Anda di halaman 1dari 12

A.

Pengertian Perilaku Abnormal

Seorang individu dikatakan berperilaku abnormal apabila menunjukkan


karakteristik perilaku yang yang tidak lazim alias menyimpang secara signifikan
dari rata-rata. kebanyakan orang indonesia mengangap orang abnormal yaitu
orang yang berprilaku aneh / tidak sama dengan kebiasaan orang lain.

Untuk mendefinisikan abnormalitas tersebut Atkinson dkk.(1992) mencoba


membandingkannya antara perilaku abnormal dengan perilaku normal. Oleh
karena itu cara mendefinisikannya dapat dilakukan dengan beberapa cara antara
lain adalah: penyimpangan dari norma statistik, penyimpangan dari norma sosial,
perilaku maladaptif, dan kesusahan pri badi.

Perilaku abnormal adalah tanda-tanda dari emosi, keinginan, dan aksi yang
dimunculkan dari sikap patologikal yang dilan dasi alasan-alasan lain seperti
perilaku yang berlebihan, pelanggaran terhadap norma, kesulitan personal,
ketidak mampuan atau disfungsi, dan keputus-asaan.

Selain itu Perilaku abnormal dapat juga dia rtikan adalah kekalutan mental dan
melampaui titik kepatahan mental atau dikenal sebagai nervous breakdown. (get
mental breakdown).

B. Model perilaku Abnormal

Model-model perilaku abnormal, meliputi model-model yang mewakili


perspektif biologis, psikologis, sosiokultural, dan biopsikososial. Di bawah ini
adalah penjelasan-penjelasan singkatnya :

Perspektif biologis:

Emil Kraepelin (1856-1926) yang menulis buku teks penting dalam bi dang
psikiatri pada tahun 1883. Ia meyakini bahwa gangguan mental berhubungan
dengan penyakit fisik.

Memang tidak semua orang yang mengadopsi model medis ini,meyakini


bahwa setiap pola perilaku abnormal merupakan hasil dari kerusakan biologis,
namun mereka mempertahankan keyakinan bahwa pola perilaku abnormal
tersebut dapat dihubungkan dengan penyakit fisik karena ciri -cirinya dapat
dikonseptualisasikan sebagai simtom -simtom dari gangguan yang mendasarinya.

Perspektif psikologis

Sigmund Freud, seorang dokter muda Austria (1856-1939) berpikir bahwa


penyebab perilaku abnormal terletak pada interaksi antara kekuatan -kekuatan di
dalam pikiran bawah sadar. Model yang dikenal sebagai model psikodinamika ini
merupakan model psikologis utama yang pertama membah as mengenai perilaku
abnormal.

Perspektif sosiokultural

Pandangan ini meyakini bahwa kita harus mempertimbangkan konteks -


konteks sosial yang lebih luas di mana suatu perilaku muncul untuk memahami
akar dari perilaku abnormal.

Penyebab perilaku abnormal dapat ditemukan pada kegagalan masyarakat dan


bukan pada kegagalan orangnya. Masalah -masalah psikologis bisa jadi berakar
pada penyakit sosial masyarakat, seperti kemiskinan, perpecahan sosial,
diskriminasi ras, gender,gaya hidup,dan sebagainya.

Perspektif biopsikososial

Pandangan ini meyakini bahwa perilaku abnormal terlalu kompleks untuk


dapat dipahami hanya dari salah satu model atau perspektif. Mereka mendukung
pandangan bahwa perilaku abnormal dapat dipahami dengan paling baik bila
memperhitungkan interaksi antara berbagai macam penyebab yang mewakili
bidang biologis, psikologis, dan sosiokultural.

Untuk memperoleh informasi tentang perkembangan, gambaran, bentuk dan


sebagainya dapat dilihat pula melalui Model perilaku abnormal yaitu
penggambaran gejala dalam dimensi ruang dan waktu yaitu:

a. Model demonologis

Dasar perilaku abnormal adalah kepercayaan pada unsure -unsur mistik,


ghaib (kekuatan setan, guna2, sihir).Gejalanya seperti Halusinasi, PL aneh, tanda
jasmani khusus (warna kulit, pigmen, dsb ) dianggap sebagai tanda setan.
b. Model Naturalistis

Proses-proses fisik / jasmani perilaku abnormal selalu berhubungan


dengan fungsi- fungsi jasmani yang abnormal (bukan karena gejala spiritual).
Misal : Hipocrates Galenus Perilaku abnormal karena gangguan pada sis tem
humoral (cairan dalam tubuh).

c. Model Organis

Dasar perilaku abnormal yaitu Kerusakan pada jaringan syaraf / gangguan


biokimia pada otak karena kerusakan genetic, disfungsi endokrin, infeksi, luka2,
khususnya pada otak.

d. Model Psikologi

Dasar perilaku abnormal yaitu Pola-pola yang patologis, Pendekatan


Psikoanalisis, Behavioristis, kognitif, humanistic.

C. Contoh perilaku Abnormal

1. Psikopat,ialah bentuk kekalutan mental yang ditandai dengan tidak


adanya pengorganisasian dan pengintegrasian pribadi;orangnya tidak
pernah bertanggung jawab secara moral;selalu konflik dengan norma
social dan hukum.(Kartini Kartono,1989)

o Penyebabnya antara lain;


a. Tidak mendapatkan kasih saying dari lingkungannya pada
masa muda.
b. Pada tahun pertama kehidupan tidak memperoleh kelembutan
dari lingkungan.
o Akibatnya antara lain;
a. Tidak mampu menjalin hubungan antar manusia.
b. Kehilangan perasaan social dan kemanusiaan.
c. Diliputi perasaan tidak senang dan tidak puas
o Gejalanya antara lain;
a. Sikap kurang ajar,kasar dan ganas.
b. Berperilaku asocial dan eksentrik.
c. Suka mengembara tanpa tujuan
d. Dll

2. Defesiensi Moral,ialah dicirikan dengan individu yang hidupnya


delinguent,selalu melakukan kejahatandan berperilaku asocial,tetapi
tidaka ada penyimpangan atau gangguan pada inteleknya.(Kartini
Kartono,1989)

o Penyebab utamanya adalah terpisah dengan orang tua pada usia


kurang dari 3 tahun,khususnya berpisah dengan ibunya pada
umur 0-4 tahun.
o Akibat dari perpisahan ini adalah tidak mendapatkan kasih
sayang,tidak mendapatkan afeksi,dan selalu menda patkan
perlakuan yang keras dan kejam.
o Ciri-cirinya yaitu;
a. Tidak memiliki rasa tanggung jawab.
b. Sombong,tidak tahu harga diri
c. Tidak dapat dipercaya
d. Tidak mau belajar dari pengalaman yang baik
e. Tidak berjiwa toleran terhadap orang lain
f. Kata katanya kotor dan memuakkan
g. Dll

3. Abnormalitas seksual,ialah relasi seks yang tidak bertanggung


jawab,yang didorong oleh kompulsi-kompulsi dan dorongan-dorongan
yang abnormal.(Kartini Kartono,1989)

o Penyebabnya antara lain;


a. Bawaan dari kecil
Maksud bawaan dari kecil ini bukan dari pas seorang
manusia lahir kebumi tapi lebih ke didikan orangtua ke anak.
b. Faktor lingkungan
Walaupun rasa seks kita normal akan tetapi lama
kelamaan lingkungan akan mempengaruhi kita untuk mencoba
dan mengikuti jejak dari orang yang mempunyai kelainan
seks tersebut.
c. Rasa trauma
Alasan yang ketiga inilah faktor penyebab yg teramat
fatal karena jika seseorang telah patah hati dan sakit hati
pada lawan jenisnya sering kali menimbulkan sind rom untuk
mempunya hubungan kembali dengan lawan jenis
tsb.Sehingga mereka lebih memilih menjalin hubungan dgn
sesama jenis.

D. Kriteria perilaku Abnormal

Dalam pandangan psikologi, untuk menj elaskan apakah seorang individu


menunjukkan perilaku abnormal dapat dilihat dari tiga kriteria berikut:

1. Kriteria Statistik

Seorang individu dikatakan berperilaku abnormal apabila menunjukkan


karakteristik perilaku yang yang tidak lazim alias menyimpang se cara signifikan
dari rata-rata.Dilihat dalam kurve distribusi normal (kurve Bell), jika seorang
individu yang menunjukkan karakteristik perilaku berada pada wilayah ekstrem
kiri (-) maupun kanan (+), melampaui nilai dua simpangan baku, bisa
digolongkan ke dalam perilaku abnormal.

2. Kriteria Norma

Perilaku individu banyak ditentukan oleh norma-norma yang berlaku di


masyarakat, ekspektasi kultural tentang benar-salah suatu tindakan, yang
bersumber dari ajaran agama maupun kebiasaan -kebiasaan dalam masyarakat ,
misalkan dalam berpakaian, berbicara, bergaul, dan berbagai kehid upan lainnya.
Apabila seorang individu kerapkali menunjukkan perilaku yang melanggar
terhadap aturan tak tertulis ini bisa dianggap sebagai bentuk perilaku abnormal.
3. Kriteria Patologis

Seorang individu dikatakan berperilaku abnormal apabila berdasarkan


pertimbangan dan pemeriksaan psikologis dari ahli menunjukkan adanya
kelainan atau gangguan mental (mental disorder), seperti:

a. psikophat,
b. psikotik,
c. skizoprenia,
d. psikoneurotik,dan berbagai bentuk kelainan psikologis lainnya.

Ketiga kriteria tersebut tidak selamanya berjalan paralel sehingga untuk


menentukan apakah seseorang individu berperilaku abnormal atau tidak
seringkali menjadi kontroversi. Misalkan, seorang yang melakukan kehi dupan
sex bebas.

E. Abnormalitas Seksual

Abnormalitas seks ialah relasi seks yang tidak bertanggung jawab,yang


didorong oleh kompulsi-kompulsi dan dorongan-dorongan yang
abnormal.(Kartini Kartono,1989)

Abnormalitas seksual merupakan perilaku -perilaku seksual atau fantasi-


fantasi seksual yang diarahkan pada pencapaian orga nisme melalui relasi di luar
hubungan kelamin heteroseksual, dengan jenis kelamin yang sama atau dengan
partner yang belum dewasa dan bertentangan dengan norma -norma tingkah laku
seksual dalam masyarakat.

Secara klinis, tingkah laku seksual yang abnormal pada umumnya


berasosiasi dengan melemahnya atau rusaknya kemampuan untuk menghayati
hubungan-hubungan seksual yang bisa saling memuaskan dari lawan jenis
kelamin.

Pada tingkah laku seksual yang normal dan sehat, hubungan heteroseksual
berlangsung dalam suasana penuh afeksi dan saling memuaskan, saling memberi
dan menerima kasih sayang dan kenikmatan. Sebaliknya, pada tingkah laku
seksual yang abnormal sering berjalan tanpa ada diskriminasi (ta npa ada
perbedaan, semua sama saja, ada rasa yang datar, tanpa afeksi) terhadap
partnernya, bahkan tanpa memperdulikan sama sekali perasaan partnernya.

F. Contoh perilaku Abnormalitas Seksual

a. Abnormalitas Seks dari Segi Dorongan

1. Prostitusi ( Pelacuran )
Pelacuran merupakan bentuk penyimpangan seksual atau dorongan seks yang
tidak wajar dan dorongan seks yang tidak terintegrasi dalam kepribadian,
sehingga relasi seks itu sifatnya impersonal tanpa afeksi dan emosi (kasih
sayang), berlangsung cepat, tanpa me ndapatkan kepuasan dipihak wanita.

Seks dijadikan bahan perdagangan sehingga terjadi komersialisasi seks.


Berupa penukaran kenikmatan seksual dengan materi dan uang. Ada pelampiasan
nafsu seks secara bebas liar dalam relasi seks dengan banyak orang.

2. Promiscuity (Hubungan Seks Yang Campur Aduk)


Promiscuity ialah hubungan seks secara bebas dan awut -awutan dengan
siapapun juga dengan banyak orang,terang -terangan dan tanpa malu-malu sebab
didorong oleh nafsu seks yang tidak wajar. Wanita yang melakukan perb uatan
promiscuous disebut amatrice sedangkan laki -lakinya disebut amateur.

3. Pezinahan (Adultery)
Perjinahan merupakan relasi seksual antara laki -laki yang sudah kawin
dengan wanita yang bukan partner legal.

4. Seduksi dan Perkosaan (Seduire : Membujuk, M enggoda)


Seduksi merupakan bujukan dan godaan untuk mengajak partnernya
bersetubuh, yang sebenarnya melanggar norma susila atau melanggar hukum.
Biasanya pihak wanita mendapatkan janji -janji indah akan dikawini dan
ditanggung nasibnya.
Perkosaan (rape) ialah perbuatan cabul, melakukan persetubuhan dengan
kekerasan dan paksaan. Perkosaan selalu didorong oleh nafsu -nafsu seks yang
sangat kuat atau abnormal, dibarengi emosi -emosi yang tidak dewasa biasanya
dimuati unsure-unsur kekejaman dan sifat sadis

5. Friginitas (Ketiadaan Nafsu Birahi, Ketidakacuhan Seksual)


Frigiditas ialah ketidak mampuan wanita mengalami hasrat -hasrat seksual
atau mengalami orgasme selama bersenggama.

6. Impotensi
Impotensi ialah ketidak mampu an pria melakukan relasi seks.

7. Ejakulasi Premature (Premature Ejaculation)


Ejakulasi premature adalah peristiwa terlampau cepat mengeluarkan sperma
pada saat intromissi dan pihak pria tidak mampu menahan dorongan ejakulasi
didalam vagina selama beberapa detik. Pada umumnya ejakulasi premature ini
disebabkan oleh rasa tidak aman dan rasa kurang kepercayaan diri.

8. Copulatory Impotency dan Psychogenic Aspermia


Copulatory impotency atau impotensi kaitan adalah kemampuan pria untuk
mengadakan ereksi atau tegang zakar akan tetapi sesudah zakar memasuki vagina
tiba-tiba zakar menjadi lemas.

9. Nimfomania
Nimfomania ialah gejalah seksualitas pada wanita yang memiliki nafsu
seksual kegila-gilaan dan dorongan seks yang luar biasa yang ingin
melampiaskan nafsu seksnya berulangkali tanpa terkendali.

10. Satyriasis
Satyriasis ialah keinginan seks yang tidak kunjung puas dan luar biasa
besarnya pada seorang pria. Disebut pula sebagai hiperseksualitas pada pria.

11. Vaginismus
Vaginismus adalah kejang urat yang s angat menyakitkan pada vagina.
12. Dysparevnia
Dysparevnai ialah sulit sekali melakukan senggama atau merasa sakit pada
waktu melakukan persenggamahan.

13. Anorgasme (Puncak Sahwat Pada Waktu Persenggamahan)


Anorgasme berasal dari kata orgao. Anorgasme adalah kondisi kegagalan
mencapai klimaks selama bersenggama.

14. Kesukaran Coltus Pertama


Kesukaran ini timbul karena kurangnya pengetahuan atau pengalaman kedua
belah pihak pada waktu pertama.Misalnya karena pihak wanita mengalami
ketakutan yang hebat dan lain -lain.

b. Abnormalitas Seks dari Segi Partner

1. Homoseksual
Homoseksual ialah relasi seks dengan jenis kelamin yang sama atau rasa
tertarik dan mencintai jenis seks yang sama(laki - laki)

2. Lesbian
Lesbian ialah relasi seks dengan jenis kelamin yang sama atau tertarik jenis
seks yang sama antara wanita dengan wanita.

3. Bestiality (Bestialis, Bestia : Binatang -binatang Liar)


Bestiality (bestialitas) adalah relasi seksual dan kepuasan seksual dengan
jalan melakukan persetubuhan dengan binatang.

4. Zoofilia (Zoo : Binatang, Phileo : Mencintai)


Zoofilia adalah bentuk cinta yang sangat mesra dan abnormal terhadap
binatang. Rasa tertarik yang sangat luar biasa kepada binatang.

5. Nekrofilia, Necrofilia, Necrofilism (Nekos :Mayat, Necro : Segala Sesuatu


Yang Berkaitan Dengan Mayat)
Nekrofilia ialah fenomena hubungan seks da n menikmati orgasme dengan
mayat. Rasa tertarik secara seksual pada mayat. Seseorang nekrofilia bisa
membunuh seorang lain untuk dijadikan mayat, guna dipakai sebagai partner
bercoltus untuk kemudian merusaknya. Bahkan kadang -kadang beberapa bagian
dari tubuh mayat tersebut dimakannya (kanibalisme).

6. Pornografi dan Dukana / Obscenity (Obscenity : lacu r, tidak senonoh,


cabul jorok)
Pornografi adalah bacaan yang berisikan gambar -gambar dan tulisan yang
asusila yang khusus dibuat untuk merangsang nafsu seks. Sedangkan dukana atau
obscenity merupakan pla tingkah laku, gerak -gerik, perkataan-perkataan dan
ekspresi lainnyayang berlangsung secara terang -terangan, tidak sopan, jorok dan
menjijikan.

7. Pedofilia (Pals, Paidos : Arak : Phileo philos : mencintai)


Pedofilia ialah gejala rasa tertarik dan mendapatkan kepuasan seksual
pada orang dewasa dengan melakukan persetubuhan dengan anak -anak kecil.
Praktek pedofili biasanya dilakukan oleh laki -laki yang mempunyai kelainan atau
penyimpangan mental.

8. Fetishisme
Fetishisme ialah gejala abnormalitas seks dengan dorongan seks yang
diarahkan pada suatu benda yang dianggap sebagai kekasih.
Fetishisme (j.p chaplin 1981) Yaitu kondisi patologis dalam mana
kegairahan seksual dan pemuasnya dilakukan dengan memegang atau m eraba-
raba objek-objek atau bagian-bagian tubuh yang non-seksual dari seorang partner
lawan jenis kelamin.

9. Frottage (Frotase : Frotter, bahasa Prancis : menggesek -gesek, mengurut-


urut, memijit-mijit, meraba-raba)
Frottage ialah perbuatan kelamin yang tida k wajar dalam mana orgasme
diperoleh dengan cara menggosok-gosokan dan meremas-remas pakaian dalam
seorang anggota lawan jenis kelamin, biasanya tanpa sepengetahuan orang yang
bersangkutan ditengah kerumunan banyak orang (j.p chaplin 1981).
10. Geronto Seksualitas (Geroon, Gerontos : Tua Renta)
Geronto Seksualitas yaitu gejala orang muda yang lebih senang melakukan
hubungan seks dengan wanita tua atau berusia lanjut.

11. Incest (Incestum In : tidak non-castus : suci, bersih. Incest : penodaan


darah)
Incest ialah hubungan seks diantara pria dan wanita didalam atau diluar
ikatan perkawinan, dimana mereka terkait hubungan kekerabatan atau keturunan
yang dekat sekali.

12. Saliromania
Saliromania adalah perilaku pria yang mendapatkan kepuasan seks dengan
cara mengotori atau menodai badan dan pakaian wanita atau pengganti dan
representan dikaum wanita.

13. Tukar Istri atau Wifeswapping (Swap, Swop : bertukar, berganti)


Praktek tukar kunci atau tukar istri (wifeswapping) ini biasa dilakukan oleh
para anggota satu sleutelclub (klub kunci) kunci dari semua kamar itu diundi
diantara para anggota club tersebut. Lalu masing -masing orang melakukan relasi
seks dengan wanita penghuni kamar dengan kunci yang diperoleh itu.

14. Misofilia, Koprofilia dan Urofilia


Kelainan ini adalah fenomena dimana seseorang suka melakukan coltus di
barengi dengan kesenagan pada kotoran -kotoran (hal-hal yang najis).

Anda mungkin juga menyukai