Anda di halaman 1dari 111

Metode Gravitasi 1

Asisten acara 1 : Muhammad Rafi Dwigana, Theo Rifaldi Siregar

Tujuan : Mencari nilai gravitasi terukur


Maksud : Mengetahui konsep dasar dari metode gravitasi terkait konversi mgal, koreksi pasang
surut dan koreksi drift

Metode gravitasi adalah metode geofisika pasif yang memanfaatkan perbedaan nilai medan
gravitasi di permukaan bumi.
Besaran fisis yang terukur adalah percepatan gravitasi bumi
Data percepatan gravitasi setelah melalui proses pengolahan diperoleh anomali percepatan
gravitasi bumi
Anomali yang ada disebabkan karena adanya perbedaan massa jenis batuan atau struktur
geologi (besaran fisis berupa rapat massa, kedalaman, volume/struktur)
Umumnya digunakan dalam eksplorasi migas, mineral, geothermal, kegunungapian, tektonik dll

Potensial dan Medan Gravitasi


PRAKTIKUM GEOFISIKA EKSPLORASI 1
Acara : Gravitasi 2 (Simple Bouguer Anomaly)

Asisten Acara :

HANA RISKA NABILLA


VERONIKA DIAN PUSPITASARI
PENDAHULUAN
❖ Maksud : membuat peta anomali gravitasi
❖ Tujuan : mencari nilai anomali gravitasi udara bebas dan anomali bouguer
sederhana dengan software surfer.
❖ Beberapa koreksi yang dilakukan pada pratikum ini :
• Koreksi Udara Bebas
• Koreksi Bouguer

(a) Koreksi udara bebas. (b) koreksi bouguer. (c) koreksi topografi
(John Milsom, 2003)
Hal-hal yang mempengaruhi persebaran nilai gravitasi di permukaan bumi
antara lain:
• Adanya perbedaan jari-jari bumi. Jari-jari bumi cenderung lebih besar pada garis
khatulistiwa. (mengurangi nilai gravitasi)
• Adanya kelebihan massa pada bagian khatulistiwa. (menambahkan nilai gravitasi)
• Adanya rotasi bumi yang berakibat adanya gaya sentripetal pada bagian
khatulistiwa bumi. (mengurangi nilai gravitasi)

Dermawan. 2010.
Koreksi Udara Bebas
❖ Koreksi udara bebas adalah koreksi elevasi tanpa memperhitungkan nilai
rapat jenis material di sekitar tempat pengukuran.
❖ Nilai gravitasi di permukaan bola dirumuskan :
𝐺𝑀
𝑔0 = 2
𝑅
❖ Pada titik dengan ketinggian h, nilai gravitasinya:
𝑅2
•𝑔ℎ = (𝑅+ℎ)2
X 𝑔0

•𝑔 = 𝑔0 − 𝑔ℎ

2𝑔0
•𝑔 = Xℎ
𝑅
• Menggunakan permukaan air laut sebagai datum

Sumber: Panduan praktikum edisi 3

FACS1 = - 0,3086 h mgal/m


FACS2 = + 0,3086 h mgal/m
• Menggunakan datum tidak sama dengan permukaan air laut

Sumber: Panduan praktikum edisi 3

S1 = datum
FACS2 = + 0,3086 (h – d) mgal/m
Koreksi Bouguer
❖ Koreksi ini memperhitungkan rapat massa batuan di atas stasiun pengukuran
yang sifatnya menambah, sehingga harus dikurangi dengan nilai gravitasi terukur.
❖ Massa dianggap berbentuk lempengan sehingga:

𝑔 =2𝜋𝐺𝜎ℎ

❖ Catatan : untuk 𝐺 = 6,6732 𝑥 10−8 , maka nilai


• Di bawah datum
𝑔 = 0,04191 𝜎 ℎ 𝑚𝑔𝑎𝑙/𝑚, 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑔 = 0,01278 𝜎 ℎ 𝑚𝑔𝑎𝑙/𝑓𝑡
• Di atas datum
𝑔 = − 0,04191 𝜎 ℎ 𝑚𝑔𝑎𝑙/𝑚, 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑔 = − 0,01278 𝜎 ℎ 𝑚𝑔𝑎𝑙/𝑓𝑡
Koreksi Elevasi
❖Koreksi udara bebas dan koreksi bouguer merupakan konstanta-
konstanta sederhana yang harus dikalikan dengan elevasi, maka
didalam pengoperasiannya sering digabungkan disebut juga faktor
elevasi.
❖Rumus yang berlaku : EC = FAC + BC

Sumber: Panduan praktikum edisi 3


Simple Bouguer Anomaly
Di permukaan bumi, harga gravitasi dapat diketahui dengan dua cara
pengukuran, yaitu:
a. Secara langsung, yang dilakukan dengan cara mengamati langsung
menggunakan alat ukur yang disebut gravitymeter. Harga gravitasi yang di
dapat biasanya diberi notasi: g(obs).
b. Secara tidak langsung, disebut cara teoritis dengan cara perhitungan dengan
rumus tertentu, dinamakan gravitasi normal atau gravitasi teoritis, g(n) .
Dari kedua cara tersebut apabila dipergunakan untuk pengukuran didaerah yang
sama hasil yang didapat tidak selalu sama (terdapat penyimpangan atau
anomali)
Anomali diatas disebabkan karena efek-efek dari perubahan pada struktur kerak
bumi yang merupakan bagian terluar dari bumi. Apabila dikombinasikan dengan
koreksi udara bebas (free air correction) disebut Anomali Bouguer.
• Perhitungan Simple Bouguer Anomaly
SBA = g(obs) – g(n) + EC
HASIL AKHIR DARI PRAKTIKUM
Langkah kerja perhitungan SBA
• Buat tabel perhitungan sebagai berikut (datum dan densitas telah
diketahui) :
❖Menghitung nilai h = E (datum muka air laut)
❖Menghitung FAC (diatas datum)
❖Menghitung BC (diatas datum) densitas 2,67
❖Menghitung EC
❖Menghitung SBA
❖Membuat peta SBA dengan memasukan nilai SBA dari perhitungan
ke titik pengamatan.
❖Membuat peta SBA 3D
Contoh Perhitungan

No. X Y g(obs) (mgal) E (m) g(n) (mgal) g(obs) - g(n) (mgal) H (m) FAC (mgal) BC (mgal) EC (mgal) SBA (mgal)

1 703320,8 140968 978027,1877 978095,7 862,10 977165,0877 978095,7 301840,333 -109448,6154 192391,7176 1169556,8053

2 703728,1 140943,6 978024,6778 978095,8 863,70 977160,9778 978095,8 301840,3639 -109448,6266 192391,7373 1169552,7151

3 703722,2 140552,7 978026,1425 978095,8 860,76 977165,3825 978095,8 301840,3639 -109448,6266 192391,7373 1169557,1198

4 703756,4 140139,1 978022,7185 978095,8 865,72 977156,9985 978095,8 301840,3639 -109448,6266 192391,7373 1169548,7358

5 703263,4 140031,7 978020,7344 978095,7 868,79 977151,9444 978095,7 301840,333 -109448,6154 192391,7176 1169543,6620
TERIMA KASIH
Acara 3 - Praktikum Geofisika Eksplorasi I
Complete Bouguer Anomaly (Koreksi Terrain)

Senin, 22 Maret 2021 Asisten Acara

Laboratorium Geofisika Eksplorasi M. Rifqi Naufal


Departemen Teknik Geologi Rocky Tirajean S.
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Maksud dan Tujuan
Maksud
Mengetahui pengaruh topografi terhadap pembacaan nilai gravitasi
di suatu tempat.

