BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Aldian Endi Putra 17320129 2017
Rahmat Yogo Cahyo Wibowo 17320143 2017
Moh Rezky I Hasan 17320133 2017
1
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA................................i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN............................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………...2
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………2
1.4 Manfaat……………………………………………………………………2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Resiliensi…………………………………………………………………...3
2.1.1 Pengertian resiliensi…………………………………………………...3
2.1.2 Aspek-aspek resiliensi…………………………………………………3
2.1.3 Faktor-faktor yang memengaruhi……………………………………4
2.2 Kecerdasan sosial………………………………………………………….4
2.2.1 Pengertian kecerdasan sosial…………………………………………4
2.2.2 Aspek-aspek kecerdasan sosial……………………………………….5
2.3 Dinamika psikologi………………………………………………………..5
BAB 3. METODE PENELITIAN.........................................................................7
3.1 Variabel penelitian......................................................................................7
3.2 Subjek penelitian.........................................................................................7
3.3 Desain penelitian..........................................................................................7
3.4 Metode pengumpulan data.........................................................................7
3.5 Metode analisis data....................................................................................7
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN........................................................8
4.1 Anggaran Biaya............................................................................................8
4.2 Jadwal Kegiatan...........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................10
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping..................10
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan.................................................16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas...17
2
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Tinto (dalam Olani, 2009) tahun pertama perkuliahan adalah
periode transisi kritis, karena masa tersebut adalah waktunya mahasiswa untuk
meletakkan dasar atau pondasi yang selanjutnya akan mempengaruhi keberhasilan
akademik. Selain masalah akademik, masalah yang dialami selama proses
penyesuaian yaitu masalah dengan lingkungan sosial di perguruan tinggi. Masalah
yang akan dihadapi seperti tinggal terpisah dari keluarga, sulit mengatur
keuangan, adanya masalah-masalah yang bersumber dari tempat tinggal yang
baru, adanya latar belakang sosial-budaya yang berbeda, masalah dengan lawan
jenis, masalah dengan teman-teman baru diperkuliahaan, serta masalah dalam
kegiatan di organisasi atau kemahasiswaan. Dengan hal-hal baru yang terdapat di
lingkungan perguruan tinggi mahasiswa butuh kesiapan secara psikologis maupun
sosial. Karena penyesuaian diri menuntut kemampuan mahasiswa untuk hidup dan
bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga remaja merasa puas
terhadap diri sendiri dan lingkungannya (Willis, 2005.)
Resiliensi sendiri merupakan kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi
terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan inilah
yang disebut dengan resiliensi (Reivich dan Shatte, 2002). Mahasiswa baru harus
memiliki tingkat resiliensi yang tinggi sehingga ia bisa cepat beradaptasi dengan
lingkungan baru. Menjadi mahasiswa baru juga memungkinkan individu
mengalami tekanan psikologis yang membuat ia stress karena memikirkan apa
yang harus dilakukan nanti maupun kecemasan yang muncul karena merasa
khawatir akan mendapatkan teman atau tidak. Oleh karena itu, mahasiswa baru
harus memiliki resiliensi yang tinggi agar bisa mengendalikan setiap kendala yang
mungkin ia alami. Mahasiswa yang resilien memiliki beberapa karakteristik
personal, seperti memiliki regulasi emosi yang baik, daya tahan terhadap stress,
fleksibel dan mampu menerima perubahan, memiliki hubungan yang lekat dengan
orang lain, dan memiliki kontrol diri (Reivich dan Shatte, 2002; Connor dan
Davidson, 2003). Dengan karakteristik yang dimilikinya, orang yang resilien
memiliki kapasitas untuk berrespon secara sehat dan produktif dalam menghadapi
kesulitan (Reivich dan Shatte, 2002). Oleh karena itu, dengan memiliki resiliensi,
mahasiswa tingkat awal diharapkan akan lebih mampu untuk bangkit kembali dari
masalah yang dihadapi dalam penyesuaian diri di perguruan tinggi, menghadapi
faktor-faktor penyebab stres, sehingga terhindar dari berbagai masalah kesehatan
mental.
Selain resiliensi, mahasiswa baru juga memerlukan kecerdasan sosial
untuk bisa menghadapi perubahan yang ia alami. Berdasarkan pengertiannya,
kecerdasan sosial merupakan kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di
masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang di sekeliling
atau di sekitarnya (Goleman, 2006). Dengan kecerdasan sosial yang baik, maka
mahasiswa baru dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungannya.
2
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia, Asni dan chairilsyah (2014),
menemukan bahwa 89,07% mahasiswa baru memiliki tingkat resiliensi yang
tergolong rendah, disebabkan karena sulitnya membangun komunikasi terhadap
lingkungan baru dan akademik. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
pengembangan resiliensi bagi mahasiswa baru masih sangat diperlukan. Dengan
adanya resiliensi dan kecerdasan sosial dalam diri setiap individu yang merupakan
mahasiswa baru, maka berbagai macam kendala atau kecemasan yang dirasakan
mahasiswa baru akan dengan mudah diminimalisir.
Dengan meneliti peran kecerdasan sosial terhadap resiliensi, tidak hanya
akan bermanfaat pada pengembangan diri mahasiswa itu sendiri, namun juga pada
institusi pendidikan tinggi tempat mahasiswa bernaung. Pada mahasiswa tingkat
awal, penelitian ini bisa menjadi informasi mengenai urgensi dari kecerdasan
sosial dalam rangka pengem-bangan resiliensi diri. Selain itu, bagi pengambil
kebijakan di perguruan tinggi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan terkait dengan proses orientasi maupun pengembangan maha-siswa
tingkat awal di perguruan tinggi.
1.4 Manfaat
1. Secara teoritis, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
khususnya yang terkait dengan hubungan kecerdasan sosial dengan
resiliensi Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Indonesia Angkatan
2018
2. Secara praktis, dapat dijadikan tolak ukur oleh Mahasiswa Psikologi
Universitas Islam Indonesia Angkatan 2018 untuk meningkatkan
resiliensinya melalui perspektif kecerdasan sosial
3
2.1 Resiliensi
2.1.1 Pengertian Resiliensi
Grodberg (2000) menyatakan bahwa resiliensi merupakan
kemampuan seseorang untuk menilai, mengatasi, dan meningkatkan diri
maupun mengubah dirinya dari keterpurukan atau kesengsaraan dalam
hidup yang dikarenakan setiap orang pasti mengalami kesulitan ataupun
masalah dan tidak ada seseorang yang hidup di dunia tanpa suatu
masalah.
Reivich dan Shatte (2002) menyatakan bahwa resiliensi adalah
adalah kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian
yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan. Selain itu, dapat
juga bertahan dalam keadaan tertekan dan bahkan berhadapan dengan
kesengsaraan (adversity) atau trauma yang dialami dalam kehidupannya.
Menurut Connor dan Davidson (2003), resiliensi merupakan suatu
kualitas individu yang memungkinkan seseorang untuk dapat
berkembang di tengah kesulitan yang dihadapinya. Selain itu, resiliensi
juga dapat dilihat sebagai ukuran kemampuan seseorang dalam
mengatasi stress, sehingga dapat menjadi target untuk penyembuhan
kecemasan, depresi, dan reaksi stress.
Menurut Reivich dan Shatte (Jackson dan Watkin, 2004), terdapat tujuh
faktor dalam resiliensi diantaranya:
a. Emotional Regulation
Regulasi emosi merupakan kemampuan untuk tetap tenang dalam
kondisi yang penuh tekanan.
b. Impulse Control
Pengendalian impuls adalah kemampuan individu untuk
mengendalikan keinginan, dorongan, kesukaan, serta tekanan yang
muncul dari dalam dirinya.
c. Optimism
Individu yang resilien adalah individu yang optimis, dimana mereka
yakin bahwa berbagai hal dapat berubah menjadi lebih baik. Mereka
memiliki harapan terhadap masa depan dan percaya bahwa mereka
dapat mengontrol arah kehidupannya.
d. Emphaty
Empati menggambarkan sebaik apa seseorang dapat membaca
petunjuk dari orang lain berkaitan dengan kondisi psikologis dan
meosional orang tersebut.
e. Causal Analysis
Analisis kausal adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada
kemampuan individu. Analisis kasual digunakan untuk secara akurat
mengidentifikasi atau mengukur penyebab dari permasalahan yang
dialami oleh mereka.
f. Self-Efficacy
Self-efficacy menggambarkan keyakinan seseorang bahwa ia dapat
memecahkan masalah yang dialaminya dan keyakinan seseorang
terhadap kemampuannya untuk mencapai kesuksesan.
g. Reaching Out
Reaching out menggambarkan kemampuan seseorang untuk mencapai
keberhasilan. Menunjukkan adanya keberanian untuk melihat masalah
sebagai tantangan bukan ancaman dan adanya kemampuan pada
seseorang untuk mencapai keberhasilan di dalam hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-P saya dengan judul Hubungan
Kecerdasan Sosial terhadap Tingkat Resiliensi Mahasiswa Baru yang diusulkan
untuk tahun anggaran 2020 adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga atau sumber dana lain.