Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENELITIAN

SURVEY STRUKTUR BAWAH TANAH METODE GAYABERAT


DI KECAMATAN SAWOJAJAR

oleh:
Farhan Iskandar Prihartono
165090707111038

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERISTAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada praktikum metode Gravitasi kali ini dilandaskan pada keingintahuan akan proses
kerja alat dan bagaimana cara mengambil data gravitasi beserta pengolahannya yang baik.
Praktikan memilih tempat yang dengan kriteria memiliki luas yang cukup sehingga
diputuskan akan mencari lahan kosong dengan luas yang luas.

Metode gravitasi adalah suatu metode penyelidikan yang berdasarkan pada perbedaan
medan gravitasi akibat dari perbedaan rapat massa batuan penyusun. Data percepatan
gravitasi yang diperoleh digunakan untuk menentukan kontras densitas batuan penyusun
yang ditentukan dari anomali densitas batuan.

1.2 Perumusan Masalah

 Bagaimana struktur permukaan bawah tanah daerah tersebut?

 Bagaimana anomali bouger pada daerha tersebut

1.3 Tujuan Penelitian

 Untuk mengetahui struktur bawah tanah daerha tersebut melalui kontras densitas
batuan penyusun

 Untuk mengetahui nilai anomali bouger pada daerah tersebut

1.4 Manfaat Penelitian

 Dapat Mengetahui struktur bawah tanah daerah tersebut

 Dapat mengetahui anomali bouger daerah tersebut

1|Page
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Metode gravitasi berhubungan dengan hukum gravitasi newton, yang berbunyi setiap
partikel dari bahan di alam semesta menarik setiap partikel lain dengan gaya yang berbanding
lurus dengan hasil kali massa-massa partikel dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak di
antara partikel-partikel tersebut. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

𝐺
= (2.1)

Dimana adalah besar gaya gravitasi pada salah satu partikel atau gaya tarik antara dua
partikel dengan satuan , dan adalah massa patikel dengan satuan 𝑔,

adalah jarak antara kedua partikel dengan satuan , dan adalah konstanta gravitasi yang
nilainya bergantung pada sistem satuan yang digunakan, biasanya menggunakan , ×

/ 𝑔 (Young, Hugh D., dan Freedman, Roger A, 2002).

Metode Gravitasi adalah salah satu metode eksplorasi geofisika, yaitu metode
penyelidikan bawah permukaan bumi yang menggunakan hukum newton. Prinsip dasar dari
metode gravitasi adalah mengukur perbedaan nilai gravitasi yang disebabkan oleh massa
batuan di bawah permukaan. Sehingga dapat mengetahui perbedaan struktur bawah
permukaan, densitas bawah permukaan dan kedalaman bawah permukaan. Metode gravitasi
dapat dilakukan dipermukaan bumi, dilaut, maupun diudara (Suyanto,2013).

Metode gravitasi menggunakan alat ukur gravitimeter yang memiliki sensitifitas yang
sangat tinggi. Dalam gravitimeter terdapat massa yang bergantung pada sebuah pegas, pegas
tersebut terdapat didalam gravitimeter. Densitas batuan bawah permukaan akan berbeda-beda
tergantung jenis batuan bawah permukaannya. Batuan bawah permukaan yang memiliki
densitas tinggi akan menyebabkan nilai gravitasi lebih besar dan berlaku sebaliknya, yaitu
densitas rendah maka akan menyebabkan nilai gravitasi lebih kecil.

2|Page
Faktor faktor yang mempengaruhi nilai gravitasi, antara lain:

1. Efek kemuluran alat atau drift

2. Efek pasang surut atau tidal

3. Efek topografi

4. Efek lintang

Dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi nilai gravitasi maka diperlukan


koreksi-koreksi, berikut koreksi-koreksi metode gravitasi

1. Koreksi pembacaan alat

Koreksi pembacaan alat adalah koreksi yang dilakukanapabila terjadi


kesalahan dalam pembacaan alat gravitasi yang digunakan. Sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:

𝑅 𝑎 𝑎 ={ 𝑎− ×𝑖 𝑎 }+ 𝑎 (2.2)

2. Koreksi kemuluran (drift correction)

Koreksi drift dilakukan karena adanya kemuluran pegas ketika dilakukan


pengukuran. Koreksi dilakukan dengan mengembalikan titik pengukuran di titik
base. Pengukuran kembali di titik base bergantung kondisi lapangan. Sehingga
dapat dirumuskan sebagai berikut:


= − (2.3)

Dengan merupakan koreksi apungan pada titik , 𝑔 merupakan nilai


pembacaan awal, 𝑔 merupakan nilai pembacaan akhir, merupakam waktu

3|Page
pebacaan awal, merupakam waktu pembacaan akhir, dan merupakan waktu
pembacaan pada titik .

3. Koreksi pasang surut (tidal correction)

Koreksi tidal adalah koreksi yang digunakan untuk menghilangkan efek


tarikan gravitasi dari benda-benda luar angkasa yang berubah terhadap waktu.
Koreksi ini dilakukan bersamaan dengan koreksi drift. Sehingga persamaan dapat
ditulis

𝑔 =𝑔 + (2.4)

Dengan 𝑔 merupakan gravitasi terkoreksi pasang surut (tidal), 𝑔 merupakan


gravitasi pada pembacaan alat,dan merupakan nilai koreksi pasang surut (tidal).

4. Koreksi Lintang (Latitude Correction)

Koreksi lintang dilakukan untuk mengoreksi nilai gaya berat pada setiap

lintang geografis yang disebabkan oleh bentuk bumu yang ellipsoid dan gaya
sentrifugal yang disebabkan oleh rotasi bumi. Persamaan dapat ditulis sebagai
berikut:

− −
𝑔 = . + . × sin 𝑎 + . × sin 𝑎
(2.5)

Pada koreksi lintang menggunkan satuan 𝑔𝑎 .

5. Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)

4|Page
Koreksi udara bebas digunakan untuk menghilangkan pengaruh dari
ketinggian terhadap nilai pengukuran pada suatu titik pengamatan. Persamaan
dapat ditulis

𝑔 =𝑔 −𝑔 + . ℎ (2.6)

ℎ adalah ketinggian stasiun titik pengamatan dari permukaan laut. Pada


koreksi udara bebas menggunkan satuan 𝑔𝑎 .

Gambar 2.1 Perbedaan nilai pengukuran percepatan gravitasi pada permukaan


bumi dengan pengukuran pada ketinggian tertentu
(www.galitzin.mines.edu)

6. Koreksi Bouger (Bouger Correction)

Koreksi bouger dilakukan untuk perhitungan kelebihan massa pada titik


observasi terhadap permukaan laut. Koreksi bouger juga menghitung defisiensi
massa pada titik observasi yang terletak dibawah permukaan laut. Persamaan
dapat ditulis

5|Page
= . ×𝜌×ℎ (2.7)


Dengan 𝜌 adalah densitas batuan ( 𝑔 ). Dengan satuan 𝑔𝑎 .

Gambar 2.2 a)Kelebihan massa (di atas garis biru), b) Kelebihan massa dapat
diaproksimasi dengan garis lurus dari material permukaan dengan
densitas 𝜌 (www.galitzin.mines.edu).

7. Koreksi Topografi (Terrain Correction)

Koreksi topografi ini menghitung variasi percepatan gravitasi yang disebabkan


variasi dari topografi pada setiap observasi. Persamaan dapat ditulis

𝜌
𝑇 = . − +√ +𝑧 −√ +𝑧 (2.8)


Dengan 𝜌 adalah densitas batuan ( 𝑔 ), adalah radius dalam, adalah
radius luar, dan n adalah panjang zona. Dengan satuan 𝑔𝑎 .

Interpretasi data yang digunakan dalam metode gravitasi adalah secara


kualitatif dan kuantitatif. Dalam hal ini interpretasi secara kuantitatif adalah
pemodelan, yaitu dengan pembuatan model benda geologi atau struktur bawah
permukaan dari respon yang ditimbulkan oleh medan gravitasi daerah penelitian.

6|Page
Pemodelan yang digunakan adalah benda 2 ½ dimensi seperti yang diajukan oleh
Talwani (1959) dengan program komputer Grav-2DC. Sedangkan untuk
interpretasi kualitatif dilakukan dengan cara menafsirkan peta kontur anomali
Bouguer lengkap di bidang datar.

Untuk interpretasi kuantitatif dapat dilakukan dengan menslice kontur ABL yang
tentunya dapat menggambarkan anomali pada lokasi penelitian. Hasil slice ini di
save disave format. Kemudian hasil slice tadi dibuat suatu bentuk permodelan
dengan program Grav2DC yang menggambarkan kondisi bawah permukaan dari
anomalinya. (Elisa)

7|Page
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Kuliah lapangan dilaksanakan pada Hari Jumat Tanggal 27 April 2018 hingga
Hari SabtuTanggal 28 April 2018 mulai pukul 06.00 hingga pukul 17.00 WIB. Lokasi
penelitian berada di Perumahan Bulan Terang Utama JL. Raya Ki Ageng Gribig No 29,
Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur,
Indonesia.

3.2 Rancangan Penelitian

Gambar 3.2.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian menggunakan 35 titik dengan interval 50m. Titik base yang

digunakan ° , S dan 112°40'31,75 .

3.3 Materi Penelitian

8|Page
Dalam dilakukannya penelitian ini digunakan beberapa materi yang berupa data
dan pengolahan data, antara lain:

1. Data yang digunakan, antara lain:

 Nama station titik-titik pengukuran

 Posisi titik-titik pengukuran berupa lintang dan bujur

 Nilai pembacaan gravimeter

 Waktu saat pembacaan

 Nilai ketinggian titik-titik pengukuran

2. Peralatan yang digunakan pada akuisisi data metode gravitasi antara lain:

 Lacoste Romberg G-1053

Gambar 3.3.1 Gravitymeter LaCoste & Romberg tipe G-1053

Fungsi Alat

9|Page
Gravitymeter LaCoste & Romberg berfungsi untuk mengukur variasi nilai gravitasi
yang ada di permukaan bumi.

Prinsip Kerja

Gravitymeter LaCoste & Romberg type G-1053 bekerja berdasarkan prinsip spring
balance, yang artinya apabila alat tersebut terkena sedikit getaran saja 55
maka getaran tersebut dapat mempengaruhi proses pengukuran, Alat ini
bekerja optimal saat suhu mencapai maksimal yaitu 56,7° (thermostate).
Gravitymeter ini memiliki ketelitian sebesar 0,01 mGal dan menggunakan
daya DC 12 Volt dengan tampilan pembacaan yang digunakan 5 digit angka,
dengan batas nilai tertinggi 7000,0.

Cara Penggunaan

- Piringan (alumunium base plate) diletakkan di titik pengambilan data.

- Gravitymeter diletakkan di atas piringan (alumunium base plate).

- Gravitymeter diatur kemiringannya dengan memutar long level adjustment


hingga waterpass berada persis di tengah-tengah skala.

- Level light swich dinyalakan dengan tujuan untuk membantu pembacaan


reading line karena jika tidak dinyalakan tidak akan terlihat.

- Pengunci pegas dibuka kemudian dilakukan pembacaan Reading line dilihat


melalui microscope eyeplace.

- Nulling dial diputar hinggan di dapatkan nilai reading line sebesar 2,8.
Setelah tepat pada nilai 2,8 pengunci pegas dikunci kembali.

- Nilai pembacaan gayaberat dilihat pada counter.

10 | P a g e
Faktor yang harus dihindari dalam penggunaan Gravitymeter

- Setelah dilakukannya pengukuran pastikan kunci pegas harus terkunci


dengan baik, karena pegas pada alat tersebut sangat sensitif terhadap
goncangan.

- Suhu alat harus tetap dijaga pada suhu maksimalnya 56,7° (thermostate).

- Saat meletakkan piringan apabila lokasi dalam keadaan kurang baik (tanah
gembur, miring).

- Sebaiknya dicari lokasi yang lebih stabil.

 GPS (Global Postion system)

GPS (Global Postion system) digunakan untuk mengetahui posisi (lintang dan
bujur) dari tiap titik pengukuran di lapangan.

 Jam tangan

Jam tangan digunakan untuk mengetahui waktu pada saat hasil pembacaan
oleh alat gravimeter.

 Alat Tulis

 Payung

3. Perangkat lunak yang digunakan antara lain:

 Microsoft Excel

11 | P a g e
Koreksi-koreksi dalam pengolahan data gaya berat dilakukan dengan bantuan
perangkat lunak Microsoft Excel 2016.

 Matlab R2016

Bahasa pemprograman Matlab R2016 digunakan untuk membuat program Trend


Surface Analysis (TSA) orde 1-3.

 Google Earth

Digunakan untuk memetakan desaind survey tempat penelitian.

 Surfer versi 10

Setelah diperoleh anomali bouguer lengkap, maka dibuat peta kontur anomali
bouguer dengan bantuan perangkat lunak Surfer versi 10. Selain itu, perangkat
lunak tersebut digunakan untuk proses sayatan sebagai data masukan dalam
pemodelan 2D.

 Global Mapper versi 19

Perangkan lunak Global Mapper versi 19 digunakan dalam pemodelan 2D


penampang bawah permukaan.

3.4 Langkah Penelitian

3.4.1 Akuisisi Data


12 | P a g e
Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam akuisisi data gayaberat, antara
lain :

1. Menentukan lokasi titik-titik pengukuran

Penentuan titik-titik pengamatan dibuat pada peta topografi dengan interval


titik pengukuran tertentu. Semakin rapat titik-titik pengukuran, maka informasi
yang diperoleh menjadi lebih akurat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menentukan lokasi titiktitik pengukuran antara lain :

- Letak titik-titik pengukuran harus jelas sehingga apabila dilakukan pengukuran


ulang akan lebih mudah mendapatkannya.

- Lokasi titik-titik pengukuran harus mudah dijangkau serta jauh dari pengaruh
kendaraan bermotor, mesin dan lain sebagainya.

2. Menentukan Base Station (Titik ikat) pengukuran

Dalam pengambilan data gayaberat, nilai titik pangkal utama harus diketahui.
Untuk itu, titik pangkal utama tersebut dibuat dengan mengacu pada Jaringan
Gayaberat Nasional (JGN). Sehingga nilai titik pangkal utama dapat
dimanfaatkan untuk menentukan titik base station (titik ikat) pengukuran sebagai
jaringan gayaberat setempat.

3. Pengukuran gayaberat di lapangan

Pengukuran gayaberat di lapangan dilakukan dengan teknik looping artinya


pengukuran gayaberat di awali di base station dan di akhiri pula di base station.

13 | P a g e
Gambar 3.4.1 Teknik Pengukuran Gayaberat di Lapangan

3.4.2 Pengolahan Data

8. Koreksi pembacaan alat

Koreksi pembacaan alat adalah koreksi yang dilakukanapabila terjadi


kesalahan dalam pembacaan alat gravitasi yang digunakan. Sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:

𝑅 𝑎 𝑎 ={ 𝑎− ×𝑖 𝑎 }+ 𝑎 (3.1)

9. Koreksi kemuluran (drift correction)

Koreksi drift dilakukan karena adanya kemuluran pegas ketika dilakukan


pengukuran. Koreksi dilakukan dengan mengembalikan titik pengukuran di titik
base. Pengukuran kembali di titik base bergantung kondisi lapangan. Sehingga
dapat dirumuskan sebagai berikut:


= −
− (3.2)

Dengan merupakan koreksi apungan pada titik , 𝑔 merupakan nilai


pembacaan awal, 𝑔 merupakan nilai pembacaan akhir, merupakam waktu
pebacaan awal, merupakam waktu pembacaan akhir, dan merupakan waktu
pembacaan pada titik .

14 | P a g e
Gambar 3.4.2. Drift Correction

Pada koreksi drift praktikan menggunakan aplikasi Ms. Excell sebagai aplikasi
pengolah angka.

10. Koreksi pasang surut (tidal correction)

Koreksi tidal adalah koreksi yang digunakan untuk menghilangkan efek


tarikan gravitasi dari benda-benda luar angkasa yang berubah terhadap waktu.
Koreksi ini dilakukan bersamaan dengan koreksi drift. Sehingga persamaan dapat
ditulis

𝑔 =𝑔 + (3.3)

Dengan 𝑔 merupakan gravitasi terkoreksi pasang surut (tidal), 𝑔 merupakan


gravitasi pada pembacaan alat,dan merupakan nilai koreksi pasang surut (tidal).

15 | P a g e
Gambar 3.4.3. Tydal correction

Dalam praktiknya, praktikan menggunakan aplikasi gravity tydal correction


untuk mendapatkan data tydal dalam koordinat tertentu dan pada waktu yang
spesifik. Spesifik di sini dalam arti aplikasi yang digunakan menyediakan data
dengan range waktu yang singkat yakni setiap 1 menit seperti yang digambarkan
pada gambar 3.4.3

11. Koreksi Lintang (Latitude Correction)

Koreksi lintang dilakukan untuk mengoreksi nilai gaya berat pada setiap

lintang geografis yang disebabkan oleh bentuk bumu yang ellipsoid dan gaya
sentrifugal yang disebabkan oleh rotasi bumi. Persamaan dapat ditulis sebagai
berikut:

− −
𝑔 = . + . × sin 𝑎 + . × sin 𝑎 (3.4)

Pada koreksi lintang menggunkan satuan 𝑔𝑎 .

12. Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)

16 | P a g e
Koreksi udara bebas digunakan untuk menghilangkan pengaruh dari
ketinggian terhadap nilai pengukuran pada suatu titik pengamatan. Persamaan
dapat ditulis

𝑔 =𝑔 −𝑔 + . ℎ (3.5)

ℎ adalah ketinggian stasiun titik pengamatan dari permukaan laut. Pada


koreksi udara bebas menggunkan satuan 𝑔𝑎 seperti pada gambar 3.4.4.

Gambar 3.4.4. Free Air Anomali.

13. Koreksi Bouger (Bouger Correction)

Koreksi bouger dilakukan untuk perhitungan kelebihan massa pada titik


observasi terhadap permukaan laut. Koreksi bouger juga menghitung defisiensi
massa pada titik observasi yang terletak dibawah permukaan laut. Persamaan
dapat ditulis

= . ×𝜌×ℎ (3.6)


Dengan 𝜌 adalah densitas batuan ( 𝑔 ). Dengan satuan 𝑔𝑎 .

17 | P a g e
14. Koreksi Topografi (Terrain Correction)

Koreksi topografi ini menghitung variasi percepatan gravitasi yang disebabkan


variasi dari topografi pada setiap observasi. Persamaan dapat ditulis

𝜌
𝑇 = . − +√ +𝑧 −√ +𝑧 (3.7)


Dengan 𝜌 adalah densitas batuan ( 𝑔 ), adalah radius dalam, adalah
radius luar, dan n adalah panjang zona. Dengan satuan 𝑔𝑎 .

Dalam pengerjaannya, praktikan menggunakan software oasis montaj untuk


mencari terrain correction. Adapapun langkahnya adalah

a. Membuka oasis montaj dan mengatur koordinat

Gambar 3.4.5 mengatur koordinat

18 | P a g e
Gambar 3.4.6. mengatur datum

b. Download peta kontur regional

Download peta kontur regional pada website lalu download file srtm

Gambar 3.4.7. Laman CSGIAR

Klick kanan pada daerah regional yang sesuai

19 | P a g e
Gambar 3.4.8. Memilih daerah regional

c. Input peta kontur pada globbal mapper

Setelah membuka aplikasi globbal mapper, dilanjutkan dengan mengatur


projeksi datum dan koordinat yang sesuai (WGS1984 dan UTM 49S)

Gambar 3.4.9. Mengatur format globbal mapper

Dilanjutkan dengan membuka file srtm (peta kontur) yang sudah di unduh
terlebih dahulu

20 | P a g e
Gambar 3.4.10 Membuka file kontur

d. Buat gird regional dan residual

Pertama, dibuatlah data koordinat dalam versi UTM di notepad dan di save
dengan format ekstensi txt

Gambar 3.4.11. Membuat file di notepad

Setelah itu import file pada aplikasi globbal mapper dan masukan datum dan
zona yang sesuai, maka akan di dapatkan tampilan seperti gambar 3.4.12

21 | P a g e
Gambar 3.4.12 Desain survey

Buat gird kotak pada daerah desain survey, yang kecil adalah terrain residual
dan yang lebih besar adalah regional terrain correction. Lakukan dengan
menu export – export elevation gird format. Masukan format geosoft seperti
yang ditunjukan pada gambar dibawah

Gambar 3.4.13. membuat gird

Setelah itu draw a box dan save data output dengan nama residual dan
regional

22 | P a g e
Gambar 3.4.14. membuat gird regional dan residual

e. Import data gird pada oasis montaj

Langkah yang ditempuh selanjutnya adalah melakukan import data terrain


pada database yang ada di aplikasi oasis montaj. Dengan melakukan klick
menu gravity – terrain correction – create regionak grid. Maka akan tampil
seperti pada gambar 3.4.15

Gambar 3.4.15. membuat gird terrain pada oasis

Isi kolom sesuai file yang sudah dibuat pada globbal mapper. Pada kolom
ouput file tidak perlu menuliskan ekstensi file (.grd) karena hal itu sudah
pasti akan berubah sesuai format file input. Untuk water refrence elevation
masukan nilai 0 dan terrain density 2,67. Lalu outer distance 1000 dan inner
distance lebih kecil dari outer distance.

23 | P a g e
Lalu dilanjutkan langkah selanjutnya yaitu klick menu gravity – terrain
correction – terrain correction. Maka akan pilih channel x adalah easting, y
adalah northing dan z adalah elevation. Lalu ok. Maka akan muncul data
terrain pada database oasis montaj.

3.4.3 Interpretasi

Interpretasi data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi


kualitatif dilakukan pada peta kontur anomali bouguer dan peta kontur anomali
residual hasil pemisahan anomali dengan menggunakan metode Trend Surface
Analysis (TSA) orde 3. Sedangkan interpretasi kuantitatif dilakukan berdasarkan hasil
pemodelan 2D penampang bawah permukaan.

24 | P a g e
3.5 Diagram Alir Penelitian
Mulai

Konversi ke mGal Data Lapangan Koreksi Latitude

Koreksi Tidal Koreksi FAC

Koreksi Drift Koreksi Bouger

Koreksi Terrain

Anomali Bouger Lengkap Estimasi Densitas

Pemisahan Anomali Parasnis Netleton

Fill Butterworth Analisa Spektrum Upward Continuation

Regional Residual

Analisa FHD Analisa SVD

Data Geologi Interpretasi

Selesai
25 | P a g e
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Estimasi Densitas.

4.1.1. Metode Nettleton (range densitas 1.8 – 2.4, minimal 5 densitas)

Pada metode nettleton, penentuan harga densitas dilandaskan atas pembuatan


grafik CBA. Setelah dibuat data cba dengan kisaran densitas anatara 1,8 sampai 2,4.
Maka dibuat grafik pada setiap variable densitas, dengan begitu akan didapatkan
sebaran data optimal diantara kelima variasi tersebut. Berikut adalah gambaran dari
grafik metode nettleton.

26 | P a g e
Gambar 4.1.1. metode nettleton

4.1.2. Metode Parasniss

Gambar 4.1.2 Metode paraniss

Pada metode paraniss memiliki dasar bahwa densitas merupakan harga yang
keluar dari hubungan antara anomali free air dengan nilai paraniss dari data gravity.
Saat kedua hubungan dibuat grafik maka akan terlihat bagaimana trendline dan nilai
R2 pada grafik tersebut sehingga bisa ditakar nilai densitas yang seharusnya dipakai
pada proses selanjutnya

4.2.Analisa Penampang Anomali Boouguer Lengkap.

27 | P a g e
Pada data yang didapatkan praktikan setelah pengolahan dan processing data,
didapatkan sebaran anomali bouger lengkap yang kurang bagus dikarenakan
keminiman informasi dan pengetahuan serta kemampuan praktikan yang
menyebabkan samarnya harga anomali bouger yang disajikan dalam informasi 2
dimensi seperti pada gambar 4.2.1. Memang terlihat sedikit ada densitas besar di
kedalaman tertentu yang menyebabkan praktikan bernai menyimpulkan bahwa daerah
penelitian adalah daerah batuan beku.

Gambar 4.2.1 Anomali Bouger Lengkap

4.3.Pemisahan anomali

4.3.1. Analisa Spektrum & estimasi kedalaman

Setelah dilakukan processing dengan analisan spektrum forward fourier


transformation maka dapat diketahui estimasi kedalaman dari grafik pada aplikasi
oasis montaj seperti pada gambar 4.3.1 sekaligus mewakili analisa regional

28 | P a g e
Gambar 4.3.1 grafik estimasi kedalaman

4.4.Analisa Penampang Anomali Regional

Gambar 4.4.1 Regional

Pada gambar tersebut tidak terlihat noise yang terbentuk karena anomali
regional fokus pada ruang lingkup yang cukup luas, alhasil sebaran data menjadi lebih
baik

4.5.Analisa Penampang Anomali Residual

Pada analisa penampang anomali residual pertama dilakukan first horizontal


derrivative dalam lingkup yang lebih luas dibanding second vertical derrivative. Maka
akan nampak seperti pada gambar di bawah ini.

29 | P a g e
Gambar 4.5.1 Spektrum fhd

Gambar 4.5.2. Spektrum svd


Pada tahap ini terlihat bahwa noise semakin terlihat sehingga praktikan lebih
sulit menafsirkan anomali menjadi struktur bawah tanah yang akurat.

30 | P a g e
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan.

Pada penelitian kali ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Struktur bawah permukaan daerah penelitian dapat diasumsikan terdapat


batuan dengan densitas besar jika dilihat secara regional. Praktikan
mengasumsikan hal tersebut dengan batuan vulkanik (beku).

2. Hal tersebut mengacu pada sebaran anomali bouger lengkap yang mengacu
pada densitas batuan penyusun
5.2. Saran.
Pada penelitian selanjutnya perlatan sudah disiapkan sehari sebelumnya
sehingga siap diapaki untuk sehari penuh

31 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Budi, Aditya. 2009. Koreksi-koreksi metode gravitasi.


(http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/679/jbptitbpp-gdl-adityabudi-33940-3-
2009ta-2.pdf) diakses 10 Maret 2018.

Suyanto, Imam. 2013. Metode Gravitasi dan Magnetik. Jogjakarta. UGM press.
(http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/129982/217e95bde87f478
b0842c47535 441b0c) diakses 10 Maret 2018

Young, Hugh D., dan Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh Jilid 1. Jakarta: Erlangga

32 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai