Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan paper
studi literatur ini yang berjudul XXX.

Paper ini telah kami susun semaksimal mungkin. Meskipun begitu, kami
menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam paper ini dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami memohon maaf dan menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki paper ini.

Kami berharap semoga paper studi literatur ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca.

Lampung Selatan, 10 September 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................

ABSTRAK ............................................................................................................

BAB I . PENDAHULUAN .....................................................................................


1.1 Latar Belakang ..........................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................5
1.3 Tujuan .......................................................................................................5

BAB II . TEORI DASAR ........................................................................................6


2.1 Sampah .....................................................................................................6
2.2 Perkotaan ..................................................................................................6
2.3 Sampah Kota .............................................................................................6
2.4 SNI 19-2454-2002 Tentang Cara Teknik Operasional Pengolaan Sampah
Perkotaan ..................................................................................................7

BAB III. PEMBAHASAN .......................................................................................8

BAB IV. PENUTUP ...............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................10


ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Degradasi lingkungan yang disebabkan oleh limbah yang berasal dari
hasil ekploitasi sumber daya alam maupun limbah yang berasal dari industri
berat, manufaktur, argo industri, dan rumah tangga telah menjadi
permasalahan sendiri dan perlu ditangani dan dikelola secara benar. Di
Indonesia permasalahan pengolahan limbah yang berasal dari eksploitasi
sumber daya alam maupum hasil pertambangan belum dilaksanakan secara
bertanggungjawab.
Mas
alah limbah, terutama limbah padat atau sampah dewasa ini telah menjadi
persoalan tersendiri seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
Peningkatan produksi limbah baik yang berasal dari sector penambangan,
pertanian, maupun perkotaan harus dikelola dengan ekstra hati-hati sehingga
tidak menimbulkan dampak lingkungan. Berkaitan dengan hal tersbut,
tantangan yang akan dihadapi dengan meningkatnya kebutuhan sumber daya
yang tinggi.

1.2
Ru
musan Masalah
a. Bagaimana peranan masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan
sampah perkotaan?
b. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan sampah
di perkotaan ?
c. Apakah standar yang digunakan dalam pengelolaan sampah?

1.3
Tuju
an

a. Mengetahui bagaimana bentuk peranan masyarakat dan pemerintah


dalam pengelolaan sampah perkotaan.
b. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi system pengelolaan
sampah di perkotaan.
c. Mengetahui standar yang digunakan dalam pengelolaan sampah.

BAB II
LANDASAN TEORI

1.1 Sampah
Limbah padat atau sampah adalah semua bentuk limbah yang dihasilkan dari
kegiatan manusia atau aktivitas binatanf yang umumnya berupa padatan dan
dianggap tidak lagi bermanfaat atau tidak berguna.

1.2 Perkotaan
Pergertian kota (city) adalah tempat dengan konsentrasi penduduk lebih
padat dari wilayah sekitarnya karena telah terjadi permisalan fungsional yang
berkaitan dengan kegiatan atau aktivitas penduduknya.dengan ungkapan yang
berbeda, definisi kota yang kau adalah pemukiman yang berpenduduk relatif
besar, luas, areal terbatas, pada umunya bersisat nonagraris, kepadatan
peduduk relatif tinggi, tempat sekeompok orang dalam jumlah tertentu dan
bertempat tinggaldalam suatu wilayah geografis tertentu, cenderung berpola
hubunngan nasional, ekonomis, dan individualisme (Ditjen Cipta Karya: 1997).

1.3 Sampah Kota


Sampah kota ialah mencakup seluruh jenis limbah baik yang bersifat
heterogen seperti sampah rumah tangga dan sampah aktivitas komersial,
maupun sampah yang bersifat homogen dari kegiatan industri tertentu.
Berdasarkan dari J. Cornelius dan L.A. Burch (1968), limbah terbagi ke dalam
beberapa kategori yang mana dalam kategori limbah perkotaan terbagi menjadi
limbah yang berasal dari rumah tangga, limbah yang berasal dari areal bisnis
dan perdagangan, dan limbah yang berasal dari areal khusus. Sifat sampah
sangat penting untuk kita ketahui dalam menentukan peralatan yang diperlukan
untuk pengolahan, sistem pengolahan, dan program untuk perencanaan dalam
pengoelolaan sampah tersebut. Beberapa sifat sampah terbagi menurut
komponen individual, ukuran partikel, kadar air, kandungan kimia, kandungan
energy. Sampah kota sendiri berasal dari berbagai sumber yakni rumah tangga,
komersial, areal terbuka, dan instalasi air. Berikut adalah klasifikasi dalam limbah
padat atau sampah kota :

