Metode gravitasi adalah metode geofisika pasif yang memanfaatkan perbedaan nilai medan
gravitasi di permukaan bumi.
Besaran fisis yang terukur adalah percepatan gravitasi bumi
Data percepatan gravitasi setelah melalui proses pengolahan diperoleh anomali percepatan
gravitasi bumi
Anomali yang ada disebabkan karena adanya perbedaan massa jenis batuan atau struktur
geologi (besaran fisis berupa rapat massa, kedalaman, volume/struktur)
Umumnya digunakan dalam eksplorasi migas, mineral, geothermal, kegunungapian, tektonik dll
Asisten Acara :
(a) Koreksi udara bebas. (b) koreksi bouguer. (c) koreksi topografi
(John Milsom, 2003)
Hal-hal yang mempengaruhi persebaran nilai gravitasi di permukaan bumi
antara lain:
• Adanya perbedaan jari-jari bumi. Jari-jari bumi cenderung lebih besar pada garis
khatulistiwa. (mengurangi nilai gravitasi)
• Adanya kelebihan massa pada bagian khatulistiwa. (menambahkan nilai gravitasi)
• Adanya rotasi bumi yang berakibat adanya gaya sentripetal pada bagian
khatulistiwa bumi. (mengurangi nilai gravitasi)
Dermawan. 2010.
Koreksi Udara Bebas
❖ Koreksi udara bebas adalah koreksi elevasi tanpa memperhitungkan nilai
rapat jenis material di sekitar tempat pengukuran.
❖ Nilai gravitasi di permukaan bola dirumuskan :
𝐺𝑀
𝑔0 = 2
𝑅
❖ Pada titik dengan ketinggian h, nilai gravitasinya:
𝑅2
•𝑔ℎ = (𝑅+ℎ)2
X 𝑔0
•𝑔 = 𝑔0 − 𝑔ℎ
2𝑔0
•𝑔 = Xℎ
𝑅
• Menggunakan permukaan air laut sebagai datum
S1 = datum
FACS2 = + 0,3086 (h – d) mgal/m
Koreksi Bouguer
❖ Koreksi ini memperhitungkan rapat massa batuan di atas stasiun pengukuran
yang sifatnya menambah, sehingga harus dikurangi dengan nilai gravitasi terukur.
❖ Massa dianggap berbentuk lempengan sehingga:
𝑔 =2𝜋𝐺𝜎ℎ
No. X Y g(obs) (mgal) E (m) g(n) (mgal) g(obs) - g(n) (mgal) H (m) FAC (mgal) BC (mgal) EC (mgal) SBA (mgal)
1 703320,8 140968 978027,1877 978095,7 862,10 977165,0877 978095,7 301840,333 -109448,6154 192391,7176 1169556,8053
2 703728,1 140943,6 978024,6778 978095,8 863,70 977160,9778 978095,8 301840,3639 -109448,6266 192391,7373 1169552,7151
3 703722,2 140552,7 978026,1425 978095,8 860,76 977165,3825 978095,8 301840,3639 -109448,6266 192391,7373 1169557,1198
4 703756,4 140139,1 978022,7185 978095,8 865,72 977156,9985 978095,8 301840,3639 -109448,6266 192391,7373 1169548,7358
5 703263,4 140031,7 978020,7344 978095,7 868,79 977151,9444 978095,7 301840,333 -109448,6154 192391,7176 1169543,6620
TERIMA KASIH
Acara 3 - Praktikum Geofisika Eksplorasi I
Complete Bouguer Anomaly (Koreksi Terrain)
Tujuan
Memperoleh nilai gravitasi terkoreksi (complete bouguer anomaly).
Koreksi Terrain
Pada gambar a, merupakan kondisi sebenarnya dari lapangan yang akan diukur, sedangkan pada
gambar b merupakan kondisi lapangan “yang dianggap” setelah dilakukan simple bouguer anomaly.
Dapat terlihat bahwa pada gambar b terdapat massa yang tidak terhitung dan “ruang kosong”
seperti lembah dihitung menjadi suatu massa. Oleh karena itulah diperlukan koreksi topografi agar
didapat perhitungan yang sesuai dengan kondisi topografi di lapangan seperti pada gambar c.
Hammer Chart/Net
Tujuan
Memperoleh nilai gravitasi terkoreksi (complete bouguer anomaly).
Penentuan besarnya Koreksi Topografi
b) cara praktis.
Cara matematis
Cara ini didasarkan pada prisip hukum Newton pada masa berbentuk silinder tegak. Masa silinder dengan sudut jari-
jari adalah:
Cara matematis
Prosedur perhitungan.
Buat Hammer chart atau diagram pada kertas (atau plastik)
transparan. Untuk chart yang jari-jarinya tidak sama dengan jari-jari
pada Hammer chart, maka jumlah kompartemennya
ditentukan dengan rumus:
Asisten acara:
Hana Riska Nabilla
Meiliawati Nurbaiti
Maksud dan Tujuan
Maksud:
Menghitung nilai anomali magnetik dan membuat peta anomali
intensitas magnetik total dari data perhitungan anomali yang telah
dilakukan.
Tujuan:
Menginterpretasi kondisi geologi bawah permukaan berdasarkan
data anomali magnetik dan peta anomali intensitas magnetik total
yang dibuat.
Dasar Teori
➢ Geomagnet adalah salah satu metode pengambilan data geofisika
pasif yang menggunakan parameter berupa variasi intensitas
medan magnetik pada posisi yang berbeda.
➢ Sifat fisika yang berkaitan erat dengan metode ini adalah
suseptibilitas/ kerentanan magnetik (k).
➢ Hasil pengukuran geomagnet berupa kontur yang
menggambarkan kerentanan magnetik batuan di bawah
permukaan bumi.
• Momen magnet (M) : Besaran vektor yang memanjang dari kutub
negatif ke kutub positif.
M = kH
• Induksi / imbas magnetik (B) : Medan magnet total dalam benda
yang diletakkan pada suatu medan magnet eksternal.
B = H +H’
H’ = 4πI
• Variasi kerentanan magnetik (k) pada batuan dan mineral (Telford et al., 1990)
Medan magnet Bumi:
1. Medan utama, yaitu medan magnet yang berasal dari dalam Bumi sendiri, dan memiliki
variasi yang berubah secara lambat dan kecil terhadap waktu. Perubahan tersebut
disebabkan oleh perpindahan kutub-kutub magnet Bumi dan sering disebut variasi sekuler.
2. Medan luar, yaitu medan magnet yang berasal dari luar Bumi dan memiliki variasi yang
berubah secara cepat terhadap waktu.
3. Medan anomali, yaitu medan magnet yang berasal dari anomali magnet lokal dekat
permukaan litosfer dan memiliki nilai yang relatif konstan terhadap waktu dan posisi.
Keunggulan dan Kelemahan Geomagnet
Keunggulan:
• Metode ini sensitif terhadap perubahan vertikal.
• Mineral-mineral feromagnetik akan kehilangan sifat kemagnetannya jika dipanasi mendekati
suhu Curie sehingga efektif diaplikasikan untuk eksplorasi panas bumi.
• Akusisi dan prosesing data geomagnet tidak serumit metode gaya berat.
Kelemahan:
• Setiap jenis batuan memiliki sifat dan karakteristik yang spesifik akibat peristiwa geologi yang
dialaminya walaupun memiliki nama dan pengklasifikasian yang sama. Oleh karena itu, data
yang diperoleh dari pengukuran bisa berbeda dengan kenyataan di bawah permukaan.
Aplikasi Metode Geomagnet
• Eksplorasi pendahuluan minyak bumi, airtanah, dan panas bumi.
• Estimasi sebaran sedimen.
• Estimasi keterdapatan batubara dan estimasi arah serta titik bor.
• Mempelajari tubuh si intrusi, batuan dasar, urat hidrotermal yang kaya akan mineral
feromagnetik, serta struktur geologi.
• Eksplorasi deposit logam.
• Pencarian artefak (untuk arkeologi).
Langkah Kerja
1. Perhitungan koreksi (pada praktikum hanya sampai tahap ini).
2. Perhitungan nilai grid.
3. Pembuatan peta isogamma menggunakan aplikasi surfer.
4. Interpretasi dari peta isogamma yang dibuat.
Langkah Kerja
4. Hitung nilai Pt
Pt = pn + {(dp/dw)×(wn-
wa)}
5. Hitung nilai Kd
Kd = modus - pa
6. Hitung nilai C
C = Pt + Kd
Keterangan:
B = imbas/ induksi magnetik
n = jumlah perhitungan
pb = pembacaan akhir rata-rata
pa = pembacaan awal rata-rata
wb = waktu pembacaan akhir
wa = waktu pembacaan awal
wn = waktu pembacaan pada titik ke-n
pn = pembacaan rata-rata titik ke-n
Pt = pembacaan total
NB:
Modus loop 1 = 45026 Modus loop 3 = 45019
Modus loop 2 = 45021 Modus loop 4 = 45071
TERIMA KASIH
Praktikum Geofisika Eksplorasi 1
Acara 6
Geolistrik Metode Schlumberger
Asisten Acara:
Misalnya :
• Rangkaian Wenner
• Rangkaian Schlumberger
Konfigurasi elektroda
Schlumberger Wenner
• MN << AB, MN tetap dan AB • C1 , C2 , P1 , P2 bergerak (a makin besar)
bergerak • lebih praktis untuk mapping
• lebih praktis untuk sounding
Rangkaian Schlumberger
elektroda arus dan elektroda potensial ditempatkan dengan jarak
tertentu
I
v
a
A M N B
b
Kurva bantu “schlumberger”
• Kurva bantu H menunjukkan harga ρ minimum dan adanya 3
variasi lapisan dengan ρ1 > ρ2 < ρ3
• Kurva bantu A menunjukkan pertambahan harga ρ dan variasi
lapisan dengan ρ1 < ρ2 < ρ3
• Kurva bantu K menunjukkan harga ρ maksimum dengan variasi
lapisan ρ1 < ρ2 > ρ3
• Kurva bantu Q menunjukkan penurunan harga ρ yang seragam
sehingga ρ1 > ρ2 > ρ3
Kurva bantu “schlumberger”
ρa ρa
Tipe H Tipe A
100
𝜌𝑎
10
AB/2
1 10 100 1000
3. Koreksi Kedalaman
• Titik P1 dan segala titik pusat (Pn) yang berada pada kurva bantu H,
tidak perlu dikoreksi
• Kurva terakhir tidak perlu dikoreksi karena tidak ada titik pusat
berikutnya
• Titik pusat pada kurva bantu A, K, dan Q perlu dikoreksi
3. Koreksi Kedalaman
• Letakkan kembali kurva di diatas kurva bantu (tipe A, K, atau Q) dengan
pusat Pn.
• Baca nilai koreksi (sebagai n) tepat pada titik Pn+1
• Hitung ketebalan dan kedalaman lapisan ke (n+1)
hn = n . dn’ (h : ketebalan)
dn = hn + dn-1 (d : kedalaman)
Asisten Acara :
DINA MUSTIKA SETYANINGTYAS
M. RAFI DWIGANA
M. RIFQI NAUFAL
Pendahuluan
Schlumberger Wenner
• MN << AB, MN • C1 , C2 , P1 , P2 bergerak
tetap dan AB (a makin besar)
bergerak • lebih praktis untuk
• lebih praktis untuk mapping
sounding
Konfigurasi Wenner
a a a
A M N B
CURRENT POTENTIAL POTENTIAL CURRENT
ELECTRODE ELECTRODE ELECTRODE ELECTRODE
Kenampakan Gelombang Resistivity pada Bawah permukaan
Rumus Faktor Geometrik
titik X y h litologi
P1
P2
P3
METODE POLARISASI
TERIMBAS
ASISTEN ACARA:
Dina Mustika S.
