Editor:
Agus Abdullah
Mohammad Heriyanto
Hardianto Rizky Prabusetyo
Judul Artikel:
Forward Modeling Metode Gravity
Eureca B. G. Umboh, Andi Mardhotilla, Rifki Faturahman, Muh. Iqbal Sulaiman,
Abdan Aulia Logis, dan M. Fauzan Al-Baany
GitHub: https://github.com/Metkom/OSGPUP
Homepage: https://sites.google.com/site/metkomup
University: https://universitaspertamina.ac.id
Contact Us: metkom.up@gmail.com
Abstrak
Sumber energi sangat penting dalam pengembangan teknologi saat ini. Energi sendiri merupakan bahan
bakar penggerak mesin. Jika ingin memanfaatkannya, maka harus didapatkan sumber yang baik dan sesuai
dengan kriteria pasar. Dalam pencarian energi diperlukan proses eksplorasi, yaitu proses peninjauan lebih
lanjut tentang tempat-tempat yang berpotensi mengandung sumber bahan bakar bumi. Beberapa metode
yang biasa digunakan mencari sumber energi, yaitu metode seismik, metode gravitasi, metode gelombang
elektromagnetik, dan sebagainya. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai metode gravitasi. Metode
gravitasi didasarkan pada hukum Newton. Metode forward modeling metode gravitasi pada proyek ini
dilakukan dengan membuat model matematis berupa bujursangkar untuk menggambarkan intrusi, dan dua
garis tak sejajar yang terpisah di satu titik untuk menggambarkan patahan. Dari pemisalan ini, nilai
perbedaan gravitasi dihitung dengan menggunakan perangkat lunak Matlab dan hasil penghitungan di tiap
titik model ditampilkan dalam bentuk grafik. Hasil pemrograman menunjukkan bahwa pada daerah model,
akan muncul anomali pada grafik. Kesimpulannya, setiap model geometri yang berbeda akan memiliki rumus
pemodelan yang berbeda.
Tersedia online 2 Maret 2018 • Lisensi kode: MIT License • Bahasa: Indonesia
Kutip artikel ini sebagai berikut: Eureca B. G. Umboh, Andi Mardhotilla, Rifki Faturahman, Muh. Iqbal
Sulaiman, Abdan Aulia Logis, & M. Fauzan Al-Baany. (2018). https://doi.org/10.6084/m9.figshare.5946706
1. PENDAHULUAN
Pasang Surut
Variasi densitas bawah permukaan
Selain itu, ada beberapa sumber yang mempengaruhi pengukuran adalah:
Posisi bumi dalam pergerakan tata surya
Perbedaan lintang dipermukaan bumi
Perbedaan ketinggian permukaan bumi (elevasi)
Efek topografi
Perubahan rapat massa disuatu tempat
Informasi yang diharapkan dari hasil survei gravitasi ialah mengetahui efek dari sumber anomali yang
tidak diketahui terhadap perubahan harga gravitasi. Data diharapkan dapat memberi informasi sebanyak
mungkin, tidak hanya mengenai sifat fisik batuan saja, melainkan juga kondisi geometri batuan di bawah
permukaan. Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang dapat memberikan informasi cepat dan spesifik untuk
memilih langkah selanjutnya yang akan dilakukan.
Dalam proyek pemrograman ini, metode dilakukan untuk mengestimasi posisi, kedalaman, dan bentuk
geometri benda anomali dari suatu medan potensial gaya gravitasi.
1.3 Tujuan
Tujuan utama adalah untuk memberikan suatu pemahaman yang lebih baik mengenai geometri bawah
permukaan bumi dan akibatnya pada harga nilai gravitasi. Selain itu, mengetahui anomali di bawah
permukaan bumi, serta untuk pembelajaran di universitas sebelum melakukan survei lapangan yang
sesungguhnya. Tujuan spesifik dari proyek ini adalah membuat program memanfaatkan Matlab dalam
menghitung perbedaan densitas pada model bawah permukaan berbentuk intrusi dan bentuk patahan, dan
menampilkannya dalam grafik.
2. METODOLOGI
2.1. Teori
Gravity modeling didasarkan pada hukum Newton tentang gravitasi. Hukum tersebut menyatakan bahwa
setiap titik massa menarik titik massa yang lain dengan gaya menunjuk garis potong kedua titik. Gaya
tersebut sebanding dengan hasil perkalian kedua massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
titik massa.
𝑚 .𝑚
𝐹 = 𝐺 12 2 (1)
𝑟
Keterangan:
F : besar gaya gravitasi di antara dua titik massa
G : konstanta gravitasi (kira-kira sama dengan 6.673 x 10-11 N m2 kg-2
m1 dan m2 : titik massa pertama dan kedua
r : jarak antara dua titik massa
Percepatan gravitasi memiliki satuan m/s2, yang merupakan satuan Sistem Internasional (SI) untuk
percepatan. Namun, percepatan gravitasi pada berbagai titik di bumi tidak begitu berbeda, sehingga kita
meggunakan satuan mGal saat melakukan gravity modeling. 1 mGal sama dengan 10 -5 m/s2.
Dalam gravity modeling, yang dimodelkan adalah percepatan gravitasinya, bukan gaya gravitasinya.
Untuk bumi yang berbentuk bola sempurna, dengan RE sebagai jari-jari dan tanpa rotasi, persamaan
percepatan menjadi
𝐹 𝐺𝑀
𝑔= = 2𝐸 (2)
𝑚1 𝑅𝐸
Keterangan:
m : massa bumi
RE : jari-jari bumi
Karena jalur rotasi bumi berbentuk elips, dengan diameter equator yang lebih besar dari diameter polar,
maka harus ada koreksi garis lintang. Percepatan gravitasi g lebih kecil di equator karena jaraknya yang lebih
jauh dari inti bumi. Dan juga, karena rotasi, bumi cenderung melempar badannya menjauh dari sumbu rotasi.
Gaya sentrifugal bergantung pada jarak dari sumbu; nilai maksimumnya ada di equator dan berkurang
menjadi nol di kutub.
Gravity modeling dapat dilakukan dalam dua cara yang berbeda; forward dan inverse gravity modeling.
Pada makalah ini, kita akan fokus membahas tentang forward modeling metode gravitasi.
Forward modeling (pemodelan kedepan) merupakan proses memprediksi atau menghitung data
berdasarkan model matematis yang telah diberi nilai tertentu pada parameter modelnya. Misalnya pada
proyek ini, suatu intrusi di bawah permukaan bumi berupa balok padat yang memiliki nilai densitas dan
kedalaman tertentu, dengan pengukuran dan perhitungan akan didapatkan nilai gravitasi yang selanjutnya
akan diolah menjadi suatu grafik. Dari pemisalan tersebut, dapat ditentukan nilai gravitasi merupakan data,
balok padat merupakan model, grafik merupakan respon model, dan nilai densitas serta kedalaman balok
merupakan parameter model.
Forward modeling gravity dapat dilakukan dalam aplikasi Matlab, yaitu program dengan bahasa
pemrograman tingkat tinggi (high level language) untuk komputasi mengenai keteknikan. Matlab
mengintegrasikan komputasi, visualisasi, dan pemrograman dalam suatu model yang mudah untuk digunakan
menyelesaikan masalah, yang diekspresikan dalam notasi matematika yang umum. Penggunaan Matlab
meliputi bidang–bidang: Matematika dan Komputasi, Pembentukan Algorithm, Akusisi Data, Pemodelan,
Simulasi dan Pembuatan Prototipe, Analisa Data Eksplorasi, dan Visualisasi Grafik Keilmuan dan bidang
Rekayasa.
Forward modeling dimulai dengan adanya model geologi dari area penelitian. Model terbuat dari berbagai
data yang tersedia, misalnya data seismik, data borehole, literatur, maupun data langsung dari lapangan. Di
bawah diskontinuitas Moho, densitas diasumsikan bernilai konstan, yang artinya gravitasi hanya berkaitan
dengan distribusi massa yang lebih dangkal dari titik terdalam kerak. Setelah ada model awal, densitas setiap
lapisan ditentukan. Lalu, gravitasi dihitung dari model ini dengan menggunakan algoritma tertentu.
Kemudian, gravitasi yang dihitung dan gravitasi yang diobservasi dibandingkan. Jika ada perbedaan antara
keduanya, modelnya harus diperbaiki untuk meminimalisir ketidakcocokan, baik dengan mengubah densitas
atau mengubah layer-nya. Karena model terbatas pada kedalaman, maka trend dari gravitasi relatif yang
dibandingkan dengan gravitasi observasi relatif.
Metode permodelan dapat diringkas menjadi empat tahap berikut (Kearey, Brooks, & Hill, 2002)
1. Buat model geologi yang sesuai (dengan densitasnya). Gunakan data yang sudah ada.
2. Pilih algoritma yang sesuai untuk menghitung gravitasi model.
3. Bandingkan gravitasi yang diukur dengan gravitasi yang diobservasi.
4. Perbaiki model untuk memperoleh kecocokan antara gravitasi yang diobservasi dengan yang
diukur. Ulangi poin 2 – 4 untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
Inverse modeling menggunakan metode inversi yang secara otomatis menentukan posisi, kontras densitas,
dan geometri tubuh batuan.
Saat melakukan gravity modeling, penting untuk mengingat bahwa tidak ada solusi yang unik. Hasilnya
harus segeologis mungkin dan langsung cocok dengan gravitasi yang diobservasi.
Dalam proyek ini, kami menggunakan software Matlab untuk memasukkan algoritma dua model, yang
pertama model intrusi dan yang kedua model patahan.
Berikut adalah sketsa intrusi yang mendasari persamaan algoritma model intrusi
4. DISKUSI
Pemaparan script forward modeling gravity yang telah dibuat memberikan hasil yang baik, terlihat dari
figur yang ditampilkan mengindikasikan adanya anomali yang terdeteksi.
Pada data modeling gravity – intrusi, dibuat berapa hasil data, yang akan menampilkan kurva yang
berbeda-beda, untuk menunjukkan perbedaan massa jenis yang dimasukkan dalam rumus/formula 𝑑𝑔(𝑖)
(perubahan percepatan gravitasi).
Pada data modeling - fault (gambar 4), terdapat rekaman data untuk tiap titik dengan interval 50 m.
Gradien kurva memiliki space yang kontras pada grafik, yang menunjukkan anomali yang berada pada 𝑥0
tertentu.
5. KESIMPULAN
Forward modeling gravity berlandaskan hukum gravitasi Newton dapat digunakan untuk mendeteksi
anomali di bawah permukaan bumi. Memanfaatkan parameter kedalaman posisi dan densitas, kita dapat
memodelkan anomali yang terdeteksi oleh perbedaan nilai percepatan gravitasi dari satu titik ke titik lain
dalam bentuk figur sederhana yang disusun dari grafik kurva dan bentuk ruang datar (2D-shape). Proyek ini
menunjukkan bahwa dalam penghitungan perbedaan densitas pada model bawah permukaan bumi, rumus
yang digunakan berbeda untuk tiap geometri.
REFERENSI
1. A. Øvreeide. 2010. Gravity modeling: Calculations based on porosity-density context. URL
http://bora.uib.no/handle/1956/7055 [2017/11/01]
2. Heriyanto, Mohammad. (2017). Latihan Pemodelan Sederhana Metode Gaya Berat (Gravity). figshare.
https://doi.org/10.6084/m9.figshare.4811485.v1
3. Forward modeling - Schlumberger Oilfield Glossary. 2017. Glossary.oilfield.slb.com. URL
http://www.glossary.oilfield.slb.com/Terms/f/forward_modeling.aspx [2017/11/11]
4. jbptitbpp-gdl-adityabudi-33940-3-2009ta-2. URL http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/679/jbptitbpp-gdl-
adityabudi-33940-3-2009ta-2.pdf [2017/11/04]
5. Pemrograman Matlab. 2017. URL
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Supardi,%20M.Si/pemrograman%20MATLAB.pdf
[2017/11/06]
6. s_d515_0608609_chapter1. 2017. URL http://a-
research.upi.edu/operator/upload/s_d515_0608609_chapter1.pdf [2017/11/05]
LAMPIRAN
%--- Konstanta
x0 = 50;
m = 30;
z = 100;
cGrav=6.674e-11; % Konstanta Gravitasi (m^3 kg^-1 s^-2)
si2mg=1e5; % 1 SI (ms^-2) = 1e5 mGal
%--- Lokasi Pengukuran
x = 0:2:100;
% Gambar patahan
subplot(2,1,2)
% Zona 1
left = x(1);
right = x0;
top =-z2;
bottom=top-t;
xx = [left left right right];
yy = [bottom top top bottom];
fill(xx,yy,'m');
hold on
% Zona 2
left_2 =x0;
right_2 =x(length(x));
top_2 =-z1;
bottom_2=top_2-t;
xx =[left_2 left_2 right_2 right_2];
yy =[bottom_2 top_2 top_2 bottom_2];
fill(xx,yy,'m');
xlim([min(x) max(x)]);
title(['\bf \fontsize{12} \fontname{Times}Model => ','\rho = ', ...
num2str(rho),' kg/m^3 ; z_1 = ',num2str(z1),...
' m ; z_2 = ',num2str(z2),' m ; t = ',num2str(t),' m ; x_0 = ',...
num2str(x0),' m']);
xlabel('\bf \fontsize{12}\fontname{Times}Posisi (m) ' );
ylabel('\bf \fontsize{12}\fontname{Times}Kedalaman (m) ');
xlim([min(x) max(x)]);
axis equal;