Anda di halaman 1dari 28

RESTIFIKASI DAN REGISTRASI CITRA

MODIS MENGGUNAKAN SOFTWARE


ENVI CLASSIC

Mata Kuliah :
Penginderaan Jauh A

Oleh :
Chelsea Alfarelia Putri Taslyanto
5016201068

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 3


1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 3
1.2 Tujuan .......................................................................................................................................... 3
1.3 Manfaat ........................................................................................................................................ 4
BAB II DASAR TEORI........................................................................................................................ 5
2.1 Citra MODIS ............................................................................................................................... 5
2.2 Koreksi Geometrik...................................................................................................................... 5
BAB III METODOLOGI ..................................................................................................................... 8
3.1 Lokasi dan Tanggal.................................................................................................................... 8
3.2 Alat dan Perangkat Lunak ........................................................................................................ 8
3.3 Data .............................................................................................................................................. 8
3.3 Langkah Praktikum.................................................................................................................... 8
3.3.1 Koreksi Geometrik dengan Cara Select GCPs : Image to Image .................................... 8
3.3.2 Koreksi Geometrik dengan Cara Select GCPs : Image to Map .................................... 14
3.3.3 Koreksi Geometrik dengan Cara Image to Image (Warp from GCP’s) ....................... 18
3.3.4 Koreksi Geometrik dengan Cara Image to Map (Warp from GCP’s) ......................... 20
3.3.5 Koreksi Geometrik dengan Cara Automatic Registration Image to Image) ................ 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................ 25
4.1 Hasil Praktikum ........................................................................................................................ 25
4.1.1 Hasil Image to Image ......................................................................................................... 25
4.1.2 Hasil Image to Map ............................................................................................................ 25
4.1.3 Hasil Image to Image (Warp from GCPs) ....................................................................... 26
4.1.4 Hasil Image to Image (Warp from GCPs) ....................................................................... 26
4.1.5 Hasil Image to Image (Automatic Registration) ............................................................. 26
4.2 Analisis ....................................................................................................................................... 27
BAB V PENUTUP............................................................................................................................... 28
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 28
5.2 Saran .......................................................................................................................................... 28
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penginderaan jauh adalah suatu ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
objek, daerah atau fenomena dengan jalan menganalisa data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah atau gejala yang dikaji
(Lillesand dan Kiefer,1979). Tidak hanya menyoroti proses pengambilan data,
penginderaan jauh juga meliputi proses pengolahan data berupa image atau citra yang
dihasilkan dari satelit. Pengolahan citra satelit dilakukan berdasarkan tujuan atau
kepentingan dari pembuatnya. Sebelum siap untuk diolah,citra satelit harus melewati
proses georeferencing, rektifikasi, dan koreksi geometrik untuk mendapatkan hasil
pengolahan yang akurat. Koreksi geometrik merupakan sebuah pengolahan citra agar
menjadi sebuah citra yang bebas dari kesalahan geometrik. Sehingga, citra tersebut dapat
dinyatakan sebagai citra yang akurat dan sesuai dengan aturan-aturan dalam penginderaan
jauh.
Pada dasarnya, tujuan dari pengolahan data hasil penginderaan jauh adalah untuk
menyajikan data yang akurat, meminimalisir kesalahan, serta menyajikan data yang sesuai
dengan maksud dan tujuan pengguna. ENVI 5.3 merupakan salah satu software untuk
mengolah data hasil penginderaan jauh yang sederhana dan mudah untuk digunakan.
Selain sebagai alat pengolah data hasil citra satelit, ENVI 5.3 juga dapat digunakan dalam
analisis hasil pencitraan. Pada laporan ini akan dilakukan pengolahan koreksi geometrik
dari suatu citra dengan menggunakan beberapa cara.

1.2 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum koreksi geometrik adalah sebagai berikut :
1.2.1 Mahasiswa mampu mengoperasikan software ENVI 5.3 sebagai software
pengolahan data citra
1.2.2 Mahasiswa mampu memahami tahapan dalam koreksi geometrik citra dengan
menggunakan software ENVI 5.3
1.3 Manfaat
Manfaat dari dibuatnya laporan praktikum koreksi geometrik citra adalah untuk
memberikan informasi kepada pembaca terkait cara melakukan koreksi geometrik
menggunakan software ENVI 5.3.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Citra MODIS


Pada tanggal 18 Desember 1999, NASA (National Aeronautica and Space
Administration) meluncurkan Earth Observing System (EOS). Terra satellite untuk
mengamati, mengkaji dan menganalisis permukaan bumi, lautan dan atmosfer. MODIS
(Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) merupakan instrumen utama dalam
Terra satellite. Sensor MODIS yang kedua dibawa oleh Aqua satellite yang diluncurkan
tanggal 24 Maret 2002. MODIS didesain untuk beroperasi selama 6 tahun.
MODIS mengorbit bumi secara polar (arah utara – selatan). Ketinggian orbit
MODIS dari permukaan bumi adalah 705 Km. Sensor MODIS berukuran 1 x 1,6 x 1 m
dengan berat 228,7 Kg. Satelit MODIS mampu mengirim data dengan kecepatan 10,6
Mbps dengan resolusi radiometrik 12 bits. Kisaran panjang gelombang elektromagnetik
yang diterima satelit MODIS adalah 0,405 sampai 14,385 µm yang terbagi dalam 36 kanal
(bands). Citra satelit MODIS memiliki resolusi spasial 250 m (band 1 dan 2), 500 m (band
3 sampai 7) dan 1 Km (band 8 sampai 36) dengan lebar cakupan sekitar 2330 Km. Resolusi
temporal satelit MODIS adalah 1 sampai 2 hari, artinya satelit MODIS mampu mengamati
daerah di atas lintang 30 derajat setiap hari dan daerah di bawah lintang 30o setiap 2 hari.
Setiap kanal pada satelit MODIS memiliki kisaran panjang gelombang elektromagnetik
tertentu. Kanal-kanal ini mempunyai spesifikasi kegunaan utama dalam mengkaji dan
menganalisis permukaan bumi, lautan dan atmosfer.

2.2 Koreksi Geometrik


Koreksi Geometrik merupakan proses menyesuaikan koordinat pixel pada citra
dengan koordinat bumi dalam bidang datar. Citra pengindraan jauh hasil perekaman
sensor pada satelit maupun pesawat terbang merupakan representasi dari bentuk
permukaan bumi yang tidak beraturan. Meskipun kelihatannya merupakan daerah yang
datar, tetapi area yang direkam sesungguhnya mengandung kesalahan (distorsi) yang
diakibatkan oleh pengaruh kelengkungan bumi dan atau oleh sensor itu sendiri. Adapun
tujuan dari koreksi geometrik adalah :
1. Rektifikasi atau restorasi citra agar koordinat citra sesuai dengan koordinat
geografi
2. Registrasi posisi citra dengan citra lain atau mentransformasikan sistem koordinat
citra multi spectral atau multi temporal
3. Registrasi citra ke peta atau transformasi sistem koordinat citra ke peta, yang
menghasilkan citra dengan sistem proyeksi tertentu.
Kesalahan geometrik citra berdasarkan sumbernya kesalahannya dapat
dikelompokkan dikelompokkan menjadi menjadi dua tipe kesalahan, yaitu kesalahan
kesalahan internal (internal distorsion), dan kesalahan eksternal (external distorsion).
Kesalahan geometrik internal disebabkan oleh konfigurasi sensornya, akibat
pembelokan arah penyinaran menyebabkan distorsi panoramik (look angle), yang
terjadi saat cermin scan melakukan penyiaman (scanning). Besarnya sudut pengamatan
(field of view) satelit pada proses penyiaman akan mengakibatkan perubahan luas
cakupan objek. Distorsi panoramik sangat besar pengaruhnya pada sensor satelit
resolusi rendah seperti NOAA-AVHRR dan MODIS, namun citra resolusi tinggi
seperti Landsat, SPOT, IKONOS, Quickbird, dan ALOS bebas dari distorsi panoramik,
karena orbitnya yang tinggi dengan medan pandang kecil hampir tidak terjadi
pergeseran letak oleh relief pada data satelit tersebut. Distorsi yang disebabkan
perubahan atau pembelokan arah penyiaman bersifat sistematik, dapat dikoreksi secara
sistematik. Kesalahan geometrik menyebabkan perubahan bentuk citra.
Kesalahan geometrik menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
kesalahan sistematik dan kesalahan acak. Kesalahan sistematik merupakan kesalahan
yang dapat diperkirakan sebelumnya, dan besar kesalahannya pada umumnya konstan,
oleh karena itu dapat dibuat perangkat lunak koreksi geometrik secara sitematik.
Kesalahan geometrik yang bersifat random (acak) tidak dapat diperkirakan terjadinya,
maka koreksinya harus ada data referensi tambahan yang diketahui. Koreksi geometrik
yang biasa dilakukan adalah koreksi geometrik sistemik dan koreksi geometrik presisi.
Koreksi geometrik yang biasa dilakukan adalah koreksi geometrik sistematik
dan koreksi geometrik presisi. Koreksi geometrik sistematik melakukan koreksi
geomertri dengan menggunakan informasi karakteristik sensor yaitu orientasi internal
(internal orientation) berisi informasi panjang fokus sistem optiknya dan koordinat titik
utama (primary point) dalam bidang citra (image space) sedangkan distorsi lensa dan
difraksi atmosfer dianggap kecil pada sensor inderaja satelit, serta orientasi eksternal
(external orientation) berisi koordinat titik utama pada bidang bumi (ground space)
serta tiga sudut relatif antara bidang citra dan bidang bumi. Koreksi geometrik presisi
pada dasarnya adalah meningkatkan ketelitian geometrik dengan menggunakan titik
kendali / kontrol tanah (Ground Control Point biasa disingkat GCP). GCP dimaksud
adalah titik yang diketahui koordinatnya secara tepat dan dapat terlihat pada citra
inderaja satelit seperti perempatan jalan dan lain-lain.
Koreksi geometrik citra dapat dilakukan dalam empat tahap yang mencakup
sebagai berikut:
1. Memilih metode setelah mengetahui karakteristik kesalahan geometrik dan
tersedianya data referensi. Pemilihan metode tergantung pada jenis data
(resolusi spasial), dan jenis kesalahan geometrik (skew, yaw, roll, pitch) data.
2. Penentuan parameter tidak diketahui dari persamaan matematika antara sistem
koordinat citra dan sistem koordinat geografis, untuk menentukan
menggunakan parameter kalibarasi data atau titik kontrol tanah.
3. Cek akurasi dengan verifikasi atau validasi sesuai dengan kriteria, metode, dan
data citra, maka perlu dicari solusinya agar diperoleh tingkat ketelitian yang
lebih baik. Solusinya dapat dilakukan dengan menggunakan metode lain, atau
bila data referensi yang digunakan tidak akurat atau perlu diganti.
4. Interpolasi dan resampling untuk mendapatkan citra geocoded presisi (akurat).
Beberapa pilihan Geocoding Type yang sudah tersedia pada perangkat lunak,
seperti Triangulation, Polynomial, Orthorectify using ground control point,
Orthorectify using exterior orientation, Map to map projection, Point
registration, Rotation. Kegunaan setiap tipe geocoding adalah (a) Triangulation
untuk koreksi geometrik data yang mengalami banyak pergeseran skew dan
yaw, atau data yang tidak sama ukuran pixelnya pada satu set data. (b)
Polynomial untuk koreksi geometrik data citra yang mengalami pergeseran
linear, ukuran pixel sama dalam satu set data resolusi spasial tinggi dan rendah.
(c) Orthorectify untuk mengoreksi citra secara geometris, berdasarkan
ketinggian geografisnya. Koreksi geometrik jika tidak menggunakan
Orthorectify, maka puncak gunung akan bergeser letaknya dari posisi
sebenarnya, walaupun sudah dikoreksi secara geometerik. (d) Rotation untuk
koreksi geometrik citra karena terjadi pergeseran citra yang terputar, baik searah
jarum jam maupun sebaliknya.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Tanggal


Pengerjaan dari Praktikum Koreksi Geometrik dilakukan pada :
Lokasi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Tanggal : 24 November 2022

3.2 Alat dan Perangkat Lunak


Dalam tugas ini terdapat beberapa alat, perangkat lunak, dan data yang digunakan,
diantaranya yaitu :
- Alat : Laptop ASUS X415 dan Mouse
- Perangkat Lunak : ENVI Classic 5.3

3.3 Data
Data yang digunakan dalam Praktikum Koreksi Geometrik ini adalah data citra
MODIS dari Pulau Sulawesi yang telah mengalami resize spatial dan spectral.

3.3 Langkah Praktikum


3.3.1 Koreksi Geometrik dengan Cara Select GCPs : Image to Image
1. Buka file Cita MODIS Sulawesi yang telah tergeoreferensi dan ter-resize spatial dan
spectral. File tersebut bernama “sulawesi_4_band_FIX” Pada koreksi geometrik image
to image file tersebut akan dibuka dalam 2 display. Untuk membuka file tersebut, buka
software Envi kemudian klik File -> Open Image File

2. Untuk membuka file ke 2 display, maka dapat dengan klik pada Display #1 kemudian
pilih New Display dan Load RGB kembali.

3. Koreksi geometrik dilakukan dengan memberikan GCP pada kedua citra, akan tetapi
pada citra Display #1 akan diberikan data vektor dengan klik File -> Open Vector File.
4. Kemudian file vektor yang dipilih adalah yang sudah ada dalam drive yaitu indo prop.
Kemudian atur Vector Files Parameter

5. Kemudian setelah parameter diatur klik OK, dan akan muncul ENVI Question lalu klik
Yes. Kemudian akan muncul Available Vector Layers dan klik pada Layer
indo_prop.shp

6. Kemudian klik Load Selected untuk memilih pada file citra mana data vektor akan
ditambahkan. Lalu pilih pada Display #1 dan klik OK
7. Kemudian akan muncul #1 Vector Parameters. Dan kemudian gunakan mode default
lalu langsung klik Apply sehingga akan muncul data vektor atau batas dari Sulawesi
8. Klik pada Map -> Registration -> Select GCPs: Image to Image untuk melakukan
koreksi geometrik

9. Kemudian akan muncul Image to Image Registration. Pada Base Map dipilih Display
#1 dan pada Warp Image dipilih Display #2 dan Kemudian klik OK

10. Kemudian akan dapat memulai pemberian GCP pada kedua Display atau citra. Pastikan
GCP berada pada tempat yang sama. Pemberian GCP dilakukan dengan klik pada suatu
lokasi di Display #1 kemudian klik pula pada lokasi yang sama di Display #2 kemudian
klik Add Point untuk menambahkan titik tersebut sebagai GCP
11. Pada praktikum ini titik-titik GCP yang ditambahkan adalah sejumlah 6 titik. Nantinya
setelah menambahkan 6 titik tersebut akan dapat diketahui RMS Error-nya

12. Setelah 6 titik ditambahkan maka dapat dilihat detail dari RMS Error dengan klik Show
List.
13. Hasil dari RMS error tersebut dapat disimpan dalam bentuk ASCII yang nantinya bisa
terbaca sebagai file .txt. Untuk menyimpannya dapat dilakukan dengan klik File ->
Save Table to ASCII

14. Pilih tempat penyimpanan file dan kemudian beri nama

15. Kemudian lakukan Warp File dengan klik Options -> Warp File. Kemudian akan
muncul Input Warp File dan pilih file “sulawesi_4_band_FIX” dan klik OK

16. Kemudian akan muncul Registration Parameters dan digunakan mode default dan
pilih juga tempat untuk penyimpanan file dan beri nama
17. Kemudian pada Available Bands List dapat di klik Band 1, 2, dan 3 lalu Load RGB

3.3.2 Koreksi Geometrik dengan Cara Select GCPs : Image to Map


1. Buka file Cita MODIS Sulawesi yang telah tergeoreferensi dan ter-resize spatial dan
spectral. File tersebut bernama “sulawesi_4_band_FIX” Pada koreksi geometrik image
to image file tersebut akan dibuka dalam 2 display. Untuk membuka file tersebut, buka
software Envi kemudian klik File -> Open Image File
2. Pada proses image to map, Display #2 akan diisi dengan file vektor batas Indonesia.
Untuk menambahkannya maka klik File -> Open Vector File. Tambahkan file indo
prop.shp.

3. Atur Parameter lalu klik OK dan akan muncul ENVI Question lalu klik Yes

4. Kemudian akan muncul Available Vector Layers dan klik pada Layer indo_prop.shp.
Kemudian klik Load Selected untuk memilih pada file citra mana data vektor akan
ditambahkan. Lalu pilih pada New Vector Window dan klik OK
5. Sehingga akan muncul 2 display dimana Display #1 adalah “sulawesi_4_band_FIX”
dan Display #2 adalah file data vektor batas-batas Indonesia

6. Kemudian akan muncul Image to Map Registration dan isikan informasi sesuai dengan
wilayah Sulawesi yaitu digunakan WGS84 UTM Zone 51S

7. Kemudian akan dapat memulai pemberian GCP pada kedua Display atau citra. Pastikan
GCP berada pada tempat yang sama. Pemberian GCP dilakukan dengan klik pada suatu
lokasi di Display #1 kemudian klik pula pada lokasi yang sama di Display #2 kemudian
klik Add Point untuk menambahkan titik tersebut sebagai GCP
8. Pada praktikum ini titik-titik GCP yang ditambahkan adalah sejumlah 6 titik. Nantinya
setelah menambahkan 6 titik tersebut akan dapat diketahui RMS Error-nya
9. Setelah 6 titik ditambahkan maka dapat dilihat detail dari RMS Error dengan klik Show
List.

10. Hasil dari RMS error tersebut dapat disimpan dalam bentuk ASCII yang nantinya bisa
terbaca sebagai file .txt. Untuk menyimpannya dapat dilakukan dengan klik File ->
Save Table to ASCII

11. Pilih tempat penyimpanan file dan kemudian beri nama


12. Kemudian lakukan Warp File dengan klik Options -> Warp File. Kemudian akan
muncul Input Warp File dan pilih file “sulawesi_4_band_FIX” dan klik OK

13. Kemudian akan muncul Registration Parameters dan digunakan mode default dan pilih
juga tempat untuk penyimpanan file dan beri nama. Akan tetapi, terjadi error pada tahap
ini.

3.3.3 Koreksi Geometrik dengan Cara Image to Image (Warp from GCP’s)
1. Pada tahap ini dibuka terlebih dahulu file “sulawesi_4_band_FIX” yang nantinya
digunakan sebagai Warp File dan file “imagetoimagelagi.pts” yang nantinya digunakan
sebagai base file. File hanya dibuka sampai Available Band List saja. Kemudian klik
Map -> Registration -> Warp from GCPs: Image to Image
2. Masukkan file GCP pada tahap Image to Image sebelumnya. File tersebut adalah
“GCP_imageeFIX.pts”

3. Kemudian akan muncul Input Warp Image. Pada Warp Image digunakan file Sulawesi
4 band, sehingga klik pada “sulawesi_4_band_FIX” dan klik OK

4. Kemudian akan muncul Base Map. Pada Base Map digunakan file “imagetoimagelagi”
dan klik OK
5. Kemudian akan Registration Parameters dan digunakan mode default. Kemudian file
dapat disimpan pada tempat yang diinginkan dan diberi nama.

6. Kemudian pada Available Bands List dapat di klik Band 1, 2, dan 3 lalu Load RGB

3.3.4 Koreksi Geometrik dengan Cara Image to Map (Warp from GCP’s)
1. Pada tahap ini dibuka terlebih dahulu file “sulawesi_4_band_FIX” yang nantinya digunakan
sebagai Warp File dan file SLWSI1.pts yang nantinya digunakan sebagai base file. File
hanya dibuka samapai Available Band List saja. Kemudian klik Map -> Registration ->
Warp from GCPs: Image to Map
2. Masukkan file GCP pada tahap Image to Map sebelumnya. File tersebut adalah
“GCP_IMAGETOMAP.pts”

3. Kemudian akan muncul Image to Map Registration. Isikan sesuai dengan Wilayah Sulawesi
yaitu dengan WGS84 UTM Zone 51 S

4. Kemudian akan muncul Input Warp Image. Pada Input Warp Image digunakan file Sulawesi
4 band, sehingga klik pada “sulawesi_4_band_FIX” dan klik OK

5. Kemudian akan Registration Parameters dan digunakan mode default. Kemudian file dapat
disimpan pada tempat yang diinginkan dan diberi nama.
6. Kemudian pada Available Bands List dapat di klik Band 1, 2, dan 3 lalu Load RGB

3.3.5 Koreksi Geometrik dengan Cara Automatic Registration Image to Image)


1. Klik pada Map -> Automatic Registration Image to Image

2. Pilih file hasil Image to Image telah dilakukan. File tersebut adalah “imagetoimagelagi”.
Klik pada file tersebut dan klik OK
3. Kemudian akan muncul Select Input Warp File. Pada Input Warp File digunakan file
Sulawesi 4 band, sehingga klik pada“sulawesi_4_band_FIX” dan klik Ok

4. Kemudian akan muncul Warp Band Matching Choice dan digunakan band 1. Lalu klik pada
band 1 dan klik OK. Setelah itu akan muncul ENVI Question dan klik NO

5. Kemudian akan muncul Automatic Registrations Parameters. Pada Number of Tie Points
diisikan banyak titik GCP yang telah ditandai pada tahap pemberian GCP, yaitu 6 titik.
Ketik 6 kemudian klik OK.

6. Kemudian pada Available Bands List dapat di klik Band 1, 2, dan 3 lalu Load RGB
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


Berdasarkan langkah-langkah dari Praktikum Koreksi Geometrik di atas, maka
didapatkan hasil praktikum berupa hasil sebagai berikut :
4.1.1 Hasil Image to Image
Berikut merupakan hasil dari koreksi geometrik dengan metode image to image.
Didapatkan hasil berupa citra terkoreksi dan juga data berformat .txt dengan isi RMS hasil
pemberian GCPs pada citra.

