*aryabagussantoso03@gmail.com
ABSTRACT
The gravity method has proven to be effective in identifying the composition of rocks
and minerals beneath the Earth's surface by leveraging their density differences. To calculate
the density of this material more efficiently, the simulated annealing inversion method is
applied to gravitational anomaly data. This research uses a synthetic model consisting of four
homogeneous spheres in a space measuring 1000x200 m with a 20 m interval. The observation
data consists of 50 points, and an addition of 25 m/s^2 of mgal is uniformly distributed to
simulate observation data. The inversion results show that the inversion model closely
approximates the synthetic model.Therefore, this method successfully estimates parameters
such as coordinate positions (x, z), radii (r), and density (ρ) of the synthetic model. In practical
applications, this method can be used to identify the types of rocks and minerals beneath the
surface using field-measured gravitational anomaly data. The simulated annealing inversion
process allows for a deeper understanding of the properties of materials beneath the ground
surface without the need for physical excavation.
Keywords: Gravity Method, Inversion Method, Simulated Annealing
ABSTRAK
Metode gravitasi telah terbukti efektif dalam mengidentifikasi komposisi batuan dan
mineral di bawah permukaan bumi dengan memanfaatkan perbedaan densitasnya. Untuk
menghitung densitas material ini lebih efisien, metode inversi simulated annealing diterapkan
pada data anomali gravitasi. Penelitian ini menggunakan model sintetik yang terdiri dari empat
bola homogen dalam ruang berukuran 1000x200 m dengan interval 20 m. Data observasi terdiri
dari 50 titik dan dilakukan penambahan mgal sebesar 25 m/s^2 dengan sebaran seragam untuk
mensimulasikan data observasi. Hasil inversi menunjukkan bahwa model inversi mampu
mendekati model sintetik. Dengan demikian, metode ini berhasil dalam mengestimasi
parameter seperti koordinat posisi (x, z), jari-jari (r), dan densitas (ρ) dari model sintetik. Dalam
aplikasi praktis, metode ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis batuan dan mineral
di bawah permukaan menggunakan data anomali gravitasi yang terukur di lapangan. Proses
inversi simulated annealing memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam tentang sifat-
sifat material di bawah permukaan tanah tanpa perlu melakukan penggalian fisik.
Kata Kunci : Metode Gravitasi Metode Inversi Simulated Annealing
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume x Nomor x, Feb/Agus 20xx E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL
terbentuknya kristal yang berasosiasi dengan 𝑚2 dengan syarat jari-jari benda 𝑚1 adalah
energi minimum yang ekuivalen dengan konstan. Secara umum percepatan gravitasi
fungsi objektif. Penelitian ini menggunakan dapat dinyatakan sebagai (Halliday et al,
data sintetik untuk mengetahui nilai densitas 2010).
batuan dan komponen posisinya. Solusi
terbaik akan ditentukan oleh nilai fungsi (2)
objektif yang minimum dari perbandingan
antara data observasi dan data kalkulasi
metode simulated annealing. Jenis batuan dan 2.2 Forward Modeling
komponen posisi dapat dianalisis berdasarkan Benda anomali dapat didekati dengan
solusi terbaik yang dihasilkan (Putra et al., berbagai bentuk geometri. Bentuk yang relatif
2019). lebih mudah adalah model bola homogen.
Menggunakan Persamaan (2), efek gravitasi
2. METODE
pada komponen vertikal suatu bola bermassa
2.1 Hukum Gravitasi Newton 𝑚 di kedalaman 𝑧 yang berjarak 𝑟 dari titik
Hukum gravitasi pertama kali observasi 𝑃 seperti pada Gambar 1 dapat
diperkenalkan oleh Isaac Newton. Newton dinyatakan sebagai (Telford et al., 1990):
menyatakan bahwa benda-benda yang
bermassa saling tarik-menarik dengan gaya
yang berubah-ubah secara langsung dan
berbanding terbalik terhadap kuadrat jarak
benda-benda tersebut. Hukum tersebut
dinyatakan dalam Persamaan (1).
(1)
Gambar 1. Model bola homogen
Di antara empat kumpulan parameter (z, massa jenis, dan x0), terlihat bahwa kombinasi
dengan nilai z dan massa jenis tertinggi cenderung menghasilkan percepatan gravitasi
tertinggi. Sebaliknya, nilai z dan kepadatan yang lebih rendah menghasilkan percepatan
gravitasi yang lebih rendah.
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume x Nomor x, Feb/Agus 20xx E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL
menunjukkan nilai perbandingan tebakan awal, hasil inversi, model sintetik dari parameter
keempat bola. Terlihat bahwa model inversi sangat dekat dengan model sintetik meskipun
tebakan awalnya jauh dari model sintetik. Penentuan model awal tidak terlalu berpengaruh
secara signifikan terhadap hasil inversi, karena parameter model akan dibangkitkan kembali
melalui proses perturbasi. Hal yang perlu diperhatikan dari proses perturbasi adalah batas
minimum dan maksimum parameter model.
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume x Nomor x, Feb/Agus 20xx E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL