Anda di halaman 1dari 5

Laboratorium Geofisika

gravitasi
2016

Reduksi data gravitasi


Reduksi data gravitasi terdiri dari:
1. Reduksi g teoritis
2. Reduksi free air
3. Reduksi Bouguer
4. Reduksi medan/terrain
1. Reduksi g teoritis
Penelaahan tentang konsep reduksi data gravitasi lebih mudah dipahami
dengan cara menelaah terlebih dahulu arti anomali medan gravitasi. Secara
matematis dapat didefinisikan bahwa anomali medan gravitasi di topografi atau di
posisi (x,y,z) merupakan selisih dari medan gravitasi observasi di topografi
terhadap medan gravitasi teoritis di topografi. Medan gravitasi teoritis yaitu
medan yang diakibatkan oleh faktor-faktor non-geologi dan harganya dihitung
berdasarkan rumusan-rumusan yang dijabarkan secara teoritis. Nilai Medan ini
dipengaruhi oleh letak lintang, ketinggian, dan massa topografi di sekitar titik
tersebut. Secara matematis, Anomali medan gravitasi di topografi dapat
dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut :
g(x,y,z) = gobs (x,y,z) gTeoritis (x,y,z)

(5-1) dengan g

(x,y,z) merupakan anomali medan gravitasi di topografi, dan gobs(x,y,z) adalah


medan gravitasi observasi di topografi yang sudah dikoreksikan terhadap koreksi
pasangsurut, koreksi tinggi alat dan koreksi drift. Sedangkan gTeoritis(x, y,z)
merupakan medan gravitasi teoritis di topografi.
Medan gravitasi teoritis yang ditentukan lebih awal adalah medan gravitasi
normal yang terletak pada bidang datum (pada ketinggian z = 0) sebagai titik
referensi geodesi. Rumusan medan gravitasi normal pada bidang datum ini telah
ditetapkan oleh The International Association of geodesy (IAG) yang diberi nama
Geodetic Reference System 1980 (GRS80) sebagai fungsi lintang (Joenil Kahar,
1990) .
Nama :Adnan Widodo
NIM :111.140.138
Page 1

Laboratorium Geofisika
gravitasi
2016

2. Reduksi Free Air (Udara Bebas)


Jika persamaan (5-2) sebagai medan gravitasi teoritis

disubtitusikan

ke

persamaan (1) maka anomali medan gravitasi di topografi yang dihasilkannya


belum dapat didefinisikan secara fisis. Hal ini disebabkan karena medan gravitasi
nomal, g(), masih berada pada bidang datum (z = 0) sedangkan medan gravitasi
observasinya, gobs (x,y,z), berada pada topografi. Untuk mengatasi masalah ini,
diperlukan suatu teknik untuk membawa medan gravitasi normal yang berada
pada bidang datum itu ke permukaan topografi, sehingga medan gravitasi normal
dan medan gravitasi observasi sama-sama berada pada topografi. Teknik yang
digunakan untuk mengatasinya yaitu dengan melakukan koreksi udara-bebas
(free-air correction), yang besarnya adalah

H g/r, dimana H adalah

ketinggian di atas permukaan bumi. Untuk menghitungnya dapat menggunakan


formula McCullagh (Grant and West, 1965) untuk potensial gravitasi pada
sembarang titik di luar spheroida dengan eksentrisitas kecil dan berputar dg laju
sudut .
Pada penghitungan anomali medan gravitasi udara-bebas di atas, massa yang
terletak antara datum dan permukaan topografi tidak diperhitungkan, padahal
massa ini sangat mempengaruhi harga anomali medan gravitasi. Maka persamaan
(10) akan lebih sempurna jika massa ini turut diperhitungkan. Grand and West,
1965, mendefinisikan bahwa massa yang terletak antara permukaan topografi dan
bidang datum dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a

Bagian massa yang terletak antara bidang Bouguer dengan bidang datum dimana
efek dari massa ini disebut efek Bouguer. Anomali yang dihasilkan setelah
dilakukan koreksi Bouguer terhadap anomali udara-bebas disebut anomali medan
gravitasi Bouguer sederhana.

Bagian massa yang berada di atas bidang Bouguer dan bagian massa yang hilang
di bawah bidang Bouguer. Efek dari massa ini disebut efek medan (terrain effect).
Anomali yang dihasilkan setelah dilakukan koreksi medan terhadap anomali
Bouguer sederhana disebut anomali medan gravitasi Bouguer lengkap.
Nama :Adnan Widodo
NIM :111.140.138
Page 2

Laboratorium Geofisika
gravitasi
2016

Dengan dilakukannya koreksi Bouger tidak menghilangkan anomali massa yang


terdapat di atas datum karena densitas massa yang digunakan dalam perhitungan
koreksi Bouguer adalah densitas rata-rata dengan menganggap massa topografi
bersifat homogen. Seperti halnya koreksi udara-bebas, dengan dilakukan koreksi
Bouguer tidak berarti secara fisis memindahkan titik-titik amat ke ref spheroid,
dan tidak menimbulkan diskontinyuitas densitas dari massa-massa yang berada di
atas dan di bawah reference spheroid.

