Dalam geodesi, perbedaan ini dapat diabaikan karena adanya reduksi
(kesinambungan ke bawah) terhadap ketinggian permukaan laut yang
menyebabkan anomali gelombang pendek relatif yang tidak mempengaruhi
penentuan geoid. Geoid merefleksikan variasi densitas gelombang yang sangat
panjang. Keadaan ini mempengaruhi penentuan undulasi geoid regional dan
global. Akan tetapi dalam eksplorasi geofisika, hanya digunakan anomali
gelombang pendek.
Dalam eksplorasi geofisika, Naudy dan Neumann (1965) secara tersirat
menyatakan bahwa anomali free-air dan gaya berat Bouguer mengacu pada titik
observasi. Banyak algoritma (misal teknik equivalent source Dampney (1969))
telah dikembangkan untuk melanjutkan gaya berat dari permukaan undulasi
hasil pengamatan ke bidang horizontal. Walaupun pada tahun 1980 beberapa
publikasi menganggap anomali free-air sebagai permukaan laut dan menyatakan
bahwa gradient gaya berat vertikal yang diukur digunakan untuk mengurangi
gaya berat yang diamati terhadap ketinggian permukaan laut. Sebagai
contohnya, Gumert (1985) menyatakan Faktor free-air berbeda-beda secara
signifikan dengan posisi horizontal dan dapat menyebabkan reduksi data gaya
berat yang diamati. Pengukuran gaya berat tanah yang dilakukan pada elevasi
yang berbeda-beda di area topografi yang tidak datar, dihitung dengan
menggunakan faktor free-air yang disetujui dan dapat menyebabkan peta
mempunyai kesalahan yang besar. Gaya berat udara dapat menyebabkan
kenaikan beberapa garis/level di area survei dan digunakan untuk menghitung
faktor free-air.
Koreksi ketinggian (free-air) seharusnya konsisten, terstandardisasi secara
global, dan didefinisikan oleh ellipsoid. Nilai koreksi lokal atau nilai hasil
pengukuran tidaklah konsisten dengan penentuan anomali relatif terhadap
model gaya berat bumi global dan tidak dapat digunkan untuk pengukuran gaya
berat lainnya.

GAYA BERAT SATELIT ALTIMETER : CONTOH KONVERSI GEOID KE


GAYA BERAT
Kegiatan utama dalam geodesi adalah penentuan geoid dari pengamatan
gaya berat. Geoid hasil pengamatan dapat dikonversi ke anomali gaya berat
menggunakan gaya berat satelit altimeter (gaya berat dari satelit).
Pada satelit altimetri, 2 pengukuran jarak teliti dilakukan untuk
mendapatkan topografi permukaan laut. Tinggi ellipsoid (h) diukur dengan
menyusuri jalur satelit dari laser jaring global dan/ atau stasiun Doppler. Lalu
tinggi satelit di atas permukaan laut terdekat (H) diukur dengan altimeter
gelombang radar microwave. Berdasaarkan persamaan (1), beda tinggi
keduanya disebut undulasi geoid (N). Pada penerapannya, data altimeter
dikumpulkan dari satelit-satelit yang berbeda selama bertahun-tahun yang
kemudian digabungkan untuk memperoleh densitas data yang tinggi dan untuk
merata-rata faktor gangguan permukaan laut seperti gelombang, angin, pasang
surut, dan arus.
Geoid secara relatif mefleksikan variasi denstitas. Geoid dengan ketelitian
tinggi dikonversi ke anomali gaya berat untuk memperbesar fitur berskala kecil.
Anomali gaya berat dapat dihitung menggunakan formula invers Stokes (metode
geoid-to-gravity / geoid ke gaya berat) atau dengan diferensial geoid dan
menggunakan persamaan Laplace (metode slope-to-gravity / kemiringan ke gaya
berat; Sandwell dan Smith, 1997). Algoritma konversi ini cukup rumit, dan
berdasarkn hukum fisika, geometri, dan statistika.
Hubungan sederhana antara anomali gaya berat dan undulasi geoid. Pada
anomali 2 dimensi, anomali geoid (g) dengan panjang gelombang dan
amplitude N adalah :