4.1.2 Hasil Image to Map


Berikut merupakan hasil dari koreksi geometrik dengan metode image to map.
Didapatkan hasil hanya berupa data berformat .txt dengan isi RMS hasil pemberian GCPs pada
citra karena terdapat error setelah proses pemberian GCPs citra.
4.1.3 Hasil Image to Image (Warp from GCPs)
Berikut merupakan hasil dari koreksi geometrik dengan metode image to image dengan
warp dari GCPs. Didapatkan hasil berupa citra terkoreksi.

4.1.4 Hasil Image to Image (Warp from GCPs)


Berikut merupakan hasil dari koreksi geometrik dengan metode image to map dengan
warp dari GCPs. Didapatkan hasil berupa citra terkoreksi.

4.1.5 Hasil Image to Image (Automatic Registration)


Berikut merupakan hasil dari koreksi geometrik dengan metode image to image
automatic registration. Didapatkan hasil berupa citra terkoreksi dengan hasil greyscale.
4.2 Analisis
Koreksi geometrik dapat dilakukan dengan 5 metode, yaitu dengan cara Select GCPs
Image to Image, Select GCPs Image to Map, Warp from GCPs Image to Image, Select GCPs
Image to Map, dan Automatic Image to Image. Pada praktikum kali ini dilakukan koreksi
geometrik pada citra yang telah melalui proses georeferencing dan resizing pada praktikum
sebelumnya. Koreksi geometrik yang dilakukan dengan 4 metode secara manual, dan 1 metode
secara otomatis. Koreksi geometrik dengan metode manual dilakukan dengan menentukan
GCP terlebih dahulu, kemudian dilakukan proses koreksi. Sedangkan koreksi geometrik
dengan cara otomatis dapat langsung mendeteksi GCP sesuai dengan jumlah GCP yang
diinginkan dengan RMS Error di bawah 1. Metode yang digunakan pada koreksi geometrik
dengan cara manual adalah metode polynomial derajat 1 dengan resampling-nya menggunakan
nearest neighbor. Pada metode polynomial derajat 1 GCP minimal yang harus digunakan
adalah 4 titik.
Pada metode Select GCPs Image to Image diperoleh nilai RMS error sebesar 0.203833
dengan rincian GCP pertama memiliki RMS error sebesar 0.1208, GCP kedua memiliki RMS
error sebesar 0.1911, GCP ketiga memiliki RMS error sebesar 0.2925, GCP keempat memiliki
RMS error sebesar 0.2795, GCP kelima memiliki RMS error sebesar 0.0793, dan GCP keenam
memiliki RMS error sebesar 0.1678. Sedangkan pada metode Select GCPs Image to Map
diperoleh nilai RMS error sebesar 0.000246 dengan rincian GCP pertama memiliki RMS error
sebesar 0.0005, GCP kedua memiliki RMS error sebesar 0.0002, GCP ketiga memiliki RMS
error sebesar 0.0002, GCP keempat memiliki RMS error sebesar 0.0001, GCP kelima memiliki
RMS error sebesar 0.0001, dan GCP keenam memiliki RMS error sebesar 0.0001. Semakin
kecil nilai RMS menunjukkan bahwa semakin baik hasil pemberian GCP pada citra yang akan
dikoreksi.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum Koreksi Geometrik yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Software ENVI 5.3 merupakan perangkat lunak yang mudah digunakan dan tergolong
ringan untuk melakukan proses pengolahan citra satelit.
2. Proses koreksi geometrik dengan cara manual dimulai dengan menentukan GCPs
terlebih dahulu, dan memastikan bahwa nilai RMS Error-nya di bawah 1. . Semakin
kecil nilai RMS Error-nya, maka koreksi geometrik akan semakin teliti.
3. Proses koreksi geometrik dengan cara otomatis dilakukan dengan menentukan jumlah
GCPs yang akan digunakan. Secara otomatis akan langsung mendeteksi sebaran GCPs
dengan nilai RMS Error di bawah 1. Semakin kecil nilai RMS Error-nya, maka koreksi
geometrik akan semakin teliti

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari Praktikum Koreksi Geometrik ini yaitu ketika
melakukan penentuan posisi GCPs sebaiknya dilakukan dengan lebih teliti agar nilai RMS
Error yang dihasilkan juga semakin kecil.

Anda mungkin juga menyukai