Anda di halaman 1dari 5

Sifat Permeabilitas Bahan Pada Medan Geothermal

Aditya Verry Saputra (K1C016012), Yulia Prastika (K1C0160…), Esa (K1C0160…)


Jurusan Fisika FMIPA Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRAK
Wilayah Indonesia mempunyai potensi panasbumi yang sangat besar. Hal ini merupakan
dampak positif dari letak Indonesia yang dilalui oleh jalur gunungapi (ring of fire).
Sedangkan keberadaan sistem panas bumi umumnya berkaitan dengan kegiatan vulkanisme
dan magmatisme. Dimana sistem panas bumi biasanya berada daerah busur vulkanik
(volcanic arc) dari sistem tektonik lempeng. Daerah vulkanik mempunyai lithologi dominan
berupa batuan beku, selain itu daerah vulkanik mempunyai struktur geologi yang kompleks.
Batuan beku merupakan batuan yang mempunyai permeabiliatas primer yang kecil, karena
proses deformasi yang menyebabkan adanya rekahan. Batuan beku yang awalnaya
mempunyai permeabilitas total yang kecil akan menjadi mempunyai permeabilitas total yang
lebih besar.

Kata Kunci: Struktur, Sesar, Permeabilitas, Panasbumi

ABSTRACT
The Indonesian region has enormous geothermal potential. This is a positive impact from the
location of Indonesia which is traversed by the ring of fire. Whereas the existence of
geothermal systems is generally related to volcanism and magmatism activities. Where
geothermal systems are usually located in volcanic arc areas of plate tectonic systems.
Volcanic regions have the dominant lithology in the form of igneous rocks, besides that
volcanic regions have complex geological structures. Frozen rocks are rocks that have a
small primary permeability, because of the deformation process that causes fractures. Frozen
rocks that initially have small total permeability will have greater total permeability..

Keywords: Structure, Fault, Permeability, Geothermal


I. Pendahuluan

Indonesia memiliki sumber daya alam yang berpotensi karena secara georafis menjadi
tempat pertemuan lempeng Australia, Eurasia dan Pasifik. Indonesia dilalui sabuk vulkanik
yang membentang dari Pulau Sumatera hingga Irian Jaya dengan 117 pusat gunung berapi
aktif yang membentuk jalur gunung api sepanjang kurang lebih 7.000 km. Subduksi antara
Lempeng Eurasia dan Australia sepanjang 4000 km berperan pada pembentukan 200 gunung
berapi dan 100 lapangan panas bumi di Indonesia. Kegiatan vulkanik dari gunung berapi
yang mengitari wilayah Indonesia menghasilkan energi panas bumi yang sangat berlimpah.
Metode geomagnet telah banyak digunakan dalam penelitian-penelitian tentang panas bumi.
Penelitian di daerah manifestasi panas bumi Parang Tritis menggunakan metode geomagnet
untuk mengetahui adanya panas bumi dari nilai suseptibilitas (Indratmoko et al, 2009).

Sebagian besar reservoar panas bumi terdapat pada batuan vulkanik dengan aliran
utama melalui rekahan. Seperti halnya di perminyakan, sifat batuan yang penting
menerangkan sifat batuan reservoar panas bumi adalah permeabilitas. Permeabikitas adalah
kemampuan yang dimiliki oleh suatu zat atau membran untuk meloloskan sejumlah partikel
yang menembus atau melaluinya. Fluida panas bumi yang terkandung dalam reservoar
hidrotermal berasal dari air permukaan, antara lain air hujan (air meteorik) yang meresap
masuk ke bawah permukaan. Air tersebut akan masuk melalui rekahan-rekahan ke dalam
batuan permeabel. Apabila disekitar batuan tersebut terdapat sumber panas, maka panas akan
dirambatkan melalui batuan (secara konduksi) dan melalui fluida (secara konveksi). Kunci
kekuatan untuk menggerakkan fluida adalah perbedaan densitas antara air resapan yang
suhunya lebih rendah dan bergerak ke bawah dengan fluida panasbumi yang suhunya lebih
tinggi yang kemudian muncul ke permukaan bumi oleh gaya pengapungan (Singarimbun dkk,
2014).

II. Isi
Permeabilitas suatu batuan merupakan ukuran kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida.
Permeabilitas merupakan parameter yang penting untuk menentukan kecepatan aliran fluida di dalam
batuan berpori dan batuan rekah alami. Permeabilitas biasanya dinyatakan dalam satuan mD (mili
Darcy), dibidang geothermal seringkali dinyatakan dalam m 2 , dimana 1 Darcy besarnya sama
dengan 10-12 m2. Permeabilitas dipengaruhi oleh ukuran dari pori yang terbuka, tingkat dan ukuran
konektivitas pori, dan tingkat atau jenis bahan cementing diantara butiran batuan. Berdasarkan tes
alir laboratorium, bahwa permeabilitas bias direpresentasikan dengan rumus:

k= 1
ΔP
A( )L
Keterangan:
k = Permeabilitas (darcy)
Q = Laju alir per satuan waktu (cm/s)
µ = viskositas dari batuan yang mengalir (cp)
A = Luas permukaan batuan (cm2)
ΔP = Perbedaan tekanan
Tabel 1. Sifat batuan Reservoir di Beberapa Lapangan Panasbumi (Sember: Bjornsson &
Bodvarsson, 1988)

Besarnya permeabilitas batuan tidak sama kesegala arah (anisotropy), umumnya permeabilitas pada
arah horizontal jauh lebih besar dari permeabilitas pada arah vertikal. Batuan reservoir panasbumi
umumnya mempunyai permeabilitas matriks batuan sangat kecil, dimana reservoir mempunyai
permeabilitas antara 1 sampai 100 mD dan transmisivitas (hasil kali permeabilitas dan ketebalan)
antara 1 sampai 100 Dm (Darcy meter) (Saptadji, 2002).

Apabila disekitar batuan tersebut terdapat sumber panas, maka panas akan dirambatkan melalui
batuan (secara konduksi) dan melalui fluida (secara konveksi). Perpindahan panas secara konduksi
adalah perpindahan panas melalui bahan akibat adanya iteraksi atomik atau molekul penyusun
batuan tersebut dalam mantel. Perpindahan panas secara konduksi terjadi ketika panas melewati
batuan, pada sistem panas bumi panas secara konduksi dapat terjadi ketika perpindahan panas dari
batuan sumber panas melalui lapisan batuan impermeable hingga ke permukaan. Perpindahan panas
secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung air, karena gaya gravitasi selalu
mempunyai kecenderungan untuk bergerak ke bawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak dengan
suatu sumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi lebih
tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas
dan air yang lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi
(Basid dkk, 2014).

Gambar 1. Teori Arus Konveksi


Konduktivitas panas adalah sifat termal suatu benda untuk merambatkan panas dalam suatu
unit waktu melalui luas penampang tertentu yang diakibatkan oleh adanya perbedaan suhu (Jangam
dan Mujumdar, 2010). Konduktivitas panas tidak sama untuk setiap batuan. Konduktivitas panas
suatu batuan tidak hanya ditentukan oleh jenis batuan atau mineral-mineral penyusunnya, tetapi juga
ditentukan oleh struktur kristal yang membentuk batuan tersebut. Mungkin inipulalah yang
menyebabkan harga konduktivitas berlainnan ke semua arah. Hal ini menyebabkan panas merambat
dengan laju yang berbeda ke arah yang berlainan (Saptadji, 2002).
Daftar Pustaka
Basid, A., Andrini, N., dan Arfiyaningsih, S., 2014. Pendugaan Reservoir Sistem Panasbumi Dengan
Menggunakan Survey Geolistirk, Resistivitas, dan Self Potensial (Studi Kasus: Daerah
Manifestasi Panasbumi di Desa Lombang, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep). Jurnal
Neutrino. Vol 7. No 1. Hal 61 dan 62.
Indratmoko, Putut, dkk. (2009). Interpretasi Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Panas Bumi
Parang Tritis Kabupaten Bantul DIY Dengan Metode Magnetik. Jurnal UNDIP. Universitas
Diponegoro Semarang.
Jangam, S.V., dan Mujumdar, A.S., 2010. Basic Concepts and Definitions. Drying of Foods,
Vegetables, and Fruits. Singapore.
Saptadji, N. M. 2002. Catatan Kuliah ”Tenik Panas Bumi” . Bandung: Penerbit ITB.
Singarimbun., A, Ehara, S.,dan Fujimitsu, Y. 2012. Estimation of Parameter Distribution and Injection
Process in Geothermal Reservoir. International Journal of Energy and Environment. Issue 6.
Volume 6.

Anda mungkin juga menyukai