Komponen Uraian
Sampah Makanan Limbah buah-buahan, sayuran, dan
daging seringkali disebut garbage dari
kegiatan-kegiatan penanganan ,
penyiapan, masak, dan sisa-sisa
makanan. Karena limbah tersebut bisa
membusuk, maka sampah ini akan cepat
membusuk terutama di daerah yang
beriklim panas
Rubbish Limbah padat yang sukar maupun
mudah terbakar di luar sampah makanan
atau yang tidak mudah membusuk.
Secara tipikal, limbah yang sukar
terbakar meliputi gelas, seng, timah,
aluminium, besi, dan metal lainnya.
Limbah yang mudah terbakar meliputi
kertas , karton , plastic, tekstil, karet,
kulit, kayu, dan sampah halaman.
Abu dan Residu Limbah padat yang berupa hasil sisa-
sisa pembakaran, misalnya pembakaran
kayu, arang, dan bahan lain yang
terbakar. Abu dan residu ini dapat
berupa serbuk halus, punting rokok, dan
aterial lainnya yang dapat terbakar.
Limbah Khusus Limbah khusus misalnya sampah dari
penyapuan jalan, bangkai binatang,
mobil-mobil bekas, dan sampah
sejenisnya.
Limbah Instalasi Air Limbah padat dan semi padat yang
berasal dari kegiatan operasi instalasi
pengolahan air dan air limbah
diklasifikasikan dalam limbah instalasi
air.

1.4 SNI 19-2454-2002 Tentang Cara Teknik Operasional Pengolaan Sampah


Perkotaan
Sam
pah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organic dan bahan
anorganikyang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sedangkan
sampah kota adalah sampah yang timbul di kota.

BAB III
PEMBAHASAN

Per
masalahan akan persampahan di perkotaan merupakan suatu hal yang cukup
rumit. Sampah yang dihasilkan oleh penduduk di perkotaan sangat lah
banyak dan perlu perhatian khusus akan hal ini. Sampah harus dikelola
dengan baik agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Dalam
mengelola sampah di perkotaan, diperlukan usaha yang lebih maksimal
karena jumlah sampah di perkotaan terbilang sangat banyak. Berdasarkan
SNI 19-2454-2002, Teknik Operasional sampah dimulai dari pewadahan
sampah, pengumpulan sampah, pemindahan sampah, pengangkutan
sampah, pengolahan, dan pembuangan akhir. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi sistem pengelolaan sampah di perkotaan ialah : kepadatan
dan penyebaran penduduk; karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi;
timbulan dan karakteristik sampah; budaya sikap dan perilaku masyarakat;
jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah; rencana
tata ruang dan pengembangan kota; sarana pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan dan pembuangan akhir sampah; biaya yang tersedia; dan
peraturan daerah setempat. Meskipun saat ini sudah ada standarisasi
mengenai pengelolaan sampah, namun pengelolaan sampah di perkotaan
masih belum optimal dimana masih dapat dilihat bahwa banyak terjadi
timbunan sampah yang tidak jelas bagaimana pengolahannya. Padahal,
timbunan sampah yang hanya dibiarkan akan mengganggu kesehatan
masyarakat sekitar dan membuat sekitarnya menjadi tidak nyaman karena
bau menyengat yang berasal dari timbunan sampah itu sendiri.
Dala
m mengatasi permasalahan sampah di Perkotaan diperlukan suatu kerja
keras dan perhatian yang lebih baik dari pemerintah maupun masyarakat itu
sendiri. Sosialisasi kepada masyarakat mungkin dapat merubah paradigma
tentang kelola sampah. Masyarakat harus peduli terhadap lingkungan dengan
menurangi sampah yang dihasilkan bahkan menghilangkan sampah dari
lingkungan sendiri. Masyarakat perlu menyadari bahwa sampah dapat
mengganggu kesehatan mereka dan membuat lingkungan menjadi lebih
terjaga. Saat ini, sosialisasi mengenai sampah sangatlah minim dilakukan
sehingga kesadaran masyarakat akan sampah sangat lah kurang. Apabila
kesadaran masyarakat akan sampah tinggi, maka persoalan mengenai
pengelolaan sampah akan menjadi berkurang bahkan tidak ada. Selain dari
sisi masyarakatnya sendiri, akan lebih baik jika pemerintah juga membenahi
system persampahan yang ada saat ini agar lebih optimal. Pemerintah dapat
membuat atau merevisi undang-undang atau perda yang ada mengenai
persampahan agar pengelolaan sampah di perkotaan menjadi berkurang.
Pemerintah harus bersikap tegas dalam menyelesaikan permasalahan
mengenai sampah. Undang-undang dan perda yang ada seharusnya mampu
mengurangi polusi yang disebabkan oleh sampah apabila undang-undang
atau perda tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Dengan adanya hukum
yang mengikat, maka masyarakat akan lebih memperhatikan akan
pengelolaan sampah di lingkungan mereka sendiri.

BAB IV
PENUTUP

4.1
Kesi
mpulan
Berd
asarkan studi literatur yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
masalah persampahan di perkotaan merupakan suatu hal yang rumit. Dalam
pengelolaannya, sampah di perkotaan memililki peraturan sendiri yakni UU
no. 18 Tahun 2008 dan standarisasi sendiri yang telah dikeluarkan oleh
Badan Standardisasi Nasional yakni SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara
Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. Dalam melakukan
pengelolaan sampah perkotaan, terdapat beberapa factor yang
mempangaruhi. Selain itu, masyarakat dan pemerintah atau semua yang
terlibat memiliki peranan penting dalam mengelola sampah. Dibutuhkannya
perhatian khusus dalam pengelolaan sampah di perkotaan agar masalah
akan sampah dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
DAFTAR PUSTAKA

 Sarjana. 2018. Contoh Paper Singkat, Sederhana, penelitian, kuliah & Cara
Membuatnya. https://moondoggiesmusic.com/contoh-paper/. Diakses 6
September 2018.
 Prasetyono, Agus Puji. 2017. Mengolah Sampah Perkotaan.
https://ristekdikti.go.id/mengolah-sampah-perkotaan/. Diakses 6 September
2018.
 Chalik, Alex Abdi. Lay, Bibiana W. Fauzi, Akhmad. R, Etty. 2011. Formulasi
Kebijakan Sistem Pengolahan Sampah Perkotaan Berkelanjutan.
http://jurnalpermukiman.pu.go.id/index.php/JP/article/view/132/116. Diakses 6
September 2018.
 Artiningsih, Ni Komang Ayu. 2008. Peran Serta Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.
http://eprints.undip.ac.id/18387/1/Ni__Komang__Ayu__Artiningsih.pdf.
Diakses 6 September 2018.
 Badan Standardisasi Nasional. 2002. SNI 19-2454-2002 : Tata Cara Teknik
Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan.
http://ciptakarya.pu.go.id/plp/upload/peraturan/SNI_19-2454-
2002_Tata_Cara_Teknik_Operasional_Pengelolaan_Sampah_Perkotaan.pdf.
Diakses 6 September 2018.
 Hoesein, H. Asrul. 2015. Sampah Menjadi Masalah Serius Perkotaan.
https://www.kompasiana.com/hasrulhoesein/55004a2ca333115263511214/sa
mpah-menjadi-masalah-serius-perkotaan. Diakses 6 September 2018.
 Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah. Lembaran Negara RI Tahun 2008, No. 69. Sekretariat
Negara. Jakarta.
 Noor, Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan. Yogyakarta. Graha Ilmu.
 Dr. Ing. Ir. Mojahit, M.Sc. 2011. Catatan Kuliah : Rekayasa Lingkungan.
Bandung. Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai