PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak siswa lulusan SMA (sederajat) merasa bingung dan tidak tahu
perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Oleh karenanya ketepatan memilih
serta menentukan keputusan karier menjadi titik penting dalam perjalanan hidup
manusia. Keputusan memilih suatu karir dimulai saat individu berada pada masa
remaja. Pada usia remaja, sekolah merupakan aspek penting dalam kehidupan
keputusan karir.
tujuan utama dalam perencanaan karir yang harus ditempuh oleh setiap individu.
Seligman (dalam Marliyah dkk, 2004) mengatakan bahwa sejumlah karir mulai
dibangun dan dikembangkan sejak masa sekolah dan karir dapat juga dikatakan
sebagai suatu cita-cita yang diinginkan, baik yang berkaitan dengan suatu bidang
pendidikan, pekerjaan maupun suatu profesi tertentu. Artinya pada masa sekolah
siswa sudah harus merencanakan semua perihal yang berhubungan dengan masa
depan.
keputusan untuk profesi dan karier yang akan digeluti. Hal ini dikarenakan
1
untuk mengambil keputusan tentang profesi serta karier yang akan digelutinya
Pada waktu tes untuk pemilihan jurusan hampir 40% siswa bingung
dengan jurusan dan sekolah yang mereka pilih. Contoh kasusnya sebagai berikut,
(1) Ada siswa yang salah memilih jurusan. Banyak siswa yang bakat dan
yang tiap tahun semakin naik nilainya maka banyak siswa IPA yang ingin pindah
ke IPS. Akan tetapi, sebagian dari mereka jenuh karena tidak berniat untuk
menghafal dan banyak juga yang kelelahan belajar akutansi; (2) Ada siswa yang
bingung memilih jurusan maupun memilih perguruan tinggi yang bonafit baik itu
swasta ataupun negeri; (3) Ada siswa yang bingung mengeluhkan bagaimana
keadaan dunia kerja dan pekerjaan apa yang layak mereka terima ketika seusai
(SMA), sangat terlihat ketika seorang siswa memasuki gerbang perguruan tinggi
maupun memasuki dunia kerja. Tidak sedikit dari siswa SMA yang terombang
Nasional Berbasis Komputer. Hal ini juga akan terlihat saat memasuki dunia
kerja, banyak siswa baik lulusan SMA maupun SMK tercengang ketika melihat
gambaran mengenai dunia kerja yang mereka harapkan sesuai dengan kemampuan
2
Menurut Conger (Marliyah dkk, 2004) salah satu tugas perkembangan
remaja adalah pemilihan dan persiapan karir. Pemilihan karir merupakan saat
seorang remaja mengarahkan diri pada suatu tahapan baru dalam kehidupan
dan melakukan pilihan di antara berbagai kemungkinan yang timbul dalam proses
pemilihan karir.
meliputi kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer terdiri dari
keluarga, sedang kelompok sekunder terdiri dari keadaan, sifat, sikap, tujuan dan
Individu dikatakan matang atau siap dalam mempersiapkan karir jika semua
yang berhubungan dengan karir sudah direncanakan dari awal. Pengetahuan yang
dimilikinya untuk merencanakan karir didukung oleh informasi yang kuat mengenai
pekerjaan berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukan. Dalam sebuah penelitian pada
(SMA) diketahui bahwa setengah dari mereka tidak sistematis dan tidak memiliki
profesional dalam menangani berbagai masalah yang dihadapi oleh para siswa.
Guru tersebut adalah guru Bimbingan dan Konseling. Salah satu layanan yang
3
bimbingan karier adalah salah satu bidang bimbingan yang berusaha membantu
diri yang sebaik-baiknya demi masa depannya sehingga akan berpengaruh pada
masa depannya. Dewa Ketut Sukardi (dalam Yeni Karneli, 2009) Berbagai
informasi yang diberikan bertujuan agar para siswa dapat mengenal dan
2010:316).
