Anda di halaman 1dari 24

Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
UNIVERSITAS PERTAMINA

PRAKTIKUM GP3105GAYA BERAT DAN MAGNET

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2018/2019

VIONA GABRIELA SIMORANGKIR


101117027
TEKNIK GEOFISIKA

MODUL 2
PENGOLAHAN DATA GAYA BERAT

TANGGAL PRAKTIKUM
JUMAT, 20 SEPTEMBER 2019

JAKARTA – INDONESIA
© 2018 – TEKNIK GEOFISIKA

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 3


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

LAPORAN PRAKTIKUM
Teknik Geofisika, Universitas Pertamina
Modul 2 Pengolahan Data Gaya Berat
Mata Kuliah GP3105Gaya Berat dan Magnet

Nama : Viona Gabriela Simorangkir


NIM : 101117027
Kelas : GP1
Shift : 1 – Jumat, 15.00-16.00 WIB
Tanggal Praktikum : 20 September 2019

ABSTRAK

Praktikum mengenai Pengolahan Data Gaya Berat bertujuan untuk


mengolah data gravity yang mana pada proses pengolahannya dilakukan koreksi
gaya berat yang meliputi koreksi tide (pasang surut), koreksi tinggi alat, koreksi
drift (apungan), koreksi free air, koreksi simple bouguer, dan koreksi terrain. Nilai
dari koreksi-koreksi ini diperoleh bersadarkan perhitungan menggunakan
persamaan dari masing-masing koreksi. Tujuan dari dilakukannya koreksi pada
pengolahan data gravity ini guna menghilangkan faktor-faktor eksternal pada saat
dilakukan pengukuran yang dapat berdampak bagi hasil data yang diperoleh dan
mendapatkan Complete Anomaly Bouguer (CBA) dimana CBA ini memiliki
hubungan dengan densitas batuan, jika CBA tinggi berarti ada anomali tinggi
yang disebabkan oleh distribusi batuan dengan sensitas tinggi begitu juga halnya
jika CBA rendah mengindikasikan anomali rendah yang disebabkan oleh adanya
distribusi batuan dengan densitas rendah. Dari pengolahan data gravity yang
dilakukan juga mengeluarkan hasil output beerupa peta CBA yang mana dalam
penggambaran peta daat digunakan berbagi macam metode gridding, namun pada
dasarnya meskipun metode penggambaran peta CBA dengan metode gridding
yang berbeda hanya memberikan bentuk penggambaran peta yang berebeda tetapi
tetap memiliki arti fisis yang sama yaitu menggambarkan bagaimana hubungan
CBA, anomali, dan densitas batuan.

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 4


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

I. TUJUAN
 Mahasiswa dapat melakukan pengolahan data gaya berat yang meliputi
koreksi-koreksi dalam gaya berat hingga mendapatkan Complete Bouguer
Anomaly
 Mahasiswa dapat memahami hubungan densitas batuan dengan Complete
Bouguer Anomaly

II. TEORI DASAR


A. Prinsip Dasar Metode Gayaberat
1. Teori gayaberat Newton
Teori gayaberat didasarkan oleh hukum Newton tentang gravitasi.
Hukum gravitasi Newton yang menyatakan bahwa gaya tarik menarik
antara dua buah benda adalah sebanding dengan massa kedua benda
tersebut dan berbanding terbalik dengan jarak kuadrat antara pusat
massa kedua benda tersebut. Hukum gravitasi Newton (Gambar 1):

Gambar 6. Gaya tarik menarik merarik antara dua benda m1 dan m2

Percepatan gravitasi
Dalam pengukuran gayaberat yang diukur bukan gaya gravitasi F,
melainkan percepatan gravitasi g. Hubungan antara keduanya dijelaskan oleh
hukum Newton II yang menyatakan bahwa sebuah gaya adalah hasil perkalian
dari massa dengan percepatan. Hukum Newton mengenai gerak Newton, yaitu: F
= mg Interaksi antara bumi (bermassa M) dengan benda di permukaan bumi
(bermassa m) sejauh jarak R dari pusat keduanya juga memenuhi hukum
tersebut, maka dari persamaan (3) dan (4) didapatkan: g = G dimana satuan g
adalah m/det2 dalam SI, atau Gal (Galileo), yaitu 1 cm/det2 . Karena pengukuran
dilakukan dalam variasi percepatan gravitasi yang begitu kecil, maka satuan

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 5


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

yang sering digunakan adalah miliGal (mGal). Persamaan (5) menunjukkan


bahwa besarnya percepatan yang disebabkan oleh gravitasi di bumi (g) adalah
berbanding lurus dengan massa bumi (M) dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jari-jari bumi (R). Dalam metode gravitasi, pengukuran dilakukan
terhadap nilai komponen vertikal dari percepatan gravitasi di suatu tempat.
Namun pada kenyataannya, bentuk bumi tidak bulat sehingga terdapat variasi
nilai percepatan gravitasi untuk masing-masing tempat. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi nilai percepatan gravitasi adalah perbedaan derajat garis lintang,
perbedaan ketinggian (topografi), kedudukan bumi dalam tata surya, variasi rapat
massa batuan di bawah permukaan bumi, perbedaan elevasi tempat pengukuran,
dan hal lain yang dapat memberikan kontribusi nilai gravitasi, misalnya
bangunan.

B. Model Bumi
1. Bola simetris, tidak berotasi
Pada model ini jari-jari bumi r = a, potensial di luar bumi adalah U = GM/r
dengan M = massa bumi, dan gayaberat di permukaan bumi g = GM/a 2 .
Potensial U konstan untuk r konstan. Jika kita asumsikan bidang ekuipotensial
memiliki jari-jari yang sama dengan bumi, maka bidang ekuipotensial berada
pada a = r dengan g konstan. Kenyataannya model ini masih jauh dari bentuk
bumi sebenarnya.

Gambar 2. Model bola simetris tidak berotasi


Sumber : Noor, 2012

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 6


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

2. Bola simetris, berotasi


Pada model ini diasumsikan bola yang berputar belum terpengaruh oleh
perubahan bentuk akibat sentrifugal. Akan tetapi, sentrifugal tersebut ikut
diperhitungkan, maka jari-jari r = a. Potensial gaya berat di luar bumi U = GM/r.
Percepatan gayaberat di luar bumi GM/r 2 . Bidang ekuipotensial adalah bidang
yang memiliki nilai resultan gayaberat dan potensial sentrifugal konstan.
Potensial gayaberat total UT = GM/r ditambah potensial sentrifugal. Maka,
bidang ekuipotensial sudah tidak berada pada r = a, karena pengaruh sentrifugal
akan semakin besar ke arah ekuator. Pada kasus ini, bidang ekuipotensial akan
berimpit dengan mean sea level.

Gambar 3. Model bola simetris berotasi


Sumber : Noor, 2012

3. Ellips simetris, berotasi


Pada model ini bentuk bola telah berubah menjadi ellips disebabkan
deformasi pada densitas di dalam bumi (dianggap homogen) oleh gaya
sentrifugal akibat rotasi. Deformasi ini lebih dikenal dengan flattening. Adanya
efek tersebut membuat potensial gayaberat total dikatakan terdiri dari komponen
potensial gaya berat U, potensial sentrifugal, dan flattening. Selain itu, akan
terdapat selisih jarak bidang ekuipotensial pada kutub bumi dan ekuator yang
cukup siginifikan.

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 7


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

Gambar 4. Model ellips simetris berotasi


Sumber : Noor, 2012

4. Ellipsoid
Pada model ini bentuk bumi sudah berupa ellips dan juga dipengaruhi oleh
sentrifugal akibat rotasi sama seperti model sebelumnya. Hanya saja pada model
ini bidang ekuipotensial langsung didefinisikan kedalam bentuk geometris
berupa elipsoidal dan memiliki potensial gaya berat total yang konstan
dipermukaannya. Bentuk geometris elipsoidal dengan potensial gayaberat total
konstan dipermukaan inilah yang disebut ellipsoid. Namun, bentuk ini masih
belum merupakan bentuk bumi yang 24 sebenarnya karena densitas bumi masih
dianggap homogen dan belum memperhitungkan efek topografi pada kerak bumi.
Ellipsoid adalah ellips yang diputar pada sumbu pendeknya.

