Anda di halaman 1dari 10

6

B. Diagram Alir

Mulai

Mempersiapkan alat dan bahan

Mencari anomali Residual dari data densitas


daerah penelitian

Melakukan Pemisahan menggunakan filter

Melakukan Pemisahan menggunakan Moving


Average

Selesai

Gambar 6. Diagram Alir


8

IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Pada praktikum kali ini tidak terdapat hasil pengamatan.

B. Pembahasan

Praktikum yang telah dilakukan pada Kamis, 1 Juli 2021 ini dilakukan di
rumah masing-masing praktikan dibawah mata kuliah Praktikum Metode
Gaya Berat. Pada praktikum kali ini, Praktikan atau Mahasiswa diwajibkan
menguasai teori dasar yang telah dipelajari sebelumnya. Tidak jauh berbeda
dari praktikum bab sebelumnya, materi pada praktikum kali ini telah
disediakan oleh Asisten beserta data yang akan diolah dengan menggunakan
software Oasis montaj. Selain itu Asisten jjuga telah menyediakan video
pembelajaran yang mentutorkan cara mengolah data gravity dari 3 data
menjadi beberapa peta anomali yang berguna dalam nantinya. Dengan
memperhatikan serta mengikuti arahan dari video yang telah disediakan,
Praktikan manjalankan praktikum. Pada praktikum kali ini nantinya terdapat
lima output yang kamudian menjadi tugas pada praktikum ini, kelima output
tersebut adalah peta anomali bouguer lengkap, peta anomali regional setelah
difilter, peta anomali regional moving average, peta anomali residual filter,
dan peta anomali residual moving average. Rapat massa batuan yang
merupakan hasil atau tujuan akhir dari sebuah pengukuran gayaberat pada
eksplorasi sumber daya alam maupun dari studi ilmu metode gravitasi dapat
dilihat nantinya peta hasil pemodelan.

Dari praktikum didapat peta anomali regional dan anomali residual. Anomali
gayaberat observasi merupakan penjumlahan dari semua sumber gaya berat
anomali yang ada di bawah permukaan maupun di permukaan bumi. Dengan
diketahui hal tersebut maka diperlukan pemisahan gayaberat terukur dengan
dara filter ataupun lainnya, yang menjadi target adalah anomali residual, maka
dengan itu anomali lainnya harus dihilangkan diantaranya yaitu anomali
regional. Anomali regional memiliki wilayah yang lebih luas diandingkan
dengan anomali residual, dimana pada anomali regional ini berasosiasi dengan
kondisi geologi lainnya yang mempengaruhi kondisi anomali yang benar-
benar digunakan dalam penginderaan bawah permukaan menggunakan metode
gravutasi. Anomali residual yang umumnya berfrekuensi tinggi mengandung
informasi mengenai sumber anomali dangkal.
9

Anomali regional merupakan anomali gravitasi yang berhubungan dengan


struktur regional kerak bumi, dimana anomali ini memiliki pola kontur yang
lebih teratur dibandingkan dengan pola pada anomali residual daerah
penelitian. Hal ini disebabkan oleh efek batuan yang dalam seperti batuan
dasar (basement) sehingga cenderung lebih homogen dibandingkan dengan
batuan yang dangkal. Peta anomali regional merupakan peta yang menunjukan
sebaran nilai gravitasi yang hanya di pengaruhi oleh anomali zona dalam
(regional). Sehingga, pada umumnya peta anomali regional terlihat anomali
yang homogen dengan tidak adanya kontur-kontur tertutup. Anomali residual
merupakan anomali yang berhubungan dengan struktur lokal atau dengan kata
lain anomali residual merupakan anomali yang menggambarkan persebaran
densitas batuan yang dangkal. Batuan yang terdapat pada kedalaman dangkal
umumnya mempunyai nilai anomali yang bervariasi hal tersebut disebabkan
oleh batuan yang bervariasi pula. Kemudian Peta anomali residual merupakan
peta yang menunjukan sebaran nilai gravitasi yang hanya dipengaruhi oleh
zona dangkal (residual) dan pada umumny anomali tersebut bersifat heterogen
ditandai dengan banyaknya kontur- kontur tertutup. Dapat dilihat bahwa
pesebaran anomali memberikan respon dengan pola anomali yang lebih kecil
karena anomali residual ini menggambarkan densitas pada kondisi kedalaman
yang dangkal dan pada kondisi kedalaman yang dangkal umumnya batuan
penyusun lebih bervariasi dan menyebabkan respon anomali lebih variatif
daripada anomali regional.

Oasis Montaj yang digunakan untuk pengolahan ini menggunakan banyak


jenis filter sesuai yang diinginkan oleh pembuat model dan sesuai dengan
pemamfaatannya masing-masing. Macam-macam filter yang ada pada Oasis
Montaj tersebut antara lain adalah: 1) Butterworth Filters, filter ini sangat baik
untuk diterapkan filter high-pass dan low-pass lurus ke depan kearah data
karena nantinya dapat dengan mudah mengontrol tingkat roll-off filter sambil
membiarkan bilangan gelombang pusat tetap. 2) Gaussian Regional/Residual
Filters, merupakan filter yang sering digunakan untuk aplikasi low-pass atau
high-pass. 3) Cosine Roll-off Filters, filter ini tidak mengubah spektrum
energi di bawah awal roll-off sehingga biasanya digunakan untuk operasi
high-pass atau low- pass sederhana. 4) Lowpass Filters, keunggulan dari filter
ini yaitu dapat memasukkan Fenomena Gibb (ringing) ke dalam data keluaran
yang difilter. 5) Highpass Filters, filter ini juga dapat memasukkan Fenomena
Gibb (ringing) ke dalam data keluaran yang difilter. 6) Bandpass Filters,
merupakan filter untuk melewatkan atau menolak rentang bilangan gelombang
dari data. 7) Vertical Derevative, diterapkan pada data medan magnet total
untuk meningkatkan sumber geologi yang paling dangkal dan menekan
sumber yang lebih dalam dalam data. 8) Verical Integration, untuk
menghitung integral vertikal dari transformasi masukan. 9) Horizontal
10

Derevative, meningkatkan variasi horizontal frekuensi tinggi dalam data


bidang potensial. Variasi tersebut dapat disebabkan oleh sesar atau batas antar
satuan geologi yang berbeda. 10) Horizontal Integration, menghitung integral
horizontal dari transformasi input. 11) Donwnward Continuation,
meningkatkan respons dari sumber pada kedalaman yang dangkal (dengan
secara efektif mendekatkan bidang pengukuran ke sumber). 12) Upward
Contination, digunakan untuk menghilangkan atau meminimalkan efek
sumber dangkal dan kebisingan di grid. 13) Magnetic Pole Reduction , RTP
adalah filter yang menghitung ulang total data intensitas magnet seolah-olah
medan magnet penginduksi memiliki kemiringan 90 derajat. 14) Apparent
Suceptibility, menghitung kerentanan magnetik yang terlihat dari sumber
magnetik dan merupakan filter majemuk yang melakukan reduksi ke kutub,
kelanjutan ke bawah ke kedalaman sumber, koreksi untuk efek geometris
prisma vertikal, dan pembagian dengan medan magnet total untuk
menghasilkan kerentanan. 15) Apparent Density, menghitung kerapatan semu
dari tanah yang akan memunculkan profil gravitasi yang diamati. 16) Multiple
Filters, memungkinkan beberapa filter untuk diterapkan ke saluran dengan
satu proses, di mana data diubah menjadi domain bilangan gelombang,
beberapa filter tertentu diterapkan (perkalian sederhana), dan data
ditransformasikan kembali ke domain ruang. 17) Analytic Signal, untuk
menemukan tepi benda yang termagnetisasi secara remanen dan untuk
memusatkan anomali pada benda penyebab di daerah dengan garis lintang
magnet rendah. 18) Hilbert Transform, untuk menghilangkan garis tren
berdasarkan semua titik data (default) sebelum proses FFT untuk mencegah
diskontinuitas dari data dua sisi. 19) Power Spectrum, untuk menghitung
spektrum daya log saluran.

Pada kali ini saya telah mereview sebuah jurnal yang berjudul “Pemisahan
Anomali Regional-Residual pada Metode Gravitasi Menggunakan Metode
Moving Average, Polynomial dan Inversion” yang disusun oleh Jarot
Purnomo, Sorja Koesuma, dan Mohtar Yunianto. Penelitian yang dilakukan
adalah tentang pemisahan anomali regional-residual pada metode Gravitasi.
Penelitian ini menggunakan tiga metode yaitu : metode moving averge,
metode polinomial, dan metode inversi. Program komputer ini dibuat dengan
menggunakan bahasa pemrograman komputer Matlab 7. Dari ketiga metode
yang telah dibuat hasil pemisahannya akan dibandingkan dengan hasil
pemisahan dengan metode Upward Continuation. Dari hasil pembandingan
ini nantinya akan didapatkan sebuah program pemisahan anomali regional-
residual yang sangat baik. Hasil pemisahan menunjukkan bahwa pada
metode polinomial orde 4 didapatkan kontur yang hampir sama dengan hasil
pemisahan dengan software Upward continuation. Sehingga hasil output dari
pemisahan ini akan diolah lagi dengan software Grav2DC. Hasil output dari
11

software Grav2DC ini adalah densitas batuan dari daerah penelitian. Dari
hasil pengolahan didapatkan error minimum sebesar 1,85% untuk pemisahan
dengan metode polinomial, sedangkan untuk metode Upward Continuation
didapatkan error minimum sebesar 2,22%. Hasil yang didapat menunjukkan
bahwa hasil pemisahan anomali regional-residual dengan metode polinomial
hampir sama dengan pemisahan anomali dengan software Upward
Continuation. Pembuatan program komputer dapat disimpulkan metode
moving average digunakan pada data yang mempunyai sebaran data
penelitian yang datar dengan deviasi nilai anomali Bouguer yang kecil,
sedangkan untuk metode polinomial dan inversi dapat digunakan untuk
pemisahan anomali regional-residual pada sebaran data yang tidak datar
dengan deviasi nilai anomali Bouguer yang bervariasi. Pada metode
polinomial penentuan orde dilihat pada pola sebaran data yang terbentuk
pada bidang datar. Hasil pembandingan dari masing-masing program dapat
disimpulkan bahwa metode yang sesuai untuk pemisahan anomali regional-
residual adalah dengan metode polinomial orde 4. Hasil interpretasi
pemisahan anomali regional-residual dengan Grav2DC, dengan densitas
rata-rata 2,314 gr/cm3 .
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah terlaksana ini adalah sebagai
berikut.

1. Anomali gayaberat observasi merupakan penjumlahan dari semua sumber gaya


berat anomali yang ada di bawah permukaan maupun di permukaan bumi
2. Anomali regional merupakan anomali gravitasi yang berhubungan dengan
struktur regional kerak bumi, dimana anomali ini memiliki pola kontur yang
lebih teratur dibandingkan dengan pola pada anomali residual daerah
penelitian.
3. Kemudian Peta anomali residual merupakan peta yang menunjukan sebaran
nilai gravitasi yang hanya dipengaruhi oleh zona dangkal (residual) dan pada
umumny anomali tersebut bersifat heterogen ditandai dengan banyaknya
kontur- kontur tertutup
DAFTAR PUSTAKA

Kearey, P., Brooks M., dan Hill I. 2002. An Introduction to Geophysical


Exploration Third Edition. Oxford : Blackwell Science Ltd.

Nowell, D. (1999). Gravity terrain corrections an overview. Journal of Applied


Geophysics, 42, 117-134.

Junara A. K. dkk. 2017. Penentuan Anomali Gayaberat Regional dan Residual


Menggunakan Filter Gaussian Daerah Mamuju, Sulawesi Barat.
Eksplorium. Volume 38 No. 2, November 2017: 89–98

Pirttijarvi, M., 2008, Gravity interpretation and modeling software based on 3-D
block models. User's guide to version 1.6b. Department of Physics
Sciences. University of Oulu. Finlandia.

Sarkowi, M. 2007. GAYABERAT MIKRO ANTAR WAKTU UNTUK


ANALISA PERUBAHAN KEDALAM MUKA AIR TANAH (STUDI
KASUS DATARAN ALUVIAL SEMARANG). Disertasi Program
Doktor. Institut Teknologi Bandung.

Sarkowi, Muh. 2021. Modul Eksplorasi Gayaberat. Bandar Lampung: Jurusan


Teknik Geofisika Universitas Lampung.

Talwani, M., J. L. Worzel, and M. Landisman, 1959. Rapid Gravity Computations


for Two-Dimensional Bodies with Application to the Mendocino
Submarine Fracture Zone, J. Geophys. Res., 64(1), 49-59.

Telford, W.M., L.P. Geldart, & R.E. Sheriff. 1990. Applied Geophysics ( 2nd ed.).
New York: Cambridge University Press.
LAMPIRAN
Tugas Pembahasan:
1. Jalannya Praktikum
2. Anomali Regional dan Residual
3. Filter di Oasis Montaj
4. Bahas 1 jurnal mengenai pengolahan pemisahan anomali regional
residual (lampirkan)

Tugas
Buat pengolahan peta ABL, Regional, dan Residual dengan dua cara filter. untuk
lebar jendela di buat rentang 25-35 (Pilih salah satu aja) dikumpul Minggu 23.59.
beserta interpretasi.
Jurnal yang di review

Anda mungkin juga menyukai