UCI FATONAH
P2A522023
Publish Or Perish
MENDELEY
VOSviewer
Negara
Berkembang
Wawancara 1
Responden diminta untuk mengomentari variabel asli dari model F-TAM, serta hubungan yang
dianggap ada
1.1 Latar Belakang
permasalahan dan siswa mampu berpikir logis dan sistematis seperti sifat objektif,
jujur, disiplin (Neizhela & Mosik., 2015). Pembelajaran fisika membutuhkan metode
yang dapat meningkatkan keaktifan siswa serta mampu melatih pengetahuan mandiri
siswa (Muthmainnah, Rokhmat, Jannatin, & Ardhuha, 2017). Proses belajar siswa
dalam mempelajari fisika dituntut tidak hanya memiliki bukti pengamatan, tetapi juga
menyampaikan peran aspek sosial dan individu dalam proses pembelajaran (Maison,
hambatan, salah satunya kesalahan dalam memahami konsep yang diajarkan oleh
guru (Maison, Lestari, & Widaningtyas, 2020). Pemahaman konsep adalah sebuah
prase yang sering dipakai dalam literatur pendidikan, meskipun belum secara
konsep diperoleh ketika proses belajar dimana siswa berproses untuk mengerti secara
berbeda-beda dan akan berkaitan dengan miskonsepsi (Sari, 2018). Siswa yang
memahami konsep bertentangan dengan konsep yang telah disepakati pakar ilmuan
konsep dari fenomena fisika (Negoro, Hidayah, Rusilowati, & Subali, 2018).
Miskonsepsi dalam fisika disebabkan materi yang bersifat abstrak sehingga siswa
sulit dalam memahami konsep yang benar (Trisnawati, Erniwati, Eso, & Mustari,
2020). Jika miskonsepsi tidak diatasi, maka dampak buruk dari miskonsepsi adalah
Selama ini siswa banyak kehilangan motivasi belajar, siswa cenderung melupakan
tujuan kenapa mereka belajar, mereka hanya menjadi objek yang hadir di kelas
melakukan rutinitas yang sudah disusun sekolah. Apa yang disampaikan oleh
pendidik hanya ditampung oleh siswa, dan kegiatan belajar hanya sebagai formalitas.
Pedahal salah satu komponen penting dalam proses belajar adalah motivasi. Motivasi
mampu meningkatkan gairah, perasaan senang dan semangat untuk belajar, sehingga
dalam mendapatkan hasil yang diinginkan akan terdapat tekad dalam dirinya yang
2021). Jika siswa memiliki motivasi yang tinggi maka akan menjalankan aktivitas
belajar dengan baik. Motivasi belajar siswa juga berpengaruh terhadap etika siswa
dengan guru, di lingkungan sekolah, ataupun etika diri sendiri dalam pembelajaran
usaha yang harus mereka butuhkan dalam mencapai sesuatu keberhasilan, waktu
dalam mengatasi masalah, dan reaksi terhadap kegagalan (Hasbullah, Parno, &
Sunaryono, 2020). Siswa memiliki cita-cita tinggi ketika memiliki efikasi diri yang
kuat, mereka akan mengatur rencana dan berkomitmen untuk mencapai tujuan. Hal
cenderung lebih mudah memahami konsep dibandingkan siswa yang efikasi dirinya
rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2020) bahwa
Siswa dengan efikasi diri ataupun motivasi yang tinggi akan mempengaruhi
pencapaian yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dikelas. Hal ini disejalan
efikasi diri dan motivasi siswa yaitu Pramudita (2020) dengan judul “Pengaruh
Efikasi Diri, Motivasi Belajar, dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar
pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XI di MAN 2 Cilacap”.
Selanjutnya penelitian dari Monika & Adman (2017) dengan judul “Peran Efikasi
Diri dan Motivasi Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah
Menengah Kejuruan”. Peneitian Prastiwi (2019) dengan judul “Pengaruh Efikasi Diri
dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Negeri Gugus
Siswa dengan efikasi diri ataupun motivasi yang tinggi akan mudah dalam
memahami suatu konsep materi tertentu dikarenakan memiliki suasana hati yang
positif, dapat memperbaiki informasi yang di dapat, sehingga peserta didik sungguh-
sungguh dalam memahami konsep fisika. Namun berdasarkan hasil prapenelitian dari
wawancara guru fisika yang mengajar Kelas X IPA di SMA Negeri 16 Bungo dan
SMA Negeri 7 Bungo yang menyatakan bahwa tingkat motivasi yang dimiliki oleh
siswa masih tergolong rendah dikarenakan sebelumnya siswa terbiasa belajar daring
selama pandemi Covid-19 sehingga siswa merasa malas untuk belajar fisika, kurang
kesulitan analisis soal, hitungan dan penggunaan rumus. Indikasi ini terlihat ketika
belajar siswa hanya menampung saja penjelasan dari guru, siswa tidak cenderung
pasif dan jarang mengerjakan tugas sekolah. Guru juga memaparkan bahwa efikasi
diri siswa juga dinilai rendah, indikasi ini terlihat ketika mengerjakan tugas, siswa
tidak yakin dengan jawaban yang telah dikerjakan, siswa sering bertanya kepada
Guru juga memamparkan hasil nilai ulangan siswa rata-rata berada dibawah
KKM sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep yang dimiliki siswa
masih tergolonng rendah. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara siswa yang
menyatakan bahwa mereka sangat kesulitan dalam memahmi fisika, siswa belum
mengetahui hubungan positif antara efikasi diri dan motivasi terhadap pemahaman
konsep yang mereka miliki. Siswa cenderung tidak suka pelajaran fisika karena
pengaruh efikasi diri dan motivasi siswa terhadap pemahaman konsep fisika sehingga
kuantitatif dengan menggunakan efikasi diri dan motivasi siswa sebagai variabel
independen dan pemahaman konsep fisika sebagai variabel dependen yang berjudul
“Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Siswa SMA Terhadap Pemahaman Konsep
Fisika”