Disusun oleh:
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
Perencanaan dan pengambilan keputusan karier yang ditandai oleh adanya penetapan
pemilihan karier merupakan persoalan penting bagi siswa SMA, ini disebabkan ketika saat
kelulusan sekolah siswa dihadapkan pada situasi pilihan, yaitu melanjutkan belajar ke Perguruan
tinggi atau harus memasuki lapangan pekerjaan.Tujuan kegiatan bimbingan karier adalah
membantu siswa agar mampu merangcang sendiri kariernya, mempertimbangkan alternatif -
alternatif serta dapat membuat keputusan . Tidak semua keputusan dapat diambil dengan mudah,
oleh karena itu perencanaanyang matang diperlukan untuk mengambil keputusan yang tepat.
Salah mengambil keputusan dapat mengakibatkan menyimpang dari tujuan, dan mungkin akan
membawa pada kekecewaan (Kemendikdud, 2013)
Banyak kasus yang dialami siswa SMA seperti kebingungan dalam menentukan pilihan
pekerjaan dan studi lanjut perguruan tinggi merupakan bagian masalah yang bersumber akibat
pengambilan keputusan karier dan juga disebabkan perencanaan karier siswa yang belum
matang. Kematangan pemilihan karier seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh pengetahuan dan
kemampuan siswa dalan menerima, menyusun dan mengolola informasi diri serta informasi
karier. Kemudian dari informasi tersebut dipertimbangkan berdasarkan konsekuensi-konsekuensi
yang ada dan selanjutnya diambil suatu keputusan untuk merencanakan karier yang ditetapkan
Masalah utama yang dihadapi generasi muda Indonesia baik pada saat sekarang maupun
pada tahun-tahun yang akan datang adalah masalah yang berkaitan dengan dunia kerja yang
semakin kompleks. Ditinjau dari kepentingan individu siswa di sekolah, Modul Perencanaan dan
Pengambilan Keputusan Karier yang relevan dengan kebutuhan siswa sangat diperlukan oleh
guru Bimbingan Konseling atau konselor sekolah.
Berdasarkan hasil studi evaluatif yang dilakukan pada beberapa SMA di Surabaya,Gresik
dan Lamongan (MGBK Jatim,2019), adanya keluhan dari para Guru Bimbingan Konseling
bahwa dalam memberikan layanan bimbingan karier belum ada Modul yang disusun secara
khusus untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam Perencanaan dan Pengambilan keputusan
karier, sehingga dapat digunakan sebagai media dalam layanan bimbingan karier. Paket
Bimbingan karier yang ada di sekolah-sekolah, secara subtantif kurang memenuhi kebutuhan
siswa untuk meningkatkan kemampuan perencanaan dan pengambilan keputusan karier. Paket
bimbingan karier yang ada di sekolah –sekolah selama ini isi dan materinya kurang relevan
dengan perkembangan kebutuhan siswa tentang informasi diri dan informasi karier terutama
yang berhubungan dunia pendidikan serta dunia kerja. Demikian pula karena isi materinya
dikemas bukan dalam bentuk modul sehingga tidak efektif bisa digunakan siswa secara mandiri
dalam pembelajaran. Apalagi disaat kondisi pandemi dan new normal pasca pandemi Covid 19
kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah belum bisa melaksanakan pembelajaran Tatap Muka
(TM) secara penuh. Media Bimbingan karir yang ada disekolah kebanyakan hanya berbentuk
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang belum dilandasi paradigma baru bimbingan, strategi bimbingan
untuk mancapai tujuan bimbingan karier dengan mamperhatikan faktor-faktor eksternal
bimbingan, yaitu perkembangan masyarakat indonesia yang terus berubah. Gejala-gejala tersebut
diantaranya ialah gejala globalisasi, dan perkembangan industrialisasi teknologi informasi digital
yang melanda serta pergeseran nilai-nilai kehidupan yang berubah total (M.Zainudin,2018)
Salah satu permasalahan dalam bimbingan karier adalah perencanaan karier siswa yang
belum matang. (Prayitno,2015) menegaskan bahwa salah satu tujuan Bimbingan karier di
Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) adalah membantu siswa agar mampu merancang
sendiri kariernya, maka dari itu kegiatan Layanan bimbingan karier di sekolah harus
dikembangkan berdasarkan kesiapan, sikap, motivasi dan kebutuhan individual siswa. Rosjidan
(2000) menyatakan bahwa, paket bimbingan masa kini dan masa depan agar lebih bermakna dan
berhasil, maka hendaknya diawali untuk mendorong sikap afektif yang dapat menumbuhkan
motivasi, kesadaran dan kesiapan menerima, mencari informasi sampai menemukan informasi
yang menjadi kebutuhannya.
Untuk membantu siswa menyusun suatu rencana dan mengambil keputusan karier yang
realitis, diperlukan suatu media layanan bimbingan karier dalam program bimbingan konseling
di sekolah. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah buku Modul dengan Topik Perencanaan
dan Pengambilan Keputusan Karier (P-PKK) untuk siswa SMA.
Namun pada kenyataannya diktat atau buku LKS bimbingan konseling yang digunakan
siswa dalam kegiatan layanan BK, tampaknya ada beberapa kekurangan bila dibandingkan
dengan kebutuhan siswa akan pemahaman perencanaan dan pengambilan keputusan karier dalam
menghadapi kehidupan masyarakat yang terus berkembang semakin komplek. Media yang ada
bersifat umum bimbingan konseling dalam bentuk buku LKS Bimbingan Konseling MGBK
sebagai sumber layanan. Demikian pula buku LKS yang ada belum spesifik mengarah untuk
meningkatakan Ketrapilan merencanakan dan Pengambilan Keputusan Karier Siswa .Demikian
pula informasinya tidak di lengkapi dengan teori pengambilan keputusan karier seperti buku
modul yang akan penulis kembangkan dengan perspektif Hollands, dan secara empiris Media
buku LKS dan media BK lain ada disekolah belum teruji fisibilitas bahan informasinya.
B. RUMUSAN MASALAH
Secara umum banyak siswa SMA dalam mengambil keputusan karier mengalami
kebingungan karena perencanaan karier yang belum matang. Hal itu terlihat nyata dengan
adanya para siswa yang dalam mengambil keputusan karier bergantung kepada orang tua atau
mengikuti kepada keputusan teman. Akibatnya dalam pengambilan keputusan karier, para siswa
merasa ragu akan kebenaran keputusannya, kurang mempertimbangkan konsekuensi-
konsekuensi pilihannya, dan akhimya siswa tidak memperoleh kepuasan keputusannya itu.
Mereka mengambil keputusan karier tidak didasarkan pada perencanaan karier yang meliputi
menyusun informasi diri, menyusun informasi karier dan mengelolahnya sesuai dengan altenatif
yang dipertimbangkan. Karena perencanaan karier diperlukan untuk mengambil keputusan karier
yang tepat, maka bila salah mengambil keputusan dapat mengakibatkan menyimpang dari tujuan,
dan akan menimbulkan kekecewaan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada sejumlah siswa SMA di Jawa timur yang
diterima SNMPTN tahun 2019, masih terdapat 25% yang mengalami kesalahan dalam
mengambil keputusan memilih jurusan/program studi di PTN (Jawa Pos, 20 Desember 2019).
1. Belum adanya buku Modul P-PKK yang dapat digunakan oleh Guru Bimbingan Konseling
untuk layanan Bimbingan Karier yang telah teruji validitasnya melalui uji ahli.
2. Belum adanya buku Modul P-PKK sebagai media layanan Bimbingan Karier oleh Guru
Bimbingan Konseling yang telah teruji kualitasnya melalui uji kelompok pengguna.
3. Belum adanya buku Modul P-PKK sebagai media layanan informasi Bimbingan Karier oleh
Guru Bimbingan Konseling yang telah teruji fisibilitasnya dalam aspek ketepatannya,
kebaruannya, kegunaannya, kemenarikannya, dan keterpaduan bahan informasinya oleh
kelompok pengguna.
Modul P-PKK yang dikembangkan baru dapat digunakan di sekolah, setelah diketahui bukti-
bukti empirik tingkat kelayakannya. Suatu Modul dinyatakan layak, apabila Modul yang
dikembangkan memenuhi persyaratan, yaitu isi informasinya dan bentuk fisiknya sesuai dengan
kriteria pengembangan yang telah disebutkan di atas, dan feasible untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam merencanakan dan Pengambilan keputusan karier.
C. TUJUAN PENGEMBANGAN
Tujuan yang ingin dicapai adalah menghasilkan suatu media bimbingan karier yang
memuat bahan isi/materi informasi yang berhubungan dengan perencanaan dan pengambilan
keputusan karier. Modul ini memberikan layanan bimbingan kepada siswa, agar siswa dapat
menyusun informasi diri dan karier, mengelola informasi diri dan karier, mempertimbangkan
alternatif, serta merencanakan dan memutuskan pilihan karier
Buku Modul ini dikembangkan dengan pendekatan pembelajaran yang terdiri dari 3
(tiga) domain, yaitu afektif, kognitif dan psikomotor. Di awali aspek afektif bertujuan untuk
menumbuhkan motivasi agar siswa siap menerima informasi berupa pengetahuan, serta
melaksanakan tugas dan latihan sebagai aspek psikomotor materi layanan.
Prototipe ini akan diujicobakan secara bertahap mulai dari uji ahli,uji kelompok
pengguna yaitu, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan terbatas, agar dapat dibuktikan
secara empirik.
Tujuan umum pengembangan tersebut dapat dirinci kedalam tujuan khusus sebagai
berikut:
1. Menguji validitas draf awal buku Modul P-PKK yang dikembangkan melalui uji ahli isi dan
ahli rancangan pembelajaran modul
2. Menguji fisibilitas produk 1 buku modul P-PKK yang telah direvisi berdasarkan masukan dari
uji ahli melalui uji kelompok kecil calon pengguna. Penilaian tersebut menyangkut aspek
3. Menguji fisibilitas produk 2 buku modul P-PKK yang telah direvisi berdasarkan masukan dari
uji kelompok kecil melalui uji lapangan terbatas. Penilain tersebut menyangkut aspek
Produk yang diharapkan melalui pengembangan ini adalah Modul Bimbingan Karier.
Spesifikasi produk ini dikembangkan pada dua sisi yaitu spesifikasi bentuk modul dan spesifikasi
isi paket yang dimaksud. Spesifikasi bentuk produk pengembangan Modul P-PKK ini adalah:
(1). Berbentuk satu seri modul bimbingan karier dengan topik P-PKK untuk siswa SMA yang
terdiri empat penggalan.
(2). Masing-masing penggalan terdiri dari sub topik layanan dan didesain empat tahap
kegiatan,yaitu: kegiatan motivasi,informasi,latihan tugas dan evaluasi.
(3). Setiap sup topik diawali dengan kegiatan motivasi,dengan menggunakan pendekatan
psikologi Gestalt, bahwa belajar merupakan keterpaduan dan integrasi dari fungsi feeling
(berperasaan), thinking (berpikir), dan doing (bekerja). Alih-alih ,keunggulan modul ini adalah
sebelum memperoleh informasi,siswa disentuh,dirangsang sikap afeksinya sehingga tumbuh
motivasi untuk siap memperoleh serta merasa membutuhkan pengetahuan dan informasi yang
akan diperlukan.
(4) Buku petunjuk modul tentang prosedur penggunaan untuk guru Bimbingan konseling . Buku
ini berisi penjelasan-penjelasan pada masing-masıng kegiatan sub topik, prosedur tujuan umum
dan khusus, serta butir-butir kegiatan dan kunci jawaban evaluasi .Spesifikasi isi produk Modul
Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Karier ini adalah:
1) Berisi layanan informasi Bimbingan Karier ,dengan pendekatan teori Hollands, tentang tipe
kepribadian dan hubungannya dengan lingkungan serta jenis pekerjaan.
2) Berisi bahan layanan informasi Bimbingan Karier dengan sub topik:
Penggalan I. Menyusun informasi diri dan informasi karier
E. PENTINGNYA PENGEMBANGAN
1. Manfaat praktis
a) Bila Modul Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Karier (P-PKK) sudah dianggap layak
dan bisa diterima sebagai suatu prototipe dalam layanan informasi bimbingan karier, maka
modul diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada guru Bimbingan Konseling dalam
melaksanakan Layanan bimbingan karier di SMA.
b) Modul ini diharapkan dapat dijadikan suatu dasar untuk memberi pengetahuan dan motivasi
kepada guru Bimbingan Konseling agar lebih kreatif dalam mengembangkan pelayanan
bimbingan konseling kepada siswa di SMA.
c) Paket yang dikembangkan dalam aplikasinya dilandasi dengan pendekatan psikologi Gestalt,
drngan tahapan kegiatan motivasi, informasi, mengerjakan tugas dan latihan, dengan disusun
secara praktis, dan sistimatis, sehingga dapat memperbanyak media bimbingan konseling di
sekolah.
2. Manfaat Teoritik
a) Beberapa teori psikologi kepribadian, teori pembelajaran,serta teori bimbingan karier yang
digunakan secara mendasar, dapat menambah wawasan guru BK (konselor Sekolah) dalam
melaksanakan kegiatan bimbingan konseling di sekolah.
b) Hasil pengembangan ini diharapkan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut dalam
rangka pengembangan teori, konsep dan teknik-teknik bimbingan konseling pada umumnya.
F. ASUMSI , HIPOTESIS DAN KETERBATASAN PENGEMBANGAN
a). Suatu karier mempunyai hubungan yang siknifikan dengan Perencanaan dan Pengambilan
keputusan karier seseorang. Dengan dapat menyusun, mengelola informasi diri dan informasi
karier serta dapat mempertimbangkan pilihan, maka seseorang akan dapat merencanakan dan
menentukan pilihan karier yang realistis sesuai dengan keadaan diri dan lingkungannya.
b). Dengan perencanaan dan mengambil keputusan karier yang realistis maka seseorang akan
dapat memperoleh karier, mengembangkan karier sesuai dengan pemahaman diri, dan
pemahaman lingkungan.
2. Keterbatasan Pengembangan
a). Modul Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Karier (P-PKK) ini, diperlukan penelitian
lanjutan, untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan akurat, sebab ujicoba Pengguna
hanya dilakukan pada sejumlah guru Bimbingan konseling dan siswa SMA di kabupataen
Gresik.
b) Penelitian ini terbatas hanya pada pengembangan suatu prototype isi-materi informasi buku
modul Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Karier bagi siswa SMA.
G. DEFINISI ISTILAH
Untuk menghindari kesalahan pembaca terhadap istilah-istilah yang digunakan, maka perlu
penegasan istilah sebagai berikut:
1. Pengembangan ialah rangkaian kegiatan mendesain, membuat, menilai dan merevisi suatu
produk yang akan dihasilkan, misalnya suatu paket, modul atau suatu model pembelajaran dan
lai-lain . Hasil pengembangan ini berupa suatu modul sebagai media bimbingan karier.
2. Modul , ialah media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar yang dapat digunakan
siswa belajar secara mandiri. Modul yang akan dikembangkan berupa suatu unit pengajaran dan
pembelajaran berisi sumber belajar dalam bentuk cetak/buku yang memiliki satu topik terpadu
atau suatu unit materi layanan informasi bimbingan karier yang sistematis ,ada petunjuk
penggunaan bagi penggunanya dan membutuhkan alokasi waktu belajar tertentu.
3. Perencanaan Karier, ialah kegiatan merencanakan, menyusun dan mengelola informasi diri
beserta informasi karier yang dianggap penting, dan diperlukan untuk meraih cita-cita
jabatan/karier dimasa yang akan datang. Alih-alih dalam rangka untuk memasuki jabatan
pekerjaan atau keahlian/profesi tertentu maka diperlukan sesuatu dasar kemampuan dan
ketrampilan yang dapat diperoleh dari suatu jenis progrm pelatihan atau pendidikan tertentu.
KAJIAN PUSTAKA
Sesuai dengan definisi yang dikemukakan para ahli, maka bimbingan karier bukanlah
suatu kegiatan tunggal, tapi lebih merupakan proses yang tak terlepas dari setting pendidikan
yang melatar belakangi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Sejak semula mengawali
kelahirannya, konsep bimbingan karier dengan sistem pemanfaatan media dirancang dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip bimbingan karier, tugas perkembangan, prinsip
perkembangan dan berorientasi pada pendekatan developmental.
Pendekatan bimbingan karier yang dilihat dari aspek developmental mengacu pada
adanya suatu perkembangan. Sebagai perkembangan maka menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat, kedewasaan (maturity)
yang berlangsung secara sistematik (Lefrancios,1999:197) progresif dan berkesinambungan
(Hurlock,1979:7) baik mengenai fisik maupun psikisnya. Peurbahan karena adanya
perkembangan pada fase-fase tertentu mencapai masa kematangannya dan masa ini merupakan
titik tolak kesiapan (readiness) individu.
Perencanaan karier siswa dapat dijelaskan melalui teori ini, yaitu manakala siswa telah
melalui proses belajar dan pengalaman dengan penerapan media-media bimbingan maka pada
fase tertentu mereka akan mencapai kematangannya. Pada saat inilah menurut Prayitno,(2002)
Individu siap untuk dapat merancang, mengambil keputusan atau menentukan pilihan karier.
Meskipun bukannya tanpa kesulitan, sebab dalam rangkaian proses pemenuhan felt needsnya
individuu akan dihadapkan pada sejumlah kesulitan. Berbagai alternatif harus dipilihnya,
dipertimbangkan untung ruginya, resiko yang harus dihadapi, keterbatasan dan kekurangannya,
Dengan kemampuan dan ketrampilan merencanakan yang matang,maka individu dapat
mengatasi masalah yang dihadapi dan dapat mengambil keputusan yang tepat.
Sedang perencanaan dalam kaitannya dengan proses bimbingan karier dianggap sebagai
muaranya, yaitu dimulai dengan lebih terbentuknya konsep yang menghasilkan pemahaman diri
terhadap masa depannya, informasi karier yang telah diterimanya, diolah sesuai dengan
kebutuhan dan kesesuaian tujuan yang ingin dicapai. Dengan melaui media modul bimbingan
karier, maka diharapkan tahap perencanaan karier siswa pada jenjang SMA kelas XII sudah
semakin mantap. Tidak semua keputusan dapat diambil dengan mudah, maka dari itu
perencanaan karier diperlukan untuk mengambil keputusan karier yang tepat.
Gibson dalam Prayitno (2002:125), menerangkan bahwa untuk sampai pada karier
tertentu memerlukan suatu proses, mulai dari kesadaran karier, penjajakan karier, persiapan
karier dan penempatan karier, dimana masing-masing memerlukan bimbingan yang intensif.
Daya dukung lingkungan sekolah merupakan potensi yang besar pengaruhnya terhadap
kematangan perencanaan karier siswa. Demikian juga diharapkan siswa semakin sadar bahwa
kariernya di masa depan banyak ditentukan oleh perencanaan pada saat ini.
Ada beberapa kepentingan khusus dalam mengembangkan bimbingan karier bagi siswa
Sekolah Menengah Atas (SMA). Walaupun baru sedikit yang diketahui tentang kapan para
remaja menyatakan pilihan-pilihan vokasionalnya. Crites ,dalam Rosidan (2002) melakukan
review terhadap beberapa studi yang berkaitan dengan perencanaan karier dapat menyimpulkan
bahwa sekitar 30 persen siswa bimbang atau masih bingung di sekolah Lanjutan Tingka Atas dan
Perguruan Tinggi. Sukardi.K (2005) menyampaikan hasil penelitiannya bahwa 50 persen lebih
dari Siswa Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) belum dapat menentukan suatu keputusan karier
hingga sampai usia 21 tahun.
Menurut Winkel (2005) sering kali siswa mengalami kebingungan, keragu- raguan, serta
kesulitan untuk mempersiapkan diri dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi dan
memasuki dunia kerja bila ia selesai atau tamat dari SMA atau sekolah yang sederajat. Hal ini
justru karena siswa kurang mempersiapkan diri untuk merencanakan masa depannya. Secara
sederhana, perencanaan karier dapat diartikan sebagai suatu proses yang diperlukan oleh siswa
SMA, sebab dengan perencanaan yang lebih dini siswa akan mengetahui apa dan bagaimana
mereka sehingga yakin kemana ingin menentukan pilihan karier ,atau apa yang mereka inginkan
di masa mendatang sehubungan dengan cita-cita kariernya.
Perencanaan karier sangat penting bagi siswa SMA dengan pertimbangan, bahwa banyak
siswa akan menyelesaikan pendidikan formalnya di Sekolah Menengah Atas dan oleh sebab itu
kesempatan untuk menganalisis perkembangan kariernya yang sistematik, dan upaya-upaya itu
perlu diambil agar semua siswa mendapatkan kesempatan pelayanan bimbingan perencanaan dan
pengambilan keputusan karier. Sehubungan pertimbangan perencanaan karier di SMA, maka
Herr.D dalam Suwandi (2010) mengemukakan tujuan-tujuan bimbingan karier di SLA yang
meliputi membentuk siswa-siswa belajar untuk:
(2).Memegang tanggung jawab dalam perencanaan karier dan konsekuensi- konsekuensi yang
akan dihadapi.
(3).Siap memenuhi syarat-syarat pendidikan pasca Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
dengan mengambil bidang jurusan atau program studi yang di inginkan di (Perguruan tinggi,
dunia Industri maupun dunia usaha).
(4).Membuat estimasi secara akurat terutama sifat-sifat pribadi dan prestasi yang dimiliki,
mengembangkan rencana-rencana khusus, mengimplementasikan tujuan-tujuan karier serta
melaksanakan rencana karier.
Keterangan :
PK : Perencanaan Karir
P-PKK : Pengambilan Keputusan Karir
C. LAYANAN INFORMASI DALAM BIMBINGAN KARIER
Layanan informasi karier sangat penting kaitannya dengan dunia kerja yang sangat
komplek, dengan lapangan kerja yang semakin sempit, kemudian perkembangan tenaga kerja
lulusan SMA dan Perguruan tinggi yang melaju pesat dari tahun ke tahun, menyebabkan
persaingan untuk memperoleh pekerjaan semakin kompetitif. Apabila ditinjau dari kepentingan
individual siswa, maka sarana media informasi sangat berguna bagi peningkatan efisiensi dan
efektifitas peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Melalui informasi karier yang akurat,
sumber daya manusia yang potensial bagi pembangunan dapat tersalurkan ke lingkungan dunia
kerja baik Industri maupun dunia usaha. Masalahnya adalah bagaimana menggunakan media
informasi karier masa kini dan masa depan yang tepat, efektif dan produktif.
Informasi karier adalah bagian dari strategi bimbingan karier, dan merupakan salah satu
alat yang digunakan untuk membantu siswa untuk memahami posisinya terhadap peta dunia
kerja dan sekaligus merupakan petunjuk tentang cara untuk meraihnya. Mengenai informasi
jabatan ini, shertzer dan Stone, dalam Munandir (2002:32) berpendapat bahwa informasi
mengenai pekerjaan itu harus valid dan datanya dapat digunakan untuk mempertimbangkan
posisi dan fungsi pekerjaan, tugas ,serta
kewajiban dalam pekerjaan, termasuk persyarat, kondisi dan imbalan yang ditawarkan oleh
pekerjaan tersebut. Sedangkan Rosyidan (1999:137) mengartikan informasi jabatan itu sebagai
seperangkat fakta-fakta tentang pekerjaan yang pemakaiannya disesuaikan dengan kebutuhan
individu. Sejalan dengan pendapat ini, Hoppock dalam Winkel (2003:204) berpendapat bahwa
suatu informasi jabatan atau karier adalah bertujuan untuk dipergunakan sebagai suatu alat
membantu individu memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman dunia kerja.
Informasi karier merupakan keterangan mengenai berbagai macam aspek dari suatu
pekerjaan atau segala keterangan yang perlu diketahui untuk membantu individu dalam memilih
suatu jabatan atau pekerjaan tertentu. I Saacson LE dan Duane Brawn (1999:118)
mengemukakan bahwa yang termasuk dalam informasi karier meliputi informasi pendidikan,
pekerjaan dan hubungan psikososial dalam dunia kerja. Selanjutnya dikatakan bahwa suatu
informasi karier itu terdiri atas fakta-fakta mengenai pekerjaan, untuk membantu individu
memperoleh pandangan, pengertian,
dan pemahaman tentang dunia kerja (Isaacson LE. dan Duane Brown, 1999).
Menurut kunze, yang telah mengembangkan spektrum thomson’s (dalam lee E. Isaacson,
dan Duane Brown, 1999) mengemukakan tipe informasi karier sebagaimana tercantum dalam
gambar 2.3 berikut:
Gambar 2.2 : Tipe Informasi Karier
Degree of Item
Involvement Site of Contact
*Computer-based systems
*Interviews Kognitif
(kegiatan
Interactive *Simulation Informasi)
*Synthetic work
*Direct Observation
Psikomotorik
*Exporatory experience (Kegiatan latihan
Direct Contact
tugas dan
*O-T-J tryout
evaluasi)
D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER
Ada dua istilah yang perlu dijelaskan oleh penulis terlebih dahulu, sebelum menjelaskan
pengertian pengambilan keputusan karier" sebagai suatu pengertian yang mendasar .Kedua
istilah yang dimaksud, adalah "keputusan" dan "karier"
Pengambilan keputusan diartikan sebagai proses penentuan sebuah pilihan atau arah
tindakan (Drummond, dalam Munandir,1999). Dengan kata lain pengambilan keputusan
merupakan pilihan diantara alternatif-alternatif yang telah dipertimbangkan, sedangkan Fisher
dalam Sukardi.D (2005) merumuskan pengertian pengambilan keputusan sebagai suatu proses
pemilihan diantara alternatif-alternatif yang bisa memberikan jawaban yang paling "baik" atau
"benar"
Kedua, karier diartikan sebagai keseluruhan pekerjaan yang dialami seseorang dalam
sepanjang hidupnya (Gibson & Mitchell dalam Rosyidan 2002). Dengan demikian karier juga
diartikan sebagai konsekuensi okupasi-okupasi di mana seseorang ikut serta terlibat. Sedangkan
Shertzer & Stone dalam Utomo,S ( 1999 ) berpendapat bahwa karier di dalamnya merupakan
suatu konsep yang menyatukan aktivitas-aktivitas sebelum memangku jabatan, pada waktu
memangku jabatan, dan sesudah memangku jabatan. Dengan demikian, atas dasar beberapa
batasan tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian karier merujuk kepada
keseluruhan kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan manusia di sepanjang hidupnya, yang
meliputi kegiatan atau pekerjaan sebelum memasuki jabatan, di waktu dalam masa jabatan, dan
pada masa pensiun.
Akhirnya, atas dasar penjelasan kedua istilah di atas, dirumuskan pengertian pengambilan
keputusan karier yaitu, sebagai suatu proses untuk menentukan pilihann dari berbagai alternatif
yang berkaitan dengan pekerjaan. Pengambilan keputusan karier merupakan suatu keterampilan
atau kemampuan, yang diartikan sebagai aktivitas mental dan atau fisik yang sistematis dan
terkoordinasi, yang pembentukannya melalui latihan atau pendidikan. Jadi pengertian
kemampuan lebih merujuk kepada kemampuan mental atau kognitif.
Perencanaan karier bukanlah suatu peristiwa yang mendadak atau suatu yang hanya
dilakukan sekali saja untuk memasuki dunia kerja. Perencanaan kanier yang dilakukan di
Sekolah Menengah Atas (SMA) akan meningkatkan kesiapan serta kematangan siswa dalam
mengambil keputusan karier. Melalui Perencanaan karier yang matang ,maka pengetahuan
tentang kemampuan mengenali diri, mengenali lingkungan pendidikan dan dunia kerja , serta
nilai-nilai kehidupan akan semakin mantap. Melalui menyusun informasi diri dan informasi
karier, siswa akan lebih mudah memnpertimbangkan alternatif karier yang akan diputuskan.
Banyak hasil penelitian menunjukkan, bahwa siswa yang siap merencanakan karier sejak
dini dan matang terhadap pilihannya akan mampu membangkitkan motivasi dan gairah
belajarnya, lebih percaya diri serta akan berprestasi lebih baik. Jadi dengan perencanaan karier,
maka konsep yang sudah terbentuk dengan diimbangi penguasaan informmasi yang lengkap, dan
mantap, para siswa akan lebih realistis melihat dunia kerja yang akan dijalaninya.
Bolton dalam Prayitno (2006 :136) berpendapat bahwa kecepatan intelektual seseorang
dipengaruhi oleh pengorganisasian bahan ajaran yang dipelajani, motivasi,obyek yang dipelajari
serta tujuannya. Bila hal ini dilakukan pada siswa SMA, maka dapat mendorong untuk mulai
mempelajari dan memikirkan langkah yang tepat untuk meniti masa depan yang akan diinginkan.
Buku modul perencanaan dan pengambilan keputusan karier untuk siswa SMA sebagai media
yang bertujuan untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam merencanakan masa depan.
Dengan demikian siswa yang mendapatkan layanan bimbingan karier di SMA memungkinkan
mereka dapat melakukan pilihan-pilihan karier yang matang. Dari sisi ini bisa diasumsikan
bahwa dengan perencanaan karier yang matang, maka seorang siswa dapat mengambil keputusan
karier yang dicita-citakan dengan tepat dan realistis.
F. KARAKTERISTIK MODUL PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN KARIER UNTUK SISWA SMA SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Layanan bimbingan karier dapat menggunakan strategi serta berbagai teknik yang sesuai
dan tepat dengan tujuan untuk membantu siswa merencanakan masa depannya terhadap dunia
kerja ,sekaligus cara-cara untuk memperoleh pekerjaan tertentu. Penentuan teknik untuk
bimbingan karier kepada siswa, merupakan masalah yang banyak dihadapi para guru Bimbingan
konseling dewasa ini. Selain kegiatan kurikuler di sekolah tidak ada alokasi waktu khusus
(terjadwal) untuk kegiatan layanan bimbingan konseling, demikian juga cara layanan bimbingan
karier pada beberapa sekolah ada yang sudah disediakan waktu khusus (terjadwal), namun
demikian tampaknya waktu yang disediakan masih kurang bila dibandingkan dengan beban
tugas layanan semestinya yang diberikan kepada siswa. Dengan demikian Modul P-PKK ini
sangat bermanfaat untuk digunakan siswa SMA,dikarnakan bisa digunakan oleh siswa secara
mandiri walaupun tanpa dilakukan proses pembelajaran secara Tatap Muka (TM) terus menerus.
Mengenai masalah belum tersediannya atau masih kurangnya waktu pemberian layanan
dimaksud, serta dapat dikatakan bahwa penyajian bahan bimbingan karier merupakan tantangan
bagi Guru Bimbingan konseling di sekolah. Bagaimana dapat melakukan motivasi kepada siswa
dan bagaimana dapat melibatkan mereka dalam kegiatan di maksud, maka materi informasi
karier yang disajikan harus tepat, baru, berguna, terpadu dan menarik siswa, sehingga membuat
mereka berminat menggeluti dan mempclajarinya. Kegiatan yang dilakukan harus cukup
mendorong mereka, sehingga merasa kegiatan tersebut sebagai kebutuhan. Untuk hal tersebut,
maka guru Bimbingan konseling dapat menggunakan cara-cara yang bervariasi dengan
menerapkan teknik pemberian informasi melalui buku Modul BK.
Adapun Tujuan Pemberian Informasi adalah untuk membekali para siswa dengan
pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan, bidang pekerjaan, dan bidang
perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih
mampu mengatur dan merencanakan kehidupan sendiri. Dengan demikian informasi yang
disajikan kepada siswa dan kemudian dapat diolah oleh siswa. Tujuan Informasi dapat dijelaskan
secara rinci antara lain:(1) membantu untuk mengenali alternatif-alternatif yang ada dan variasi
kondisi yang berlaku (information use) (2) untuk menyelidiki semua kemungkinan dalam
pilihan, tindakan dan bentuk penyesuaian diri (exploratory use) (3) untuk memantapkan
keputusan (assurance use) (4) untuk mengecek ketelitian dan kesesuaian pengetahuan yang
sudah dimiliki (evaluative use), (5) mendapatkan tilikan terhadap rencana, gagasan dan
keinginan yang kurang realitis atau kurang sesuai dengan kenyataan lingkungan hidup
(readjustive use) dan (6) untuk dihubungkan dengan data tentang diri sendiri supaya dapat
diambil keputusan yang mantap ( synthetise use) (Hoppock,dalam Munandir, 1999).
3. Teori Hollands tentang Tipe kepribadian serta jenis bidang karier sebagai
Bahan informasi Paket berisi pernyataan dan kegiatan-kegiatan untuk mengenali diri
(informasi diri) tentang tipe kepribadian beserta ciri sifat kepribadian masing-masing. Secara
rinci dapat dirumuskan yaitu mengenali kemampuan akademis dan non akademis, mengenali
nilai-nilai kehidupan, mengenali pengalaman masa lalunya dan cita-cita kariernya. Setelah
mengenali tipe kepribadian beserta ciri ciri sifat masing-masing.maka selanjutnya dihimpun
(disusun).kemudian informasi dihubungkan(dikelolah). Sebelum pengambilan keputusan dan
merencanakan karier, maka didahului tahap mempertimbangkan pilihan(alternatit),dengan
memperhatikan konsekuensi kelebihan dan kekurangan yang dihadapi.
Bahan informasi karier berupa tentang jenis pendidikan, jabatan pekerjaan, yang terdiri
dari enam jenis lingkungan pekerjaan(karier). Semuanya itu telah disusun dan dirancang dalam
bentuk kegiatan motivasi, informasi, latihan tugas dan evaluasi pada setiap sub topik atau
penggalan.
BAB III
METODE PENGEMBANGAN
Pada bab ini akan disajikan metode pengembangan dengan pokok-pokok paparan sebagai
berikut: (1) model pengembangan, (2) prosedur pengembangan, dan (3) uji coba produk yang
terdiri dari (a) desain uji coba, (b) subyek uji coba, (c) jenis data (d) instrumen pengumpulan
data, dan (e) teknik analisis data.
A. MODEL PENGEMBANGAN
Rancangan bimbingan pada Modul P-PKK dirumuskan secara lengkap mulai dari
(1).Petunjuk Umum, tujuan Umum layanan, tujuan khusus, dan penjelasan isi paket,
(2).Merumuskan Topik dan Sub topik masing-masing penggalan, merumuskan alokasi waktu
layanan bimbingan (pembelajaran), menetapkan tahap-tahap kegiatan bimbingan (pembelajaran),
dan melengkapi dengan Illustrasi gambar yang diperlukan pada modul P-PKK. Tahap kegiatan
bimbingan (pembelajaran) dirumuskan dengan tiga aspek (a) Afektif (motivation), (b) Kognitif
(Information and Orientation), (c) Psikomotorik (Exercise and Evaluation),ketiga aspek ini
dilaksanakan, sesuai dengan rumusan yang ditetapkan. Rancangan Modul P-PKK menggunakan
konsep psikologi Gestalt, belajar merupakan keterpaduan dan integrasi antara perasaan (feeling),
pikiran (tinking) dan bekerja (doing) (Corey, G. dalam Munandir,2003). Ketiga konsep ini
dijelaskan yaitu: (1) afektif ( motivasi) ,dengan diawali kegiatan motivasi untuk menumbuhkan
minat, perhatian dan kesiapan yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan, (2)
kognitif (informasi), setelah siswa tumbuh motivasinya maka pengetahuan atau informasi dapat
lebih gampang diterima, (3) Psikomotor (latihan tugas dan evaluasi,) setelah siswa menerima
informasi dan pengetahuan yang disampaikan, kemudian siswa diberi tugas dan latihan yang
harus dikerjakan sebagai alat ukur tingkat keberhasilan layanan bimbingan (pembelajaran).
C. UJICOBA PRODUK
Sebagaimana terlihat pada Bagan 1.3, bahwa setelah draf modul selesai disusun, langkah
berikutnya adalah melaksanakan penilaian atau evaluasi. Penilaian dilakukan melalui uji ahli,
ujicoba kelompok kecil, dan ujicoba lapangan terbatas. Tujuan penilaian adalah untuk
menghimpun masukan dan mendapatkan bukti-bukti baik secara teoritik maupun empirik guna
menetapkan kelayakan modul P-PKK Tahapan penilaian mengacu kepada pendapat Dick &
Carey (Dick & Carey, terjemahan Munandir, 1999) dengan tahapan-tahapan seperti terlihat pada
Bagan 3.2
BAGAN 3.2 TAHAP UJI COBA PENGEMBANGAN MODUL
Penilaian kelayakan Modul P-PKK diawali dengan peilaian oleh ahli, melalui uji ahli, bertindak
sebagai penilaian uji ahli adalah para ahli yang terkait dengan topik yang sedang dikembangkan
yaitu ahli rancangan dan isi/materi modul bimbingan karier P-PKK .Prosedur untuk menetapkan
persyaratan keahlian penguji digunakan kreteria sebagai berikut :
1.2 Dosen Perguruan tinggi yang berlatar belakang pendidikan minimal S2 atau S3
(Doktor) yang memiliki keahlian rancangan pengembangan
1.4 Bersedia untuk menjadi penguji / Penilai modul yang akan dikembangkan
2.1 Mempunyai pengetahuan dan keahlian tentang isi/materi layanan bimbingan karier
2.2 Dosen di Perguruan Tinggi yang berlatar belakang pendidikan minimal S2 atau S.3
(Doktor) ,serta memiliki keahlian tentang isi/ materi layanan bimbingan karier
2.4. Bersedia untuk menjadi penguji atau penilai modul yang akan dikembangkan.
Tujuan penilaian ini untuk memperoleh tanggapan awal kedua ahli tersebut dalam rangka
untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan yang ada pada buku modul P-PKK yang
dikembangkan. Hal yang dinilai, meliputi kesesuaian bahan isi/materi, struktur modul, desain,
penggunaan bahasa, dan produk secara keseluruhan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan penilaian uji ahli ini adalah
untuk mengetahui tingkat validitas produk modul P-PKK. Hal ini dilakukan dengan cara
konsultasi untuk memperoleh sumber data melalui wawancara dan memberikan angket format
penilaian. Selanjutnya ahli isi/materi dan rancangan modul diminta memberikan penilaian
kelayakan modul P-PKK sesuai dengan kreteria pengembangan yang meliputi (1) aspek prosedur
tujuan umum dan tujuan khusus pelayanan bimbingan, (2) bahan informasi modul sesuai dengan
kreteria informasi karier yaitu: ketepatan, kebaruan, kegunaan (kemanfaatan), kemenarikan dan
keterpaduan informasi pada buku modul P-PKK. Penilaian dilakukan melalui dua kegiatan (1)
pengisian format angket, dengan menjawab butir-butir pertanyan yang sudah disediakan dengan
memilih alternatif jawaban yang ada (angket tertutup), (2) pemberian saran dan tanggapan oleh
ahli masing-masing yang bersifat terbuka pada format lI, dan dilakukan wawancara untuk
memperjelas tanggapan dan saran yang disampaikan.
Data yang diperoleh dari dua ahli tersebut, dianalisis secara kualitatif dan digunakan
untuk merevisi rancangan (desain) dan isi/materi modul. Hasil revisi dijadikan dasar untuk
menetapkan validitas prototipe produk 1 modul P-PKK sebelum dilakukan uji coba kelompok
kecil. Hasil penelitian uji ahli di paparkan pada penyajian dan analisis data pada bab IV.
Uji coba kelompok kecil merupakan penilaian tahap kedua modul P-PKK. Modul yang
diujicobakan dari tahap ini adalah yang telah direvisi berdasarkan masukan pada penilaian uji
Ahli. Uji coba kelompok kecil dilaksanakan kepada beberapa orang guru Bimbingan konseling
dan siswa. Penilaian pada tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh balikan dari para guru
Bimbingan konseling dan siswa yang akan menggunakan hasil pengembangan produk modul P-
PKK, khususnya para siswa SMA yang akan menjadi pengguna sasaran.
Guru Bimbingan konseling yang bertindak sebagai penilai pada uji coba kelompok kecil
sebanyak 5 (lima) orang yang berasal dari beberapa SMA Negeri-Swasta di Kabupaten Gresik
dan telah melaksanakan program kegiatan bimbingan karier di Sekolahnya, memiliki
pengalaman sekurang- kurangnya selama 5 tahun mereka bertugas sebagai guru BK di SMA.
Untuk menentukan responden peneliti menggunakan teknik purposive sampling (sampel
bertujuan). Tujuan pemilihan mereka adalah mudah dihubungi, bersedia untuk menjadi penilai,
dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu : (1) Guru BK tersebut dianggap
oleh peneliti dapat mewakili guru Bimbingan konseling di Kabupaten Gresik untuk menjadi
responden yang menilai modul P-PKK..(2) Guru BK tersebut mempunyai latar belakang
Pendidikan Sarjana Bimbingan Konseling serta dari SMA Negeri/ Swasta yang kualifikasinya
beragam.(3) Para guru BK diminta untuk memberikan penilaian kelayakan modul P-PKK sesuai
dengan kreteria pengembangan yang meliputi, (a) Aspek prosedur tujuan umum dan khusus
layanan bimbingan Pembelajaran, (b) Bahan informasi modul sesuai dengan kriteria informasi
karier, yaitu: ketepatan, kebaruan, kegunaan (kemanfaatan), kemenarikan dan keterpaduan
informasi modul P-PKK. Penilaian dilakukan melalui pengisian format angket dan wawancara
yang disampaikan kepada guru Bimbingan konseling. Penilaian dilakukan melalui dua kegiatan
(1) Mengisi format angket dengan menjawab butir-butir pertanyaan yang sudah disediakan
dengan memilih altematif jawaban yang ada (angket tertutup), (2) pemberian saran atau
tanggapan yang bersifat terbuka pada format l ,dan dilakukan wawancara untuk memperjelas
saran-saran yang dimaksud. Dari hasil penilaian ini diperoleh data kualitatif dan kuantitatif
berupa saran dan tanggapan serta bukti statistik deskriptif prosentase yang digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam melakukan revisi atau perbaikan modul P-PKK
Ada sepuluh siswa yang menjadi penilai modul P-PKK pada uji coba kelompok kecil.
Kelompok siswa tersebut berasal dari kelas XII SMA Negeri/swasta yang dipilih sebagai subyek
sumber data, masing-masıng 4 Siswa program MIPA, 5 siswa program IPS dan 1 siswa program
IBB. Untuk menentukan responden ,peneliti menggunakan teknik purposive samplıng (sampel
bertujuan). Tujuan pemilihan responden adalah mudah dihubungi, bersedia untuk menjadi
penilai, terdiri dari tiga kualifikasi, yaitu: Prestasi tinggi, sedang dan kurang.Untuk memilih
siswa-siswi tersebut, peneliti dibantu oleh guru BK setempat.
Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam uji coba kelompok kecil ada dua macam..
Pertama, siswa diminta mempelajari dan mengerjakan modul P-PKK sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan, apabila mengalami kesulitan memahami akan dipandu oleh guru BK setempat.
