Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan paper
studi literatur ini yang berjudul XXX.
Paper ini telah kami susun semaksimal mungkin. Meskipun begitu, kami
menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam paper ini dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami memohon maaf dan menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki paper ini.
Kami berharap semoga paper studi literatur ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................
1.2
Ru
musan Masalah
a. Bagaimana peranan masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan
sampah perkotaan?
b. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan sampah
di perkotaan ?
c. Apakah standar yang digunakan dalam pengelolaan sampah?
1.3
Tuju
an
BAB II
LANDASAN TEORI
1.1 Sampah
Limbah padat atau sampah adalah semua bentuk limbah yang dihasilkan dari
kegiatan manusia atau aktivitas binatanf yang umumnya berupa padatan dan
dianggap tidak lagi bermanfaat atau tidak berguna.
1.2 Perkotaan
Pergertian kota (city) adalah tempat dengan konsentrasi penduduk lebih
padat dari wilayah sekitarnya karena telah terjadi permisalan fungsional yang
berkaitan dengan kegiatan atau aktivitas penduduknya.dengan ungkapan yang
berbeda, definisi kota yang kau adalah pemukiman yang berpenduduk relatif
besar, luas, areal terbatas, pada umunya bersisat nonagraris, kepadatan
peduduk relatif tinggi, tempat sekeompok orang dalam jumlah tertentu dan
bertempat tinggaldalam suatu wilayah geografis tertentu, cenderung berpola
hubunngan nasional, ekonomis, dan individualisme (Ditjen Cipta Karya: 1997).
Komponen Uraian
Sampah Makanan Limbah buah-buahan, sayuran, dan
daging seringkali disebut garbage dari
kegiatan-kegiatan penanganan ,
penyiapan, masak, dan sisa-sisa
makanan. Karena limbah tersebut bisa
membusuk, maka sampah ini akan cepat
membusuk terutama di daerah yang
beriklim panas
Rubbish Limbah padat yang sukar maupun
mudah terbakar di luar sampah makanan
atau yang tidak mudah membusuk.
Secara tipikal, limbah yang sukar
terbakar meliputi gelas, seng, timah,
aluminium, besi, dan metal lainnya.
Limbah yang mudah terbakar meliputi
kertas , karton , plastic, tekstil, karet,
kulit, kayu, dan sampah halaman.
Abu dan Residu Limbah padat yang berupa hasil sisa-
sisa pembakaran, misalnya pembakaran
kayu, arang, dan bahan lain yang
terbakar. Abu dan residu ini dapat
berupa serbuk halus, punting rokok, dan
aterial lainnya yang dapat terbakar.
Limbah Khusus Limbah khusus misalnya sampah dari
penyapuan jalan, bangkai binatang,
mobil-mobil bekas, dan sampah
sejenisnya.
Limbah Instalasi Air Limbah padat dan semi padat yang
berasal dari kegiatan operasi instalasi
pengolahan air dan air limbah
diklasifikasikan dalam limbah instalasi
air.
BAB III
PEMBAHASAN
Per
masalahan akan persampahan di perkotaan merupakan suatu hal yang cukup
rumit. Sampah yang dihasilkan oleh penduduk di perkotaan sangat lah
banyak dan perlu perhatian khusus akan hal ini. Sampah harus dikelola
dengan baik agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Dalam
mengelola sampah di perkotaan, diperlukan usaha yang lebih maksimal
karena jumlah sampah di perkotaan terbilang sangat banyak. Berdasarkan
SNI 19-2454-2002, Teknik Operasional sampah dimulai dari pewadahan
sampah, pengumpulan sampah, pemindahan sampah, pengangkutan
sampah, pengolahan, dan pembuangan akhir. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi sistem pengelolaan sampah di perkotaan ialah : kepadatan
dan penyebaran penduduk; karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi;
timbulan dan karakteristik sampah; budaya sikap dan perilaku masyarakat;
jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah; rencana
tata ruang dan pengembangan kota; sarana pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan dan pembuangan akhir sampah; biaya yang tersedia; dan
peraturan daerah setempat. Meskipun saat ini sudah ada standarisasi
mengenai pengelolaan sampah, namun pengelolaan sampah di perkotaan
masih belum optimal dimana masih dapat dilihat bahwa banyak terjadi
timbunan sampah yang tidak jelas bagaimana pengolahannya. Padahal,
timbunan sampah yang hanya dibiarkan akan mengganggu kesehatan
masyarakat sekitar dan membuat sekitarnya menjadi tidak nyaman karena
bau menyengat yang berasal dari timbunan sampah itu sendiri.
Dala
m mengatasi permasalahan sampah di Perkotaan diperlukan suatu kerja
keras dan perhatian yang lebih baik dari pemerintah maupun masyarakat itu
sendiri. Sosialisasi kepada masyarakat mungkin dapat merubah paradigma
tentang kelola sampah. Masyarakat harus peduli terhadap lingkungan dengan
menurangi sampah yang dihasilkan bahkan menghilangkan sampah dari
lingkungan sendiri. Masyarakat perlu menyadari bahwa sampah dapat
mengganggu kesehatan mereka dan membuat lingkungan menjadi lebih
terjaga. Saat ini, sosialisasi mengenai sampah sangatlah minim dilakukan
sehingga kesadaran masyarakat akan sampah sangat lah kurang. Apabila
kesadaran masyarakat akan sampah tinggi, maka persoalan mengenai
pengelolaan sampah akan menjadi berkurang bahkan tidak ada. Selain dari
sisi masyarakatnya sendiri, akan lebih baik jika pemerintah juga membenahi
system persampahan yang ada saat ini agar lebih optimal. Pemerintah dapat
membuat atau merevisi undang-undang atau perda yang ada mengenai
persampahan agar pengelolaan sampah di perkotaan menjadi berkurang.
Pemerintah harus bersikap tegas dalam menyelesaikan permasalahan
mengenai sampah. Undang-undang dan perda yang ada seharusnya mampu
mengurangi polusi yang disebabkan oleh sampah apabila undang-undang
atau perda tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Dengan adanya hukum
yang mengikat, maka masyarakat akan lebih memperhatikan akan
pengelolaan sampah di lingkungan mereka sendiri.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesi
mpulan
Berd
asarkan studi literatur yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
masalah persampahan di perkotaan merupakan suatu hal yang rumit. Dalam
pengelolaannya, sampah di perkotaan memililki peraturan sendiri yakni UU
no. 18 Tahun 2008 dan standarisasi sendiri yang telah dikeluarkan oleh
Badan Standardisasi Nasional yakni SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara
Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. Dalam melakukan
pengelolaan sampah perkotaan, terdapat beberapa factor yang
mempangaruhi. Selain itu, masyarakat dan pemerintah atau semua yang
terlibat memiliki peranan penting dalam mengelola sampah. Dibutuhkannya
perhatian khusus dalam pengelolaan sampah di perkotaan agar masalah
akan sampah dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sarjana. 2018. Contoh Paper Singkat, Sederhana, penelitian, kuliah & Cara
Membuatnya. https://moondoggiesmusic.com/contoh-paper/. Diakses 6
September 2018.
Prasetyono, Agus Puji. 2017. Mengolah Sampah Perkotaan.
https://ristekdikti.go.id/mengolah-sampah-perkotaan/. Diakses 6 September
2018.
Chalik, Alex Abdi. Lay, Bibiana W. Fauzi, Akhmad. R, Etty. 2011. Formulasi
Kebijakan Sistem Pengolahan Sampah Perkotaan Berkelanjutan.
http://jurnalpermukiman.pu.go.id/index.php/JP/article/view/132/116. Diakses 6
September 2018.
Artiningsih, Ni Komang Ayu. 2008. Peran Serta Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.
http://eprints.undip.ac.id/18387/1/Ni__Komang__Ayu__Artiningsih.pdf.
Diakses 6 September 2018.
Badan Standardisasi Nasional. 2002. SNI 19-2454-2002 : Tata Cara Teknik
Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan.
http://ciptakarya.pu.go.id/plp/upload/peraturan/SNI_19-2454-
2002_Tata_Cara_Teknik_Operasional_Pengelolaan_Sampah_Perkotaan.pdf.
Diakses 6 September 2018.
Hoesein, H. Asrul. 2015. Sampah Menjadi Masalah Serius Perkotaan.
https://www.kompasiana.com/hasrulhoesein/55004a2ca333115263511214/sa
mpah-menjadi-masalah-serius-perkotaan. Diakses 6 September 2018.
Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah. Lembaran Negara RI Tahun 2008, No. 69. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Noor, Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Dr. Ing. Ir. Mojahit, M.Sc. 2011. Catatan Kuliah : Rekayasa Lingkungan.
Bandung. Institut Teknologi Bandung.