Tujuan
Memperoleh nilai gravitasi terkoreksi (complete bouguer anomaly).
Koreksi Terrain

Pada gambar a, merupakan kondisi sebenarnya dari lapangan yang akan diukur, sedangkan pada
gambar b merupakan kondisi lapangan “yang dianggap” setelah dilakukan simple bouguer anomaly.
Dapat terlihat bahwa pada gambar b terdapat massa yang tidak terhitung dan “ruang kosong”
seperti lembah dihitung menjadi suatu massa. Oleh karena itulah diperlukan koreksi topografi agar
didapat perhitungan yang sesuai dengan kondisi topografi di lapangan seperti pada gambar c.
Hammer Chart/Net

Berikut merupakan ilustrasi


bagaimana penggunaan hammer
chart. Setelah dilakukan perhitungan
jumlah kompartmen dan
disesuaikan dengan skala peta,
dapat dihitung bagian per
kompartmen tersebut (berlanjut di
slide selanjutnya)
Hammer Chart/Net

Berikut merupakan ilustrasi


bagaimana pengambilan jari-jari
dalam dan jari-jari luar dalam
koreksi topografi, R0 merupakan
jari-jari luar dan Ri merupakan
jari-jari dalam dari kompartmen
hammer chart.
Terima Kasih
Acara 3 - Praktikum Geofisika Eksplorasi I
Complete Bouguer Anomaly (Koreksi Terrain)

Senin, 22 Maret 2021 Asisten Acara

Laboratorium Geofisika Eksplorasi M. Rifqi Naufal


Departemen Teknik Geologi Rocky Tirajean S.
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Maksud dan Tujuan
Maksud
Mengetahui pengaruh topografi terhadap pembacaan nilai gravitasi
di suatu tempat.

Tujuan
Memperoleh nilai gravitasi terkoreksi (complete bouguer anomaly).
Penentuan besarnya Koreksi Topografi

Koreksi topografi disebabkan karena adanya


pengaruh topografi, yaitu berupa lembah
dan bukit di sekitar stasiun pengamatan.
Penentuan besarnya Koreksi Topografi

Di daerah B, akibat tidak adanya masa maka


mengakibatkan berkurangnya nilai percepatan gravitasi di
titik pengamatan. Adapun di daerah A, adanya bukit
mengakibatkan adanya komponen gaya berat ke atas
yang berlawanan arah dengan komponen gaya vertikal
dari percepatan gaya berat. Adanya bukit dan lembah
akan mengurangi nila gaya berat, maka koreksi terhadap
gaya berat bersifat menambah nilai gaya berat yang
diukur. Untuk menentukan besarnya koreksi topografi
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (

a) cara matemtis, dan

b) cara praktis.
Cara matematis
Cara ini didasarkan pada prisip hukum Newton pada masa berbentuk silinder tegak. Masa silinder dengan sudut jari-
jari adalah:
Cara matematis
Prosedur perhitungan.
Buat Hammer chart atau diagram pada kertas (atau plastik)
transparan. Untuk chart yang jari-jarinya tidak sama dengan jari-jari
pada Hammer chart, maka jumlah kompartemennya
ditentukan dengan rumus:

Letakkan pusat chart pada titik stasiun pengamatan.


Baca nilai ketinggian pada masing-masing kompartemen dan
hitung elevasi rata-ratanya,

Hitung selisih antara elevasi stasiun pengamatan dengan elevasi rata-rata


Hitung besar koreksi topografi dengan rumus:
Cara Praktis
Koreksi topografi secara praktis dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Buat hammer chart pada lembar transparan seperti diatas.
Skala Hammer chart yang dibuat harus sesuai dengan skala
peta yang digunakan.
2. Letakkan pusat chart pada titik stasiun pengukuran.
3. Hitung elevasi rata-rata dari setiap kompartemen
4. Hitung selirih elevasi rata-rata dengan elevasi stasiun
pengukuran.
5. Baca besarnya faktor koreksi yang ada pada tabel koreksi
Hammer (lihat; Telford et.al., 1973, p.21; Dobrin, 1976, p.422-
423; Dobrin & Savit, 1988, p.568-569).
6. Hitung besar koreksi topografi dengan rumus:
Terima Kasih
Acara: Geomagnet
PRAKTIKUM GEOFISIKA EKSPLORASI I
Laboratorium Geofisika Eksplorasi

Asisten acara:
Hana Riska Nabilla
Meiliawati Nurbaiti
Maksud dan Tujuan
Maksud:
Menghitung nilai anomali magnetik dan membuat peta anomali
intensitas magnetik total dari data perhitungan anomali yang telah
dilakukan.

Tujuan:
Menginterpretasi kondisi geologi bawah permukaan berdasarkan
data anomali magnetik dan peta anomali intensitas magnetik total
yang dibuat.
Dasar Teori
➢ Geomagnet adalah salah satu metode pengambilan data geofisika
pasif yang menggunakan parameter berupa variasi intensitas
medan magnetik pada posisi yang berbeda.
➢ Sifat fisika yang berkaitan erat dengan metode ini adalah
suseptibilitas/ kerentanan magnetik (k).
➢ Hasil pengukuran geomagnet berupa kontur yang
menggambarkan kerentanan magnetik batuan di bawah
permukaan bumi.
• Momen magnet (M) : Besaran vektor yang memanjang dari kutub
negatif ke kutub positif.
M = kH
• Induksi / imbas magnetik (B) : Medan magnet total dalam benda
yang diletakkan pada suatu medan magnet eksternal.
B = H +H’
H’ = 4πI
• Variasi kerentanan magnetik (k) pada batuan dan mineral (Telford et al., 1990)
Medan magnet Bumi:
1. Medan utama, yaitu medan magnet yang berasal dari dalam Bumi sendiri, dan memiliki
variasi yang berubah secara lambat dan kecil terhadap waktu. Perubahan tersebut
disebabkan oleh perpindahan kutub-kutub magnet Bumi dan sering disebut variasi sekuler.
2. Medan luar, yaitu medan magnet yang berasal dari luar Bumi dan memiliki variasi yang
berubah secara cepat terhadap waktu.
3. Medan anomali, yaitu medan magnet yang berasal dari anomali magnet lokal dekat
permukaan litosfer dan memiliki nilai yang relatif konstan terhadap waktu dan posisi.
Keunggulan dan Kelemahan Geomagnet
Keunggulan:
• Metode ini sensitif terhadap perubahan vertikal.
• Mineral-mineral feromagnetik akan kehilangan sifat kemagnetannya jika dipanasi mendekati
suhu Curie sehingga efektif diaplikasikan untuk eksplorasi panas bumi.
• Akusisi dan prosesing data geomagnet tidak serumit metode gaya berat.

Kelemahan:
• Setiap jenis batuan memiliki sifat dan karakteristik yang spesifik akibat peristiwa geologi yang
dialaminya walaupun memiliki nama dan pengklasifikasian yang sama. Oleh karena itu, data
yang diperoleh dari pengukuran bisa berbeda dengan kenyataan di bawah permukaan.
Aplikasi Metode Geomagnet
• Eksplorasi pendahuluan minyak bumi, airtanah, dan panas bumi.
• Estimasi sebaran sedimen.
• Estimasi keterdapatan batubara dan estimasi arah serta titik bor.
• Mempelajari tubuh si intrusi, batuan dasar, urat hidrotermal yang kaya akan mineral
feromagnetik, serta struktur geologi.
• Eksplorasi deposit logam.
• Pencarian artefak (untuk arkeologi).
Langkah Kerja
1. Perhitungan koreksi (pada praktikum hanya sampai tahap ini).
2. Perhitungan nilai grid.
3. Pembuatan peta isogamma menggunakan aplikasi surfer.
4. Interpretasi dari peta isogamma yang dibuat.
Langkah Kerja
4. Hitung nilai Pt
Pt = pn + {(dp/dw)×(wn-
wa)}
5. Hitung nilai Kd
Kd = modus - pa
6. Hitung nilai C
C = Pt + Kd
Keterangan:
B = imbas/ induksi magnetik
n = jumlah perhitungan
pb = pembacaan akhir rata-rata
pa = pembacaan awal rata-rata
wb = waktu pembacaan akhir
wa = waktu pembacaan awal
wn = waktu pembacaan pada titik ke-n
pn = pembacaan rata-rata titik ke-n
Pt = pembacaan total
NB:
Modus loop 1 = 45026 Modus loop 3 = 45019
Modus loop 2 = 45021 Modus loop 4 = 45071
TERIMA KASIH
Praktikum Geofisika Eksplorasi 1
Acara 6
Geolistrik Metode Schlumberger
Asisten Acara:

Ichsanu Balya Nur Qosim


Rocky Tirajean Sembiring
Geolistrik

Merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk


penyelidikan kondisi geologi bawah permukaan berdasarkan harga
TAHANAN JENIS dari lapisan batuan.
Teknik Operasional
1. VES (Vertical Electric Sounding)
- untuk mengetahui variasi vertikal batuan
- stasiun tetap, jarak elektroda berubah
2. HP (Horizontal Profiling/mapping)
- untuk mengetahui variasi lateral batuan
- stasiun berpindah secara lateral, jarak
elektroda tetap
Metode Geolistrik
Metode geolistrik dibagi berdasarkan rangkaian penempatan
elektrodanya.

Misalnya :
• Rangkaian Wenner
• Rangkaian Schlumberger
Konfigurasi elektroda

Schlumberger Wenner
• MN << AB, MN tetap dan AB • C1 , C2 , P1 , P2 bergerak (a makin besar)
bergerak • lebih praktis untuk mapping
• lebih praktis untuk sounding
Rangkaian Schlumberger
elektroda arus dan elektroda potensial ditempatkan dengan jarak
tertentu
I
v
a

A M N B

b
Kurva bantu “schlumberger”
• Kurva bantu H menunjukkan harga ρ minimum dan adanya 3
variasi lapisan dengan ρ1 > ρ2 < ρ3
• Kurva bantu A menunjukkan pertambahan harga ρ dan variasi
lapisan dengan ρ1 < ρ2 < ρ3
• Kurva bantu K menunjukkan harga ρ maksimum dengan variasi
lapisan ρ1 < ρ2 > ρ3
• Kurva bantu Q menunjukkan penurunan harga ρ yang seragam
sehingga ρ1 > ρ2 > ρ3
Kurva bantu “schlumberger”
ρa ρa
Tipe H Tipe A

ρ1 > ρ2 < ρ3 b ρ1 < ρ2 < ρ3 b


ρa ρa
Tipe K Tipe Q

ρ1 < ρ2 > ρ3 b ρ1 > ρ2 > ρ3 b


Langkah Kerja
1. Hitung R, K dan ρa
2. Penyamaan Kurva Sclumberger
Plot ρa vs AB/2 (b)
Tentukan nilai K, d’, p’ (Kurva Baku)
Tentukan Kurva Bantu dan koreksi kedalaman (n)
3. Hitung nilai Kedalaman (d), Ketebalan (h) dan hambatan jenis
1. Rumus Schlumberger
R = V/I
K = π {(b2/a) – (a/4)}
ρa = K R = π {(b2/a) – (a/4)} (V/I)
Parameter yang diukur :
- jarak stasiun dengan elektroda (a dan b)
- arus (I)
- beda potensial (ΔV)
Parameter yang dihitung :
- faktor geometrik (K)
- tahanan jenis (R)
- tahanan jenis semu (ρa)
2. Penyamaan Kurva Schlumberger
• Plot b (absis) vs ρ (ordinat) pada kertas log log.
• Buat kurva secara smooth dari titik-titik tersebut (tidak harus melewati
semua titik)
• Letakkan kurva di atas kurva baku dan tentukan nilai P1 (ρ2/ρ1). P1
merupakan kedudukan d1’,ρ1’
• Pindahkan kurva tersebut ke atas kurva bantu yang sesuai. Tarik garis
putus-putus sesuai nilai ρ2/ρ1 pada kurva bantu tersebut. Garis putus-
putus ini merupakan tempat kedudukan P2.
• Kembalikan kurva ke atas kurva baku dan tentukan nilai ρ3/ρ2 (P2)
sehingga dapat ditentukan d2’,ρ2’
• Titik pusat P3, koordinat d3’,ρ3’ dan nilai kurva bantu selanjutnya
ditentukan dengan jalan yang sama.
1000

100

𝜌𝑎

10

AB/2
1 10 100 1000
3. Koreksi Kedalaman
• Titik P1 dan segala titik pusat (Pn) yang berada pada kurva bantu H,
tidak perlu dikoreksi
• Kurva terakhir tidak perlu dikoreksi karena tidak ada titik pusat
berikutnya
• Titik pusat pada kurva bantu A, K, dan Q perlu dikoreksi
3. Koreksi Kedalaman
• Letakkan kembali kurva di diatas kurva bantu (tipe A, K, atau Q) dengan
pusat Pn.
• Baca nilai koreksi (sebagai n) tepat pada titik Pn+1
• Hitung ketebalan dan kedalaman lapisan ke (n+1)
hn = n . dn’ (h : ketebalan)
dn = hn + dn-1 (d : kedalaman)

Setelah diperoleh nilai tahanan jenis dan kedalaman, kemudian dibuat


penampang tegaknya (dengan skala).
ρn = Kn-1 . Pn-1’
(untuk tahanan jenis lapisan pertama ρ1 = p1’)
Tabel Hasil Penyamaan Kurva Schlumberger
Contoh Perhitungan
Lapisan 1
a. Kedalaman, d1=d1’=1 m
b. Ketebalan, h1=d1=1 m
c. Hambatan Jenis, p1=p1’= 136,7
Lapisan 2
a. Kedalaman, d2=d2’=2,1 m
b. Ketebalan, h2= d2-d1= 2,1-1= 1,1 m
c. Hamabatan Jenis, p2= K1 x p1 = 0,8 x 136,7 = 109,36
Lapisan 3
a. Ketebalan, h3= n x d3’= 0,5 x 13 = 6,5
b. Kedalaman, d3= d2 + h3= 2,1 + 6,5 = 8,6
c. Hambatan jenis, p3= K2 x p2 = 1,5 x 85 = 124,5
Nilai Tahanan Jenis Beberapa Batuan dan Mineral Bijih (Milsom,1989)
Satuan dalam ohm-meter
Hasil Pengolahan Data
TERIMAKASIH
PRAKTIKUM GEOFISIKA EKSPLORASI
ACARA IV: GEOLISTRIK 1
“METODE WENNER”

Asisten Acara :
DINA MUSTIKA SETYANINGTYAS
M. RAFI DWIGANA
M. RIFQI NAUFAL
Pendahuluan

• Maksud dari kegiatan praktikum :


• Mengetahui pengertian dan kegunaan metode
geolistrik
• Mengetahui prinsip kerja metode geolistrik terutama
wenner
• Mengetahui cara pengukuran dan pengolahan data
metode wenner
• Tujuan dari kegiatan praktikum :
Menduga keadaan bawah permukaan serta jenis batuan
berdasarkan pengukuran sifat-sifat kelistrikan batuan
Metode Geolistrik (resistivity) merupakan salah satu metode
geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan
batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan
arus listrik DC (Direct Current) yang mempunyai tegangan
tinggi ke dalam tanah.
Penyelidikan geolistrik dilakukan atas dasar sifat fisika batuan
terhadap arus listrik, dimana setiap batuan yang berbeda akan
mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda pula.
Rangkaian alat-alat metode pengukuran
geolistrik

Sumber: Dokumentasi Pribadi


Resistivitas batuan (di lapangan) dapat diukur
secara tidak langsung dengan memasukkan (dan
juga mengukurnya) arus listrik ke dalam tanah
melalui 2 titik (elektroda) di permukaan tanah dan
mengukur beda potensial antara 2 titik yang lain
dipermukaan (gambar 1).

Gambar 1. Susunan elektroda untuk pengukuran resistivitas di


lapangan
Elektroda A dan B disebut elektroda arus, sedangkan elektroda
M dan N disebut elektroda tegangan (potensial elektrode).
Cakupan Metode Listrik

1. Metode Potensial Diri (Self potential)


merupakan salah satu metode geolistrik yang bertujuan
untuk menganalisis struktur lapisan bumi berdasarkan sifat
kelistrikan batuan namun dengan tidak memberi medan
listrik eksternal
2. Induksi Polarisasi (IP)
merupakan salah satu metode geolistrik yang bertujuan
melakukan pengukuran parameter listrik batuan
(resistivitas) berdasar potensial polarisasi yang terukur
antara dua elektroda dalam kondisi tanpa polarisasi volume
3. Resistivitas Tahan Jenis
metode geolistrik yang mempelajari sifat
resistivitas/konduktifitas listrik lapisan batuan di dalam
bumi.
Konfigurasi Metode Geolistrik

