Anda di halaman 1dari 74

EFEK MODERASI LINGKUNGAN SEKOLAH PADA PENGARUH SELF-

CONCEPT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN


EKONOMI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Seminar Pendidikan Ekonomi yang
diampu oleh Prof. Dr. Disman, MS. Dan Dr. Sumartini, MM..

Disusun oleh
Ghina Nursyauma Fitriani
2006274

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ……………………………………………..ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………….iii
DAFTAR TABEL …………………………………………….iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ……………………………………………..1
1.2.Rumusan Masalah ……………………………………………..4
BAB II ANALISIS JURNAL ……………………………………………..5
BAB III KERANGKA TEORITIS
3.1. Kerangka Teoritis …………………………………………….62
3.2. Hipotesis …………………………………………….64
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Self-Concept terhadap hasil …………………………………………….65
belajar dimoderasi lingkungan sekolah
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan …………………………………………….69
5.2. Saran …………………………………………….70
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. ……………………………………………………………………………4

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena melalui pendidikan dapat
melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas. Hal ini sesuai dengan Tujuan
Pendidikan Nasional yang dijabarkan dalam Pasal 4 UU No. 20 Tahun 2002 bahwa
“mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
bangsa”. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan belajar. Dapat dikatakan belajar adalah
kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Dengan demikian berhasil atau
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang
dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarga sendiri.

Gambar 1.1. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Hasil Belajar Sisiwa


(Sumber :jurnaluntan.id;2018)

1
Mengutip dari Detik.com dipaparkan bahwa Jaringan Pemantau Pendidikan
Indonesia (JPPI) melakukan penelitian Right to Education Index (RTEI) guna mengukur
pemenuhan hak atas pendidikan di berbagai negara. Hasil penelitian menyatakan kualitas
pendidikan di Indonesia masih di bawah Ethiopia dan Filipina. Dalam penelitian yang
dilakukan tersebut terdapat lima indikatpr yang dijadikan acuan perhiytungan yakni
governance, availability, accessibility, acceptability, dan adaptability. Dari kelima
indikator yang diukur tersebut negara Indonesia menempati urutan ke-7 dengan nilai skor
sebanyak 77%. Tentunya hal ini kurang membanggakan, karena menunjukkan kualitas
pendidikan yang belum memadai.

Melihat bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia saat ini, bisa dikatakan masih
belum maksimal. Jika hal tersebut tidak diantisipasi sejak dini, maka lulusan yang
dihasilkan akan semakin rendah kualitasnya sehingga berdampak pada daya saing yang
rendah pula. Terkait dengan pendidikan dalam rangka melahirkan sumber daya manusia
yang berkualitas maka siswa dituntut untuk memiliki hasil belajar yang baik. Hal ini
dikarenakan hasil belajar menunjukkan keberhasilan siswa dalam melakukan proses
belajar mengajar. Seseorang yang memiliki hasil belajar yang tinggi dapat dikatakan
bahwa ia berhasil dalam belajar. Begitu pun sebaliknya, seseorang yang memiliki hasil
belajar rendah berarti ia kurang berhasil dalam belajar.

Tolak ukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran yaitu dilihat dari hasil belajarnya
apakah sudah memenuhi atau belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yang telah ditetapkan oleh masing-masing sekolah. Namun, realitanya masih terdapat
siswa yang belum mampu untuk mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Berikut disajaikan data yang diperoleh dari salah satu jurnal sebagai pembanding dan
tolak ukur dalam menganalisis lebih mendalam terkait perolehan hasil belajar siswa di
Indonesia untuk salah satunya.

Gagne (dalam Suyono, 2012, hlm. 92) mengemukakan dalam pembelajaran terjadi
proses penerimaan informasi, untuk diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam
bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal
dengan kondisi eksternal individu. Jika dilihat dari teori pembelajaran Gagne diketahui

2
bahwa penerimaan informasi itu diartikan sebagai hasil belajar dimana dalam proses
menuju hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal
individu. berupa sarana prasarana, guru, dan lain sebagainya. Sejalan dengan pendapat
tersebut, Slameto (2010, hlm. 54) mengemukakan bahwa ada dua faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor internal antara lain,
konsep diri, motivasi, minat, kebiasaan, kemandirian belajar dan lain-lain. Sedangkan
faktor ekstern antara lain, sarana prasarana, guru, orang tua, ekonomi keluarga, dll.

Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar akan cenderung bertahan lebih lama
dalam diri seseorang. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar yaitu
self-concept. Menurut Sunaryo (2004, hlm. 44) konsep diri (self-concept) merupakan
gambaran yang diyakini individu tentang diri termasuk di dalamnya penilaian individu
tentang sifat dan potensi yang dimiliki, hubungan dengan orang lain dan lingkungan
sekitar, tujuan hidup, harapan, maupun keinginan individu. Dapat disimpulkan bahwa
self-concept menimbulkan rasa percaya diri dan meyakinkan individu mampu dalam
mencapai suatu tujuan yakni hasil belajar yang optimal. Seseorang yang mempunyai
konsep diri baik maka ia akan berusaha mempelajarinya dengan tekun dan tentunya
memiliki harapan untuk mencapai apa yang diinginkannya yaitu memperoleh hasil
belajar yang baik.

Faktor eksternal yakni dari lingkungan sekolah juga mempengaruhi terhadap


kelangsungan siswa dalam menjalakan kegiatan sekolah. Lingkunan sekolah yang
nyaman dan menyenangkan untuk belajar akan memberikan pengaruh besar terhadap
hasil belajar yang di peroleh siswa selama mereka mengikuti pelajaran di sekolah. Hal
yang mencakup lingkungan sekolah antara lain metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, peraturan sekolah, dan mata pelajaran yang
di ajarkan. Oleh karena itu, dalam sebuah lingkungan pembelajaran, maka kesehatan,
kebersihan, maupun tata letak perlu menjadi sebuah perhatian yang serius agar hasil yang
didapatkan siswa bisa optimal. Sedangkan hasil belajar terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar kognitif adalah sebuah posisi yang
berkaitan dengan pengetahuan yang didapat, kemampuan berpikir atau intelektual. Hasil

3
belajar afektif, adalah penilaian yang lebih menekankan terhadap pengelolaan emosi dan
rasa sensitif siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis mengambil judul “EFEK MODERASI


LINGKUNGAN SEKOLAH PADA PENGARUH SELF-CONCEPT TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI”

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

1. Apakah lingkungan sekolah berperan memoderasi pengaruh self-concept terhadap


hasil belajar?

4
BAB II
ANALISIS JURNAL
Penelitian Rodell E. Tan
1. Judul penelitian Academic Self-Concept, Learning
Strategies and Problem Solving
Achievement of University Student
2. Penulis Rodell E. Tan
3. Nama jurnal Europan Journal of Education Studies
4. Vol, Halaman dan Tahun jurnal Vol 6, No 2, Tahun 2019
5. Alamat web publikasi oapub.org
Analisis jurnal
1. Latar belakang penelitian Konsep diri di bidang akademik tidak hanya
dan hasil yang penting tetapi juga berfungsi
sebagai indikator hasil skolastik. Perlu dicatat
bahwa kepercayaan diri atau konsep
berkorelasi dari waktu ke waktu dengan
pencapaian, dan konsep diri akademik
merupakan prediktor signifikan dari
preferensi profesional di dalam dan di luar
sekolah (Parker et al., 2015). Standar deviasi
(SD1, SD2, dan SD3) menunjukkan
kedekatan dan penyebaran skor siswa dalam
pemecahan masalah dalam pendekatan
permukaan, Dalam, dan Strategis. Semakin
kecil nilainya menunjukkan bahwa prestasi
belajar siswa semakin dekat yang
menunjukkan bahwa mereka memiliki
kesamaan dalam hal prestasi belajarnya.

5
Studi ini berlabuh struktur teoritis pada
motivasi berprestasi teori harga diri oleh
Covington (1984). Teori ini berpandangan
bahwa penerimaan diri merupakan tujuan
utama seseorang dan nilai seorang manusia
muncul ketika kemampuan yang digunakan
untuk mencapainya secara kompetitif. Dalam
masyarakat, ada dan kecenderungan untuk
menyamakan prestasi dengan kepentingan
manusia tetapi seseorang dianggap layak jika
mereka mencapai sesuatu. Untuk alasan ini,
beberapa siswa dalam banyak kesempatan
secara keliru menganggap kemampuan
dengan nilai. Pada dasarnya, teori harga diri
membuktikan bahwa, secara psikologis,
prestasi sekolah paling tepat dalam hal
menjaga citra diri yang positif tentang
kemampuan seseorang, terutama ketika
kegagalan kompetitif berisiko (Covington,
1984).
Model teoretis lain yang signifikan dalam
penelitian ini adalah teori Hirarki oleh Goetz,
dkk (2006) yang merupakan dasar pendukung
lain dari penelitian ini. Goetz, dkk. (2006)
menekankan persepsi pribadi atau akademik
self-belief atau konsep dipandang tidak hanya
sebagai struktur tunggal tetapi sosial, fisik,
dan sebagai terorganisir konsep diri di
akademisi. Melalui dimensinya, prestasi
akademik siswa sangat terpengaruh (Sanchez

6
dan Roda, 2003). Siswa merasa bahwa itu
adalah konsep diri dari kegiatan sekolah dan
lingkungan belajar (House, seperti dikutip
dalam Rodriquez, 2004). Studi tertentu
menunjukkan bahwa itu adalah penyempitan
dengan konsep diri universal dan sangat
terkait dengan prestasi akademik (Goetz, et al
2006).
2. Rumusan masalah Hubungan konsep diri, strategi pembelajaran
dan pemecahan masalah prestasi mahasiswa
?
3. Teori utama dan jurnal yang Teori
digunakan a. Khalaila (sebagaimana dikutip dalam
Ahmad dan Bruinsman, 2006) mencatat
bahwa dasar keunggulan akademik siswa
adalah prestasi akademik di mana
memahami berbagai faktor yang
bertanggung jawab dalam memprediksi,
mengidentifikasi, mengintervensi, atau
memiliki efek dalam prestasi akademik.
b. Helm et al. (2016) berpendapat bahwa
konsep diri subjek-spesifik memiliki
kontinum akademik umum, tidak ada
efek kontras atau asimilasi perbandingan
dimensi biasanya menunjukkan bahwa
konsep diri menulis tegas dibandingkan
dengan prestasi.
Jurnal
a. Ahmed, W., & Bruinsman, M. (2006). A
structural model of self–concept,

7
autonomous motivation and academic
performance in cross–cultural
perspective. Electronic Journal of
Research in Educational Psychology,
4(3), 551-575. Available at:
https://eric.ed.gov/?id=EJ804122
b. Bodkin-Andrews, G. H., Dillon, A., &
Craven, R. G. (2010).
Bangawarra'gumada— strengthening the
spirit: Causal modelling of academic self-
concept and patterns of disengagement
for Indigenous and non-Indigenous
Australian students. The Australian
Journal of Indigenous Education, 39(1),
24-39. doi:
10.1375/S1326011100000892
c. Gniewosz, B., (2010). The Construction
of the academic self-concepts. Journal of
Developmental Psychology and
Educational Psychology, 42, 133-142.
doi: 10.1026/0049-8637/a000014
d. Khalalia, R. (2015). The Relationship
between academic self–concept, intrinsic
motivation, test anxiety, and academic
achievement among nursing students:
Mediating and moderating effects. Nurse
Education Today. 35(3), 432 – 438. doi:
10/1016/j.nedt.2014.11.001. dll.
4. Metode penelitian a. Subjek dan objek penelitian

8
Respondennya adalah mahasiswa tahun
kedua yang terdaftar dari kampus utama
dan kampus eksternal yang berbeda dari
Universitas yang diteliti di provinsi
Leyte, Filipina.
b. Metode penelitian
Metode ini menggunakan desain
penelitian survei deskriptif korelasional.
Alat statistik parametrik digunakan untuk
menentukan tingkat konsep diri siswa dan
pencapaian pemecahan masalah di bidang
akademik dan hubungannya.
c. Sampel dan populasi
Sebanyak 240 mahasiswa tingkat dua
terlibat dalam penelitian yang dipilih
melalui multi-stage sampling yang
meliputi cluster, stratified dan simple
random sampling. Sehingga untuk sampel
yang diambil adalah sebanyak 120
mahasiswa.
d. Analisis data
Perangkat lunak Paket Statistik untuk
Ilmu Sosial (SPSS) digunakan untuk
mengolah dan menganalisis data yang
dihasilkan. Hasil diinterpretasikan pada
tingkat signifikansi 5 persen.
5. Hasil penelitian Mahasiswa dengan konsep diri Matematika
"tingkat sangat tinggi" dan konsep diri mata
pelajaran khusus "tingkat rendah" memiliki 2
persen terendah dari murid-murid. Namun,

9
sebagian besar responden memiliki konsep
diri akademik “tingkat sedang”. Seperti yang
terlihat pada Tabel 1, rata-rata keseluruhan
dari 3,26 menunjukkan bahwa siswa
memiliki konsep diri Matematika “Tingkat
Sedang”. Ini adalah fakta bahwa konsep diri
matematika memiliki peran penting dalam
prestasi matematika siswa. Perhatian harus
diberikan pada evaluasi kompetensi diri
siswa dan membuka jalan untuk
mengembangkan kepercayaan diri dan
keyakinan. Selain itu, kemampuan bahasa
siswa dalam pemecahan masalah mencapai
“Tingkat Sedang” dengan rata-rata
keseluruhan 3,11. Indikasi bahwa mahasiswa
belum sepenuhnya percaya diri dalam
mengekspresikan kompetensi, keyakinan
diri, dan sikapnya menuju Matematika.
Jumlah siswa yang lebih besar terkadang
menggunakan strategi pembelajaran yang
berbeda dalam pemecahan masalah seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 3. Siswa yang
“Selalu memanfaatkan” teknik deep learning
memiliki frekuensi terendah yaitu 6 atau 2,5
persen siswa. Namun, sebagian besar siswa
“kadang-kadang menggunakan” strategi
dengan frekuensi 149 atau 62,08 persen di
antaranya. Siswa “Jarang memanfaatkan”
pendekatan pembelajaran permukaan dan
strategis dengan frekuensi terendah 3 atau

10
1,25 persen siswa. Ini hanya berarti bahwa
mahasiswa tahun kedua di universitas lebih
menyukai pembelajaran mendalam daripada
teknik pembelajaran permukaan dan
strategis. Dapat dicatat lebih lanjut bahwa
tidak ada siswa yang tidak pernah
memanfaatkan strategi pembelajaran.
Mahasiswa memiliki “prestasi rendah” dalam
pemecahan masalah. Skor persentase rata-
rata keseluruhan 37,82 mengungkapkan hal
ini. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi
tertinggi 121 atau 50,42 persen siswa
memiliki “prestasi rendah” dalam tes
pemecahan masalah, diikuti oleh frekuensi 74
atau 30,83 persen siswa dengan “prestasi
sangat rendah” dalam tes pemecahan
masalah. Mungkin karena dasar belajar siswa
ini mungkin lemah dan minat serta
keterampilan mereka dalam belajar
matematika terutama pemecahan masalah
belum sepenuhnya dikembangkan sebelum
tingkat pendidikan tinggi. Tercatat bahwa
relatif sedikit siswa yang memiliki “prestasi
rata-rata” yang terdiri dari 36 atau 15 persen
siswa, dan hanya 9 atau 3,7 persen siswa yang
memiliki “prestasi tinggi” dalam tes
pemecahan masalah. Tabel tersebut juga
mengungkapkan bahwa tidak ada siswa yang
mencapai “prestasi sangat tinggi” dalam tes
pemecahan masalah yang diberikan. Secara

11
umum, sebagian besar siswa memiliki
prestasi rendah hingga sangat rendah dalam
tes pemecahan masalah.
Hubungan antara konsep diri akademik dan
pencapaian pemecahan masalah dengan
subskala: konsep diri matematika (nilai-r =
0.261, nilai-p = 0.000), konsep-diri bahasa
(nilai-r = 0,233, nilai-p- nilai = 0,017),
konsep diri subjek khusus (nilai-r = 0,245,
nilai-p = 0,000). Konsep diri akademik dan
pencapaian pemecahan masalah berhubungan
positif dengan konsep diri Matematika.
Penelitian Joyce Chepkirui and Weihai Huang
1. Judul penelitian A path analysis model examining self-
concept and motivation pertinent to
undergraduate academic performance: A
case of Kenyan public universities
2. Penulis Joyce Chepkirui and Weihai Huang
3. Nama jurnal Educational Research and Reviews
4. Vol, Halaman dan Tahun jurnal Vol. 16(3), pp. 64-71, March, 2021
5. Alamat web publikasi academicjournals.org
Analisis jurnal
1. Latar belakang penelitian Pendidikan tinggi memainkan peran
penting dalam membangun masyarakat
yang kuat, mengakhiri kemiskinan dan
meningkatkan kemakmuran ekonomi. Ini
memberikan pengetahuan dan keterampilan
kepada lulusan yang akan segera menjadi
sumber tenaga kerja untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi. Penelitian ekonomi

12
memberikan bukti bahwa ada hubungan
positif antara pendidikan dan perekonomian
suatu negara (Barro, 2013; Hanushek dan
Woessmann, 2008, 2012).
Performa di Kegiatan pembelajaran
biasanya dievaluasi dengan skor ganda
yang diterima siswa di berbagai tingkat
pendidikan. Setiap lembaga dan pelajar
individu harus mengenali faktor-faktor
yang berkontribusi positif terhadap kinerja
akademik mereka untuk meningkatkannya.
Prestasi akademik siswa dipengaruhi oleh
beberapa faktor-faktor yakni seperti latar
belakang sosial ekonomi, sikap siswa dan
minat belajar. Sejalan dengan ini, perilaku
di dalam kelas, konsep diri dan motivasi
menonjol menjadi faktor paling substansial
yang berkontribusi terhadap kinerja
akademik di sekolah dasar dan menengah
(Yeung et al., 2011; Green et al., 2012; Vogl
dan Preckel, 2014; Méndez-Giménez et
Al., 2017). Siswa yang menginginkan
prestasi yang lebih tinggi diharapkan
memiliki perilaku pengaturan kelas yang
positif, tingkat konsep diri dan motivasi
yang lebih tinggi. Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki
apakah pola serupa dapat diamati di
universitas-universitas lainnya.

13
Beberapa penelitian tidak mendapatkan
hubungan yang signifikan antara konsep
diri dan kinerja akademik (Yahaya dan
Ramli, 2009; Naderi et al., 2009) sementara
penelitian lain mengungkapkan hubungan
yang bermakna antara konsep diri dan
kinerja akademik (Hau et al., 2000; Peralta
Sánchez dan Sánchez-Roda, 2003;
Valentine dkk., 2004; Marsh dkk., 2005;
Nuthana dan Yenagi, 2009; Aryana, 2010).
2. Rumusan masalah Apakah ada pengaruh yang mempengaruhi
prestasi akademik dengan suatu
perekonomian negara?
3. Teori utama dan jurnal yang digunakan Teori
a. Yara (2010) menyelidiki pengaruh
konsep diri pada prestasi matematika
beberapa siswa sekolah menengah di
barat daya Nigeria dan menemukan
bahwa siswa dengan konsep diri positif
unggul dalam matematika.
b. Menurut Bukari dan Abra (2017),
motivasi berarti upaya siswa untuk
meningkatkan kinerjanya. Ini
mendorong orang menuju keinginan
mereka untuk mencapai kebutuhan
mereka.
c. Efikasi diri merupakan salah satu
komponen psikologis yang
berhubungan dengan konsep diri.
Efikasi diri yang dirasakan mengacu

14
pada keyakinan orang dalam
kemampuan mereka untuk
menghasilkan prestasi yang diberikan.
Seperti yang dilakukan oleh Kolbe dan
Bruske (2017) studi, individu dengan
efikasi diri yang tinggi secara efektif
menyusun strategi untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan.
Jurnal
a. Awan RUN, Noureen G, Naz A (2011).
A Study of Relationship between
Achievement Motivation, Self Concept
and Achievement in English and
Mathematics at Secondary Level.
International Education Studies
4(3):72-79.
b. Cokley K (2000). An investigation of
academic self-concept and its
relationship to academic achievement in
African American college students.
Journal of Black Psychology 26(2):148-
164.
c. Guay F, Ratelle CF, Roy A, Litalien D
(2010). Academic self-concept,
autonomous academic motivation, and
academic achievement: Mediating and
additive effects. Learning and
Individual Differences 20(6):644-653
d. Lawrence AS, Vimala A (2013). Self-
Concept and Achievement Motivation

15
of High School Students. Online
Submission 1(1):141-146. Dll.
4. Metode penelitian a) Subjek dan objek penelitian
Peserta ini melibatkan mahasiswa S1
Universitas Egerton, Universitas
Kabianga, Universitas Laikipia dan
Universitas Chuka yang diambil dari
kampus utama di Kenya. Responden
untuk penelitian ini sebagian besar
dipilih dari fakultas Seni dan Sains.
b) Metode penelitian
Penelitian ini mengadopsi desain
penelitian survei deskriptif dimana
metode kuantitatif menjelaskan
hubungan antara faktor kinerja
akademik.
c) Sampel dan populasi
Ukuran sampel 100 mahasiswa dari
masing-masing empat universitas
berpartisipasi dalam penelitian ini,
membuat 400 responden.
d) Analisis data
Data dianalisis melalui statistik
inferensial dan makro proses dalam
SPSS versi 26, yang memungkinkan
analisis peran mediasi variabel. Analisis
dilakukan melalui bootstrap dengan
5000 sampel pada tingkat kepercayaan
95%.
5. Hasil penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
prestasi akademik berkorelasi positif

16
dengan motivasi (r = 0,333, P< 0,01),
sedangkan konsep diri berkorelasi dengan
motivasi (r = 0,181, P< 0,01) (Tabel 1).
Selain itu, output regresi menunjukkan
pengaruh positif signifikan yang kuat dari
motivasi terhadap kinerja akademik siswa
(β = 0,97, P< 0,001) (Tabel 3). Data di atas
mengungkapkan bahwa motivasi sebagai
faktor sangat berpengaruh terhadap prestasi
akademik siswa. Analisis mediasi
selanjutnya dilakukan untuk menguji
hubungan antara variabel independen dan
dependen melalui mediator. Baik Sobelz-
test dan metode pengujian bootstrap yang
baru direkomendasikan yang disajikan oleh
Preacher dan Hayes (2004) digunakan.
Menggunakan dua pendekatan, model ini
mengungkapkan hasil serupa yang
mengarah ke mediasi hanya tidak langsung
yang signifikan (a ×b = 0,049, P <0,01),
sementara itu, baik efek langsung C (0,028)
dan efek total C' (0,077) tidak penting.
Penelitian Lucía Herrera, Mohamed Al-Lal and Laila Mohamed
1. Judul penelitian Academic Achievement, Self-Concept,
Personality and Emotional Intelligence in
Primary Education. Analysis by Gender and
Control Grup
2. Penulis Lucía Herrera, Mohamed Al-Lal and Laila
Mohamed
3. Nama jurnal Frointers in Psycology

17
4. Vol, Halaman dan Tahun jurnal Vol 10, Article 3075, January 2020
5. Alamat web publikasi www.frontiersin.org
Analisis jurnal
1. Latar belakang penelitian Tinjauan literatur ilmiah menunjukkan
bahwa banyak penelitian telah menganalisis
hubungan antara prestasi akademik dan
konstruksi psikologis yang berbeda seperti
konsep diri (Susperreguy et al., 2018; Wolff
et al., 2018; Sewasew dan Schroeders,
2019), kepribadian (Janoševic dan Petrovi
c´, 2019; Perret et al., 2019; Smith-Woolley
et al., 2019), dan kecerdasan emosional
(Corcoran et al., 2018; Deighton et al.,
2019; Piqueras et al., 2019). Dalam karya
ini, konstruksi psikologis ini dianalisis
bersama dengan anak-anak sekolah dasar
berdasarkan jenis kelamin dan kelompok
budaya. Gender telah menjadi variabel yang
sangat dipelajari karena ada perbedaan
antara anak laki-laki dan perempuan dalam
kinerja akademik serta dalam konstruksi
psikologis yang disebutkan di atas (Chrisler
dan McCreary, 2010; Voyer dan Voyer,
2014; Carvalho, 2016; Herrera et al., 2017
;; Janoševic dan Petrovi c´, 2019). Ada juga
penelitian yang menganalisis kemungkinan
perbedaan yang mungkin ada dalam
konteks sekolah antara anak-anak dari
budaya yang berbeda (Schmitt et al., 2007;
Strayhorn, 2010; Cvencek et al., 2018; Min

18
et al., 2018). Dalam pengertian ini, ada
kerugian dalam konteks sekolah untuk
anak-anak dari budaya minoritas. Penelitian
ini telah dikembangkan di Melilla, sebuah
kota Spanyol yang terletak di Afrika Utara,
dekat dengan Maroko. Di sekolah mereka,
anak-anak budaya Eropa dan anak-anak
budaya Amazigh (juga dikenal sebagai
Berber) telah bersama sejak pendidikan
anak usia dini. Selain itu, nilai prediktif dari
masing-masing dimensi yang
mengintegrasikan konsep diri, kepribadian
dan kecerdasan emosional terhadap nilai
dalam tiga mata pelajaran kurikulum
Pendidikan Dasar dianalisis.
Di antara model berbeda yang
menghubungkan konsep diri dan kinerja
akademik, kami menemukan Model Efek
Timbal Balik (REM), dengan tinjauan
teoretis, metodologis dan empiris yang
dilakukan oleh Marsh dan Martin (2011).
Model ini berargumen bahwa konsep diri
akademik dan kinerja saling memperkuat
diri mereka sendiri, dengan yang satu
menghasilkan kemajuan di yang lain.
Dimulai dengan perspektif evolusi,
Hipotesis Keseimbangan Perkembangan
juga telah disorot. Tujuan dari hipotesis ini
berpusat pada pencapaian keseimbangan
antara dua faktor yang berhubungan

19
langsung: konsep diri dan kinerja akademik
(Marsh et al., 2016a,b). Oleh karena itu,
mencapai keadaan ekuilibrium memiliki
implikasi penting bagi perkembangan
individu, tetapi tidak dapat diabaikan bahwa
perkembangan konsep diri setiap individu
berbeda tergantung pada karakteristik
pribadi, emosional, dan sosial di sekitarnya
(Ecles, 2009; Murayamadkk., 2013;
Paramanik dkk., 2014).
Studi-studi yang menghubungkan konsep
diri dengan kinerja sekolah atau akademik
sangat lengkap pada tahap pendidikan
pertama serta pendidikan tinggi (Guay et
al., 2010; Möller et al., 2011; Skaalvik dan
Skjaalvik, 2013). Konsep diri siswa, dan
konsep diri akademik di dalamnya,
memiliki pengaruh yang kuat terhadap
efikasi diri siswa (Ferla et al., 2009). Selain
itu, konsep diri akademik secara signifikan
berkorelasi dengan penyesuaian sekolah di
Pendidikan Dasar (Wosu, 2013; Mensah,
2014) dan memprediksi prestasi akademik
(Marsh dan Martin, 2011; Guo et al., 2016).
Oleh karena itu, dalam penelitian ini
diharapkan ditemukan nilai prediksi
tersebut.
2. Rumusan masalah Apakah ada hubungan berpengaruh
mengenai konsep diri akademik dengan
penyesuaian sekolah di Pendidikan Dasar?

20
3. Teori utama dan jurnal yang digunakan Teori
a. Secara umum, kepribadian dan konsep
diri memprediksi kepuasan dengan
hidup (Parker et al., 2008). Juga,
kepribadian memoderasi efek dari
kerangka acuan yang penting untuk
pembentukan konsep diri (Jonkmann et
al., 2012).
b. Huang (2013), dalam sebuah studi
meta-analisis, mengidentifikasi bahwa
perempuan memiliki konsep diri yang
lebih besar dalam materi pelajaran atau
kursus yang berkaitan dengan bahasa,
serta seni dibandingkan dengan laki-
laki.
c. Cvencek dkk. (2018), ketika
menganalisis siswa sekolah dasar dari
kelompok minoritas dan kelompok
mayoritas di Amerika Utara, ditemukan
bahwa kinerja akademik, serta konsep
diri akademik anak-anak dari kelompok
minoritas, lebih rendah dibandingkan
dengan mereka yang berasal dari
kelompok minoritas. kelompok
mayoritas.
Jurnal
a. Chen, S., Yeh, Y., Hwang, F., and Lin,
S. S. J. (2013). The relationship between
academic self-concept and
achievement: a multicohort-

21
multioccasion study. Learn. Individ.
Differ. 23, 172–178. doi:
10.1016/j.lindif.2012.07.021
b. Cvencek, D., Fryberg, S. A.,
Covarrubias, R., and Meltzoff, A. N.
(2018). Self-concepts, self-esteem, and
academic achievement of minority and
majority north american elementary
school children. Child Dev. 89, 1099–
1109. doi: 10.1111/cdev.12802
c. Elosua, P., and Muñiz, J. (2010).
Exploring the factorial structure of the
self-concept. a sequential approach
using CFA, MIMIC, and MACS
models, across gender and two
languages. Eur. Psychol. 15, 58–67. doi:
10.1027/1016-9040/ a000006
d. Ferla, J., Valcke, M., and Cai, Y.
(2009). Academic self-efficacy and
academic self-concept: reconsidering
structural relationships. Learn. Individ.
Differ. 19, 499–505. doi:
10.1016/j.lindif.2009.05.004. dll.
4. Metode penelitian a) Subjek dan objek penelitian
Para siswa ini terdaftar di delapan dari
dua belas pusat pendidikan anak usia
dini dan pendidikan dasar umum di kota
otonom Melilla, Spanyol (lihat Tabel 1),
dengan usia minimal 10 tahun dan
maksimal 12 tahun.

22
b) Metode penelitian
c) Sampel dan populasi
Pengambilan sampel non-probabilistik
digunakan. Awalnya, 422 siswa sekolah
dasar diikutsertakan dalam penelitian
ini. Namun demikian, setelah kasus
yang tidak valid dihilangkan,
didefinisikan sebagai mereka yang tidak
menyelesaikan instrumen evaluasi, atau
yang nilainya tidak sesuai dengan apa
yang ditetapkan, sampel akhir terdiri
dari 407 siswa.
d) Analisis data
Program statistik IBM SPSS Statistics
23 digunakan untuk melakukan analisis
statistik. Statistik deskriptif digunakan
untuk menggambarkan data (frekuensi,
persentase, mean dan standar deviasi).
5. Hasil penelitian Semua mata pelajaran memiliki nilai
maksimal lima poin, dan diberi skor
sebagai: 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik,
4 = Terkemuka, 5 = Luar Biasa. Nilai rata-
rata untuk IPA adalah 3,26 (SD = 1,33),
untuk Bahasa dan Sastra Spanyol adalah
3,33 (SD = 1,24) dan untuk Matematika
adalah 3,19 (SD = 1,25).
Prestasi akademik sebagai fungsi dari jenis
kelamin dan kelompok budaya siswa
disajikan pada Tabel 3. Analisis varians
yang dilakukan sebagai fungsi jenis

23
kelamin dan kelompok budaya
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
menurut jenis kelamin untuk mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Spanyol, F = 5,812, p =
0,016, Eta2p = 0,014, sehingga anak
perempuan memperoleh nilai lebih tinggi
dari pada anak laki-laki, t = 0,313, p =
0,016. Tidak ada perbedaan yang
ditemukan baik di Ilmu Alam, F = 0,763, p
= 0,383, Eta2p = 0,002, maupun
Matematika, F = 1,692, p = 0,194, hal ini
menentukan adanya pengaruh yang
signifikan terhadap pemahaman dalam
materi Ilmu Alam dan Matematika.
Penelitian Aan Subhan Pamungkas
1. Judul penelitian Kontribusi Self-Concept Matematis dan
Matematics Anxiety Terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa
2. Penulis Aan Subhan Pamungkas
3. Nama jurnal J.D.P.
4. Vol, Halaman dan Tahun jurnal Volume 8, Nomor 2, Juli 2015: 55-60
5. Alamat web publikasi ejournal.uki.ac.id
Analisis jurnal
1. Latar belakang penelitian Program Studi Pendidikan Matematika
merupakan salah satu Program Studi yang ada di
FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang
yang mempunyai tugas utama dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran
dalam bidang pendidikan matematika, di mana
output (produk) dari proses pembelajaran

24
tersebut adalah calon guru matematika. Untuk
menghasilkan guru matematika yang berkualitas
tinggi diperlukan peningkatan segala komponen
yang ada di dalam Program Studi Matematika.
Ditinjau dari sumber daya manusia (dosen)
secara kuantitas dan kualitas sudah cukup
memenuhi syarat. Jumlah dosen Program Studi
Matematika sebanyak 10 orang, dengan jumlah
mahasiswa sebanyak 720 orang. Dengan
demikian rasio dosen: mahasiswa yaitu 1:30,
rasio ini merupakan rasio yang kurang ideal (di
atas rasio ideal). Ditinjau dari segi
pendidikannya sudah memenuhi kualitas yaitu
terdapat 2 orang doktor, dan 23 orang magister.
Dilihat dari produk secara internal di Program
Studi Matematika, rata-rata indeks prestasi
mahasiswa mencapai 2,75. Rata-rata indeks
prestasi tersebut masih dalam kategori sedang.
Dalam skala sempit, apabila kita perhatikan nilai
mahasiswa dalam mata kuliah Kalkulus I pada
tahun akademik 2012/2013 berada dalam
kategori rendah, dari 108 peserta yang
dinyatakan lulus pada mata kuliah Kalkulus I
hanya 50%, sedangkan sisanya tidak lulus. Hal
ini menunjukkan masih banyak mahasiswa yang
mengalami kesulitan dan hambatan dalam
mempelajari mata kuliah Kalkulus I. Kenyataan
tersebut di atas tentu sangat memprihatinkan
bagi semua pihak yang terlibat dalam
pengelolaan pendidikan. Pihak yang sangat

25
bertanggung jawab untuk memperbaiki keadaan
tersebut di atas adalah dosen matematika
khususnya dosen yang mengajar mata kuliah
Kalkulus I. Untuk itu perlu dilakukan suatu
pengkajian secara cermat dan mendalam
mengenai faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi hasil belajar Kalkulus I
mahasiswa dan sekaligus merancang dan
menerapkan strategi untuk mengatasi
permasalahan tersebut di atas. Pada garis
besarnya faktor yang mempengaruhi hasil
belajar terdiri dari dua bagian besar yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
mahasiswa yang meliputi (1) faktor fisiologis
baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, (2) faktor psikologis yang terdiri dari
faktor intelektual dan non-intelektual. Faktor
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri
mahasiswa, seperti kurikulum, guru, metode,
faktor sosial, faktor budaya, dan faktor
lingkungan (Syah, 2012).
2. Rumusan masalah Adakah pengaruh self-concept terhadap hasil
belajar mahasiswa ?
3. Teori utama dan jurnal yang Teori
digunakan a. Menurut Hurlock (1978, h. 6), self-concept
merupakan gambaran seseorang mengenai
dirinya sendiri yang meliputi fisik,
psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan
prestasi yang telah dicapainya.

26
b. Menurut Ashcraf (2002) kecemasan
matematika merupakan perasaan
ketegangan, cemas atau ketakutan yang
mengganggu kinerja matematika. Seringkali
kecemasan yang dialami mahasiswa
mengakibatkan mereka menghindari situasi
dan kondisi dalam penyelesaian masalah
matematika.
Jurnal
a. Gourgey, A. F. (1982). Development of a
scale for the measurement of self-concept in
mathematics. New York University:
Educational Resources Information Center
b. Pamungkas, A. S. (2012). Pembelajaran
eksplorasi untuk mengembangkan
kemampuan berpikir logis dan self concept
Matematis mahasiswa Sekolah Menengah
Pertama. Tesis Pendidikan Matematika
Sekolah Pascasarjana UPI Bandung
c. Tan, J. B. & Yates, S. M. (2007). A reaserch
analysis of the academic self concept
questionnaire. International Education
Journal, 8(2), pp. 470- 484. Diakses pada
tanggal 8 November 2012 dari
http://ehlt.flinders.edu.au/joyce/paper.pdf
4. Metode penelitian a) Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa
semester awal Program Studi Pendidikan
Matematika UMT yang mengampu mata
kuliah Kalkulus I

27
b) Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survey dengan teknik korelasi
c) Sampel dan populasi
d) Analisis data
Dari 27 item pernyataan yang ada diadaptasi
berdasarkan kondisi subyek penelitian ini
sebanyak 23 item pernyataan yang terdiri
dari 11 item favourable dan 12 item
unfavourable.
6. Hasil penelitian Hasil penelitian terhadap mahasiswa semester
awal Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Tangerang
diperoleh bahwa self-concept matematis dan
kecemasan matematika mempunyai hubungan
yang positif dan signifikan dengan hasil belajar
matematika. Hal ini berarti bahwa tinggi
rendahnya self-concept matematis dan
kecemasan matematika mempengaruhi hasil
belajar mahasiwa walaupun kontribusinya tidak
begitu besar. Berdasarkan hasil penelitian di
atas, didapat bahwa rata-rata self-concept
matematis mahasiswa masih tergolong cukup,
artinya mahasiswa pada masa awal kuliah belum
menunjukkan rasa percaya diri dan keyakinan
yang penuh atas kemampuannya dirinya

28
Penelitian Tri Ervina Kristi Wiyani
1. Judul penelitian PENGARUH KONSEP DIRI,
KEMANDIRIAN, MOTIVASI DAN
LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP
PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA
KELAS XI IPS SMA NEGERI DI
KABUPATEN GRESIK
2. Penulis Tri Ervina Kristi Wiyani
3. Nama jurnal Jurnal Ekonomi Pendidikan dan
Kewirausahaan
4. Vol, Halaman dan Tahun jurnal Vol 1, No. 2 Tahun 2013
5. Alamat web publikasi ejournal.fkip-unswagati.ac.id
Analisis jurnal
1. Latar belakang penelitian Penyelenggaraan pendidikan dapat
dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur
pendidikan formal dan jalur pendidikan non
formal. Pencapaian keberhasilan tujuan
pendidikan tersebut bergantung pada proses
belajar yang dialami siswa baik ketika
berada di sekolah maupun diluar sekolah.
Dalam pendidikan formal, belajar
menunjukkan adanya perubahan yang
sifatnya positif sehingga pada tahap akhir
akan didapat keterampilan, kecakapan, dan
pengetahuan baru. Prestasi belajar
merupakan bagian akhir dari proses belajar
yang dapat menunjukkan tingkat
keberhasilan belajar siswa. Prestasi belajar
siswa dapat dilihat dari nilai yang peroleh
siswa pada setiap mata pelajaran. Siswa

29
dikatakan berhasil jika dapat mencapai batas
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
telah ditentukan oleh sekolah yang
bersangkutan. Fenomena yang terjadi di
Kabupaten Gresik saat ini menunjukkan
bahwa prestasi belajar siswa masih rendah
hal ini dapat dilihat bahwa di setiap sekolah
masih terdapat siswa yang belum dapat
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.
Apabila melihat pencapaian prestasi belajar
siswa yang masih berada dibawah kriteria
ketuntasan minimal, dapat diketahui bahwa
tingkat pencapaian prestasi belajar siswa
dapat dikatakan belum maksimal.
Sedangkan untuk jurusan IPS, mata
pelajaran ekonomi merupakan salah satu
mata pelajaran yang menentukan kelulusan
dalam ujian nasional.
Slameto (2010:60) menyebutkan bahwa
belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan
ekstern. Hal ini membuktikan bahwa selain
faktor intern faktor ekstern yaitu lingkungan
belajar yang meliputi lingkungan keluarga,
dan lingkungan sekolah juga mempunyai
pengaruh besar terhadap hasil belajar atau
pencapaian prestasi belajar siswa.
Lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolah yang mendukung belajar siswa akan
dapat pula mendukung keberhasilan belajar
siswa.

30
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu,
terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar diantaranya
konsep diri, kemandirian, motivasi dan
lingkungan belajar. Keempat faktor ini
menjadi penting untuk diteliti kembali
karena dalam penelitian terdahulu terbukti
keempat faktor ini signifikan berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa. Dengan
karakteristik wilayah Kabupaten Gresik
yang beragam, menarik untuk dilakukan
penelitian untuk menjawab permasalahan
tentang adakah pengaruh konsep diri,
kemandirian, motivasi dan lingkungan
belajar terhadap prestasi belajar ekonomi
siswa kelas XI IPS SMA Negeri di
Kabupaten Gresik.
2. Rumusan masalah Adakah pengaruh signifikan konsep diri,
kemandirian, motivasi dan lingkungan
belajar terhadap prestasi belajar ekonomi
siswa kelas XI IPS SMA Negeri di
Kabupaten Gresik ?
3. Teori utama dan jurnal yang Teori
digunakan a. Tu’us (2004:75) menyatakan bahwa
prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan oleh
guru.

31
b. William D Brooks dalam Rakhmat
(2003:99) Konsep diri adalah pandangan
dan perasaan seseorang tentang dirinya
baik yang bersifat psikologis, sosial
maupun fisik. Konsep diri merupakan
penentu sikap individu dalam bertingkah
laku, artinya perilaku individu akan
selaras dengan cara individu
memandang dirinya sendiri. Menurut
Desmita (2010:182) konsep diri dapat
mempengaruhi perilaku siswa dan
mempunyai hubungan yang sangat
menentukan proses pendidikan dan
prestasi siswa. Dalam kegiatan
pembelajaran konsep diri ini merupakan
kunci untuk membangun komunikasi
baik dan terbuka antara guru dan murid
sehingga menciptakan partisipasi aktif
antara keduanya dalam kegiatan belajar
mengajar. Menurut Calhoun dan
Acocella dalam Desmita (2010:166)
menyebutkan terdapat tiga dimensi
utama dari konsep diri, yaitu: dimensi
pengetahuan, dimensi pengharapan dan
dimensi penilaian.
Jurnal
a. Budi, Wiyono. Bambang.2003.
Hubungan lingkungan belajar,
Kebiasaan belajar dan motivasi belajar

32
dengan prestasi belajar. Jurnal Forum
Penelitian Vol. 15. No 1 bulan juni.
b. Dwija, I Wayan. 2008. Hubungan antara
Konsep Diri, Motivasi Berprestasi dan
Perhatian Orang tua dengan Hasil
Belajar Sosisologi pada Siswa Kelas II
SMK Unggulan di Kota Amlapura.
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
Undiksha No.1
c. Kadir, Abdul 2011. Pengaruh Perhatian
orang tua, Konsep diri, dan Kemandirian
belajar terhadap Prestasi Belajar sSswa
pada Mata Pelajaran Biologi di SMA
Negeri 2 SIGI BIROMARU. Jurnal
Biodidaktis, Volume 4, Nomor 2
d. Rensi dan Luci Rini Sugiarti. 2010.
Dukungan Sosial, Konsep Diri, dan
Prestasi Belajar Siswa SMP Kristen
YSKI Semarang. Jurnal Psikologi Vol.3
No.2
4. Metode penelitian a) Subjek dan objek penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini
dirancang dengan menggunakan
penelitian eksplanatory. Variabel yang
digunakan pada penelitian ini adalah
prestasi belajar (Y), serta konsep diri
(X1), kemandirian (X2), motivasi (X3),
dan lingkungan belajar (X4).
b) Metode penelitian

33
Pendekatan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan penelitian eksplanatory.
c) Sampel dan populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPS SMA Negeri di
Kabupaten Gresik tahun pelajaran
2012/2013 yaitu sebanyak 821 siswa.
Sampel penelitian sebanyak 269 siswa
ditetapkan dengan teknik proporsional.
d) Analisis data
Data dikumpulkan dengan penyebaran
kuisioner dan dokumentasi. Kuisioner
disusun berdasarkan variabel penelitian
dan indikator penelitian dengan skala
pengukuran instrumen menggunakan
skala likert. Teknik analisis
menggunakan analisis uji statistik F dan
uji t. Uji F digunakan untuk menguji
signifikansi pengaruh variabel konsep
diri, kemandirian, motivasi dan
lingkungan belajar terhadap prestasi
belajar ekonomi. Uji t digunakan untuk
menguji signifikansi pengaruh konsep
diri terhadap prestasi belajar ekonomi,
pengaruh kemandirian terhadap prestasi
belajar ekonomi, pengaruh motivasi
terhadap prestasi belajar ekonomi, dan
pengaruh lingkungan belajar terhadap
prestasi belajar ekonomi.

34
5. Hasil penelitian Model regresi yang diperoleh berdasarkan
hasil penelitian, dapat dituliskan dalam
bentuk persamaan regresi adalah sebagai
berikut : PB = 32,634 + 0,323 KD + 0,183
KM + 0,332 MV + 0,062 LB + ei . Dari
persamaan tersebut, ketempat variabel bebas
memiliki koefisien regresi dengan arah
positif. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
konsep diri, kemandirian, motivasi dan
lingkungan belajar akan meningkatkan
prestasi belajar ekonomi siswa. Hasil uji F
berdasarkan uji ANOVA atau uji statistik F,
model menunjukkan nilai F sebesar 79,680
dengan probabilitas sebesar 0,000 kurang
dari 5 % hal ini berarti bahwa prestasi
belajar dapat dijelaskan oleh variabel
konsep diri, kemandirian, motivasi, dan
lingkungan belajar secara bersama-sama
atau dengan kata lain semua variabel bebas
secara bersama-sama merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel terikat.
Koefisien determinasi (R-square) yang
dihasilkan dalam penelitian ini sebesar
0,547 menunjukkan konsep diri (X1),
kemandirian (X2), motivasi (X3) dan
lingkungan belajar (X4) berpengaruh
terhadap prestasi belajar (Y) sebesar 54,7%
sedangkan sisanya 45,3% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak dibahas pada
penelitian ini. Lebih lanjut uji parsial

35
menunjukkan semua variabel mempunyai
pengaruh yang signifikan. Uji parsial
menunjukkan nilai t-hitung pada variabel
konsep diri (X1) sebesar 5,000 dengan
tingkat signifikan sebesar 0,000, t-hitung
pada variabel kemandirian (X2) sebesar
3,849 dengan tingkat signifikan sebesar
0,000, t-hitung pada variabel motivasi (X3)
sebesar 6,204 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,000, t-hitung pada variabel
lingkungan belajar (X4) sebesar 2,182
dengan tingkat signifikan sebesar 0,030.
Dengan tingkat signifikasi yang kurang dari
5% berarti menunjukkan bahwa konsep diri,
kemandirian, motivasi dan lingkungan
belajar secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap prestasi belajar (Y).

Penelitian Violeni Qurata Ayuni, Eko Wahjudi


1. Judul penelitian Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Self-
Efficacy Terhadap Minat Melanjutkan
Pendidikan Ke Perguruan Tinggi dengan
Status Sosial Ekonomi Orangtua Sebagai
Variabel Moderasi
2. Penulis Violeni Qurata Ayuni, Eko Wahjudi
3. Nama jurnal Jurnal pendidikan
4. Vol, Halaman dan Tahun jurnal Hal 111-122,
5. Alamat web publikasi e-journal.unipma.ac.id

36
Analisis jurnal
1. Latar belakang penelitian Mengacu prediksinya, pada tahun 2020 hingga
tahun 2030 penduduk Indonesia pada usia
produktif akan berlimpah atau mengalami
bonus demografi (Nugroho, 2019). Bonus
demografi adalah situasi dimana jumlah usia
angkatan kerja yakni rentang umur 15 hingga
64 tahun mencapai 70 % (Noor, 2015). Bonus
demografi adalah potensi yang bisa menjadi
manfaat tetapi juga bisa menjadi bencana.
Bonus demografi akan menjadi bencana
apabila banyak generasi muda yang tidak
berkualitas sehingga akan mejadi bom waktu
karena generasi muda jumlahnya banyak tetapi
tidak berkualitas. Pendidikan adalah cara yang
paling optimal agar bonus demografi tidak
menjadi bencana karena pendidikan
mempunyai peranan krusial guna mencetak
generasi berkualitas (Sutikno, 2020).
guruan tinggi tentu atas dasar perasaan tertarik
atau keinginan guna mengembangkan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya. Minat
mengacu paparan Slameto (2010) adalah suatu
rasa tertarik maupun lebih suka terhadap
sesuatu aktivitas ataupun hal lain tanpa adanya
suruhan. Siswa tidak akan melangsungkan
pendidikan ke perguruan tinggi jika tidak
mempunyai minat terhadapnya. Faktor yang
mempengaruhi minat menurut Sunarto &
Hartono (2006) yaitu: (1) sosial ekonomi, (2)

37
lingkungan, dan (3) pandangan hidup.
Menurut Djaali (2008) minat terpengaruh atas
dua hal yakni : (1) faktor dari dalam meliputi
motivasi, intelegensi, kesehatan (2) faktor dari
luar meliputik masyarakat, sekolah dan
keluarga. Adapun sejumlah faktor yang
berpengaruh pada minat siswa meneruskan
pendidikan ke perguruan tinggi yakni faktor
eksternal dari luar serta internal dari dalam diri
siswa. Terdapat dugaan, faktor internalnya
yaitu self efficacy atau efikasi diri, sedangkan
faktor eksternalnya yaitu lingkungan sekolah
dan sosial ekonomi keluarga. Lingkungan
berdampak nesar bagi masa depan dan proses
perkembangan siswa. Misalnya lingkungan
sekolah merupakan lingkungan pendidikan
yang mengandung interaksi dari siswa dan
guru, interaksi antar guru, interaksi antarsiswa,
sarana belajar, dan peraturan sekolah. Riset
yang dilaksanakan Fitriani (2014)
memperlihatkan bahwasannya secara
individual lingkungan sekolah mempengaruhi
minat meneruskan pendidikan ke perguruan
tinggi dengan skor 25,50%, sedangkan
penelitian lain yang dilakukan Putri dan
Kusmuriyanto (2017) memaparkan
bahwasannya secara individual lingkungan
sekolah memberi pengaruh pada inat
melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi
dengan skor 16,4%. Berdasarkan fenomena

38
dan gap research diatas, maka status sosial
ekonomi orang tua diduga dapat memoderasi
pengaruh lingkungan sekolah dan self efficacy
terhadap minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi. Hal tersebut yang mendasari
peneliti hingga terdorong guna melaksanakan
penelitian dengan judul “Pengaruh
Lingkungan Sekolah dan Self Efficacy
terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke
Perguruan Tinggi dengan Status Sosial
Ekonomi Orang Tua sebagai Variabel
Moderasi (Studi Kasus Siswa Kelas XII SMA
Negeri 1 Dolopo Tahun Ajaran 2020/2021)”.
2. Rumusan masalah Apakah status sosial ekonomi orang tua diduga
dapat memoderasi pengaruh lingkungan
sekolah dan self efficacy terhadap minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ?
3. Teori utama dan jurnal yang Teori
digunakan a. Bandura dalam Husamah (2018)
berpendapat bahwasannya sejumlah faktor
yang berdampak pada minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi dianjurkan
memenuhi unsur hubungan segitiga, yaitu:
(1) self efficacy sebagai unsur personal, (2)
sosial ekonomi, lingkungan sekolah dan
lingkungan teman sebayaS serta (3) minat
bersekolah kembali menjadi unsur
perilaku, dimana perilaku tersebut timbul
karena adanya minat atau disini individu
akan meneruskan pendidikan ke perguruan

39
tinggi jika ia mempunyai minat
terhadapnya.
b. Menurut Havighurs dalam Yusuf (2009)
sekolah memiliki tanggung jawab dan
peranan yang besar guna membantu para
siswa agar perkembangan dan tugasny bisa
tercapai.
c. Menurut Sunarno (2017) orang tua yang
ratarata tingkat pendidikannya tinggi akan
dapat mengarahkan putra-putrinya guna
meneruskan studi ke perguruan tinggi,
sedangkan orang tua dengan pendidikan
menengah dan lebih rendah jenjang
pendidikan yang tidak tamat SD pun
dianggap kurang mampu dalam
membimbing anaknya untuk menempuh
pendidikan yang lebih tinggi.
Jurnal
a. Febriani, S. (2019). Pengaruh Self
Efficacy, Lingkungan Teman Sebaya
dan Lingkungan Sekolah terhadap
Minat Melanjutkan Pendidikan ke
Perguruan Tinggi dengan Status Sosial
Ekonomi Keluarga sebagai Variabel
Moderating (Studi Kasus Siswa Kelas
XII IPS SMA Negeri 2 Demak Tahun
Aj.
http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/35946
b. Fitriani, K. (2014). Pengaruh Motivasi,
Prestasi Belajar, Status Sosial Ekonomi

40
Orang Tua dan Lingkungan Sekolah
Terhadap Minat Melanjutkan
Pendidikan ke Perguruan Tinggi pada
Siswa Kelas XII Akuntansi SMK
Negeri 1 Kendal. Economic Education
Analysis Journal, 3(1), 152– 159.
c. Jopa, N., Purwono, G. S., & Sulaksono,
H. (2018). Student Interest In
Continuing Studies Into Higher
Education Influenced By Several
Factors: Family Economic Status,
Type Of School And School Status.
Journal of Management and Bussiness
Aplication, 1(2), 52–62.
https://doi.org/10.31967/mba.v1i2.274
4. Metode penelitian a) Subjek dan objek penelitian
Variabel penelitiannya meliputi 2 variabel
independen yakni slingkungan sekolah
(X1) dan self efficacy (X2), variabel
dependennya yakni minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi (Y), serta
variabel moderasi yakni status sosial
ekonomi orang tua (Z).
b) Metode penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan disini
termasuk penelitian kuantitatif.
c) Sampel dan populasi
Penelitian disini mempergunakan populasi
yakni siswa SMA Negeri 1 Dolopo.
Penentuan sampelnya dengan metode

41
purposive sampling, yang kriterianya yaitu
seluruh siswa kelas XII. Jumlah sampel
dalam penelitian ini yaitu sebanyak 105
siswa.
d) Analisis data
Mengacu hasil uji pengaruh langsung yaitu
pengaruh dari lingkungan sekolah
memiliki hasil koefisien jalur 0.065 dan
nilai p=0.250. Menimbang nilai p ≥ 0.10
bisa diartikan bahwasannya pengaruh
lingkungan sekolah terhadap minat
meneruskan pendidikan ke perguruan
tinggi tidak signifikan, maka hipotesis
(H1) ditolak.
Pengaruh lingkungan sekolah sebagai
variabel moderasi mempunyai hasil
koefisien jalur 0.077 dan nilai p = 0.210.
Menimbang nilai p ≥ 0.10 bisa diartikan
bahwasannya status sosial ekonomi orang
tua bukanlah variabel moderasi yang bisa
memperlemah ataupun memperkuat
pengaruh lingkungan sekolah atas minat
meneruskan pendidikan ke perguruan
tinggi.
5. Hasil penelitian Mengacu pada hasil penelitin yang sudah
dipaparkan dan dianalisis, bisa dinyatakan
untuk hasil penelitian bahwasannya
lingkungan sekolah tidak mempunyai
pengaruh terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi; Self efficacy

42
mempunyai pengaruh terhadap minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi;
Status sosial ekonomi orang tua bukan variabel
yang mampu memoderasi pengaruh
lingkungan sekolah terhadap minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi;
Status sosial ekonomi orang tua bukan variabel
yang mampu memoderasi pengaruh self
efficacy terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi.

Penelitian Irfan Setia Permana W., Arlin Annisa Ramdaniah


1. Judul penelitian Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
2. Penulis Irfan Setia Permana W., Arlin Annisa
Ramdaniah
3. Nama jurnal Jurnal TEDC
4. Vol, Halaman dan Tahun jurnal Vol. 14 No. 1, Januari 2020
5. Alamat web publikasi ejournal.poltekedc.ac.id
Analisis jurnal
1. Latar belakang penelitian Lingkungan merupakan kondisi dan alam
dunia yang dengan cara-cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan,
perkembangan dan proses kehidupan
(Abdul Kadir, 2014). Menurut Ki Hajar
Dewantara yang di kutip oleh Abdul Kadir
yang dimaksud dengan lingkungan
pendidikan secara garis besar dibagi

43
menjadi tiga yang disebut dengan Tri Pusat
Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat . Berdasarkan perbedaan ciri-
ciri penyelenggaraan pendidikan pada
ketiga lingkungan pendidikan tersebut,
maka ketiganya sering dibedakan sebagai
pendidikan informal, pendidikan formal dan
pendidikan nonformal. Model dalam
pembelajaan dan sistem pendidikan pada
pendidikan formal seperti sekolah
ditentukan jenjang tertentu dan
berkesinambungan, sehingga disebut
pendidikan formal. Dalam pendidikan
formal banyak hal diajarkan seperti transfer
ilmu pengetahuan, latihan membaca,
berhitung maupun menulis.
Proses pembelajaran dilakukan dengan
kesan pancaindera dengan menekankan
pada ti dakan (Abuddin nata, 2014). Selain
hal tersebut, menurut Wina Sanjaya dalam
Andi Prastowo, belajar merupakansebuah
usaha untuk memperkuat mental seseorang
dalam menghadapi lingkungannya. Dengan
mental yang kuat, akan dapat mrubah sikap
ke arah yang lebih baik, baik itu dari segi
pengetahuana ataupun psikomotorik . Ilmu
pengetahuan bisa didapatkan dengan baik
melalui berbagai kegiatan dan latihan yang
berulang, latihan tersebut dapat
dilaksanakan di laboratorium indoor atau

44
outdoor. Namun demikian, proses
pendidikan tidak selalu dapat merubah sikap
maupun perilaku seseorang (Andi Prastowo,
2013).
2. Rumusan masalah Apakah ada pengaruh lingkungan sekolah
terhadap hasil belajar siswa?
3. Teori utama dan jurnal yang digunakan Teori
a. Menurut Dalyono dalam Oemar
Hamalik Faktor yang signifikan
mempengaruhi perkembangan, dan
kesuksesan seorang siswa dalam belajar
adalah tempat yang memadai dan
lingkkungan yang tepat. Sarana
pendukung belajar dan kondisi proses
pembelajaran dapat menentukan hasil
akhir dari proses belajar siswa, tempat
yang tidak kondusif, dapat
mempengaruhi terhadap penurunan dari
potensi yang dimiliki seorang siswa,
sehingga hasil akhir yang diharapkan
akan kurang optimal.
b. Lingkungan sekolah terdiri atas dua
macam, yakni: lingkungan sosial dan
lingkungan non-sosial. Dalam tulisan
ini, yang lebih dikedepankan adalah
lingkungan nonsosial, dalam hal ini
yang dipertimbangkan berupa bentuk
gedung dan posisi letaknya, lingkungan
rumah siswa apakah kondusif atau tidak,
peralatan yang digunakan dalam prroses

45
belajar, serta kondisi cuaca ketika proses
belajar berlangsung (Muhibbin Syah,
2013) Berbagai hal yang telah dijelaskan
tersebut dianggap dapat menentukan
terhadap hasil belajar siswa.
c. Menurut Dymiati dan Mudjiono dalam
Slameto hasil belajar adalah tingkat
keberhasilan yang didapat seseorang
setelah mengikuti suatu kegiatan
pembelajaran, kesuksesan siswa tersebut
ditandai dengan simbol angka atau huruf
atau deskripsi pernyataan. Suatu yang
dianggap berhasil tidak hanya bertumpu
atau berdasar pengetahuan saja, tetapi
sikap, kebiasaan dan keterampilan
belajar pun cukup berpengaruh besar
dalam menentukan keberhasilan prestasi
belajar seseorang.
Jurnal
a. Abdul Kadir, (2014). Dasar-Dasar
Pendidikan, Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
b. Abuddin Nata, (2014). Perspektif Islam
tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta:
Prenadamedia Group.
c. Andi Prastowo, (2013). Pengembangan
Bahan Ajar Tematik, Jogjakarta: DIVA
Press.
d. Fajri Ismail, (2016). Statistika Untuk
Penelitian Pendidikan dan Ilmu-Ilmu

46
Sosial, Palembang: Karya Sukses
Mandiri.
e. Muhibbin Syah, (2013). Psikologi
Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo
f. Persada. Mulyasa, (2004). Manajemen
Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
g. Oemar Hamalik, (2008). Proses Belajar
Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara
4. Metode penelitian a) Subjek dan objek penelitian
Data kuantitatif yang dipakai yaitu
tentang lingkungan sekolah dan hasil
belajar siswa di SMP Pasundan 3
Cimahi.
b) Metode penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam
tulisan ini adalah penelitan kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif korelasional. Penelitian
korelasi (correlation) adalah teknik
analisis statistik mengenai hubungan
atau pengaruh yang menghubungkan
antar dua variabel atau lebih.
c) Sampel dan populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah siswa SMP Pasundan 3 Cimahi
dengan sampel dari kelas VII,VIII, dan
IX. Sampel yang diambil dari populasi
yang ada adalah 15% dari 220 yaitu
berjumlah 33 responden.

47
d) Analisis data
Data dikumpulkan dengan
menggunakan kuisioner, kuesioner yang
digunakan berupa seperangkat
pertanyaan tertulis kepada respenden.
Adapun teknik analisis datanya dengan
menggunakan analisis statistik yakni
dengan menggunakan rumus korelasi
produks moment (pearson) dan
Koefisien Determinasi
5. Hasil penelitian Setelah diketahui nilai rxy maka selanjutnya
untuk memberikan interprestasi terhadap
nilai di atas, maka dapat dilihat nilai “r”
tabel (Product Moment) baik pada taraf
signifikan 5 % maupun pada taraf signifikan
1 % dengan menghitung df-nya terlebih
dahulu dengan rumus df = N – 2 yaitu 33 –
2 = 31 terdapat dalam tabel. Dengan df = 31
diperoleh pada taraf signifikan 5 % sebesar
0,355 dan taraf signifikan 1 % sebesar
0,456. Dari hasil tersebut terlihat bahwa rxy
0,539 lebih besar dari taraf signifikan 5 %
maupun taraf signifikan 1 % dengan
perbandingan 0,355 < 0,539 >0,456.
Dengan demikian, maka hipotesis alternatif
Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada
pengaruh positif yang signifikan antara
variabel X (Lingkungan Sekolah) terhadap
variabel Y yaitu (Hasil Belajar). Setelah
diketahui hasil nilai dari rxy analisis

48
korelasi, selanjutnya dalam analisis korelasi
terdapat suatu angka yang disebut Koefisien
Determinasi yang besarnya adalah kuadrat
dari koefisien korelasi atau r2. Koefisien
Determinasi dapat menjelaskan variabel
dependen melalui varian yang terjadi pada
variabel independen. Dengan menggunakan
hasil perhitungan diatas rxy = 0,539,
diperoleh Koefisien Determinasi atau r2
sebesar (0,539)2 = 0,29. Artinya, varian
yang terjadi pada hasil belajar PAI, 29 %
dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi
pada lingkungan sekolah, atau hasil belajar
29 % dipengaruhi oleh lingkungan sekolah,
dan 71 % di pengaruhi oleh faktor-faktor
lain seperti lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat dan faktor dari dalam diri.

Penelitian Enceng Yana , Rizka Putri Jayanti


1. Judul penelitian Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Sikap
Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi
2. Penulis Enceng Yana , Rizka Putri Jayanti
3. Nama jurnal Edunomic
4. Vol, Halaman dan Tahun jurnal Volume 2 No. 2 Tahun 2014
5. Alamat web publikasi ejournal.edunomic

49
Analisis jurnal
1. Latar belakang penelitian Kegiatan pendidikan sangat erat kaitannya
dengan belajar. Karena belajar adalah proses
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM). Selain itu belajar juga merupakan
hal yang sangat penting dilakukan oleh
setiap makluk sosial demi kelangsungan
hidupnya dalam berinteraksi sesama
makhluk sosial dilingkungan sekitarnya.
Setelah melewati proses belajar, maka hal
yang di nantikan adalah hasil belajar.
Karena hasil belajar merupakan hal
keberhasilan pendidikan dalam
mewujudkan harapan bangsa. Hasil belajar
merupakan perubahan perilaku baik
peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap,
maupun peningkatan keterampilan yang
dialami siswa setelah menyelesaikan
kegiatan pembelajaran.
Indikator pertama dalam lingkungan
sekolah yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa ialah penetapan kurikulum
sekolah. Perubahan kurikulum yang
awalnya KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) dan sekarang menjadi Kurtilas
(Kurikulum 2013), membuat para siswa
untuk menghadapi peraturan baru. Para
siswa harus beradaptasi kembali dengan
perubahan mekanisme pembelajaran. Selain
lingkungan sekolah, hasil belajar pun dapat

50
dipengaruhi oleh faktor internal atau faktor
dari individu yakni sikap. Sikap merupaka
tingkah laku yang diberikan oleh individu
dalam setiap memberikan penilaian
terhadap suatu objek. Sikap juga dapat
dikatakan sebagai respon yang diberikan
oleh individu setelah ia melihat,
meperhatikan, mendengar dan menyimak
suatu objek. Sikap positif yang diberikan
peserta didik, akan mempengaruhi hasil
belajar yang positif pula, sedangkan sikap
peserta didik yang diberikan adalah negatif,
maka hasil yang diperolehnya pun negatif.
2. Rumusan masalah Apakah lingkungan sekolah dan sikap
peserta didik dalam proses pembelajaran
berpengaruh secara bersama-sama terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi ?
3. Teori utama dan jurnal yang digunakan Teori
a. Menurut Pupuh Fathurrohman, dkk
(2013:177) mengatakan bahwa
“lingkungan memberikan kontribusi
atau sumbangan yang tidak sedikit bagi
pencapaian suasana yang menunjang
kehidupan berbudi luhur”. Sudah sangat
jelas bahwa lingkungan memilkiki peran
penting bagi pembentukan karakter
setiap individu.
b. Menurut Umar (2008:42) menyatakan
bahwa “ Lingkungan sekolah adalah

51
membantu peserta didik dalam
berinteraksi dengan berbagai
lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan
budaya), utamanya berbagai sumber
daya pendidikan yang tersedia, agar
tercapai tujuan pendidikan yang
optimal”.
c. Menurut Wina Sanjaya (2011:276- 277),
sikap adalah kecenderungan untuk
menerima atau menolak suatu objek
berdasarkan nilai yang dianggapnya
baik atau tidak baik.
Jurnal
a. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Pendekatan Suatu Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
b. Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tips
Efektif Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi Dalam
Dunia Pendidikan. Jogjakarta:
c. Diva Press Aqib, Zainal. 2013. Model-
Model, Media, dan Strategi
Pembelajaran Konseptual (Inovatif).
Bandung: Yrama Widya.
d. Aunurrahman. 2009. Belajar dan
Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.
e. Daryanto. 2011. Media Pembelajaran,
Bandung: Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera.

52
f. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara
g. Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
h. Nazir Moh. 2003. Metode Penelitian.
Jakarta. Ghalia Indonesia. Dll.
4. Metode penelitian a) Subjek dan objek penelitian
Siswa kelas XI IPS di SMA N 9 Cirebon
b) Metode penelitian
Adapun metode penelitain yang di
lakukan peneliti adalah metode
penelitian survei, karena peneliti ingin
mengetahui seberapa besar pengaruh
lingkungan sekolah dan sikap peserta
didik terhadap hasil belajar peserta
didik.
c) Sampel dan populasi
Dalam penelitian ini populasi sebanyak
131 siswa. Jumlah sampel yang didapat
adalah sebanyak 105 siswa.
d) Analisis data
Uji Pengujian hipotesi (uji F) dengan
menggunakan model Anova (Analysis
Of Variance) ialah pengujian untuk
mengetahui bagaimanakah pengaruh
semua variabel bebasnya secara
bersamaan terhadap variabl terikatnya.
Atau untuk menguji apakah model
regresi yang di gunakan signifikan atau
tidak. Untuk memudahkan

53
penghitungan dalam menguji hipotesisi
dengan menggunakan Anova maka
peneliti menggunakan program software
SPSS v. 21 for Windows.
5. Hasil penelitian Berdasarkan koefisien regresi X diperoleh
nilai thitung sebesar 8,866. Dengan tingkat
signifikansi Į = 0,05 dan dk (n-2) = 99 – 2 =
97 dilakukan uji satu pihak, sehingga
diperoleh nilai ttabel adalah 1,984. Karena
nilai thitung ≥ ttabel atau 8,866 ≥ 1,984
maka Ha diterima, artinya koefisien regresi
signifikan atau dengan kata lain lingkungan
sekolah berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan hasil belajar.N Diperoleh R
Square sebesar 0,316 dari koefisien korelasi
(0,562) R-Square di sebut koefisien
determinansi (D = r2 x 100% = 0,5622 x
100% = 31,6% ) dalam hal ini 31,6% hasil
belajar dapat dijelaskan oleh variabel sikap
peserta didik sedangkan sisanya (68,4%) di
jelaskan variabel lain selain variable yang
digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan koefisien regresi X diperoleh
nilai thitung sebesar 6,700. Dengan tingkat
signifikansi Į = 0,05 dan dk (n-2) = 99 – 2 =
97 dilakukan uji satu pihak, sehingga
diperoleh nilai t-tabel adalah 1,984. Karena
nilai thitung ≥ t-tabel atau 6,700 ≥ 1,984
maka Ha diterima, artinya koefisien regresi
signifikan atau dengan kata lain sikap

54
peserta didik berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan hasil belajar.

Penelitian Alberth Supriyanto Manurung, Abdul Halim


1. Judul penelitian Pengaruh Konsep Diri Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN
Kenari 07 Pagi Jakarta
2. Penulis Alberth Supriyanto Manurung, Abdul Halim
3. Nama jurnal Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan
4. Vol, Halaman dan Tahun jurnal Volume 5 Nomor 2, Februari 2020
5. Alamat web publikasi ejurnal.esaunggul.ac.id
Analisis jurnal
1. Latar belakang penelitian Pembelajaran merupakan salah satu
indikator penyelesaian masalah pendidikan
dan merupakan jantung pendididkan,
pembelajaran yang saat ini dikembangkan
dan mulai menjadi acuan adalah
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Pembelajaran ini memaksa
peserta didik mengembangkan kreativitas
sehingga benar-benar pembelajaran tersebut
menyenangkan dan pada konteks ini
pendidik berperan sebagai mentransferkan
ilmu pengetahuan kepada peserta didik
mulai dari mempermudah daya ingat sampai
menemukan rumusan masalah. Dalam hal
ini banyak faktor dalam meningkatkan
pembelajaran yang dipergunakan untuk
menyelesaikan masalah pendidikan dan

55
salah satunya adalah penerapan konsep diri
yang pastinya mempengaruhi
perkembangan dari anak yang mana setiap
anak memiliki sifat yang berbeda-beda satu
sama yang lain sehingga dapat menunjukkan
karakter anak dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dan menurut
beberapa ahli psikologi permasalahan diatas
termasuk dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, hal ini dapat diamati melalui
sikap yang mengambarkan aktualisasi anak
tersebut. Manusia sebagai organisme yang
memiliki dorongan untuk berkembang yang
pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan
keberadaannya dan muncul sikap negatif
terhadap kemampuan yang ia miliki
sehingga memandang seluruh yang
dikerjakan sebagai sesuatu yang sulit
terselesaikan, sebaliknya untuk hal positif
selalu memandang seluruh yang dikerjakan
sebagai sesuatu yang amat mudah
terselesaikan, secara umum penerapan
konsep diri jelas dipengaruhi oleh
lingkungannya sehingga perlu kajian yang
lebih dalam bagaimana menyikapi
permasalahan.
2. Rumusan masalah Apakah ada pengaruh konsep diri terhadap
hasil belajar siswa ?
3. Teori utama dan jurnal yang digunakan Teori

56
a. Pada kesempatan yang berbeda Belajar
menurut Rogers dalam Syaiful (2012)
adalah kebebasan dan kemerdekaan
mengetahui apa yang baik apa yang
buruk, anak dapat melakukan pilihan
tentang apa yang dilaksanakannya
dengan penuh tanggung jawab. Ada
pengertian bahwa belajar adalah
penambahan pengetahuan dan yang lain
mengatakan bahwa belajar adalah
berubah, dalam hal ini belajar
merupakan usaha mengubah tingkah
laku. Jadi belajar akan membawa
dampak perubahan pada individu yang
mau belajar.
b. Menurut pandangan Rogers dalam
Ratna & Dany (2011) konsep diri terdiri
gabungan dari tiga unsur yaitu (1)
Bagaimana seseorang atau orang lain
dapat melihat tentang dirinya; (2)
bagaimana kenyataan tentang dirinya;
(3) apa yang dicita-citakan tentang
dirinya.
c. Konsep diri menurut Randy (2008)
adalah: “Self-concept as when the child
learn that some things are always there
and some things are there only
sometimes”. Pandangan Randy tersebut
memiliki arti bahwa sebuah
pembentukan konsep diri pertama kali

57
dibentuk dalam dunia kanak-kanak
ketika anak belajar tentang berbagai hal
mengenai diri dan beberapa benda
disekitarnya.
Jurnal
a. Novi. (2014). Implementasi Pendekatan
Contextual Teaching and Learning
bernuansa Pendidikan karakter untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematis. Banda Aceh: Jurnal
Didaktik Matematika, Vol. 1, No. 1,
April.
b. Randy, J. L. and David. M. B. (2008).
Personality Psychology Domain of
Knowledge About Nature, New York:
McGraw-Hill Companies.
c. Slameto. (2010). Belajar & Faktor-
Faktor yang mempengaruhi. Jakarta:
Rineka Cipta.
4. Metode penelitian a) Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah
siswa kelas IV SDN Kenari 07 Pagi
Jakarta.
b) Metode penelitian
Penelitian ini mengunakan metode
survei dengan teknik korelasi yakni
untuk mengetahui Pengaruh Konsep
Diri terhadap dengan hasil belajar
Matematika.
c) Sampel dan populasi

58
Populasi penelitian ini adalah siswa
kelas IV SDN di Kecamatan Senen,
Jakarta Timur, dalam hal ini mengambil
populasi dari tiga SDN di kecamatan
Senen yang memiliki karakteristik dan
kebiasaan siswa yang sama. Sampel
dalam penelitian ini adalah siswa kelas
IV SDN Kenari 07 Pagiyang diambil
dengan mengunakan teknik Cluster
Sampling. Dalam Cluster Sampling
proses pengambilan sampel dengan cara
memilih satu SDN dari tigaSDN yang
mewakili satu kecamatan yang
mempunyai karakteristik yang sama
diantara SDN untuk dipilih menjadi
sampel.
d) Analisis data
- Analisis deskriptif
Data hasil belajar matematika
diperoleh melalui tes dengan 30 butir
pertanyaan dengan 30 responden.
Setiap butir pertanyaan yang
dijawab dengan benar diberi skor 1
dan yang salah diberi skor 0,
sehingga rentang skor teoretik
adalah antara 0 sampai dengan 30.
Berdasarkan data observasi yang
terkumpul diperoleh skor maksimum
21 dan skor minimum 4, rentang
empirik antara 4 - 21, rata-rata

59
10,433, Simpangan baku (SD) 4,91,
Modus (Mo) 5,75, Median (me) 9,5
dan Varian 24,12. Distribusi variabel
Hasil Belajar Matematika.
- Pengujian prasyarat analisis
Uji normalitas data dilakukan
terhadap galat taksiran regresi Ŷ atas
X dengan menggunakan statistik
inferensial yaitu Lillefors.
5. Hasil penelitian Berdasarkan analisis inferensial dapat
disimpulkan bahwa konsep diri dengan hasil
belajar matematika memiliki koefisien
korelasi sebesar rxy = 0,52 dan koefisien
Determinasi sebesar 0,267, menerangkan
bahwa 26,7% variansi variabel hasil belajar
matematika dijelaskan atau ditentukan oleh
konsep diri. Dengan demikian hipotesis
penelitian yang menyatakan terdapat
pengaruh positif antara variabel konsep diri
dengan hasil belajar matematika secara
statistik teruji kebenarannya. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa
pendekatan konsep dirimerupakan salah satu
alternatif upaya yang dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar Matematika. Hal
ini memberikan indikasi bahwa pendekatan
konsep diri dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar Matematika
karena pendekatan konsep diri merupakan
suatu pendekatan yang dapat melibatkan

60
siswa secara aktif dalam pembelajaran dan
dapat menstimulasi siswa untuk
mengembangkan gagasannya sendiri
dengan memanfaatkan sumber belajar yang
ada sehingga siswa tidak hanya sebatas
mengenal dan memahami, tapi mampu
melaksanakan, menganalisis, dan
mengevaluasi.

61
BAB III
KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Teoritis
Konsep diri merupakan salah satu faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi
penyesuaian diri seseorang dan hal ini merupakan faktor penting dalam
perkembangan diri seseorang. Konsep diri akan berpengaruh besar terhadap perilaku
yang akan ditampilkan oleh seseorang, sehingga siswa yang memiliki konsep diri
yang positif akan telihat optimis, penuh percaya diri, dan selalu bersikap positif
terhadap segala sesuatu. Menurut William D Brooks dalam Rakhmat (2003:99)
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya baik yang
bersifat psikologis, sosial maupun fisik. Konsep diri merupakan penentu sikap
individu dalam bertingkah laku, artinya perilaku individu akan selaras dengan cara
individu memandang dirinya sendiri. Menurut Desmita (2010:182) konsep diri dapat
mempengaruhi perilaku siswa dan mempunyai hubungan yang sangat menentukan
proses pendidikan dan prestasi siswa. Pendapat lain yakni menurut Syah (2005)
menyatakan bahwa konsep diri yang positif akan menimbulkan rasa percaya diri
siswa yang akhirnya sikap ini akan memunculkan sikap kemandirian pada dirinya
pula. Dalam kegiatan pembelajaran konsep diri ini merupakan kunci untuk
membangun komunikasi baik dan terbuka antara guru dan murid sehingga
menciptakan partisipasi aktif antara keduanya dalam kegiatan belajar mengajar.

Pencapaian dari kegiatan belajar yang teah dilakukan siswa adalah


memperoleh hasil belajar yang maksimal. Nasution dalam Rismurdiyati (2012: 235)
menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada
individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk
membentuk kecakapan dan penghargaan dalam diri individu yang belajar tersebut.
Sehingga diketahui individu tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang tampak
sebagai hasil belajar, tetapi individu juga membutuhkan kecakapan dan penghargaan
diri yang saling berkaitan dalam diri individu. Hasil belajar tampak dari perubahan
tingkah laku pada diri peserta didik setelah proses belajar. Perubahan tingkah laku

62
yang didapat seseorang setelah menempuh kegiatan belajar dapat berupa
pengetahuan, perilaku dan kebiasaan. Seperti halnya Bloom dalam Supardi (2013:
81) menyatakan bahwa hasil belajar terdiri dari tiga ranah yaitu; (1) ranah kognitif,
(2) ranah afektif dan (3) ranah psikomotorik. Berdasarkan beberapa teori di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu
setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.

Lingkungan merupakan kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara


tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan dan proses
kehidupan (Abdul Kadir, 2014 dalam Irfan, Arlin, 2020). Menurut Ki Hajar
Dewantara yang di kutip oleh Abdul Kadir yang dimaksud dengan lingkungan
pendidikan secara garis besar dibagi menjadi tiga yang disebut dengan Tri Pusat
Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berdasarkan perbedaan ciri-ciri
penyelenggaraan pendidikan pada ketiga lingkungan pendidikan tersebut, maka
ketiganya sering dibedakan sebagai pendidikan informal, pendidikan formal dan
pendidikan nonformal. Model dalam pembelajaan dan sistem pendidikan pada
pendidikan formal seperti sekolah ditentukan jenjang tertentu dan berkesinambungan,
sehingga disebut pendidikan formal. Dalam pendidikan formal banyak hal diajarkan
seperti transfer ilmu pengetahuan, latihan membaca, berhitung maupun menulis.

Lingkungan sekolah merupakan tempat dimana siswa menjalani kegiatan


belajar mengajar setiap harinya. Tentunya lingkungan sekolah yang memiliki sisi
kenyamanan serta kondusif dalam kegiatan pembelajaran memberikan keleluasaan
bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan lebih efektif serta sebagai salah satu
acuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri.

63
Berdasarkan pemaparan di atas, penyusunan kerangka berikir digambarkan sebagai
berikut:

Self-Concept (X) Hasil Belajar (Y)

Lingkungan Sekolah (Z)

3.2. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
3.2.1. Terdapat pengaruh dari Moderasi Lingkungan Keluarga pada Self-Concept
terhadap peningkatan belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Self-
Concept (X) Hasil Belajar Siswa (Y) Lingkungan Keluarga (Z).

3.2.2. Self-Concept terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di
SMA

64
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bagian pembahasan, penulis diharapkan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah disusun dalam rumusan masalah. Berikut merupakan pembahasan terkait
variabel - variabel yang diteliti menurut pemahaman dan subjektifitas penulis setelah
menganalisis hasil penelitian terdahulu dengan variabel yang sama.

4.1. Pengaruh self-concept terhadap hasil belajar siswa yang dimoderasi lingkungan
sekolah
Untuk menjawab rumusan masalah pertama yaitu apakah adanya pengaruh
self-concept terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi penulis
melakukan analisis dan tinjauan empiris terkait dengan jurnal tersebut. Dari hasil
penelitian jurnal didapatkan bahwa terdapat pengaruh self-concept terhadap
peningkatan hasil belajar siswa. Hampir seluruh jurnal yang membahas mengenai
pengaruh self-concept terhadap hasil belajar siswa menunjukkan adanya pengaruh
positif pada kegiatan pembelajaran siswa yang memiliki self-concept yang cukup
tinggi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Hal ini menjadi
gambaran bahwa adanya self-concept pada siswa menjadi komponen penting dalam
meningkatkan pengetahuan siswa. Semakin self-concept tersebut ditingkatkan oleh
siswa secara aktif maka semakin siswa mudah dalam mengikuti kegiatan
pembalajaran yang diberikan maka semakin mampu mendapatkan hasil belajar yang
memuaskan khususnya dalam mata pelajaran ekonomi.
Desmita (2010:182 dalam Tri Ervina, 2013) menyatakan bahwa konsep diri
mempengaruhi perilaku peserta didik dan mempunyai hubungan yang sangat
menentukan proses pendidikan dan prestasi belajar mereka. Sedangkan Nylor (1972)
mengemukakan bahwa banyak penelitian yang membuktikan hubungan yang positif
yang kuat antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa di sekolah. Selain itu,
Frederic Guay, Michel Boivin and Herbert W. Marsh (2003) yang penelitiannya
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konsep diri dengan prestasi akademik.

65
Pada penelitian yang dilakukan oleh Alberth Supriyanto Manurung, Abdul
Halim (2020) pada analisis data yang mana membuktikan bahwa melalui pendekartan
pada konsep diri mampu dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam peningkatan
hasil belajar siswa. Pada dasarnya konsep diri merupakan salah satu aspek
perkembangan psikososial peserta didik yang penting dipahami oleh seorang guru.
Hal ini karena konsep diri merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam
proses pendidikan. Konsep diri menurut Burns (1979) dalam Albert, Halim (2020)
adalah:
“The self concept key role behavior and in achieving mental health, self
concept is the operational approach to the perennial philosophic question
“who am I ?”.
Pandangan Burns tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri merupakan
kunci penting dari integritas dan personalitas yang mana penting untuk sebuah
perkembangan motivasi dan kesehatan mental, konsep diri adalah pendekatan secara
operasional lewat kajian filsafat dengan pertanyaan pokok “siapakah saya ?”.
Sehingga apabila siswa mampu mengenali konsep dirinya hal ini akan menjadi salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajatr siswa.
Pada penelitian Aan Subhan Pamungkas (2015) diterangkan mengenai
pengaruh dari adaanya self-concept dalam diri siswa bahwa untuk dapat mencapai
hasil yang optimal dibutuhkan suatu self-concept yang positif. Self-concept yang
positif ditandai beberapa hal yakni pertama apabila siswa memiliki pengharapan
selalu merancang tujuan-tujuan yang sesuai dan realistis, kedua selalu memiliki ide
yang diberikannya pada kehidupannya dan bagaimana seharusnya dirinya mendekati
dunia. Sedangkan seseorang yang memiliki self-concept negatif ditandai dengan
individu bersikap pesimis terhadap kompetisi, keengganannya untuk bersaing dengan
orang lain dalam membuat prestasi (Jalaludin, 1996). Adanya pengaruh self-concept
pada siswa ini erat kaitannya dengan dampak positif yang ditimbulkan sehingga siswa
mampu mengenali dirinya lebih mendalam dan lebih mengoptimalkan dalam
berprogres dan meningkatkan hasil belajarnya. Hasil belajar merupakan hal yang

66
dapat menunjukan tingkat keberhasilan pendidikan dalam mewujudkan harapan
bangsa.
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal, dan faktor internal yang
salah satunya ialah lingkungan sekolah (faktor eksternal) dan sikap belajar siswa
(faktor internal). lingkungan sekolah yang baik dan sikap yang baik akan menunjang
pada peningkatan hasil belajar peserta didik tersebut. Lingkungan sekolah merupakan
salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
Lingkungan sekolah juga merupakan tempat yang dapat mempengaruhi pembentukan
sikap kepribadian seseorang. Di sekolah, berbagai macam peraturan, sarana, dan
sikap pihak-pihak sekolah memberikan kesan yang berbeda bagi peserta didiknya,
ada yang merasa nyaman dengan peraturan yang di buat oleh sekolah sehingga akan
memberikan semangat belajar bagi para peserta didiknya, dan ada pula yang merasa
tertekan oleh peraturan yang ada sehingga membuat peserta didik merasa tidak
nyaman atau tidak betah dengan peraturan sekolah yang di buat, hal tersebut akan
mempengaruhi hasil belajar peserta didik selama mereka mengikuti pembelajaran di
sekolah khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Indikator dalam lingkungan
sekolah yakni mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Irfan Setia Permana W., Arlin Annisa
Ramdaniah (2020) pada analisis data membuktikan bahwa lingkungan sekolah terdiri
atas dua macam, yakni: lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial. Dalam hal ini
lingkungan sekolah dimaksudkan yakni lingkungan yang mempengaruhi dalam
prroses belajar, serta kondisi cuaca ketika proses belajar berlangsung (Muhibbin
Syah, 2013) dengan memberikan lingkungan sekolah yang nyaman dan
menyenangkan pada saat kegiatan pembelajaran akan membantu siswa meningkatkan
hasil belajar. Melalui perbaikan konsisi lingkungan sekolah baik dalam sarana dan
prasarana hal ini mungkin akan membantu dalam pencapaian tujuan hasil belajar
maksimal. Manakala apabila banyak sarana yang digunakan dalam proses
pembelajaran baik yang digunakan secara langsung ataupun tidak, sarana tersebut

67
dapat berupa tempat, serta penunjang lainnya seperti ketersediaan kelas serta seluruh
media pembelajaran lainnya. Sedangkan yang berupa prasarana dalam menunjang
sebuah proses pembelajaran yaitu yang tidak secara langsung berkaitan semisal
terdapat taman yang bagus, terdapat kebun yang menghasilkan oksigen yang banyak
dan membuat suasana lingkingan terasa sejuk, serta kondisi sekitar seperti apakah
diwilayah sekitar sekolah ramai atau tidak. Dengan hal-hal di atas tersebut maka
lingkungan sekolah mampu memberi pengaruh yang baik dalam peningkatan hasil
belajar siswa.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Violeni Qurota Ayuni, Eko Wahjudi
(2021) pada analisis kajian yang dilakukannya dinyatakan bahwa lingkungan
berdampak nesar bagi masa depan dan proses perkembangan siswa. Misalnya
lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang mengandung interaksi
dari siswa dan guru, interaksi antar guru, interaksi antarsiswa, sarana belajar, dan
peraturan sekolah. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik akan mendorong
siswanya agar meraih pendidikan yang setinggi-tingginya. Maka dari itu, lingkungan
sekolah memang mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan hasil belajar siswa. Sehingga perlu pengoptimalan yang lebih mengenai
kondisi lingkungan sekolah, agar siswa dengan penuh semangat untuk mengikuti
kegiatan belajar dan memperoleh hasil yang maksimal.
Pada dasarnya mengenai self-concept sendiri yakni sebagai seluruh gambaran
diri siswa, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan
nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya sehingga seseorang yang memiliki
konsep diri (self concept) akan menghargai diri sendiri yang akan ditampilkan dalam
perilakunya terhadap diri sendiri maupun perilaku dalam hubungan dengan orang lain
dan proses selanjutnya akan meningkatkan keinginan belajar ekonomi yang tinggi.
Hal tersebut tentunya tidak akan berjalan dengan sendirinya tanpa adanya dukungan
dari pihak lain. Dukungan tersebut salah satunya adalah dari dukungan eksternal
seperti dukungan orangtua, dukungan dari pihak sekolah yang mana menciptakan
lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif untuk siswa dalam menjalani kegiatan
belajar mengajar.

68
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
1. Dari beberapa hasil penelitian tentang pengaruh self-concept terhadap hasil belajar
siswa SMA pada pelajaran ekonomi mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan pada self-concept siswa yang tinggi dan self-concept siswa yang rendah.
Semua penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat bagaimana pengaruh dari
adanya self-concept siswa terhadap hasil belajar siswa. Data ini didapat dari kajian
literatur yang dicari dari berbagai sumber untuk mengetahui tingkat self-concept
siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Sebab, semakin besar tingkat
self-concept siswa semakin berhasil pula peserta didik dalam mencapai keberhasilan
yang baik.
2. Penelitian menjelaskan bahwa terdapat pengaruh self-concept terhadap hasil belajar
siswa SMA pada pelajaran ekonomi. Hal ini mengungkapkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan meningkatkan self-
concept dalam diri siswa itu sendirinya. Semua penelitian yang dimuat dalam
makalah ini mengenai pengaruh self-concept terhadap hasil belajar siswa yang
diperkuat dengan lingkungan keluarga sebagi variable moderasi yang mana memiliki
tujuan penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh self-concept terhadap hasil
belajar siswa SMA terkhususnya mata pelajaran Ekonomi. Pada salah satu jurnal,
tingkat self-concept yang tinggi pada siswa mampu meningkatkan semangat belajar
siswa sehingga hasil belajar belajar yang didapatkan siswa pun maksimal daripada
siswa dengan tingkat self-concept yang masih rendah.
5.2.Saran
1. Saran untuk guru :
a. Guru sebaiknya memberikan kesempatan siswa menggali lebih mengenai
self-concept siswa sendiri untuk menimbulkan semangat belajar siswa
pada mata pelajaran ekonomi ini.
b. Guru harus menyiapkan sesuatu hal yang menarik untuk meningkatkan
self-concept siswa

69
c. Guru juga harus senantiasa mengamati siswa baik secara kelompok
maupun secara individu dalam menyelesaikan permasalahan yang
diberikan.
2. Saran untuk penelitian selanjutnya
a. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai indikator apa saja yang
dapat mempengaruhi hasil belajar dan faktor apa saja yang mempengaruhi
diri siswa
b. Perlu ditambahkan literatur yang lebih beragam agar lebih bervariatif

70
DAFTAR PUSTAKA
Aan Subhan Pamungkas . (Volume 8, Nomor 2, Juli 2015). KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS
DAN MATHEMATICS ANXIETY TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA, 55-60.

Alberth Supriyanto Manurung, Abdul Halim. ( Volume 5 Nomor 2, Februari 2020). PENGARUH
KONSEP DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN KENARI 07
PAGI JAKARTA, 51-57.

Benjamin Nagengast & Herbert W. Marsh. (Vol. 31, No. 5, August 2011, 629–656). The negative
effect of school-average ability on science self-concept in the UK, the UK countries and the
world: the Big-Fish-Little-Pond-Effect for PISA 2006, Educational PsychologyA.

Elisa, Sulistyarini, Husni Syahrudin. (2018). RENDAHNYA HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS. jurnaluntan.ac.id

Enceng Yana, Rizka Putri Jayanti. (Volume 2 No. 2 Tahun 2014). PENGARUH LINGKUNGAN
SEKOLAH DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MATA PELAJARAN EKONOMI, 89-94.

Irfan Setia Permana W., Arlin Annisa Ramdaniah. ( Vol. 14 No. 1, Januari 2020). PENGARUH
LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) , 104-107.

Joyce Chepkirui and Weihai Huang. (Vol. 16(3), pp. 64-71, March, 2021). A path analysis model
examining self-concept and motivation pertinent to undergraduate academic
performance: A case of Kenyan public universities, Educational Research and Reviews.

Lucía Herrera,Mohamed Al Lal, and Laila Mohamed. (January 2020). Academic Achievement, Self-
Concept, Personality and Emotional Intelligence in Primary Education. Analysis by Gender
and Cuntural Group, Vol. 10.

Rodell E. Tan. (2019). ACADEMIC SELF-CONCEPT, LEARNING STRATEGIES AND PROBLEM SOLVING
ACHIEVEMENT OF UNIVERSITY STUDENTS , Vol 6. No 2.

Tri Ervina Kristi Wiyani. (Vol 1, No. 2 Tahun 2013). PENGARUH KONSEP DIRI, KEMANDIRIAN,
MOTIVASI DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA
KELAS XI IPS SMA NEGERI DI KABUPATEN GRESIK, 131-139.

Violeni Qurota Ayuni, Eko Wahjudi. (n.d.). PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN SELF EFFICACY
TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN STATUS
SOSIAL EKONOMI ORANG TUA SEBAGAI VARIABEL MODERASI , 110-122.

71

Anda mungkin juga menyukai