Anda di halaman 1dari 9

Motiva : Jurnal Psikologi

2020, Vol 3, No 1, 1-9

PERBEDAAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA DITINJAU DARI STRATEGI


COPING
DIFFERENCES OF UNIVERSITY STUDENTS' SELF-ADJUSTMENT VIEWED BY COPING
STRATEGIES
Putri Pusvitasari (1), Arini Mifti Jayanti (2)
Program Studi Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (1), Program Studi Psikologi,
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (2)
E-mail: putri.pusvitasari@unjaya.ac.id (1), arinimiftijayanti@unjaya.ac.id(2)

Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui dan menguji secara empiris perbedaan
penyesuaian diri mahasiswa ditinjau dari strategi coping. Selain kemampuan menyesuaikan diri yang
dibutuhkan, pilihan strategi coping yang tepat juga dapat membantu mahasiswa untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang baru, aturan serta berbagai kegiatan di universitas tempat mereka melanjutkan studi.
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan dari penelitian. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa aktif tahun pertama Fakultas Ekonomi dan Sosial di Universitas Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta. Hasil pengumpulan data dari seluruh populasi 127 mahasiswa, berhasil dikumpulkan data
penelitian sejumlah 65 sampel data subjek. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
One Way Anova. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 4,662
dengan signifikansi (p) sebesar 0,035 (p < 0,05). Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan
penyesuaian diri mahasiswa ditinjau dari strategi coping stres yang dimilikinya.

Kata Kunci : Strategi Coping, Penyesuaian Diri, Mahasiswa

Abstract : The purpose of this study is researchers want to know and empirically test differences in student
adjustment according to the coping strategy. In addition to the adaptability needed, the right choice of
coping strategies can also help students to adapt to the new environment, rules and various activities at the
university where they continue their studies. Researchers used a purposive sampling technique, which is a
sampling technique with certain considerations applied based on the objectives of the study. The subjects
in this study were all first year active students of the Faculty of Economics and Social at Jenderal Achmad
Yani University, Yogyakarta. The results of data collection from a total population of 127 students,
successfully collected research data totaling 65 sample data subjects. Analysis of the data used in this study
was the One Way Anova. Based on data analysis, it is known that the calculated F value of 4.662 with a
significance (p) of 0.035 (p <0.05). This can be interpreted that there are differences in the adjustment of
students in terms of stress coping strategies they have.

Keywords: Adjustment, Coping Strategies, Students

1
Motiva : Jurnal Psikologi
2020, Vol 3, No 1, 1-9

PENDAHULUAN menonjol di masa awal memasuki dunia


perkuliahan ini. Gunarsa (2004) menyatakan
bahwa individu yang baru saja beralih status
Masa remaja merupakan masa peralihan menjadi mahasiswa mengalami perbedaan dalam
dari masa kanak-kanak yang mengalami hal sistem pendidikan perguruan tinggi. Hal ini
perkembangan pada semua aspek atau fungsi meliputi sistem pengajaran, kedisiplinan, serta
untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja, hubungan antara mahasiswa dengan dosen.
menurut Mappiare (Ali & Asrori, 2009), Kemudian dalam hal akademik, perubahan juga
berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan terjadi pada hubungan mahasiswa dengan
21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan lingkungan sosialnya.
22 tahun bagi pria. Remaja sedang mengalami Sebagai mahasiswa, individu diharapkan
perkembangan pesat dalam aspek intelektual. dapat menjadi sumber daya manusia yang
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Shaw dan mempunyai intelektual yang tinggi, terampil,
Costanzo (Ali & Asrori, 2009) bahwa berpengetahuan, kreatif, serta menjadi tumpuan
transformasi intelektual dari cara berpikir remaja harapan dalam bersaing menghadapi era
memungkinkan mereka tidak hanya mampu globalisasi yang semakin canggih ini. Individu
mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat tersebut juga diharapkan menghasilkan ide serta
dewasa, tetapi juga merupakan karakteristik yang gagasannya untuk mengisi pembangunan yang
paling menonjol dari semua periode nyata. Kondisi ini diperkuat kembali dengan
perkembangan, sehingga tidak mengherankan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
jika usia remaja sangat diperhatikan. beberapa orang mahasiswa Fakultas Ekonomi
Monks, Knoers, dan Haditono (2009) dan Sosial tahun pertama angkatan 2019 pada
berpendapat bahwa remaja sebetulnya tidak tanggal 12 Maret 2019 di Fakultas Ekonomi dan
mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah Sosial Universitas Jenderal Achmad Yani
tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum Yogyakarta. Mahasiswa tahun pertama dalam
juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke wawancara tersebut mengatakan bahwa ada
golongan orang dewasa. Remaja ada di antara perbedaan yang dirasakan ketika awal memasuki
anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja dunia perkuliahan. Perubahan tersebut meliputi
seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” sistem belajar, lingkungan pergaulan, serta
atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum kegiatan sehari-hari. Bahkan ada beberapa
mampu menguasai dan memfungsikan secara mahasiswa yang sebenarnya pada awalnya
maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun, merasa ragu dan takut untuk melanjutkan kuliah.
yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa fase Mereka takut apabila tidak mampu untuk
remaja merupakan fase perkembangan yang menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
tengah berada pada masa yang amat potensial, tersebut.
baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun Perbedaan dan perubahan yang dialami
fisik. tersebut, apabila tidak diatasi dengan baik oleh
Pada masa remaja, peran individu secara mahasiswa tahun pertama dapat menyebabkan
umum adalah sebagai seorang pelajar atau permasalahan, seperti menimbulkan perasaan
mahasiswa. Kehidupan tahun pertama di tertekan pada diri individu (Thurber & Walton,
perguruan tinggi sebagai seorang mahasiswa 2012). Hal ini juga terbukti dari hasil wawancara
cukup terasa perbedaannya setelah sebelumnya dengan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Sosial
menyandang status sebagai siswa sekolah tahun pertama angkatan 2019. Beberapa dari
menengah. Mereka pada umumnya merasakan mahasiswa tersebut menyebutkan bahwa mereka
beberapa perubahan yang cukup menonjol di khawatir jika muncul rasa cemas dan takut akan
masa awal memasuki dunia perkuliahan ini. perubahan yang terjadi pada tahun pertama
Kehidupan tahun pertama di perguruan tinggi perkuliahan ini sehingga berpengaruh pada
sebagai mahasiswa cukup terasa perbedaannya proses kegiatan perkuliahan yang menjadi tidak
setelah sebelumnya menyandang status sebagai optimal.
siswa sekolah menengah. Mereka pada umumnya Wawancara tidak hanya dilakukan kepada
merasakan beberapa perubahan yang cukup mahasiswa saja, tetapi juga pada Dosen
2
Motiva : Jurnal Psikologi
2020, Vol 3, No 1, 1-9

Pembimbing Akademik (DPA) yang sering (Baker, McNeil, & Siryk, 1985). Terdapat
berinteraksi dan bahkan menjadi tempat beberapa faktor penghambat penyesuaian diri
mahasiswa untuk berkonsultasi dan berkeluh mahasiswa baru berdasarkan penelitian Oetomo,
kesah. Dari hasil wawancara ini didapatkan data Yuwanto, dan Rahayu (Yuwanto, 2019) yaitu
bahwa beberapa mahasiswa pernah faktor kecemasan akademik, kompetensi dan
mengkonsultasikan permasalahan mereka terkait motivasi, hambatan fisik dan psikologis,
aktivitas akademik di awal masa perkuliahan. pertemanan, serta keterbukaan dan kepercayaan
Mahasiswa tersebut mengaku bahwa dirinya diri. Berdasarkan pendapat tersebut, maka faktor
merasa kurang percaya diri pada situasi yang baru penghambat penyesuaian diri pada mahasiswa
sebagai mahasiswa, misalnya ketika ada tugas baru perlu untuk diperhatikan. Pasalnya, agar
untuk presentasi di depan kelas, kemudian dapat menyesuaikan diri dengan baik, maka
merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan dibutuhkan adanya perubahan persepsi bahwa
teman ketika ada aktivitas berkelompok di kelas. kehidupan akademik di kampus bukan sebuah
Selain itu, ada juga mahasiswa yang merasa beban tetapi tantangan. Kemudian butuh pula
kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan relasi pertemanan yang baik sehingga mampu
tuntutan dari dosen, misalnya sulit menyelesaikan menghasilkan dukungan sosial dalam menjalani
tugas yang diberikan oleh dosen dengan tepat kehidupan akademik dan non akademik. Selain
waktu akibat manajemen waktu yang buruk. itu, pengelolaan diri juga sangat dibutuhkan oleh
Untuk menghadapi situasi terkait perbedaan mahasiswa, yang meliputi pengaturan tujuan,
dan perubahan tersebut, maka mahasiswa dituntut target, proses belajar teratur, serta keterbukaan
untuk dapat menyesuaikan diri di perguruan terhadap keberagaman.
tinggi agar dapat menguasai lingkungan sosial Menurut Schneiders (2008), individu
barunya, mengembangkan orientasinya terhadap dengan penyesuaian diri yang tinggi memiliki
institusi tempat dirinya berkuliah, menjadi ciri-ciri antara lain mampu beradaptasi, mampu
anggota yang produktif dalam lingkup perguruan berusaha mempertahankan diri secara fisik,
tinggi, dan menyesuaikan diri dengan peran serta mampu menguasai dorongan emosi, perilakunya
tanggung jawab barunya (Gall, Evans, & menjadi terkendali dan terarah, motivasi tinggi
Bellerose, 2000). dan sikapnya berdasarkan realitas. Sedangkan,
Menurut Walgito (2003) penyesuaian diri individu dikatakan tidak mampu menyesuaikan
merupakan kemampuan individu untuk diri apabila perasaan sedih, kecewa atau rasa
meleburkan diri dalam lingkungan yang putus asa berkembang dan mempengaruhi fungsi-
dihadapinya. Penyesuaian diri bisa diawali fungsi fisiologi serta psikologisnya. Oleh karena
dengan stres atau perasaan tidak aman dimana itu, mahasiswa tahun pertama yang mampu
setiap individu memberikan reaksi yang berbeda- melakukan penyesuaian diri dengan baik akan
beda dalam menghadapi situasi tertentu sesuai lebih mudah untuk berkembang secara optimal
dengan proses pendekatan yang digunakannya. sesuai potensi yang dimilikinya sehingga
Salah satu aspek dari penyesuaian diri yaitu tujuannya dalam menempuh pendidikan juga
adanya kemampuan untuk mengatasi perasaan dapat tercapai. Hal ini sejalan pula dengan
frustasi pribadi. Perasaan frustasi pribadi yang penelitian yang dilakukan oleh Crede dan
tidak bisa diatasi akan membuat mahasiswa Niehorster (2012), dimana penyesuaian diri yang
kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri. baik di perguruan tinggi oleh mahasiswa tahun
Selain itu, kondisi individu yang stres terus- pertama berpengaruh dalam pencapaian
menerus karena ketidakmampuannya akademik yang baik pula serta menghasilkan
menyelesaikan masalahnya juga dapat ketahanan mahasiswa dalam berkuliah.
mengakibatkan depresi (Sumiati, 2009). Sejalan dengan perubahan-perubahan yang
Penyesuaian diri di perguruan tinggi terjadi dalam kehidupan perkuliahan mahasiswa
merupakan sebuah respon psikososial pada diri tahun pertama, setiap mahasiswa memiliki cara
mahasiswa dalam menanggapi perubahan- yang berbeda pula dalam mengatasi masalah atau
perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya, tekanan dalam hidupnya. Selain kemampuan
yang dapat menjadi sumber stres dan menyesuaikan diri yang dibutuhkan, pilihan
memerlukan serangkaian keterampilan coping strategi coping yang tepat juga dapat membantu
3
Motiva : Jurnal Psikologi
2020, Vol 3, No 1, 1-9

mahasiswa untuk beradaptasi dengan lingkungan lebih sampel yang berbeda, atau dua waktu yang
yang baru, aturan serta berbagai kegiatan di berbeda.
universitas tempat mereka melanjutkan studi.
Strategi coping merupakan suatu cara atau Sampel
metode yang dilakukan oleh tiap individu untuk
mengatasi dan mengendalikan situasi atau Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
masalah yang dialami dan dipandang sebagai mahasiswa aktif tahun pertama Fakultas
hambatan, tantangan yang bersifat menyakitkan, Ekonomi dan Sosial di Universitas Jenderal
serta yang merupakan ancaman yang bersifat Achmad Yani Yogyakarta yang terdiri dari
merugikan (Aldwin & Revenson, 1987). Strategi Program Studi Psikologi, Hukum, Akuntansi dan
coping menunjuk pada berbagai upaya, baik Manajemen. Kemudian dari populasi dengan
mental maupun perilaku, untuk menguasai, karakteristik tersebut diambil sebanyak 65
mentoleransi, mengurangi suatu situasi atau sampel data subjek berjenis kelamin pria dan
kejadian yang penuh tekanan (Muslimah & wanita yang berusia 16 – 20 tahun.
Aliyah, 2013). Teknik sampling yang digunakan dalam
Penelitian lain dilakukan oleh Sinaga (2005) penelitian ini adalah purposive sampling yaitu
tentang coping stres pada mahasiswa Fakultas metode pengambilan sampel yang dipilih dengan
Psikologi yang sedang menyusun skripsi. Pada cermat sehingga relevan dengan struktur
penelitiannya diketahui bahwa mahasiswa yang penelitian, dimana pengambilan sampel dengan
mengalami stres akibat kesulitan dalam mengambil sampel orang-orang yang dipilih oleh
penyusunan skripsi sebanyak 84,3% melakukan penulis menurut ciri-ciri spesifik dan
problem focused coping dengan mempelajari karakteristik tertentu.
cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang
baru, yang diyakini dapat mengubah situasi stres Pengumpulan Data
dan 15,65% melakukan emotional focused
coping yaitu perilaku yang cenderung mengatur Variabel penyesuaian diri diukur dengan
emosi atau mengatasi tekanan emosionalnya, menggunakan skala yang disusun oleh Pratiwi
berkaitan dengan situasi yang terjadi. Dan dari (2017) berdasarkan karakteristik penyesuaian diri
hasil penelitian Lasmono dan Pramadi (2003) yang baik di perguruan tinggi dari dimensi-
menyebutkan bahwa pada budaya jawa, problem dimensi yang dikemukakan oleh Baker dan Siryk.
focused coping lebih sering digunakan untuk Adapun dimensi penyesuaian diri yang
mengatasi tekanan/masalah. disebutkan ada empat, yaitu penyesuaian
Berdasarkan beberapa uraian yang telah akademik, penyesuaian sosial, penyesuaian
dikemukakan di atas, maka pertanyaan penelitian personal-emosional, dan kelekatan terhadap
yang dapat diajukan adalah “Apakah ada institusi/ komitmen. Skala ini berbentuk skala
perbedaan Penyesuaian Diri ditinjau dari Strategi Likert, dimana responden memberikan rating
Coping pada Mahasiswa?”. Oleh karena itu, pada setiap pernyataan yang memiliki rentang
dengan adanya pertanyaan di atas, maka peneliti pilihan jawaban 1-4. Skor diperoleh dari
tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai penjumlahan rating tersebut. Jumlah aitem dalam
“Perbedaan Penyesuaian Diri mahasiswa ditinjau skala ini adalah 36 butir aitem dengan nilai
dari Strategi Coping”. reliabilitas sebesar 0,876.

METODE Sedangkan variabel strategi coping diukur


dengan menggunakan skala strategi coping stres
Pendekatan yang digunakan dalam yang dibuat oleh Achmadin (2015) berdasarkan
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, aspek Problem focused coping dan Emotional
dengan jenis penelitian studi komparasi. Menurut focused coping yang dikembangkan oleh Lazarus
Sugiyono (2014), desain penelitian komparasi dan Folkman. Aspek problem focus coping
merupakan penelitian yang membandingkan meliputi, konfrontasi, mencari dukungan sosial,
keadaan satu variabel atau lebih pada dua atau dan penyelesaian masalah yang terencana.
Sedangkan aspek emotional focus coping

4
Motiva : Jurnal Psikologi
2020, Vol 3, No 1, 1-9

meliputi, pengendalian diri, menjaga jarak, Sedangkan sebanyak 36 subjek menggunakan


penilaian kembali secara positif, tanggung jawab, emotional focused coping dengan presentase
dan lari atau menghindar. Skala ini berbentuk 55,4%. Sedangkan rangkuman jumlah dan
skala guttman, yaitu dengan menggunakan presentase strategi coping berdasarkan jenis
pilihan A atau B yang jawabannya paling sesuai kelamin adalah sebagai berikut :
dengan jawaban diri sendiri dan tidak ada
jawaban salah atau benar. Jumlah jawaban A dan Tabel 2. Jumlah dan presentase strategi coping
B masing-masing akan dihitung. Jika jawaban A
mendominasi, maka subjek dikatakan memiliki Problem Focused Coping Emotional Focused Coping
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
kategori strategi coping Problem Focused 29 44,6% 36 55,4%
Coping. Kemudian jika jawaban B mendominasi,
maka subjek dikatakan memiliki kategori strategi Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui
coping Emotional Focused Coping. Jumlah aitem secara keseluruhan bahwa emotional focused
dalam skala ini adalah 16 butir aitem dengan nilai coping lebih dominan dimiliki oleh mahasiswa
reliabilitas sebesar 0,759. dibandingkan problem focused coping, baik itu
yang berjenis kelamin perempuan maupun laki-
Analisis Data laki. Berikut paparan hasil rata-rata skor
penyesuaian diri pada kedua kelompok sampel
Teknik analisis data yang digunakan dalam
tersebut:
penelitian ini adalah uji One Way Anova dibantu
dengan program SPSS versi 16.0. Analisis ini
Tabel 3. Deskripsi data skor penyesuaian diri
dilakukan untuk menguji hipotesis perbedaan N Min Max Mean SD
penyesuaian diri ditinjau dari strategi coping pada Problem
Focused 22 84 105 92,40 5,315
mahasiswa aktif tahun pertama Fakultas Coping
Ekonomi dan Sosial di Universitas Jenderal Emotional
Focused 43 80 104 90,82 4,615
Achmad Yani Yogyakarta. Coping

HASIL
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 65 bahwa rata-rata skor penyesuaian diri pada subjek
orang. Mayoritas subjek berjenis kelamin dengan problem focused coping adalah sebesar
perempuan, yaitu sejumlah 49 orang dengan 92,40 dengan nilai tertinggi 105 dan nilai
persentase 75,4 %. Sedangkan subjek berjenis terendah 84 serta standar deviasinya sebesar
kelamin laki-laki sejumlah 16 orang dengan 5,315. Sedangkan subjek dengan emotional
persentase 24,6 %. Sebagian besar subjek berasal focused coping, nilai rata-ratanya sebesar 90,82,
dari prodi Psikologi yaitu sebesar 40%. nilai terendah 80, nilai tertinggi 104 dan standar
Sedangkan prodi lainnya, yaitu prodi Manajemen deviasinya sebesar 4,615. Berdasarkan nilai mean
(18,5%), prodi Hukum (15,4%), dan prodi tersebut, maka dapat diketahui bahwa tingkat
Akuntansi (26,1%). penyesuaian diri yang diperoleh yaitu terdapat 7
Strategi coping dibagi menjadi dua, yaitu orang dengan problem focused coping
problem focused coping dan emotional focused memperoleh skor di atas rata-rata, dan 15 orang
coping. Berikut jumlah dan persentase strategi memperoleh skor di bawah rata-rata. Sedangkan
coping yang telah dirangkum secara keseluruhan pada subjek dengan emotional focused coping,
: terdapat 28 sampel yang memperoleh skor di atas
rata-rata dan 15 sampel yang memiliki skor di
Tabel 1. Jumlah dan presentase strategi coping bawah rata-rata.
Problem Focused Coping Emotional Focused Coping Hasil Uji Asumsi
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
29 44,6% 36 55,4% Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dengan menggunakan teknik One sample
subjek sebanyak 29 orang menggunakan problem Kolmogorov-Smirnov test One sample
focused coping dengan presentase 44,6%. Kolmogorov-Smirnov test. Kaidah yang

5
Motiva : Jurnal Psikologi
2020, Vol 3, No 1, 1-9

digunakan yaitu jika p > 0,05, maka sebaran data Gambar 1. Grafik posisi mean tiap kelompok
tersebut normal, sedangkan p < 0,05, maka
sebaran tersebut tidak normal. Hasil uji
normalitas dari skala penyesuaian diri diperoleh
Kolmogorov-= 0,862 dan p = 0,447 (p > 0,05).
Hal tersebut memiliki arti bahwa hasil skala
penyesuaian diri terdistribusi secara normal.
Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui perbedaan frekuensi atau
proporsi antara variabel dalam satu kelompok
yang diujikan. Kaidah uji homogenitas yang
digunakan adalah jika nilai signifikansi (p) lebih
dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari
dua atau lebih kelompok data adalah sama atau
homogen. Akan tetapi, jika p < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa sebaran data heterogen.
Adapun uji homogenitas berdasarkan Levene’s
test skala penyesuaian diri menunjukkan nilai F =
0,199 dan p = 0,657 (p > 0,05). Hal tersebut Berdasarkan grafik di atas kita dapat melihat
menunjukkan bahwa data penyesuaian diri pada posisi mean tingkat penyesuaian diri dari masing-
dua kelompok strategi coping homogen. masing kelompok strategi coping, yaitu problem
Hasil Uji Hipotesis focused coping (1) dan emotional focused coping
(2). Arti dari grafik tersebut adalah mahasiswa
Kemudian hasil analisis yang telah
yang cenderung menggunakan problem focused
dilakukan dengan menggunakan uji One Way
coping sebagai strategi coping memiliki tingkat
Anova, dapat diketahui hasil sebagai berikut:
penyesuaian diri yang tinggi (baik). Sedangkan
sebaliknya, mahasiswa yang cenderung
Tabel 4. Pengujian Hipotesis menggunakan emotional focused coping sebagai
F Sig
strategi coping memiliki tingkat penyesuaian diri
Perbedaan penyesuaian diri antar 4,662 0,035 yang rendah.
kelompok
DISKUSI
Berdasarkan hasil analisis uji anova di atas Penelitian ini bertujuan untuk menguji
diperoleh harga F hitung sebesar 4,662 dengan hipotesis adanya perbedaan tingkat penyesuaian
signifikansi (p) sebesar 0,035 (p < 0,05). Hal ini diri ditinjau dari dua strategi coping yang dimiliki
dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan oleh mahasiswa. Berdasarkan analisis One Way
penyesuaian diri mahasiswa ditinjau dari strategi Anova, hipotesis tersebut dinyatakan diterima,
coping stres yang dimiliki. Berikut analisis means dimana hasilnya menunjukkan adanya perbedaan
plot yang dapat terlihat dari grafik: tingkat penyesuaian diri ditinjau dari dua strategi
coping yang dimiliki oleh mahasiswa dengan
nilai signifikansi sebesar 0,035 (p < 0,05). Selain
itu, setelah dilakukan pengambilan data di
lapangan juga diketahui bahwa terdapat 55,4 %
mahasiswa yang termasuk dalam kelompok yang
menggunakan emotional focused coping sebagai
strategi pemecahan masalahnya. Sedangkan
sisanya yaitu 44,6 % mahasiswa cenderung fokus
menyelesaikan masalah dengan menggunakan
strategi problem focused coping.