Gambar 5. Model ellipsoid


Sumber : Noor, 2012

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 8


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

5. Geoid
Bentuk muka bumi yang sebenarnya jauh dari keteraturan dan sulit
dijelaskan dalam bentuk geometris. Untuk itu, disepakati bentuk muka bumi
berupa sebuah bentuk yang memiliki nilai potensial gravitasi yang sama di
permukaannya dengan berimpit pada mean sea level di tempat yang cukup jauh
dari daratan (Lowrie, 2011). Permukaan inilah yang selanjutnya disebut geoid.
Geoid sendiri didefinisikan sebagai sebuah bidang ekuipotensial medan gravitasi
bumi yang umumnya berada di dalam massa topografi pada daratan dan kurang
lebih berimpit dengan mean sea level (msl) di lautan (Ellmann, 2005).
Disebutkan berimpit dengan mean sea level karena 25 mempertimbangkan
sentrifugal akibat rotasi sama halnya pada model bumi yang bulat simetris dan
berotasi. Pada daratan, distribusi densitas di kerak bumi sangat kompleks.
Adanya variasi densitas massa membuat gayaberat yang terukur pada permukaan
bumi menjadi bervariasi juga. Ditambah lagi dengan rotasi bumi yang dapat
mengakibatkan massa tersebut terdeformasi yang dapat mempengaruhi gayaberat
terukur pada suatu titik di permukaan bumi. Keberadaan massa tersebut juga ikut
mempengaruhi bentuk geoid. Jika pada model pertama bentuk geoid akan
mengikuti bentuk muka laut, maka ketika faktor massa diperhitungkan bentuk
geoid akan berubah karena terdapat variasi densitas massa yang mengakibatkan
perbedaan gayaberat di sekitar massa. Sebagai penyesuaian bentuk bidang agar
tetap memiliki potensial gayaberat yang konstan dipermukaannya, bidang
ekuipotensial harus menonjol naik mengikuti pengaruh potensial gayaberat dari
massa tersebut. Tonjolan pada bidang ekuipotensial yang diukur dari ellipsoid
referensi ini dikenal dengan undulasi geoid h atau N

Gambar 6. Undulasi geoid di atas ellipsoid referensi disebabkan adanya massa


lokal di bawah ellipsoid
Sumber : Lowrie, 2011

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 9


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

C. Koreksi Metode Gayaberat


Besar nilai gravitasi bergantung kepada lima faktor, yaitu lintang, elevasi
topografi daerah sekitar pengukuran, pasang surut bumi, dan variasi densitas di
bawah permukaan (Telford, dkk., 1990). Eksplorasi gravitasi lebih menekankan
pada perubahan besar nilai gravitasi oleh karena variasi densitas di bawah
permukaan. Sementara nilai gravitasi yang terukur pada alat gravimeter tidak
hanya berasal dari nilai gravitasi yang disebabkan oleh variasi densitas di bawah
permukaan, tetapi juga dari keempat faktor lainnya. Koreksi dalam metode
gravitasi diperlukan untuk menghilangkan faktorfaktor lain yang mempengaruhi
besar nilai gravitasi sehingga didapatkan nilai gravitasi yang hanya disebabkan
oleh pengaruh variasi densitas di bawah permukaan. Berikut adalah koreksi-
koreksi yang dilakukan kepada data gravitasi lapangan (gread): 1. Koreksi
pasang surut (tide correction)

Gambar 7. Pengaruh gravitasi bulan di titik P


Sumber : Kadir, 2000

Efek pasang surut menyebabkan perubahan hasil pengamatan percepatan


gravitasi yang disebabkan oleh interaksi gravitasi bulan dan matahari terhadap
bumi maupun terhadap gravimeter. Efek ini menyebabkan variasi percepatan
gravitasi yang bergantung waktu sehingga termasuk ke dalam koreksi Temporal
Based Variation.

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 10


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

2. Koreksi apungan (drift correction)

Gambar 8. Koreksi apungan


Sumber : Reynolds, 1997

Koreksi apungan merupakan koreksi pada data gravitasi, sebagai akibat


perbedaan pembacaan nilai gravitasi di stasiun yang sama pada waktu yang
berbeda oleh alat gravimeter (Gambar 14). Perbedaan tersebut disebabkan karena
terjadi guncangan pegas dan perubahan temperatur (12) Repeated value at base
station Drift Time (h) Drift of gravimeter (g.u.) pada alat gravimeter selama
proses perjalanan dari satu stasiun ke stasiun berikutnya.

Koreksi apungan diberikan oleh persamaan (13) berikut ini:

dimana:
Dn = koreksi drift pada titik
n gakhir = pembacaan gravimeter pada akhir looping
go = pembacaan gravimeter pada awal looping
takhir = waktu pembacaan pada akhir looping
to = waktu pembacaan pada awal looping
tn = waktu pembacaan pada stasiun n

3. Koreksi lintang (lattitude correction)


Koreksi lintang pada data gravitasi diperlukan sebagai akibat dari rotasi
bumi. Hasil dari rotasi bumi tersebut akan menyebabkan perbedaan nilai

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 11


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

percepatan gravitasi di seluruh permukaan bumi, yaitu bervariasi dari ekuator ke


kutub atau bervariasi terhadap lintang.

Gambar 9. Perbedaan nilai gayaberat di kutub dan khatulistiwa


Sumber : Sarkowi, 2011

4. Koreksi udara bebas (free air correction)


Koreksi udara bebas merupakan koreksi yang disebabkan karena pengaruh
variasi ketinggian terhadap medan gravitasi bumi. Koreksi ini dilakukan untuk
menarik bidang pengukuran (P) ke bidang datum yaitu bidang geoid (Po)
(Gambar 16).

Gambar 10. Koreksi udara bebas terhadap data gayaberat


Sumber : Zhou, dkk., 1990

5. Koreksi Bouguer (Bouguer correction)


Koreksi Bouguer memperhitungkan massa batuan yang terdapat di antara
stasiun pengukuran dengan bidang geoid. Koreksi ini dilakukan dengan
menghitung tarikan gravitasi yang disebabkan oleh batuan berupa slab dengan
ketebalan H dan densitas rata-rata ρ (Gambar 17).

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 12


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

Gambar 11. Koreksi Bouguer


Sumber : Zhou, dkk., 1990

6. Koreksi medan (terrain correction)


Koreksi medan atau topografi dilakukan untuk mengoreksi adanya
pengaruh penyebaran massa yang tidak teratur di sekitar titik pengukuran. (20)
Gravity observation point BOUGUER CORRECTION Datum surface sea level
Land surface 34 Dalam koreksi Bouguer diasumsikan bahwa titik pengukuran di
lapangan berada pada suatu bidang datar yang sangat luas. Sedangkan seringkali
kenyataan di lapangan memiliki topografi yang berundulasi seperti adanya
lembah dan gunung. Maka jika hanya dilakukan koreksi bouguer saja hasilnya
akan kurang sempurna.

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 13


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

III. DATA DAN PENGOLAHAN


A. Langkah- Langkah :
 Data gravity kelompok 3 diunduh

Gambar 12. Data Gravity Yang Akan Diolah


Sumber : Microsoft Excel, 2007

 Dikonversi SB RR yang menunjukkan satuan perubahan ratusan ribuan


serta SB PS yang menunjukkan satuan perubahan puluhan satuan dari
data Grav. Read Scale

Gambar 13. Konversi Skala Bacaan SB dan SB PS


Sumber : Microsoft Excel, 2007

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 14


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

 Dilkukan konversi nilai SB RR dan SB PS yang semula dalam satuan


Gal menjadi miliGal

Gambar 14. Konversi Skala Bacaan Dari Gal Menjadi miliGal


Sumber : Microsoft Exvel, 2007

 Dihitung nilai dari Grav. Read dengan menjumlahkan SB RR dan SB


PS yang telah dikonversi ke miligal sebelumnya. Dalam menghitung
nilai SB PS ini dgunakan data dari tabel kalibrasi yang mana
disesuaikan dengan nilai SB RR yang belum dikonversi ke miligal

Gambar 15. Nilai Grav Read


Sumber : Microsoft Excel, 2007

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 15


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

 Dilakukan koreksi tinggi alat dengan menggunakan persamaan yang


diberikan

Gambar 16. Koreksi Tinggi Alat


Sumber : Microsoft Excel, 2007

 Setelah itu dilakukan juga koreksi tidal dan koreksi drift dengan
menggunakan persamaan dari masing-masing koreksi

Gambar 17. Koreksi Tide dan Koreksi Drift


Sumber : Microsoft Excel, 2007

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 16


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

 Dihitung nilai gobs dengan mengurangi nilai g setelah terkoreksi tidal


dan drift

Gambar 18. Nilai Grav. Obs


Sumber : Microsoft Excel, 2007

 Dihitung nilai glokal dengan mengurangi gobs data awal dengan data
akhir

Gambar 19. Nilai Grav. Lokal


Sumber : Microsoft Excel, 2007

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 17


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

 Dihitung nilai gabs (g absolute) dengan menjumlahkan nilai gobs dan


glokal

Gambar 20. Nilai Grav Absolut


Sumber : Microsoft Excel, 2007

 Dikonversi nilai latitude kedalam radian

Gambar 21. Nilai Latitude Setelah Dikonversi Kedalam Radian


Sumber : Microsoft Excel, 2007

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 18


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

 Dicari nilai dari gravitasi normal dengan persamaan yang sudah ada

Gambar 22. Gravitasi Normal


Sumber : Microsoft Excel, 2007

 Dicari nilai dari koreksi ketinggian, lalu dicari gravitasi anomali dari
koreksi ketinggian

Gambar 23. Koreksi Ketinggian dan Gravitasi Anomali Koreksi


Ketinggian
Sumber : Microsoft Excel, 2007

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 19


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

 Dicari nilai dari Simple Bouguer, kemudian dicari gravitasi anomali


dari Simple Bouguer

Gambar 24. Koreksi Simple Bouguer dan Gravitasi Anomali Simple


Bouguer
Sumber : Microsoft Excel, 2007

 Dicari nilai dati total koreksi terrain beserta koreksi terrain,


kemudian dicari nilai Complete Anomaly Bouguer

Gambar 25. Total Koreksi Terrain, Koreksi Terrain, dan Complete Anomaly
Bouguer

Sumber : Microsoft Excel, 2007

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 20


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

 Dipindahkan data x (latitude), y (longitude), dan z (CBA) ke


software Surfer, kemudian data disave dalam format .bln (CBA.bln)

Gambar 26. Latitiude, Longitude, dan CBA pada Software Surfer


Sumber : Surfer 11

 Dibuat plot baru, kemudian dibuat grid dari file CBA dengan
memilih Grid lalu klik data
 Dibuka file CBA.bln dan klik open
 Dipilih sheet dengan data yang telah diolah hingga Complete
Bouguer Anomaly
 Dipilih metode gridding yang ingin digunakan, dipilih metode
Kriging pada percobaan ini, kemudian klik ok

Gambar 27. Pemilihan Metode Griding


Sumber : Surfer 11

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 21


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

 Diklik Maps, kemudian New, lalu Contour Map, kemudian dipilih


data CBA.grd
 Ditampilkan peta Complete Bouguer Anomaly, atur warna peta pada
option Levels

Gambar 28. Peta Complete Bouguer Anomaly dengan Metode


Kriging
Sumber : Surfer 11

 Kemudian dengan cara yang sama dibuat peta Complete Anomaly


Bouguer dengan metode Polynomial Regression

Gambar 29. Peta Complete Bouguer Anomaly dengan Metode


Polynomial Regression
Sumber : Surfer 11

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 22


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

IV. ANALISIS
Data gravity yang diberikan diolah dengan menggunakan
koreksi-koreksi pada metode gaya berat yang meliputi koreksi
tide, koreksi tinggi alat, koreksi drift, koreksi free air, koreksi
simple bouguer, dan koreksi terrain. Koreksi-koreksi ini
dilakukan karena pada saat pengukuran atau pada saat
pengambilan data terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pengambilan data dan dapat berdampak pada kualitas
data yang dihasilkan, selain itu koreksi-koreksi ini dilakukan
guna menyisakan Complete Bouguer Anomaly yang mana nilai
dari Complete Bouguer Anomaly merupakan perhitungan Simple
Anomaly Bouguer yang telah dijumlahkan dengan koreksi
medan atau koreksi terrain, anomali bouguer sendiri merupakan
akibat dari variasi densitas secara lateral pada batuan dikerak
bumi yang terletak pada bidang geoid. Maka dari itu peta
Complete Anomaly Bouguer (CBA) menggambarkan kondisi
densitas batuan yang tersebar pada daerah penelitian.
Nilai dari CBA sendiri berkorelasi dengan densitas dimana
memiliki perbandingan yang lurus, jika nilai CBA tinggi maka
densitas batuan juga relatif tinggi begitu pula sebaliknya, jika
nilai CBA rendah maka densitas batuan juga relatif rendah. Pada
pengolahan data gravity ini mengeluarkan output akhir berupa
peta CBA dimana peta CBA dibuat dengan menggunakan 2
merode yaitu metode Kriging seperti yang tertera pada gambar
28 dan metode Polynomial Regression seperti yang tertera pada
gambar 29. Peta CBA mengacu pada anomali pada suatu daerah
dimana jika dilihat pada peta CBA dengan metode Kriging dan
metode Polynomial Regression anomali rendah terdapat pada
daerah yang berwarna ungu dan anomali tinggi ditunjukkan
pada daerah yang berwarna merah. Tinggi rendahnya anomali
ini diperkirakan bergantung pada densitas dari batuan yang

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 23


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

tersebar pada daerah penelitian maka dari itu seperti yang


dikatakan sebelumnya bahwa nilai CBA berkorelasi dengan
nilai densitas batuan. Anomali tinggi pada daerah penelitian
disebabkan karena tersebarnya batuan dengan densitas tinggi
begitu pula sebaliknya.Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana
bentuk struktur dibawah permukaan maka data perlu diolah pada
tahap lanjut dengan metode-metode lainnya seperti moving
avarage dan lainnya.
Peta CBA yang dibuat dengan berbagai macam metode
pada umumnya mengindikasikan hal yang sama, namun yang
membedakan metode satu dengan metode lainnya yaitu bentuk
penggambaran dari peta tersebut. Pada metode Kriging
menghasilkan hasil yang akurat pada data dan dapat
diinterpretasi lebih mudah seperti yang terlihat pada gambar 28,
sedangkan pada metode Polynomial Regression seperti yang
tampak pada gambar 29 menggambarkan pola permukaan secara
umum dan cenderung menampilkan kemiringan pada pola
topografi.

V. KESIMPULAN
 Pada pengolahan data gravity dibutuhkan koreksi-koreksi
yang meliputi koreksi tide, koreksi tinggi alat, koreksi drift,
koreksi free air, koreksi simple bouguer, dan koreksi terrain.
Koreksi-koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan faktor-
faktor yang mempengaruhi pada saat pengukuran dilakukan
serta menyisakan Complete Bouguer Anomaly.
 Complete Bouguer Anomaly memiliki korelasi dengan
densitas suatu batuan, dimana pada saat nilai CBA tinggi
mengindikasikan kemungkinan bahwa anomali tinggi yang
disebabkan oleh batuan yang memiliki harga densitas yang
tinggi, begitu pula sebaliknya CBA rendah mengindikasikan
kemungkinan anomali rendah yang disebabkan oleh batuan

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 24


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

yang memiliki harga densitas yang rendah, sehingga


didapatkan perbandingan lurus antara Complete Bouguer
Anomaly dengan densitas batuan.

MANFAAT PRAKTIKUM
 Melalui praktikum yang telah dilakukan maka mahasiswa dapat
melakukan pengolahan data gravity dengan melakukan koreksi-
koreksi pada gravity didalam proses pengolahannya.
 Melalui praktikum yang telah dilakukan juga mahasiswa
mampu unutk membuat peta Complete Anomaly Bouguer
(CBA) berdasarkan dari data gravity yang telah diolah.

REFERENSI
 Anonim.PrinsipDasarMetodeGayaBerat.Tersediadi
http://digilib.unila.ac.id/11880/16/BAB%20III.pdf.
[25/09/19].
 Anonim.14Februari2015.MetodeGravitasi.Tersedia
dihttp://hmgf.fmipa.ugm.ac.id/2015/12/16/metode-gravitasi/.
[25/09/19].
 Chumairoh, DA. Identifikasi Struktur Bawah Permukaan
Berdasarkan Data Gaya Berat Di Daerah Koto Tangah, Kota
Padang, Sumatera Barat. Tersedia di
https://media.neliti.com/media/publications/160161-ID-
identifikasi-struktur-bawah-permukaan-be.pdf. [25/09/19]

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 25


Modul Praktikum GP3105Gaya Beratdan Magnet, Semester I Tahun 2018

© 2018 Teknik Geofisika, Universitas Pertamina 26

Anda mungkin juga menyukai