Anda di halaman 1dari 9

UPAYA MENGURANGI KERAMAIAN DI DALAM KELAS MELALUI

MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VII

UPTD SPF SMPN 7 BONDOWOSO

Oleh : YOGA RAFIANTO


NIM : 1932589

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2023
DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................
Daftar Isi .......................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Apa itu kelas yang kondusif ?............................................................
2.2 Faktor apa saja yang mempengaruhi keaktifan siswa dikelas ?.........
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian..............................................................................
3.2 Subjek Penelitian...............................................................................
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses belajar terjadi di lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini


mencakup lingkungan fisik, sosial, intelektual dan nilai-nilai (Arianti, 2017). Lingkungan fisik
kelas merupakan faktor penting untuk mendorong dan menghambat proses pembelajaran
(Afriza, 2014).

Proses belajar merupakan hasil interaksi siswa dengan lingkungannya, sehingga pada diri
siswa terjadi proses pengolahan informasi menjadi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai
hasil dari proses belajar. Kondisi pembelajaran yang kondusif hanya dapat dicapai jika interaksi
sosial berlangsung secara baik, interaksi sosial yang baik memungkinkan masing-masing siswa
menciptakan hubungan tanpa adanya sesuatu yang mengganggu pergaulannya (Supardi, 2003).

Hasil observasi yang dilakukan penulis pada tanggal 10 Oktober 2022 menunjukkan
kondisi kelas VII di UPTD SPF SMPN 7 Bondowoso ramai dan tidak kondusif. Siswa banyak
yang keluar kelas, bergurau dan kurang memperhatikan saat jam pembelajaran berlangsung.

Karena tidak kondusifnya kelas tersebut maka hal yang perlu diatasi adalah dampak dari
tidak kondusifnya kelas. Hal ini disebabkan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal
dan juga faktor eksternal. Oleh karena itu segala permasalahan yang terjadi akan dibahas panjang
lebar dalam proposal penelitian kali ini.

Media pembelajaran Audio Visual merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
keramaian atau kurang kondusifnya kelas. Hal ini dibuktikan dalam jurnal penelitian (Purwono,
2014) yang dilakukan di SMP Negeri 1 Pacitan pada siswa kelas VII, VIII dan IX.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti membuat judul penelitian terkait upaya
mengurangi keramaian di dalam kelas melalui media Audio Visual pada siswa kelas VII UPTD
SPF SMP Negeri 7 Bondowoso.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat kita simpulkan rumusan masalahnya yaitu :
1. Bagaimana kondisi kelas VII UPTD SPF SMPN 7 Bondowoso?

2. Bagaimana peran media Audio Visual terhadap keramaian di dalam kelas?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah diharapkan akan tercipta iklim belajar yang nyaman, aman,
tenang, dan menyenangkan belajar siswa, sehingga dapat mengembangkan dirinya secara
optimal.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini agar menemukan solusi untuk memecahkan masalah
kegaduhan yang sering terjadi didalam kelas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lingkungan Kelas Kondusif

Lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan,
pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan
terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Disamping itu dapat pula
dikemukakan bahwa “lingkungan pribadi yang membentuk suasana diri, suatu yang lebih
bersifat pribadi. Suasana pribadi ini tampak pada diri seseorang sekalipun tanpa bergaul.

Membentuk pribadi yang kemudian dapat dikembangkan ke dalam suasana kelas, peran
dan pengaruh guru amat besar. Untuk itu, guru umumnya menggunakan alat- alat pendidikan.
Disini guru membentuk suatu lingkungan yang bersuasana tenang, menggairahkan sehingga
memungkinkan keterbukaan hati siswa untuk menerima pengaruh didikan.

Melihat hal tersebut yang diuraikan diatas seorang guru juga sekaligus sebagai seorang
manajer di kelas, tidak boleh dipandang sebelah mata karena sebagai seorang manajer harus
mampu mengatur ruang kelasnya menjadi kelas kondusif. Karena keberhasilan orang tua dan
guru dalam menyampaikan nilai-nilai itu akan terwujud pada tingkah laku siswa yang sadar dan
bertanggung jawab yang terjadi karena adanya pegangan berdasarkan nilai-nilai yang
ditanamkan kepada siswa(Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, 2014: 137).

Suasana pembelajaran dapat menyenangkan bagi siswa jika guru dapat menghadirkan
dan memanfaatkan humor dengan tepat. Untuk membantu guru mencipatkan kondisi
pembelajaran dan suasana interaksi yang dapat mengundang dan menantang siswa untuk
berkreasi secara aktif, pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan berarti materi yang
disampaikan guru dapat diterima dengan mudah oleh siswa dan siswa akan lebih tertarik
mendalami materi yang disampaikan oleh guru. Agama juga menganjurkan dalam penyampaian
ilmu seorang guru harus dengan cara yang penuh kelembutan.

Berdasarkan definisi diatas, bahwa lingkungan merupakan salah satu potensi yang
diciptakan oleh Allah Swt untuk digunakan menjadi salah satu sumber belajar dan sebagai
pemenuhan kebutuhan manusia dalam menjalani hidup di dunia yang perlu dijaga
kelestariannya. Ruang kelas merupakan salah satu faktor yang pertama mempengaruhi proses
belajar para siswa dalam menerima suatu pelajaran, dan faktor kedua adalah guru dalam
menyampaikan pelajaran, ruang kelas yang baik adalah ruang yang dapat digunakan siswa untuk
mempelajari sesuatu dengan nyaman. Bahwa kelas sebagai lingkungan belajar siswa merupakan
aspek dari lingkungan yang harus diorganisasikan dan dikelolah secara sistematis. Lingkungan
ini harus diawasi agar kegiatan proses pembelajaran bisa terarah dan menuju pada sasaran yang
dikehendaki. ( Syaifurahman dan Tri Ujiati, 2013, 105).

Adapun empat dasar dalam menata kelas dalam belajar yaitu:.

a. Kurangi kepadatan ditempat.

b. Pastikan bahwa guru dapat dengan melihat semua siswa.

c. Materi pelajaran dan perlengkapan siswa harus mudah diakses.

d. Pastikan semua siswa dapat melihat prestasi kelas

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Siswa Di Dalam Kelas

1) Faktor internal

a) Faktor jasmani

 Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari
penyakit. Jika badan tidak sehat proses belajar seseorang akan tergangu, selain itu juga akan
cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, dan hal ini semuanya akan menggangu proses
pembelajara yang sedang berlangsung.

 Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik mengenai tunuh. Faktor
kesehatan dan cacat tubuh merupakan salah satu faktor penentu dalam berhasil atau tidaknya
proses pembelajaran. Karena jika seseorang pelajar itu sedang sakit atau cacat, maka dalam
proses pembelajaran merekaAkan sering merasa terganggu dengan keadaan fisik mereka
sehingga pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik.
2) Faktor Eksternal

 Faktor keluarga

Keluarga membawa pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan setiap orang. Begitu
juga dalam proses pembelajaran. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
seperti cara orang tua mendidik, hubungan antar keluarga, keadaan ekonomi keluarga,
suasana rumah, perhatian, dan pengertian orang tua dan lainnya.

 Faktor sekolah

Faktor sekolah yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran adalah seperti metode
mengajar, kurikulum, hubungan guru dan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah dan lain sebagainya.

 Faktor masyarakat

Faktor masyarakat yang mempengaruhi pembelajaran adalah kegiatan siswa dalam


masyarakat, massa media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

3) Gaya belajar (learning style)

Gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu


dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan
belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata
pelajaran (Slameto,2003). Gaya belajar setiap siswa berbeda, tergantung aspek intern dan
ekstern dari siswa tersebut, kecenderungan setiap siswa mempunyai gaya belajar yang
lebih menonjol dari gaya belajar yang lain. Dengan adanya pengetahuan tentang gaya
belajar setiap siswa akan mengetahui kemampuan mengenal diri yang lebih baik dan
mengetahui kebutuhannya. Untuk pihak guru dengan mengetahui gaya belajar tiap siswa
maka guru dapat menerapkan teknik dan strategi yang tepat baik dalam pembelajaran
maupun dalam pengembangan diri. Seorang siswa juga harus memahami jenis gaya
belajarnya. Pengenalan gaya belajar akan memberikan pelayanan yang tepat terhadap apa
dan bagaimana sebaiknya disediakan dan dilakukan agar pembelajaran dapat berlangsung
optimal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif, karena


fokus penelitiannya adalah bagaimana Penggunaan Media Audio-visual
pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, alasan peneliti menggunakan
jenis penelitian kualitatif karena permasalahan belum jelas, holistik,
kompleks, dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada
situasi sosial tersebut terjaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan
instrumen seperti test, kuesioner, pedoman wawancara. Selain itu peneliti
bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam dan menemukan
pola. Penelitian kualitatif disebut juga dengan penelitian naturalistik.
Dengan penelitian narulatistik, maka situasi lapangan akan tetap bersifat
natural, alami, wajar, dan tidak ada tindakan manipulasi, pengaturan,
ataupun eksperimen (Harsono, 2008).

3.2 Subjek Penelitian

Pelaku atau subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam


penelitian ini. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII SMPN 7 Bondowoso,
dimana Model yang digunakan peneliti adalah Model Inkuiri. Untuk memudahkan
peneliti dalam proses penelitian, peneliti menggunakan sebagian subjek untuk
mewakili seluruh populasi siswanya. Alasan menggunakan teknik ini adalah agar
kriteria dalam sampel tersebut sesuai dengan metode yang akan dilakukan oleh
peneliti yaitu pendekatan model Inkuiri.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian untuk


memperoleh data yang berasal dari responden. Tempat yang menjadi objek
penelitian adalahSMPN 7 Bondowoso, dijalan , Riau. Lokasi penelitian diambil
karena penulis ingin mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan siswa
melalui Model Inkuiri dikelas VII SMPN 7 Bondowoso. Alasan penulis memilih
lokasi di SMPN 7 Bondowoso karena lokasi penelitian ini tidak jauh dari lokasi
kampus, mudah dijangkau, dan tidak menggunakan waktu yang banyak serta tidak
mengeluarkan dana yang besar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober
sampai dengan Desember 2022.

Anda mungkin juga menyukai