Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIK INTERPRETASI CITRA


Tugas Mata Kuliah PIC
Di ampu oleh Silmi Afina Aliyan S.T., M.T.

Dibuat Oleh :
Rizki Muhamad Ramdan (2301272)

PROGRAM STUDI SURVEY PEMETAAN INFORMASI GEOGRAFI


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2024
A. Topik
Koreksi Geometrik dan Koreksi Radiometrik Citra Landsat 8 OLI Menggunakan ENVI

B. Tujuan Praktikum

1. Memproses Data Citra Landast 8 OLI


2. Memahami metode dan proses Koreksi Geometrik dan Koreksi Radiometrik menggunakan
data citra satelit Landsat 8

C. Teori Dasar

I. Koreksi Geometrik

“Koreksi geometrik merupakan proses menyesuaikan koordinat piksel pada citra dengan koordinat bumi
dalam bidang datar”

Kesalahan geometrik citra terjadi karena posisi, orbit, dan sensor pada saat satelit mengindera
bumi, kelengkungan, dan putaran bumi (Danoedoro, 2012). Secara umum, kesalahan geometrik
terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Kesalahan sistematis (systematic geometric errors): Hal ini disebabkan karena kesalahan
pada sensor. Untuk memperbaikinya diperlukan informasi sensor dan data ephemeris saat
perekaman.
2. Kesalahan acak (non-systematic geometric errors): Biasanya disebabkan oleh efek rotasi
bumi serta orbit dan perilaku satelit. Untuk mengoreksinya diperlukan proses yang dikenal
dengan istilah image to map rectification yang memerlukan titik kontrol tanah (Ground
Control Points, GCP) untuk menyesuaikan koordinat pixel dari citra dengan objek yang
sama di bumi dalam bidang datar. Proses ini sering disebut dengan Rektifikasi.
Kesalahan sistematik biasanya telah dikoreksi sebelum citra dilepas untuk umum. Produk dengan
Level 1 G ( L1G, Eurimage systematic corrected) telah bebas dari kesalahan sistematik ini.
Proses koreksi geometrik citra resolusi tinggi pada pekerjaan ini dilakukan menggunakan teknik
image-to-map rectification, yakni dengan menggunakan GCP yang ditentukan dari peta RBI (Rupa
Bumi Indonesia) pada skala yang sepadan dengan citra tersebut. Objek referensi yang digunakan
sebagai acuan dalam pengambilan GCP adalah sungai dan jalan. Penggunaan peta RBI tersebut
mengacu kepada Undang-Undang Nomor 04 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial pada Pasal
19 yang menyatakan bahwa RBI merupakan Informasi Geospasial Dasar (IGD) di Indonesia
sehingga seluruh kegiatan pemetaan atau pembuatan informasi geospasial harus berpedoman pada
RBI.
Landsat 8 tidak memerlukan Koreksi Geometrik

Data landsat yang dilepas untuk publik telah melalui proses penyesuian dengan menggunakan:
• Data sensor dan ephemeris (untuk mengoreksi kesalahan internalnya),
• Sekaligus menggukan data Titik Kontrol Tanah (GCP) dan digital elevation models (DEM)
Di dalam file metada, terdapat informasi seperti di bawah ini:

Dari data Landsat8 yang saya miliki, terdapat informasi seputar GCP yang digunakan untuk
koreksi geometrik beserta RMSE nya. Sebagai contoh, GCP yang dipakai di sini adalah 87 titik,
dengan RMSE total adalah 8,9 m (bukan piksel), dan RMSE pada arah X dan Y masing masing
6,5 dan 6,1 m.

KESIMPULAN
Data Landsat8 yang dilepas ke publik berupa produk L1 T (level-one terrain-corrected) yang telah
terbebas dari kesalahan akibat sensor, satelit dan bumi. Sehingga Landsat 8 tidak perlu koreksi
geometric lagi ( (Jaelani, 2014)

II. Koreksi Radiometrik


“Koreksi radiometrik dilakukan untuk menyesuaikan perbedaan nilai piksel citra dengan nilai pantulan
objek di lapangan, yang terjadi akibat adanya gangguan atmosfer”.

Koreksi radiometrik merupakan salah satu proses pra-pengolahan data citra. Koreksi radiometrik
ditujukan untuk memperbaiki nilai piksel agar sesuai dengan yang seharusnya, yang biasanya
mempertimbangkan faktor gangguan atmosfer sebagai sumber kesalahan utama (Soenarmo, 2009),
dan juga untuk menghilangkan atau meminimalisasi kesalahan radiometrik akibat aspek eksternal
berupa gangguan atmosfer pada saat proses perekaman. Biasanya gangguan atmosfer ini dapat
berupa serapan, hamburan, dan pantulan yang menyebabkan nilai piksel pada citra hasil
perekaman tidak sesuai dengan nilai pantulan objek sebenarnya di lapangan.
Kesalahan radiometrik pada citra dapat menyebabkan kesalahan interpretasi terutama jika
interpretasi dilakukan secara digital yang mendasarkan pada nilai piksel. Koreksi radiometrik ini
sangat penting untuk dilakukan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan (Chander,
et al., 2007). Koreksi radiometrik digunakan untuk mengkoreksi nilai spektral yang terdapat pada
citra satelit. Koreksi radiometrik diperlukan atas dasar dua alasan, yaitu untuk memperbaiki
kualitas visual citra dan sekaligus memperbaiki nilai-nilai piksel yang tidak seusai dengan nilai
pantulan atau pancaran spektral objek yang sebenarnya.
Koreksi atmosferik dibagi menjadi dua yaitu koreksi absolut dan relatif. Koreksi absolut
melibatkan sumber lain di permukaan bumi seperti ketinggian tempat, kandungan uap air, dan lain
sebagainya. Contoh dari koreksi absolut adalah FLAASH, ATCOR, ATREM, dan lain sebagainya.
Koreksi relatif bertumpu pada informasi dalam citra seperti penyesuaian histrogram, DOS, dan
lain sebagainya.
D. Metodologi

Alat dan bahan:


1. Data Citra Landsat 8 OLI
2. Perangkat lunak ENVI 5.3 dan ArcGIS
Radiometrik menggunakan ENVI tipe 5.3 (32-Bit)
Tahapan Kerja
Koreksi Geometrik
• Buka aplikasi ENVI sampai muncul tampilan layar seperti ini :

• Kemudian Open File → Pilih file MTL → Klik Open


Setelah itu akan tampilan seperti ini

Klik Radiometrik Calibration


• Pilih Multispektral → Spectral subsetnya 7 bands → Klik Ok

Pilih Metode FLAASH, maka setting akan menyesuaikan

• Pilih output penyimpanan → Klik Display result → Klik OK


Maka akan muncul hasil citra yang sudah terkoreksi radiannya

Dilanjutkan untuk koreksi atmosferik,


• pada menu Radiometrik Calibration → pilih Atmospheric Correction
• pilih metode FLAASH, maka akan muncul tampilan di bawah ini

Kemudian Pilih hasil koreksi radiometric pada input radiance image, lalu klik Ok
Lalu pilih radiance scale factornya: use single scale for all bands, lalu OK

• Pada Rootname ketikkan _FLAASH_


• Pada scene centre location dibuat longitude dan latitude saja
• Pada Sensor Type pilih Landsat 8 OLI, maka akan menyesuaikan
• Pada Flight Date masukkan data Date Acquired sesuai dengan tanggal yang tertera
dari file MTL
• Pada Flight time memasukkan data scene center time, sesuai dengan jam menit
dan detik dikopikan sampai decimal (Abaikan Z dibelakangnya)
• Pada Atmosferik model pilih Tropical sesuai posisi Indonesia
• Pada Aerosol model pilih sesuai dengan kajian kita, contoh:
Urban
Kemudian Klik Multispektral Setting,
• pilih Kaufman-Tanre → pilih Filter Function
• Kemudian pilih Open, lalu klik new file, kemudian cari tempat instalasi
envi di computer

Contoh
• Cari program files
• Pilih folder Exelis → pilih folder ENVI53 → pilih folder resource → pilih Filterfuncs
• Pilih file landsat8_oli.sli → Klik Open

Catatan :
Setelah menyelasaikan multispectral pada Aerosol Retrieval gunakan None karna
kalau menggunakan yang lain file nya tidak bisa dikoreksi.
Klik Save dan Apply maka akan muncul seperti ini, dan tunggu hingga selesai
Perbandingan Before After antara citra yang belum di koreksi dan yang sesudah
dikoreksi :
Before

After

Analisis :
> warna citra sebelumnya dengan yang dikoreksi berbeda semakin lebih cerah
> Resolusi yang diperoleh mungkin menjadi lebih rendah dan terbentuk kotak
tone warna
> dari citra yang sudah terkoreksi terdapat bercak hitam yang kecil
REFERENSI

Danoedoro, P. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Penerbit ANDI. Yogyakarta.


Jaelani, L. M., 2014. Koreksi Geometrik Landsat 8, Tidak Perlu?. [Online]
Available at: https://lmjaelani.com/2014/02/22/koreksi-geometrik-landsat-8-
tidak- perlu/
[Accessed 2 2 2023].
Jensen, J.R. (2000) Remote Sensing of the Environment An Earth Resource Perspective.
Prentice Hall, Saddle River.
Kushardono, D., dkk. 2014. Menentukan Spesifikasi Sensor Satelit Penginderaan Jauh
Nasional Berdasarkan Informasi Kebutuhan Pengguna. Prosiding. Seminar
Nasional Penginderaan Jauh.
Mather, P. M. 2004. Computer Processing of Remotely Sensed Data: An Introduction, 3rd edition.
Brisbane: John Wiley and Sons.
Suwargana, S. 2013. Resolusi Spasial, Temporal, dan Spektral pada Citra Satelit Landsat,
SPOT, dan IKONOS. Jurnal Ilmiah WIDYA. Vol 1, No 2. 26
Swain, P. H., dan Davis, S. M. (Ed.). 1978. Remote Sensing – The Quantitative Approach. New
York: McGraw Hill.
Townsend, J.R.G.. 1980. The Spatial Resolving Power of Earth Resources Satellites: A Review.
Nasa technical Memorandum 82020. Goddard Spaceflight Center. Greenbelt.
Maryland
Contoh praktikum : https://www.youtube.com/watch?v=aw-_abqFC5o
https://www.youtube.com/watch?v=Pa_ELwvuof8

Anda mungkin juga menyukai