3. Model Koreksi Bouguer


Model pendekatan terhadap koreksi Bouguer telah mengalami perkembangan dan
pembaharuan. Model yang pertama dikenal adalah model slab horizontal tak
hingga dengan ketebalan h relatif dari datum ke titik amat (stasiun).
Jika daerah penelitianya sangat luas, dari model ini akan terdapat banyak massa
kosong yang turut menyumbang dalam penghitungan koreksi Bouguer. Di
samping itu, secara geometris model ini kurang dapat dipertanggungjawabkan
karena bentuk permukaan bumi tidak datar. Meskipun demikian, untuk daerah
penelitian yang sempit (tidak luas) dan undulasinya kecil model ini masih
signifikan digunakan karena makin sempit daerahnya maka secara geometris
makin rendah derajat kelengkungannya atau makin mendekati bentuk datar.

4. Koreksi Medan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat bagian massa yang berada di
atas bidang Bouguer dan bagian massa yang hilang di bawah bidang Bouguer
yang pada kenyataannya merepresentasikan keberadaan bukit dan lembah. Efek
dari massa ini disebut efek medan (terrain effect). Adanya lembah akan
mengurangi nilai medan gravitasi di titik pengamatan, demikian pula dengan
adanya bukit mengakibatkan berkurangnya medan gravitasi di titik pengamatan.
Massa bukit mengakibatkan terdapatnya komponen gaya ke atas yang berlawanan
Nama :Adnan Widodo
NIM :111.140.138
Page 3

Laboratorium Geofisika
gravitasi
2016

arah dengan komponen gaya gravitasi. Jadi adanya lembah dan bukit di sekitar
titik pengamatan akan mengurangi besarnya medan gravitasi sebenarnya di titik
tersebut, sehingga koreksi medan yang diperhitungkan selalu berharga positif.
Pada penghitungan koreksi medan menggunakan metode yang diusulkan oleh
Kane (1962).
Metode ini didesain untuk menyeleksi data ketinggian disekitar stasiun gravitasi
dimana koreksi medan akan dicari. Pada model ini dibuat grid dengan stasiun
gravitasi sebagai pusatnya dan daerah perhitungan dibagi atas dua zona yaitu zona
eksternal dan zona internal. Dengan menggunakan metode tersebut akan lebih
efisien dalam perhitubgan koreksi medan. Program komputasi dari model ini telah
dibuat oleh Ballina (1990) dengan menggunakan bahasa Fortran.

3. Penentuan Densitas Batuan


Pada koreksi topografi di atas (koreksi Bouguer dan koreksi medan) ada satu nilai
yang belum diketahui yaitu densitas batuan permukaan (densitas topografi).
Densitas batuan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah rapat massa
butir pembentuknya, porositas, kandungan fluida yang mengisi pori-porinya, serta
pemadatan akibat tekanan dan pelapukan yang dialami batuan tersebut.
Metode penentuan densitas lapisan

permukaan kerak bumi dari data hasil

pengukuran gravitasi dapat dibagi atas dua bagian, yaitu :


a

Metode yang memanfaatkan data pengukuran gravitasi di permukaan.

Metode yang memanfaatkan data pengukuran gravitasi di bawah permukaan pada


pertambangan dan boreholes.
Penentuan densitas dengan memanfaatkan data-data hasil pengukuran di
permukaan dapat dilakukan dengan menggunakan metode Nettleton yang dapat
ditempuh dengan dua cara, yaitu:

Secara grafis yaitu dengan membuat profil topografi dan profil anomali Bouguer
untuk densitas yang berbeda-beda dari tiap-tiap lintasan yang dipilih. Harga
Nama :Adnan Widodo
NIM :111.140.138
Page 4

Laboratorium Geofisika
gravitasi
2016

densitas yang dipilih sebagai densitas batuan permukaan (atau densitas topografi)
adalah densitas yang profil anomali Bouguernya berkorelasi minimum terhadap
profil topografi.
b

Secara analitik yaitu dengan menggunakan persamaan matematis untuk


menghitung koefisien korelasi dari semua data pengukuran gravitasi. Cara ini
sangat baik karena memasukkan semua data pengukuran gravitasi sehingga
menjadi kros korelasi dua dimensi.
Guna memperkuat keyakinan terhadap hasil perhitungan densitas dengan
menggunakan metoda di atas diperlukan pula informasi geologi tentang struktur
batuan daerah survey.
dengan g fa merupakan nilai koreksi udara bebas. Titik ukur yang terletak di bawah
atau di atas permukaan sferoida acuan sebesar h, percepatan gravitasinya dihitung
dengan persamaan (C.1). Suku kedua bagian kanan bernilai negatif pada (C.1),
berarti menaikkan permukaan sferoida acuan g(R) ke titik ukur. Anomali udara
bebas dihitung dengan rumus :

Nama :Adnan Widodo


NIM :111.140.138
Page 5

Anda mungkin juga menyukai