Disusun Oleh :
Ari Widiyanti
NPM: 4122.3.22.13.0016
BANDUNG
2022
2
BAB I
PENDAHULUAN
Geodesi merupakan ilmu yang mempelajari pengukuran bentuk dan ukuran bumi
termasuk medan gayaberat bumi. Bentuk bumi tidak teratur menyebabkan penentuan
bentuk dan ukuran bumi sulit dilakukan. Oleh sebab itu, dibutuhkan model bumi yang
dapat mewakili bentuk dan ukuran bumi secara fisis dan matematis yaitu, geoid. Geoid
didefinisikan sebagai bidang ekipotensial gayaberat yang berimpit dengan muka laut rerata
(mean sea level) yang tidak terganggu (Prihandhito, 2011). Penentuan geoid dapat
diturunkan dari data gayaberat, disebut geoid gravimetrik. Pemodelan geoid gravimetrik
mensyaratkan adanya data gayaberat yang terdistribusi merata di seluruh permukaan bumi.
Kenyataannya sulit mendapatkan kondisi tersebut, karena tidak setiap titik di permukaan
bumi terdapat data gayaberat. Oleh sebab itu, dilakukan penentuan geoid lokal pada area
terbatas. Penentuan geoid lokal teliti memerlukan kontribusi dari tiga komponen, yaitu
komponen tersebut memberi pengaruh terhadap ketelitian model geoid lokal yang
(MGG), komponen gelombang pendek diperoleh dari data terrain, sedangkan komponen
gelombang menengah diperoleh dari data gayaberat. Data gayaberat untuk penentuan
model geoid lokal dapat diperoleh melalui pengukuran terestris dan airbone gravimetry.
Kerapatan data gayaberat akan mempengaruhi ketelitian model geoid lokal yang
dihasilkan. Semakin rapat distribusi data gayaberat maka ketelitian geoid lokal semakin
3
PEMBAHASAN
Geoid
ekuipotensial yang berimpit dengan muka laut rerata yang tidak terganggu (Kahar, 2008).
Penentuan geoid pada dasarnya menentukan dua variabel yang menghubungkan geoid dan
ellipsoid, yaitu defleksi vertikal dan undulasi (N).Defleksi vertikal merupakan besar sudut
penyimpangan antara garis normal geoid dengan garis normal ellipsoid.Undulasi atau
tinggi geoid merupakan jarak vertikal antara geoid dan ellipsoid. Gambar 1 menunjukkan
levelling, dengan persamaan (1.1) yaitu selisih antara tinggi ellipsoid dari pengukuran GPS
dengan tinggi orthometrik daripengukuran sipat datar (Wellenhof & Moritz, 2005)
𝑁=ℎ−𝐻 (1.1)
gaya berat.
4
Gambar 2. Komponen Gelombang
Pada metode gravimetrik geoid lokal dapat ditentukan menggunakan tiga buah
Nilai gaya berat di suatu titik di permukaan bumi dapat ditentukan dengan
pengukuran gaya berat. Terdapat dua metode pengukuran gaya berat, yaituabsolut dan
relatif. Pengukuran gaya berat absolut adalah pengukuran yang dilakukan untuk
menentukan besar nilai gaya berat secara langsung di suatu titik pengukuran. Umumnya
digunakan untuk penetapan referensi jaringan gaya berat untuk wilayah yang luas dan
gayaberat yang dilakukan di lebih dari satu titik pengukuran. Salah satu titik pengukuran
dijadikan sebagai titik referensi atau titik kontrol dan telah didefinisikan nilai gaya
beratnya.
Dalam pemodelan geoid, gaya berat normal merupakan nilai gaya berat teoritis
yang berada di ellipsoid. Pada Gambar 3. gp merupakan gaya berat dititik P dan yo
5
Gambar 3. Garis-garis gaya berat
Nilai gaya berat normal dihitung dengan menggunakan ellipsoid sebagai bidang
referensi. Karena ellipsoid didefinisikan mewakili geoid maka keduanya harus memiliki
nilai potensial yang sama. Persamaan matematis yang dipergunakan untuk menghitung
Nilai gaya berat yang dibutuhkan dalam penentuan geoid adalah nilai gaya berat
yang berada pada geoid. Maka, perlu dilakukan reduksi gaya berat dari permukaan bumi
ke geoid. Metode reduksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi free-air.
Yaitu yang hanya memperhitungkan nilai tinggi (H) dan mengabaikan kontribusi nilai
6
massa dan densitas massa yang berbeda di antara permukaan bumi dan geoid. Reduksi free-
Pada persamaan Stokes, penentuan geoid membutuhkan nilai anomali gaya berat.
Anomali gayaberat adalah selisih antara nilai gaya berat observasi yang telah direduksi
dengan gaya berat normal di atas ellipsoid. Nilai anomali gaya berat ditentukan dengan
persamaan (1.4):
Δg = g0 − 𝛾o (1.4)
Keterangan:
∆g = anomali gaya berat (mgal)
g0 = gaya berat tereduksi (mgal)
y0 = gaya berat normal (mgal)
Perhitungan integral Stokes (1.5) memerlukan nilai gaya berat yang terdefinisi di
permukaan geoid. Oleh karena itu, untuk mendapatkan gaya berat di permukaan geoid, nilai
gaya berat yang diukur pada permukaan bumi harus direduksi menjadi nilai gaya berat pada
permukaan geoid. Sedangkan permukaan geoid tersebut harus didefinisikan terlebih dahulu
(1.5)
keterangan:
∆g = anomali gaya berat(mgal)
S(ψ) = fungsi Stokes
7
Penentuan undulasi geoid dapat dilakukan dengan metode Remove Restore
(Srinivas & dkk, 2012). Perhitungan terbagi dalam dua tahapan, yaitu remove dan restore.
Sesuai persamaan (1.8) remove adalah langkah untuk menghilangkan kontribusi MGG,
sedangkan persamaan (1.6) menunjukkan restore, dimana undulasi MGG digunakan dalam
(1.7)
keterangan:
N = Undulasi geoid
NMGG = komponen model MGG
NRTM = komponen efek terrain
N∆g = residual geoid
keterangan:
∆gres = residual anomali gaya berat (mgal)
∆gFA = komponen gelombang menengah,yaitu anomali gaya berat free-air (mgal)
∆gRTM = kontribusi komponen gelombang pendek, yaitu koreksi terrain (mgal)
∆gMGG = kontribusi komponen gelombang panjang, yaitu anomaliMGG (mgal)
8
9
DAFTAR PUSTAKA
Srinivas, N., & dkk. (2012). Gravimetric Geoid of a partof South India and its Comparison
With Global Geopotential Models and GPS-Levelling Data. JEarth Syst, 121(4),
1025-1032.
geoid lokal (studi kasus di pulau jawa). SKRIPSI. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
Wellenhof, H., & Moritz, H. (2005). Physical Geodesy. Austria: Springer-Verlag Wien.
10