PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data gravity didapatkan dari pembacaan alat gravitymeter yang berupa skala,
namun dengan hal tersebut harus diolah lebih lanjut untuk menghasilkan data
yang matang dan bisa dipakai dalam pemodelan gravity. Untuk menghasilkan
data tersebut maka diperlukan beberapa pengolahan seperti yang telah
dilakukan pada bahasan sebelumnya. Dan pada bab kali ini akan membahas
mengenai pembuatan peta sebaran gayaberat ABL, Regional, serta Residual
untuk melihat persebaran densitas permukaan daerah penelitian yang nantinya
berbentuk peta 2D anomali bouguer. Dengan menggunakan data yang sudah
dikoreksi maka dapat kita cari nilai rapat massanya dengan menggunakan
beberapa metode yaitu, metode Nettleton, Metode Parasmis dan Analisa contoh
batuan yang diambil dari daerah survei. Dengan ini nantinya kita akan
modelkan menggunakan software Oasis Montaj untuk menggambarkan peta
persebaran anomali yang ada di pada daerah penelitian. Dengan menggunakan
software ini kita juga dapat membuat layout peta yang nantinya berguna untuk
menjelaskan lebih detail mengenai daerah penelitian.
B. Tujuan Pratikum
Metoda gayaberat merupakan salah satu metoda geofisika yang banyak digunakan
untuk studi geodinamika dan eksplorasi dalam estimasi struktur geologi.
Sedangkan penerapannya pada sumber anomali dekat permukaan dan yang
berhubungan dengan lingkungan dikenal sebagai geofisika lingkungan belum
banyak dilakukan. Hal ini lebih disebabkan oleh tingkat ketelitian pengukuran
masih dalam orde mGal atau 103 𝜇Gal. Dari sisi alat gravimeter, akurasi 10 𝜇Gal
telah dicapai pada awal 1970, tetapi ketelitian pembacaan sepenuhnya bergantung
pada ketelitian operator karena gravimeter masih menggunakan alat baca mekanik
(Sarkowi, 2021).
Selain karena dipengaruhi oleh spheroid dan geoid bumi, variasi gravitasi di
permukaan bumi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: perbedaan derajat
lintang di bumi, perbedaan elevasi/ketinggian, pasang surut di bumi, efek dari
topografi medan disekitarnya, variasi densitas bawah permukaan. Anomali
gravitasi merupakan perbedaan nilai percepatan gravitasi bumi yang teramati
(hasil pengukuran) dengan nilai percepatan gravitasi bumi teoritis (model bumi
secara homogen) dalam datum referensi tertentu. Setelah melakukan proses
koreksi, maka akan didapatkan nilai yang disebut anomali bouguer. Anomali
bouguer adalah anomali yang disebabkan oleh variasi densitas secara lateral pada
batuan di kerak bumi yang telah berada pada bidang referensi yaitu bidang geoid
(Telford et al, 1990). Koreksi Bouguer itu sendiri adalah untuk memperhitungkan
massa batuan yang terdapat di antara stasiun pengukuran dengan bidang geoid .
Koreksi ini dilakukan dengan menghitung tarikan gravitasi yang disebabkan oleh
batuan berupa slab dengan ketebalan H dan densitas rata-rata ρ. Koreksi ini
dihitung dengan persamaan Bouguer (Telford, dkk., 1990):
Rapat Massa batuan merupakan besaran fisik yang sangat penting dalam metode
gayaberat. Pada perhitungan anomali Bouguer diperlukan harga rapat massa rata-
rata didaerah survey. Untuk itu nilai densitas rata-rata di daerah tersebut harus
ditentukan dengan baik. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menentukan rapat massa rata-rata, yaitu Analisa contoh batuan daerah survey dari
pengukuran di laboratorium, Metoda Netlleton, dan Metoda Parasnis. Metoda
Nettleton didasarkan pada pengertian tentang Koreksi Bouguer dan Koreksi
Medan dimana jika rapat massa yang digunakan sesuai dengan rapat massa
permukaan, maka penampang atau profile anomali gayaberat menjadi
‘smooth’.Dalam aplikasi, penampang dipilih melalui daerah topografi kasar dan
5
tidak ada anomali gayaberat target. Secara kuantitatif, estimasi rapat massa
permukaan terbaik dapat ditentukan dengan menerapkan korelasi silang antara
perubahan elevasi terhadap suatu referensi tertentu dengan anomali gayaberatnya.
Sehingga rapat massa terbaik diberikan oleh harga korelasi silang terkecil sesuai
dengan persamaan (Sarkowi, 2021).
Anomali Bouger (Simple Bouguer Anomaly /SBA) merupakan selisih dari harga
percepatan gravitasi observasi dengan harga normalnya. Nilai anomali Bouger
positif mengindikasikan adanya kontras densitas yang besar pada lapisan bawah
permukaan, sedangkan anomali negatif menggambarkan kontras densitas yang
kecil, sehingga lapisan batuan cenderung lebih seragam. Wilayah dengan nilai
SBA yang tinggi berasosiasi dengan densitas batuan yang relatif lebih kuat dan
kompak strukturnya, dibandingkan dengan wilayah dengan anomali Bouguer
bernilai lebih rendah (Nurwidyanto et al., 2019).
Adapun alat dan Bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu:
Gambar 3. Laptop
B. Diagram Alir
Mulai
Selesai