Pengajuan Proposal
Oleh:
Asri Silvia
NIM: 1137030012
A. Latar Belakang
Daerah sesar lembang merupakan daerah yang sangat rawan dengan gempa bumi.
Dengan keadaan sesar lembang yang masih aktif dan banyak penduduk yang hidup di
sekitar sesar lembang, membuat mitigasi bencana di daerah sesar sangat perlu dilakukan.
Sesar Lembang terbentuk akibat letusan Gunung Sunda (kini Gunung Tangkuban Perahu
dan Gunung Burangrang). Material vulkanik yang termuntahkan dari Lembang
membentuk rongga yang menyebabkan pergerakan muka tanah ke bawah. Gunung Batu
sendiri merupakan bagian sesar yang tersusun atas lava andesit yang membeku. Terlihat
dari teksturnya yang menunjukkan warna abu-abu, titik-titik biru dan hitam, serta titik-titik
yang mengilap. Batuan andesit cenderung padat dan membentuk pola retakan seperti
susunan bata. Sesar Lembang terbentang sepanjang 22 km, dengan jarak sekitar 11 km dari
Kota Bandung. Gunung Batu ini terletak di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, KBB.
Untuk mengidentifikasi peristiwa tersebut maka dilakukan penyidikan geofisika. Metode
geofisika yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode gayaberat. Prinsip metode ini
berdasarkan kepada anomali gayaberat yang muncul karena adanya keanekaragaman rapat
massa batuan yang menggambarkan adanya struktur geologi dibawah permukaan bumi.
Metode gayaberat digunakan karena dapat menggambarkan struktur bawah permukaan
dengan jangkauan yang dalam dibawah permukaan bumi. Hasil akhir dari penelitian ini
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui stuktur bawah permukaan di daerah
Gunung Batu Lembang Desa Pagerwangi yang akan menghasilkan jenis batuan didalamnya,
dengan menggunakan Interpretasi kuantitatif dengan metode poligon 2D.
D. Manfaat Penelitian
Metode gayaberat digunakan karena dapat menggambarkan struktur bawah permukaan
dengan jangkauan yang dalam dibawah permukaan bumi. Hasil akhir dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi mengenai struktur bawah permukaan Gunung Batu
Lembang Desa Pagerwangi. Sehingga warga dapat mengetahui stuktur bawah permukaan yang
berada di Gunung Batu Lembang.
E. Tinjauan Pustaka
Daerah sesar lembang merupakan daerah yang sangat rawan dengan gempa bumi.
Dengan keadaan sesar lembang yang masih aktif dan banyak penduduk yang hidup di sekitar
sesar lembang, membuat mitigasi bencana di daerah sesar sangat perlu dilakukan. Sesar
Lembang terbentuk akibat letusan Gunung Sunda (kini Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung
Burangrang). Material vulkanik yang termuntahkan dari Lembang membentuk rongga yang
menyebabkan pergerakan muka tanah ke bawah. Gunung Batu sendiri merupakan bagian sesar
yang tersusun atas lava andesit yang membeku. Terlihat dari teksturnya yang menunjukkan
warna abu-abu, titik-titik biru dan hitam, serta titik-titik yang mengilap. Batuan andesit
cenderung padat dan membentuk pola retakan seperti susunan bata. Sesar Lembang terbentang
sepanjang 22 km, dengan jarak sekitar 11 km dari Kota Bandung. Gunung Batu ini terletak di
Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, KBB. Prinsip dasar gaya berat mengacu pada gaya
tarik menarik antara benda satu dengan benda lainnya akibat massa benda keduanya. Hal
tersebut didasarkan pada hukum Newton tentang gayaberat. Besarnya nilai gayaberat antara
dua benda tersebut sebanding dengan massa kedua benda dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jaraknya. Hukum gayaberat Newton :
F =G
m1m2
r
dengan:
F = gaya antara dua benda (N)
G = konstanta gayaberat (6.67 x 10-11Nm2/kg2)
gTDL
massa. Dia
menemukan hubungan analitis rapat massa di pegunungan Andes dan rapat massa rata-rata.
Sehingga koreksi Bouguer dapat dirumuskan pada persamaan berikut: KB= 0.1491h
f. Koreksi Medan
Adanya efek medan akibat terdapat bukit ataupun lembah disekitar titik pengukuran
yang dapat menyebabkan efek penambahan ataupun pengurangan nilai gayaberat pengukuran.
Oleh karena itu dilakukan koreksi medan. Koreksi medan didapatkan dengan Hammer Chart :
F. Metodologi Penelitian
Langkah awal yang dilakukan pada penelitian ini yaitu:
1. Survey lapangan, dimana survey ini dilakukan sebagai langkah pengumpulan
informasi dan data sehingga bisa dilakukan pembuatan desain lintasan, penentuan
titik ikat serta penentuan jarak tiap antar titik pengamatan.
2. Selanjutnya dilakukan proses pengambilan data berupa nilai percepatan gravitasi
yang terbaca pada counter Gravitimeter serta koordinat posisi berupa lintang, bujur
dan ketinggian. Pembacaan nilai gravitasi pada counter dilakukan sebanyak 3 kali
dengan selang waktu yang berbeda agar data yang diperoleh lebih valid.
3. Pengambilan data dilakukan dengan metode looping. Pengukuran dilakukan pada
(misal : 20 titik) yang berbeda dan ditutup pada titik acuan atau base station. Karena
menggunakan sistem kisaran tertutup, maka perlu dilakukan pengukuran ulang
anomali gaya berat (gravitasi) pada titik awal pengukuran.
4. Nilai percepatan gravitasi ( gaya berat) hasil pembacaan alat dikonversi ke miligal,
selanjutnya dilakukan koreksi pasang surut dan koreksi apung hingga diperoleh
nilai percepatan gravitasi observasi.
5. Nilai tersebut direduksi terhadap nilai percepatan gravitasi teoritis yang meliputi
koreksi gravitasi normal, koreksi udara bebas, koreksi bouguer dan koreksi medan.
6. Pemodelan menggunakan CBA.
Survey tempat danPengambilan data lapangan
Pengolahan Data
Surfer9
Analisis data
(a). Gravitimeter La Coste & Romberg tipe G-1053 (b). GPS Garmin eTrex Vista Cx (c).
Penunjuk waktu (jam)
(f). Microsoft Word (g). Surfer9 (h). Microsoft Excel (i). Grav2DC
G. Jadwal Penelitian
Hari keNo
H. Anggaran Biaya
No
Jenis Pengeluaran
1. Peminjaman alat Gravitimeter La
Coste & Romberg tipe G-1053, GPS
Garmin eTrex Vista Cx, alat tulis dll
2. Biaya Transportasi
3. Lain-Lain
Jumlah
Harga
Rp. 700.000,00
Rp. 100.000,00
Rp. 150.000,00
Rp. 950.000,00
Daftar Pustaka
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]