Kedua siswa diminta memberikan penilaian dengan menggunakan format angket Penilaian
sesuai dengan tujuan spesifikasi pengembangan modul P-PKK, yaitu : (a) ketepatan informasi
bagi siswa, (b) kebaruan informasi bagi siswa, (c) kegunaan (kemanfaatan) informasi bagi siswa
(d) kemenarikan informasi bagi siswa dan (e) keterpaduan informasi bagi siswa. Penilaian
dilakukan melalui dua kegiatan , Pertama mengisi format angket dengan menjawab butir-butir
pertanyaan yang sudah disediakan dengan memilih alternatif jawaban yang ada (angket
I /tertutup), Kedua mengisi saran dan tanggapan pada format II untuk menyampaikan pernyataan
atau jawaban yang tidak ada pada angket I. Dari hasil pengumpulan data ini diperoleh data
kualitatif dan kuantitatif berupa saran atau tanggapan serta bukti statistik yang dianalisis secara
diskriptif prosentase.
Uji coba ini dimaksudkan untuk memperoleh balikan dari siswa yang selanjutnya untuk
digunakan bahan revisi seperlunya produk I menjadi poduk II modul P-PKK.
Uji lapangan terbatas merupakan uji coba tahap ketiga atau penilaian tahap akhir dalam
proses pengembangan produk modul P-PKK. Uji lapangan terbatas merupakan penilaian yang
dilakukan terhadap produk II modul P-PKK. Uji lapangan terbatas diperlukan sumber data dari
responden yang lebih banyak, sehingga penilaian yang dilakukan lebih signifikan. Uji coba
lapangan terbatas dilaksanakan kepada beberapa guru BK dan siswa. Penilaian pada tahap ini
dimaksudkan untuk memperoleh balikan dari para guru BK dan Siswa yang akan menggunakan
hasil pengembangan modul P-PKK
Guru Bimbingan konseling yang bertindak sebagai penilai sebanyak 10 (sepuluh) orang
yang berasal dari beberapa SMA Negeri/swasta di Gresik, dan telah melaksanakan program
kegiatan layanan bimbingan karier sekurang-kurangnya 5 tahun. Untuk menentukan responden,
pengembang tetap menggunakan teknik purposive sampling (sampel bertujuan). Tujuan
pemilihan responden adalah mudah dihubungi, bersedia untuk menjadi penilai, dan memenuhi
persyaratan lain yang ditetapkan oleh peneliti yaitu : (1) guru BK tersebut dianggap oleh peneliti
dapat mewakili guru BK di kabupaten Gresik untuk menjadi subyek uji coba lapangan terbatas
yang menilai modukl P-PKK, (2) Guru BK tersebut bukan berasal dari 5 orang guru BK yang
sudah dipilih sebagai subyek uji coba kelompok kecil, (3) Guru BK tersebut mempunyai latar
belakang pendidikan Sarjana Bimbingan konseling, serta dari SMA Negeri/swasta yang
kwalifikasinya beragam.
Para guru BK tersebut diminta untuk memberikan penilaian fisibilitas (kelayakan) modul
P-PKK sesuai dengan kreteria pengembangan, yaitu : (a) Prosedur tujuan layanan atau
pembelajaran, (b) kelayakan isi/materi modul P-PKK sesuai dengan kriteria spesifikasi
pengembangan yang meliputi 5 aspek yaitu : ketepatan, kebaruan, kegunaan (kemanfaatan),
kemenarikan, dan keterpaduan informasi pada buku modul. Penilaian di lakukan melalui format
angket dan wawancara yang disampaikan pada guru BK. Penilaian dilakukan melalui dua
kegiatan (1) mengisi format angket dengan menjawab butir-butir pertanyaan yang sudah
disediakan dengan memilih alternatif jawaban yang ada (angket I/ tertutup), (2) pemberian saran
dan tanggapan yang bersifat terbuka pada format Il dan dilakukan wawancara untuk memperjelas
tanggapan dan saran- saran yang dimaksud. Dari hasil penilaian ini diperoleh data kualitatif dan
kuantitatif berupa saran dan tanggapan serta bukti statistik deskriptif prosentase yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki serta menetapkan produk II Modul P-PKK.
Ada 50 (lima puluh) siswa yang menjadi penilai Modul P-PKK pada uji lapangan
terbatas. kelima puluh siswa tersebut berasal dari kelas XII SMA Negeri/Swasta yang dipilih
sebagai sumber data, masing-masing 20 Siswa program MIPA, 25 siswa program IPS dan 5
siswa program IBB. Untuk menentukan responden yang akan menilai ,peneliti menggunakan
teknik purposive sampling (sampel bertujuan). Tujuan pemilihan respondn ini adalah sesuai
kebutuhan dan maksud tujuan penelitian, berdasarkan dengan kreteria pengembangan. Untuk
menentukan siswa-siswa tersebut peneliti dibantu oleh guru BK setempat. Hal yang
dipersyaratkan, sama seperti pada tahap uji coba sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan oleh
siswa dalam uji coba lapangan terbatas ada dua macam. Pertama, siswa diminta mempelajari
semua isi/materi informasi dan mengerjakan Modul P-PKK sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan, apabila mengalami kesulitan memahami akan dipandu oleh guru BK setempat.
Kedua, siswa diminta memberikan penilaian dengan menggunakan format angket sesuai dengan
tujuan perolehan data yang diperlukan yang meliputi 5 aspek yaitu: 2.1. Ketepan informasi bagi
siswa 2.2. kebaruan informasi bagi siswa 2.3. kegunaan (kemanfaatan) informasi bagi siswa, 2.4.
kemenarikan informasi bagi siswa, dan 2.5. keterpaduan informasi bagi siswa. Penilaian
dilakukan melalui dua kegiatan (a) mengisi format angket, dengan menjawab butir-butir
pertanyaan yang sudah disediakan dengan memilih alternative jawaban yang ada (angket I/
tertutup), (b) mengisi saran dan tanggapan pada format II untuk menyampaikan pernyataan dan
jawaban yang tidak ada pada format I. Dari hasil pengumpulan data ini diperoleh data kualitatif
dan kuantitatif berupa saran atau tanggapan serta bukti statistik diskriptif prosentase.
Uji coba ini dimaksudkan untuk memperoleh balikan dari siswa yang selanjutnya untuk
digunakan bahan revisi seperlunya dan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan (fisibilitas)
pada Modul P-PKK, agar benar-benar secara teoritik dan impirik dapat ditetapkan sebagai
produk IlI Modul P-PKK yang nantinya digunakan sebagai media layanan bimbingan karier
untuk siswa di SMA.
Yang dimaksud dengan subyek ujicoba dalam penelitian ini, yaitu semua subyek yang
diminta oleh peneliti untuk memberikan penilaian dan informasi tentang hal-hal yang berkenaan
dengan pengembangan Modul P-PKK, dengan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditetapkan.
Subyek uji coba bersedia untuk melaksanakan penilaian pada setiap uji coba. Subyek ujicoba
terdiri dari: (a) 2 (dua) orang ahli, untuk uji coba ahli; yaitu 1 (satu) ahli isi/materi modul, dan
1(satu) ahli rancangan modul bimbingan (pembelajaran) ,masing-masing dari Universitas Negeri
Surabaya (Unesa) , (b) 5 (lima) orang Guru BK dan 10 (sepuluh) orang siswa, yakni ,untuk uji
coba kelompok kecil, (c) 10 (Sepuluh) orang guru BK dan 50 (lima puluh) orang siswa untuk
ujicoba lapangan terbatas. Subyek ujicoba kelompok kecil dan lapangan terbatas meliputi Guru
BK dan siswa SMA Negeri/Swasta di Kabupaten Gresik. Subyek ujicoba kelompok kecil dan
lapangan terbatas dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling (sampel
bertujuan) dengan memperhatikan kreteria tujuan pengembangan yang ditetapkan. Rincian
Sampel Subyek Uji Coba Pengembangan Modul P-PKK dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Rincian Subyek Uji Coba Modul P-PKK
Jumlah subyek
Guru
No. Kegiatan Uji Coba Dosen Siswa Keterangan
Bimbingan
Ahli Kelas XII
Konseling
1. Uji Ahli 2 - - Dosen ahli rancangan Modul dan
ahli isi/materi Bimbingan karier
dari Universitas Negeri Surabaya
2. Uji Kelompok kecil - 5 10 Guru Bimbingan Konseling :
4 (MIPA) Masing-masing dari SMAN 1
5 (IPS) Gresik, SMAN 1 Kebomas, SMAN
1 (IBB) 1 Sidayu, SMAN 1 Dukun, dan
SMA Kanjeng Sepuh Sidayu
Siswa :
2 (PT) 2 Siswa SMAN 1 Gresik
6 (PS) 2 Siswa SMAN 1 Kebomas
2 (PR) 2 Siswa SMAN 1 Sidayu
2 Siswa SMAN 1 Dukun
1 Siswa SMA Kanjeng Sepuh
1 Siswa SMAM 4 Sidayu
3. Uji Lapangan Terbatas - 10 50 Guru Bimbingan Konseling :
20(MIPA) 2 Guru BK SMAN 1 Gresik
25(IPS) 2 Guru BK SMAN 1 Kebomas
5 (IBB) 2 Guru BK SMAN 1 Sidayu
2 Guru BK SMAN 1 Dukun
1 Guru BK SMA Kanjeng Sepuh
10 (PT) 1 Guru BK SMAM 4 Sidayu
30 (PS)
10 (PR) Siswa :
10 Siswa SMAN 1 Gresik
10 Siswa SMAN 1 Kebomas
10 Siswa SMAN 1 Sidayu
10 Siswa SMAN 1 Dukun
5 Siswa SMA Kanjeng Sepuh
5 Siswa SMAM 4 Sidayu
3. Jenis data
Sasaran data akhir yang digunakan untuk menarik kesimpulan tentang kelayakan Modul
P-PKK yang dikembangkan meliputi kreteria pengembangan yaitu,(a) data ketepatan informasi
modul P-PKK bagi siswa (b) data kegunaan/kemanfaatan informasi modul P-PKK bagi siswa (c)
data kebaruan infornmasi modul P-PKK bagi siswa (d) data kemenarikan informasi pada modul
P-PKK bagi siswa dan (e) data keterpaduan informasi modul P-PKK bagi siswa. Semua data ini
diperoleh dan diungkap melalui subyek uji coba yang sudah ditentukan dengan menggunakan
sampel bertujuan atau purposive sampling. (Suharsimi. A, 2008)
Format penilaian modul P-PKK ada 3 (tiga) macam, yaitu format penilaian uji ahli ,
format penilaian untuk guru Bimbingan Konseling dan format penilaian modul P-PKK untuk
siswa. Format penilaian untuk uji coba ini diadaptasi dari format penilaian produk yang
dikembangkan oleh Phopan dalam Munandir, (2005) dan cara penilaian modul belajar yang
dikemukakan oleh Raka Joni dalam Gegeng.N, (2008). Format yang dikembangkan sebagai
instrumen pengumpul data dalam pengembangan modul P-PKK ini meliputi, untuk mengungkap
penilaian dan tanggapan ahli, guru Bimbingan Konseling serta siswa sesuai dengan data yang
diperlukan. Data yang dimaksud meliputi aspek: (1) Prosedur tujuan layanan bimbingan atau
pembelajaran (2) kreteria isi/materi informasi modul sesuai dengan spesifikasi pengembangan.
Bentuk format penilaian ini ada 2 (dua) macam yaitu format I ,dengan cara memilih/menyilang
(X) huruf yang dianggap tepat atau sesuai untuk menjawab pertanyaan yang jawabannya sudah
disediakan, (jawaban yang bersifat tertutup). Untuk jawaban (a) diberi nilai 1, jabawan (b) diberi
nilai 2, jawaban (c) diberi nilai 3, dan jawaban (d) diberi nilai 4. Arti angka tersebut adalah 1=
kurang sekali, 2 = kurang, 3 baik, 4 baik sekali. Format II merupakan pernyataan terbuka yang
bisa dijawab secara bebas. Format penilaian ahli masing-masing berisi 25 dan 15 butir, format
penilaian guru Bimbingan konseling berisi 33 butir ,dan format penilaian siswa berisi 15 butir
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 1 s.d 5
Format penilaian akhir uji coba siswa hanya dimaksudkan untuk mengungkap penilaian
dan tanggapan yang berkaitan dengan spesifikasi dan kriteria pengembangan modul P-PKK
meliputi (1) Ketepatan Informasi (2) Kebaruan infomasi (3) Kegunaan/kemanfaatan informasi.
(4) Kemenarikan informasi dan (5) Keterpaduan informasi bagi siswa. Cara mengisi format
penilaian ada dua macam yaitu format I dengan cara meminta subyek data dengan menyilang (X)
jawaban pertanyaan yang telah tersedia dan dianggap tepat atau sesuai, (jawabannya bersifat
tertutup). Untuk jawaban (a) diberi nilai 1, jawaban (b) diberi nilai 2 jawaban (c) diberi nilai 3,
dan jawaban (d) diberi nilai 4. Arti angka tersebut adalah 1=kurang sekali, 2-kurang, 3-baik, 4-
baik sekali. Format Il merupakan pernyataan terbuka yang bisa dijawab secara bebas. Secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran 1 s.d 5
Data yang di kumpulkan baik yang kuantitatif maupun kualitatif akan dianalisis. Data
kuantitatif menggunakan analisis prosentase, sedangkan data kualitatif menggunakan analisis
kualitatif. Teknik analisis data antara lain:
a. Teknik analisis persentase, yaitu menghitung besar kecilnya angka persen dari setiap atau
keseluruan aspek yang diukur. Data yang dianalisis dengan teknik persentase adalah data yang
diperoleh dengan menggunakan angket format I. Penilaian angket yaitu hanya pada kelompok
pengguna untuk guru Bimbingan konseling dan Siswa dengan berpedoman pada kreteria yang
sudah ditetapkan.
b. Teknik analisis kualitatif, yaitu suatu cara yang digunakan untuk menganalisis data atau
informasi yang dikumpulkan melalui angket format penilaian II, dari semua subyek data. Dengan
menganalisis data ini diharapkan dapat dibuat keputusan dan atau pertimbangan untuk perbaikan
serta revisi Modul P-PKK. Sumber data bisa berasal dari ahli, Guru Bimbingan Konseling dan
siswa sebagai subyek uji coba Pengembangan modul P-PKK.
DAFTAR PUSTAKA