Anda di halaman 1dari 31

METODE GRAVITY

METODE GRAVITY

Salah satu metode geofisika yang dapat


digunakan untuk mengetahui struktur
bawah permukaan bumi dengan cara
mengamati /mengukur variasi percepatan
gravitasi bumi yang diakibatkan oleh
variasi distribusi nilai rapat massa dari
meterial dibawah permukaan bumi.
Peralatan Metode Gravitasi

• Gravitymeter lacoste & Romberg


• Barometer dan altimeter
• GPS
• Peta daerah survei
• Jam
• Kompas
• Alat pendukung lain seperti payung dan buku dll
Gravimeter

1. Galvanometer
2. Membaca reading counter
3. Nivo melintang
4. Perata
5. Kunci
6. Bacaan alat
7. Nomor dan type alat
8. Pemutar untuk galvanometer
10. Nivo memanjang
Barometer
Barometer digunakan untuk
menentukan ketinggian di titik
pengamatan maupun di base
station

Keterangan :
1. Lampu
2. Bacaan
3. Pemutar bacaan
4. Tombol
Altimeter

Altimeter digunakan untuk


mengukur ketinggian titik
pengamatan

Keterangan :
1. Jarum altimeter
2. Skala bacaan
3. Sekrup pemutar
TAHAP-TAHAP EKSPLORASI
MENGGUNAKAN METODE GRAVITY

1. AKUISISI DATA
2. PROCESSING DATA
3. INTERPRESTASI
AKUISISI DATA
 Menggunakan peta Geologi dan peta topografi yang
bertujuan menentukan lintasan pengukuran dan base station.

Dalam penentuan base station, ada beberapa hal yang harus di


perhatikan yaitu
1. Letak titik pengukuran harus jelas dan mudah dikenal, dapat
di baca dalam peta
2. Lokasi titik pengukuran harus mudah dijangkau serta bebas
dari gangguan.
3. Lokasi titik pengukuran harus terbuka sehingga GPS dapat
menerima sinyal dari satelit dengan baik.
Pengambilan data lapangan dilakukan secara
looping, yaitu dimulai pada suatu titik yang telah
ditentukan dan berakhir pada titik tersebut.

Tujuan dari sistem looping


Dapat diperoleh koreksi alat (Drift)
Konversi Harga bacaan ke Miligal
Besar nilai bacaan yang ditunjukan oleh gravitymeter belum
mempunyai satuan sehingga harus di konversi dahulu ke harga
miligal dengan menggunakan tabel konversi yang diset untuk
masing-masing alat berbeda dengan yang lain tergantung
spesifikasi alat.

Satuan percepatan gravitasi :


PROCESSING DATA

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai gravity


1. Lintang
2. Bujur
3. Elevasi
4. Azimuth
5. Rapat massa batuan
6. Topografi
 Dalam proses pengolahan data gravity, data harus mengalami
beberapa koreksi :

1. Koreksi apungan alat (drift correction)


bentuk pengkoreksian terhadap pembacaan gravimeter
disuatu tempat yang disebabkan elastisitas pegass halus pada
alat, pengaruh suhu, waktu pengukuran, dan goncangan
KOREKSI DRIFT

KOREKSI DRIFT :
C = koreksi drift untuk stasiun n
P = waktu pembacaan di stasiun n
q = waktu pembacaan di stasiun awal
r = waktu pembacaan di stasiun akhir
X = nilai pembacaan di stasiun akhir
Y = nilai pembacaan di stasiun awal
2. KOREKSI TIDAL (TIDAL CORRECTION)

Nilai gravity suatu tempat juga di pengaruhi oleh


pasang surut bumi yang disebabkan oleh gaya tarik
bulan dan matahari .
Koreksi pasang surut ini bertujuan untuk
menghilangkan perubahan dari nilai gravitasi akibat
pasang surut juga tergantung dari kedudukan bulan.
Cara lain utuk memperoleh koreksi harga pasang
surut adalah dengan memakai tabel dari EAES-dari
Geophysical Prospecting yang diterbitkan setiap
tahun, koreksi tidal ini bervariasi antara 0,3 mgal –
0.1 mgal
Koreksi Lintang (Latiude Correction)
Pada data gravitasi diperlukan sebagai akibat dari rotasi bumi.

Rotasi bumi akan menyebabkan :


1. Bentuk bumi berubah pada ekuator dan kutub sehingga jari-jari di ekuator lebih
besar dari jari-jari di kutub
2. Akumulasi massa pada ekuator
3. Terjadi percepatan centrifugal yang maksimal terjadi di ekuator dan minimal terjadi
di kutub.

Hasil dari rotasi bumi tersebut akan menyebabkan perbedaan nilai percepatan
gravitasi di seluruh permukaan bumi, yaitu bervariasi dari ekuator ke kutub atau
bervariasi terhadap lintang
Koreksi udara bebas (Free air
correction)
Koreksi yang disebabkan oleh karena pengaruh variasi
ketinggian (topografi) terhadap medan gravitasi bumi.
Koreksi ini dilakukan untuk menarik bidang
pengukuran (P) ke bidang datum yaitu bidang geoid
(Po)
Koreksi ini tidak memperhitungkan massa batuan
yang terletak diantara P dan Po.
Koreksi Bouger
Koreksi ini sama dengan koreksi FAC namun pada koreksi ini pengaruh
massa batuan di perhitungkan.

Massa batuan yang mengisi ketinggian menambah gaya gravitasi,


sehingga perlu dikoreksi . Selain itu, juga diasumsikan topografinya flat
( yang jika tidak flat akan di perlu dikoreksi dengan koreksi terrain)
Koreksi Medan (Terrain Correction)
Koreksi medan atau topografi dilakukan untuk mengoreksi
adanya pengaruh penyebaran massa yang tidak teratur disekitar
titik pengukuran. Dalam koreksi bouguer diasumsikan bahwa titik
pengukuran dilapangan berada pada suatu bidang datar yang sangat
luas. Sedangkan seringkali kenyataan di lapangan memiliki topografi
yang berundulasi seperti adanya lembah dan gunung. Maka jika
hanya dilakukan koreksi bouguer saja hasilnya akan kurng sempurna.

Cara perhitungan koreksi topografi dapat dilakukan dengan


menggunakan Hammer Chart.
Hammer Chart membagi area kedalam beberapa zona dan
kompartemen (segmen).
Hammer Chart
Hammer chart dikelompokkan
berdasarkan besarny radius dari
titik pengukuran gravitasi yaitu :
1. Inner Zone
memiliki radius yang tidak
terlalu besar sehingga bisa
didapatkan dari pengamatan
langsung dilapangan.

2. Outer Zone
memiliki radius yang cukup
jauh, sehingga biasanya
perbedaan ketinggian dengan
titik pengukuran gravitasi
menggunakan analisa peta
kontur
Koreksi medan pada tiap sektor dihitung dengan
menggunakan persamaan :
Anomali Bouguer
Anomali Bouguer merupakan selisih dari harga percepatan gravitasi
observasi dengan harga normalnya.

gobs merupakan nilai gravitasi yang terbaca pada gravitimeter setelah


dikoreksi terhadap apungan pegas alat (driftcorrection) dan pengaruh
pasang surut bumi (tide correction). Sedangkan gN merupakan gabungan
koreksi lintang, elevasi dan bouguer, topografi (medan). Anomali Bouguer
dapat bernilai positif ataupun negatif.
Anomali Regional dan Residual
Nilai anomali gravitasi atau anomali Bouguer yang diperoleh pada dasarnya mengandung dua
komponen informasi anomali, yaitu :
1. Anomali residual yang mengadung informasi geologi permukaan daerah penelitian.
Diindikasikan sebagai anomali yang berfrekuensi tinggi dan digunakan untuk
mendapatkan informasi geologi bawah permukaan yang relatif dangkal lebih dekat
kepermukaan bumi.
2. Anomali regional yang mencerminkan informasi geologi batuan dasar (basement).
Dicirikan sebagai anomali yang berfrekuensi rendah dan biasanya digunakan untuk
mendapatkan informasi geologi bawah permukaan yang sangat dalam.
Anomali yang berfrekuensi rendah sering berhubungan dengan struktur regional
seperti geosinklin atau gejala tektonik atau gejala tektonik global, sedangkan anomali
berfrekuensi tinggi berhubungan dengan struktur setempat yang sering disebut dengan
struktur geologi lokasi/sisa (residual). Untuk dapat dilihat dan ditafsirkan, maka anomali
residual ini perlu dipisahkan dari efek regionalnya.
 Terdapat 2 cara untuk memisahkan anomali regional dan residual pada anomali bouguer,
yaitu dengan cara grafis dan komputasi. Pada dasarnya pemisahan tersebut memenuhi
hubungan bahwa anomali residual sama dengan nilai anomali bouguer dikurangi dengan
nilai anomali regional
Ada beberapa cara grafis yang dapat digunakan
dalam memisahkan anomali residual dan regional :
a. Metode smoothing
Metode smoothing merupakan metode yang menggunakan cara grafis.
Anomali regional memiliki tendensi lebih halus dibandingkan dengan
anomali Bouguer.

Jika kita menggunakan cara smoothing garis menerus yang menunjukan


anomali bouguer dikurangi anomali regional yang ditunjukan garis putus-
putus akan menghasilkan selisih antara nilai anomali bouguer dan regional
selisih ini yang disebut anomali regional/lokal
Interpretasi Data Gravity
Penafsiran terhadap data gravity dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu :
1. Kuantitif dan,
2. Kualitatif.
Tujuannya adalah untuk menafsirkan informasi
geologi yang ada dan terjadi dibawah permukaan
pada daerah penelitian seperti struktur geologi dan
jenis batuan.
Kualitatif

Dapat dilakukan dengan cara menginterprestasi


secara langsung pada peta anomali bouguer, peta
anomali redional dan peta anomali residual

Kuantitatif
Penafsiran secara kuantitatif dilakukan untuk
memberi gambaran secara matematis mengenai
geometri dari benda penyebab anomali.
Pemodelan data Gravity

Ada 2 macam proses pemodelan, yaitu :


1. Pemodelan ke depan (forward modeling)
dan,
2. Pemodelan inversi(inverse modeling)
Inverse modelling
Forward Modelling
Forward modelling biasa digunakan untuk
menyatakan pemodelan yang dilakukan dengan
proses trial and error (coba-coba). Proses ini
merupakan kebalikan dari proses inverse dimana
dilakukan simulasi atau proses trial and error untuk
harga parameter model (densitas) hingga diperoleh
data teoritik yang cocok dengan data pengamatan.
Jika respon model cocok (fit) dengan data maka
model yang digunakan untuk memperoleh respon
tersebut dapat dianggap mewakili kondisi bawah
permukaan tempat data diukur.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai