Anda di halaman 1dari 5

Metode Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si.

Oleh :
Herlinda Efendi (1713021003)

Program Studi Pendidikan Fisika


Jurusan Fisika Dan Pengajaran Ipa
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelenggara pendidikan disekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik
dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interakasi belajar mengajar
atau proses pembelajaran. Di era 4.0, siswa dituntut untuk memperoleh hasil belajar
yang tinggi untuk semua mata pelajaran yang telah dicanangkan. Salah satu mata
pelajaran yang wajib peserta didik memperoleh nilai tinggi yaitu mata pelajaran fisika.
Faktanya mata pelajaran fisika masih dianggap sulit bagi sebagian besar siswa.
Anggapan tentang betapa sulitnya fisika disebabkan oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah banyak terdapatnya rumus dan hukum di dalamnya. Kesulitan-kesulitan
tersebut kerap kali membuat siswa menjadi kehilangan semangat, menyebabkan
kehilangan motivasi, sehingga siswa menjadi enggan mengerjakan soal-soal yang
diberikan oleh guru, dan cenderung lebih memilih untuk mencontek. Atau lebih jauh
lagi, dampak buruknya adalah hilangnya keyakinan siswa untuk mampu menguasai
mata pelajaran fisika, dan bahkan dapat pula menyebabkan stres di kalangan siswa itu
sendiri.
Melihat kondisi seperti yang telah dijabarkan di atas, sudah sepatutnya guru
sebagai seorang pendidik harus memahami keadaan psikis dan non-psikis yang terjadi
pada siswa-siswinya. Sehingga dapat mengetahui faktor-faktor yang menjadi
permasalahan siswa dalam belajar, baik internal maupun eksternal. Permasalahan
internal siswa dalam belajar dari fakor psikologis, yaitu antara lain intelegensi,
motivasi, minat, bakat, percaya diri, dan kondisi stres. Di samping itu, untuk
mendapatkan hasil belajar yang baik pula dibutuhkan daya juang siswa agar dapat
meraih hasil yang maksimal.
Untuk mencapai hasil belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, dibutuhkan
juga rasa percaya diri yang muncul dari keinginan dalam merepresentasikan
keberhasilan yang diinginkan. Ada berbagai jenis dari kepercayaan diri yang ada pada
manusia, salah satunya adalah efikasi diri. Efikasi diri adalah keyakinan orang-orang
dengan kemampuan mereka untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai (Zarkasyi, 2020). Rasa kepercayaan pada diri dan keyakinan akan keberhasilan
akan usaha yang dilakukan untuk menjadi yang terbaik di kelas, setidaknya akan
membuat siswa mengerahkan usaha yang lebih lagi, dan akan bertahan pada tugas yang
ada meskipun itu sulit. Pembelajar Sains efikasi diri masuk dalam penilaian PISA pada
tahun 2015. Hal ini dianggap penting untuk diukur karena efikasi diri positif terkait
erat dengan motivasi, perilaku belajar, harapan umum di masa depan dan kinerja siswa
(Kazenpour dalam Rumansyah, 2020). Efikasi diri dapat memengaruhi kognisi,
motivasi, proses afektif dan pada akhirnya perilaku orang tersebut (Tenaw dalam
Rumansyah, 2020)..
Dibandingkan dengan seseorang yang ragu akan kemampuannya, seseorang yang
memiliki efikasi diri tinggi dalam belajar atau mengerjakan tugas akan berpartisipasi lebih jauh
bekerja lebih keras, bertahan lebih lama ketika menemukan kesulitan dan akan mencapai level
prestasi yang lebih tinggi. Sehingga hasil belajar yang akan didapatkan oleh siswa yang
memiliki efikasi diri tinggi pasti lebih tinggi di banding siswa yang efikasi dirinya rendah.
Hasil belajar adalah apabila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada
orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti
(Hamalik dalam Yoannita, 2016). Hasil belajar ini menjadi tolak ukur pencapaian tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang
faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar dan Motivasi siswa yaitu Efikasi diri.
Sehingga judul yang akan penulis angkat adalah “Pengaruh Efikasi Diri Siswa
terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Fisika”.

2.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan beberapa masalah
yaitu:
2.2.1 Bagaimana pengaruh efikasi diri terhadap motivasi belajar fisika siswa?
2.2.2 Bagaimana pengaruh efikasi diri terhadap hasil belajar fisika siswa?
2.2.3 Bagaimana pengaruh efikasi diri terhadap motivasi dan hasil belajar fisika
siswa?
Daftar Pustaka
Rumansyah. 2020. Effect of scientific critical thinking model to train critical thinking
skills and student self efficacy. IOP. Conf. Ser. 1422 012015. Tersedia dalam:
https://www.researchgate.net/publication/338496115_Effect_of_scientific_c
ritical_thinking_model_to_train_critical_thinking_skills_and_student_self_e
fficacy. Diunduh pada 15 Februari 2020
Zarkasyi. 2020. Profile of students’ self-efficacy in chemistry learning: Case study at
Senior high school. IOP. Conf. Ser. 1440 012011. Tersedia dalam:
https://www.researchgate.net/publication/338511649_Profile_of_students'_s
elf-efficacy_in_chemistry_learning_Case_study_at_senior_high_school.
Diunduh pada 23 Maret 2020
Yoannita. 2016. Pengaruh Self Efficacy Terhadap Hasil Belajar Fisika Melalui
Penggunaan Model Problem Based Learning. Prosiding Seminar Nasional
Fisika (E-Journal). Vol V, Oktober 2016. Tersedia dalam:
https://www.researchgate.net/publication/313225249_PENGARUH_SELF_
EFFICACY_TERHADAP_HASIL_BELAJAR_FISIKA_MELALUI_PENG
GUNAAN_MODEL_PROBLEM_BASED_LEARNING. Diunduh pada 23
Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai