Anda di halaman 1dari 19

Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359

Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR


SISWA KELAS XII IPA2 TAHUN AJARAN 2013/2014
Di SMA DHARMA PUTRA TANGERANG

Prisca Febrian Liauwrencia


Denny Putra

Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta

priscachacha16@gmail.com;
denny.putra@ukrida.ac.id

Abstrak

Students academic achievement in school influenced by many factors. They were internal
and external factors and consist of many different factors. Literature findings showed different
result among the factors. This research aimed to identify the relation between self concept and
student academic achievement. Using purposive sampling technique, 32 highschool student
were chosen as subject. Self concept measured by self concpet scale and academic achievent
measured using academic report. Using parson product moment, these two variable were
measured to analyze the relationship between them. The result showed that they were
significant corelation between self concept and student academic achievement in highschool
student (r = 0,381; p < 0,05).

Kata kunci: academic achievement, self concept, highschool student

Pendahuluan
Pendidikan merupakan sebuah usaha yang dilakukan secara sadar, teratur, dan
terencana untuk mewujudkan sebuah suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik dapat mengembangkan potensi diri yang dimilikinya. Sekolah merupakan
lembaga formal dan sarana bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut.
Dalam lingkungan sekolah terjadi suasana belajar dan proses pembelajaran antar siswa
yang mencerminkan prestasi belajar siswa.

62
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

Suryabrata (2005) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu
proses yang dinyatakan dalam bentuk angka sebagai proses evaluasi yang diberikan
pada akhir semester dalam bentuk rapor. Winkel (2004) juga mengungkapkan bahwa
prestasi belajar merupakan hasil tes dalam bentuk angka yang diberikan pengajar
ketika berada dalam proses belajar mengajar, baik dari hasil tes maupun observasi
terhadap siswa di kelas. Prestasi belajar merupakan sebuah perolehan nilai akademis
yang diberikan oleh pengajar melalui tugas, ulangan harian, maupun ujian akhir yang
dikonversikan dalam bentuk angka dan diberikan di akhir semester dalam bentuk hasil
belajar atau rapor (Chaplin dalam Handayani dan Nurwidawati, 2013).
Berdasarkan hasil Daftar Cek Masalah (DCM) yang disebar oleh peneliti selama
magang di SMA Dharma Putra Tangerang juga didapatkan hasil bahwa sebanyak 16%
siswa memiliki masalah dalam penyesuaian terhadap sekolah, dan sebanyak 18%
siswa memiliki masalah dalam penyesuaian terhadap kurikulum.
Berdasarkan hasil konseling selama peneliti melakukan praktik magang di sekolah
SMA Dharma Putra Tangerang, cukup banyak siswa yang mengatakan bahwa dirinya
merasa kurang mampu mengikuti pembelajaran di kelas, yaitu sekitar 15-20 orang atau
lebih, bahkan seringkali siswa tersebut merasa kesulitan mengikuti pelajaran-pelajaran
inti, seperti Matematika. Selama peneliti melakukan praktik magang di sekolah SMA
Dharma Putra Tangerang, beberapa guru juga mengatakan kurangnya prestasi belajar
siswa dalam hal belajar.
Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar juga dipengaruhi oleh
konsep diri. Konsep diri menjadi hal penting bagi tercapainya prestasi belajar karena
konsep diri termasuk dalam faktor internal yang mempengaruhi siswa dalam
pencapaian prestasi. Penelitian Rensi dan Sugiarti (2011) menyatakan bahwa siswa
yang memiliki prestasi tinggi memiliki konsep diri yang lebih positif, sedangkan siswa
yang memiliki prestasi rendah memiliki konsep diri yang negatif. Siswa yang kurang
berprestasi akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak memiliki
kemampuan dan kurang mampu beradaptasi dengan orang lain. Tanggapan positif guru
juga dapat membantu siswa bersikap positif terhadap dirinya dan juga dapat
mempengaruhi prestasi belajarnya.

63
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

Shavelson, Hubner, dan Stanton (dalam Setiawan, 2013) menyatakan bahwa


konsep diri adalah persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri yang dibentuk melalui
pengalaman dan interpretasi seseorang terhadap dirinya sendiri. Burns (dalam Hastuti,
2009) juga mengatakan konsep diri sebagai pandangan, penilaian, dan perasaan
individu mengenai dirinya yang muncul sebagai hasil dari suatu interaksi sosial. Crocker
dan Wolfe (dalam Rensi dan Sugiarti, 2011) mengatakan bahwa konsep diri adalah
pandangan seseorang mengenai dirinya secara keseluruhan sebagai hasil pengamatan
terhadap dirinya di masa lalu dan di masa sekarang.
Penelitian Rensi dan Sugiarti (2011) menunjukkan bahwa adanya hubungan
antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa SMP Kristen YSKI Semarang dengan
koefisien regresi sebesar 0,158. Penelitian Irawati dan Hajat (2012) menemukan bahwa
self esteem yang merupakan faktor internal konsep diri dapat mempengaruhi prestasi
belajar.
Selain itu juga terdapat penelitian dari Handayani dan Nurwidawati (2013) adanya
hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa akselerasi dengan koefisien
korelasi sebesar 0,657. Penelitian dari Andriani (2013) menunjukkan bahwa faktor
psikologis, yaitu rasa percaya diri juga dapat mempengaruhi prestasi belajar. Penelitian
Andriani (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara
rasa percaya diri dengan prestasi belajar siswa dengan koefisien korelasi sebesar
0,6025.
Namun, penelitian Firmanto (2010) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
lemah dan tidak signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa SMA
Shalahuddin Malang. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2013) juga menunjukkan
bahwa konsep diri tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar
siswa kelas XI dan XII Jurusan Teknik Audio Video SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
Berdasarkan pemaparan kondisi riil dan ideal yang tertera di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara konsep diri
dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma
Putra Tangerang? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 di
SMA Dharma Putra Tangerang.

64
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi ke dalam
Ilmu Psikologi, yaitu Psikologi Pendidikan, khususnya yang berkaitan di bidang
pendidikan sekolah. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi untuk beberapa pihak terkait, yaitu para orang tua, konselor sekolah dan guru
dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa untuk memiliki konsep diri yang
bersifat positif dalam proses pencapaian prestasi belajar yang baik. Penelitian ini juga
diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa dalam upaya menyadari pentingnya konsep
diri dalam pencapaian prestasi belajar.

Prestasi Belajar
Suryabrata (2005) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu
proses yang dinyatakan dalam bentuk angka sebagai proses evaluasi yang diberikan
pada akhir semester dalam bentuk rapor. Pendapat lain dari Wuryani (dalam Asril,
2011) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar dan diberikan oleh pengajar dalam jangka waktu yang
sudah ditentukan sebagai hasil penilaian belajar.
Syah (2003) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan keberhasilan seorang
siswa dalam memahami materi pelajaran yang diperoleh dari hasil tes sejumlah materi
pelajaran tertentu di sekolah. Winkel (2004) mengungkapkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil tes dalam bentuk angka yang diberikan pengajar ketika berada dalam
proses belajar mengajar, baik dari hasil tes maupun observasi terhadap siswa di kelas.
Berdasarkan beberapa definisi mengenai prestasi belajar, dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar adalah pencapaian hasil belajar seorang siswa/i dalam
memahami materi pelajaran maupun hasil tes yang diberikan dan dinyatakan dalam
bentuk angka sebagai proses evaluasi yang diberikan di akhir semester dalam bentuk
rapor.
Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal yang meliputi
faktor fisiologis (keadaan jasmani), faktor psikologis (inteligensi, sikap, bakat, minat,
motivasi, konsep diri, kecerdasan emosi, perhatian, dan kematangan), dan faktor
eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat (Purnaningtyas, 2010).

65
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

Nasution (dalam Riza, 2012) menyatakan bahwa prestasi belajar dikatakan


sempurna apabila memenuhi tiga aspek, antara lain aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. Aspek kognitif berhubungan dengan pengenalan baru atau mengingat
kembali (menghafal), memahami, mengaplikasikan, menganalisis, dan kemampuan
mengevaluasi. Aspek afektif berhubungan dengan pembangkitan minat, sikap/emosi,
penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai atau norma. Aspek psikomotor berhubungan
dengan pengajaran yang bersifat keterampilan atau yang menunjukkan kemampuan
(skill).

Konsep Diri
Burns (dalam Hastuti, 2009) juga mengatakan konsep diri sebagai pandangan,
penilaian, dan perasaan individu mengenai dirinya yang muncul sebagai hasil dari suatu
interaksi sosial. Pendapat lain dari Gage dan Berliner (dalam Setiawan, 2013)
mengatakan bahwa konsep diri tidak hanya mengenai bagaimana individu memandang
dirinya, namun konsep diri mengukur tentang apa yang akan dilakukan di masa yang
akan datang, dan bagaimana mereka mengevaluasi performa diri mereka.
Crocker dan Wolfe (dalam Rensi dan Sugiarti, 2011) mengatakan bahwa konsep
diri adalah pandangan seseorang mengenai dirinya secara keseluruhan sebagai hasil
pengamatan terhadap dirinya di masa lalu dan di masa sekarang. Berdasarkan
beberapa definisi mengenai konsep diri, dapat disimpulkan bahwa konsep diri
merupakan bagaimana seseorang memandang dirinya dan kemampuan yang
dimilikinya yang merupakan hasil dari pengalaman, interaksi, dan interpretasi
seseorang terhadap dirinya sendiri di masa lalu dan di masa sekarang.
Konsep diri juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia kematangan,
penampilan diri, kepatutan jenis kelamin, nama dan julukan, hubungan keluarga,
teman-teman sebaya, kreativitas, serta cita-cita (Hurlock, 1999). Burns (dalam
Sugiokto, 2012) juga menyatakan bahwa konsep diri terdiri sumber-sumber yang
meliputi tiga poin penting, antara lain diri fisik dan citra tubuh, bahasa dan
perkembangan konsep diri, dan umpan balik dari orang-orang lain yang dihormati.
Sumber diri fisik merupakan langkah awal bagi seorang anak untuk mengetahui
apa yang merupakan dirinya maupun bukan dirinya yang dipelajari melalui pengalaman

66
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

langsung. Seseorang juga perlu untuk mengenali bagian dari tubuhnya secara fisik
yang biasa disebut sebagai citra tubuh atau skema tubuh (Sugiokto, 2012). Seseorang
yang memiliki citra tubuh yang buruk akan mempengaruhi konsep dirinya. Misalnya
julukan bagi seseorang yang memiliki berat badan lebih atau kurang akan dipanggil
dengan sebutan “Si Gendut atau Si Kurus”. Sebutan-sebutan tersebut akan berdampak
pada pencitraan tubuh seorang anak, mempengaruhi perasaannya, dan konsep diri
anak tersebut menjadi negatif.
Sumber konsep diri yang kedua adalah bahasa dan perkembangan konsep diri.
Bahasa merupakan cara seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam
perkembangan konsep diri, seorang anak harus membedakan antara I, you, mine, dan,
yours. Bahasa tersebut digunakan untuk menjadi pembeda antara dirinya dengan orang
lain. Burns (dalam Sugiokto, 2012) mengatakan bahwa umpan balik dari seseorang
biasanya dalam bentuk verbal. Bahasa memudahkan seseorang untuk memahami
konsep diri yang biasa dikatakan atau diterjemahkan seseorang dalam bentuk bahasa
verbal.
Sumber konsep diri yang ketiga adalah umpan balik dari orang lain yang dihormati
dan merupakan sumber utama dari konsep diri. Orang tua dan teman sebaya memiliki
pengaruh yang cukup kuat dan sumber utama dalam umpan balik. Umpan balik dapat
disampaikan secara langsung kepada individu yang bersangkutan maupun
disampaikan secara tidak langsung.
Selain sumber-sumber, Hurlock (dalam Hutagalung, 2007) juga mengemukakan
bahwa konsep diri dapat dibagi menjadi dua, antara lain konsep diri sebenarnya, dan
konsep diri ideal. Konsep diri sebenarnya merupakan konsep seseorang mengenai
dirinya yang sebagian besar ditentukan oleh peran dan hubungannya dengan orang
lain, serta persepsinya mengenai penilaian orang lain terhadap dirinya. Konsep diri
ideal merupakan gambaran seseorang mengenai keterampilan dan kepribadian yang
diinginkannya. Konsep diri juga terdiri dari dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek
pikologis (Hurlock, 1999).

67
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

Remaja
Teori perkembangan Super mengatakan remaja adalah individu yang berada
dalam tingkatan usia 14-24 tahun (Brown, 2002). Teori Piaget (dalam Santrock, 2003)
mengemukakan bahwa pikiran remaja bukanlah lembaran kosong, namun remaja
sudah memiliki sejumlah gagasan mengenai dunia fisik dan alami. Remaja datang ke
sekolah dengan gagasannya sendiri mengenai ruang, waktu, kausalitas, kuantitas, dan
bilangan. Piaget juga menyatakan bahwa remaja secara alamiah adalah mahluk yang
serba ingin tahu. Cara terbaik untuk memelihara motivasi untuk menimba pengetahuan
adalah dengan memberi mereka kesempatan berinteraksi secara spontan dengan
lingkungannya.
Remaja dengan usia 15-19 tahun tergolong dalam kelompok remaja akhir. Dalam
tahap ini, muncul minat yang lebih nyata untuk karier, pacaran, dan ekplorasi identitas
(Santrock, 2003). Menurut Piaget, remaja sudah memiliki kemampuan untuk
memecahkan masalah dan membuat sebuah rencana.

Dinamika Penelitian
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh siswa di sekolah. Dalam lingkungan sekolah tercipta kegiatan belajar
karena adanya interaksi antara stimulus yang diberikan oleh pengajar kepada siswa
dan tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar. Prestasi belajar
dianggap penting karena merupakan penentu hasil belajar siswa selama satu jenjang
pendidikan.
Hasil konseling menunjukkan bahwa siswa yang memiliki konsep diri tinggi, tidak
selalu memiliki prestasi belajar yang tinggi, bahkan siswa yang memiliki konsep diri
rendah memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa dengan konsep
diri tinggi.
Berdasarkan penelitian Rensi dan Sugiarti (2011), prestasi belajar dipengaruhi
oleh beberapa faktor, salah satunya adalah konsep diri. Penelitian dari Rensi dan
Sugiarti (2011) menunjukkan bahwa konsep diri mempunyai hubungan dan pengaruh
positif terhadap prestasi belajar siswa SMP. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa
yang memiliki prestasi belajar yang tinggi akan memiliki konsep diri yang lebih positif,

68
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

sedangkan siswa yang kurang berprestasi akan memandang dirinya sebagai orang
yang tidak memiliki kemampuan dan kurang dapat menyesuaikan diri dengan orang
lain.
Siswa yang memiliki konsep diri yang tinggi akan merasa yakin dan mampu
terhadap kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar
yang tinggi. Siswa dengan konsep diri yang rendah akan merasa tidak percaya diri
terhadap kemampuan yang dimilikinya sehingga menghasilkan prestasi belajar yang
kurang baik.
Hastuti (2009) juga melakukan penelitian mengenai konsep diri dengan prestasi
belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2009) menunjukkan bahwa ada
hubungan yang positif antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa SMK Perguruan
Rakyat Kelas XI Akuntansi tahun 2008/2009. Tingkat konsep diri di SMK Perguruan
Rakyat kelas XI dapat dikatakan cukup. Konsep diri yang cukup pada siswa SMK
Perguruan Rakyat kelas XI merupakan salah satu bekal bagi siswa dalam menjalani
kegiatan belajar sehingga dapat menunjang pencapaian prestasi belajar. Siswa yang
memiliki konsep diri tinggi akan berusaha meraih masa depan sebaik-baiknya dengan
belajar semaksimal mungkin untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
Beberapa penelitian mengenai konsep diri menyatakan bahwa prestasi belajar
juga dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain self efficacy, self esteem, dan rasa
percaya diri. Prestasi belajar yang diperoleh seorang siswa dalam proses belajar
bergantung pada bagaimana siswa tersebut memandang dirinya termasuk cara
pandang dirinya mengenai potensi yang dimilikinya, baik potensi akademik maupun non
akademik. Seorang siswa akan memandang dirinya pandai karena sifat optimis yang
dimilikinya, sedangkan siswa yang memandang dirinya bodoh karena ia memiliki sifat
pesimis dalam dirinya.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa konsep diri dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan konsep diri memegang peranan penting dalam pencapaian
prestasi belajar siswa di sekolah. Siswa yang memiliki konsep diri yang tinggi akan
dengan mudah mendapatkan perolehan nilai akademis yang baik, sedangkan siswa
yang memiliki prestasi belajar rendah akan sulit untuk mendapatkan nilai akademis
yang baik.

69
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

Prestasi belajar yang tinggi tersebut tidak lepas dari salah satu faktor yang
mempengaruhinya yaitu konsep diri. Siswa yang memiliki konsep diri yang positif akan
merasa yakin untuk memperoleh nilai akademis yang baik, sedangkan siswa yang
konsep dirinya rendah akan sulit untuk memperoleh nilai akademis yang baik karena ia
merasa tidak yakin akan kemampuan yang dimilikinya.
Hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa yang diilustrasikan
tersebut dapat menunjukkan bahwa siswa yang memiliki konsep diri tinggi juga akan
memiliki prestasi belajar yang tinggi pula, sedangkan siswa yang memiliki konsep diri
rendah akan memiliki prestasi belajar yang rendah pula.
Maka hipotesis pada penelitian ini berbunyi terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran
2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian berupa penelitian kuantitatif. Penelitian
ini menggunakan subyek berusia 16-18 tahun dan merupakan siswa aktif SMA Dharma
Putra Tangerang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random
sampling. Penelitian ini memiliki jumlah subyek sebanyak 32 siswa.
Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data menggunakan skala konsep diri
yang peneliti dapat dari penelitian sebelumnya. Reliabilitas skala konsep diri diuji
menggunakan Internal Consistency. Hasil uji reliabilitas skala konsep diri didapatkan
hasil sebesar 0,807. Validitas untuk skala konsep diri diuji dengan Corrected Item
Correlation. Hasil uji validitas pada skala konsep diri dikatakan valid karena lebih besar
dari 0,30.
Data akan dianalisis melalui tiga tahap. Pertama, peneliti akan melakukan uji
normalitas dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov Goodness of Fit. Teknik ini
digunakan untuk melihat apakah sampel berdistribusi normal atau dapat dikatakan
sampel mewakili populasi (Priyatno, 2013). Kedua, penelitian ini juga akan
menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan program
Statistical Product and Service Solution (SPSS). Teknik korelasi Pearson Product

70
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

Moment digunakan untuk melihat hubungan antara variabel dalam penelitian (Sarwono,
2006).
Ketiga, peneliti melakukan kategorisasi untuk menggolongkan subyek.
Pembentukan kategorisasi bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam suatu
kelompok yang memiliki tingkatan berdasarkan kontinum dari atribut yang diukur
(Azwar, 2013).
Prosedur penelitian akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan. Pada tahap persiapan, peneliti akan menyiapkan administrasi
penelitian berupa skala konsep diri sesuai dengan jumlah responden pada penelitian,
alat tulis, surat izin dari Fakultas Psikologi UKRIDA, surat izin dari Dinas Pendidikan bila
diperlukan, dan hadiah bagi responden sebagai ucapan terima kasih atas kesediaan
mengisi skala yang diberikan. Peneliti juga menentukan sekolah yang akan dijadikan
responden dalam penelitian ini, kemudian menghubungi sekolah tersebut untuk
menyampaikan tujuan dari penelitian tersebut, serta mengurus izin untuk melaksanakan
penelitian ini.
Pada tahap pelaksanaan, peneliti mendatangi sekolah yang sudah dipilih untuk
menjadi responden dalam penelitian ini dan memberikan surat izin dari Fakultas
Psikologi UKRIDA. Peneliti menemui pihak utama dari sekolah, seperti kepala sekolah
atau wakil kepala sekolah untuk mendiskusikan waktu pelaksanaan penelitian. Setelah
mendapatkan izin dan waktu yang ditentukan, peneliti menyebarkan skala konsep diri
kepada responden, kemudian memberikan hadiah kepada responden setelah
pengerjaan tes sebagai ucapan terima kasih.

71
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

Hasil Penelitian

Tabel 1 Gambaran umum subyek penelitian

Kategori Jumlah Persentase

Laki-laki 17 53%
Jenis Kelamin
Perempuan 15 47%

16 tahun 4 13%

Usia 17 tahun 25 78%

18 tahun 3 9%

Uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov. Priyatno (2013)


memaparkan kriteria pengujian dari uji normalitas, yaitu apabila nilai signifikansi (Asym
sig 2 tailed) > 0,05, maka data dapat dikatakan berdistribusi normal; dan apabila nilai
signifikansi (Asym sig 2 tailed) < 0,05, maka data dikatakan tidak berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas pada data prestasi belajar didapatkan koefisien Kolmogorov
Smirnov of Fit sebesar 0,912 dengan nilai signifikansi > 0,05. Hasil uji normalitas pada
data konsep diri didapatkan koefisien Kolmogorov Smirnov of Fit sebesar 0,585 dengan
nilai signifikansi > 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, maka dapat
dikatakan bahwa prestasi belajar dan skala konsep diri berdistribusi normal atau
mewakili populasi.

Pada uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson Product
Moment untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa
kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 di SMA Dharma Putra Tangerang. Hasil uji
korelasi didapatkan hasil r = 0,381 dengan nilai signifikansi < 0,05. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri
dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma
Putra Tangerang. Hubungan antara kedua variabel tersebut positif dengan nilai
signifikansi < 0,05.

72
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

Tabel 2 Tabel Deskriptif Konsep Diri

N
Minimum Maksimum Mean Standar deviasi
32
40 74 60.44 6.594

Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean konsep diri siswa SMA Dharma Putra
Tangerang sebesar 60,44. Jika dilihat berdasarkan letak mean dalam kategorisasi yang
telah peneliti susun, maka dapat dikatakan bahwa konsep diri siswa kelas XII IPA2
tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang tergolong sedang. Berikut
merupakan kategori konsep diri:
1. X < 42 = Rendah (R)
2. 42 < X < 63 = Sedang (S)
3. 63 < X < 84 = Tinggi (T)

Tabel 3 Tabel Deskriptif Prestasi Belajar

Standar N
Minimum Maksimum Mean
deviasi
1624 1895 1738.78 55.428 32

Berdasarkan hasil perhitungan, mean prestasi belajar siswa SMA Dharma Putra
Tangerang sebesar 1738,78. Jika dilihat berdasarkan letak mean dalam kategorisasi
yang telah peneliti susun, maka dapat dikatakan bahwa konsep diri siswa SMA Dharma
Putra tergolong sedang. Berikut merupakan kategori prestasi belajar:
1. X < 1714 = Rendah (R)
2. 1714 < X < 1804 = Sedang (S)
3. 1804 < X < 1895 = Tinggi (T)

Tabel 4 Tabel Kategorisasi Konsep Diri Berdasarkan Jenis Kelamin


No. Jenis kelamin N Mean
1 Laki-laki 17 61.65
2 Perempuan 15 59.07
Total 32

73
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

Berdasarkan tabel 4, pada jenis kelamin laki-laki memiliki mean sebesar 61.65 dan
termasuk dalam kategori sedang jika dilihat dari kategorisasi pada tabel 2; dan untuk
jenis kelamin perempuan memiliki mean sebesar 59.07 dan termasuk dalam kategori
sedang.

Tabel 5 Tabel kategorisasi konsep diri berdasarkan usia

No. Usia N Mean

1 16 4 60.75

2 17 25 60.24

3 18 3 61.67

Total 32

Berdasarkan tabel 5, pada usia 16 tahun didapatkan mean sebesar 60.75, pada
usia 17 tahun didapatkan mean sebesar 60.24, dan pada usia 18 tahun didapatkan
mean sebesar 61.67. Ketiga tingkatan usia tersebut apabila dilihat dari besar mean
termasuk kategori sedang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa konsep diri siswa kelas XII
IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang untuk tingkatan usia 16-
18 tahun tergolong sedang.

Pembahasan
Pada uji hipotesis yang telah dilakukan mengenai hubungan antara konsep diri
dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma
Putra Tangerang didapatkan hasil r = 0,381 dengan nilai signifikansi < 0,05. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA
Dharma Putra Tangerang. Hubungan antara kedua variabel tersebut positif dengan nilai
signifikansi < 0,05.

74
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2009) yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri
dengan prestasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Perguruan Rakyat tahun ajaran
2008/2009. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya
(2013) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
konsep diri dengan prestasi belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas XI SMA
Negeri 8 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.
Penelitian Hastuti (2009) menyatakan bahwa konsep diri merupakan faktor internal
yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Konsep diri itu sendiri
dipengaruhi oleh aspek fisik dan psikologis. Aspek fisik yang dimaksud adalah bentuk
tubuh dan penampilan. Bentuk tubuh dan penampilan akan menunjukkan bagaimana
konsep diri orang tersebut. Selain itu cara berpakaian seseorang juga menunjukkan
bagaimana konsep diri seseorang. Seseorang yang memiliki bentuk tubuh dan
penampilan fisik yang menarik akan membentuk konsep diri yang positif dalam dirinya,
sedangkan seseorang yang memiliki bentuk tubuh dan penampilan fisik yang kurang,
akan merasa bahwa dirinya tidak menarik dan membentuk konsep diri yang rendah.
Selain dipengaruhi oleh aspek fisik, konsep diri juga dipengaruhi oleh aspek psikis.
Seseorang yang memandang bahwa dirinya merasa mampu dalam mencapai sebuah
prestasi akan membentuk konsep diri yang positif, sedangkan seseorang yang
memandang bahwa dirinya tidak mampu dalam mencapai sebuah prestasi akan
membentuk konsep diri yang negatif.
Pada hasil deskriptif berdasarkan konsep diri dalam tabel 1 didapatkan mean atau
rata-rata sebesar 60.24 dari keseluruhan subyek, yaitu sebanyak 32 subyek. Apabila
dilihat dari letak mean dalam kategori yang di atas, maka dapat dikatakan konsep diri
siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang tergolong
sedang. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa nilai minimum atau terendah pada
konsep diri sebesar 40 dan nilai maksimum atau tertinggi sebesar 74. Secara
keseluruhan terdapat 3% subyek termasuk dalam kategori rendah, 66% subyek
termasuk dalam kategori sedang, dan 31% subyek termasuk dalam kategori tinggi.
Pada hasil deskriptif berdasarkan prestasi belajar didapatkan mean atau rata-rata
sebesar 1738.78 dari keseluruhan subyek, yaitu sebanyak 32 subyek. Apabila dilihat

75
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

dari letak mean dalam kategori yang di atas, maka dapat dikatakan prestasi belajar
siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang tergolong
sedang.
Pada kategorisasi tersebut juga menunjukkan bahwa nilai minimum atau terendah
pada prestasi belajar sebesar 1624 dan nilai maksimum atau tertinggi sebesar 1895.
Berdasarkan kategori di atas, subyek yang mendapatkan skor 1624 akan tergolong
rendah dan subyek yang mendapatkan skor 1895 tergolong tinggi. Skor yang tergolong
kategori rendah memiliki persentase 34%, skor dengan kategori sedang memiliki
persentase 59%, dan skor dengan kategori tinggi memiliki persentasi sebesar 6%.
Pada hasil deskriptif konsep diri berdasarkan jenis kelamin dalam tabel 5, pada
jenis kelamin laki-laki memiliki mean sebesar 61.65 dan termasuk dalam kategori
sedang jika dilihat dari kategorisasi pada tabel 2; dan untuk jenis kelamin perempuan
memiliki mean sebesar 59.07 dan termasuk dalam kategori sedang jika dilihat pada
kategorisasi di tabel 2. Hal ini menunjukkan bahwa konsep diri siswa kelas XII IPA2
tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang berdasarkan jenis kelamin
termasuk sedang.
Pada hasil deskriptif konsep diri berdasarkan usia dalam tabel 6, pada usia 16
tahun didapatkan mean sebesar 60.75, pada usia 17 tahun didapatkan mean sebesar
60.24, dan pada usia 18 tahun didapatkan mean sebesar 61.67. Ketiga tingkatan usia
tersebut apabila dilihat dari besar mean termasuk kategori sedang. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa konsep diri siswa kelas XII IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA
Dharma Putra Tangerang untuk tingkatan usia 16-18 tahun tergolong sedang.
Berdasarkan hasil uji hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pada
penelitian ini diterima. Hasil uji hipotesis pada penelitian ini ialah terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas XII
IPA2 tahun ajaran 2013/2014 SMA Dharma Putra Tangerang. Hal ini berarti hipotesis
penelitian yang menyatakan bahwa adanya hubungan yang positif dan signifikan antara
konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas XII IPA2 tahun ajran 2013/2014 SMA
Dharma Putra Tangerang diterima. Artinya, tinggi rendahnya konsep diri mempengaruhi
prestasi belajar siswa SMA Dharma Putra Tangerang, begitu juga sebaliknya.

76
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

Berikut merupakan beberapa saran teoritis dari peneliti untuk penelitian


selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan antara konsep diri dengan prestasi
belajar siswa SMA. Pertama, untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan
populasi yang lebih besar, tidak hanya di satu sekolah saja maupun di satu wilayah
saja, agar mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan dapat digeneralisasikan secara
nasional. Kedua, untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan alat ukur
Multidimensional Self Concept Scale (MSCS) sebagai alat ukur yang mengukur konsep
diri dengan menggunakan komponen-komponen yang dibutuhkan sesuai dengan
variabel yang diukur.
Peneliti juga mengemukakan beberapa saran praktis dari peneliti untuk orangtua
dan guru berkaitan dengan hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa
SMA. Pertama, bagi guru BK dapat memberikan konseling seputar konsep diri kepada
siswa, sekaligus membantu siswa untuk membangun konsep diri yang baik, sehingga
tertanam konsep diri yang positif dalam diri siswa. Kedua, bagi orangtua dan guru dapat
bekerja sama dalam hal meningkatkan konsep diri siswa sehingga berdampak positif
pada prestasi belajarnya.

Daftar Pustaka

Andriani, L., Lihawa, F., & Zainuri, A. (2013). Hubungan Rasa Percaya Diri Dengan
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X Di Sma Negeri 4
Gorontalo. Kim Fakultas Matematika Dan Ipa, 1(1). Retrieved from:
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/article/view/3666

Asril. (2011). Faktor-faktor Psikologis yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa SMA
Hang Tuah 1 Jakarta. Retrieved from:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2953/1/ASRIL-FPS.PDF

Azwar, S. (2012). Metode Penelitian (Edisi I). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Brown, D. (2002). Career choice and development (4th ed.). San Fransisco, California:
Jossey-Bass Inc.

Firmanto, A. (2010). Hubungan Konsep Diri dan Prestasi Belajar Siswa SMA
Shalahuddin Malang. SKRIPSI Jurusan Bimbingan dan Konseling & Psikologi-
Fakultas Ilmu Pendidikan UM. Retrieved from: http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/BK-Psikologi/article/view/9387

77
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

Handayani, F., & Nurwidawati, D. (2013). Hubungan self efficacy dengan prestasi
belajar siswa akselerasi. Character: Jurnal Penelitian Psikologi., 1(2). Retrieved from:
http://ejournal.unesa.ac.id/data/journals/17/articles/1868/public/1868-3459-1-PB.pdf

Hastuti, D., P. (2009). Hubungan Konsep Diri dan Kecerdasan Emosi dengan Prestasi
Belajar Siswa Akuntansi Kelas XI SMK Perguruan Rakyat Jakarta Tahun Ajaran
2008/2009 (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret). Retrieved from:
http://eprints.uns.ac.id/3554/1/172972312201007071.pdf

Hurlock, E., B. (1999). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E., B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Hutagalung, I. (2007). Pengembangan Kepribadian: Tinjauan Praktis Menuju Pribadi


Positif. Jakarta: Indeks.

Irawati, N., Hajat, N. (2012). Hubungan antara Harga Diri (Self Esteem) dengan
Prestasi Belajar pada Siswa SMKN 48 di Jakarta Timur. Volume X, Nomor 2,
Agustus 2012. Retrieved from:
http://www.econosains.com/attachments/article/28/NURAHMA.pdf

Matondang, Z. (2009). Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian. Medan:


Jurnal Tabularasa PPS UNIMED Vol.6 No. 1, Juni 2009. Retrieved from:
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-24576-Zulkifli.pdf

Musianto, S., L. Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif dalam


Metode Penelitian. Retrieved from:
http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/15628/15620

Nasution, R. (2003). Teknik Sampling. Retrieved from:


http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf

Prasetyo. A. (2013). Pengaruh Konsep Diri dan Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar
Siswa Jurusan Teknik Audio Video di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. (JURNAL
SKRIPSI, Universitas Negeri Yogyakarta). Retrieved from:
http://eprints.uny.ac.id/10021/1/Jurnal%20Skripsi.pdf

Priyatno, D. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS (Cetakan Pertama).
Yogyakarta: Mediakom.

Purnaningtyas, A. (2010). Pengaruh Kecerdasan Emosi Terhadap Prestasi Belajar


Siswa Mata Pelajaran Seni Budaya SMP. Harmonia: Journal of Arts Research and
Education, 10(1). Retrieved
from:http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/view/56

78
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

Raharjo, S. (2014). Uji Normalitas Data dengan SPSS. Retrieved from:


http://www.konsistensi.com/2013/04/uji-normalitas-data-dengan-spss.html

Rensi, R., & Sugiarti, L. R. (2011). Dukungan Sosial, Konsep Diri, dan Prestasi Belajar
Siswa SMP Kristen YSKI Semarang. Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(2). Retrieved from:
http://www.ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/231

Riza, E., A. (2012). Hubungan antara Nilai Ujian Nasional (NUN) SLTP dengan Prestasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Alat Ukur Kelas X SMK Taman Siswa Jetis
Yogyakarta. Retrieved from: http://eprints.uny.ac.id/8565/3/BAB%202-
05504241003.pdf

Riza, E., A. (2012). Hubungan antara Nilai Ujian Nasional (NUN) SLTP dengan Prestasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Alat Ukur Kelas X Taman Siswa Jetis
Yogyakarta. Retrieved from: http://eprints.uny.ac.id/8565/3/BAB%202-
05504241003.pdf

Santrock, J.,W. (2003). Adolescence, Edisi Keenam Jakarta: Erlangga.

Saputra, N., S. (2012). Skala Pengukuran. Retrieved from:


http://www.slideshare.net/sofyannardisaputra/skala-pengukuran

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Edisi 1, Cetakan 1).
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sarwono, J. (2012). Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan


Prosedur SPSS: Tuntutan Praktis dalam Menyusun Skripsi. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.

Setiawan, I. (2013). Pengaruh Mentoring Agama Islam terhadap Perubahan Konsep Diri
Mahasiswa Muslim. Retrieved from:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37286/4/Chapter%20II.pdf

Setyani, U. (2007). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Intensi Menyontek Pada
Siswa SMA Negeri 2 Semarang (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).
Retrieved from: http://eprints.undip.ac.id/10644/1/SKRIPSI.pdf

Simanjuntak, W. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Retrieved


from: http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/22/faktor-faktor-yang- mempengaruhi-
prestasi-belajar-558299.html

Sirait, D. (2011). Metode Penelitian : Validitas dan Reliabilitas. Retrieved from:


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29842/4/Chapter%20II.pdf

79
Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359
Volume 4 Nomor 1, Januari-Juni 2014

Sugiokto, F. (2012). Hubungan antara Konsep Diri Remaja dengan Frekuensi


Penggunaan Internet (Skripsi tidak dipublikasi). Universitas Kristen Krida Wacana,
Jakarta

Sukmadinata. (2005). Hubungan antara Konsep Diri dengan Prestasi Belajar pada
Mahasiswa S1 Keperawatan Semester II Unimus. Retrieved from:
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=7441

Suryabarata, S. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka.

Susilana, R. Modul 6: Populasi dan Sampel. Retrieved from:


http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_6.pdf

Syah, M., M.Ed. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Wijaya, B., R. (2013). Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua dan Konsep Diri dengan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa SMA Kelas XI SMA Negeri 8
Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. (JURNAL, Universitas Sebelas Maret).
Retrieved from: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/view/959

Winkel, W.S. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

80

Anda mungkin juga menyukai