Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum

Penginderaan Jauh I

Modul ke-1 : Pre-processing Citra Satelit

Disusun Oleh :

Ulfa Kinasih Arumayu


23116013

Program Studi Teknik Geomatika


Fakultas Teknik Infrastruktur dan Kewilayahn
Institut Teknologi Sumatera
2019
FORMAT PENILAIAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEGINDERAAN JAUH I
MODUL KE-1

Nama Mahasiswa : Ulfa Kinasih Arumayu


NIM : 23116013

No Unsur yang Dinilai SKOR


1. BAB I
2. BAB II
3. BAB III
4. BAB IV
5. BAB V

Asisten Praktikum

...................................................
NIM.
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu bidang yang terdapat di dalam Teknik Geomatika sendiri adalah
Penginderaan Jauh. Penginderaan Jauh dewasa ini sangat membantu dalam pemecahan
berbagai permasalahan dan mampu membantu mepermudahkan pekerjaan terutama dalam
dunia pemetaan. Data penginderaan jauh juga merupakan sebuah alat berharga dalam
menghasilkan peta-peta dengan resolusi spasial dan temporal yang lebih tinggi daripada
stasiun-stasiun meteorologi (Indarto, 2014).
Pengolahan citra satelit terbagi menjadi tiga tahap utama, yaitu low-level
processing (pre-processing), mid-level processing (processing), dan high-level processing
(post-processing). Pre-processing merupakan tahap paling dasar pengolahan citra yaitu
akuisisi citra, koreksi citra, dan memperbaiki kualitas citra. Processing merupakan tahap
utama pada pengolahan citra yaitu klasifikasi citra dan interpretasi citra. Post-processing
merupakan tahap akhir dalam pengolahan citra yaitu analisis citra dan intergrasi citra.
Pada modul ini kita mempelajari dan memahami dan serangkaian proses pre-
processing , yang terdiri dari mengunduh (download) data citra satelit pada laman
www.earthexplorer.usgs.gov, mengindentifikasi pantulan spektral dengan cara komposit
Band, menggabungkan citra satelit pada line stacking dan mosaic, dan pemisahaan citra.
Pada praktikum ini praktikan diharapkan mampu menguasai serangkaian kegiatan pre-
processing sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya.

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Praktikan mampu memahami proses mengunduh data citra satelit
b. Praktikan mampu mengenali objek melalui pantulan spektral dan nilai R (Red), G
(Green), dan B (Blue) atau komposit citra.
c. Praktikan mampu menggabungkan band sebuah citra satelit
d. Praktikan mampu menggabungkan citra satelitc (mosaik citra)
e. Praktikan mampu memotong citra satelit (cropping citra)

1.3 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat yang dilaksanakan dalam praktikum kali ini yaitu :
Waktu : 09.00 – 11.30 WIB
Tempat : Laboratorium Multimedia Gedung C, Institut Teknologi Sumatera
BAB II DASAR TEORI

2.1 Penginderaan Jauh


Definisi peginderaan jauh atau remote sensing dapat dijumpai diberbagai literatur.
Salah satu definisi penginderaan jauh yang diberikan oleh Rango et al (1996):
“penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek,
luasan, atau tentang fenomena melalui analisis data yang diperoleh oleh sensor. Dalam hal
ini, sensor tidak berhubungan langsung dengan objek atau benda yang menjadi target.”
Definisi penginderaan jauh lainnya adalah menurut Landgrebe (1978) :
“penginderaan jauh adalah ilmu untuk memperoleh informasi mengenai objek dari
pengukuran yang dilakukan dari jarak tertentu, yaitu tanpa benar-benar bersinggungan
dengan objek tersebut. Kuantitas yang sering diukur dalam sistem penginderaan jauh masa
kini adalah energi elektromagnetik yang berasal dari objek-objek kepentingan, dan
meskipun ada kemungkinan (misal gelombang seismik, gelombang bunyi, dan gaya
gravitasi), kita difokuskan pada sistem yang mengukur energi elektromagnetik.

2.2 Konsep Pengolahan Citra


Dalam pengolahan citra terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu pre-processing,
processing, dan post-processing. Pre-processing merupakan tahapan perbaikan citra
sebelum selanjutnya citra akan diolah dan dan diklasifikasikan. Pada tahap pre-processing
sendiri yang penulis ketahui ada beberapa kegiatan yang dapat penulis lakukan, yaitu tahap
mengunduh (download) data citra satelit pada laman www.earthexplorer.usgs.gov,
mengindentifikasi pantulan spektral dengan cara komposit Band, menggabungkan citra
satelit pada line stacking dan mosaic, dan pemisahaan atau pemotongan citra, serta koreksi.
Pada tahap processing terdapat beberapa kegiatan penulis lakukan, salah satunya yaitu
tahap klasifikasi citra. pada tahap post-processing sendiri terdapat kegiatan analisis dan
implementasikan hasil processing tersebut.

2.3 Sensor Aktif dan Sensor Pasif


Seperti telah ketahui, sinar matahari merupakan sumber energi atau radiasi yang
hampir tak terbatas untuk aplikasi Penginderaan Jauh. Dalam Penginderaan Jauh terdapat
2 sistem yang digunakan, yakni sistem pasif dan sistem aktif. Sensor pasif hanya dapat
digunakan untuk mendeteksi energi jika tersedia sinar matahari secara alami. Sensor pasif
hanya dapat digunakan pada siang hari, dimana ada sinar matahari dan objek-objek yang
memantulkan sebagian radiasi tersebut yang akhirnya ditangkap oleh sensor. Sebaliknya,
sensor aktif (active sensor) mempunyai sumber energi tersendiri. Dalam hal ini, sensor
mengemisikan (mengirimkan) radiasi yang darahkan ke target. Selanjutnya, radiasi yang
dipantulkan dari target dideteksi dan diukur oleh sensor. Sensor aktif dapat berkerja
sepanjang waktu (siang dan malam). Sensor aktif dapat digunakan untuk merekam panjang
gelombang pada daerah gelombang mikro dan mengenal lebih baik karakterstik
pemantulan suatu objek. Namun demikian, sensor aktif membutuhkan sumber energi yang
cukup untuk dapat menyinari objek. Contoh sensor aktif adalah fluorosensor lase and
Synthetic Aperture Radar (SAR). ( Indarto,2017 )
2.4 Komposit Citra
Komposit citra adalah citra baru hasil dari penggabungan 3 saluran yang mampu
menampilkan keunggulan dari saluran-saluran penyusunnya. Digunakan komposit citra ini
dikarenakan oleh keterbatasan mata yang kurang mampu dalam membedakan gradasi larna
dan lebih mudah memahami dengan pemberian warna. Adanya citra multispektral yang
terdiri dari banyak saluran, apabila hanya menampilkan satu saluran saja maka citra yang
dihasilkan merupakan gradasi rona. Dan mata manusia hanya bisa membedakan objek yang
menonjol pada suatu saluran, objek yg lain maka kita sulit untuk mengidentifikasinya. oleh
sebab itu pada citra komposit ini, hasilnya kita akan lebih mudah mengidenti$kasi suatu
objek pada citra.
Komposit band 3,2,1 merupakan true color composite atau warna sebenarnya yang
ada di permukaan bumi (natural color ) sedangkan komposit band 4,5,3 merupakan false
color composite atau warna yang bukan sebenarnya yang ada di permukaan bumi. Pada
komposit band 3,2,1 tutupan vegetasi ditunjukan dengan warna hijau atau bisa dikatakan
sesuai dengan warnayang tampak jika dilihat dengan mata sedangkan pada komposit band
4,5,3 tutupan vegetasi ditandai dengan warna jingga (Arif 2006).

2.5 Mosaik Citra


Mosaik citra merupakan penggabungan beberapa citra ke dalam satu citra pada
suatu kenampakan yang utuh dari suatu wilayah. Dengan menampilkan dua citra akan
memperberat kerja sistem, maka penggabungan citra akan lebih memudahkan pekerjaan
sehingga analisa terhadap citra dapat lebih cepat, persyaratan utama dalam pengabungan
ini adalah dengan menggabungkan 2 citra dengan kualitas dan band yang sama. Dalam
proses mosaik, perlu dilakukan penajaman warna dan image balancing antar scene, dan
untuk itu perlu dilakukan normalisasi nilai digital number. Pemotongan citra untuk daerah
penelitian dilakukan setelah proses mosaiking selesai. Hal ini dilakukan untuk
menghilangkan data yang bukan termasuk dalam wilayah kajian. Pemotongan citra
didasarkan pada batas administrasi, selanjutnya citra satelit yang telah dipotong digunakan
sebagai acuan interpretasi atau klasifikasi di setiap daerah kajian

2.6 Pemotongan atau Pemisahaan Citra


Cropping image atau pemotongan citra bertujuan untuk membuat area of interest, untuk
mempertegas fenomena geospasial dan pembahasan pada daerah kajian. Hal ini dilakukan
untuk menghindari adanya analisis di luar daerah kajian. Selain itu, hal ini dilakukan untuk
lebihmemudahkan perencana melakukan analisis citra dari daerah kajian (Rina 2011).
Pemotongan jugamengakibatkan ukuran obyek menjadi lebih besar, sehingga konten yang
ada (informasi berupa
BAB III PEMABAHASAN

3.1 Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1. Laptop
2. Software ENVI 5.1
3. Mouse
4. Citra Landsat 8 dengan spesifikasi :
a. Id : LC08_L1TP_127059_20180130_20180207_01_T1
b. Data set : Landsat Collection 1 Level-1 (Landsat 8
OLI/TIRS C1 Level-1)
c. Wilayah : Duri, Riau, Indonesia

3.2 Langkah kerja


3.2.1 Mengunduh Data Citra
Berikut langkah kerja yang harus dilakukan dalam mengunduh data citra :
a. Buka situs https://earthexplorer.usgs.gov/
b. Lakukan registrasi akun untuk dapat mendownload citra
c. Lakukan penentuan lokasi yang akan diambil data citranya. Masukkan
rentang waktu akuisisi data
d. Pada bagian data sets pilih jenis citra yang akan di download. Dalam hal
ini kita menggunakan citra Landsat-8

e. Kemudian pilih citra yang akan di download. Lalu klik results. Kemudian
download file citra yang diinginkan

f. Setelah file di download lalu extract dalam satu folder


3.2.2 Mengenal Pantulan Spektral Citra
Berikut langkah kerja yang harus dilakukan dalam melihat nilai data tiap band :
a. Open ENVI Classic
b. Open file image dari data yang tadi sudah di download, band 1 sampai
dengan band 11 dengan format tif

c. Setelah itu akan muncul band yang sudah di open. Setelah file tif sudah di
open lalu klik display – new display – load band. Lakukan load band
hingga 11 band
d. Setelah sudah di load seluruh band maka lakukan link display dengan cara
klik pada tools – link display

e. Setelah sudah melakukan link display maka seluruh cursor di tiap display
akan mengarah pada tiap titik yang sama
f. Lalu liat data number pada tiap band dengan cara klik kanan – cursor
location/value. Lalu catat data number

g. Kemudian lakukan pergantian titik dengan 10 titik air, 10 titik tanah, dan
10 titik vegetasi
h. Catat seluruh data tersebut dalam excel lalu buat grafik

3.2.3 Komposit band


Berikut langkah – langkah yang dilakukan dalam komposit band :
a. Open ENVI Classic. Open file image dari data yang tadi sudah di download,
band 1 sampai dengan band 11 dengan format tif. Setelah itu akan muncul
band yang sudah di open. Setelah file tif sudah di open, jangan lupa klik RGB
Color. Lalu lakukan komposit band 432 Landsat, R untuk band 4, G untuk
band 3, B untuk band 2. Kemudian klik new display-load RGB

b. Obyek yang diamati yaitu : air, vegetasi, pemukiman. Catat di Ms.Excel lalu
cantumkan dalam laporan hasil nilai RGB-nya
3.2.4 Layer stacking
Berikut langkah – langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penggabungan
band menjadi satu :
a. Open Image File – Masukkan seluruh citra yang sudah di download
(band1-band11). Klik basic tools – layer stacking. Ubah jenis proyeksi,
datum, dan zona

b. Lalu import file, isi dengan file citra yang sudah di download (band1-
band11). Pilih file tempat penyimpanan. Selesai, seluruh band sudah
tergabung
3.2.5 Penggabungan Citra (Mosaik Citra)
Langkah – langkah yang dilakukan dalam penggabungan citra yaitu :
a. Open ENVI 5.1. Pilih file yang akan di gabungkan. Akan tampil file yang
belum ter mosaic

b. Lalu ketik seamless mosaic pada search toolbox. Lalu add data citra
yang akan digabungkan. Lalu klik tab export – tulis nama file yang ingin
disave. Tunggu hingga selesai. Citra sudah tergabung
3.2.6 Pemotongan Citra (Cropping Citra)
Langkah – langkah pemotongan citra sebagai berikut :
a. Buka aplikasi ENVI 5.1 – klik File – Open. Pilih citra yang akan dipotong
(subset/resize). Pilih citra dengan format TIF File – klik Open. Pada toolbox –
ketik resize data untuk memotong citra – double klik – pilih citra yang akan
dipotong
b. Klik spatial subset – OK. Akan muncul window baru (select spatial subset) – klik
image . Pada window subset by image, drag kotak merah ke bagian citra yang akan
diperkecil –Ok. Simpan citra dengan klik choose – simpan ditempat yang diinginkan
dengan nama file subset/resize – klik OK

c. Tunggu hingga loading selesai. Berikut merupakan hasil subset/resize


BAB III PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1. Mengunduh Data Citra

4.1.2. Pantulan Spektral

Jenis Objek Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 6 Band 7 Band 8 Band 9 Band 10 Band 11
Air Dalam 10503,5 9726,7 8966 8273,9 6730,1 5652,5 5475,2 7667 5234,8 25561,1 22892,7
Pemukiman 10244,3 9335,1 8874,9 8297,6 16830,1 12800,2 9063,3 7809,9 5133,6 27617,4 24295,7
Vegetasi 10640 9710,6 9040,1 8096,5 19644,6 12577,3 8518,8 11075,8 5115,7 27355,3 24250,3

Landsat 8 RGB 432


Pantulan RGB
Objek Warna Objek Pengenalan Objek Warna Citra
R G B
Air 7057 8161 9434 Biru Tua Gelap Laut Dalam Biru Tua
Lahan Terbangun 9370 9535 10011 Abu & Cokelat Pemukiman Abu - Abu
Vegetasi 6624 7548 8396 Hijau Tua Vegetasi Hijau Tua
Pesisir 8190 8646 9909 Krem Pantai Cokelat Tua
Lahan Tidak
6701 7506 8467 Coklat Muda Tanah Kosong Coklat - Merah Muda
Terbangun
4.1.3. Mosaik Citra

4.1.4. Cropping Citra

4.2 Pembahasan

Untuk mendapatkan grafik pantulan spektra sendiri kita lakukan dengan proses
penggabungan 11 band pada citra dan dirata-ratakan untuk membuat pantulan spektral.
Dapat dilihat dari gambar bahwa pada pantulan spektral pemukiman paling dapat
terdeteksi pada band 5, band 7, band 10, dan band 11. Untuk pantulan spektral vegetasi
paling dapat terdeteksi pada band 1, band 2, band 3, band 5, band 8 dan kurang terdeteksi
pada band 9. Sedangkan air sendiri mampu terlihat oleh banyak sensor eperti band 4
hingga band 8, lalu terdetekdi kembali pada and 10. Untuk RGB 432 menurut penulis
sendiri memiliki warna yang mendekati warna true color. Warna yang ditampilkan
tidaklah berbeda jauh antara warna objek dengan warna citra.
BAB V KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


a. Praktikan mengerti dan memahami proses mengunduh data citra satelit dari
proses login hingga data terunduh dan diextract.
b. Praktikan telah mampu mengenali objek melalui pantulan spektral dan nilai R
(Red), G (Green), dan B (Blue) atau komposit citra.
c. Praktikan telah mampu menggabungkan band sebuah citra satelit atau bisa kita
sebut dengan komposit band.
d. Praktikan telah mampu menggabungkan citra satelitc atau bisa kita sebut dengan
mosaik citra.
e. Praktikan telah mampu memotong citra satelit atau bisa kita sebut dengan
cropping citra.
DAFTAR PUSTAKA

Indarto. (2014). Penginderaan Jauh : Teori dan Praktek. Yogyakarta: ANDI.


http://jurnal.big.go.id/index.php/GL/article/download/57/54 diakses pada 22
Februari 2019
http://jurnal.lapan.go.id/index.php/jurnal_inderaja/article/view/1783 diakses
pada 22 Februari 2019
https://media.neliti.com/media/publications/222871-pemanfaatan-citra-digital-
multispektral.pdf diakses pada 22 Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai