2) Pembimbing Teknis Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi, Bandung
ABSTRAK − Daerah panas bumi Kepahiang berada pada daerah vulkanik tinggi dan berada di jalur
subduksi pada daerah busur magmatik yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatra. Indikasi panas bumi di
daerah ini dicirikan dengan terdapatnya mata air panas yaitu di daerah Sempiang dan Babakan Bogor. Untuk
mengetahui informasi geologi bawah permukaan daerah panas bumi, maka dilakukan survei metode
gravitasi. Jumlah pengukuran titik gravitasi sebanyak 332 data dengan cakupan luas sekitar
Gunung Kaba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui densitas dengan membuat model struktur geologi
bawah permukaan bumi dan mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan bumi dengan analisis
derivatif. Analisis ini mampu mengetahui kontak vertikal antara massa bawah permukaan bumi dan dapat
mengetahui jenis struktur patahan yang dihasilkan. Hasil pemodelan memperlihatkan suatu blok dengan
densitas rendah yang bentuknya ke arah selatan-barat dan terletah di daerah mata air panas. Densitas batuan
rendah tersebut bernilai sekitar g/cm3 dan diiterpretasi sebagai jenis batuan piroklastik yang telah
mengalami pelapukan akibat naiknya larutan hidrotermal. Hasil pemodelan juga memperlihatkan suatu blok
dengan densitas tinggi yang diinterpretasikan sebagai respon batuan andesit, basalt yang masih kompak dan
memungkinkan sebagai sumber panas bagi daerah panas bumi Kepahiang.
ABSTRACT − The Kepahiang geothermal area is located in a high volcanic area and is under subduction
in a arc magmatism region located west of the island of Sumatra. Geothermal indications in this area are
made with hot springs in the Sempiang and Babakan areas of Bogor. To find out the geological information
below the surface of the geothermal area, a survey method was taken. The number of recovery point
measurements was 332 data with a wide support around Mount Kaba. This study aims to
determine the density by modeling the subsurface geological structure and subsurface geological structure
with derivative analysis. This analysis can study the vertical contact between the subsurface masses of the
earth and can determine the type of fracture structure produced. The results of the modeling study a block
with low density that forms it to the south-west and is located in the hot spring area. This low rock density is
needed around g/cm3 and is interpreted as a type of pyroclastic rock which has improved weathering
and obtained hydrothermal. The modeling results also discuss a block with high density that is interpreted
as an andesite response, a basalt that is still compact and uses a heat source for the Kepahiang geothermal
area.
meningkat. Jika temperatur yang diterima pengukuran dan data inner atau terrain sekitar
oleh air tinggi, sebagian air akan menguap titik pengukuran. Nilai bacaan alat akan
sedangkan sebagian lagi akan tetap menjadi dikonversi ke dalam mGal yang kemudian
air (Torkis, 2012). diikatkan ke nilai gaya berat nasional (IGSN
Eksplorasi panas bumi terdiri dari 71) DG0 Bandung. Stasiun basis (BS) dibuat di
eksplorasi secara geologi, geofisika, dan base camp sebagai titik looping pengukuran.
geokimia. Eksplorasi geologi dan geokimia Hasil pengukuran BS di daerah panas bumi
digunakan untuk mengetahui kondisi Kepahiang terhadap DG0 menghasilkan nilai
permukaan daerah panas bumi, sedangkan gravitasi 97786,976 mGal.
eksplorasi geofisika digunakan untuk melihat
kondisi bawah permukaan daerah panas
bumi. Salah satu metode geofisika yang
digunakan dalam kegiatan eksplorasi panas
bumi adalah metode gravitasi. Metode
gravitasi digunakan untuk pengukuran
variasi medan gravitasi di permukaan bumi
akibat adanya kontras densitas bawah
permukaan. Metode ini biasanya digunakan
sebagai survei pendahuluan di setiap
kegiatan eksplorasi. Selain itu, metode ini Gambar 1. Peta titik ukur gravitasi
dapat mengidentifikasi struktur geologi
Estimasi densitas yang dihasilkan
bawah permukaan, seperti adanya struktur
adalah densitas rata-rata permukaan daerah
patahan, cekungan, dan graben (Mussett &
penelitian yang dapat diperoleh dengan
Kham, 2000). Hasil yang diperoleh dari
mengukur densitas sempel batuan dari lokasi
metode gravitasi adalah nilai Complete
penelitian di laboratorium dan dibandingkan
Bouguer Anomaly (CBA).
dengan menggunakan analisis kulitatif dan
Analisis derivatif adalah lanjutan dari
kuantitatif seperti metode metode Nettleton
anomali residual untuk memperjelas anomali
dan Parasnis.
gravitasi yang berkaitan dengan objek target
Tabel 1. Densitas batuan daerah panas bumi
(struktur patahan). Analisis ini digunakan
untuk mengetahui keberadaan dan jenis
patahan yang dihasilkan. Analisis ini terdiri
atas dua metode yaitu First Horizontal
Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative
(SVD). Agar interpretasi data lebih akurat, Hasil grafik metode Parasnis yang
maka akan dibuat suatu model struktur didapat sebesar g/cm3, jika dibulatkan
geologi bawah permukaan bumi. menjadi g/cm3.