psikologis merupakan suatu tugas bagi remaja. Dalam hal ini menggambarkan
sendiri masalah yang dihadapinya serta tidak akan terpengaruh apalagi meminta
bantuan kepada orang lain. Dengan kemandirian, remaja harus belajar dan berlatih
bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala
4
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa layanan informasi bimbingan
pilihannya untuk mewujudkan dirinya pada pekerjaan atau jabatan atau karier
yang akan ditempuh dikemudian hari. Dari latar belakang di atas penulis ingin
meneliti masalah ini dengan judul “ Upaya Mengatasi Permasalahan Karier Siswa
melalui layanan informasi dengan menggunakan Analisa SWOT pada Kelas XII
B. Rumusan Masalah
informasi dengan menggunakan Analisa SWOT pada Kelas XII IPS 1 SMA
C. Tujuan Penelitiaan
informasi dengan menggunakan Analisa SWOT pada Kelas XII IPS 1 SMA
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
mana keefektifan layanan informasi yang akan merencanakan karir siswa. Selain
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa:
c. Sekolah
6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Beberapa Pengertian
a. Karier
dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama
rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus
akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa harus dikerjakan dan siapa yang
keputusan yang diambil tidak lepas kaitannya dengan masalah yang dihadapi pada
masa yang akan datang. Sedangkan menurut Soetjipto (2002:87), karir merupakan
bagian dari perjalanan hidup seseorang, bahkan bagi sebagian orang merupakan
7
pekerjaan/jabatan) atau memodifikasi persepsi subyektif tentang suatu situasi
dipandang dari beberapa perspektif yang berbeda, antara lain dari perspektif yang
nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi karena seseorang menjadi semakin tua.
Ada orang yang sukses dalam karirnya dan ada juga yang gagal. Banyak
hal yang menjadi penyebab sukses ataupun gagalnya seseorang dalam karirnya.
Salah satunya adalah terkait dengan perencanaan karir. Perencanaan itu mesti ada
sebelum kita melakukan kegiatan apapun, tentu saja agar kegiatan tersebut
berjalan dengan lancar. Sama halnya juga dengan karir, seseorang mestilah harus
seseorang individu untuk memilih dan memutuskan karir yang hendak dijalaninya
dirinya dalam pemilihan karir, maka siswa terlebih dahulu dapat memahami
pemilihan jurusan. Banyak kemudian siswa yang lebih memilih jurusan IPA
dibandingkan jurusan IPS. Alasan merekapun beragam ada yang memang karena
menyukai pelajarannya, ada juga yang merasa bahwa ia hanya mampu pada
pelajaran di jurusan IPA, ada juga karena menurut keinginan orang tua, atau
8
karena teman dekatnya berada di jurusan tersebut bahkan ada juga yang
pendapat di kalangan masyarakat bahwa siswa yang berada di jurusan IPA adalah
siswa yang pintar. Jika ini yang terjadi maka kemungkinan untuk mengalami
kendala pada saat pembelajaran cukup besar. Ini disebabkan karena ia tidak cukup
memiliki bekal dalam menghadapi berbagai hal yang akan terjadi dalam
Hal inilah yang turut mengakibatkan adanya siswa yang akhirnya pindah
jurusan karena merasa kewalahan dengan pelajarannya atau bahkan tidak naik
kelas dengan alasan nilai yang tidak memenuhi standar. Karenanya perencanaan
yang berada di jurusan IPA adalah siswa yang pintar, ini juga perlu ditelaah
bahwa setiap orang dilahirkan di dunia tidaklah sia-sia. Setiap anak dilahirkan di
bidang saintis, sosial, bisis, artistik dan lain-lain. Pintar ataupun tidak pintarnya
itu IPA atau IPS karena kesemuanya saling mendukung guna tercapainya
kehidupan yang lebih baik dan setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi
9
Seseorang yang telah memiliki perencanaan karier tentunya memiliki
perbedaan dengan yang belum memiliki perencanaan karir, seseorang yang telah
hidupnya baik itu pendidikan maupun gaya hidupnya, sesuai dengan pendapat
Winkel dalam Nurjannah (2013) mengenai tujuan dari perencanaan karir yaitu
terdiri dari tujuan jangka panjang yang mencakup gaya hidup yang ingin dicapai
dan nilai kehidupan yang ingin direalisasikan dalam hidup dan tujuan jangka
pendek, yaitu mencakup tujuan-tujuan yang mungkin diraih dalam jangka waktu
yang tidak begitu lama dimana hal itu dapat dipergunakan dalam persiapan untuk
Terlepas dari kedua tujuan tersebut hal yang penting disadari berkaitan
kemungkinan yang cukup besar akan hasil yang baik pula. Berikut ini merupakan
ciri-ciri seseorang yang telah memiliki perencanaan karir yang dikemukakan oleh
b. Layanan Informasi
Layanan informasi terdiri dari dua kata yaitu layanan dan informasi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:646) layanan berarti perihal atau
10
atau berita tentang sesuatu, jadi layanan informasi adalah cara
adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan
pribadi social, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih
tentang tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalalni suatu tugas atau
kegiatan, atau untuk memnentukan arah suatu tujuan atau rencana yang
dikehendaki.
c. Analisa SWOT
Opportunities (O), Threats (T). Analisa SWOT sendiri memiliki tujuan untuk
kehidupan seorang individu. Salah satunya, Ginzberg, dkk (dalam Winkel, 1997)
11
yang memandang perkembangan karir sebagai suatu proses pemilihan karir yang
Pada tahap ini anak hanya bermain-main saja dan permainan dinilai tidak
memiliki kaitan ke dalam pemilihan karir karena anak memiliki kesadaran yang
tahun biasanya sudah dapat menyebutkan pilihan tertentu bila ditanya mengenai
cita-cita, namun masih belum dapat membedakan antara keinginan sendiri atau
1) Tahap minat (interest) usia 11-12 tahun, dimana anak membuat sikap
minati.
12
kesadaran akan kebutuhan untuk membuat pilihan karir, mengambil
tanggung jawab seperti orang dewasa dan melakukan transisi dari sekolah
ke dunia kerja.
mempertimbangkan dua atau tiga alternatif jabatan, tetapi belum dapat membuat
mulai merasa lebih mantap kalau memangku jabatan tertentu atau adanya
a. Tahap pengembangan (growth) mulai dari saat lahir sampai umur lebih
13
d. Tahap pembinaan (maintenance) dari umur 45 tahun sampai 64 tahun,
jabatannya.
dalam perkembangan karir remaja, yaitu: fantasi, tentatif dan realistik. Remaja
usia 15-18 tahun berada pada tahap tentatif dan eksplorasi, sehingga remaja sudah
Menurut Parsons (dalam Winkel & Hastuti, 2006:169), ada tiga aspek yang harus
14
kemampuan untuk membuat suatu penalaran realistis dalam merencanakan
kerja, efikasi diri, self esteem, usia, gender dan kematangan karir.
remaja yaitu: sikap mental, sikap terhadap perbedaan gender, agama, minat
terhadap suatu karir, tingkat ekonomi keluarga, minat orang tua dan kondisi sosial
masyarakat.
Winkel & Hastuti (2006:65), ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang
pegangan dalam hidup dan sangat menentukan gaya hidup. Refleksi diri
pemahaman akan diri sendiri yang berpengaruh terhadap gaya hidup yang
15
akan dikembangkan termasuk didalamnya jabatanya yang direncanakan
untuk diraih.
pandangan dalam banyak hal yang dipegang teguh oleh setiap keluarga,
d. Keadaan ekonomi negara atau daerah, yaitu laju pertumbuhan yang lambat
e. Posisi anak dalam keluarga. Anak yang memiliki saudara kandung yang
g. Orang tua, saudara kandung dan orang lain yang tinggal serumah yang
16
dan sikap tertentu terhadap perencanaan pendidikan dan pekerjaan. Orang
tersebut, hal ini akan berpengaruh pada perencanaan karirnya. Bila dia
karirnya, sebaliknya bila dia tidak menerima maka dia akan menghadapi
situasi yang sulit karena tidak adanya dukungan dalam perencanaan masa
depan.
pendidikan anak.
latar belakang sosial ekonomi, gender, inteligensi dan bakat khusus, minat karir,
harga diri, dan kepribadian. Sementara itu, Corey (2010) menyebutkan faktor-
c. Interest (keterkaitan).
d. Values (nilai-nilai).
17
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pengambilan
keputusan karir menurut Basori (2004;106), terdiri dari dua faktor yakni faktor
keputusan karier. Kondisi ini akan lebih optimal jika didukung oleh moderating
variable yang terdiri dari kondisi ekonomi, dukungan keluarga dan pencarian
masyarakat, lingkungan sosial (orang tua, keluarga dan peer group), pemahaman
18
5. Layanan Informasi
layanan agar individu dapat mengolah dan memanfaatkan informasi tersebut demi
memberikan berbagai informasi agar wawasan para siswa tentang berbagai hal
lebih terbuka, seperti informasi cara belajar yang efektif, bahaya penggunaan
dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang
jauh, karena mereka membutuhkan kesempatan untuk mempelajari data dan fakta
yang tersedia dewasa ini, mereka harus mengetahui pula informasi manakah yang
relevan untuk mereka dan mana yang tidak relevan, serta informasi macam apa
yang menyangkut data dan fakta yang tidak berubah dan ada yang dapat berubah
fakta dan data yang kemarin merupakan kenyataan, besuk lusa sudah bukan
19
lingkungan hidup yang berlaku sekarang ini, peserta didik harus memperoleh
dan dari sumber-sumber yang mana dapat digali pengetahuan tentang hal-hal yang
membekali dirinya dengan pengetahuan dan pemahaman untuk saat sekarang ini
saja, melainkan pula supaya mereka menguasai cara agar memperbaharui serta
baru.
amat tinggi tingkatannya. Lebih-lebih apabila diingat bahwa “masa depan adalah
abad informasi”, maka barang siapa yang tidak memperoleh informasi, maka ia
20
masa kini maupun masa yang akan datang. Layanan informasi mempunyai tujuan
yaitu :
1) Tujuan umum
oleh peserta layanan informasi tersebut selanjutnya digunakan oleh perserta untuk
2) Tujuan khusus
Fungsi pemahaman paling dominan dan paling langsung diemban oleh layanan
timbulnya masalah, untuk mengembangkan dan memelihara potensi yang ada, dan
a) Konselor
mengenal dengan baik peserta layanan dan kebutuhannya akan informasi dan
21
b) Peserta
berada dalam kondisi khusus tertentupun dapat menjadi peserta layanan asal
c) Informasi
Jenis, luas dan keadaan informasi yang menjadi isi layanan informasi
sangan bervariasi tergantung pada kebutuhan para peserta layanan. Dalam hal ini
peserta sendiri, konselor maupun pihak menjadi sangat penting. Pada dasarnya
22
f. Informasi kehidupan berkeluarga.
harus spesifik dan dikemas secara jelas dan rinci sehingga dapat disajikan secara
dimaksudkan ini sesuai dengan kebutuhan aktual para peserta layanan sehingga
c. Tipe-tipe Informasi
kesenian.
b. Perlunya pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dan aktif
mengulang pelajaran.
pengentasannya.
23
g. Kursus dan sekolah yang mungkin dimasuki setelah tamat.
2. Informasi pekerjaan/karir
perkembangan karir.
dimiliki.
3. Informasi pribadi
c. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat serta bentuk-
24
d. Usaha yang dapat dilakukan melalui bimbingan dan konseling dalam
4. Informasi sosial
Informasi sosial berkaitan dengan pemahaman diri dan pemahaman orang lainnya.
b. Cara bertingkah laku, tata krama, sopan santun dan disiplin di sekolah.
maupun di sekolah lain, siswa dengan guru, siswa dengan staf lainnya
1. Langkah Persiapan
informasi disiapkan.
25
b. Mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima informasi.
1) Berapa jumlahnya.
2) Bagaimana karakteristiknya.
2. Langkah pelaksanaan
b. Siapan peran siswa secara sistematis dan sederhana sehingga jelas isi dan
manfaatnya.
diperhatikan apa yang harus dicatat dan apa yang harus dilakukan.
26
e. Penyajian informasi harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan siswa.
bimbingan.
1. Langkah Evaluasi
lingkungannya.
informasi.
konselor kepada pada para pesertanya. Berbagai teknik dan media yang bervariasi
dan luwes dapat digunakan dalam forum dengan format klasikal dan kelompok.
yang diikuti dengan tanya jawab. Untuk mndalami informasi tersebut dapat
27
2. Media
alat peraga, media tulis dan grafis serta perangkat dan program elektronik (seperti
“papan informasi“ merupaka media yang cukup efektif apabila dikelola dengan
“mandiri“ dalam arti peserta layanan atau klien sendiri dapat memperoleh dan
3. Acara Khusus
Melalui acara khusus di sekolah misalnya dapat digelar “Hari Kartini, Hari
Anti Narkoba, Hari KB, Hari Keberhasilan Lingkungan“ yang didalam nya
ditampilkan informasi tentang karir dalm spektrum yang luas. Berbagai kegiatan
sebagaimana tersebut di atas diselenggarakan dalam waktu yang lebih lama, satu
4. Nara Sumber
pihak-pihak lain dapat diikutsertakan. Dalam hal ini peranan nara sumber sangat
dominan. Sesuai dengan isi informasi dan para pesertanya, nara sumber diundang
28
5. Waktu dan Tempat
pada format dan isi layanan. Format klasikal dan isi layanan yang terbatas untuk
sekolah. Layanan informasi dengan acara khusus memerlukan waktu dan tempat
6. Penilaian
peserta layanan itu lebih jauh dapat dikaitkan dengan kegunaan bagi peserta dan
apa yang akan dilakukan peserta berkenaan dengan informasi yang diperolehnya
itu.
7. Keterkaitan
mengupayakan agar informasi itu dapat diperoleh klien. Dengan cara seperti itu
lainnya.
8. Mengatur Waktu
bukan berarti kehilangan waktu luang untuk bersenang-senang. Bukan pula berarti
29
bahwa waktu dalam 24 jam per hari harus dihabiskan untuk belajar. Justru
sebaliknya, prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah pembagian
waktu yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi : waktu untuk belajar,
waktu untuk bekerja dan kegiatan sosial maupun waktu bagi diri sendiri untuk
bersantai.
fleksibilitas dan disiplin. Sering kali jadwal belajar telah disusun, namun
kemudian ada kegiatan mendadak yang harus Anda ikuti (misalnya: ada keluarga
opportunities (O), threats (T). Analisa SWOT sendiri memiliki tujuan untuk
a. Strenghts (kekuatan)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan atau kelebihan yang
dimiliki oleh individu, organisasi atau sebuah program saat ini yang bisa
berpengaruh positif di masa yang akan datang. Strengths ini bersifat internal dari
b. Weakness (kelemahan)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan yang dimiliki oleh
seseorang, organisasi atau sebuah program saat ini yang bisa berpengaruh negatif
pada masa yang akan datang. Kelemahan ini merupakan kegiatan-kegiatan yang
tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tapi
30
tidak dimiliki poleh organisasi tersebut. Kelemahan itu terkadang lebih mudah
terlihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan
kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan
c. Opportunitiy (kesempatan)
luar diri individu, organisasi, atau sebuah program dan memberikan peluang
peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang. Akan tetapi bisa juga berupa
d. Threat (ancaman)
Adalah situasi yang merupakan ancaman atau hambatan yang datang dari
luar diri individu, organisasi, atau sebuah program dan dapat mengancam
eksistensi di masa depan. Ancaman dapat dikatan sebuah faktor negatif dari
sebuah organisasi dan program individu. Ancaman ini adalah hal yang terkadang
selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi out of
internal dari sebuah organisasi secara hati – hati dan juga evaluasi dari peluang
dan ancaman dari lingkungan. Analisis SWOT merupakan alat yang sangat
31
berguna untuk menganalisa situasi perusahaan secara keseluruhan. Dalam analisis
SWOT, strategi terbaik untuk mencapai misi suatu organisasi adalah dengan:
yang sama
2) Menetralisirkan ancaman,
faktor- faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja bimbingan
Tidak ada satu cara terbaik untuk melakukan analisa SWOT. Yang paling
akan terlihat keterkaitan baru dan implikasi/dampak dari hubungan tersebut. Jika
analisa bersifat universal maka menentukan tujuan, saran, dan strategi akan
hasil analisa SWOT karena para perencana dibekali dengan kerja yang sangat luas
Pertama, setiap statement (variabel) SWOT harus memiliki satu pengertian yang
lain. Kedua, pada setiap tahap scoring /pembobotan, seluruh poin variabel SWOT
diupayakan lahir dari suatu penilaian bersama dengan tingkat keseriusan yang
32
Guna mendapatkan validitas yang tinggi untuk memperhatikan keragaman
Selain itu juga menggunakan pendekatan teknik Delphi. Menurut Eriyanto, teknik
prosesnya sangat mahal dan memerlukan waktu lama. Ciri – ciri dari teknik ini
B. Kerangka Berfikir
Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Sigli telah dilaksanakan semaksimal mungkin,
agar siswa lebih mampu dan terarah untuk mencapai karier yang diinginkan. Hal
ini bisa diketahui melalui proses pembelajaran yang belum tercapai sempurna
SWOT.
B. Hipotesis
ini adalah melalui layanan informasi dengan analisa SWOT dapat mengatasi
masalah siswa dalam perencanaan karier pada Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2
33
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
dengan 9 April 2022. Adapun pembagian waktu penelitian dapat diperinci seperti
Waktu
No Kegiatan januari Februari Maret April
2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2
1 Penyusunan
rancangan
penelitian
2 Pelaksanaan
Siklus I
3 Analisis hasil
penelitian I
4 Pelaksanaan
siklus II
5 Analisis hasil
siklus II
6 Penulisan
hasil
penelitian
2. Tempat Penelitian
34
layanan informasi dengan menggunakan Analisa SWOT pada Kelas XII IPS 1
B. Subyek Penelitian
Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Sigli Tahun Pelajaran 2021/2022, maka subyek
penelitiannya adalah siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Sigli 2021/2022 yang
berjumlah 24 orang siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 15 orang siswa
perempuan.
Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non
tes. Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II, yang terdiri atas materi
masalah belajar. Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik observasi dan
kelas pada materi perencanaan karier pada siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik
Interval Kriteria
64 % - 83 % Tinggi
44 % - 63 % Rendah
35
2. Alat Pengumpulan Data
D. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
E. Prosedur Penelitian
adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus
1. Siklus I Perencanaan
berikut:
a. Menyiapkan RPLBK
satuan layanan.
36
d. Menetapkan indikator keberhasilan siklus 1 yaitu termasuk pada
3. Pengamatan
4. Refleksi/Penilaian
Ada dua hal yang menjadi fokus dalam penilaian siklus 1 yaitu (1)
b. Siklus 2 /Tahap 2
1. Perencanaan
berikut:
37
d. Menetapkan indikator keberhasilan siklus 2 yaitu termasuk pada
3. Pengamatan
4. Refleksi/Penilaian
Ada dua hal yang menjadi fokus dalam penilaian siklus 2 yaitu (1)
F. Indikator Keberhasilan
oleh peneliti. Indikator keberhasilan didasarkan kepada hasil penelitian yang telah
1. Proses, meliputi:
b. Aktivitas siswa dinyatakan telah berhasil apabila skor yang didapat >
38
2. Hasil, meliputi hasil tes siswa dinyatakan telah berhasil belajarnya apabila
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Kondisi awal tentang belajar yang dihadapi khususnya siswa SMA Negeri
2 Sigli dapat diketahui melalui observasi. Pada saat observasi sebelum tindakan
depan. Ini terlihat dari beberapa siswa yang yang datang ke ruang BK yang
mengeluhkan ingin pindah jurusan. Ada juga siswa yang sering tidur dalam
ruangan karena tidak menyukai pelajaran tertentu. Berdasarkan data angket yang
disebarkan kepada responden terlihat jelas masalah tentang karier yang dimiliki
1. Pra Siklus
Indikator Kriteria
No Aspek Perencanaan Karie Siswa
(%)
1. Membuat struktur 42% SR
pengembangan diri
2. Membuat gambaran dunia kerja 47% R
40
60%
40%
20%
Column3
0% Column2
1 2 3 4 5
Dari tabel dan grafik di atas tampak bahwa dari 5 aspek yang dinilai 3
aspek masuk kategori sangat rendah yaitu aspek membuat struktur pengembangan
gambaran dunia kerja dan mengambil keputusan masuk dalam kategori rendah.
Secara rata-rata hasil pra siklus masih masuk dalam kategori sangat rendah, yakni
40% . Hasil ini semakin menguat asumsi peneliti untuk melakukan tindakan
2. Siklus 1
a. Perencanaan
Pada tahap pertama yaitu perencanaan, hal yang dilakukan adalah sebagai
berikut.
RPLBK.
41
3) Menyiapkan instrumen pengumpulan data yaitu angket perencanaan
pengakhiran.
b. Tindakan
1) Pertemuan 1
kegiatan informasi. Pada tahap awal ini guru bk, menjelaskan tujuan, cara
kesiapan anggota.
memahami potensi yang ada diri sendiri agar tumbuh rasa keyakinan untuk
memilih karier ke depan. Guru mebagi siswa kedalam beberapa kelompok untuk
kelompok masih malu dan merasa canggung dalam memberikan pendapat. Hal
tersebut terlihat dari kurang aktifnya siswa dalam berpendapat dan hanya
memberikan jawaban singkat saat diberikan pertanyaan. Ada beberapa siswa yang
42
terlihat masih belum terbuka untuk mengemukakan pendapatnya. Untuk
kelas tidak kaku. Setiap kelompok akan mempresentasikan hasil dari pada materi
yang telah dilakukan dan serta memberikan penguatan terhadap materi hyang
2) Pertemuan 2
agar siswa semakin paham mengenai kegiatan informasi yang dibahas. Dalam
dan memberikan reward (hadiah) sehingga siswa sangat antusias untuk segera
Pada tahap inti kali ini topik yang dibahas adalah tentang “gambaran
tentang dunia kerja”. Tujuan dari pemberian topik tersebut adalah agar siwswa
dapat menumbuhkan keyakinan diri dan potensi diri yang dimiliki sehingga dapat
memilih pekerjaan sesuai dengan bakat yang ada pada diri. Guru mebagi siswa
gambaran dunia pekerjaan. Setelah selesai membuat analisa SWOT masalah dunia
43
Kelompok yang mempresentasikan dengan baik akan mendapatkan hadiah dari
guru bk.
3) Pengamatan
dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan pertama suasa kelas mulai nampak
namun masih belum secara utuh karena ada beberapa siswa yang terlihat bingung
siswa tentang topik yang dibahas dapat dikatakan sudah cukup baik, tapi masih
ada beberapa siswa yang mengaku bingung dengan topik yang dibahas tersebut.
perencanaan karier. Pada umumnya dan mengenai cara mengatasi masalah pada
muncul dari anggota kelompok mengenai topik yang sedang dibahas. Hal tersebut
pertemuan sebelumnya. Dalam tahap ini ada beberapa anggota yang terlihat
sangat aktif.
44
4) Refleksi
karier pada siswa sebagai hasil pasca siklus 1. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
dengan hasil pra siklus dan pasca siklus. Adapun hasil dari pasca siklus 1 adalah
sebagai berikut:
Indikator Kriteria
No Aspek Perencanaan Karie Siswa
(%)
1. Membuat struktur 60% R
pengembangan diri
2. Membuat gambaran dunia kerja 67% T
45
80%
60%
40%
20%
Column3
0% Column2
1 2 3 4 5
Dari tabel dan grafik di atas tampak bahwa : aspek membuat gambaran
dunia kerja sudah masuk pada kategori tinggi. Dan empat aspek lagi masih berada
ditingka rendah. Dengan rata-rata hasil siklus 1 58,8%. jika dibandingkan antara
rata-rata hasil pra siklus 40% dengan rata-rata hasil siklus 1 yakni 58,8% maka
terjadi peningkatkan hasil rata-rata sebesar 10,8%%. Hasil ini semakin menguat
1) Ada peningkatan hasil dari angket perencanaan karier antara pra siklus dan
hasil pra siklus dan pasca siklus 1. Peningkatan tersebut terjadi pada
semua siswa.
46
2) Proses pelaksanaan layanan informasi sudah berjalan dengan baik, sesuai
dengan perencanaan yang sudah dibuat oleh guru bk. Hanya saja ada
untuk siklus yang pertama sudah terjadi peningkatan yang baik. Siklus 2
ini dijadikan sebagai pemantapan hasil untuk siklus yang pertama. Selain
yang ke-2.
3. Siklus 2
a. Perencanaan
dahulu membuat perencanaan kembali agar tindakan yang dilakukan peneliti pada
siklus 2 dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan penelitian. Berikut
47
4) Mengoptimalkan memperhatikan umpan balik siswa sehingga perencanaan
b. Tindakan
sebanyak satu kali pertemuan. Hal ini dikarenakan pada siklus 1, percaya diri
siswa rata-rata pada kategori tinggi. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan
topik yang pernah disampaikan pada siklus 1 untuk mencairkan suasana. Pada
tahap inti guru bk memberikan permainan “bisik berantai’ agar anggota kelompok
Pada tahap kegiatan ini, topik yang dibahas yaitu “memilih karier”
diselipkan rahasia orang-orang sukses. Topik ini bertujuan agar anggota kelompok
lebih mampu menyikapi dan memanfaatkan kesempatan yang ada dengan optimal.
Anggota kelompok terlihat sangat aktif dengan adanya pendapat dan tanggapan
yang muncul dari anggota kelompok. Pada pelaksanaan layanan informasi yang
ketiga ini dinamika kelompok sangat baik. Semua anggota kelompok sudah
ketua kelompok.
baik karena anggota kelompok juga sudah mampu mengeluarkan pendapat dan
48
idenya dengan baik pula dan sudah mampu menggunakan analisa SWOT dalam
dengan analisa SWOT. Guru bk memberikan simpulan pada topik yang telah
dibahas..
c. Pengamatan
Pemahaman anggota kelompok tentang topik yang dibahas juga sudah baik karena
anggota kelompok juga sudah mampu mengeluarkan pendapat dan idenya dengan
baik pula. Dan juga terlihat dari hasil diskusi dalam membuat analisa SWOT.
d. Refleksi
pra siklus dan pasca siklus 1. Berdasarkan observasi yang dilakukan bersama
kolaborator terlihat siswa yang sudah aktif dan terbuka dalam menyampaikan
pendapat. Sehingga layanan berjalan dengan efektif dan efesien sesuai dengan
yang direncanakan.
Hasil perbandingan pra siklus, pasca siklus 1, pasca siklus 2 ini ditambah
dengan hasil observasi akan dijadikan sebagai bahan refleksi. Adapun hasil dari
49
Aspek Perencanaan Karier Indikator Kriteria
No
Siswa (%)
1. Membuat struktur 87% ST
pengembangan diri
2. Membuat gambaran dunia kerja 80% T
4 Mengambil keputusan 85 ST
5 Memilih karier 90 ST
90%
85%
80%
Column3
75% Column2
1 2 3 4 5
Dari tabel dan grafik di atas tampak bahwa: aspek membuat struktur
pengembangan diri, mengambil keputusan dan memilih karier sangat tinggi serta
membuat gambaran dunia kerja dan memilih alternatif masuk kategori tinggi.
Secara rata-rata hasil pasca siklus 2 masuk dalam kategori sangat tinggi. Jika
50
dibandingkan antara rata-rata hasil pasca siklus 2 yakni 84,4% dengan rata-rata
hasil pra siklus yakni 40% maka terjadi peningkatan hasil rata-rata sebesar 44,4%.
Hasil ini semakin menguatkan asumsi bahwa layanan informasi dapat mengatasi
1) Ada peningkatan hasil dari angket perencanaan karier antara sebelum dan
siklus dan pasca siklus 1. Secara rata-rata hasil pasca siklus 2 masuk
dalam kategori sangat tinggi. Jika dibandingkan antara rata-rata hasil pasca
siklus 2 yakni 84,4% dengan rata-rata hasil pra siklus yakni 40% maka
dengan perencanaan yang sudah dibuat oleh peneliti. Hanya saja ada satu
catatan yang perlu diperhatikan, yaitu masih ada beberapa siswa yang
masih tidak mau mengeluarkan pendapat dan tidak mau terbuka. Ini
B. Pembahasan
Pelayanan dasar ini diartikan sebagai proses anggota kelompok mengetahui dan
51
memahami dirinya untuk membantu proses menemukan identitas; (2) Dengan
menunjukan kecakapan yang lebih baik untuk bersikap empatik; (6) Membantu
mendengar bukan saja apa yang diucapkan, tetapi juga dapat mendengar perasaan-
perasaan yang mengikuti ucapan orang lain; (7) Membantu siswa untuk dapat
memberi makna terhadap sesuatu sesuai dengan keyakinan dan pemikiran yang
tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalalni suatu tugas atau kegiatan,
atau untuk memnentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.
52
hanya itu langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses pelaksanaan
bahkan hingga proses tindak lanjut sekali pun. Layanan ini juga sesuai dengan
teori belajar karena mengandung aspek social yaitu belajar bersama. Peserta
layanan akan berbagi ide dan saling mempengaruhi untuk berkembang menjadi
manusia seutuhnya.
oleh perasaan, pikiran persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif, sempit
pikiran yang suntuk, buntu, atau beku dicairkan dan didinamikkan melalui
berbagai masukkan dan tanggapan baru; persepsi dan wawasan yang menyimpang
dan penjelasan; sikap yang tidak objektif, terkungkung dan tidak terkendali, serta
tidak efektif digugat dan didobrak; kalau perlu diganti dengan yang baru yang
lebih efektif. Melalui kondisi dan proses berperasaan, berpikir, berpersepsi dan
53
“Menurut Sukardi dalam Falentini (2013) perencanaan karir merupakan
proses seseorang individu untuk memilih dan memutuskan karir yang hendak
mempersiapkan dirinya dalam pemilihan karir, maka siswa terlebih dahulu dapat
memahami keterampilan yang dimiliki, bakat, minat, cita-cita serta aspek lain.
sebesar 58,8%. Hal ini menunjukkan perubahan dari pra siklus yaitu rata-rata
persentase yang diperoleh 18,4%. Pada siklus 2 diperoleh rata-rata nilai 84,4%.
Hasil penelitian ini sudah memadai untuk menyakinkan peneliti bahwa informasi
Tabel 4.4 Persentase rata-rata peningkatan perencanaan karier dari pra siklus,
siklus 1 dan siklus 2
Indikator %
No Aspek malas belajar siswa
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
Membuat struktur 60%
1. 42% 87%
pengembangan diri
Membuat gambaran dunia 67%
2. 47% 80%
kerja
3. Mempertimbangkan alternatif 40% 57% 80%
Dengan memahami diri dan yakin akan potensi yang dimiliki, siwa dapat
melakukan sesuatu yang bisa mengubah dirinya menjadi yang terbaik. Dengan
54
mereka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan informasi efektif
55
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
informasi pun hendaknya telah dipersiapkan dengan matang oleh guru, bahkan
hingga proses tindak lanjut sekali pun. Pada pelaksanaan layanan informasi
dengan menggunakan analisa SWOT pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2
dalam merencanakan karier yang sesuai dengan bakat minat. Secara rata-rata hasil
pasca siklus 2 masuk dalam kategori sangat tinggi. Jika dibandingkan antara rata-
rata hasil pasca siklus 2 yakni 84,4% dengan rata-rata hasil pra siklus yakni 40%
B. Saran
56
4. Pihak sekolah hendaknya memberi tugas dan peran yang sesuai dengan
siswa.
57
DAFTAR KEPUSTAKAAN
58
59