Schlumberger Wenner
• MN << AB, MN • C1 , C2 , P1 , P2 bergerak
tetap dan AB (a makin besar)
bergerak • lebih praktis untuk
• lebih praktis untuk mapping
sounding
Konfigurasi Wenner

a a a

A M N B
CURRENT POTENTIAL POTENTIAL CURRENT
ELECTRODE ELECTRODE ELECTRODE ELECTRODE
Kenampakan Gelombang Resistivity pada Bawah permukaan
Rumus Faktor Geometrik

• Metode wenner adalah metode pengukuran tahanan jenis


lapisan batuan dengan menempatkan keempat
elektrodanya yaitu 2 elektroda arus dan 2 elektroda
potensial dengan jarak antar elektroda yang sama

• Faktor geometrik metode wenner :


𝐾 = 2𝜋𝑎
• Lapisan batuan tidak homogen maka,
𝜌𝑎 = 2𝜋𝑎𝑅

• Pemrosesan data wenner dengan tiga cara :


1. Penyamaan kurva
2. Menghitung nilai kumulatif moore
3. Menghitung nilai barnes
Langkah Kerja
1.Hitung nilai K dan 𝜌𝑎
2. Plot nilai 𝜌𝑎 (sumbu y) dan 𝑎 (sumbu x)
3. Buat kurva dari titik-titik tersebut secara smooth
dan tidak harus melewati semua titik
4. Letakkan kurva tersebut di atas kurva baku,
cocokkan dengan kurva lapangan dengan kurva
baku, tentukan nilai K.
5. Pindahkan kurva tersebut ke atas kurva bantu
yang sesuai. Tarik garis putus-putus sesuai nilai K
pada kurva bantu tersebut. Garis putus-putus ini
merupakan tempat kedudukan P2.
6. Kembalikan kurva ke atas kurva baku dan
tentukan nilai K2 dan lakukan seperti langkah
sebelumnya.
Langkah berikutnya…
• Buat kolom
Ket: X= kedalaman
Y= nilai resistivity
h= ketebalan
litologi= jenis litologi sesuai resistivity

titik X y h litologi
P1
P2
P3
METODE POLARISASI
TERIMBAS

ASISTEN ACARA:
Dina Mustika S.
Hanna Prajna P.
Rheza Kanzi Z.

0
TUJUAN

Tujuan dari praktikum IP kali ini adalah :

1. Mengkaji tentang prinsip kerja metode geofisika

Polarisasi Terimbas

2. Mengkaji aplikasi konfigurasi dipole-dipole yang

digunakan dalam metode Polarisasi Terimbas

1
PENDAHULUAN

• Metode polarisasi terimbas (Induced polarization) merupakan


sebuah metode geofisika yang berguna untuk mengetahui
chargeability dari material di bawah permukaan.
• Chargeability merupakan kemampuan suatu batuan atau
material untuk menyimpan arus listrik sesaat yang
mengenainya. Chargeability adalah salat satu sifat fisika batuan,
sifat ini berhubungan dengan nilai konduktifitas batuan.
• Metode ini banyak digunakan dalam metode eksplorasi mineral
sulfida. Selain itu, dapat pula digunakan dalam eksplorasi panas
bumi.

2
Gambar Grafik Tegangan Padametode IP dan RC (Telford,1976)

3
PENYEBAB FENOMENA POLARISASI
TERIMBAS YAITU
1. Polarisasi Membran
- Dihasilkan dari variasi ion-
ion yang berada pada
fluida pengisi batuan.
- Dapat terjadi pada batuan
yang tidak mengandung
logam
- Biasanya terjadi pada
mineral lempung.

Gambar. a.Jalur pori sebelum diberi beda potensial; b.Jalur pori setelah diberi be
potensial (Telford,1976)

4
2. Polarisasi Elektroda
- Dihasilkan dari variasi
ion dan konduktifitas
elektrik dimana mineral
logam biasanya
dijumpai.
- Jika dialiri arus listrik
terjadi pengutuban
muatan antara mineral
logam dengan larutan
pada batuan.

Gambar. Fenomena polarisasi elektroda pada permukaan mineral


elektrolit (Telford,1976)

5
ALAT SURVEY POLARISASI
TERIMBAS

1. Seperangkat alat pengukur


IP yang terdiri dari
Transmitter dan Receiver.
2.Accu
3.Elektroda arus dan potensial
4.Kabel-kabel penghubung
5.Meteran
6.Kompas

6
PRINSIP KERJA
• Metode pengukuran menggunakan 4
elektroda.
• Ketika arus yang dialirkan dari elektroda
diturunkan/diputus, beda potensial pada
elektroda tidak langsung turun menjadi 0,
namun mengalami penurunan secara
perlahan setelah mengalami steady-state
condition.
• Waktu penurunan voltase dapat terjadi
dalam hitungan menit/detik.
• Sebaliknya, ketika arus dialirkan kembali,
nilai potensial akan meningkat signifikan
kemudian mencapai kondisi steady-state.
• Penurunan dan kenaikan dari sinyal
elektroda ini disebut sebagai IP effect.

7
CARA PENGUKURAN METODE IP
1. Time-domain measurements
Cara paling sederhana untuk
mengukur efek IP dalam
fungsi waktu ialah
membandingkan potensial
residual (Vs(t)) yang tersisa
pada waktu t setelah arus
dihentikan dan potensial yang
terukur pada kedua elektroda
potensial selama arus DC
mengalir (Vp).

IPefect = Vs(t1 ) / Vp100%


Gambar.2.5. Konsep pengukuran polarisasi terinduksi kawasan waktu
t
(Telford,1976) 1 2
M = 
Vp t1
Vs(t )dt

8
2. Frequency-domain measurements

Pada pengukuran IP jenis ini, dilakukan pengukuran tahanan


jenis semu pada dua atau lebih frekuensi arus DC. Terdapat 2
komponen yang dapat dihitung pada frequency-domain,
yaitu PFE dan MF.
Percent Frequency Effect (PFE)
 a 2 −  a1 MF = 10 3 PFE /  a 2
PFE = 100( )
 a1

pa1 adalah tahanan jenis semu saat frekuensi rendah,


pa2 adalah tahanan jenis semu saat frekuensi tinggi.
PFE = percent frequency effect
MF = Metal factor

9
3. Hubungan Antara Time-domain measurements dan
Frequency domain measurements.

M = FE /(1 + FE)
dimana FE  1

MetalFactor (MF ) = 1000M / 

10
KONFIGURASI ELEKTRODA

Gambar.Beberapa konfigurasi yang


sering dipakai dalam eksplorasi
(Milsom,1989)

11
KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE
Konfigurasi elektroda yang paling sering digunakan pada pengukuran
polarisasi terimbas adalah konfigurasi dipole-dipole karena:
1. Mudah dalam proses akuisisi
2. Elektroda potensial dan elektroda arus terpisah satu sama lain
sehingga sinyal elektromagnetik lebih mudah untuk tereduksi.

12
KONFIGURASI DIPOLE - DIPOLE

13
KONFIGURASI DIPOLE - DIPOLE

V
a = n(n + 1)(n + 2)a( )
I

Dimana, a = Tahanan jenis (Ωm)


I = Kuat arus (Ampere)
V = beda potensial (Volt)

Πn(n+1)(n+2)a = Faktor Geometri (m)

14
=

Tabel. Nilai metal Faktor beberapa material (Telford,1976)

Tabel.Harga PFE beberapa jenis Batuan


(Telford,1976)

15
Langkah Pengerjaan
• Hitung nilai R1 dan R2 dengan rumus R=V/I
• Hitung nilai pa1 dan pa2 dengan menggunakan rumus
V
a = n(n + 1)(n + 2)a( )
I
 a 2 −  a1
• Hitung nilai PFE dengan rumus PFE= 100(  )
a1
• Hitung nilai MF dengan rumus MF = 10 3 PFE /  a 2
• Buat profil bentangan elektroda pada milimeter block
• Plotkan nilai PFE dan Metal Faktor (Buat 2 profil dalam 1 mm blok)
• Buatkan garis kontur berdasarkan nilai PFE dan MF
• Buat intepretasi berdasarkan nilai kontur

16

Anda mungkin juga menyukai