6
Motiva : Jurnal Psikologi
2020, Vol 3, No 1, 1-9

Hasil penelitian di atas sejalan dengan dengan pihak yang terlibat langsung dalam
penelitian serupa yang telah diteliti sebelumnya. permasalahan (Lazarus & Folkman, 1984).
Penelitian tersebut dilakukan oleh Kumala (2013) Setiap individu akan dihadapkan pada suatu
dengan judul Hubungan Strategi Coping dengan masalah dalam hidup yang harus dihadapi dan
Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru di Ma’had diselesaikannya. Individu yang tidak mampu
Sunan Ampel Al-Aly Universitas Islam Negeri menghadapi dan menyelesaikan
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Pada permasalahannya akan berada dalam kehidupan
penelitian tersebut diketahui bahwa ada yang jauh dari kesejahteraan. Oleh karena itu,
hubungan yang signifikan antara strategi coping kemampuan coping yang tepat sangat diperlukan
dengan penyesuaian diri dengan nilai signifikansi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Strategi
sebesar 0,000. Kemudian didapatkan hasil pula coping menurut Lazarus dan Folkman (1984)
dimana terdapat hubungan signifikan antara merupakan cara yang tepat untuk mengelola,
strategi coping jenis emotional focused coping menerima, mentolerir, dan menyelesaikan
dengan penyesuaian diri. Sedangkan untuk jenis masalah sehingga individu dapat beradaptasi
problem focused coping tidak terdapat hubungan dalam menghadapi konflik atau masalah yang
yang signifikan dengan variabel penyesuaian diri. dimilikinya.
Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas Mahasiswa adalah individu yang
mahasiswa baru di Ma’had Sunan Ampel Al-Aly mengalami banyak perubahan dalam hidupnya,
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik agar dapat menjalani aktivitas, mencapai tujuan,
Ibrahim Malang menggunakan emotional dan memperoleh kesejahteraan maka mahasiswa
focused coping dalam menyesuaikan diri diharapkan memiliki kemampuan penyesuaian
dibandingkan dengan strategi problem focused diri yang baik. Berdasarkan hasil pengambilan
coping. data yang dilakukan di lapangan diketahui bahwa
Sejalan dengan penelitian Kumala (2013), hanya 15,4 % mahasiswa dari total subjek
dimana ada lebih dari separuh subjek dalam penelitian yang memiliki penyesuaian diri tinggi
penelitian ini yang menggunakan emotional (baik). Sedangkan sisanya berada pada kategori
focused coping dalam menghadapi masalah. penyesuaian diri sedang, bahkan rendah.
Dengan emotional focused coping, mahasiswa Rendahnya tingkat penyesuaian diri pada
akan cenderung untuk lebih memfokuskan diri mahasiswa ini merupakan indikasi adanya
dan melepaskan emosi yang berfokus pada kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan
kekecewaan ataupun distres yang dialami dalam lingkungan sekitarnya. Kondisi ini merupakan
rangka untuk melepaskan emosi atau perasaan sebuah permasalahan tersendiri yang dihadapi
tersebut. Beberapa tipe orang dengan emotional mahasiswa.
focused coping adalah melarikan diri dari Pada penelitian ini beberapa mahasiswa
masalah, mengabaikan permasalahan, dan mengaku bahwa dirinya merasa kurang percaya
menyalahkan diri sendiri atas masalah yang diri pada situasi yang baru sebagai mahasiswa,
dialami. misalnya ketika ada tugas untuk presentasi di
Sedangkan kurang dari 50% mahasiswa depan kelas, kemudian merasa kesulitan untuk
dalam penelitian ini memilih untuk menggunakan berkomunikasi dengan teman ketika ada aktivitas
problem focused coping sebagai strategi yang berkelompok di kelas. Selain itu, ada juga
tepat dalam penyelesaian masalah. Dengan mahasiswa yang merasa kesulitan untuk
problem focused coping, mahasiswa akan fokus menyesuaikan diri dengan tuntutan dari dosen,
berusaha untuk mencari dan menghadapi pokok misalnya sulit menyelesaikan tugas yang
permasalahan dengan cara mempelajari strategi diberikan oleh dosen dengan tepat waktu akibat
atau keterampilan-keterampilan baru dalam manajemen waktu yang buruk.
rangkan mengurangi stresor yang dihadapi atau Schneiders (2008) mengungkapkan bahwa
dirasakan. Hal ini ditandai dengan melakukan perbedaan tingkat penyesuaian diri antara satu
tindakan secara langsung yang berfokus pada orang dengan orang yang lainnya bisa disebabkan
masalah, memiliki sikap hati-hati dalam oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kondisi
mengambil keputusan serta melakukan negosiasi fisik, kepribadian, proses belajar, lingkungan,
dan agama. Penyesuaian diri ini juga sangat erat
7
Motiva : Jurnal Psikologi
2020, Vol 3, No 1, 1-9

kaitannya dengan adanya perubahan yang terjadi mahasiswa ditinjau dari strategi coping stres yang
di sekitar lingkungan. Seperti pada wawancara dimiliki. Mahasiswa yang cenderung
dengan salah satu mahasiswa yang menyebutkan menggunakan problem focused coping sebagai
bahwa ada perbedaan yang dirasakan ketika strategi coping memiliki tingkat penyesuaian diri
memasuki dunia perkuliahan. Perubahan tersebut yang tinggi (baik). Sedangkan sebaliknya,
meliputi sistem belajar, lingkungan pergaulan, mahasiswa yang cenderung menggunakan
serta kegiatan sehari-hari. Bahkan ada beberapa emotional focused coping sebagai strategi coping
mahasiswa yang sebenarnya pada awalnya memiliki tingkat penyesuaian diri yang rendah.
merasa ragu dan takut untuk melanjutkan kuliah. Saran: Implikasi dari penelitian ini adalah
Mereka takut apabila tidak mampu untuk diharapkan agar para mahasiswa baru, sebelum
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan memulai kegiatan perkuliahan di tahun pertama,
tersebut. Perbedaan dan perubahan yang dialami dapat diberikan edukasi mengenai strategi coping
tersebut, apabila tidak diatasi dengan baik oleh yang tepat untuk mengatasi dan mengelola stres
mahasiswa tahun pertama dapat menyebabkan sehingga dapat memiliki penyesuaian diri yang
permasalahan, seperti menimbulkan perasaan baik dengan lingkungan sekitar kampus.
tertekan pada diri individu (Thurber & Walton, Selanjutnya bagi peneliti yang akan melakukan
2012). penelitian dengan variabel terkait, sebaiknya
Menurut Rini dan Ghufron (2010), memperhatikan variabel lain yang lebih meluas
seseorang dikatakan memiliki penyesuaian diri agar diperoleh gambaran penelitian yang lebih
yang baik apabila mencapai kepuasan dalam komprehensif.
usahanya untuk memenuhi kebutuhannya,
mengatasi ketegangan, bebas dari berbagai gejala DAFTAR PUSTAKA
yang mengganggu (seperti kecemasan,
kemurungan, depresi, obsesi, atau gangguan Achmadin, A.J. (2015). Strategi coping stres pada
psikosomatis yang dapat menghambat tugas mahasiswa baru Fakultas Psikologi
seseorang), frustasi dan konflik. Berdasarkan Universitas Muhammadiyah Malang.
pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Skripsi (tidak diterbitkan). Malang :
seseorang dengan penyesuaian diri yang baik, Fakultas Psikologi Universitas
akan cenderung berupaya untuk mengatasi segala Muhammadiyah Malang.
macam tekanan dan permasalahan dengan cara http://eprints.umm.ac.id/34265/
yang tepat. Salah satu cara yang tepat adalah
dengan fokus pada strategi problem focused Aldwin, C.M., & Revenson, T.A. (1987). Does
coping, dimana individu akan fokus pada coping help? A reexamination of the
masalah yang dihadapi. Hal ini juga sejalan relation between coping and mental
dengan apa yang diungkapkan oleh Kumala healthy. Journal of Personality and Social
(2013) dimana setiap individu yang mampu Psychology, 53 (2), 337-348. DOI:
memilih strategi coping untuk menyelesaikan 10.1037//0022-3514.53.2.337
permasalahannya dalam menyesuaikan diri,
maka individu tersebut dapat dikatakan memiliki Ali, M., Prof, Dr. & Asrori, M., Prof, Dr. (2009).
penyesuaian diri yang baik. Begitu pula Psikologi Remaja: Perkembangan
sebaliknya, individu yang tidak mampu memilih Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
strategi coping dalam menghadapi masalahnya,
maka penyesuaian dirinya dapat dikatakan Baker, R.W., McNeil, O.V., & Siryk, B. (1985).
rendah atau kurang baik. Expectation and reality in freshman
adjustment to college. Journal of
KESIMPULAN Counseling Psychology, 32 (1), 94. DOI:
10.1037/0022-0167.32.1.94

Berdasarkan hasil analisis yang telah Crede, M., & Niehorster, S. (2012). Adjustment
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa to college as masured by the student
terdapat perbedaan tingkat penyesuaian diri adaptation to college questionnaire: A
8
Motiva : Jurnal Psikologi
2020, Vol 3, No 1, 1-9

quantitative review of its structure and Pratiwi, A.J. (2017). Hubungan antara locus of
relationships with correlates and control internal dan penyesuaian diri di
consequences. Educational Psychology perguruan tinggi pada mahasiswa tahun
Review, 24 (1), 133-165. DOI: pertama. Skripsi (tidak diterbitkan).
10.1007/s10648-011-9184-5 Yogyakarta : Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Gall, T.L., Evans, D.R., & Bellerose, S. (2000). Dharma.
Transition to first-year university: https://repository.usd.ac.id/11528/2/129
Patterns of change in adjustment across 114105_full.pdf
life domains and time. Journal of Social
and Clinical Psychology, 19 (4), 544- Rini & Ghufron. (2010). Teori-teori Psikologi.
567. DOI: 10.1521/jscp.2000.19.4.544 Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Gunarsa, S. (2000). Psikologi Praktis: Anak, Schneiders, A.A. (2008). Personal Adjustment
Remaja, dan Keluarga. Jakarta: PT. BPK and Mental Health. New York: Holtt,
Gunung Mulia. Renehart and Winston Inc.

Kumala, A.N. (2013). Hubungan strategi coping Sinaga, M.A. (2005). Coping stresss pada
dengan penyesuaian diri mahasiswa baru mahasiswa psikologi Salatiga. Skripsi
di Ma'had Sunan Ampel al-Aly (tidak diterbitkan). Salatiga : Fakultas
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Psikologi UKSW.
Malik Ibrahim Malang. Skripsi (tidak
diterbitkan). Malang: Universitas Islam Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan
Negeri Maulana Malik Ibrahim. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatid, dan
http://etheses.uin-malang.ac.id/1825/ R&D. Bandung: Alfabeta.

Lasmono, H., & Pramadi, A. (2003). Coping stres Sumiati. (2009). Kesehatan Jiwa Remaja &
pada etnis Bali, Jawa, Dan Sunda. Konseling. Jakarta : Trans Info Media.
Anima, Indonesian Psychological
Journal. 18 (4), 326-340. Thurber, C.A., & Walton, E.A. (2012).
http://www.anima.ubaya.ac.id/class/ope Homesickness and adjustment in
npdf.php?file=1359082924.pdf university students. Journal of American
College Health, 60 (5), 415-419. DOI:
Lazarus, R.S. & Folkman, S. (1984). Stress, 10.1080/07448481.2012.673520
Appraisal, and Coping. New York:
McGraw Hill, Inc. Walgito, B. (2003). Psikologi Sosial. Yogyakarta
: Andi Yogyakarta.
Monks, F.J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R.
(2009). Psikologi Perkembangan: Yuwanto, L. (2019). Faktor Penghambat
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru.
Yogyakarta: Gajah Mada University https://www.ubaya.ac.id/2018/content/ar
Press. ticles_detail/279/Faktor-Penghambat-
Penyesuaian-Diri-Mahasiswa-
Muslimah, A.I., & Aliyah, S. (2013). Tingkat Baru.html. 9/1/2019
kecemasan dan strategi koping religius
terhadap penyesuaian diri pada pasien
HIV/AIDS Klinik VCT RSUD Kota
Bekasi. Jurnal Soul, 6 (2).
http://www.ejournal-
unisma.net/ojs/index.php/soul/article/vie
w/885

Anda mungkin juga menyukai