Anda di halaman 1dari 4

C.

PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN KONSELING

 merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada

individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Menurut Sertzer dan

Stone, bimbingan merupakan proses membantu orang perorangan untuk memahami

dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Sedangkan konseling sendiri berasal dari kata

latin “Consilum” yang berarti “dengan” atau “bersama” dan “mengambil atau

“memegang”. Maka dapat dirumuskan sebagai memegang atau mengambil bersama.

Sejumlah prinsip mendasari gerak dan langkah penyelenggaraan pelayanan

bimbingan dan konseling. Prinsip ini berkaitan dengan tujuan, sasaran layanan, jenis

layanan dan kegiatan pendukung serta berbagai aspek operasional pelayanan

bimbingan dan konseling. Dalam layanan bimbingan dan konseling perlu diperhatikan

sejumlah prinsip yaitu:

1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta didik/konseli dan tidak

diskriminatif. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua peserta

didik/konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria

maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa tanpa diskriminatif.

2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap peserta didik bersifat
unik (berbeda satu sama lainnya) dan dinamis, dan melalui bimbingan peserta
didik/konseli dibantu untuk menjadi dirinya sendiri secara utuh.

3. Bimbingan dan konseling menekankan nilai-nilai positif. Bimbingan dan konseling


merupakan upaya memberikan bantuan kepada konseli untuk membangun
pandangan positif dan mengembangkan nilai-nilai positif yang ada pada dirinya dan
lingkungannya

4. Bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab bersama. Bimbingan dan


konseling bukan hanya tanggung jawab konselor atau guru bimbingan dan konseling,
tetapi tanggungjawab guru-guru dan pimpinan satuan pendidikan sesuai dengan
tugas dan kewenangan serta peran masing-masing.

5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan


konseling. Bimbingan dan konseling diarahkan untuk membantu peserta didik/konseli
agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan serta merealisasikan
keputusannya secara bertanggungjawab.

6. Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan)


kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya
berlangsung pada satuan pendidikan, tetapi juga di lingkungan keluarga,
perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat
pada umumnya.
7. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan.
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak terlepas dari upaya
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
8. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia.
Interaksi antar guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta didik
harus senantiasa selaras dan serasi dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh
kebudayaan dimana layanan itu dilaksanakan.
9. Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan.
Layanan bimbingan dan konseling harus mempertimbangkan situasi dan kondisi
serta daya dukung sarana dan prasarana yang tersedia.
10. Bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh tenaga profesional dan
kompeten. Layanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh tenaga pendidik
profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling yang
berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan
konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor dari Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan yang
terakreditasi.
11. Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan
peserta didik/konseli dalam berbagai aspek perkembangan.
12. Program bimbingan dan konseling dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan
layanan dan pengembangan program lebih lanjut.

1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan.

a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang


umur, jenis kelamin, suku agama dan status social ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan denga pribadi dan tingkah laku
individu yang unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan
berbagai aspek perkembangan individu. Bimbingan dan konseling
memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yagn
menjadi orientasi pokok pelayanan.

2. Prinsi-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu.


a. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut

pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di

rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontrak sosial,

pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap kondisi

mental dan fisik individu.

b. Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor

timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian

utama pelayanan bimbingan dan konseling.

3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan.

a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari integral dari upaya

pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program

bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan

program pendidikan serta pengembangan peserta didik

b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan

kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga program

bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang

pendidik yang terendah sampai tertinggi


c. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu

diarahkan yang teratur dan terarah

4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:

a. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan

individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam

menghadapi permasalahan

b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan

akan dilaksanakan oleh individu hendaknya atas kemampuan individu

itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau

pihak lain

c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang

yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi

d. Kerjasama antara guru pembimbing, guru lain dan orang tua yang

akan menentukan hasil bimbingan

e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling

ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran

dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan

dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai