oleh:
Farhan Iskandar Prihartono
165090707111038
PENDAHULUAN
Pada praktikum metode Gravitasi kali ini dilandaskan pada keingintahuan akan proses
kerja alat dan bagaimana cara mengambil data gravitasi beserta pengolahannya yang baik.
Praktikan memilih tempat yang dengan kriteria memiliki luas yang cukup sehingga
diputuskan akan mencari lahan kosong dengan luas yang luas.
Metode gravitasi adalah suatu metode penyelidikan yang berdasarkan pada perbedaan
medan gravitasi akibat dari perbedaan rapat massa batuan penyusun. Data percepatan
gravitasi yang diperoleh digunakan untuk menentukan kontras densitas batuan penyusun
yang ditentukan dari anomali densitas batuan.
Untuk mengetahui struktur bawah tanah daerha tersebut melalui kontras densitas
batuan penyusun
1|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metode gravitasi berhubungan dengan hukum gravitasi newton, yang berbunyi setiap
partikel dari bahan di alam semesta menarik setiap partikel lain dengan gaya yang berbanding
lurus dengan hasil kali massa-massa partikel dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak di
antara partikel-partikel tersebut. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
𝐺
= (2.1)
Dimana adalah besar gaya gravitasi pada salah satu partikel atau gaya tarik antara dua
partikel dengan satuan , dan adalah massa patikel dengan satuan 𝑔,
adalah jarak antara kedua partikel dengan satuan , dan adalah konstanta gravitasi yang
nilainya bergantung pada sistem satuan yang digunakan, biasanya menggunakan , ×
−
/ 𝑔 (Young, Hugh D., dan Freedman, Roger A, 2002).
Metode Gravitasi adalah salah satu metode eksplorasi geofisika, yaitu metode
penyelidikan bawah permukaan bumi yang menggunakan hukum newton. Prinsip dasar dari
metode gravitasi adalah mengukur perbedaan nilai gravitasi yang disebabkan oleh massa
batuan di bawah permukaan. Sehingga dapat mengetahui perbedaan struktur bawah
permukaan, densitas bawah permukaan dan kedalaman bawah permukaan. Metode gravitasi
dapat dilakukan dipermukaan bumi, dilaut, maupun diudara (Suyanto,2013).
Metode gravitasi menggunakan alat ukur gravitimeter yang memiliki sensitifitas yang
sangat tinggi. Dalam gravitimeter terdapat massa yang bergantung pada sebuah pegas, pegas
tersebut terdapat didalam gravitimeter. Densitas batuan bawah permukaan akan berbeda-beda
tergantung jenis batuan bawah permukaannya. Batuan bawah permukaan yang memiliki
densitas tinggi akan menyebabkan nilai gravitasi lebih besar dan berlaku sebaliknya, yaitu
densitas rendah maka akan menyebabkan nilai gravitasi lebih kecil.
2|Page
Faktor faktor yang mempengaruhi nilai gravitasi, antara lain:
3. Efek topografi
4. Efek lintang
𝑅 𝑎 𝑎 ={ 𝑎− ×𝑖 𝑎 }+ 𝑎 (2.2)
−
= − (2.3)
−
3|Page
pebacaan awal, merupakam waktu pembacaan akhir, dan merupakan waktu
pembacaan pada titik .
𝑔 =𝑔 + (2.4)
Koreksi lintang dilakukan untuk mengoreksi nilai gaya berat pada setiap
lintang geografis yang disebabkan oleh bentuk bumu yang ellipsoid dan gaya
sentrifugal yang disebabkan oleh rotasi bumi. Persamaan dapat ditulis sebagai
berikut:
− −
𝑔 = . + . × sin 𝑎 + . × sin 𝑎
(2.5)
4|Page
Koreksi udara bebas digunakan untuk menghilangkan pengaruh dari
ketinggian terhadap nilai pengukuran pada suatu titik pengamatan. Persamaan
dapat ditulis
𝑔 =𝑔 −𝑔 + . ℎ (2.6)
5|Page
= . ×𝜌×ℎ (2.7)
−
Dengan 𝜌 adalah densitas batuan ( 𝑔 ). Dengan satuan 𝑔𝑎 .
Gambar 2.2 a)Kelebihan massa (di atas garis biru), b) Kelebihan massa dapat
diaproksimasi dengan garis lurus dari material permukaan dengan
densitas 𝜌 (www.galitzin.mines.edu).
𝜌
𝑇 = . − +√ +𝑧 −√ +𝑧 (2.8)
−
Dengan 𝜌 adalah densitas batuan ( 𝑔 ), adalah radius dalam, adalah
radius luar, dan n adalah panjang zona. Dengan satuan 𝑔𝑎 .
6|Page
Pemodelan yang digunakan adalah benda 2 ½ dimensi seperti yang diajukan oleh
Talwani (1959) dengan program komputer Grav-2DC. Sedangkan untuk
interpretasi kualitatif dilakukan dengan cara menafsirkan peta kontur anomali
Bouguer lengkap di bidang datar.
Untuk interpretasi kuantitatif dapat dilakukan dengan menslice kontur ABL yang
tentunya dapat menggambarkan anomali pada lokasi penelitian. Hasil slice ini di
save disave format. Kemudian hasil slice tadi dibuat suatu bentuk permodelan
dengan program Grav2DC yang menggambarkan kondisi bawah permukaan dari
anomalinya. (Elisa)
7|Page
BAB III
METODE PENELITIAN
Kuliah lapangan dilaksanakan pada Hari Jumat Tanggal 27 April 2018 hingga
Hari SabtuTanggal 28 April 2018 mulai pukul 06.00 hingga pukul 17.00 WIB. Lokasi
penelitian berada di Perumahan Bulan Terang Utama JL. Raya Ki Ageng Gribig No 29,
Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur,
Indonesia.
Rancangan penelitian menggunakan 35 titik dengan interval 50m. Titik base yang
′
digunakan ° , S dan 112°40'31,75 .
8|Page
Dalam dilakukannya penelitian ini digunakan beberapa materi yang berupa data
dan pengolahan data, antara lain:
2. Peralatan yang digunakan pada akuisisi data metode gravitasi antara lain:
Fungsi Alat
9|Page
Gravitymeter LaCoste & Romberg berfungsi untuk mengukur variasi nilai gravitasi
yang ada di permukaan bumi.
Prinsip Kerja
Gravitymeter LaCoste & Romberg type G-1053 bekerja berdasarkan prinsip spring
balance, yang artinya apabila alat tersebut terkena sedikit getaran saja 55
maka getaran tersebut dapat mempengaruhi proses pengukuran, Alat ini
bekerja optimal saat suhu mencapai maksimal yaitu 56,7° (thermostate).
Gravitymeter ini memiliki ketelitian sebesar 0,01 mGal dan menggunakan
daya DC 12 Volt dengan tampilan pembacaan yang digunakan 5 digit angka,
dengan batas nilai tertinggi 7000,0.
Cara Penggunaan
- Nulling dial diputar hinggan di dapatkan nilai reading line sebesar 2,8.
Setelah tepat pada nilai 2,8 pengunci pegas dikunci kembali.
10 | P a g e
Faktor yang harus dihindari dalam penggunaan Gravitymeter
- Suhu alat harus tetap dijaga pada suhu maksimalnya 56,7° (thermostate).
- Saat meletakkan piringan apabila lokasi dalam keadaan kurang baik (tanah
gembur, miring).
GPS (Global Postion system) digunakan untuk mengetahui posisi (lintang dan
bujur) dari tiap titik pengukuran di lapangan.
Jam tangan
Jam tangan digunakan untuk mengetahui waktu pada saat hasil pembacaan
oleh alat gravimeter.
Alat Tulis
Payung
Microsoft Excel
11 | P a g e
Koreksi-koreksi dalam pengolahan data gaya berat dilakukan dengan bantuan
perangkat lunak Microsoft Excel 2016.
Matlab R2016
Google Earth
Surfer versi 10
Setelah diperoleh anomali bouguer lengkap, maka dibuat peta kontur anomali
bouguer dengan bantuan perangkat lunak Surfer versi 10. Selain itu, perangkat
lunak tersebut digunakan untuk proses sayatan sebagai data masukan dalam
pemodelan 2D.
- Lokasi titik-titik pengukuran harus mudah dijangkau serta jauh dari pengaruh
kendaraan bermotor, mesin dan lain sebagainya.
Dalam pengambilan data gayaberat, nilai titik pangkal utama harus diketahui.
Untuk itu, titik pangkal utama tersebut dibuat dengan mengacu pada Jaringan
Gayaberat Nasional (JGN). Sehingga nilai titik pangkal utama dapat
dimanfaatkan untuk menentukan titik base station (titik ikat) pengukuran sebagai
jaringan gayaberat setempat.
13 | P a g e
Gambar 3.4.1 Teknik Pengukuran Gayaberat di Lapangan
𝑅 𝑎 𝑎 ={ 𝑎− ×𝑖 𝑎 }+ 𝑎 (3.1)
−
= −
− (3.2)
14 | P a g e
Gambar 3.4.2. Drift Correction
Pada koreksi drift praktikan menggunakan aplikasi Ms. Excell sebagai aplikasi
pengolah angka.
𝑔 =𝑔 + (3.3)
15 | P a g e
Gambar 3.4.3. Tydal correction
Koreksi lintang dilakukan untuk mengoreksi nilai gaya berat pada setiap
lintang geografis yang disebabkan oleh bentuk bumu yang ellipsoid dan gaya
sentrifugal yang disebabkan oleh rotasi bumi. Persamaan dapat ditulis sebagai
berikut:
− −
𝑔 = . + . × sin 𝑎 + . × sin 𝑎 (3.4)
16 | P a g e
Koreksi udara bebas digunakan untuk menghilangkan pengaruh dari
ketinggian terhadap nilai pengukuran pada suatu titik pengamatan. Persamaan
dapat ditulis
𝑔 =𝑔 −𝑔 + . ℎ (3.5)
= . ×𝜌×ℎ (3.6)
−
Dengan 𝜌 adalah densitas batuan ( 𝑔 ). Dengan satuan 𝑔𝑎 .
17 | P a g e
14. Koreksi Topografi (Terrain Correction)
𝜌
𝑇 = . − +√ +𝑧 −√ +𝑧 (3.7)
−
Dengan 𝜌 adalah densitas batuan ( 𝑔 ), adalah radius dalam, adalah
radius luar, dan n adalah panjang zona. Dengan satuan 𝑔𝑎 .
18 | P a g e
Gambar 3.4.6. mengatur datum
Download peta kontur regional pada website lalu download file srtm
19 | P a g e
Gambar 3.4.8. Memilih daerah regional
Dilanjutkan dengan membuka file srtm (peta kontur) yang sudah di unduh
terlebih dahulu
20 | P a g e
Gambar 3.4.10 Membuka file kontur
Pertama, dibuatlah data koordinat dalam versi UTM di notepad dan di save
dengan format ekstensi txt
Setelah itu import file pada aplikasi globbal mapper dan masukan datum dan
zona yang sesuai, maka akan di dapatkan tampilan seperti gambar 3.4.12
21 | P a g e
Gambar 3.4.12 Desain survey
Buat gird kotak pada daerah desain survey, yang kecil adalah terrain residual
dan yang lebih besar adalah regional terrain correction. Lakukan dengan
menu export – export elevation gird format. Masukan format geosoft seperti
yang ditunjukan pada gambar dibawah
Setelah itu draw a box dan save data output dengan nama residual dan
regional
22 | P a g e
Gambar 3.4.14. membuat gird regional dan residual
Isi kolom sesuai file yang sudah dibuat pada globbal mapper. Pada kolom
ouput file tidak perlu menuliskan ekstensi file (.grd) karena hal itu sudah
pasti akan berubah sesuai format file input. Untuk water refrence elevation
masukan nilai 0 dan terrain density 2,67. Lalu outer distance 1000 dan inner
distance lebih kecil dari outer distance.
23 | P a g e
Lalu dilanjutkan langkah selanjutnya yaitu klick menu gravity – terrain
correction – terrain correction. Maka akan pilih channel x adalah easting, y
adalah northing dan z adalah elevation. Lalu ok. Maka akan muncul data
terrain pada database oasis montaj.
3.4.3 Interpretasi
24 | P a g e
3.5 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Koreksi Terrain
Regional Residual
Selesai
25 | P a g e
BAB IV
26 | P a g e
Gambar 4.1.1. metode nettleton
Pada metode paraniss memiliki dasar bahwa densitas merupakan harga yang
keluar dari hubungan antara anomali free air dengan nilai paraniss dari data gravity.
Saat kedua hubungan dibuat grafik maka akan terlihat bagaimana trendline dan nilai
R2 pada grafik tersebut sehingga bisa ditakar nilai densitas yang seharusnya dipakai
pada proses selanjutnya
27 | P a g e
Pada data yang didapatkan praktikan setelah pengolahan dan processing data,
didapatkan sebaran anomali bouger lengkap yang kurang bagus dikarenakan
keminiman informasi dan pengetahuan serta kemampuan praktikan yang
menyebabkan samarnya harga anomali bouger yang disajikan dalam informasi 2
dimensi seperti pada gambar 4.2.1. Memang terlihat sedikit ada densitas besar di
kedalaman tertentu yang menyebabkan praktikan bernai menyimpulkan bahwa daerah
penelitian adalah daerah batuan beku.
4.3.Pemisahan anomali
28 | P a g e
Gambar 4.3.1 grafik estimasi kedalaman
Pada gambar tersebut tidak terlihat noise yang terbentuk karena anomali
regional fokus pada ruang lingkup yang cukup luas, alhasil sebaran data menjadi lebih
baik
29 | P a g e
Gambar 4.5.1 Spektrum fhd
30 | P a g e
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan.
2. Hal tersebut mengacu pada sebaran anomali bouger lengkap yang mengacu
pada densitas batuan penyusun
5.2. Saran.
Pada penelitian selanjutnya perlatan sudah disiapkan sehari sebelumnya
sehingga siap diapaki untuk sehari penuh
31 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Suyanto, Imam. 2013. Metode Gravitasi dan Magnetik. Jogjakarta. UGM press.
(http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/129982/217e95bde87f478
b0842c47535 441b0c) diakses 10 Maret 2018
Young, Hugh D., dan Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh Jilid 1. Jakarta: Erlangga
32 | P a g e