PENGINDERAAN JAUH
Disusun Oleh :
Judul praktikum ini adalah Updating Peta RBI Skala 1:25.000 dengan Citra
Landsat-8 Area Yogyakarta.
II. TUJUAN
1 Unit PC
Software ENVI 4.5
Software ER Mapper 6.4
Software ArcMap 10.1
Citra satelit Landsat-8 Area Yogyakarta
Peta RBI Skala 1:25.000
V. LANDASAN TEORI
B. Interpretasi Visual
Hasil hitungan koreksi geometrik ditunjukkan oleh harga Root Mean Square
Error (RMSE), artinya semakin kecil nilai RMSE maka semakin baik pula ketelitiannya.
E. Upadating Peta
Perubahan tata ruang tersebut menuntut adanya perubahan jenis tutupan
lahan yang terdapat dalam suatu wilaah yang disebut sebagai upading peta
tutupan lahan. Dengan adanya perubahan tata ruang yang senantiasa terjadi
dalam jangka waktu tertentu, perlu dlakukan sebuah analisa dan kajian secara
berkala terhadap kelayakan dan kesesuaian antara peta garis dan citra satelit
resolusi tinggi yang digunakan dalam proses upading peta. Proses updating peta
tersebut dapa dilakukan dengan menggunakan metode klasifikasi digital dan
klasifikasi manual, kemudian dilakukan analisa kesesuaian penggunaan citra
satelit dalam updating peta di lapangan.
2. Menunggu hingga muncul menu bar dari software ENVI kemudain klik File
Open Image File.
3. Menunggu hingga muncul kotak dialog Enter Data Filenames kemudian
memilih file direktori dan memilih data citra setelit yang telah didownload yang
terdiri dari 11 band dengan eksetensi file .tiff dan mengklik Open.
4. Kemudian akan muncul kotak dialog Available Band List. Untuk melihat hasil
citra berwarna maka klik tombol RGB Colour memilih komposit band warna
yang diinginkan mengklik Load RGB.
5. Menunggu hingga proses selesai dan muncul 3 kotak dialog dengan perbesaran
yang berbeda-beda.yang merupakan citra dari komposit band yang dipilih.
6. Setelah mendapat komposit dari 3 band, membuat 3 band tersebut menjadi satu
layer dengan memilih menu Basic Tools Layer Stacking
13. Mengatur jenis proyeksi, datum, satuan, zona dan ukuran piksel
-Jenis Proyeksi : UTM
-Datum : WGS84
-Zona : Yogyakarta terletak di zona 49S
-Unit : Meters
-Ukuran piksel : merupakan resolusi spasial dari citra satelit (Landsat-8 = 30m)
Kemudian mengklik OK
14. Untuk mengatur datum, maka mengklik Datum pada kotak dialog seperti di
atas, kemudian akan muncul tampilan sebagai berikut. Memilih WGS84 OK.
15. Akan muncul kotak dialog untuk memasukkan titik GCP dan RMS yang
dihasilkan
16. Memasukkan koordinat titik GCP setelah menentukan posisinya pada layar
zoom, kemudian mengklik Add Point
17. Memasukkan point minimal 4 titik atau hingga nilai RMS terdefinisi. RMS
diusahakan di bawah 1 untuk menghasilkan citra tergeoreferensi dengan akurat.
18. Menyimpan titik GCP yang telah didefinisikan
19. Masuk kembali pada menu Map Registration Wrap from GCPs : Image
to Map
20. Menginput file titik GCP yang disimpan sebelumnya, kemudian mengklik Open
21. Mengatur kembali proyeksi, datum, satuan, zona, dan ukuran piksel. Kemudian
mengklik OK
Kemudian akan muncul kotak dialog untuk memilih file yang akan
digeorefrensikan. Kemudian mengklik OK
22. Akan muncul kotak dialog untuk memasukkan parameter registrasi untuk kolom
Output Projection and Map Extent biarkan default, sedangkan pada kolom Wrap
Parameters, memilih metode transformasi dan resamplingnya, lalu memilih File
untuk menyimpan hasil citra tergeoreferensi.
24. Memilih file yang telah tergeoreferensi yang akan dihitung statistik, kemudian
memilih OK
25. Akan muncul kotak dialog Compute Statistics Parameters, kemudian
mencentang kolom Basic Stats, Histograms, Covariance, Output to the Screen,
dan Output to a Statistics File. Kemudian menyimpan file hasil statistik.
Kemudian akan muncul hasil statistik seperti di bawah ini, dan mengecek apakah
minimum dan maksimum menunjukkan angka 0-255. Apabila tidak, maka perlu
dilakukan koreksi radiometrik.
27. Kemudian muncul kotak dialog Data Stretch Input File kemudian memilih file
citra yang telah tergeoreferensi yang akan dikoreksi radiometrik.
28. Kemudian akan muncul kotak dialog Data Stretching dengan mencentang
Liniear pada tipe Stretch, By Value pada Stretch Range, mengisi nilai 0 pada
minimum dan 255, memilih Floating Point pada Data Type, kemudian memilih
File untuk menyimpan file hasil koreksi radiometric.
29. Menyimpan citra hasil koreksi geometrik dan radiometrik dengan mengklik
menu File Save Image As Image As
30. Akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini, kemudian memilih tipe file TIFF
dan menyimpannya, kemudian mengklik OK.
3. Akan muncul papan algoritma sebagai lembar projek, dan kotak dialog Open
untuk memilih file dengan ekstensi .tif yang akan di proses, kemudian mengklik
OK.
Kemudian gambar citra yang telah terkoreksi akan muncul pada papan
algoritma.
6. Akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini dan menyimpan dalam folder
yang diinginkan dengan ekstensi .tif
Akan muncul kotak dialog sebagai berikut, karena yang akan diupdate hanyalah
seluas 5km x 5 km, maka hasil crop citra minimal memiliki Output Size minimal
166.6 x 166.6 piksel. Kemudian mengklik OK
atau lembar kerja baru dengan mengklik New Maps Blank Map.
3. Membuat shapfile memalui ArcMap, dengan mengklik ikon arcCatalog pada
toolbar standard, atau pada menu Windows Catalog
Atau
4. Akan muncul kotak dialog berikut, kemudian mengklik kanan folder untuk
menyimpan shapfile/ hasil digitasi objek New Shapfile
Apabila folder belum terkoneksi dengan ArcMap, maka mengkoneksikan
folder dengan mengklik ikon Connect To Folder.
Kemudian muncul kotak dialog untuk memilih data yang akan dimasukkan,
apabila folder belum terkoneksi, maka mengklik ikon Connect To Folder.
Setelah memilih data yang dimasukkan, mengklik Add.
11. Mengubah nilai koordinat titik-titik tersebut sesuai dengan koordinat UTM
pada peta RBI dengan mengklik ikon View Link Table pada kolom X Map
dan Y Map.
Koordinat peta dapat dilihat dari bagian sudut-sudut peta dengan mengzoom
in peta agar terlihat dengan cara menscroll.
12. Melakukan proses rektifikasi dengan mengklik Georeferencing Rectify
melakukan pendefinisian nama dan lokasi file dan memilih ekstensi TIFF
OK.
13. Peta yang telah tergeorefensi kemudian dimasukkan kembali dengan add data
dan dilakukan digitasi dengan shapefile yang telah dibuat dengan cara add
data.
14. Mengaktifkan toolbar editor untuk memulai mendigitasi dengan memilih
menu Customize Toolbar Editor.
15. Mulai melakukan digitasi dengan mengklik Editor Start Editing ikon
17. Setelah selesasi mendigitasi, mengklik Editor Save Edit Stop Edits.
2. Membuat shapfile baru dengan objek yang sama saat mendigitasi peta RBI
sebagai shapfile hasil update agar dapat dibedakan objek sebelum dan
sesudah update.
5. Menginput satu per satu shapfile hasil export sebelumnya dengan ekstensi
.dwg dan menentukan nama dan lokasi file hasil output. Kemudian klik OK
dan menunggu proses hingga muncul kotak dialog success dan tampilan peta
menjadi berikut.
6. Mengatur warna dan tekstur symbol shapefile kembali sesuai yang
diinginkan.
6. Mengklik ikon Layout View di bawah lembar kerja memilih menu File
Page and Print Setup Mengatur orientasi peta (Landscape/Potrait)
Mengatur ukuran kertas OK
7. Mengatur satuan pada peta dengan cara mengklik kanan pada objek
Properties General pada submenu Units Map dan Display set satuan
menjadi meter dan reference scale diisi 1:1000.
8. Memberi grid pada peta peta dengan cara mengklik kanan pada objek
Properties Grids New Grid Measured Grid Next pada
submenu Appearance memilih Tick marks and labels pada menu
Intervals menyesuaikan X Axis dan Y Axis untuk mengatur
kerapatan/interval grid pada peta Next Finish OK.
Mengklik New Grid.
Memilih Measured Grid
Mengklik Next.
Mengklik Finish.
9. Mengatur objek agar terletak pada posisi yang proporsional pada lembar
kerja dengan cara menggeser / meresize dan menyesuaikan skala peta.
10. Membuat legenda dengan cara :
o Legenda : menu Insert Legend menentukan objek-objek yang akan
ditampilkan pada legenda pada Legend Items Next Mengedit teks
dan format font Legenda Next Finish
Setelah legenda muncul mengklik kanan Convert to Graphics
Ungroup agar lebih fleksibel untuk mengatur ukuran dan posisi tiap
objek.
o Arah utara : menu Insert North Arrow dan memilih symbol kompas
yang diinginkan OK
o Skala : menu Insert Scale Bar memilih tipe skala bar Properties
set Division Units menjadi satuan meter.
Mengklik Properties
: menu Insert Scale Text memilih tipe skala teks OK
o Garis Tepi : menu Draw Rectangle
Dalam penentuannya, apabila menambah titik GCP baru maka perlu melihat
apakah nilai RMS semakin besar atau kecil, apabila nilai bertambah maka hal
tersebut dapat disebabkan karena penentuan titik yang kurang tepat. Oleh karena itu
penentuan GCP sangat perlu berhati-hati dan teliti.
Setelah citra satelit terkoreksi, maka citra tersebut di crop dan dijadikan dasar
untuk update peta. Pada praktikum ini, citra yang menjadi dasar untuk mengupdate
peta adalah citra Landsat-8 yang memiliki resolusi spasial menengah yakni 30m
pada band multispectral. Karena resolusi yang tidak terlalu tinggi, maka akan
menghasilkan gambar yang pecah dan sulit untuk diinterpretasi visual, sehingga citra
ini hanya dapat digunakan untuk menginterpretasi tutupan lahan dengan akurasi
yang rendah.
Objek yang dapat diinterpretasi visual dan di update adalah pemukiman,
dikarenakan untuk objek vegetasi dan objek lainnya sulit dibedakan dan
diinterpretasi dengan dasar citra Landsat-8 resolusi menengah.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
citra Landsat-8 dapat digunakan dalam mengupdate peta RBI 1:25.000 pada objek
pemukiman, karena pada objek lainnya terdapat kendala dalam menginterpretasi
yang disebabkan karena citra Landsat-8 yang memiliki resolusi menengah sehingga
akan diperoleh gambar yang pecah dan sulit untuk diinterpretasi visual.
Namun, sebelum citra dijadikan dasar untuk update, citra hasil kombinasi
yang mudah untuk diinterpretasi tersebut perlu dikoreksi geometric dan radiometric
sehingga citra tersebut memiliki koordinat sesuai dengan sistem koordinat UTM dan
lebih mudah diinterpretasi dan dijadikan dasar untuk mengupdate peta.
Supriatna, Wahyu, Sukartono. 2002. Teknik Perbaikan Data Digital (Koreksi dan
Penajaman) Citra Satelit. Buletin Teknik Pertanian Vol. 7. Nomor 1, 2002.