e-mail: {ardana.subagia@gmail.com;profdarsana@yahoo.co.id;sura@konselor.com}
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetaui (1) deskripsi hasil pengamatan awal kondisi
kematangan karier siswa, (2) peningkatan kematangan karier siswa setelah diberi
tindakan pada siklus I dan siklus II. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan
bimbingan konseling, dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari enam
langkah yang dikelompokkan menjadi empat tahap yaitu tahap perencanaan
(identifikasi, diagnosa, dan prognosa), pelaksanaan (konseling/treatmen),
pengamatan dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKJ 1
SMK Negeri 3 Singaraja yang berjumlah 28 orang siswa. Untuk memperoleh data
digunakan alat pengumpulan data berupa pedoman observasi dan pedoman
wawancara sebagai alat pengumpulan data komplementer serta kuesioner sebagai
alat pengumpulan data utama. Data yang diperoleh dari responden dikumpulkan dan
dianalisis dengan metode analisis deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data prasiklus
menunjukkan dari 28 orang siswa terdapat 4 orang siswa yang memiliki presentase
skor kemataangan karier rendah dengan presentase skor rata-rata 43,625 %
(kematangan karier sangat rendah). Setelah diberikan tindakan pada siklus I
presentase skor kematangan karier siswa mengalami peningkatan menjadi 76,125
% (kematangan karier sedang). Dari 4 orang siswa terdapat 2 orang siswa yang
masih memiliki presentase skor ≤ 80% dengan presnetase skor rata-rata 70 %
(kematangan karier sedang). Setelah pemberian tindakan siklus II presentase skor
kematangan karier siswa menjadi 81,25 % (kematangan karir tinggi). Keempat siswa
yang mendapatkan tindakan konseling karir Holland dengan teknik modeling telah
mampu memperoleh presentase skor kematangan karir ≥ 80 %. Berdasarkan pada
hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa konseling karir Holland
dengan teknik modeling dapat meningkatkan kematangan karir siswa.
Abstract
The purpose of this research is to know (1) the description of initial observation
result of student career maturity condition, (2) increase students' career maturity
after being given career counseling holland with modeling techniques in the first and
second cycle. The kind of this research is action research in counseling, that’s done
in two cycles and in each cycle consists of six steps, which are grouped into four
stages, there are planning (identification, diagnosis, and prognosis), action
(counseling/treatment), observation, and reflection. The subject of this research is 28
students member of X TKJ 1, SMK N 3 Singaraja, while the main sample of this
research is four students in that class. In this research, the researcher used
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
perkembangan kematangan karir yang karir yang dimiliki oleh siswa sudah dapat
dialami oleh siswa segera setelah ditingkatkan melalui konseling karir
tindakan diberikan. Holland dengan teknik modeling. Untuk
Buku harian (log sheet) digunakan menentukan pencapaian hasil
untuk memanatau kemajuan (progress), peningkatan kematangan karir pada siswa
perubahan, dan perkembangan tersebut digunakan kriteria sebagai
kematangan karr siswa siswa dan berikut:
dikembangkan dari aspek-aspek variabel
kematangan karir meliputi (1) Tabel 1 Pedoman Konversi Skor Mentah
perencanaan karir (career planning), (2) Menjadi Nilai dengan
eksplorasi karir (career exploration), (3) Menggunakan PAP Skala
pengetahuan tentang membuat keputusan Lima
karir (decision making), (4)p engetahuan Tingkat Penguasaan Kriteria
(informasi) tentang dunia kerja (world of
90% - 100% Sangat Tinggi
work information), (5) pengetahuan
80% - 89% Tinggi
tentang kelompok pekerjaan yang lebih
disukai (knowledge of preferred 65% - 79% Sedang
55% - 64% Rendah
occupational group), (6) realisasi
0% - 54% Sangan Rendah
keputusan karir. Buku harian diisi oleh
siswa dari awal sampai akhir penelitian. Sumber : Sumber: Evaluasi Hasil
Belajar (Nurkancana, 1990: 93)
Selama masa penelitian tersebut, siswa
mencatat dan menuliskan perubahan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
dialaminya pada kolom-kolom yang
Berdasarkan hasil penelitian yang
tersedia pada buku harian.
telah dilakukan kondisi Kematangan Karier
Variabel bebas dalam penelitian ini
siswa sebelum diberikan penerapan
adalah konseling karir Holland dan teknik
konseling karier holland dengan teknik
modeling. Variabel terikat dalam penelitian
modeling cenderung rendah karena dari
ini adalah kematangan karir. Data pada
penelitian ini merupakan skor kematangan hasil penyebaran data awal pada 28 orang
siswa di kelas X TKJ 1 SMK Negeri 3
karir siswa yang diperoleh melalui hasil
Singaraja terdapat 4 orang siswa yang
kuesioner tertutup pola Likert dimana
masih memiliki kematangan karier rendah.
sebelum diujicobakan, kuesioner diuji
Patokan yang dipakai untuk
validitas dan reliabilitasnya terlebih
dahulu. menentukan siswa yang memiliki
kematangan karir rendah adalah
Dalam penelitian ini, kuesioner
pengkategorian kematangan karir dengan
yang digunakan teridir dari 40 butir
pernyataan. Penskoran terhadap butir ketentuan bahwa siswa yang memperoleh
presentase skor ≤ 64 % berarti memiliki
jawaban dari siswa dilakukan dengan cara
kematangan karir pada tingkatan yang
sebagai berikut: jika butir pernyataan
rendah dan harus sesegera mungkin
mendukung indikator maka skor setiap
diberikan layanan konseling untuk
butir adalah 5 sampai dengan 1,
sedangkan jika butir dari pernyataan meningkatkan kematangan karir tersebut.
Melalui pengamatan dan wawancara
kuesioner tidak mendukung indikator
rentang skor yang diberikan adalah 1 diketahui permasalahan yang dihadapi
oleh siswa diantaranya adalah terdapat
sampai 5. Hipotesis tindakan diuji dengan
siswa yang belum mampu memilih dan
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif
memikirkan pekerjaan yang akan dijabat
yang berdasarkan pada indikator
nanti, belum mengetahui bakat diri untuk
pencapaian 80%-100%. Penelitian
tindakan ini disesuaikan dengan pekerjaan/jabatan apa, kurang memiliki
pengetahuan yang luas tentang seluk-
persentase pencapaian skor minimal yaitu
beluk pekerjaan, khawatir akan pekerjaan
di atas 80% dengan kriteria tinggi dan
yang akan dijabat nanti. Apabila hal itu
sangat tinggi. Siswa yang mencapai skor
tidak mendapatkan penanganan lebih
di atas 80% dengan kategori tinggi dan
sangat tinggi menunjukkan kematangan lanjut, dikhawatirkan akan menganggu
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
50
40 tindakan siklus II dinyatakan berhasil. Oleh
30 karena itu, dapat dikatakan bahwa
20 penerapan konseling karir Holland dengan
10 teknik modeling di kelas X TKJ 1 SMK
0
Negeri 3 Singaraja dapat meningkatkan
GEC KNA KSA YS kematangan karir siswa.
Skor Awal Nama Siswa Peningkatan kematangan karir yang
Skor Setelah
dialami oleh siswa setelah tindakan siklus
Siklus I II dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Grafik 1. Grafik Peningkatan Kematangan
Karir Siswa Setelah Tindakan
Siklus I
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
60
50 Suasana konseling lebih kondusif dan
40 konseli tampak lebih antusias untuk
30 mengikuti konseling di siklus II
20
10 dibandingkan dengan pelaksanaan
0 konseling di siklus I. Hal ini disebabkan
GEC KNA KSA YS karena hubungan baik yang terjalin
anatara peneliti dan konseli sudah
Nama Siswa semakin baik, konseli mulai terbiasa
Skor Awal
mengikuti proses konseling, dan konseli
Akor Setelah Siklus I
semakin terbiasa untuk menerima
Skor Setelah Siklus II
perealisasian teknik modeling yang
diterapkan oleh peneliti.
Pencapaian konseli pada siklus II
Grafik 2. Peningkatan Kematangan Karir lebih baik jika dibandingkan dengan siklus
Siswa Setelah Siklus II I. Pencapaian yang dimaksud adalah
sikap-sikap sebagai hasil pelaksanaan
Perubahan yang terjadi dalam konseling yang ditunjukkan oleh konseli.
pelaksanaan tindakan siklus I maupun Konseli sudah mampu menunjukkan sikap
sikus II pada konseli dilihat dari hasil sesuai dengan harapan, baik dari segi
pengisian kuisioner, wawancara, dan perencanaan karir, eksporasi karir,
observasi kepada 4 orang konseli pengetahuan tentang dunia kerja,
tersebut. pengetahuan tentang kelompok pekerjaan
Berdasarkan hasil refleksi, yang disukai maupun realisasi keputusan
Pelaksanaan konseling karir Holland karir..
dengan teknik modeling mampu Konseli sudah lebih mampu
meningkatan kematangan karir siswa baik mengaktualisasikan diri di siklus II jika
dari segi kualitatif maupun dari segi dibandingkan dengan siklus I yang masih
kuantitatif. Dari segi kuantitatif dapat terkesan pasif. Konseli sudah merasakan
dilihat dari meningkatnya perolehan skor manfaat dari pelaksanaan konseling dan
kematangan karir setelah evaluasi setiap berusaha menerapkannya dalam kegiatan
siklus. Sedangkan dari segi kualitatip sehari-hari.
dapat dilihat dari perubahan sikap konseli
yang mulai melakukan perencanaan karir, SIMPULAN DAN SARAN
2) eksplorasi karir, 3) menambah Berdasarkan pada hasil penelitian dan
pengetahuan tentang membuat keputusan pembahasan yang telah diuraikan, maka
karir, 4) mengumpulkan informasi tentang dapat disimpulkan bahwa penerapan
dunia kerja, 5) menambah pengetahuan konseling karir Holland dengan teknik
tentang kelompok pekerjaan yang disukai, modeling dapat meningkatkan
6) dan mulai mencoba melakukan realisasi kematangan karir yang dialami oleh siswa
keputusan karir, kelas X TKJ 1 SMK Negeri 3 Singaraja.
Jika dibandingkan dengan siklus I, Hal ini dapat dilihat dari peningkatan
secara umum kegiatan konseling di siklus kematangan karir yaitu dari presentase
II berjalan dengan baik. Dari 4 orang siswa skor rata-rata 43,625 % (kematangan karir
yang memiliki kematangan karir sangat rendah) menjadi 76,125 %
terkategori rendah, semua siswa sudah (kematangan karir sedang) pada siklus I
mengalami peningkatan kematangan karir dan peningkatan dari presentase skor 70
menjadi kategori tinggi dan sangat tinggi % (kematangan karir sedang) menjadi
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014