Anda di halaman 1dari 49

HUBUNGANiKEMANDIRIAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN SEKECAMATAN


BULUSPESANTREN TAHUN AJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Oleh:
ICHA LARASATI
K7115073

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KEBUMEN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Februari 2019

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika adalahimata pelajaran yang berkaitan dengan berbagai aspek
kehidupan sehingga siswa diharapkan dapat menguasai mata pelajaran
matematika dengan baik. Uno dan Kuadrat (2009: 109) menyatakan bahwa
matematika merupakan ilmu yang digunakan sebagai alat pikir, alat komunikasi,
alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, dimana di dalamnya terdapat
unsur logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, serta generalitas dan
individualitas. Pada umumnya, matematika disampaikan dengan
menerangkanikonsepidanioperasiimatematika,kmemberipcontoh,oserta ksiswa
diminta untukkmengerjakanksoal yang sejeniskdenganlsoal yang msudah
diterangkan guru (Sundaya, 2015: 24). Namun terdapat beberapa kesulitan yang
ditemui siswa ketika mengerjakan soal matematika. Marti (Sundaya, 2015: 25)
menjelaskan bahwakobjekbmatematika yang bersifat abstrak tersebut merupakan
kesulitan tersendiri yang harus dihadapi siswa dalamvmempelajaridmatematika.
Waskitoningtyas (2016: 31) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ketika
mempelajari matematika siswa merasa kesulitan dalam hal fakta, konsep,
keterampilan, dan prinsip. Masalah-masalah tersebut hendaknya dapat
diselesaikan dengan baik, agarxhasil belajar?siswa dapatxmeningkat
Hasil belajaramerupakan salah satuzindikator untuk mengukur keberhasilan
suatu pendidikan. Hal ini dikarenakan keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari
kualitas pendidikannya. Kualitas pendidikan dapat dilihat dari kualitas proses
maupun lulusannya (Maesaroh, 2013: 151). Pada pendidikan formal erat
kaitannya dengan hasil belajar. Susanto (2016: 5) menyatakan bahwa hasiltbelajar
yaitu perubahan-perubahankyang terjadi pada diri siswa, baik yangmmenyangkut
aspekikognitif,cafektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasill
belajar matematika memiliki keterkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah.
Hal ini dijelaskan oleh Utami dan Wustaq (2017: 167) dalam penelitiannya yang
i1
2

menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah erat kaitannya dengan


keyakinan siswa dalam menyelesaikan soal karena keyakinan yang dimiliki siswa
dalam pemecahan masalah akan memengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan pendapat Kesumawati (2012: 31) yang menyatakan bahwa siswalyang
terlatih dengan pemecahangmasalah akan terampil menyeleksiuinformasi yang
relevan, kemudianomenganalisisnya dan akhirnya meneliti hasilnya. Namun
untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dalam mata pelajaran matematika
tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan dalam proses belajar dipengaruhi oleh
banyak faktor. Sobur (2016: 212) menyatakan faktor yang memengaruhi belajar
yaitu faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen merupakan faktor yang
berasal dari dalam diri individu seperti faktor fisik dan psikis. Faktor eksogen
yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu seperti orang tua, guru, dan
kondisi lingkungan di sekitar individu. Salah satu faktor penting dalam proses
belajar siswa adalah sikap mandiri. Hal tersebut dijelaskan oleh Semiawan
(Tirtarahardja & Sulo, 2005: 50) yang menyatakan :
Perkembangan iptek berlangsung semakin pesat sehingga tidak mungkin lagi
para pendidik (khususnya guru) mengajarkan semua konsep dan fakta kepada
peserta didik. Di samping tidak mungkin, mungkin juga tidak perlu karena
kemampuan manusia yang terbatas untuk menampung ilmu. Jalan keluarnya
ialah peserta didik dari dini dibiasakan bersikap selektif terhadap segala
informasi yang membanjirinya. Mereka harus belajar memiliki sikap mandiri.

Menurut Desmita (2017: 185) kemandirian belajar dapat diartikan sebagai


kemampuan;untuk mengendalikan|dan mengatur!pikiran, perasaan, dan tindakan
sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaanImalu dan
ragu. Sikap mandiri dalam belajar perlu ditumbuhkan, hal ini sesuai dengan
penelitian yangidilakukan oleh Bachtiar dkk (2017: 119) yang menyatakan bahwa
menumbuhkan kemandirian belajar siswa bertujuan untuk menguasai sesuatu
kompetensi yang diharapkan sehingga tujuan pembelajaran tercapai dalam bentuk
pengetahuan maupun keterampilan. Bentuk dari kemandirian belajar seorang
siswa adalah kemampuan untuk mengatur dirinya. Desmita (2017: 185)
menyatakan bahwamkemandirian biasanya ditandaiidengan kemampuan
menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengaturytingkahIlaku,
3

bertanggung jawab,omampu menahan diri, membuatlkeputusan sendiri, serta


mampu mengatasi masalah[tanpa ada pengaruhjdari orang lain.
Kemandirian^belajar merupakan)salah satu faktor penting dalam mencapai
hasilzbelajar yang baik. Hal tersebut sejalan dengan penelitianlyang dilakukan
oleh Yusuf (2017: 16) yang menyatakan;bahwa ada hubungan yang cukup
(signifikan) antara kemandirian belajar siswa dengan hasillbelajar siswa pada
materi IPS Terpadu. Sunsati dan Fatchurahman (2016: 4) dalam penelitannya juga
menerangkan bahwa terdapat%hubungan yang sedang antar kemandiriankbelajar
dengan prestasi belajar. Halpini diperkuat dengan penelitiankyang dilakukan oleh
Nagpal, dkk (2013: 34) yang menyatakan bahwa “Urges students to take
responsibility for their learning and not be “empty vessels””. Maksud dari
pendapat Nagpal, dkk yaitu kemandirian belajar mendesak siswa untuk
bertanggung jawab atas pembelajaran dan membuat siswa tidak seperti bejana
kosong.
Ketercapaian hasil belajar yang baik diimbangi pula dengan kesadaran
pentingnya menerapkan sikap mandiri dalam belajar pada semuapmata pelajaran
di sekolah dasar termasuk mata pelajaran matematika. Berdasarkan\uraian
tersebut, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian korelasi dengan judul
“HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN SEKECAMATAN
BULUSPESANTREN TAHUN AJARAN 2018/2019” untuk membuktikan ada
atau tidaknya hubungan kemandirian belajar dengan hasil belajar matematika.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah penelitian ini didapatkan dari uraian latar belakang
pada uraian di atas. Identifikasi masalah tersebut yaitu:
1. Hasil belajar matematika belum maksimal.
2. Pemahaman konsep matematika perlu ditingkatkan.
3. Kemandirian belajar memengaruhi hasil belajar.
4. Kemandirian belajar dibutuhkan dalam proses belajar siswa.
4

C. PembatasaniMasalah
Berdasarkan identifikasinmasalah yang telahkpeneliti paparkan dikatas,
peneliti memberi batasan masalahkpada hubungan kemandirian belajaridan hasil
belajarlmatematika siswalkelas IV SDN se-Kecamatan Buluspesantren tahun
ajaran 2018/2019.
D. Rumusan;Masalah
Berdasarkanoidentifikasindan pembatasanimasalah yang8telah1dipaparkan
dioatas, rumusan masalah dalamopenelitian ini7yaitu:
1. Apakah5kemandirian8belajar siswa berkorelasi positif denganphasilxbelajar
matematika siswa0kelas IV SDN se-Kecamatan9Buluspesantren tahuniajaran
2018/2019?
2. Seberapa besar sumbangan kemandirian belajar0terhadap0hasil0belajar
matematikaxsiswa9kelas IV SDN se-KecamatanoBuluspesantren tahun ajaran
2018/2019?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan8masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan
penelitian ini yaitu:
1. Membuktikan7adanya korelasi positif0antara kemandirian belajar0siswa
dengan8hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN se-Kecamatan
Buluspesantren tahun0ajaran 2018/2019.
2. Mengetahui besarnya sumbangan kemandirian belajar0terhadap hasil9belajar
matematika9siswa kelas9IV SDN se-KecamatanlBuluspesantren tahun$ajaran
2018/2019.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan di kelas IV SDN se-Kecamatan Buluspesantren
tahun ajaran 2018/2019 memiliki beberapa manfaat yaitu:
1. Manfaat Teoretis
a. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang sikap kemandirian
belajar siswa dan korelasinya dengan hasil belajar.
5

b. Menambah referensi bahan kajian penelitian yang relevan untuk


penelitian berikutnya yang berkaitan dengan variabel kemandirian belajar
dan mata pelajaran matematika.
2. Manfaat7Praktis
a. Bagi9Guru
Hasil penelitian ini9diharapkan dapat*menjadi evaluasi bagi6guru kelas
IV tentang0pentingnya kemandirian belajar9untuk siswa kelas IV SD.
Selain itu, hasil1penelitian ini dapat<dijadikan pedoman bagi guru untuk
mengajak orang9tua siswa)untuk lebih memperhatikan anaknya. Memberi
acuan kepada guru untuk dapat mengubah pola dan sikap mengajar.
b. Bagi6Sekolah
Hasil.penelitianVini digunakan untuk$memberikan#informasi kepada
sekolah agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, dapat
digunakan untuk evaluasi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan sekolah.
c. Bagi1Peneliti
Penelitian1ini digunakan sebagai pengetahuanxpenelitixsebagai1calon
pendidik dalam memahami pentingnya kemandirian belajar bagi siswa.
6

BAB II

KAJIAN0PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN0HIPOTESIS

A. Kajian0Pustaka
1. Hasil BelajariMatematika
a. Belajar
Belajarimerupakanikegiatan paling utama dalamisuatuIproses
pendidikanibaik diosekolah maupun di masyarakat. Suyono0dan
Hariyanto0(2014: 1) menyatakan bahwa0belajar adalah0aktivitas
sepanjang hayat yang dilakukan manusia. Belajar merupakan aktivitas
atau usaha untuk0memperolehiperubahanitingkah lakuibaru dariihasil
pengalamannyaidalam0interaksi dengan0lingkungannya1(Slameto,
2013: 2).
Perubahaniyang dihasilkan dari belajar tidak hanya perubahan
dalam pengetahuan saja. Winkel (Susanto, 2016: 4)0menyatakan
bahwa:
Belajar merupakan aktivitas mental yang berlangsung dalam
interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif
konstan dan berbekas.

Suyono dan Hariyanto (2014: 9) menyatakan;bahwai“Belajar


adalah suatu; aktivitas iatau isuatu=prosesiuntukimemperoleh
pengetahuan,imeningkatkan0keterampilan,8memperbaikiiperilaku,
sikap,idan mengukuhkan kepribadian”.
Berdasarkanipenjelasan dilatas, makaidapat diambil kesimpulan
bahwaibelajariadalah aktivitas sepanjang hayatlyangIdilakukan
manusiaidenganimelibatkan interaksiiaktif antara individuidengan
lingkungan=guna memperolehIperubahan-perubahan iberupa
ipengetahuan, peningkataniketerampilan, perbaikan perilaku, serta
peningkatan nilaiisikap dan kepribadian yang kukuh sesuai dengan
pengalamannya.

6
7

b. Hasil Belajar
Keberhasilanisuatu pendidikanidapat dilihatidari hasilibelajar
siswa. Sudjana (2013: 22) menyatakan hasilibelajar adalah
kemampuan-kemampuaniyangidimilikiisiswaisetelah1ia1menerima
pengalamanibelajarnya. Padaidasarnya hasilibelajar terbagiimenjadi
tigairanah, yaitu ranahikognitif, ranahiafektif, dan ranahipsikomotor.
Mulyono (2017: 690) dalam penelitiannya menyatakan bahwa :
Initial abilities are learning outcomes gained before gaining
higher abilities. Early ability of students is a prerequisite to be
able to follow the learning so that it can carry out the learning
process with both the initial ability of students is important for
educators in order to determine the initial limits of student
ability appropriately.

Maksud dari pernyataan tersebut yaitu kemampuan awal


merupakan hasil belajar yang diperoleh sebelum mendapatkan
kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal siswa adalah
prasyarat untuk bisa mengikuti kegiatan belajar sehingga dapat
melaksanakan proses pembelajaran.
Gagne (Suprijono, 2016: 5-6) menyatakan bahwa hasil belajar
terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi
kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.
Pernyataan di atas sejalan dengan pendapat Pratiwi yang
menyatakan, “Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik
peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan
keterampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan
pembelajaran” (2015: 80). Berkaitan dengan pengertianihasilibelajar,
Purwanto menyatakan1bahwa hasil1belajar dapat1berupa1perubahan
dalam1aspek kognitif,1afektif, dan1psikomotor (2014: 46).
Berdasarkan1pendapat1di atas maka dapat1disimpulkan1bahwa
hasil belajar1merupakan keberhasilan yang dicapai siswa1yang
meliputi aspek1kognitif,1afektif,1dan1psikomotor yang1diperoleh
setelah siswa menerima pengalaman belajar.
8

c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar


Keberhasilan pembelajaran dapat diukur dengan menggunakan
hasil belajar. Hasil belajar setiap siswa tidaklah sama. Terkadang
terdapat siswacyangcmemiliki hasil belajar1yang tinggi, dan ada siswa
yang memiliki hasil belajar1rendah. Perbedaan hasil belajar ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Syah (2015: 146-157) berpendapat bahwa, faktor yang
memengaruhi hasil belajar seseorang yaitu:
1) faktor,internal, yaitu factor,yang,berasal,dari,dalam,diri siswa yang
meliputi aspek fisiologi, dan aspek psikologi.
2) faktor,eksternal, yaitu!faktor!yang berasal!dari luar!diri siswa!yang
meliputi!lingkungan sosial, !dan lingkungan non sosial
3) faktor pendekatan!belajar, yaitu strategi!yang digunakan!siswa
dalam menunjang!keefektifan dan!efisiensi proses!pembelajaran.
Susanto (2016: 15) menyatakan!bahwa hasil!belajar!siswa
dipengaruhi oleh!dua faktor, yaitu faktor!dari dalam diri!siswa dan
faktor!dari luar diri!siswa. Sejalan!dengan pendapat!Susanto, Sobur
(2010: 244-251) menyatakan bahwa!faktor-faktor yang memengaruhi
hasil!belajar!siswa di dibagi menjadi dua!bagian yaitu!faktor endogen
dan!faktor!eksogen.
1) faktor!endogen (faktor!internal), yaitu semua faktor!yang berada
di dalam!diri!individu. Faktoriini,terdiri dari1faktor fisik dan
psikis. Faktor!fisik!misalnya!kesehatan!dan!cacat!tubuh.iFaktor
psikis misalnyaiintelegensi atau kemampuan,iperhatianidan
minat,ibakat, motivasi,ikematangan,idan kepribadian.
2) faktor!eksogen (faktor!eksternal), yaitu semua faktoriyang berada
di luaridiri individu.iFaktor iniimeliputi faktor1keluarga, faktor
sekolah,1dan1faktor lingkungan lain.
Faktor1internal1yang memengaruhi hasil1belajar menurut Aini
dan Taman (2012: 50) yaitu faktor1fisiologisidan faktoripsikologis.
Faktor!fisiologis!terdiri!dari daya tahan tubuh, cacat tubuh,
9

perkembangan yang tidak sempurna. Sedangkan faktor psikologis


terdiri dari intelegendi, motivasi, persepsi, sikap, bakat, dan
kemandirian.
Berdasarkan!pendapat!di!atas !maka !faktor-faktor !yang
memengaruhi hasil!belajar!dapat disimpulkan menjadi!faktor!internal
dan faktor!eksternal siswa. Faktor!internal atau dapat disebut dengan
faktor endogen yaitu faktor yang berasal dari!dalam!diri!siswa.!Faktor
endogen dibedakan menjadi faktor!fisiologis dan!psikologis.!Faktor
fisiologis meliputi!kesehatan dan cacat!tubuh. Sedangakan!faktor
psikologi misalnya intelegensi!atau kemampuan,!perhatian dan!minat,
bakat, motivasi,!kematangan, dan kemandirian. Faktor!ekstenal!siswa
yaitu!faktor yang!berasal dari!luar tubuh siswa. Faktor!ini!meliputi
faktor!keluarga, faktor!sekolah, dan faktor!lingkungan lain.
d. Pengertian Matematika
Matematika menurut Wahyudi (2015: 68) yaitu bahan kajian
yang objeknya abstrak dan dibangun melalui proses penalaran
deduktif sehingga kebenaran antar konsep sifatnya sangat kuat.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat
meningkatkan kompetensi intelektual siswa. Hal ini dikarenakan
dalam belajar matematika akan terjadi proses berpikir dan kegiatan
mental serta kegiatan menyusun hubungan antara bagian-bagian
informasi yang diperoleh sebagai pengertian (Bey dan Narfin, 2013:
175).
Hartono (2014: 3) menyatakan bahwa kurikulum dalam
matematika yang sangat penting adalah pemecahan masalah. Hal ini
dikarenakan dalam menyelesaikan soal matematika, siswa akan
memeroleh pengalaman dalam menggunakan pengetahuan dan
keterampilannya.
Ruseffendi (Wahyudi, 2015: 23) menyatakan bahwa
matematika merupakan bahan kajian yang disampaikan menggunakan
pendekatan spiral dengan mengajarkan konsep melalui benda konkret
10

kemudian ditingkatkan pada tahap yang lebih tinggi dan diajarkan


dalam bentuk yang lebih abstrak.
Hal tersebut sejalan dengan S.E. Dirjen Dikdasmen No.
2931/C/I/1993 yang menyatakan bahwa matematika merupakan
pembelajaran yang prinsip pembelajarannya dimulai dari yang
sederhana menuju kompleks, mulai dari yang mudah menuju yang
sulit, mulai dari konkret ke yang abstrak, dan mulai dari lingkungan
terdekat ke lingkungan yang lebih luas (Wahyudi, 2015: 23).
Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan penjelasan di
atas yaitu matematika merupakan bahan kajian dengan kurikulum
berbasis pemecahan masalah, yang dipelajari dan disampaikan melalui
penalaran deduktif guna dapat meningkatkan kompetensi intelektual
siswa.
Berdasarkan penjelasan tentang belajar, hasil belajar, faktor-faktor
belajar, dan pengertian belajar maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika merupakan keberhasilan yang dicapai siswa dalam mempelajari
matematika melalui pengalaman belajar deduktif yang dinyatakan dengan
perubahan aspek kognitif yang meliputi mengingat, memahami, dan
mengaplikasikan.
2. Kemandirian
a. Pengertian kemandirian belajar
Hurlock (Rintyastini dan Charlotte, 2006: 98) menyatakan
kemandirian merupakan kemampuan seseorang untuk mengarahkan
dirinya agar tidak bergantung pada orang lain. Desmita (2017: 185)
menyatakan bahwa kemandirian yaitu kemampuan seseorang untuk
mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakannya, serta
dapat mengatasi perasaan malu dan keragu-raguannya.
Kemandirian menurut (Rintyastini dan Charlotte, 2006: 100)
adalah suatu keadaan di mana individu tidak tergantungan dengan
orang lain, memiliki kemampuan untuk mengatur tingkah laku sesuai
11

nilai-nilai dan kehendaknya, percaya dan berani akan kemampuannya,


serta mampu bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.
Kesuksesan belajar seseorang sangat bergantung pada
kemampuannya dalam mengatur dirinya. Tirtaraharja dan Sulo (2005:
50) menyatakan bahwa, “Kemandirian belajar diartikan sebagai
aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan
sendiri, pilihan sendiri, dan disertai rasa tanggung jawab dari diri
pembelajar”.
Mudjimani(2011: 9) mengatakan bahwa!belajar!mandiri
merupakan!kegiatan!belajar!aktif!yang berasal dari motif atau!niat
untuk!menguasai!suatu!kompetensi yang!dibangun berdasarkan!bekal
pengetahuan!guna mengatasi suatu masalah.
Berdasarkan! pendapat! di!atas!maka!dapat!disimpulkan
pengertian!kemandirian belajar yaitu kemampuan!seseorang!untuk
mengendalikan dan mengatur dirinya untuk menguasai susatu
kompetensi secara percaya dan berani sesuai dengan kemampuannya
dan dapat dipertanggungjawabkan.
b. Bentuk Kemandirian
Kemandirian merupakan suatu sikap yang ditandai dengan
dapatnya seseorang menentukan keputusan dalam menghadapi
masalah. Robert Havighurst (Desmita, 2017: 186) membedakan
kemandirian menjadi tiga!bentuk,!yaitu:
1) Kemandirian1emosi,Iyaitu kemampuaniiseseorang dalam
mengontroliemosi sendiri, tanpa tergantung pada kebutuhan iemosi
orang lain,
2) kemandirianiekonomi, yaituikemampuan seseorang dalam
mengaturiekonomiisendiriidanitidak tergantung denganikebutuhan
ekonomiiorangilain,
3) kemandirianiintelektual, yaituikemampuan seseorang dalam
mengatasiiberbagaiimasalah yangidihadapi,
12

4) kemandirianisosial,iyaitu suatuikemampuan seseorangiuntuk


berinteraksi denganiorang lain tanpa tergantungipada aksi orang
lain.
Sejalan dengan pendapat di atas, Desmita (2017: 186)
menyimpulkan karakteristik kemandirian menjadi tiga bentuk:
1) kemandirian emosional, yaitu suatu sikap mandiri yang
menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional antar
individu, seperti hubungan emosional peserta didik dengan guru
atau dengan orang tuanya,
2) kemandirian tingkah laku, yaitu sikap mandiri yang ditunjukkan
seseorang dalam membuat keputusan-keputusan dan melakukannya
secara bertanggung jawab,
3) kemandirianinilai, yaituikemampuan seseorang dalam!memaknai
seperangkatiprinsipitentangibenar danisalah, tentang apa yang
pentingidan apa yang tidakipenting.
Rintyastini dan Charlotte (2006: 105) menyatakan bahwa
kemandirian seseorang meliputi tiga sisi, yaitu:
1) mandiri dalam tingkah laku, berarti seseorang yang mandiri dapat
mengatur tingkah lakunya, seperti jujur dalam bertindak,
2) mandiri dalam emosi, berarti seseorang yang mandiri mampu
mengontrol emosi seperti meninggalkan perasaan manja dan
kekanak-kanakan,
3) mandiri dalam kognitif atau pikiran, berarti mengetahui prinsip
dalam menilai suatu perbuatan dan mampu membuat keputusan
yang rasional.
Berdasarkan pendapatidi atas, dapatidisimpulkanibahwa
kemandirian memiliki beberapa bentuk antara lain kemandirian emosi,
kemandirian ekonomi, kemandirian intelektual, kemandirian tingkah
laku, dan kemandirian nilai.
13

c. Faktor-faktoriyang MemengaruhiiKemandirian
Kemandirianiseseorang dipengaruhi8oleh beberapa8faktor.
Menurut Basri (Sa’diyah, 2017: 39) menyatakan kemandirian
seseorang dipengaruhiioleh faktor-faktorisebagaiiberikut:
1) faktor1internal
Faktoriinternal merupakan*faktor yang*berasal dari*dalam diri
seseorang yang terdir dari :
a) faktor peran jenis kelamin, perkembangan kemandirian anak
laki-laki lebih aktif dari anak perempuan;
b) faktor kecerdasan atau intelegensi, semakin tinggi intelegensi
seorang anak maka akan semakin tinggi tingkat
kemandiriannya;
c) faktor,perkembangan.
2) faktor!eksternal
Faktor!eksternalimerupakan!faktoriyang berasal!dari9luar diri
seseorang yang terdiri dari a) faktor pola asuh, b)1faktor, dan c)
faktor sosial budaya.
Asrori (2007: 136) menyatakan faktor-faktoriyang memengaruhi
kemandirianiseseorangiyaitui:
1) geniatau keturunaniorangitua
Sifatikemandirian dari orang tuaiakan menurunipada anaknyaisaat
orangitua mendidik anak. Saat mendidik anak, sifat orang tuanya
yang memiliki kemandirian tinggi akan muncul.
2) pola asuh orang tua
Orang tua yang pola asuhnya otoriter akan menghambat
kemandirianianak. Hal!ini dikarenakan!orang tua banyak!melarang
anak. Sebaliknya, orang tua yang!mendidik!anaknya!dengan
menciptakan interaksi yang baik!akan mendorong!perkembangan
kemandirian!anak.
3) sistem1pendidikan!di sekolah
14

Proses1pendidikan di1sekolah yang1tidak1mengembangkan


demokrasi1pendidikan seperti memberikan hukuman1akan
menghambat1perkembanganikemandirian anak. Sebaliknya,iproses
pendidikan1yang!menekankan pada pentingnya!pemberian hadiah
(reward) akan memperlancar1perkembangan1kemandirian anak.
4) sistem1kehidupan di1masyarakat
Sistem1kehidupan1di masyarakat yang kurang1menghargai1
potensi remaja dalam1kegiatan produktifnya akan1menghambat
kemandiriannya. Sebaliknya, sistem kehidupan di masyarakat yang
mengahrgai potensi produktif remaja akan memperlancar
perkembangan kemandirian seseorang.
Berdasarkanipendapatiahli di atas, dapat1disimpulkan1faktor-
faktor yang memengaruhi kemandirian1seseorang1adalah1keturunan
orang1tua, pola1asuh orang1tua, sistem1pendidikan1di sekolah, dan
kehidupan1di1masyarakat.
d. Manfaat Kemandirian1Belajar
Syahputra (2017: 369) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
kemandirian belajar sangat penting dalam1proses1belajar1siswa,
dengan1kemandirian1siswa dapat belajar1lebih baik,1mampu
memantau,1mengevaluasi, dan1mengatur belajarnya1secara1efektif.
Sumarmo menyatakan bahwa siswa1yang memiliki1kemandirian
belajar, akan mampu1menganalisis1permasalahan1yang1kompleks,
dapat bekerja1secara individu maupun1bekerja1sama, serta dapat
mengemukakan gagasannya dengan berani (Syahputra, 2017: 369).
Kemandirian belajar memiliki kontribusi dalam hasil belajar
siswa. Hal ini dapat dikaitkan dengan simpulan Nagpal,dkk (2013: 34)
yang menyatakan bahwa “Urges students to take responsibility for
their learning and not be “empty vessels””. Maksud dari pendapat
Nagpal, dkk yaitu kemandirian belajar mendesak siswa untuk
bertanggung jawab atas pembelajaran dan membuat siswa tidak
seperti bejana kosong.
15

Selain itu kemandirian belajar memiliki hubungan terhadap hasil


belajar siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Kulsum, Kustono, dan Purnomo (2017: 3) yang mengatakan bahwa
“The results of this study showed that there was a significant
relationship between learning independence and learning outcomes”.
Maksud dari pendapat tersebut1yaitu terdapat hubungan1yang
signifikan1antara kemandirian1belajar dan1hasil belajar. Pendapat di
atas diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Sakti (2013: 46)
tentang “Korelasi Antara Sikap Kemandirian Belajar Siswa dengan
Prestasi Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Seni Musik Kelas VIII C
SMP Negeri 3 Klaten Tahun 2012/2013” yang1menyatakan1bahwa
terdapat hubungan1positif dan signifikan1antara kemandirian1belajar
dengan1hasil1belajar siswa pada mata pelajaran1seni1musik, sehingga
semakin baik kemandirian1belajar siswa,1semakin baik pula hasil
belajar3siswa.
Berdasarkan1pendapat di atas*dapat disimpulkan-bahwa
kemandirian belajar memiliki peranan yang penting bagi proses
belajar dan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan siswa dapat
memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif,
serta mampu menganalisis permasalahan yang kompleks. Siswa yang
mandiri dalam belajar, dapat bekerja secara individu maupun
berkelompok, serta memiliki kepercayaan diri untuk mengemukakan
gagasannya dengan berani sehingga siswa dapat belajar dengan lebih
baik.
e. Indikator Kemandirian
Kemandirian seseorang dapat diukur dengan menetapkan
indikator-indikator kemandirian. Mudjiman (2011: 11) berpendapat
bahawa indikator adanya niat yang merupakan indikator belajar
mandiri adalah sebagai berikut:
1) persistence, artinya kegiatan belajar berlangsung lama, terus
menerus, dan tidak sering berhenti,
16

2) consistence, artinya kegiatan belajar ‘ajeg’, disiplin, dan tidak


bermalas-malasan,
3) systematic, artinya selalu merencanakan kegiatan belajar,
4) goal orientednes, artinya kegiatan belajar fokus dan mengevaluasi
keberlanjutan untuk mengukur keberhasilan tujuan.
5) innovative, artinya selalu berusaha mencari pemecahan masalah
apabila menghadapi masalah,
6) follow-up clarity, artinya adanya tindak lanjut dalam proses
belajar,
7) learning for life, artinya kegiatan belajar berlangsung seiap saat.
Covey (Sa’diyah, 2017: 37) menyatakan bahwa ciri-ciri
kemandirian seseorang yaitu: 1) secara fisik mampu bekerja sendiri, 2)
secara mental dapat berpikir sendiri, 3) secara kreatif mampu
mengekspresikan gagasan, 4) secara emosional kegiatan yang
dilakukan dapat dipertanggungjawabkan.
Gea (Suid, Syafrina, dan Tursinawati, 2017: 72) berpendapat
bahwa sesorang dikatakan3mandiri apabila3memiliki3ciri-ciri: 1)
percaya3diri, 2) mampu3bekerja sendiri, 3) menguasai3keahlian dan
keterampilan yang3sesuai dengan dirinya, 4)3menghargai3waktu, 5)
tanggung3jawab.
Masrun, dkk (Sa’diyah, 2017: 37) menyatakan indikator
seseorang dapat dikatakan mandiri apabila memenuhi lima komponen
sebagai berikut:
1) bebas, artinya dalam bertindak tidak tergantung orang lain,
2) progresif, bekerja keras untuk mengejar prestasi, tekun dan
memiliki rencana dalam mewujudkan harapannya,
3) inisiatif, artinya dalam bertindak merupakan hasil pemikiran sendiri
dan penuh inisiatif,
4) terkendali, artinya mampu memecahkan masalah yang dihadapi,
mampu mengendalikan tindakan, serta mampu memengaruhi
lingkungan atas usaha sendiri,
17

5) kemantapan diri, artinya memiliki3rasa percaya$diri dan harga diri


yang tinggi*terhadap*kemampuan, dan usahanya sendiri.
Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan penjelasan di atas
mengenai indikator kemandirian yaitu : 1) mampu bekerja sendiri; 2)
percaya diri; 3) menghargai waktu; 4) bertanggung jawab; 4) memiliki
hasrat bersaing untuk maju; 5) mampu megambil keputusan.
Berdasarkan penjelasan tentang kemandirian belajar, bentuk|kemandirian
belajar,|faktor-faktor-yang memengaruhi kemandirian*belajar, manfaat
kemandirian*belajar, dan indikator kemandirian-belajar, dapat disimpulkan
bahwa kemandirian_belajar1merupakan kemampuan#seseorang untuk
mengendalikan^dan mengatur#dirinya dalam menguasai suatu kompetensi
dengan percaya diri, bertanggung jawab, menghargai waktu, mampu bekerja
sendiri, memiliki-hasrat bersaing3untuk maju, mampu1mengambil
ikeputusan.

B. Kerangka Berpikir
Hasil belajar matematika merupakan keberhasilan yang dicapai siswa
dalam mempelajari matematika melalui pengalaman belajar deduktif yang
dinyatakan dengan perubahan aspek kognitif yang meliputi mengingat,
memahami, dan mengaplikasikan. Hasil belajar diperoleh setelah siswa
melakukan suatu proses belajar. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai
tolok ukur untuk mengetahui seberapa jauh seseorang telah menguasai
kompetensi yang telah diajarkan. Keberhasilan seseorang dalam memperoleh
hasil dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kemandirian
belajar.
Ketercapaian hasil belajar yang baik diimbangi pula dengan kesadaran
pentingnya menerapkan sikap mandiri dalam belajar padaisemuaimata
pelajaranidiisekolah dasar itermasuk mataIpelajaran matematika.
Kemandirian belajar adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan dan
mengatur dirinya untuk menguasai suatu kompetensi dengan percaya diri,
bertanggung jawab, menghargai waktu, mampu bekerja sendiri,imemiliki
18

hasratibersaing untukimaju, dan mampuimengambilikeputusan. Kemandirian


belajar memiliki!peranan yang1pentingidalamiproses belajar danihasilibelajar
siswa. Siswa yang1memiliki|kemandirianIbelajar akan idapat memantau,
mengevaluasi, mengatur1belajarnya secara efektif, dan mampu menganalisis
permasalahan yang ada,1sehingga siswaiyang1memiliki kemandirianibelajar
yang lebih tinggiiakan mendapatkan hasilibelajar matematika yang lebih
tinggiipula dibandingkan dengan siswaiyang memiliki kemandirian belajar
yang rendah. Oleh karena itu, kemandirian belajar siswa memiliki hubungan
atau korelasi denganihasilibelajar matematika siswa.iHubunganiantara
kemandirianibelajaridenganihasilibelajar metematika dapat digambarkan
dalam skema berikut ini:

Kemandirian Belajar Hasil Belajar


(X) (Y)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

C. Hipotesis
Hipotesisipadaipenelitian0ini yaitu ada korelasi0positif0dan
signifikan8antara sikap kemandirian belajar dengan hasil belajar
matematika siswa7kelasiIV SDN7se-Kecamatan Buluspesantren9Tahun
Ajaran$2018/2019.
Sedangkan hipotesis statistik dari penelitian ini yaitu:
Ho : ρ = 0 ------------- 0 berarti tidak ada hubungan.
Ha : ρ ≠ 0 ------------- ≠ 0 berarti lebih besar atau lebih kecil
dari nol berarti ada hubungan antara kemandirian dengan hasil
belajar matematika.
19

BABiIII
METODEiPENELITIAN

A. Tempat daniWaktuiPenelitian
PenelitianI ini dilakukanIdi sebelas sekolahIdiIKecamatan Buluspesantren,
Kabupaten Kebumen. Sekolah-sekolah tersebut yaitu SDN Buluspesantren, SDN
1 Sangubanyu, SDN 1 Kloposawit, SDN 2 Kloposawit, SDN Tanjungsari, SDN 3
Waluyo, SDN 2 Bocor, SDN 1 Brecong, SDN 2 Brecong, SDN Ampih, dan SDN
2 Sidomoro. Penelitian ini dimulai dari bulan Agustus 2018 hingga Maret 2019.
Berikut rincian waktu pelaksanaan penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian
dan pembuatan laporan penelitian.
1. Persiapan penelitian
a. Koordinasi perizinan : 25 Agustus 2018
b. Penyusunan proposal : September – Desember 2018
c. Uji coba instrumen : 24 dan 28 November 2018
d. Analisis hasil uji coba instrumen : 25 – 30 November 2018
e. Seminar proposal : 12 Desember 2018
2. Pelaksanaan penelitian
a. Penyebaran instrumen penelitian : 09 - 15 Januari 2019
3. Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisis data : 10- 20 Januari 2019
b. Penyusunan laporan penelitian : Januari – Februari 2019
c. Ujian : Februari 2019
d. Revisi skripsi : Februari 2019
Penggandaan dan pengumpulan laporan : Februari 2019

B. DesainIPenelitian
1. DesainIPenelitian
Desain penelitianIyangIdigunakan yaituIpenelitian kuantitatif
dengan metodeIpenelitian corelational. Purwanto (2012: 177) menyatakan

19
20

bahwa “Penelitian korelasi adalah penelitian yang melibatkan hubungan


satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel lain.”
2. VariabelIPenelitian
Variabel6yang digunakan pada penelitian0ini yaitu1variabel
independent dan|variabel dependent. Variabel^independent disebutojuga
variabel*stimulus,1prediktor, atau1antecedent. Sedangkan variabel
dependent disebut juga variabel output, kriteria, dan konsekuen. Variabel
prediktor pada!penelitian ini yaitu kemandirian belajar%siswa, sedangkan
variabel konsekuen pada penelitian0ini yaitu hasil belajar0matematika siswa
kelas IV.
a. Kemandirian Belajar
1) Definisi Konsep Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar yaitu kemampuan seseorang untuk
mengendalikan dan mengatur dirinya dalam menguasai suatu
kompetensi dengan percaya diri, bertanggung jawab, menghargai
waktu, mampu bekerja sendiri, memilikiihasrat bersaingIuntuk|maju,
mampu!mengambilpkeputusan.
2) Definisi Operasional Kemandirian Belajar
Peneliti menggunakan angkettkemandiriannbelajar untuk
mengetahui0tingkat kemandirian0belajar siswa kelas IV di SD.
Sebelum dipergunakan, angket dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2, kemudian diujicobakan
terlebih dahulu dibeberapa SD di Kecamatan Buluspesantren untuk
mendapatkan butir angket yang valid dan reliabel. Pada
pelaksanaannya, angket dibagikan kepada siswa kelas IV SD di
Kecamatan Buluspesantren yang menjadi sampel. Hasil pengisian
angket kemandirian belajar kemudian dianalisis untuk mengetahui
hubungan kemandirian belajar dengan hasil belajar matematika siswa.
b. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV
1) Definisi Konsep Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV
21

Hasil belajar matematika yaitu keberhasilan yang dicapai siswa


dalam mempelajari matematika melalui pengalaman belajar deduktif
yang dinyatakan dengan perubahan aspek kognitif yang meliputi
mengingat, memahami, dan menerapkan.
2) Definisi Operasional Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV
Pada penelitian ini, peneliti!menggunakan tes9untuk mengetahui
hasil belajar matematika siswa kelas IV SD. Tes yang akan digunakan
yaitu tes dalam bentuk pilihan ganda. Adapun materi yang akan
peneliti ujikan yaitu materi semester I kelas IV. Sebelum
dipergunakan dalam penelitian, tes diujicobakan terlebih dahulu
dibeberapa SD di Kecamatan Buluspesantren. Kemudian, setelah data
dianalisis didapatkan soal tes yang valid dan reliabel. Setelahitu, soal
tes baru digunakan untuk penelitian. Instrumen tes ini peneliti berikan
kepada siswa kelas IV SD di Kecamatan Buluspesantren yang menjadi
sampel. Hasil pengisian soal matematika kemudian dianalisisbuntuk
mengetahui hubunganvantara variabel Xfdengan variabelzY.

C. Populasi dan Sampel


PopulasizmenurutsSugiyono (2009: 80) yaitu objek$atau subjek-yang
memiliki kualitas*dan karakteristik*tertentu yang ditetapkanFoleh peneliti+untuk
dipelajari=dan =kemudian ditarik kesimpulan. Populasi9pada penelitian1ini yaitu
semua siswa kelas IV SDN di Kecamatan Buluspesantren yang sudah
menggunakan Kurikulum 2013 pada tahun 2018/ 2019 yang jumlahnya sebanyak
32 SD. Sampel1adalah bagian dari jumlah4dan karakteristik1yang dimiliki9oleh
populasix(Sangadji dan Sopiah, 2010: 186). Sampeldyang digunakanfdalam
penelitianuini adalah 11 SDN di Kecamatan Buluspesantren. Pengambilan sampel
dilakukan secara random.

D. Teknik Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik probability
sampling jenis cluster random sampling. Probability sampling menurut Sangadji
22

dan Sopiah (2010: 186) adalahqteknik sampling yang memberikanspeluangdsama


bagiasetiap unsurkpopulasi untuk dipilihimenjadi anggotaIsampel. Pada penelitian
ini menggunakan rumus dari Sangadji dan Sopiah (2010: 189) untuk menentukan
sampel penelitian, yaitu :

Sugiyono (2009: 90) menjelaskan bahwa jika padaaperhitungan


menghasilkanqpecahan (terdapatqkoma), maka sebaiknya hasil perhitungan
dibulatkan ke atas. Oleh karena itu sampel yang digunakan dibulatkan menjadi
261 siswa dari hasil perhitungan sampel 260,50 siswa.
Sukardi (2012: 61) menyatakan bahwa, “Teknik klaster atau Cluster
Sampling ini memilih sampel bukan didasarkan pada individu, tetapi lebih
didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami
berkumpul bersama”. Pemilihan sampel dengan menggunakan teknik klaster pada
penelitian ini didasarkan pendapat Sukardi (2012: 61-62) dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Total populasi adalah 747 siswa,
2. Jumlah sampel yang diinginkan 261,
3. Dasar logis klaster adalah sekolah yang jumlahnya ada 32,
4. Dalam populasi, setiap sekolah adalah 747/32 = 23,34= 24 siswa setiap
sekolah,
23

5. Jumlah klaster yang ada adalah 261/24 = 10,875 = 11,


6. Oleh karena itu, 11 sekolah di antara 32 sekolah dipilih secara random
menggunakan undian,
7. Jadi, semua siswa yang terdapat di 11 sekolah sama dengan jumlah sampel
yang diinginkan.
Pengambilan sebelas SD yang digunakan sebagai sampel pada penelitian ini
menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 18. Sugiyono (2009: 86) menjelaskan
bahwa semakinabesarzjumlahqsampelwmendekati qpopulasi, qmakaq peluang
kesalahanxgeneralisasi semakin kecil dan juga sebaliknya semakin kecil jumlah
sampel menjauhi populasi, maka semakin besar kesalahan generalisasi.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menambah ukuran sampel, sehingga sampel
menjadi 266asiswa.
E. TeknikiPengumpulandData
Teknikkpengumpulanodata merupakankcara untuk memeroleh datalyang
dibutuhkan.cYoni (2010: 172-173) menyatakan teknikkpengumpulan data yaitu
observasi,kangket,lwawancara, tes,idanbdokumentasi.cTeknik pengumpulanldata
yang digunakanndalam penelitianoini yaitu angketmdan ujian (tes).vAngket
digunakanjuntuk mengumpulkankdata penelitian pada variabel bebas, sedangkan
ujian (tes) digunakan untuk mengumpulkan data penelitian pada variabel terikat.
1. Instrumen Penelitian
a. Instrumen Angket Kemandirian Belajar
Angket menurut Arikunto (Yoni, 2010: 172) yaituksejumlah
pertanyaanuyang digunakankuntuk memperoleh informasindari
responden.vAngket yang akan digunakan yaitu angket dengan jenis
skla likert berbentuk checklist dengan kriteria sebagai berikut :
24

Angket penelitian iniidigunakan untukmmengetahuiIkemandirian


belajarmsiswa. Pembuatan instrumen kemandirianjbelajar dikembangkan
atas 6 indikator dan 18 sub indikator. Aspek-aspek tersebut yaitu mampu
bekerja sendiri, percaya diri, menghargai waktu, bertanggung jawab,
memiliki hasrat bersaing untuk maju, mampu megambil keputusan.
Angket kemandirian belajar siswa dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing I dan dosen pembimbing II. Hal itu dilakukan untuk menguji
apakah angket kemandirian belajar layak atau tidak untuk digunakan
sebagai instrumen penelitian.
25

b. Instrumen Tes
Tes digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
materi yang dipelajari (Yoni, 2010: 173). Tes yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu tes matematika kelas IV dengan materi semester 1.
Tes dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda. Berikutikisi-kisi
dari instrumenttes hasilgbelajar matematika padappenelitian ini.

Tabelk3.3 Kisi-kisi Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika


No Kompetensi Dasar Indikator Nomor
Soal
1. 3.1 Menjelaskan 3.1.1 Menentukan pecahan- 1,2,3,4,
pecahan-pecahan pecahan senilai dengan 5
senilai dengan gambar dan model
gambar dan model konkret.
konkret. 3.1.2 Mengurutkan bilangan 6,7
pecahan dari yang terkecil
atau sebaliknya.
2. 3.2 Menjelaskan 3.2.1 Menyederhanakan 8, 9
berbagai bentuk pecahan.
pecahan (biasa, 3.2.2 Mengubah pecahan 10,11,1
campuran, desimal, biasa, menjadi pecahan 2,13
dan persen) dan campuran, desimal, dan
hubungan persen atau sebaliknya.
diantaranya.
26

F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Instrumen penelitian yang digunakan haruslah teruji validitas dan
reliabilitasnya agar memperoleh instrumen yang valid dan reliabel. Pengujian
butir soal tes matematika dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas soal,
27

sedangkan pengujian validitas instrumen angket kemandirian belajar dilakukan


dengan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen.
1. Validitas
MenurutcSugiyono (2009: 123) instrumen dikatakan valid apaila
mempunyaimvaliditasIinternal danLeksternal. Validitas$internal dibedakan
menjadiGdua yaituIvaliditas isi (content validity) dan validitas konstruk
(construct validity). Validitas konstruk digunakan untuk menguji instrumen
penelitian nontes. Pada pengujian validitas konstruk, instrumen diujikan
kepada ahli. Validitasi isi digunakan untuk menguji validitas instrumen yang
berbentuk tes. Menurut Sugiyono (2009: 129), validitasoeksternaljdiuji
denganUmembandingkan antaraOkriteria yang4ada padaIinstrumenldengan
fakta-faktaKempiris yangIterjadi diIlapangan.
Penelitianiini menggunakanovaliditas konstruk instrumen non tes
berupa angket kemandirian belajar yang dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing I dan dosen pembimbing II. Setelah itu, angket diujicobakan di
lapangan untuk mendapatkan validitas eksternal. Validitas isi instrumen tes
yang digunakan didapatkan dengan mengembangkan instrumen tes
berdasarkan materi yang telah diajarkan pada semester I kelas IV. Kemudian,
instrumen diujicobakan di lapangan untuk mendapatkan validitas eksternal.
Setelah mendapatkan data uji coba, data akan dianalisis menggunakan
aplikasi Statistical Product and Serice Solution (SPSS) versi 18 dengan taraf
kesalahan atau α = 0,05. Kaidah keputusan instrumen menurut Riduwan dan
Sunarto (2013: 353) yaitu :
Jika rihitung > r tabelbmaka soal tersebutnvalid
Jika ruhitung < r tabelbmaka soal tersebut tidakbvalid
a. Hasil UjioValiditas Angket Uji CobalKemandirianoBelajar
Pada penelitian ini, analisis validitas instrumen dihitung dengan
aplikasi SPSS versi 18. Angket kemandirian belajar dapatkdikatakan
validnapabila r hitung > r tabel, dengan r tabel = 0,1982 Angket ini
diujikan kepada 69 siswa di 3 SD yaitu SDN Tambakrejo, SDN
Rantrewringin, dan SDN Tanjungrejo. Tabel interpretasi hasil validitas
28

uji coba angket kemandirian belajar siswa terdapat pada lampiran 11.
Berdasarkan uji validitas angket uji coba kemandirian, diketahui dari 63
butir angket yang dibuat terdapat 19 butir angket yang tidak valid dan 44
butir angket yang valid. Berikut tabel hasil uji validitas angket uji coba
motivasi belajar siswa.

Tabel 3.4 Keterangan Butir Angket Kemandirian Belajar setelah Uji


Validitas
Butir pernyataan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
angket 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,
kemandirian 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42,
belajar 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51,52, 53, 54, 55, 56,
57, 58, 59, 60, 61, 62, 63.
Butir pernyataan 3, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 22, 23, 25, 41, 46, 50,
tidak valid 54, 56, 57, 60, 63.
Butir pernyataan 1, 2, 4, 5, 6, 7, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 26,
valid 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,
40, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 51, 52, 53, 55, 58,
59, 61, 62.

b. Hasil Uji Validitas Uji Coba Tes Matematika Kelas IV


Pada penelitian ini, analisis validitas instrumen dihitung dengan
aplikasi SPSS versi 18. Tes Matematika dapat9dikatakanvvalid apabila r
hitung > r tabel, dengan r#tabel = 0,1982. Tes ini diujikan kepada 69
siswa di 3 SD yaitu SDN Tambakrejo, SDN Rantrewringin, dan SDN
Tanjungrejo. Tabel interpretasi hasil validitas uji coba tes hasil belajar
matematika siswa terdapat pada lampiran 5. Berdasarkan uji validitas
instrument#uji coba tes#hasil#belajar matematika#siswa, diketahui dari
40 soal matematika yang dibuat, terdapatq9 soal yanghtidak valid dan 31
soal yang$valid. Berikut tabel hasil uji validitas angket uji coba tes
matematika.
Tabel 3.5 Keterangan Tes Matematika setelah Uji Validitas

Butir soal tes 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
matematika 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,
30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40.
29

Butir pernyataan 2, 7, 16, 22, 27, 28, 29, 32, 33.


tidak valid
Butir pernyataan 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18,
valid 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 30, 31, 34, 35, 36, 37,
38, 39, 40.

2. Reliabilitas
Analisis reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus
Alfa Cronbach. Pada analisis ini, peneliti menggunakan aplikasi Statistical
Product and Serice Solution (SPSS) versi 18. Pada penelitian ini untuk
mengetahui apakah instrumen reliabel atau tidak menggunakan batasan 0,6.
Menurut Sekaran (Priyatno, 2012: 120) menyatakan bahwajreliabilitas|kurang
darib0,6 adalahbkurang%baik, sedangkani0,7 dapatkditerima, dan dikatas$0,8
adalahcbaik.
a. Hasil Uji Reliabilitas Angket Uji1Coba3Kemandirian4Belajar
Hasil uji reliabilitas angket uji2coba#kemandirian2belajar
menunjukkan0bahwa nilai Cronbach’s7Alpha sebesarj0,859. Berdasarkan
hal tersebut, karena nilai Cronbach’s Alpha angket kemandirian belajar >
0,8 maka dapat disimpulkan bahwa angket kemandirian belajar siswa
adalah baik. Berikut tabel hasil perhitungan reliabilitas angket uji coba
kemandirian belajar siswa kelas IV SD.
30

maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tes hasil belajar matematika


siswa dapat diterima. Berikut tabel hasil perhitungan reliabilitas uji coba
tes hasil belajar matematika siswa kelas IV SD.

G. TeknikiAnalisisIData
1. Uji Prasyarat AnalisisIData
Uji prasyarat analisis dataiini dilakukaniuntuk memenuhi syarat analisis
data penelitian. Uji prasyarat analisis data dilakukan apabila menggunakan
analisis parametriks yaitu pengujian parameter populasi melalui data sampel.
Uji prasyarat analisis untuk uji korelasi dan regresi menggunakan uji
normalitas dan linieritas (Riduwan, 2010: 119).
a. UjiiNormalitas Data
Uji normalitasidilakukan untukimengetahui apakahodata yang akan
dianalsis berdistribusiknormal ataumtidak normal. Peneliti dalam
menganalisis uji normalitaskmenggunakan bantuan aplikasi Statistical
Product and Service (SPSS) versi 18. Menurut Priyatno (2012: 34) uji
normalitas dapat menggunakan uji liliefors.
Bentuk hipotesis uji normalitas penelitian ini yaitu:
Ho : populasi berdistribusi normal.
H1 : populasi tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian (berdasar signifikansi) dalam uji normalitas yaitu:
Jika signifikansim> 0,05, maka terima Ho,
Jika signifikansim< 0,05, maka tolak Ho  α yangMdigunakan yaitu 5%
atau 0,05.
31

b. Uji Linieritas Data


Uji linieritas dilakukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan
analisis regresi data. Linieritas artinya asumsi adanya hubungan dalam
bentuk garis lurus antara variabel. Peneliti dalam menganalisis uji linieritas
menggunakan bantuan aplikasi Statistical Product and Service (SPSS)
versi 18. Bentuk hipotesis uji linearitas penelitian ini yaitu :
Ho : terdapatihubungan linear antaraivariabel#X dan#variabel0Y.
H1 : tidak terdapatnhubungan linear antara8variabel X0dan variabeliY.
Kriteria pengujian (berdasar signifikansi) dalam uji linearitas yaitu:
Jika signifikansio> 0,05,1maka terimakHo,
Jika signifikansi < 0,05, maka tolak Ho  α yang digunakan yaitu 5% atau
0,05.
2. Uji Analisis Data
Padaipenelitiannini data akan dianalisis menggunakan#analisis korelasi
sederhana, dan sumbangan efektif (SE).
a. Analisis Korelasi Sederhana
Priyatno (2012: 59-60) menyatakan bahawa analisis0korelasi
sederhana#(korelasi bivariate) digunakanmuntuk mengetahuinhubungan
antarabdua variabel. Analisis korelasi yangndigunakan yaitu analisis
korelasi Pearson Product Moment menggunakan bantuan aplikasi
Statistical Product and Service (SPSS) versi 18.
Bentuk hipotesis statistik untuk analisis korelasi penelitian ini yaitu:
Ho :ρ=0 ------------- 0 berarti tidak ada hubungan.
H1 :ρ≠0 ------------- ≠ 0 berarti lebih besar atau lebih kecil
dari nol berarti ada hubungan antara kemandirian dengan hasil belajar
matematika.
Kriteria pengujian (berdasar signifikansi) yaitu :
Jika signifikansi > 0,05, maka terima Ho,
Jika signifikansi < 0,05, maka tolak Ho  α yang digunakan yaitu 5%
atau 0,05.
32

b. Sumbangan Efektif (SE)


Winarsunu (2007: 203-204) menyataka bahwa sumbangan efektif
(SE) adalah ukuranssumbangan suatumprediktor terhadapmkeseluruhan
efektifitasbgaris regresinyang digunakan sebagaimdasarmprediksi.
Sumbanganbefektif dapatmdicari menggunakanvrumus :

SEb=m(SR)sx (R2)

Keterangan : SEn=-sumbanganbefektif
SRn=-sumbangan-relatif
R2- =-determinasi
Sebelum mencari sumbangan efektif diperlukan beberapa analasis seperti :
1) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien
korelasi yang dikalikan dengan 100%. Derajat koefisien determinasi
menurut Riduwan (2010: 224) dapat dicari menggunakan rumus
sebagai berikut :

Keterangan : KP = nilai koefisien determinan


r = koefisien korelasi.
2) Sumbangan Relatif (SR)
Pada sumbangan relatif, peneliti menggunakan analisis regresi dengan
aplikasi SPSS versi 18 untuk mencari nilai b dan nilai JK reg, sedangkan untuk
mencari nilai xy, peneliti menggunakan MS Excel. Sumbangan relatif menurut
Winarsunu (2007: 204) yaitu :

SR = b (∑xy) x 100%
JK reg
Keterangan : b = koefisien regresi
JK reg = jumlah kuadrat regresi

xy = ∑XY – (∑X) (∑Y)


N
33

H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan penelitian korelasional. Narbuko dan
Achmadi (2012: 48-49) menyatakan bahwa langkah-langkah pokok penelitian
korelasional adalah sebagai berikut :
1. Mendefinisikan masalah
2. Melakukan telaah pustaka
3. Merancang cara pendekatannya
a. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang relevan
b. Menentukan subjek yang sebaik-baiknya
c. Memilih atau menyusun alat pengukur yang cocok
d. Memilih metode koresional yang cocok untuk masalah yang sedang
digarap
4. Mengumpulkan data
5. Menganalisis data yang telah terkumpul dan buat interpretasinya
6. Menuliskan laporan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka langkah-langkah pada penelitian
ini yang pertama yaitu mendefinisikan permasalahan yang hendak diteliti.
Langkah kedua yaitu melakukan telaah pustaka yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian. Langkah ketiga yaitu menentukan cara
pendekatannya, seperti peneliti mengidentifikasi variabel-variabel yang
relevan, menentukan subjek, menyusun instrumen penelitian yang berupak
angket dan tes, dan memilih metode korelasi yang sesuai. Langkah
selanjutnya yaitu peneliti menyebar angket dan tes hasil belajar ke sekolah
di luar sekolah yang menjadi sampel untuk menguji coba instrumen.
Menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Langkah selanjutnya yaitu
mengumpulkan data dengan menyebar instrumen yang valid ke sekolah
yang menjadi sampel. Setalah data diperoleh, maka langkah selanjutnya
adalah menganalisis data tersebut dengan menggunakan SPSS versi 18.
Langkah terakhir yaitu membuat laporan penelitian.
BABhIV
34

HASILIPENELITIANIDANIPEMBAHASAN

A. HasiliPenelitian
1. Deskripsi-Data
Data yangndigunakan dalammpenelitianvini merupakan datacyang
berasal dari skor hasilnbelajar matematika kelas IV yang berupa tes dan skor
angket kemandirian belajar siswa. Hasil dari analisis deskriptif variabel hasil
belajar matematika dan variabel kemandirian belajar, didapatkan jumlah
sampel penelitian, nilaicrata-rata data, nilai tengah data, nilai yangxsering
munculnpada data, simpangan baku, varian, kemiringan, keruncingan,
rentang, nilai minimum, nilai maksimum, dan jumlah. Berikut adalah
deskripsi pemerolehan data hasil penelitian:
a. VariabelnHasil BelajarmMatematika
Data skor hasilmbelajarmmatematika terlampir pada lampiran 19.
Data yang diperoleh, kemudian ditabulasi dengan bantuan MS. Excel yang
kemudian akan diolah menggunakan aplikasi SPSS versi 18 untuk
dianalisis secara deskriptif.
35

Gambar 4.1. Histogram Data Hasil Belajar Matematika

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dinyatakan bahwa jumlah sampel


penelitian hasil belajar matematika yaitu 266 siswa. Nilai rata-rata data
hasil belajar matematika yaitu 15,85. Median atau nilai tengah data hasil
belajar matematika yaitu 16,00. Modus atau nilai yang sering muncul
pada data hasil belajar matematika yaitu 17. Simpangan bakunya
(standard deviation) yaitu 5,217. Ragam (variance) data hasil belajar
matematika yaitu 27,212.
Kemiringan (skewness) kurva yaitu 0,097, artinya nilai skewness
positif tidak terlalu jauh dari nol, maka data cenderung condong ke
kanan. Nilai kurtosis (keruncingan kurva) yaitu -0,331, artinya koefisien
keruncingan < 3, sehingga bentuk distribusi frekuensinya adalah
platikurtis atau tumpul.
Rentang data hasil belajar matematika yaitu 26. Nilai minimum
yang didapatkan dari hasil penelitian untuk hasil belajar matematika yaitu
2, sedangkan nilai maksimumnya yaitu 28. Jumlah skor seluruh data hasil
belajar matematika yaitu 4217.
Data hasil belajar matematika diharapkan bersistribusi normal
karena memiliki nilai mean, median, dan modus yang hampir sama.
Selain itu jika dilihat dari perhitungan rasio skewness yaitu 0,65 dan
36

rasio kurtosis yaitu -1,11, maka data hasil belajar matematika masih
berdistribusi normal, karena berada di antara nilai -2.00 sampai 2.00.
b. Variabel Kemandirian Belajar Siswa
Data skor kemandirian belajar terlampir pada lampiran 20. Data
yang diperoleh, kemudian ditabulasi dengan bantuan MS. Excel yang
kemudian akan diolah menggunakan aplikasi SPSS versi 18 untuk
dianalisis secara deskriptif.

Gambar 4.2. Histogram Data Kemandirian Belajar


37

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dinyatakan bahwa jumlah sampel


penelitian hasil belajar matematika yaitu 266 siswa. Nilai rata-rata data
hasil belajar matematika yaitu 167,64. Median atau nilai tengah data hasil
belajar matematika yaitu 168,00. Modus atau nilai yang sering muncul
pada data hasil belajar matematika yaitu 161. Simpangan bakunya
(standard deviation) yaitu 16,560. Ragam (variance) data hasil belajar
matematika yaitu 274,239.
Kemiringan (skewness) kurva yaitu -0,128, artinya nilai skewness
negatif tidak terlalu jauh dari nol, maka data cenderung condong ke kiri.
keruncingan (kurtosis) kurvanya yaitu -0,161, artinya koefisien
keruncingan < 3, sehingga bentuk distribusi frekuensinya adalah
platikurtis atau tumpul.
Rentang data hasil belajar matematika yaitu 103. Nilai minimum
yang didapatkan dari hasil penelitian untuk hasil belajar matematika
yaitu 113, sedangkan nilai maksimumnya yaitu 216. Jumlah skor seluruh
data hasil belajar matematika yaitu 44592.
Data kemandirian belajar diharapkan bersistribusi normal karena
memiliki nilai mean, median, dan modus yang hampir sama. Selain itu
jika dilihat dari perhitungan rasio skewness yaitu -0,85 dan rasio kurtosis
yaitu -0,54, maka data hasil belajar matematika masih berdistribusi
normal, karena berada di antara nilai -2.00 sampai 2.00.
2. Hasil Uji Prasyarat Analisis
Ujimprasyarat pada penelitian ini-ada dua macam yaitu uji-normalitas
dan-ujimlinieritas. Hasil pengujian ini merupakan syarat untuk melakukan
pengujian hipotesis penelitian.
a. Uji Normalitas
Uji normalitasmdilakukan untuk mengetahuibapakah databyang
diperoleh pada penelitian berasalbdari populasi yang terdistribusi normal
atau tidak normal. Pada analisis ini, peneliti menggunakan bantuan
aplikasi SPSS versi 18. Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat pada
lampiran 21.
38

Bentuk hipotesis uji normalitas pada penelitian ini yaitu:


Ho : populasi berdistribusi normal.
H1 : populasi tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian (berdasar signifikansi) dalam uji normalitas yaitu:
Jika signifikansi > 0,05, maka terima Ho,
Jika signifikansi < 0,05, maka tolak Ho  α yang digunakan yaitu 5%
atau 0,05.
1) Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika
Hasil uji normalitas data hasilbbelajar matematika dapat dilihat
pada tabel berikut ini :

Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan, didapatkan


hasil pada kolom Kolmogorov-Smirnov nilai Sig. yaitu 0,200,
sehingga dapat diketahui bahwa signifikansin> 0,05. Olehkkarena
itu, dapatbdisimpulkanmbahwa terima Ho atau variabel hasil belajar
matematika berasalidariopopulasi yangoberdistribusipnormal.
2) Uji.Normalitas Kemandirian Belajar
Hasil uji normalitas datalhasil belajarkmatematika dapatkdilihat
pada tabelkberikut ini :
39

Berdasarkan uji-normalitas yang telah dilakukan, didapatkan


hasil pada kolom Kolmogorov-Smirnov nilai Sig. yaitu 0,200,
sehingga dapat diketahui bahwa-signifikansi > 0,05.iOlepkarena itu,
dapatmdisimpulkankbahwa terima Ho atau variabel hasil belajar
matematika berasalkdari populasi yangkberdistribusi normal.
b. Uji.Linieritas
Linieritasbartinya asumsi adanya hubungan dalam bentuk garis lurus
antara variabel. Pada analisis ini, peneliti menggunakan bantuan aplikasi
SPSS versi 18. Output lengkap analisis linearitas dapat dilihat pada
lampiran 22. Bentuk hipotesis uji linearitas penelitian ini yaitu :
Ho : terdapat hubunganmlinear antara variabelcX dan variabel Y.
H1 : tidak terdapat hubungannlinear antara variabel X dan variabel Y.
Kriteria pengujian (berdasar signifikansi) dalam uji linearitas yaitu:
Jika signifikansim> 0,05, maka terima Ho,
Jika signifikansim< 0,05, maka tolak Ho  α yang digunakan yaitu 5%
atau 0,05.
Hasil ujimlinieritas data hasil belajar matematika danIkemandirian
belajarIdapatIdilihat padaItabelIberikut ini :
40

Berdasarkanouji linieritas yang telahidilakukan, dapatodiketahui


bahwa Sig. 0,344, sehingga dapat diketahui bahwaksignifikansi > 0,05.
Oleh karenakitu, dapat-disimpulkan bahwa terima Ho atau terdapat
hubungan linear antara hasil belajar matematika siswa dan variabel
kemandirian belajar.
3. Hasil Uji.Hipotesis
a. Korelasi Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar
Korelasi antara kemandirian belajar-dan-hasil belajar diuji
menggunakan uji korelasi pearson product moment. Uji korelasi person
pada analisis ini, menggunakan aplikasi SPSS versi 18. Hasil uji korelasi
pearson dapat dilihat pada lampiran 23. Bentuk hipotesis statistik untuk
analisis korelasi penelitian ini yaitu:
Ho :ρ=0 ------------- 0 berarti tidak ada hubungan.
H1 :ρ≠0 ------------- ≠ 0 berarti lebih besar atau lebih kecil
dari nol ada hubungan antara kemandirian dengan hasil belajar
matematika.
Kriteria pengujian (berdasar signifikansi) yaitu :
Jika signifikansim> 0,05, maka terima Ho,
Jika signifikansim< 0,05, maka tolak Ho  α yang digunakan yaitu 5%
atau 0,05.
41

Berdasarkan uji korelasi yang telah dilakukan dengan aplikasi


SPSS versi 18, ditunjukkan bahwa nilai Sig. (1-tailed) yaitu 0,000. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa nilai Sig. (1-tailed) < 0,05 yang
berarti bahwa tolak Ho. Pernyataan tersebut dapatmditarikmkesimpulan
bahwa terdapatbhubungan positif danbsignifikan antarabkemandirian
belajar dengan hasilmbelajar matematika siswa. Hasil analisis koefisien
korelasi antara variabel kemandirian belajar dan hasil belajar matematika
yaitu 0,452.
Sesuai dengan hasil dari uji korelasi diiatas, makaihipotesispyang
menyatakan ada korelasippositif dan signifikanxantara sikap kemandirian
belajar dengan hasil belajar matematika siswamkelaskIVbSDNmse-
kecamatan Buluspesantren tahunkajaran 2018/2019bdapat diterima.
b. Sumbangan Efektif (SE)
Sebelum melakukan perhitungan sumbangan efektif, peneliti
terlebih dahulu melakukan perhitungan koefisien determinasi, dan
sumbangan relatif.
Perhitungan analisis koefisien determinasi (R2) pada penelitian ini
menggunakan rumus menurut Riduwan (2010: 224) dengan perhitungan
sebagai berikut :
Diketahui : r = 0,45 Ditanya : R2 (determinasi)

Maka R2 yaitu :
42

KP = (0,452)2 x 100%
= 0,204 x 100%
= 20,4 %

BerdasarkanPhasilOperhitungan di atas, dapatPdisimpulkan|bahwa


koefisien determinasi padavpenelitian ini yaitu 20,4%. Setelah diketahui
analisis koefisien determinasi (R2), maka analisis selanjutnya yaitu
mencari sumbangan relatif. Sumbangan relatif pada penelitian ini
menggunakan rumus menurut Winarsunu (2007: 203-204).
Peneliti menggunakan analisis regresi dengan aplikasi SPSS versi
18 untuk mencari nilai b dan JK reg, sedangkan untuk mencari jumlah xy
peneliti menggunakan aplikasi MS. Excel. Hasil perhitungan jumlah xy
dapat dilihat pada lampiran 24. Berikut merupakan hasil analisis regresi :

Tabel 4.8 Hasil Analisis Nilai b pada Uji Regresi.

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -8,005 2,913 -2,748 ,006
Hasil_Belajar ,142 ,017 ,452 8,229 ,000
a. Dependent Variable: KEMANDIRIAN
43

Berdasarkan tabel 4.7 dan 4.8, maka didapatkan nilai JK reg sebesar
14834,54 dan nilai b sebesar 1,434, maka sumbanganorelatif yaitu :

SR = 0,142 (10342,92) x 100%


1472,013
SR = 0,9977 x 100 %
SR = 99,7 %
Analisis selanjutnya yaitu mencari sumbanganoefektif.iSumbangan
efektifimerupakan sumbanganisuatu variabel prediktoroterhadap variabel
kriterium. Sumbangan efektif pada penelitian ini menggunakan rumus
menurut Winarsunu (2007: 203-204) yaitu SE = (SR) x (R2).

Diketahui :
SR = 99,7 %
(R2) = 0,204
Ditanya : SE (sumbangankefektif)
Maka SE yaitu :
SEI=I(SR)Ix (R2)

SEI= 99,7 % x 0,204


SE = 20,35 %

BerdasarkanIhasil perhitunganIdi atas, dapatIdiketahuirbahwa


sumbangan efektif darilkemandirian belajarlsiswa dapat berperan dalam
meningkatkan hasil belajar matematika sebesarn20,35%, sedangkan
sisanyaksebesar 79,65% dipengaruhi olehifaktor lain.
44

B. Pembahasano
1. Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar Matematika
Hubungan kemandiriankbelajar dengan hasilIbelajar matematika siswa
dicari menggunakaniKorelasi Pearson. Peneliti menggunakan bantuan
aplikasi SPSS versi 18 dalam menguji hipotesisIpenelitian.IHipotesisIdalam
penelitianIini yaitu terdapatokorelasi positif dan signifikan-antara
kemandirian belajar dengan hasilIbelajar matematika siswaikelasPIV SDN
se-Kecamatan Buluspesantren tahunIajaran 2018/2019.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan SPSS versi 18 menunjukkan
bahwa nilai Sig. (1-tailed) yaitu 0,000. Nilai Sig. tersebut < α (0,05), artinya
hipotesis penelitian ini dapat diterima atau kemandiriankbelajar berkorelasi
positif1dan1signifikan dengan hasilnbelajar matematika siswaikelas IV SDN
se-kecamatan Buluspesantren tahunrajaran 2018/2019. Hasil analisis koefisien
korelasivantara variabel kemandirian belajarvdan hasil belajar matematika
yaitu 0,452. Berdasarkanopendapat Sugiyono (2017: 231) mengenai pedoman
interpretasi terhadap koefisien korelasi menyatakan bahwa koefisien korelasi
pada penelitian ini yaitu 0,452 berada pada tingkat hubungan sedang. Korelasi
akan lebih kuat jika mendekati angka 1.
Berdasarkan penelitian dan perhitungan yangitelahIdilakukan, dapat
diketahui bahwaIkemandirian belajar memilikiIhubungan yangIpositif|dengan
hasil belajar|matematika. Oleh karenaritu, dapatudikatakan bahwa0semakin
tinggi kemandirian siswa,0maka akan semakinxtinggi pula hasilsbelajar
matematika siswa.oBegitu pun sebaliknya, semakinyrendah kemandirian
siswa, maka akan semakin rendahupula hasil belajar matematika siswa.

Menurut Desmita (2017: 185), kemandirian belajar dapat diartikan


sebagaikkemampuan untukomengendalikan dan mengaturopikiran,operasaan,
danitindakanisendiriisecara bebasIserta berusaha sendiriiuntukLmengatasi
perasaanImalu dan ragu. Pentingnya memiliki sikap mandiri dalam belajar
telah dijelaskan oleh Semiawan (Tirtarahardja & Sulo, 2005: 50) yang
menyatakan bahwa:
45

Perkembanganwiptek berlangsungRsemakin pesatWsehingga tidak


mungkinLlagi paraQpendidik (khususnya guru) mengajarkanIsemua
konsepUdan faktaCkepada peserta didik. Di samping tidak mungkin,
mungkin juga tidak perlu karena kemampuan manusia yang terbatas
untuk menampung ilmu. Jalan keluarnya ialah pesertaPdidik dariSdini
dibiasakanUbersikap selektifCterhadap segalaBinformasi yang
membanjirinya. Mereka harusibelajar memiliki sikapImandiri.

Hasil penelitianKini sesuai dengan penelitianLyang dilakukanioleh


Sunsati dan Fatchurahman (2016: 4) yang menyatakanibahwa terdapat
hubunganoantara kemandirianibelajar peserta didik denganoprestasi belajar
matematika dengan nilai kolerasi produk moment sebesar 0,358, dan
termasuk dalam kategori sedang.
Selain itu hasil penelitianIini juga diperkuatIdengan penelitianIyang
dilakukan oleh Rahmawati (2016: 91) yang menyatakanubahwa0terdapat
hubungansyang positif antara kemandirian belajar dengan hasil0belajar siswa
SD Negeri Purwoyoso 06 Semarang, denganIr tabel 0,560 lebihIbesar dari r
hitung 0,213 (0,560 > 0,213) termasuk dalam tingkat hubungan sedang.
Rosyidah (2010: 69) yang menyatakan bahwalkemandirianpbelajar
memilikixhubungan positifndan signifikan dengan hasilibelajar, sehingga
mempengaruhi hasilbelajar matematika, dimana siswaIyang memiliki
kemandirian belajarkbaik, akan memiliki tingkat hasil belajar matematika
yang tinggi. Sebaliknya siswanyangbmemiliki kemandirian belajar yang
kurang baik menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika.
Hasil dari penelitianIini juga diperkuatodengan penelitianoyang Sakti
(2013: 45) lakukan, yang menyatakan bahwaUsiswa yang memiliki
kemandirianIyang9tinggi ternyata hasil belajarnyasjuga tinggi, sedangkan
siswa yang memiliki kemandirian belajar yang rendah, maka hasil belajarnya
juga cenderung rendah.
Berdasarkanjuraian di atas, dapatodisimpulkan bahwakhasil penelitian
ini telah sesuai dengan teori yang ada dan didukung pula dengan penelitian
yang relevan, maka hasiljpenelitian inikadalah ada korelasi positifmdan
signifikanmantara sikap kemandirian belajar dengan hasil belajar matematika
siswa kelas IV SDN se-Kecamatan Buluspesantren tahun ajaran 2018/2019.
46

2. Sumbangan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika


Sumbangan kemandirian belajar terhadap hasil belajar pada penelitian
ini menggunakan rumus menurut Winarsunu (2007: 203-204). Sebelum
melakukan perhitungan sumbangan efektif, peneliti mencari nilai koefisien
determinasi dan mencari nilai sumbangan relatif terlebih dahulu. Mencari
nilai sumbangan relatif memerlukan nilai JK reg, b, dan jumlah xy.
Penggunaan aplikasi SPSS versi 18 digunakan untuk mencari nilai JK reg,
nilai b dengan menggunakan analisis regresi, sedangkan aplikasi MS. Excel,
digunakan untuk mencari jumlah xy.
Hasil perhitungan sumbangan efektif pada variabel kemandirian
belajar dan hasil belajar matematika didapatkan hasil sebesar 20,35%, artinya
kemandirian siswa dapat berperan dalam meningkatkan hasil belajar
matematika sebesar 20,35% dan sisanya sebesar 79,65% dipengaruhi oleh
faktor lain seperti kesehatan siswa, motivasi siswa, sarana dan prasarana. Hal
tersebut sesuai dengan penelitian Rosyidah (2010: 69) yang menyatakan
bahwa kemandirian belajar bukan satu-satunya variabel atau faktor yang
menyebabkan meningkatnya hasil belajar siswa, tetapi tedapat faktor-faktor
lain yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajasr siswa baik faktor
internal maupun eksternal seperti motivasi, sarana dan prasarana, disiplin,
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, guru, dan
lainnya.
47

BAB V
SIMPULAN,jIMPLIKASI,bDANnSARAN

A. Simpulanv
Berdasarkanmhasilnpenelitian dan pembahasan mengenaibhubungan
kemandirianmbelajar dengan hasilobelajar matematika siswamkelasnIV SDN se-
Kecamatan Buluspesantren tahunIajaran 2018/2019 dapat ditariknkesimpulan
sebagainberikut:
1. Kemandirian belajar berkorelasi positifndan signifikanIdengan hasil belajar
matematika siswamkelas IV SDN se-KecamatanmBuluspesantren dengan
tingkat korelasi sedang yaitu 0,452.
2. Sumbangan variabel kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika
yaitu 20,35 %.
B. Implikasim
BerdasarkanIuraian hasil penelitian ini, makaIpeneliti dapatImemberikan
implikasi sebagaiIberikut:
1. Penelitian ininmenemukankbahwa terdapatlhubungan yanglpositif dan
signifikan antarabkemandirianmbelajar dengan hasilIbelajar matematika.
Semakin tinggickemandirian siswa, maka akan semakinctinggi pula hasil
belajarnmatematikaisiswa. Begitu pun sebaliknya,UsemakinUrendah
kemandirianIsiswa, maka akan semakinIrendah pula hasilIbelajar matematika
siswa. Oleh karena itu, penting untuk menyisipkan kemandirian belajar pada
setiap pembelajaran dengan harapan kemandirian siswa akan meningkat
sehingga diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat pula.
Penerapan sikap kemandirian belajar dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti menerapkan proses pendidikan yang demokrasi dengan
memberikanmkesempatan kepada siswamuntuk berpendapat, dan
memberikanmkebebasan pada siswamuntuk mencoba memecahkan
masalahnya sendiri. Selain menerapkan pendidikan yang demokrasi,
penerapan diskusi kelompok dan penugasan dalam pembelajaran juga dapat
meningkatkan kemandirian belajar siswa. Melalui diskusi siswa akan terlatih
48

untuk mengemukakan pendapat, memecahkan masalah, dan bertanggung


jawab, sedangkan melalui penugasan siswa akan terlatih untuk lebih mandiri
dalam belajar.
Upaya peningkatan kemandirian juga perlu didukung oleh sarana dan
prasarana seperti pengadaan buku-buku yang berkaitan dengan matematika,
menyiapkan soal-soal latihan di kelas, dan pengadaan alat peraga. Melalui
upaya-upaya di atas diharapkan dapat meningkatkan sikap kemandrian seperti
sikap percaya diri, tanggung jawab, mampu bekerja sendiri, mampu
mengambil keputusan, dan memiliki hasrat bersaing untuk maju sehingga
kemandirian belajar siswa dapat meningkat, sehingga diharapkan hasil belajar
dapat meningkat.
C. Saran
Berdasarkanbsimpulan.dan implikasi yangntelah disebutkan, peneliti
memberikan.beberapaisaran sebagainberikut:
1. BagimGuru
Gurubhendaknya selalu memberikan dan memancing sikap kemandirian
belajarbsiswa pada setiap pembelajaran, agar siswa terbiasa untuk
menerapkan sikap kemandirian belajar di sekolah maupun di rumah demi
meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.
2. Bagi.Sekolah
Pihak sekolah sebaiknya melengkapi referensi buku bacaan di perpustakaan
agar siswa dapat menemukan dan mencari sendiri materi yang belum
dimengerti tanpa harus sering mengandalkan dan tergantung kepada guru
sebagai fasilitatoripembelajaran.
3. BagiiPenelitiISelanjutnya
Bagi peneliti yang inginImelakukan penelitian yang hampir sama dengan
judul penelitian ini dapat menjadi acuan dalam penelitian korelasi dan
diharapkan mencari sumber referensi lainnya agar nanti penelitiannya akan
jauh lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai