Anda di halaman 1dari 8

NAMA JURNAL: Jurnal Inovasi Pendidikan

Vol. 6, No.02, Tahun 2022


TINGKAT PERMASALAHAN YANG DIALAMI MAHASISWA DI MASA
PERKULIAHAN DALAM MATA KULIAH TILDA

Ester Viona1, Theresia Saurina2


Universitas Negeri Medan
E-mail: theresiaadella24@gmail.com

ABSTRAK
Mahasiswa adalah bagian dari komunitas akademik universitas yang akan menjadi
pemimpin di masa depan yang akan datang. Oleh karena itu, diharapkan siswa memiliki visi yang
baik, jiwa,dan kepribadian dan pola pikir yang sehat dan kuat. Untuk itu diharapkan mhasiswa
mampu menguasai setiap masalah yang sulit, berpikir positif tentang diri sendiri dan orang lain,
dan mampu mengatasi hambatan dan yang pasti pantang menyerah dengan keadaan yang ada.
Banyak masalah yang dialami mahasiswa/i sekarang pada masa perkuliahan. Ada beberapa faktor
yang menjadi titik acuan mahasiswa dalam kendala perkuliahan. Faktor penyebab terjadinya
permasalahan yang dialami mahasiswa di masa perkuliahan antara lain , yaitu penyebab internal
dan eksternal, penyebab eksternal meliputi kondisi fisik, intelektual . Faktor eksternal meliputi
lingkungan kampus, pengajar, konten materi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik Mahasiswa/i Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Unversitas Negeri Medan
Angkatan 2022 dalam tingkat permasalahan selama perkuliahan. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kuantitatif. Instrumen yang dipakai dalam pengumpulan sampel data
adalah kuesioner berupa angket. Tingkat permasalahan mahasiswa berbeda beda tergantung dari
faktor-faktornya.

Kata Kunci : Mahasiswa, Permasalahan Belajar, Lingkungan Kampus

PENDAHULUAN perhatian khusus bagi semua orang, baik


Pendidikan adalah salah satu kesehatan fisik maupun kesehatan
terobosan utama dalam meningkatkan psikologisnya. Hal ini dapat mempengaruhi
potensi dan kualitas yang dimiliki seseorang kondisi belajar mahasiswa menjadi
terhadap kecerdasan dalam intelektual. Di memburuk.
era sekarang, banyak faktor yang Kondisi belajar mengajar di
menyebabkan seseorang hilangnya tingkat perguruan tinggi di Indonesia secara umum
semangat dalam belajar di masa lanjut belum mengubah secara nyata wawasan dan
penddikan. Permasalahan yang dialami perilaku akademik (Asmanullah., dkk,2019).
mahasiswa di masa perkuliahan menjadi Hal ini terlihat dari sudut pandang, cara
sasaran penting untuk diperhatikan bagi berpikir mahasiswa atau lulusan perguruan
kalangan mahasiswa itu sendiri, keadaan tinggi yang tidak menunjukkan perbedaan
dari kampus, cara pengajar dalam menyikapi dengan masyarakat yang tidak mengenyam
tingkat kecerdasan mahasiswa serta pendidikan tinggi. Dalam hal ini, perguruan
kesehatan fisik yang sangat berdampak. tinggi sebaiknya meningkatkan soft skill dan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari hard skill dari mahasiswa nya sendiri.
fisik, mental, dan sosial yang Peningkatan ini tidak bisa dilakukan hanya
memungkinkan setiap orang hidup produktif sepihak saja, misalnya hanya peningkatan
secara sosial dan ekonomis. Apabila hard skill saja. Hard skill ini dapat diartikan
kesejahteraan dari fisik, mental dan sosial dengan penguatan teori saja sedangkan soft
tidak terpenuhi maka akan muncul masalah skill sebagai pendukung tercapainya hard
kesehatan. Masalah kesehatan perlu menjadi skill tersebut. Soft skills salah satunya
NAMA JURNAL: Jurnal Inovasi Pendidikan
Vol. 6, No.02, Tahun 2022
berupa kemampuan berpikir kritis dan pelajar atau mahasiswa yang tidak mampu
pemecahan masalah (Ismail,2016). menerima materi yang sudah disampaikan
pengajar yang berkompeten dengan cara
Selanjutnya Menurut Aulia, (2018) menerapkan konten belajar yang mendukung
menjelaskan tentang faktor yang penyerapan materi dengan baik. Maka dari
mempengaruhi kesulitan belajar sebagai itu, kedua faktor ini harus saling berkaitan.
berikut: Pengajar harus mampu menciptakan
 Faktor internal meliputi faktor pembelajaran yang aktif, kreatif dan
fisiologis (Jasmani) dan faktor menyenangkan. Secara tidak langsung
psikologis yang meliputi intelegensi, mahasiswa atau pelajar juga akan menyerap
bakat, minat dan kemampuan materi dengan baik dan prestasi serta
kognitif lainnya. motivasi dalam belajar meningkat.
 Faktor eksternal yaitu faktor
lingkungan yang meliputi lingkungan METODE PENELITIAN
keluarga, sekolah, masyarakat dan A. Jenis penelitian
faktor instrumental yang meliputi Jenis penelitian yang digunakan dalam
kurikulum, fasilitas sekolah, program penelitian ini adalah penelitian
pendidikan dan guru. deskriptif. Karena dalam pelaksanaannya
meliputi data, analisis dan interpretasi
Lingkungan kampus yang kondusif tentang data yang diperoleh. Penelitian
juga mempengaruhi tingkat kesejahteraan ini dilakukan dengan menngunakan
terhadap motivasi mahasiswa dalam belajar angket/kuesioner yang dibagi ke
setiap harinya. Mulai dari dukungan mahasiswa/i Universitas Negeri Medan
fasilitas-fasilitas yang memadai angkatan 2022 FMIPA dalam mata
mempengaruhi mahasiswa dalam menyerap kuliah teknologi informasi dan literasi
pembelajaran. Jika lingkungan kampus tidak data.
sehat akan mempengaruhi tingkat stress
mahasiswa, dan pada akhirnya menurunkan B. Populasi dan sampel
tingkat motivasi belajar dan mempengaruhi a) Populasi
prestasi belajar. Faktor pengajar yang Polpulasi adalah keseluruhan objek
berkompeten juga menjadi landasan utama, mahasiswa yang dipilih untuk
karena jika mahasiswa tidak dapat menyerap mendapatkan sumber data pada
materi yang disampaikan pengajar maka pertanyaan yang ada di kuesioner
prestasi belajar selama berkuliah menurun. yang diberikan melalui google form.
Kesulitan belajar merupakan gejala Adapun populasi pada penelitian ini
yang nampak pada mahasiswa yang prestasi adalah seluruh mahasiswa/i
belajarnya lebih rendah dari pada mahasiswa angkatan 2022 FMIPA Universitas
lainnya. Mahasiswa yang mengalami Negeri Medan sebanyak 40
kesulitan belajar akan menghambat proses mahasiswa/i.
belajar mereka pada akhirnya menimbulkan
kejenuhan belajar sehingga membuat b) Sampel
prsetasi belajar mereka menurun. Ada 2 hal Sampel adalah sebagian populasi
yang harus diperhatikan mengapa motivasi yang diteliti. Adapun caranya adalah
dan prestasi mahasiswa menurun. Pertama, memberikan kuesioner kepada
pengajar yang tidak mampu menyampaikan mahasiswa/i fakultas MIPA, untuk
materi dengan baik dan menggunakan mengetahui ukuran sampel
konten materi monoton dapat membuat persentase dapat digunakan rumus
kejenuhan mahasiswa dalam belajar. Kedua,
NAMA JURNAL: Jurnal Inovasi Pendidikan
Vol. 6, No.02, Tahun 2022
sederhana adalah sebagai berikut mengukur sikap, persepsi dan
(Nugraheni,2017) : pendapat seseorang atau sekelompok
orang tentang suatu fenomena sosial
Mencari Persen Setiap Pertanyaan Dari yang digunakan adalah skala likert.
Indikator Dengan skala likert variabel yang
akan dijabarkan menjadi indikator
skor peroleh variabel. Kemudian indikator
×100 %=¿
skor maksimal tersebut dijadikan acuan untuk
menyusun item instrumen berupa
Mencari Total Presentasi Setiap pertanyaan atau pernyataan.
Indikator
160 Model skala likert yang digunakan
Skor max ¿ ×100 %=100 %
160 dalam penelitian ini memuat empat
altenatif jawaban.
64 SS = Sangat Setuju
Skor min¿ ×100 %=40 %
160 S = Setuju
TS = Tidak Setuju
skor . max−skor min KS = Kurang Setuju
Total ¿ =¿
jlh jawaban
Untuk mengetahui nilai dari setiap
C. Teknik pengumpulan data responden melalui skala diatas, ada 2
Teknik pengumpulan data dalam jenis penlaian yaitu berdasarkan
penelitian ini berupa angket.Angket pernyataan atau pertanyaan positif
adalah teknik pengumpulan data dan pernyataan atau pernyataan
yang dilakukan dengan cara negatif. Hasil responden yang
mengajukan pertanyaan atau memiliki pertanyaan atau pernyataan
pernyataan tertulis disetiap indikator yang positif, misalnya sangat setuju
indikator tertentu untuk dijawab oleh (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi
responden yang terpilih. skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor
2, kurang setuju (KS) diberi skor 1.
D. Instrumen penelitian Sebaliknya, hasil responden yang
Instrumen yang digunakan dalam memiliki pertanyaan atau pernyataan
penelitian kesulitan belajar dalam yang negatif, misalnya sangat setuju
matakuliah Tilda ini adalah berupa (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi
angket yang disusun sendiri oleh skor 2, tidak setuju (TS) diberi skor
peneliti. Sugiyono, (2017) 3, kurang setuju (KS) diberi skor 4
menyatakan bahwa instrumen karena pada dasarnya kedua nilai
penelitian adalah suatu alat ukur respon tersebut sama.
yang digunakan untuk (Mulyadi,2010).
mengumpulkan data. Untuk