2 N
g= (11)

dimana nilai rata-rata gaya berat bumi ( = 980.000 mGal. Rumus di atas
dapat diturunkan menggunakan hukum Fourier dengan menentukan anomali
gaya berat dari grid undulai geoid (Haxby dkk, 1983). Persamaan di atas
menjelaskan bahwa tonjolan di geoid sebesar 16 mm dipengaruhi oleh anomali
gravitasi sebesar 10-mGal dan panjang gelombang 10 km. Hal ini menunjukkan
tingkat ketelitian geoid untuk mendapat anomali gaya berat dalam eksplorasi
geoifisika. Menurut penelitian lain (Green dkk, 1998; Yale dkk, 1998) gaya berat
satelit altimeter mempunyai akurasi 5 mGal dan resolusi 20 km.
GEOFISIKA : NILAI ANOMALI GAYA BERAT TITIK RELATIF TERHADAP
ELLIPSOID
Persamaan (4) dan (9) memiliki perbedaan, yaitu nilai h pada persamaan
(4) adalah tinggi ellipsoid, sedangkan H pada persamaan (9) adalah elevasi;
persamaan (4) menunjukkan perubahan gaya berat terhadap ellipsoid dengan
tinggi ellipsoid, sedangkan persamaan (9) menunjukkan cara mengurangi gaya
berat dari permukaan bumi ke geoid. Kedua hal ini membedakan geofisikan
dengan geodesi klasik. Dalam geofisika digunakan persamaan (4) saja.
Anomali gaya berat merupakan anomali stasiun
Gaya berat dalam bidang geofisika digunakan untuk mempelajari tentang
interior bumi. Efek pemukaan bumi yang tidak beraturan (nonellipsoidal) perlu
dihilangkan. Artinya gaya berat yang diamati harus dibandingkan dengan nilai
gaya berat ellipsoidal teroritis pada tiap titik pengamatan. Perbedaannya kedua
parameter tersebut disebut anomali gaya berat. Anomali free-air adalah
perbedaan antara gaya berat yang diamati tanpa koreksi terrain dan gaya berat
teoritis. Sedangkan anomali Bouguer adalah perbedaan antara gaya berat yang
diamati dengan koreksi Bouguer (koreksi lempeng Bouguer, kelengkungan, dan
terrain) dan gaya berat teoritis. Anomali free-air dan anomali gaya berat
Bouguer terletak di stasiun gaya berat. Dalam mengamati efek gaya berat
terhadap geoid atau permukaan/ketinggian diperlukan penelitian lebih lanjut.
Misalnya dalam pengamatan permukaan laut dari anomali gaya berat Bouguer di
Andes Tengah, nilai koreksinya mencapai 30% dari magnitudo maksimum dari
anomali stasiun (Li dan Gtze, 1996).
Tinggi ellipsoid, atau elevasi ditambah geoid
Dalam bidang geofisika, anomali gaya berat didefinisikan sebagai
perbedaan antara gaya berat yang diamati dan gaya berat teoritis akibat
ellipsoid. Anomali gaya berat ini dapat dihitung dengan tinggi ellipsoid (h), bukan
tinggi H dan tanpa koreksi maupun reduksi. Dalam situasi tertentu, penentuan
elevasi tidak boleh dari tinggi ellipsoid menggunakan GPS yang kemudian
digunakan sebagai koreksi atau reduki. Cara ini menyebabkan hasilnya kurang
baik.
Geofisikawan menggunakan elevasi sebagai posisi vertikal stasiun gaya
berat dan model topografi. Elevasi ini digunakan dalam semua koreksi termasuk
koreksi ketinggian dan koreksi Bouguer (koreksi lempeng Bouguer,
kelengkungan, dan terrain). Singkatnya gaya berat yang diamati harus dikoreksi
terhadap bentuk geoid. Efek gaya berat akibat undulasi geoid disebut efek tidak
langsung / indirect effect (Chapman dan Bordine, 1979). Li dan Gtze (1996)
menjabarkan tentang perkiraan efek tidak langsung ini. Misalnya efek tidak
langsung (gih) akibat koreksi ketinggian :
gih =0,3086 N mGal (12)

Sehingga efek tidak langsung pada anomali gaya berat free-air dapat mencapai
30 mGal secara global.
Akan tetapi amplitudo undulasi geoid dengan panjang gelombang kurang
dari 10 km biasanya kurang dari 10 cm, dan jika panjang gelombang 100 km
amplitudonya kurang 1 m. Kira kira perubahan elevasi sebesar 10 cm
menyebabkan perubahan nilai perhitungan anomali Bouguer sebesar 0,02 mGal,
dan jika 1 m menyebabkan perubahan 0,2 mGal. Gelombang pendek (kurang
dari 100 km) tidak perlu dikoreksi undulasi geoidnya karena geoidnya rata
dengan daya gelombang tersebut. Dalam eksplorasi minyak dan mineral, jika
koreksi geoid (efek tidak langsung) menyebabkan adanya kesalahan relatif pada
daerah yang diteliti.
Penggunaan geoid, gaya berat, dan gradien gaya berat
Undulasi geoid, anomali gaya berat, dan gradien gaya berat berubah
dapat berubah karena perbedaan densitas pada interior bumi. Panjang
gelombang pada gradien gaya berat, gaya berat, dan geoid memiliki jangkauan
mulai dari pendek (puluhan meter) sampai panjang (ribuan kilometer). Undulasi
geoid digunakan untuk mempelajari masalah global maupun regional seperti
konveksi mantel. Sedangkan gradien gaya berat digunakan untuk meneliti efek
gelombang pendek dalam masalah teknik, lingkungan, dan pertambangan.

RINGKASAN
Ilmu geodesi menggunakan gaya berat untuk menentukan geoid. Ahli
geodesi harus mengurangi gaya berat yang diamati dari permukaan bumi ke
geoid (permukaan laut rata rata). Dalam geodesi, digunakan elevasi bukan
tinggi ellipsoid untuk mengoreksi / mereduksi gaya berat.
Geofisikawan menggunakan gaya berat untuk mempelajari tentang
interior bumi. Anomali gaya berat adalah perbedaan antara gaya berat yang
diamati dengan gaya berat perkiraan dari ellipsoid. Anomali gaya berat terletak
pada titik (stasiun) yang diamati setelah diberi koreksi ketinggian dan koreksi /
reduksi lainnya. Pada prinsipnya, tinggi ellipsoid digunakan pada positioning dan
dalam semua koreksi / reduksi data. Dalam kegiatan eksplorasi mineral dan
minyak, lebih banyak menggunakan elevasi daripada tinggi ellipsoid karena
kesalahannya yang cukup kecil akibat geoid yang rata. Akan tetapi sebaiknya
jangan mendiferensial elevasi dari tinggi ellipsoid hasil pengukuran GPS lalu
elevasinya digunakan untuk koreksi / reduksi.
Gaya berat teoritis pada, di atas, maupun di bawah permukaan ellipsoid
dapat dihitung dengan persamaan tertutup (closed-form formula). Yang
merupakan perkiraan dari Rumus Gaya Berat Internasional (International Gravity
Formula) dan koreksi ketinggian, termasuk rumus orde 2 yang masih akurat
secara global.

UCAPAN TERIMA KASIH


Sebagian turorial ini diselesaikan saat X. L. bekerja sebagai peneliti di
Freie Universitt Berlin, dan didukung secara finansial oleh Alexander von
Humboldt Stiftung. Penulisan tutorial ini didorong oleh diskusi gravity dan
magnetic group grvmag-l pada Mei dan Juni 2000. Kritik dan diskusi dengan
Richard O. Hansen dan Maurice D. Craig sangat membantu dalam memperbaiki
tutorial ini. Terima kasih kepada editor peninjau David A. Chapin dan peninjau
Alan T. Herring dan Dhananjay N. Ravat berkat kritik dan saran yang sangat
berharga.

REFERENSI
Chapman, M. E., and Bordine, J. H., 1979, Considerations of the indirect effect in
marine gravity modeling: J. Geophys. Res., 84, 3889 3892.
Dampney,C. N. G., 1969,The equivalent source technique: Geophysics, 34, 39
53.
Eckhardt, E. A., 1940, Abrief history of the gravity method of prospecting for oil:
Geophysics, 5, 231242.
Green, C. M., Fairhead, J. D., and Maus, S., 1998, Satellite-derived gravity: Where
we are and whats next: The Leading Edge, 17, 7779.
Gumert, W. R., 1985, Advantages of continuous profiling airborne gravity
surveys: Proceedings of the International Meeting on Potential Fields in
Rugged Topography, Institut de Gophysique, Universit de Lausanne, 16
18.
Haxby, W. F., Karner, G. D., LaBrecque, J. L., and Weissel, J. K., 1983, Digital
images of combined oceanic and continental data sets and their use in
tectonic studies: EOS, 64, 9951004.
Heiskanen, W. A., and Moritz, H., 1967, Physical geodesy: W. H. Freeman and Co.
Jekeli, C., 1978,An investigation of two models for the degree variances of global
covariance functions: Ohio State University, Department of Geodetic
Science and Surveying, Report 275.
Kaula, W. M., 1966, Theory of satellite geodesy: Blaisdell Publishing Co.
Lakshmanan, J., 1991, The generalized gravity anomaly: Endoscopic
microgravity: Geophysics, 56, 712723.
Lemoine, F. G., et al., 1998, The development of the jointNASAGSFC and National
Imagery and Mapping Agency (NIMA) geopotential model EGM96:
Technical Paper NASA/TP-1998-206861.
Li, X., and Gtze, H.-J, 1996, Effects of topography and geoid on gravity
anomalies in mountainous areas: The Central Andes as an example:
Institut fr Geologie, Geophysik und Geoinformatik, Freie Universitt
Berlin.
Moritz, H., 1980, Geodetic Reference System 1980: Bulletin Godsique, 54, 395
405.
National Imagery and Mapping Agency, 2000, Department of Defense World
Geodetic System 1984: Its definition and relationship with local geodetic
systems: Technical Report NIMA TR8350.2, Third Edition.
Naudy, H., and Neumann, R., 1965, Sur la dfinition de lanomalie de Bouguer et
sec consquences pratiques: Geophy. Prosp., 13, 111.
Nettleton, L. L., 1976, Gravity and magnetics in oil prospecting: McGraw-Hill Book
Co.
Sandwell, D. T., and Smith, W. H. F., 1997, Marine gravity anomaly from Geosat
and ERS-1 satellites: J. Geophys. Res., 102, 1003910054.
Smith, D. A., and Roman, D. R., 2001, GEOID99 and G99SSS: One arc-minute
models for the United States: J. Geodesy, in press.
Tscherning, C. C., and Rapp, R. H., 1974, Closed covariance expression for gravity
anomalies, geoid undulations, and deflections of the vertical implied by
anomaly degree variance models: Ohio State University, Department of
Geodetic Science and Surveying, Report 208.
Wahr, J., 1997, Geodesy and gravity: Class notes: Samizdat Press.
Woollard, G. P., 1979, The new gravity systemChanges in international gravity
base values and anomaly values: Geophysics, 44, 13521366.
Yale, M. M., Sandwell, D. T., and Herring, A. T., 1998, What are the limitations of
satellite altimetry?: The Leading Edge, 17, 7376.

LAMPIRAN A
GAYA BERAT TEORITIS AKIBAT ELLISOID

Gaya berat teoritis adalah efek gaya berat akibat revolusi ekuipotensial
ellipsoid. Banyak digunakan rumus pendekatan. Faktanya gaya berat ini dapat
dihitung pada setiap tempat pada, di atas, maupun di bawah permukaan
ellipsoid mengunakan persamaan tertutu (closed-form expression).
Persamaaan tertutup (closed-form expression) : Gaya berat pada
permukaan ellipsoid
Gaya berat teoritis pada permukaan ellipsoid dihitung menggunakan
rumus Somigliana (Heiskanen dan Moritz, 1967, 76) yaitu :
1+k sin 2
= e (A-1)
1e 2 sin2
dimana
b p
k= 1
a e

e=

a2b 2
a2
untuk eksentrisitas pertama

a = jari jari panjang ellipsoid


b = jari jari pendek ellipsoid
p = gaya berat pada ekuator
e = gaya berat pada kutub
= lintang geodetik
Persamaaan tertutup (closed-form expression) : Gaya berat di atas dan
di bawah permukaan ellipsoid
Gaya berat teoritis pada setiap tinggi ellipsoid (h) dan lintang ( )
dihitung dengan persamaan tertutup. Pertama digunakan persaman umum
Heiskanen dan Moritz (1967, 67 71), diferensial Lakshmanan (1991) sehingga
hasilnya memiliki kesalahan tipografi. Li dan Gtze (1996) mengulangi diferensial
dan mengkoreksi kesalahanya sehingga didapatkan :

{ }
2 2
1 GM a Eq' 1 2 1
= 2 2
+ '2 2
W b ' + E (b + E )q 0 2 6( 2 2
sin ' b ' cos ' ) (A-2)

dimana
E= a2b2 = eksentrisitas linear

W=
b ' 2 + E 2 sin 2 '
2
b' +E
2

b '2
'
( b
q =3 1+ 2 1 tan 1
E E )(
E
b'
1 )
[( ) ]
2
1 3b 1 E 3b
q 0= 1+ 2 tan
2 E b' E

b' = r ' ' 2 E2 cos2 '

cos ' =

1 R 1 R2 D
+ +
2 2 4 4 2

Gambar A-1. Titik di atas permukaan ellipsoid. Ellipsoid memilki jari jari panjang
(a) dan jari jari pendek (b). Posisi titik P relatif terhadap ellipsoid, dinyatakan
dengan tinggi ellipsoid (h) dan lintang geodetik ( ). Sudut merupakan
lintang reduksi.

r ' '2 d ' '2


dan R= 2 , D= 2 , r ' ' 2=r ' 2+ z ' 2 , d ' ' 2=r ' 2z ' 2 , r ' =a cos +h cos ,
E E
b
'
z =b sin + h sin , dan tan = tan
a
Rumus pendekatan koreksi lintang
Koreksi lintang konvensional adalah pengembangan persamaan (A-1) orde
2 (Heiskanen dan Moritz, 1967, 77) :
1
(
= e 1+ fsin 2 f 4 sin2 2
4 ) (A-3)

dengan
p e
f = penggepengan baya berat
e
1 2 5
f 4= f + fm
2 2
ab
f= = penggepengan ellipsoid
a
2 a2 b
m=
GM

Rumus pendekatan koreksi ketinggian


Koreksi ketinggian ini menunjukkan perubahan gaya berat teoritis karena
titik terletak di atas atau di bawah ellipsoid pada tinggi ellipsoid h. Karena
merupakan pendekatan kedua (Heiskanen dan Moritz, 1967, 79), digunakan
deret Taylor untuk gaya berat teoritis di atas ellipsoid dengan arah ke bawah
positif sepanjang normal geodetik ke ellipsoid referensi, yaitu :

[
2
a
3
h= 1 ( 1+ f + m2 f sin2 ) h+ 2 h2
a ]
Beda h (koreksi ketinggian) adalah :

h=
a [
2 e 5
2 ( ) 2
]
1+ f +m m3 f sin2 h+ 2e h 2
a (A-4)

Kepada : Ellipsoid, geoid, gaya berat, geodesi, dan geofisika, X. Li


dan H. J. Gtze (Geofisika, 66, 1660 1668).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Nico Sneeuw dari
Universitas Calgary yang telah menunjukkan kesalahan grafis. Lintang reduksi
() pada gambar A-1 salah didefiniskan, sehingga diganti dengan gambar di
bawah. Akan tetapi kesalahan grafis ini tidak digunakan pada turunan
persamaan tertutup (derivation of the closed-form expression) untuk gaya berat
teoritis akibat ellipsoid. Semua persamaan pada Lampiran A adalah benar.
Ada beberapa kesalahan tipografi pada faktor bentuk dinamis J 2, di
paragraph pertama halaman 1662.
8 8
J 2=108.263 10 , bukan 108.263 10 .
Gambar A-1. Titik di atas permukaan ellipsoid. Ellipsoid memilki jari jari panjang
(a) dan jari jari pendek (b). Posisi titik P relatif terhadap ellipsoid, dinyatakan
dengan tinggi ellipsoid (h) dan lintang geodetik ( ). Ellipsoid yang melalui titik
P mempunyai eksentrisitas linear yang sama dengan ellipsoid referensi. Lintang
reduksi () adalah lintang geosentrik dari titik Q, dan merupakan titik yang
terproyeksi secara vertikal, pada jari jari bola (a), dari proyeksi normal titik P
pada permukaan ellipsoid referensi.

Anda mungkin juga menyukai