Anda di halaman 1dari 9

MODUL PRAKTIKUM

PENGINDERAAN JAUH

Disusun Oleh :
Tim Asisten
Danang Imaddudin Mahardika 26050118140076
Audria Izza Nadira 26050118120021
Dhimas Prabu Pratama 26040118140047
Hajar Shofwatul Ihsan 26050118120007
Harya Bagus Digdaya 26040118140058
Namira Yunita Prasasti 26050118120017
Zahra Sadza Salma 26050118120009

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
MODUL I
INTERFACE PENGENALAN ER MAPPER 7.0
DAN CITRA LANDSAT 8

Pendahuluan
Penginderaan jauh menurut (Sutanto, 1987), Penginderaan jauh (inderaja) adalah
ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah atau gejala yang
dikaji. Alat yang dimaksud dalam batasan ini alat pengindera atau sensor.
Penginderaan jarak jauh sangat bermanfaat dalam membantu proses pengukuran,
penelitian dan pengelolaan suatu sumber daya bumi dengan menggunakan konsep
interpretasi foto udara, fotogeometri, interpretasi citra dari sensor non-fotografi baik
secara visual maupun menggunakan teknik pemrosesan citra digital. Hal ini dapat
mempermudah dalam pengumpulan data dari jarak jauh yang dapat dianalisis untuk
mendapatkan informasi tentang objek, daerah maupun fenomena yang diinginkan /
dikaji.
Salah satu citra dari sensor non-fotografi yang banyak digunakan adalah citra
Landsat. Citra ini memiliki 11 band yang terdiri dari citra multi spektral resolusi 30 m,
pankromatik resolusi 15 m, dan termal resolusi 100 m. Citra pankromatik resolusi 15
m ini biasanya digunakan untuk penajaman citra.
Dalam bidang ilmu kelautan penginderaan jauh dapat digunakan untuk penelitian
penutupan terumbu karang dalam suatu perairan, mengetahui penyebaran vegetasi
mangrove dalam suatu kawasan hutan Mangrove, mengetahui bentuk dan topografi
pantai dan sebagainya.
Melihat begitu penting dan manfaanya penginderaan jauh dalam berbagai Ilmu
Pengetahuan maka diperlukan mahasiswa Ilmu Kelautan untuk melakukan praktikum
penginderaan jauh.
Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui arti dan fungsi dari penginderaan jauh.
2. Mahasiswa mengetahui spesifikasi landsat 8
3. Mahasiswa mengetahui dan mampu mengoprasikan software ER Mapper 7.0
yang dapat membantu dalam proses pengolahan data hasil dari citra
penginderaan jauh.

Materi
1. Download Citra
2. Penggabungan Citra
3. Penajaman Citra
4. Cropping Data
5. Reading Data Value
● Cell Values Profil
● Cell Coordinate
● Mengetahui Jarak
● Mengetahui Luas
6. Geolink
MODUL II
KOREKSI RADIOMETRI
Pendahuluan
Penginderaan Jauh sangat bermanfaat dalam membantu proses pengukuran,
penelitian dan pengelolaan suatu sumberdaya bumi dengan menggunakan konsep
interpretasi foto udara, fotogeometri, interpretasi citra dari sensor nonfotografi baik
secara visual maupun menggunakan teknik pemrosesan citra digital. Pengindaraan jauh
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan survei terrestrial secara langsung.
Kemudahan lain dari Pengindaraan Jauh yaitu pada saat pengambilan sampel
dilapangan berupa data-data yang belum dapat disadap oleh citra dengan cara melihat
gambaran wilayah secara umum dengan citra dan membuat zona-zona tertentu yang
mempunyai karakteristik yang sama.
Citra satelit terutama pada saluran tampak (visible light) akan mengalami
hamburan cahaya karena adannya penghalang yaitu atmosfer. Hal ini menyebabkan
citra yang dihasilkan menjadi tidak bagus sehingga sulit untuk di analisis. Menurut
Sumaryono (1999) hamburan atmosfer tersebut disebabkan oleh adanya partikel-
partikel di atmosfer yang memberikan efek hamburan pada energi elektromagnetik
matahari yang berpengaruh pada nilai spektral citra. Pengaruh hamburan (scattering)
pada citra yang menyebabkan nilai spektral citra menjadi lebih tinggi daripada nilai
sebenarnya.
Dalam Pengideraan Jauh terdapat dua koreksi yang dilakukan untuk mengurangi
kesalahan pada hasil perekaman, baik foto udara maupun citra satelit. Koreksi tersebut
adalah koreksi radiometri dan koreksi geometri. Koreksi radiometri merupakan koreksi
yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas sekaligus nilai pixel hasil perekaman agar
sesuai dengan nilai pantulan objek yang sebenarnya. Terdapat dua metode yang
digunakan dalam koreksi radiometri, yaitu metode penyesuaian histogram dan metode
penyesuaian regresi.
Tujuan
● Mahasiswa mampu melakukan koreksi radiometri
● Mahasiswa mampu memeriksa atmospheric bias citra
● Mahasiswa dapat menggunakan metode penyesuaian histogram
● Mahasiswa mampu melakukan teknik penyesuaian histogram Dark Pixel
Correction
● Mahasiswa mampu melakukan teknik penyesuaian histogram Enchanced
Dark Pixel
● Mahasiswa mampu melakukan teknik penyesuaian histogram Cut Off
Scattergram

Materi
● Memeriksa nilai atmospheric bias citra
● Penyesuaian histogram
● Pengecekan data penyesuaian histogram
● Regresi
o DPC
o EDPC
o Cut Off Scattergram
MODUL III
KOREKSI GEOMETRI

Latar Belakang
Dalam perekaman sebuah citra baik oleh sensor satelit maupun pesawat terbang,
selalu tidak akan lepas dari sebuah gangguan yang dapat disebabkan oleh gangguan
atmosfer dan gangguan yang diakibatkan oleh rotasi bumi, kelengkungan bumi serta
dari sensor itu sendiri. Ada citra yang sudah dikoreksi oleh supplier citra tetapi ada
juga yang harus dikoreksi terlebih dahulu oleh pengguna agar kesalahannya
terminimalisir.
Kesalahan – kesalahan tersebut terdiri dari kesalahan internal dan kesalahan
eksternal. Kesalahan internal disebabkan oleh konfigurasi sensor, yaitu pembelokan
arah penyinaran, abrasi sub-sistem optik, dan scanning system tidak linier. Kesalahan
eksternal, yaitu perubahan ketingian wahan dan satelit, perubahan posisi wahana
terhadap objek, rotasi bumi, dan kelengkungan bumi.
Koreksi geometri ditujukan untuk memperbaiki distorsi geometrik dengan
meletakkan elemen citra pada posisi planimetric (x dan y) yang seharusnya, sehingga
citra mempunyai kenampakan yang lebih sesuai dengan keadaan sebenarnya di
permukaan bumi yang selanjutnya dapat digunakan sebagai peta. Koreksi geometrik
mutlak dilakukan apabila posisi citra akan disesuaikan atau ditumpangsusunkan
dengan peta-peta atau citra lainnya yang mempunyai sistem proyeksi peta.

Tujuan
● Mahasiswa mampu melakukan koreksi geometri citra dengan menggunakan
perangkat lunak ER Mapper 7.0.
● Agar mahasiswa dapat memahami teknik perbaikan data digital.

Materi
● Memeriksa koreksi citra
● Geocoding wizard
● Overlay citra
MODUL IV
SUHU PERMUKAAN AIR LAUT

Pendahuluan
Suhu permukaan laut merupakan salah satu faktor oseanografi yang berpengaruh
terhadap organisme di laut. Kenaikan maupun penurunan suhu sebesar 1oC dapat berpengaruh
terhadap kehidupan organisme di laut. Suhu permukaan laut ini dapat berpengaruh terhadap
metabolisme maupun perkembangan organisme laut yang hidup di dalamnya.
MODIS merupakan sensor yang menyediakan data darat, laut dan atmosfer secara
berkesinambungan. Sensor MODIS terpasang pada satelit Terra dan Aqua. Satelit Terra dan
Aqua ini memiliki resolusi yang bermacam-macam, yaitu 72, 400, 800, 1200 dan 1500 km..
Satelit ini dapat mengukur hampir semua parameter yang ada di darat, laut maupun udara.
Satelit Aqua sendiri dapat mengukur suhu permukaan laut dan kandungan klorofil yang berada
di laut.
Perkembangan analisi spasial dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu (1) spatial
statistics and data analysis, (2) behavioural modelling dan (3) Cl-based spatial
analyst. Spatial statistics dan data analysis dicirikan oleh tipe mode statistik yang
sekarang populer yaitu fungsi dari “nature of the problem” yang sedang ditelaah dan
“nature of the data” serta ketersediaan perangkat komputer. Beberapa contoh studi
bidang spatial statistics dan data analisis adalah regresi Bayesian, local/global pattern
pada analisis regresi, korelasi spasial, dan time series (Purwadi, 2001).

Tujuan
● Download Citra suhu permukaan laut
● Menampilkan Citra Suhu Permukaan Laut level 2.
● Analisa Spasial suhu permukaan laut.
Materi
● Download Citra suhu permukaan laut
● Menampilkan Citra Suhu Permukaan Laut level 2.
● Analisa Spasial suhu permukaan laut.

Anda mungkin juga menyukai