Tabel 1 : Hasil Responden Menurut Indikator

No Indikator Angket Pernyataan Jumlah


Persentase
1 Kesahatan fisik 1. Semenjak kuliah saya kurang memperhatikan 54,375 %
kesehatan fisik seperti perawatan diri.
2. Saya sulit menikmati dan memiliki waktu dalam 51,875 %
kegiatan sehari-hari seperti berolahraga sore.
NAMA JURNAL: Jurnal Inovasi Pendidikan
Vol. 6, No.02, Tahun 2022
3. Saya sangat memperhatikan dan peduli terhadap 53,75 %
pola makan saya walaupun waktu istirahat dalam
perkuliahan saya tidak banyak.
4. Jam tidur saya semakin berkurang semenjak saya 40 %
menjadi mahasiswa dan masuk ke dunia perkuliahan.
2 Kemampuan 1. Saya mampu memberikan gagasan atau opini saat 72,5 %
intelektual melakukan kegiatan belajar di kelas.
2. Saya selalu berpikir kritis dalam menyelesaikan 65 %
masalah, baik secara kelompok ataupun individu.
3. Sulit bagi saya bertanya secara langsung kepada 63,125 %
pengajar mengenai materi yang tidak saya mengerti.
4. Saya kurang percaya diri saat melakukan presentasi 71,875 %
di depan kelas saat pembelajaran berlangsung.
3 Lingkungan 1. Saya sangat susah menggunakan akses jaringan 40 %
kampus internet yang disediakan kampus, dikarenakan tidak
memadai sesuai kapasitas penggunaan dari
mahasiswa
2. Fasilitas yang saya pakai di lab komputer 74,375 %
mendukung untuk perkuliahan tilda.
3. Keadaan kantin yang saya lihat kurang memadai 60,625 %
dalam kebersihan dan kesehatan lingkungannya.

4. Kelestarian lingkungan kampus sangat nyaman dan 74,375 %


asri, sangat mendukung saya dalam menyegarkan dan
menenangkan pikiran setelah proses perkuliahan
dalam satu hari selesai
4 Pengajar 1. Pendapat ataupun gagasan dari saya, sangat 76,875 %
dihargai oleh pengajar saat proses belajar dan
mengajar.
2. Dari yang saya alami ada beberapa pengajar/dosen 51,25 %
tidak ontime saat jadwal perkuliahan secara daring
sudah di mulai.
3. Jadwal materi perkuliahan saya sesuai dengan 71,875 %
kontrak kuliah yang sudah ditetapkan di awal
pertemuan semester oleh pengajar.
4. Dari penilaian saya ada beberapa pengajar kurang 53,125 %
menarik dalam penyampaian materi kuliah.
5 Konten materi 1. Menurut saya pemaparan materi dari mata kuliah 76,875 %
sangat bervariasi, mulai dari presentasi sampai
belajar di ruangan lab.
2. Saya memiliki buku panduan disetiap mata kuliah 60,625 %
yang diampuh.
3. Kajian untuk bahan materi yang saya dapatkan 78,125 %
cenderung berdasarkan hasil penelitian dari berbagai
jurnal dan buku yang relevan. .
4. Sangat sulit bagi saya mendapatkan penjelasan 61,25 %
materi tambahan dalam beberapa mata kuliah di
konten YouTube.
NAMA JURNAL: Jurnal Inovasi Pendidikan
Vol. 6, No.02, Tahun 2022

68.125 69.21
HASIL DAN PEMBAHASAN 70
62.34 63.28
A. HASIL 60
40
50
Data yang diperoleh dari hasil 40
penelitian mengenai tingkat kesulitan 30
20
belajar dalam mata kuliah Tilda 10
0
selama perkuliahan. Disajikan dalam
bentuk tabel untuk memudahkan
dalam penafsiran data. Data variabel Tabel 4 : Grafik Permasalahan Mahasiswa/i
penelitian tingkat kesulitan belajar
tersebut disajikan sebagai berikut: B. PEMBAHASAN
Penelitian ini ditinjau melalui data
Tabel 2 : Kriteria Permasalahan penelitian angket. Data dari angket
INTERVAL KRITERIA sebagai acuan penelitian
menggunakan model jawaban
85 % - 100 % SANGAT TINGGI berskala likert dengan rentang skor
70 % - 84 % TINGGI 1-4 untuk setiap butir pertanyaan.
Data yang sudah diperoleh akan
55 % - 69 % SEDANG
ditabulasikan dan dianalisis
40 % - 54 % RENDAH menggunakan analisis deskriptif
yang bertujuan untuk
Berdasarkan tabel kriteria diatas menggambarkan data penelitian.
besar persentase dalam kesulitan
belajar yang dialami mahasiswa/i Berikut 5 indikator yang menjadi
selama masa perkuliahan adalah titik acuan mengenai permasalahan
sebagai berikut : mahasiswa dalam pembelajaran
selama berkuliah.
Tabel 3 : Hasil Kriteria Keseluruhan
Persentas 1. Kesehatan Fisik
Indikator e (%) Kriteria Dari hasil tinjauan data yang diambil,
Kesehatan
Fisik 40 RENDAH kriteria keseluruhan kesehatan fisik
Kemampuan terdapat 40% termasuk kedalam
Intelektual 68,125 SEDANG kategori rendah. Dari hasil responden
Lingkungan mengenai faktor utama gangguan
Kampus 62,34 SEDANG
kesehatan fisik ini seperti; kurangnya
Pengajar 63,28 SEDANG perawatan diri mencapai 54,375%,
Konten Materi 69,21 TINGGI artinya semenjak masuk ke dunia
perkuliahan mahasiswa/i kurang
memperhatikan perawatan diri
mereka. Beberapa responden tidak
mempunyai waktu untuk melakukan
perawatan diri dikarenakan
NAMA JURNAL: Jurnal Inovasi Pendidikan
Vol. 6, No.02, Tahun 2022
kesibukan yang tidak punya batasan. memahami materi dari dosen
Dalam faktor olahraga sore hari mencapai 63,125% artinya tingkat
mencapai 51,875% termasuk kriteria keberanian responden sekitar 34%
rendah artinya beberapa dari dari jumlah keseluruhan yang
responden masih mampu membagi mampu dan berani bertanya langsung
waktu dan menikmati olahraga sore. kepada dosen jika tidak mengetahui
Mengenai pola makan mencapai materi yang dijelaskan. Dari faktor
53,75%, tingkat ini sudah hampir berpikir kritis setiap responden baik
masuk ke ambang batas bawah. di dalam kelompok ataupun individu
Beberapa responden mampu mencapai 65% artinya terdapat 35%
mengatur pola makan dan bebberapa responden yang tidak mampu
dari mahasiswa tidak mampu berpikir secara kritis baik di
mengolah pola makannya. Hal ini kelompok ataupun secara individu.
menjadi pertimbangan 50/50 dari Faktor terakhir kurang percaya diri
jumlah responden yang mengalami saat melakukan presentasi di depan
gangguan pola makan. Yang terakhir kelas mencapai 71,875 %, artinya
jam tidur yang berkurang, persentase masih banyak responden yang tidak
dari faktor ini sebanyak 40%, artinya memiliki keberanian saat presentasi di
dalam kategori rendah, terdapat 60% depan kelas, sekitar 28% responden
responden mampu mengatur jam yang hanya berani dalam hal ini.
tidur semenjak masuk di perkuliahan. 3. Lingkungan Kampus
Lingkungan kampus yang kondusif
2. Kemampuan Intelektual
menjadi hal yang perlu diperhatikan
Kemampuan intelektual sangat
juga, jika lingkungan tidak kondusif
berpengaruh dalam meningkatkan dengan fasilitas kurang mendukung
prestasi dan motivasi belajar juga mmepengaruhi tingkat prestasi
mahasiswa. Terdapat 68,125% belajar mahasiswa menurun.
termasuk kategori sedang mahasiswa Terdapat 62,34 % termasuk kategori
menurunnya tingkat kecerdasan sedang. Kendala pertama mengenai
akses internet di lingkungan kampus
intelektual. Dari hasil responden
sangat sulit di akses, terdapat 40%
mengenai faktor kemampuan yang menyatakan hal ini benar,
intelektual seperti; mampu artinya 60% responden memiliki
memberikan gagasan dan opini saat pendapat yang berbeda-beda.
belajar di kelas, presentasi 72,5% Fasilitas di lab lengkap dan
termasuk kategori tinggi. Artinya mendukung dalam pembelajaran
responden mampu memberikan terdapat 74,375% yang menyatakan hal
ini benar dan termasuk angka yang
gagasan dengan baik saat tinggi, itu artinya fasilitas di lab benar-
pembelajaran berlangsung, hasil ini benar mendukung pembelajaran.
menunjukkan leat dari 50% Keadaan kantin yang kurang memadai
responden yang memiliki tingkat dalam kebersihan dan kesehatan
lingkungannya mencapai 60,625 %
keberanian dalam memberikan dengan kata lain kondisi kantin
gagasan dan opini. Mengenai tergolong kurang bersih dan tidak
keberanian bertanya ketika tidak memenuhi kriteria kebersihan dan
NAMA JURNAL: Jurnal Inovasi Pendidikan
Vol. 6, No.02, Tahun 2022
kesehatan. Sasaran terakhir adalah kelas. Tetapi ada beberapa responen
kelestarian kampus yang mempengaruhi tidak setuju dengan indikator konten
kenyamanan mahasiswa dalam materi yang berjalan dengan baik dan
menikmati istirahat setelah selesai menarik. Seperti kurang tersedianya
belajar satu harian mencapai 74,375 %, buku panduan di setiap mata kuliah,
artinya tingkat kenyamanan dan
rdari hasi reponden menyatakan
kelestarian kampus sangat baik dan
60,625 % yang setuju bahwa buku
mendukung.
panduan belajar tidak disediakan di
beberap mata kuliah terutama mata
4. Pengajar kuliah tilda.
Pengajar yang berkompeten
mempengaruhi keberlangsungan
mahasiswa dalam penyerapan materi. KESIMPULAN
Dari sampel terdapat 63,28 % pelajar
yang tidak memenuhi kriteria Berdasarkan hasil data yang didapat sebagai
penyampaian materi yang menarik.
acuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa
Terggolong pada kriteria sedang.
Mengenai pengajar harus menjadi tingkat kesulitan belajar pada pembelajaran
perhatian juga, mahasiswa mengakui masa perkuliahan dan pembelajaran tilda di
bahwa beberapa pengajar tidak Universitas Negeri Medan, mulai dari
sesuai dengan kriteria yang kondisi fisik mahasiswa masih bisa
mendukung mereka dalam dijangkau dan di perbaiki lagi. Beberapa dari
penyerapan materi. Faktor lainnya sampel responden masih mampu mengatur
seperti; pengajar mengundur waktu
jadwal di setiap kesibukan. Mengatur pola
ketika pembelajaran sudah di mulai,
dan kurang perhatiannya pengajar makan, pola tidur merupakan hal yang perlu
dalam kontrak belajar yang sudah diperhatikan secara mendalam. Terkait
ditetapkan di awal semester. Setiap kemampuan intelektual dari mahasiswa/i
permasalahan ini memiliki respon bergantung dengan ruang lingkup pengajar
yang berbeda beda. Persen paling dan lingkup kampus. Ketiga hal ini tidak
tinggi diambil oleh kurang bisa dipisahkan, karena saling berkaitan. Jika
menariknya pengajar dalam
fasilitas lengkap, pengajar yang
penyampaian materi, sebanyak
53,125 % responden menyatakan bahwa berkompeten dan lingkup kampus
beberapa dari pengajar sangat monoton mendukung ruang kondusif peserta didik
dalam mengajar. maka mahasiswa/i mampu untuk mengapai
berbagai prestasi-prestasi unggul di tingkat 1
5. Konten Materi
kampus ataupun ke kana nasional dan
Konten materi dan pengajar sangat
berkaitan untuk meningkatkan internasional. Dari 5 indikator ini dapat
prestasi belajar dan motivasi menjadi titik acuan untuk memperbaharui
mahasiswa selama perkuliahan. sistem dan kinerja dalam pembelajaran.
Terdapat 69,21% . Konten materi Berikut adalah hasil penelitian dari 40
sudah termasuk kedalam kriteria responden mahasiswa angkatan 2022
tinggi. Dengan tinjauan ini dapat
Universitas Negeri Medan Fakultas
diartikan bahwa pengajar sudah
mampu menyampaikan materi
dengan baik dan menarik untuk DAFTAR PUSTAKA
dijadikan saluran pembelajaran di
NAMA JURNAL: Jurnal Inovasi Pendidikan
Vol. 6, No.02, Tahun 2022
Asmanullah, S. A.,Hamdani, A., Ariyano. Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan
(2019). Faktor Penyebab Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta:
Mekanika Teknik di SMK Bidang Nuha Litera.
Teknologi dan Rekayasa Kota Bandung. Nugraheni, D. (2017). Analisis Kesulitan
Journal of Mechanical Engineering Belajar pada Pelajaran Mekanika Teknik.
Education. 6(1), 13-22. Jurnal Pendidikan Sains dan
Aulia, L. A.(2018). Kesulitan Belajar Anak Matematika, 5(1), 23-32.
Usia Sekolah Dasar. Jurnal Sugiyono. (2017).Metode Penelitian &
psikologi.5(1), 11-15. Pengembangan Research and
Ismail. (2016). Diagnosa Kesulitan Belajar Development. ALFABETA
Siswa dalam Pembelajaran Aktif di
Sekolah. Jurnal Edukasi, 2(1), 30-43.

Anda mungkin juga menyukai