Hanna Prajna P.
Rheza Kanzi Z.
0
TUJUAN
Polarisasi Terimbas
1
PENDAHULUAN
2
Gambar Grafik Tegangan Padametode IP dan RC (Telford,1976)
3
PENYEBAB FENOMENA POLARISASI
TERIMBAS YAITU
1. Polarisasi Membran
- Dihasilkan dari variasi ion-
ion yang berada pada
fluida pengisi batuan.
- Dapat terjadi pada batuan
yang tidak mengandung
logam
- Biasanya terjadi pada
mineral lempung.
Gambar. a.Jalur pori sebelum diberi beda potensial; b.Jalur pori setelah diberi be
potensial (Telford,1976)
4
2. Polarisasi Elektroda
- Dihasilkan dari variasi
ion dan konduktifitas
elektrik dimana mineral
logam biasanya
dijumpai.
- Jika dialiri arus listrik
terjadi pengutuban
muatan antara mineral
logam dengan larutan
pada batuan.
5
ALAT SURVEY POLARISASI
TERIMBAS
6
PRINSIP KERJA
• Metode pengukuran menggunakan 4
elektroda.
• Ketika arus yang dialirkan dari elektroda
diturunkan/diputus, beda potensial pada
elektroda tidak langsung turun menjadi 0,
namun mengalami penurunan secara
perlahan setelah mengalami steady-state
condition.
• Waktu penurunan voltase dapat terjadi
dalam hitungan menit/detik.
• Sebaliknya, ketika arus dialirkan kembali,
nilai potensial akan meningkat signifikan
kemudian mencapai kondisi steady-state.
• Penurunan dan kenaikan dari sinyal
elektroda ini disebut sebagai IP effect.
7
CARA PENGUKURAN METODE IP
1. Time-domain measurements
Cara paling sederhana untuk
mengukur efek IP dalam
fungsi waktu ialah
membandingkan potensial
residual (Vs(t)) yang tersisa
pada waktu t setelah arus
dihentikan dan potensial yang
terukur pada kedua elektroda
potensial selama arus DC
mengalir (Vp).
8
2. Frequency-domain measurements
9
3. Hubungan Antara Time-domain measurements dan
Frequency domain measurements.
M = FE /(1 + FE)
dimana FE 1
10
KONFIGURASI ELEKTRODA
11
KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE
Konfigurasi elektroda yang paling sering digunakan pada pengukuran
polarisasi terimbas adalah konfigurasi dipole-dipole karena:
1. Mudah dalam proses akuisisi
2. Elektroda potensial dan elektroda arus terpisah satu sama lain
sehingga sinyal elektromagnetik lebih mudah untuk tereduksi.
12
KONFIGURASI DIPOLE - DIPOLE
13
KONFIGURASI DIPOLE - DIPOLE
V
a = n(n + 1)(n + 2)a( )
I
14
=
15
Langkah Pengerjaan
• Hitung nilai R1 dan R2 dengan rumus R=V/I
• Hitung nilai pa1 dan pa2 dengan menggunakan rumus
V
a = n(n + 1)(n + 2)a( )
I
a 2 − a1
• Hitung nilai PFE dengan rumus PFE= 100( )
a1
• Hitung nilai MF dengan rumus MF = 10 3 PFE / a 2
• Buat profil bentangan elektroda pada milimeter block
• Plotkan nilai PFE dan Metal Faktor (Buat 2 profil dalam 1 mm blok)
• Buatkan garis kontur berdasarkan nilai PFE dan MF
• Buat intepretasi berdasarkan nilai kontur
16