Anda di halaman 1dari 45

Pengembangan Modul Perencanaan dan Pengambilan

Keputusan Karier Untuk Siswa SMA


SKRIPSI
Dosen Pengampu:
Dr. Budi Purwoko, S.Pd., M.Pd.
Dr. Hadi Warsito Wiryosutomo, M.Si.

Disusun oleh:

Fonni Laily Maulida 18010014080

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bimbingan sebagai bagian dari keseluruhan proses pendidikan memusatkan perhatian


kepada usaha membantu individu membuat rencana dan keputusan untuk mengimplementasikan
perkembangannya sesuai dengan pola kehidupan yang sedang tumbuh. Sehubungan dengan itu
maka bimbingan hendaknya dapat memberikan informasi seluas mungkin kepada siswa
mengenai persyaratan, kondisi kerja, dan kebutuhan sumberdaya manusia yang dibutuhkan oleh
masyarakat (Rosjidan, 2000)

Perencanaan dan pengambilan keputusan karier yang ditandai oleh adanya penetapan
pemilihan karier merupakan persoalan penting bagi siswa SMA, ini disebabkan ketika saat
kelulusan sekolah siswa dihadapkan pada situasi pilihan, yaitu melanjutkan belajar ke Perguruan
tinggi atau harus memasuki lapangan pekerjaan.Tujuan kegiatan bimbingan karier adalah
membantu siswa agar mampu merangcang sendiri kariernya, mempertimbangkan alternatif -
alternatif serta dapat membuat keputusan . Tidak semua keputusan dapat diambil dengan mudah,
oleh karena itu perencanaanyang matang diperlukan untuk mengambil keputusan yang tepat.
Salah mengambil keputusan dapat mengakibatkan menyimpang dari tujuan, dan mungkin akan
membawa pada kekecewaan (Kemendikdud, 2013)

Banyak kasus yang dialami siswa SMA seperti kebingungan dalam menentukan pilihan
pekerjaan dan studi lanjut perguruan tinggi merupakan bagian masalah yang bersumber akibat
pengambilan keputusan karier dan juga disebabkan perencanaan karier siswa yang belum
matang. Kematangan pemilihan karier seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh pengetahuan dan
kemampuan siswa dalan menerima, menyusun dan mengolola informasi diri serta informasi
karier. Kemudian dari informasi tersebut dipertimbangkan berdasarkan konsekuensi-konsekuensi
yang ada dan selanjutnya diambil suatu keputusan untuk merencanakan karier yang ditetapkan

Masalah utama yang dihadapi generasi muda Indonesia baik pada saat sekarang maupun
pada tahun-tahun yang akan datang adalah masalah yang berkaitan dengan dunia kerja yang
semakin kompleks. Ditinjau dari kepentingan individu siswa di sekolah, Modul Perencanaan dan
Pengambilan Keputusan Karier yang relevan dengan kebutuhan siswa sangat diperlukan oleh
guru Bimbingan Konseling atau konselor sekolah.

Berdasarkan hasil studi evaluatif yang dilakukan pada beberapa SMA di Surabaya,Gresik
dan Lamongan (MGBK Jatim,2019), adanya keluhan dari para Guru Bimbingan Konseling
bahwa dalam memberikan layanan bimbingan karier belum ada Modul yang disusun secara
khusus untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam Perencanaan dan Pengambilan keputusan
karier, sehingga dapat digunakan sebagai media dalam layanan bimbingan karier. Paket
Bimbingan karier yang ada di sekolah-sekolah, secara subtantif kurang memenuhi kebutuhan
siswa untuk meningkatkan kemampuan perencanaan dan pengambilan keputusan karier. Paket
bimbingan karier yang ada di sekolah –sekolah selama ini isi dan materinya kurang relevan
dengan perkembangan kebutuhan siswa tentang informasi diri dan informasi karier terutama
yang berhubungan dunia pendidikan serta dunia kerja. Demikian pula karena isi materinya
dikemas bukan dalam bentuk modul sehingga tidak efektif bisa digunakan siswa secara mandiri
dalam pembelajaran. Apalagi disaat kondisi pandemi dan new normal pasca pandemi Covid 19
kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah belum bisa melaksanakan pembelajaran Tatap Muka
(TM) secara penuh. Media Bimbingan karir yang ada disekolah kebanyakan hanya berbentuk
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang belum dilandasi paradigma baru bimbingan, strategi bimbingan
untuk mancapai tujuan bimbingan karier dengan mamperhatikan faktor-faktor eksternal
bimbingan, yaitu perkembangan masyarakat indonesia yang terus berubah. Gejala-gejala tersebut
diantaranya ialah gejala globalisasi, dan perkembangan industrialisasi teknologi informasi digital
yang melanda serta pergeseran nilai-nilai kehidupan yang berubah total (M.Zainudin,2018)

Salah satu permasalahan dalam bimbingan karier adalah perencanaan karier siswa yang
belum matang. (Prayitno,2015) menegaskan bahwa salah satu tujuan Bimbingan karier di
Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) adalah membantu siswa agar mampu merancang
sendiri kariernya, maka dari itu kegiatan Layanan bimbingan karier di sekolah harus
dikembangkan berdasarkan kesiapan, sikap, motivasi dan kebutuhan individual siswa. Rosjidan
(2000) menyatakan bahwa, paket bimbingan masa kini dan masa depan agar lebih bermakna dan
berhasil, maka hendaknya diawali untuk mendorong sikap afektif yang dapat menumbuhkan
motivasi, kesadaran dan kesiapan menerima, mencari informasi sampai menemukan informasi
yang menjadi kebutuhannya.
Untuk membantu siswa menyusun suatu rencana dan mengambil keputusan karier yang
realitis, diperlukan suatu media layanan bimbingan karier dalam program bimbingan konseling
di sekolah. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah buku Modul dengan Topik Perencanaan
dan Pengambilan Keputusan Karier (P-PKK) untuk siswa SMA.

Dalam melaksanakan layanan bumbingan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Guru


Bimbingan konseling telah menggunakan berbagai teknik, diantara teknik yang digunakan
adalah layanan bimbingan klasikal dalam bentuk proses pembelajaran di kelas atau diluar kelas
baik dilaksanakan secara tatap muka (TM) atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pemberian
layanan dalam bentuk proses pembelajaran ini, menggunakan media diktat, atau buku LKS
Bimbingan konseling ,yang telah disusun melalui kegiatan MGBK (Musyawarah Guru
Bimbingan Konseling).

Namun pada kenyataannya diktat atau buku LKS bimbingan konseling yang digunakan
siswa dalam kegiatan layanan BK, tampaknya ada beberapa kekurangan bila dibandingkan
dengan kebutuhan siswa akan pemahaman perencanaan dan pengambilan keputusan karier dalam
menghadapi kehidupan masyarakat yang terus berkembang semakin komplek. Media yang ada
bersifat umum bimbingan konseling dalam bentuk buku LKS Bimbingan Konseling MGBK
sebagai sumber layanan. Demikian pula buku LKS yang ada belum spesifik mengarah untuk
meningkatakan Ketrapilan merencanakan dan Pengambilan Keputusan Karier Siswa .Demikian
pula informasinya tidak di lengkapi dengan teori pengambilan keputusan karier seperti buku
modul yang akan penulis kembangkan dengan perspektif Hollands, dan secara empiris Media
buku LKS dan media BK lain ada disekolah belum teruji fisibilitas bahan informasinya.

Atas latar belakang yang dikemukakan, penulis berusaha mengembangkan Modul


perencanaan dan pengambilan keputusan karier bagi siswa SMA dengan kreteria isi layanan
informasi yang tepat, baru, bermanfaat / berguna, menarik, serta isi materi layanannya terpadu
sehingga fisibel digunakan sebagai media bimbingan karier bagi siswa (lssaacson L, E dan
Duane Brown, 2002)

B. RUMUSAN MASALAH

Secara umum banyak siswa SMA dalam mengambil keputusan karier mengalami
kebingungan karena perencanaan karier yang belum matang. Hal itu terlihat nyata dengan
adanya para siswa yang dalam mengambil keputusan karier bergantung kepada orang tua atau
mengikuti kepada keputusan teman. Akibatnya dalam pengambilan keputusan karier, para siswa
merasa ragu akan kebenaran keputusannya, kurang mempertimbangkan konsekuensi-
konsekuensi pilihannya, dan akhimya siswa tidak memperoleh kepuasan keputusannya itu.
Mereka mengambil keputusan karier tidak didasarkan pada perencanaan karier yang meliputi
menyusun informasi diri, menyusun informasi karier dan mengelolahnya sesuai dengan altenatif
yang dipertimbangkan. Karena perencanaan karier diperlukan untuk mengambil keputusan karier
yang tepat, maka bila salah mengambil keputusan dapat mengakibatkan menyimpang dari tujuan,
dan akan menimbulkan kekecewaan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada sejumlah siswa SMA di Jawa timur yang
diterima SNMPTN tahun 2019, masih terdapat 25% yang mengalami kesalahan dalam
mengambil keputusan memilih jurusan/program studi di PTN (Jawa Pos, 20 Desember 2019).

Untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan merencanakan dan mengambil


keputusan karier, diperlukan media modul, sedangkan media bimbingan karier ( buku LKS /
Paket BK) yang ada di sekolah belum memenuhi kebutuhan siswa. Bila ditinjau dari aspek
kebutuhan siswa tentang perencanaan dan pengambilan keputusan karier, maka buku LKS atau
paket yang ada di sekolah tampaknya memiliki banyak kekurangan, antara lain secara impiris
bahan informasi, materi isi layanan kurang relevan dengan kebutuhan siswa sebagai media dalam
merencanakan dan pengambilan keputusan karier siswa SMA..

Secara lebih khusus masalah tersebut diatas dirinci sebagai berikut:

1. Belum adanya buku Modul P-PKK yang dapat digunakan oleh Guru Bimbingan Konseling
untuk layanan Bimbingan Karier yang telah teruji validitasnya melalui uji ahli.

2. Belum adanya buku Modul P-PKK sebagai media layanan Bimbingan Karier oleh Guru
Bimbingan Konseling yang telah teruji kualitasnya melalui uji kelompok pengguna.

3. Belum adanya buku Modul P-PKK sebagai media layanan informasi Bimbingan Karier oleh
Guru Bimbingan Konseling yang telah teruji fisibilitasnya dalam aspek ketepatannya,
kebaruannya, kegunaannya, kemenarikannya, dan keterpaduan bahan informasinya oleh
kelompok pengguna.
Modul P-PKK yang dikembangkan baru dapat digunakan di sekolah, setelah diketahui bukti-
bukti empirik tingkat kelayakannya. Suatu Modul dinyatakan layak, apabila Modul yang
dikembangkan memenuhi persyaratan, yaitu isi informasinya dan bentuk fisiknya sesuai dengan
kriteria pengembangan yang telah disebutkan di atas, dan feasible untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam merencanakan dan Pengambilan keputusan karier.

C. TUJUAN PENGEMBANGAN

Tujuan yang ingin dicapai adalah menghasilkan suatu media bimbingan karier yang
memuat bahan isi/materi informasi yang berhubungan dengan perencanaan dan pengambilan
keputusan karier. Modul ini memberikan layanan bimbingan kepada siswa, agar siswa dapat
menyusun informasi diri dan karier, mengelola informasi diri dan karier, mempertimbangkan
alternatif, serta merencanakan dan memutuskan pilihan karier

Buku Modul ini dikembangkan dengan pendekatan pembelajaran yang terdiri dari 3
(tiga) domain, yaitu afektif, kognitif dan psikomotor. Di awali aspek afektif bertujuan untuk
menumbuhkan motivasi agar siswa siap menerima informasi berupa pengetahuan, serta
melaksanakan tugas dan latihan sebagai aspek psikomotor materi layanan.

Prototipe ini akan diujicobakan secara bertahap mulai dari uji ahli,uji kelompok
pengguna yaitu, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan terbatas, agar dapat dibuktikan
secara empirik.

Tujuan umum pengembangan tersebut dapat dirinci kedalam tujuan khusus sebagai
berikut:

1. Menguji validitas draf awal buku Modul P-PKK yang dikembangkan melalui uji ahli isi dan
ahli rancangan pembelajaran modul

2. Menguji fisibilitas produk 1 buku modul P-PKK yang telah direvisi berdasarkan masukan dari
uji ahli melalui uji kelompok kecil calon pengguna. Penilaian tersebut menyangkut aspek

(a). prosedur tujuan umum dan tujuan khusus


(b).ketepatan,kebaruan,kegunaan,kemenarikan dan keterpaduan bahan informasi buku modul
yang dikembangkan melalui uji kelompok kecil.

3. Menguji fisibilitas produk 2 buku modul P-PKK yang telah direvisi berdasarkan masukan dari
uji kelompok kecil melalui uji lapangan terbatas. Penilain tersebut menyangkut aspek

(a).Prosedur tujuan Umum dan tujuan khusus

(b).ketepatan,kebaruan,kegunaan,kemenarikan dan keterpaduan bahan informasi buku paket


yang dikembangkan melalui uji lapangan terbatas.

D. SPESIFIKASI PRODUK YANG DIHARAPKAN

Produk yang diharapkan melalui pengembangan ini adalah Modul Bimbingan Karier.
Spesifikasi produk ini dikembangkan pada dua sisi yaitu spesifikasi bentuk modul dan spesifikasi
isi paket yang dimaksud. Spesifikasi bentuk produk pengembangan Modul P-PKK ini adalah:

(1). Berbentuk satu seri modul bimbingan karier dengan topik P-PKK untuk siswa SMA yang
terdiri empat penggalan.

(2). Masing-masing penggalan terdiri dari sub topik layanan dan didesain empat tahap
kegiatan,yaitu: kegiatan motivasi,informasi,latihan tugas dan evaluasi.

(3). Setiap sup topik diawali dengan kegiatan motivasi,dengan menggunakan pendekatan
psikologi Gestalt, bahwa belajar merupakan keterpaduan dan integrasi dari fungsi feeling
(berperasaan), thinking (berpikir), dan doing (bekerja). Alih-alih ,keunggulan modul ini adalah
sebelum memperoleh informasi,siswa disentuh,dirangsang sikap afeksinya sehingga tumbuh
motivasi untuk siap memperoleh serta merasa membutuhkan pengetahuan dan informasi yang
akan diperlukan.

(4) Buku petunjuk modul tentang prosedur penggunaan untuk guru Bimbingan konseling . Buku
ini berisi penjelasan-penjelasan pada masing-masıng kegiatan sub topik, prosedur tujuan umum
dan khusus, serta butir-butir kegiatan dan kunci jawaban evaluasi .Spesifikasi isi produk Modul
Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Karier ini adalah:

1) Berisi layanan informasi Bimbingan Karier ,dengan pendekatan teori Hollands, tentang tipe
kepribadian dan hubungannya dengan lingkungan serta jenis pekerjaan.
2) Berisi bahan layanan informasi Bimbingan Karier dengan sub topik:
Penggalan I. Menyusun informasi diri dan informasi karier

Penggalan lI. Mengolah informasi diri dan informasi karier

Penggalan II. Mempertimbangkan alternatif (pilihan)

Penggalan IV. Pengambilan keputusan dan merencanakan karier.

E. PENTINGNYA PENGEMBANGAN

Pengembangan modul Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Karier (P-PKK) untuk


siswa SMA ini dianggap penting karena bermanfaat baik secara praktis maupun teoritik.

1. Manfaat praktis

a) Bila Modul Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Karier (P-PKK) sudah dianggap layak
dan bisa diterima sebagai suatu prototipe dalam layanan informasi bimbingan karier, maka
modul diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada guru Bimbingan Konseling dalam
melaksanakan Layanan bimbingan karier di SMA.

b) Modul ini diharapkan dapat dijadikan suatu dasar untuk memberi pengetahuan dan motivasi
kepada guru Bimbingan Konseling agar lebih kreatif dalam mengembangkan pelayanan
bimbingan konseling kepada siswa di SMA.

c) Paket yang dikembangkan dalam aplikasinya dilandasi dengan pendekatan psikologi Gestalt,
drngan tahapan kegiatan motivasi, informasi, mengerjakan tugas dan latihan, dengan disusun
secara praktis, dan sistimatis, sehingga dapat memperbanyak media bimbingan konseling di
sekolah.

2. Manfaat Teoritik

a) Beberapa teori psikologi kepribadian, teori pembelajaran,serta teori bimbingan karier yang
digunakan secara mendasar, dapat menambah wawasan guru BK (konselor Sekolah) dalam
melaksanakan kegiatan bimbingan konseling di sekolah.

b) Hasil pengembangan ini diharapkan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut dalam
rangka pengembangan teori, konsep dan teknik-teknik bimbingan konseling pada umumnya.
F. ASUMSI , HIPOTESIS DAN KETERBATASAN PENGEMBANGAN

1. Asumsi dan Hipotesis

Dalam Penelitian pengembangan ini dikemukakan asumsi sebagai berikut:

a). Suatu karier mempunyai hubungan yang siknifikan dengan Perencanaan dan Pengambilan
keputusan karier seseorang. Dengan dapat menyusun, mengelola informasi diri dan informasi
karier serta dapat mempertimbangkan pilihan, maka seseorang akan dapat merencanakan dan
menentukan pilihan karier yang realistis sesuai dengan keadaan diri dan lingkungannya.

b). Dengan perencanaan dan mengambil keputusan karier yang realistis maka seseorang akan
dapat memperoleh karier, mengembangkan karier sesuai dengan pemahaman diri, dan
pemahaman lingkungan.

2. Keterbatasan Pengembangan

Dalam Penelitian pengembangan ini dikemukakan keterbatasan sebagai berikut.

a). Modul Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Karier (P-PKK) ini, diperlukan penelitian
lanjutan, untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan akurat, sebab ujicoba Pengguna
hanya dilakukan pada sejumlah guru Bimbingan konseling dan siswa SMA di kabupataen
Gresik.

b) Penelitian ini terbatas hanya pada pengembangan suatu prototype isi-materi informasi buku
modul Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Karier bagi siswa SMA.

G. DEFINISI ISTILAH

Untuk menghindari kesalahan pembaca terhadap istilah-istilah yang digunakan, maka perlu
penegasan istilah sebagai berikut:

1. Pengembangan ialah rangkaian kegiatan mendesain, membuat, menilai dan merevisi suatu
produk yang akan dihasilkan, misalnya suatu paket, modul atau suatu model pembelajaran dan
lai-lain . Hasil pengembangan ini berupa suatu modul sebagai media bimbingan karier.

2. Modul , ialah media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar yang dapat digunakan
siswa belajar secara mandiri. Modul yang akan dikembangkan berupa suatu unit pengajaran dan
pembelajaran berisi sumber belajar dalam bentuk cetak/buku yang memiliki satu topik terpadu
atau suatu unit materi layanan informasi bimbingan karier yang sistematis ,ada petunjuk
penggunaan bagi penggunanya dan membutuhkan alokasi waktu belajar tertentu.

3. Perencanaan Karier, ialah kegiatan merencanakan, menyusun dan mengelola informasi diri
beserta informasi karier yang dianggap penting, dan diperlukan untuk meraih cita-cita
jabatan/karier dimasa yang akan datang. Alih-alih dalam rangka untuk memasuki jabatan
pekerjaan atau keahlian/profesi tertentu maka diperlukan sesuatu dasar kemampuan dan
ketrampilan yang dapat diperoleh dari suatu jenis progrm pelatihan atau pendidikan tertentu.

5. Pengambilan keputusan karier, ialah kegiatan setelah mempertimbangkan pilihan maka


dapat dilakukan pengambilan keputusan karier sesudah memperhatikan konsekuensi-
konsekuensi, dan berdasarkan alternatif-alternatif pilihan ,yang telah disusun melalui informasi
diri dan informasi karier.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. HAKEKAT PERENCANAAN KARIER

Pengertian perencanaan, mencerminkan adanya suatu kesiapan sebelumnya. Kesiapan ini


meliputi berbagal aspek, misalnya baik kesiapan psikis maupun kesiapan penguasaan materi.
Agar sesuatu itu bisa siap, tentu didahului oleh proses yang berkesinambungan yang mengawali
suatu kegiatan, sebagai hasil proses yang dilalui yaitu dapat menyusun suatu rencana. Inilah
gambaran dari tahap yang dilalui siswa yang mendapatkan bantuan layanan bimbingan karier

Sesuai dengan definisi yang dikemukakan para ahli, maka bimbingan karier bukanlah
suatu kegiatan tunggal, tapi lebih merupakan proses yang tak terlepas dari setting pendidikan
yang melatar belakangi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Sejak semula mengawali
kelahirannya, konsep bimbingan karier dengan sistem pemanfaatan media dirancang dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip bimbingan karier, tugas perkembangan, prinsip
perkembangan dan berorientasi pada pendekatan developmental.

Pendekatan bimbingan karier yang dilihat dari aspek developmental mengacu pada
adanya suatu perkembangan. Sebagai perkembangan maka menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat, kedewasaan (maturity)
yang berlangsung secara sistematik (Lefrancios,1999:197) progresif dan berkesinambungan
(Hurlock,1979:7) baik mengenai fisik maupun psikisnya. Peurbahan karena adanya
perkembangan pada fase-fase tertentu mencapai masa kematangannya dan masa ini merupakan
titik tolak kesiapan (readiness) individu.

Perencanaan karier siswa dapat dijelaskan melalui teori ini, yaitu manakala siswa telah
melalui proses belajar dan pengalaman dengan penerapan media-media bimbingan maka pada
fase tertentu mereka akan mencapai kematangannya. Pada saat inilah menurut Prayitno,(2002)
Individu siap untuk dapat merancang, mengambil keputusan atau menentukan pilihan karier.
Meskipun bukannya tanpa kesulitan, sebab dalam rangkaian proses pemenuhan felt needsnya
individuu akan dihadapkan pada sejumlah kesulitan. Berbagai alternatif harus dipilihnya,
dipertimbangkan untung ruginya, resiko yang harus dihadapi, keterbatasan dan kekurangannya,
Dengan kemampuan dan ketrampilan merencanakan yang matang,maka individu dapat
mengatasi masalah yang dihadapi dan dapat mengambil keputusan yang tepat.

Sedang perencanaan dalam kaitannya dengan proses bimbingan karier dianggap sebagai
muaranya, yaitu dimulai dengan lebih terbentuknya konsep yang menghasilkan pemahaman diri
terhadap masa depannya, informasi karier yang telah diterimanya, diolah sesuai dengan
kebutuhan dan kesesuaian tujuan yang ingin dicapai. Dengan melaui media modul bimbingan
karier, maka diharapkan tahap perencanaan karier siswa pada jenjang SMA kelas XII sudah
semakin mantap. Tidak semua keputusan dapat diambil dengan mudah, maka dari itu
perencanaan karier diperlukan untuk mengambil keputusan karier yang tepat.

Gibson dalam Prayitno (2002:125), menerangkan bahwa untuk sampai pada karier
tertentu memerlukan suatu proses, mulai dari kesadaran karier, penjajakan karier, persiapan
karier dan penempatan karier, dimana masing-masing memerlukan bimbingan yang intensif.
Daya dukung lingkungan sekolah merupakan potensi yang besar pengaruhnya terhadap
kematangan perencanaan karier siswa. Demikian juga diharapkan siswa semakin sadar bahwa
kariernya di masa depan banyak ditentukan oleh perencanaan pada saat ini.

B. PENTINGNYA PERENCANAAN KARIER BAGI SISWA SMA

Ada beberapa kepentingan khusus dalam mengembangkan bimbingan karier bagi siswa
Sekolah Menengah Atas (SMA). Walaupun baru sedikit yang diketahui tentang kapan para
remaja menyatakan pilihan-pilihan vokasionalnya. Crites ,dalam Rosidan (2002) melakukan
review terhadap beberapa studi yang berkaitan dengan perencanaan karier dapat menyimpulkan
bahwa sekitar 30 persen siswa bimbang atau masih bingung di sekolah Lanjutan Tingka Atas dan
Perguruan Tinggi. Sukardi.K (2005) menyampaikan hasil penelitiannya bahwa 50 persen lebih
dari Siswa Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) belum dapat menentukan suatu keputusan karier
hingga sampai usia 21 tahun.

Menurut Winkel (2005) sering kali siswa mengalami kebingungan, keragu- raguan, serta
kesulitan untuk mempersiapkan diri dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi dan
memasuki dunia kerja bila ia selesai atau tamat dari SMA atau sekolah yang sederajat. Hal ini
justru karena siswa kurang mempersiapkan diri untuk merencanakan masa depannya. Secara
sederhana, perencanaan karier dapat diartikan sebagai suatu proses yang diperlukan oleh siswa
SMA, sebab dengan perencanaan yang lebih dini siswa akan mengetahui apa dan bagaimana
mereka sehingga yakin kemana ingin menentukan pilihan karier ,atau apa yang mereka inginkan
di masa mendatang sehubungan dengan cita-cita kariernya.

Perencanaan karier sangat penting bagi siswa SMA dengan pertimbangan, bahwa banyak
siswa akan menyelesaikan pendidikan formalnya di Sekolah Menengah Atas dan oleh sebab itu
kesempatan untuk menganalisis perkembangan kariernya yang sistematik, dan upaya-upaya itu
perlu diambil agar semua siswa mendapatkan kesempatan pelayanan bimbingan perencanaan dan
pengambilan keputusan karier. Sehubungan pertimbangan perencanaan karier di SMA, maka
Herr.D dalam Suwandi (2010) mengemukakan tujuan-tujuan bimbingan karier di SLA yang
meliputi membentuk siswa-siswa belajar untuk:

(1).Menganalisis kompetensi pribadi meliputi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


untuk preferensi-preferensi karier diperlukan

(2).Memegang tanggung jawab dalam perencanaan karier dan konsekuensi- konsekuensi yang
akan dihadapi.

(3).Siap memenuhi syarat-syarat pendidikan pasca Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
dengan mengambil bidang jurusan atau program studi yang di inginkan di (Perguruan tinggi,
dunia Industri maupun dunia usaha).

(4).Membuat estimasi secara akurat terutama sifat-sifat pribadi dan prestasi yang dimiliki,
mengembangkan rencana-rencana khusus, mengimplementasikan tujuan-tujuan karier serta
melaksanakan rencana karier.

Kemampuan merencanaan dan pengambilan keputusan karier dapat diperoleh melalui


proses pembelajaran dan pengalaman dengan memanfaatkan media modul P-PKK yang
dibutuhkan siswa. sesuai dengan bagan sebagai berikut:

Berikut Tahap Kegiatan Layanan P-PKK : ( Bagan 2.1 )


BAGAN 2.1 TAHAP KEGIATAN LAYANAN P-PKK

Keterangan :

 PK : Perencanaan Karir
 P-PKK : Pengambilan Keputusan Karir
C. LAYANAN INFORMASI DALAM BIMBINGAN KARIER

Layanan informasi karier sangat penting kaitannya dengan dunia kerja yang sangat
komplek, dengan lapangan kerja yang semakin sempit, kemudian perkembangan tenaga kerja
lulusan SMA dan Perguruan tinggi yang melaju pesat dari tahun ke tahun, menyebabkan
persaingan untuk memperoleh pekerjaan semakin kompetitif. Apabila ditinjau dari kepentingan
individual siswa, maka sarana media informasi sangat berguna bagi peningkatan efisiensi dan
efektifitas peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Melalui informasi karier yang akurat,
sumber daya manusia yang potensial bagi pembangunan dapat tersalurkan ke lingkungan dunia
kerja baik Industri maupun dunia usaha. Masalahnya adalah bagaimana menggunakan media
informasi karier masa kini dan masa depan yang tepat, efektif dan produktif.

Informasi karier adalah bagian dari strategi bimbingan karier, dan merupakan salah satu
alat yang digunakan untuk membantu siswa untuk memahami posisinya terhadap peta dunia
kerja dan sekaligus merupakan petunjuk tentang cara untuk meraihnya. Mengenai informasi
jabatan ini, shertzer dan Stone, dalam Munandir (2002:32) berpendapat bahwa informasi
mengenai pekerjaan itu harus valid dan datanya dapat digunakan untuk mempertimbangkan
posisi dan fungsi pekerjaan, tugas ,serta

kewajiban dalam pekerjaan, termasuk persyarat, kondisi dan imbalan yang ditawarkan oleh
pekerjaan tersebut. Sedangkan Rosyidan (1999:137) mengartikan informasi jabatan itu sebagai
seperangkat fakta-fakta tentang pekerjaan yang pemakaiannya disesuaikan dengan kebutuhan
individu. Sejalan dengan pendapat ini, Hoppock dalam Winkel (2003:204) berpendapat bahwa
suatu informasi jabatan atau karier adalah bertujuan untuk dipergunakan sebagai suatu alat
membantu individu memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman dunia kerja.

1. Pengertian Informasi Karier

Informasi karier merupakan keterangan mengenai berbagai macam aspek dari suatu
pekerjaan atau segala keterangan yang perlu diketahui untuk membantu individu dalam memilih
suatu jabatan atau pekerjaan tertentu. I Saacson LE dan Duane Brawn (1999:118)
mengemukakan bahwa yang termasuk dalam informasi karier meliputi informasi pendidikan,
pekerjaan dan hubungan psikososial dalam dunia kerja. Selanjutnya dikatakan bahwa suatu
informasi karier itu terdiri atas fakta-fakta mengenai pekerjaan, untuk membantu individu
memperoleh pandangan, pengertian,

dan pemahaman tentang dunia kerja (Isaacson LE. dan Duane Brown, 1999).

2. Tipe Informasi Karier

Informasi karier hendaknya dapat disampaikan kepada siswa dengan mempertimbangkan


keterlibatan siswa yang bervariasi. Informasi karier yang beragam memberikan peluang bagi
siswa untuk melakukan aktivitas sekedar mendengarkan, membaca, ataupun melakukan
komunikasi secara langsung, baik di antara teman, dengan konselor, dan dengan orang lain
sebagai sumber. Disamping itu dapat pula dilakukan dengan melakukan kegiatan atau praktik
langsung baik di sekolah maupun ditempat kerja. (Rosyidan, 2002) mengemukakan bahwa
materi informasi karier dapat diperoleh melalui informasi primer dan skunder. Informasi
sekunder dapat melalui membaca buku, brosur, panflet dan sejenisnya, serta dapat juga
melakukan komunikasi dengan berbagal sumber, misalnya guru, wali kelas, teman, konselor
sekolah dan lainnya. Sedangkan informasi primer, adalah informasiyang diperoleh dan
ditemukan langsung dari sumbernya, dengan kata lain sumber informasi langsung dari orang
yang terlibat langsung dengan lingkungan karier, baik di lingkungan pelatihan pendidikan
maupun lingkungan dunia kerja.

Menurut kunze, yang telah mengembangkan spektrum thomson’s (dalam lee E. Isaacson,
dan Duane Brown, 1999) mengemukakan tipe informasi karier sebagaimana tercantum dalam
gambar 2.3 berikut:
Gambar 2.2 : Tipe Informasi Karier

Degree of Item
Involvement Site of Contact

Sumber: Isaacson dan Duane Brown, 1999: 612


Tipe intormasi karier pada modul P-PKK yang dikembangkan penulis menggunakan
pendekatan tiga domain, yaitu ranah afektif, kognitif dan psikomotor Yang agak menarik paket
yang dikembangkan disini berbeda dengan paket pembelajaran yang ada selama ini, karena
sebelum ranah kognitif dan Psikomotor, diawali dengan ranah afektif yaitu kegiatan motivasi
sesuai dengan gambar pada bagan : 2.3

Gambar 2.3 : Tipe Modul P-PKK

Degree of Involvement Item Aspek yang Dikembangkan

*Printed matter Afektif (Kegiatan


Motivasi)
*AV material
Passive
*Programmed material

*Computer-based systems

*Interviews Kognitif
(kegiatan
Interactive *Simulation Informasi)
*Synthetic work

*Direct Observation
Psikomotorik
*Exporatory experience (Kegiatan latihan
Direct Contact
tugas dan
*O-T-J tryout
evaluasi)
D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER

Ada dua istilah yang perlu dijelaskan oleh penulis terlebih dahulu, sebelum menjelaskan
pengertian pengambilan keputusan karier" sebagai suatu pengertian yang mendasar .Kedua
istilah yang dimaksud, adalah "keputusan" dan "karier"

Pertama yaitu keputusan ,diartikan sebagai pilihan diantara alternatif-alternatif (Hansen,


dalam Sukardi,D 2005). Fisher dalam Sukardi (2005) mengartikan keputusan adalah sebagai
alternatif yang tersedia yang telah divalidasi. Fisher juga menambahkan bahwa keputusan pada
hakekatnya adalah hasil interaksi yang harus dibuat individu dari berbagai alternatif yang
diusulkan dan dipertimbangkan.

Pengambilan keputusan diartikan sebagai proses penentuan sebuah pilihan atau arah
tindakan (Drummond, dalam Munandir,1999). Dengan kata lain pengambilan keputusan
merupakan pilihan diantara alternatif-alternatif yang telah dipertimbangkan, sedangkan Fisher
dalam Sukardi.D (2005) merumuskan pengertian pengambilan keputusan sebagai suatu proses
pemilihan diantara alternatif-alternatif yang bisa memberikan jawaban yang paling "baik" atau
"benar"

Kedua, karier diartikan sebagai keseluruhan pekerjaan yang dialami seseorang dalam
sepanjang hidupnya (Gibson & Mitchell dalam Rosyidan 2002). Dengan demikian karier juga
diartikan sebagai konsekuensi okupasi-okupasi di mana seseorang ikut serta terlibat. Sedangkan
Shertzer & Stone dalam Utomo,S ( 1999 ) berpendapat bahwa karier di dalamnya merupakan
suatu konsep yang menyatukan aktivitas-aktivitas sebelum memangku jabatan, pada waktu
memangku jabatan, dan sesudah memangku jabatan. Dengan demikian, atas dasar beberapa
batasan tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian karier merujuk kepada
keseluruhan kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan manusia di sepanjang hidupnya, yang
meliputi kegiatan atau pekerjaan sebelum memasuki jabatan, di waktu dalam masa jabatan, dan
pada masa pensiun.

Akhirnya, atas dasar penjelasan kedua istilah di atas, dirumuskan pengertian pengambilan
keputusan karier yaitu, sebagai suatu proses untuk menentukan pilihann dari berbagai alternatif
yang berkaitan dengan pekerjaan. Pengambilan keputusan karier merupakan suatu keterampilan
atau kemampuan, yang diartikan sebagai aktivitas mental dan atau fisik yang sistematis dan
terkoordinasi, yang pembentukannya melalui latihan atau pendidikan. Jadi pengertian
kemampuan lebih merujuk kepada kemampuan mental atau kognitif.

E. PERENCANAAN DIPERLUKAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER

Perencanaan karier bukanlah suatu peristiwa yang mendadak atau suatu yang hanya
dilakukan sekali saja untuk memasuki dunia kerja. Perencanaan kanier yang dilakukan di
Sekolah Menengah Atas (SMA) akan meningkatkan kesiapan serta kematangan siswa dalam
mengambil keputusan karier. Melalui Perencanaan karier yang matang ,maka pengetahuan
tentang kemampuan mengenali diri, mengenali lingkungan pendidikan dan dunia kerja , serta
nilai-nilai kehidupan akan semakin mantap. Melalui menyusun informasi diri dan informasi
karier, siswa akan lebih mudah memnpertimbangkan alternatif karier yang akan diputuskan.

Banyak hasil penelitian menunjukkan, bahwa siswa yang siap merencanakan karier sejak
dini dan matang terhadap pilihannya akan mampu membangkitkan motivasi dan gairah
belajarnya, lebih percaya diri serta akan berprestasi lebih baik. Jadi dengan perencanaan karier,
maka konsep yang sudah terbentuk dengan diimbangi penguasaan informmasi yang lengkap, dan
mantap, para siswa akan lebih realistis melihat dunia kerja yang akan dijalaninya.

Bolton dalam Prayitno (2006 :136) berpendapat bahwa kecepatan intelektual seseorang
dipengaruhi oleh pengorganisasian bahan ajaran yang dipelajani, motivasi,obyek yang dipelajari
serta tujuannya. Bila hal ini dilakukan pada siswa SMA, maka dapat mendorong untuk mulai
mempelajari dan memikirkan langkah yang tepat untuk meniti masa depan yang akan diinginkan.
Buku modul perencanaan dan pengambilan keputusan karier untuk siswa SMA sebagai media
yang bertujuan untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam merencanakan masa depan.
Dengan demikian siswa yang mendapatkan layanan bimbingan karier di SMA memungkinkan
mereka dapat melakukan pilihan-pilihan karier yang matang. Dari sisi ini bisa diasumsikan
bahwa dengan perencanaan karier yang matang, maka seorang siswa dapat mengambil keputusan
karier yang dicita-citakan dengan tepat dan realistis.
F. KARAKTERISTIK MODUL PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN KARIER UNTUK SISWA SMA SEBAGAI SUMBER BELAJAR

1. Kegiatan Motivasi sebagai Teori Belajar yang Melandasi Modul P-PKK

Modul Perencanaan dan pengambilan keputusan karier (P-PKK) merupakan salah


satu bahan isi/materi layanan informasi bimbingan karier yang lebih memperhatikan
adanya perbedaan individual siswa, dengan menyajikan bahan layanan yang terdiri dari:
kegiatan Motivasi (afektif), Informasi (kognitif), Latihan tugas dan Evaluasi
(psikomotor). Modul P-PKK ini menyajikan layanan bimbingan karier yang kegiatannya
dapat dilakukan dalam bentuk klasikal, kelompok kecil, ataupun dalam bentuk
individual. Rancangan bahan isi/materi informasi diawali dengan kegiatan motivasi
dengan tujuan Pendekatan psikologi Gestalt. Pendekatan psikologi Gestalt iní lebih
menekankan arti pentingnya proses internal mental manusia. Dalam pandangan para ahli
Psikologi gestalt, tingkah laku manusia yang tampak tak dapat diukur dan diterangkan
tanpa melibatkan proses mental, seperti motivasi, kesengajaan, kesiapan, keyakinan, dan
sebagainya (Rosyidan, 2002). Pemberian motivasi dan pengungkapan emosi sangat
penting untuk pencapaian tujuan layanan bimbingan atau pembelajaran. Usaha-usaha
tersebut dilakukan dengan maksud agar siswa dapat menyadari dirinya dan
keberadaannya, sehingga ia bertanggung jawab terhadap dirinya untuk mencapai
individui yang mandiri ( Corey,G. 1996)

Tujuan motivasi dapat dijelaskan (1) menimbulkan minat, perhatian dan


keikutsertaan (2) Mendorong kinerja atau sikap belajar keras dan (3) menumbuhkan
ketahanan bekerja sampai tugas terselesaikan. (Worwll & Stilwell, dalam Winkkel,
2005). Motivasi dapat didefinisikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan (Morgan, dalam Wingkel,2005).
Berdasarkan sumbernya, motivasi dapat dibagi dua, yaitu (a) motivasi Intrinsik,
apabila sumbernya datang dari dalam diri orang yang bersangkutan, dan (b) motivasi
ektrinsik, apabila sumbernya adalah lingkungan di luar diri orang yang bersangkutan.
Untuk proses belajar mengajar, motivasi intrinsik lebih menguntungkan karena dapat
bertahan lebih lama. Motivasi ekstrinsik dapat diberikan oleh guru atau konselor dengan
jalan mengatur kondisi dan situasi belajar menjadi kondusif dengan jalan memberikan
penguatan-penguatan, maka motivasi yang mula- mula bersifat ektrinsik lambat laun
akan berubah menjadi motivasi instrinsik (Morgan, dalam Sukardi D, 2003).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan layanan


bimbingan dapat menggunakan konsep pendekatan psikologi gestalt untuk menimbulkan
kesadaran individu, untuk melakukan sesuatu yang menjadi kebutuhan. Dengan
pendekatan psikologi Gestalt ini diupayakan adanya keterpaduan dan integrasi
berperasaan (feeling), berpikir (thingking) dan bekerja (doing) (Yontef,GM. &
Sinkin,J.S. dalam Rosyidan, 2002). Dari beberapa pendapat para ahli dimaksud, maka
dalam layanan informasi bimbingan karier dapat dilakukan dengan kegiatan motivasi
yang dapat menumbuhkan sikap afektif siswa untuk siap mencari, memperoleh dan
menemukan informasi yang diperlukan untuk merencanakan masa depannya.
2. Modul P-PKK Sebagai Teknik Layanan Informasi Bimbingan Karier Di
SMA

Layanan bimbingan karier dapat menggunakan strategi serta berbagai teknik yang sesuai
dan tepat dengan tujuan untuk membantu siswa merencanakan masa depannya terhadap dunia
kerja ,sekaligus cara-cara untuk memperoleh pekerjaan tertentu. Penentuan teknik untuk
bimbingan karier kepada siswa, merupakan masalah yang banyak dihadapi para guru Bimbingan
konseling dewasa ini. Selain kegiatan kurikuler di sekolah tidak ada alokasi waktu khusus
(terjadwal) untuk kegiatan layanan bimbingan konseling, demikian juga cara layanan bimbingan
karier pada beberapa sekolah ada yang sudah disediakan waktu khusus (terjadwal), namun
demikian tampaknya waktu yang disediakan masih kurang bila dibandingkan dengan beban
tugas layanan semestinya yang diberikan kepada siswa. Dengan demikian Modul P-PKK ini
sangat bermanfaat untuk digunakan siswa SMA,dikarnakan bisa digunakan oleh siswa secara
mandiri walaupun tanpa dilakukan proses pembelajaran secara Tatap Muka (TM) terus menerus.

Mengenai masalah belum tersediannya atau masih kurangnya waktu pemberian layanan
dimaksud, serta dapat dikatakan bahwa penyajian bahan bimbingan karier merupakan tantangan
bagi Guru Bimbingan konseling di sekolah. Bagaimana dapat melakukan motivasi kepada siswa
dan bagaimana dapat melibatkan mereka dalam kegiatan di maksud, maka materi informasi
karier yang disajikan harus tepat, baru, berguna, terpadu dan menarik siswa, sehingga membuat
mereka berminat menggeluti dan mempclajarinya. Kegiatan yang dilakukan harus cukup
mendorong mereka, sehingga merasa kegiatan tersebut sebagai kebutuhan. Untuk hal tersebut,
maka guru Bimbingan konseling dapat menggunakan cara-cara yang bervariasi dengan
menerapkan teknik pemberian informasi melalui buku Modul BK.

Adapun Tujuan Pemberian Informasi adalah untuk membekali para siswa dengan
pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan, bidang pekerjaan, dan bidang
perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih
mampu mengatur dan merencanakan kehidupan sendiri. Dengan demikian informasi yang
disajikan kepada siswa dan kemudian dapat diolah oleh siswa. Tujuan Informasi dapat dijelaskan
secara rinci antara lain:(1) membantu untuk mengenali alternatif-alternatif yang ada dan variasi
kondisi yang berlaku (information use) (2) untuk menyelidiki semua kemungkinan dalam
pilihan, tindakan dan bentuk penyesuaian diri (exploratory use) (3) untuk memantapkan
keputusan (assurance use) (4) untuk mengecek ketelitian dan kesesuaian pengetahuan yang
sudah dimiliki (evaluative use), (5) mendapatkan tilikan terhadap rencana, gagasan dan
keinginan yang kurang realitis atau kurang sesuai dengan kenyataan lingkungan hidup
(readjustive use) dan (6) untuk dihubungkan dengan data tentang diri sendiri supaya dapat
diambil keputusan yang mantap ( synthetise use) (Hoppock,dalam Munandir, 1999).

3. Teori Hollands tentang Tipe kepribadian serta jenis bidang karier sebagai

bahan informasi Modul P-PKK

Berdasarkan hasil penelitiannya, Holland mengemukakan bahwa kepribadian dan


lingkungan kerja dapat diklasifikasi ke dalam 6(enam) tipe, yaitu Realistik (R), Investigatif (1)
Atistik (A) Sosial (S) Enterprise (E) dan Konvensional (K). Hollands mengasumsikan bahwa
orang yang memiliki minat berbeda-beda dan bekerja dalam lingkungan yang berlain-lainan
yang berbeda-beda pula, dengan kata lain semua orang dapat digolongkan menurut patokan
seberapa jauh mereka mendekati salah satu di antara enam tipe kepribadian dimaksud (Holland,
1985). Menurut Holland, kekeliruan dalam memilih suatu pekerjaan, karena kekurangan
informasi baik tentang dirinya maupun informasi lapangan pekerjaan yang ada (Holland, 1985).
Bahan isi/materi informasi modul P-PKK mengadaptasi teori Holland tentang tipe kepribadian
serta ciri sifat kepribadian yang berkaitan dengan lingkungan jenis bidang karier./ Pekerjaan

Bahan informasi Paket berisi pernyataan dan kegiatan-kegiatan untuk mengenali diri
(informasi diri) tentang tipe kepribadian beserta ciri sifat kepribadian masing-masing. Secara
rinci dapat dirumuskan yaitu mengenali kemampuan akademis dan non akademis, mengenali
nilai-nilai kehidupan, mengenali pengalaman masa lalunya dan cita-cita kariernya. Setelah
mengenali tipe kepribadian beserta ciri ciri sifat masing-masing.maka selanjutnya dihimpun
(disusun).kemudian informasi dihubungkan(dikelolah). Sebelum pengambilan keputusan dan
merencanakan karier, maka didahului tahap mempertimbangkan pilihan(alternatit),dengan
memperhatikan konsekuensi kelebihan dan kekurangan yang dihadapi.

Bahan informasi karier berupa tentang jenis pendidikan, jabatan pekerjaan, yang terdiri
dari enam jenis lingkungan pekerjaan(karier). Semuanya itu telah disusun dan dirancang dalam
bentuk kegiatan motivasi, informasi, latihan tugas dan evaluasi pada setiap sub topik atau
penggalan.
BAB III

METODE PENGEMBANGAN

Pada bab ini akan disajikan metode pengembangan dengan pokok-pokok paparan sebagai
berikut: (1) model pengembangan, (2) prosedur pengembangan, dan (3) uji coba produk yang
terdiri dari (a) desain uji coba, (b) subyek uji coba, (c) jenis data (d) instrumen pengumpulan
data, dan (e) teknik analisis data.

A. MODEL PENGEMBANGAN

Model pengembangan paket PB-PKK menggunakan pengembangan sistem instruksional


dari Dick & Carey (Dick & Carey, terjemahan Munandir 1987). Pemilihan model Dick & Carey
sebagai acuan didasarkan pada beberapa pertimbangan berikut. Pertama, karena paket
Bimbingan karier yang akan suatu bentuk perangkat lunak baru yang merupakan dikembangkan
pengembangannya harus menggunakan salah satu model pengembangan yang dikemukakan oleh
para ahli; kedua, prosedur yang dilakukan dalam pengembangan paket BP-PKK memiliki
karakteristik yang relatif sama dengan model pengembangan sistem instruksional dari Dick &
Carey, yaitu (a) berorientasi pada kegiatan menghasilkan produk pengembangan, yaitu berupa
paket belajar, (b) kegiatan pengembangan dapat juga dilakukan secara individual, (c)
menekankan pengembangan atau seleksi bahan, dan (d) melalui ujicoba berulang-ulang
(Gustafson, 1981; Dick & Carey, terjemahan Munandir 1987).

Model adaptasi pengembangan yang dimaksud tidak semua tahap-tahap pengembangan


yang dikemukakan Dick & Carey ditempuh dalam proses pengembangan paket PB-PKK, dan
tidak semua tahapan prosedurnya perSis sama dengan yang dikembangkan oleh Dick & Carey.

Langkah-langkah penyusunan model pengembangan paket BP-PKK dijelaskan sebagai


berikut: Tahap 1, studi kepustakaan tentang Bimbingan perencanaan dan pengambilan keputusan
karier meliputi: Teori, konsep, ide, pendapat dan bahan informasi. Dari bahan itu kemudian (1)
di identifikasi tujuan layanan atau pembelajaran, (2) didefinisikan, dideskripsikan masing-
masing bahan berdasarkan indikator dan deskriptor dari Ancangan materi Modul P-PKK. Tahap
II, Menyusun Draf awal Modul terdiri dari (1) Tujuan layanan pembelajaran/bimbingan, (2) Alat
penilaian, (3) Strategi bimbingan/pembelajaran, (4) Mengembangkan bahan, (5) Evaluasi
formatif. draf ini disusun meliputi kegiatan konsultasi kepada dosen pembimbing untuk
memperoleh data yang diperlukan. Tahap III, Proses Pengembangan draf awal menjadi suatu
prototipe buku modul dilakukan penilaian validitas, meliputi (1) Desain atau rancangan modul
dan (2) Isi/materi modul melalui uji ahli, yaitu ahli isi/materi dan ahli rancangan
pembelajaran/bimbingan. Hasil konsultasi, wawancara, dan angket setelah dikaji serta
diananlisis, maka draf modul dapat direvisi sesuai dengan saran, masukan yang disampaikan para
ahli dan praktisi untuk ditetapkan menjadi Produk I. Tahap IV ,Proses pengembangan berikutnya
diadakan uji coba kelompok kecil pengguna buku modul kepada guru bimbingan konseling dan
siswa, untuk memperoleh data tentang (1) Kesesuaian prosedur dan tujuan layanan
pembelajaran/bimbingan, dan (2) Fisibilitas/keterlaksanaan informasi karier, meliputi aspek, (a)
Ketepatan, (b) Kebaruan, (c) Kegunaan/Kemanfaatan,(d) Kemenarikan dan keterpaduan. Melalui
teknik pengumpulan data angket, wawancara, dan konsultasi, maka produk sebelumnya direvisi
seperlunya berdasarkan masukan, saran dan data yang diperoleh, kemudian ditetapkan menjadi
produk II. Tahap V, Langkah berikutnya produk II, dilakukan uji lapangan terbatas untuk
mendapatkan penilaian dari guru pembimbing konseling dan siswa tentang: (1) Kesesuaian
prosedur dan tujuan layanan pembelajaran/bimbingan, dan (2) Fisibilitas/keterlaksanaan
infomasi karier meliputi aspek: (a) Ketepatan, (b) Kebaruan, (c) Kegunaan/Kemanfaatan, (d)
Kemenarikan dan keterpaduan . Adapun adapun uji coba produk II ini jumlah subjeknya lebih
banyak. Melalui angket dan wawancara, serta konsultasi hasil uji coba lapangan terbatas dapat
dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil akhir produk modul P-PKK, sehingga dapat
ditetapkan produk III modul P-PKK .Adapun selengkapnya dapat digambarkan dalam bagan 1.3
sebagai berikut :
BAGAN 3.1 MODEL PENGEMBANGAN MODUL P-PKK
B. PROSEDUR PENGEMBANGAN

Prosedur pengembangan adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh pengembang dalam


menyusun Modul P-PKK. Langkah-langkah tersebut meliputi: (1) merumuskan tujuan umum
layanan dan tujuan khusus, (2) mendesain, menyusun bahan isi/materi layanan bimbingan atau
pembelajaran, (3) mengembangkan bahan isi/materi layanan bimbingan atau pembelajaran dan
(4) merumuskan alat penilaian dan melakukan evaluasi formatif. Rincian langkah-langkah
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Merumuskan tujuan layanan Bimbingan (Pembelajaran)

Tujuan umum layanan bimbingan (Pembelajaran) ditentukan dengan cara menelaah


tahapan- tahapan layanan informasi karier sebagai pemberian bantuan kepada siswa, dengan
berlandaskan pada pendekatan teori pemilihan karier oleh Hollands, yang berhubungan dengan
pengembangarn produk Modul. Dengan demikian langkah awal pada tahap ini ditentukan tujuan
layanan bimbingan (Pembelajaran). Tujuan umum layanan dirumuskan sebagai berikut : Setelah
siswa mengikuti layanan informasi bimbingan/pembelajaran pada Modul P-PKK, maka siswa
diharapkan dapat: (1) Menyusun informasi diri dan informasi karier, (2) Mengelolah informasi
diri dan informasi karier, (3) Mempertimbangkan alternatif-alternati pilihan karier berdasarkan
konsekuensi yang dihadapi, (4) Mengambil keputusan karier yang tepat dan realistis, serta dapat
merencanakan dan melaksanakan keputusan. Sedangkan tujuan khusus layanan bimbingan
(pembelajaran) dirumuskan pada setiap penggalan, menggunakan kata-kata yang bersifat
operasional dengan dijelaskan secara rinci pada bab pendahuluan Produk Modul P-PKK.

2. Mendesain, Menyusun Bahan Isi/Materi Layanan Bimbingan (Pembelajaran)

Rancangan bimbingan pada Modul P-PKK dirumuskan secara lengkap mulai dari

(1).Petunjuk Umum, tujuan Umum layanan, tujuan khusus, dan penjelasan isi paket,

(2).Merumuskan Topik dan Sub topik masing-masing penggalan, merumuskan alokasi waktu
layanan bimbingan (pembelajaran), menetapkan tahap-tahap kegiatan bimbingan (pembelajaran),
dan melengkapi dengan Illustrasi gambar yang diperlukan pada modul P-PKK. Tahap kegiatan
bimbingan (pembelajaran) dirumuskan dengan tiga aspek (a) Afektif (motivation), (b) Kognitif
(Information and Orientation), (c) Psikomotorik (Exercise and Evaluation),ketiga aspek ini
dilaksanakan, sesuai dengan rumusan yang ditetapkan. Rancangan Modul P-PKK menggunakan
konsep psikologi Gestalt, belajar merupakan keterpaduan dan integrasi antara perasaan (feeling),
pikiran (tinking) dan bekerja (doing) (Corey, G. dalam Munandir,2003). Ketiga konsep ini
dijelaskan yaitu: (1) afektif ( motivasi) ,dengan diawali kegiatan motivasi untuk menumbuhkan
minat, perhatian dan kesiapan yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan, (2)
kognitif (informasi), setelah siswa tumbuh motivasinya maka pengetahuan atau informasi dapat
lebih gampang diterima, (3) Psikomotor (latihan tugas dan evaluasi,) setelah siswa menerima
informasi dan pengetahuan yang disampaikan, kemudian siswa diberi tugas dan latihan yang
harus dikerjakan sebagai alat ukur tingkat keberhasilan layanan bimbingan (pembelajaran).

3. Mengembangkan Bahan Isi/Materi Layanan Bimbingan (Pembelajaran)

Mengembangkan bahan bimbingan (pembelajaran) adalah menyusun dan menuliskan


secara lengkap semua bahan-bahan dan materi yang diperoleh pada tahap sebelumnya ke dalam
prototipe modul P-PKK yang utuh dan sempurna, sesuai dengan kreteria yang dikembangkan.
Bahan bimbingan dikembangkan dengan konsep teori Hollands tentang tipe kepribadian serta
jenis bidang dan lingkungan karier. Materi modul disesuaikan tingkat perkembangan dan
kebutuhan bimbingan karier bagi siswa di SMA. Adapun topik layanan bimbingan terdiri empat
sub topik, dan masing-masing dipisah dalam penggalan, agar memudahkan siswa untuk
mempelajari dan memahami bahan informasi yang disajikan. Kegiatan bimbingan terdiri 4
(empat) tahap, tahap (1) kegiatan motivasi, (2) kegiatan informasi, (3) kegiatan mengerjakan
latihan tugas dan (4) kegiatan evaluasi. Bahan informasi karier yang dikembangkan
mengadaptasi dari tipe informasi karier yang dikemukakan oleh Spektum Thomson, seperti yang
dijelaskan pada Gambar bagan : 1.2 , Bab II kajian pustaka. Bahan informasi selanjutnya
dikembangkan sesuai dengan rancangan modul P-PKK yang diawali dengan kegiatan motivasi
(afektif), kegiatan informasi (kognitif) serta latihan dan evaluasi (psikomotorik). Tipe informasi
karier modul P-PKK tidak hanya bersifat programed material passive tetapi dikembangkan
menjadi tipe informasi interactive yakni siswa bisa menemukan dan mencari informasi melalui
interview serta menganalisis jabatan pekerjaan/karier (Synthetic Carrier Vocational ), demikian
pula daqpat dilakukan dengan direct contact seperti mengadakan observasi langsung pada
sumber informasi primer.

4. Merumuskan alat penilaian dan melakukan evaluasi formatif


Ada tiga macam format penilaian yang dibuat untuk mengevaluasi kelayakan modul P-
PKK sesuai dengan spesifikasi yang dikembangkan. Ketiga format evaluasi yang dimaksud
adalah: (1) Format Penilaian modul oleh uji ahli (2) Format Penilaian oleh Guru Bimbingan
konseling, dan (3) Format Penilaian modul oleh Siswa, Penilaian modul P-PKK oleh uji ahli
dimaksudkan untuk mengungkap tanggapan atau komentar ahli isi/materi dan ahli rancangan
modul tentang produk yang dikembangkan. Penilaian oleh guru Bimbingan konseling diperlukan
untuk mengevaluasi modul sesuai dengan prosedur tujuan umum, tujuan khusus, dan kreteria
informasi karier pada buku modul P-PKK yang dikembangan. Sedangkan penilaian oleh siswa
diperlukan hanya untuk mengungkap tanggapan siswa sesuai dengan kreteria layanan informasi
karier yang dibutuhkan siswa pada modul P-PKK yang dikembangkan.

C. UJICOBA PRODUK

1. Desain Uji coba

Sebagaimana terlihat pada Bagan 1.3, bahwa setelah draf modul selesai disusun, langkah
berikutnya adalah melaksanakan penilaian atau evaluasi. Penilaian dilakukan melalui uji ahli,
ujicoba kelompok kecil, dan ujicoba lapangan terbatas. Tujuan penilaian adalah untuk
menghimpun masukan dan mendapatkan bukti-bukti baik secara teoritik maupun empirik guna
menetapkan kelayakan modul P-PKK Tahapan penilaian mengacu kepada pendapat Dick &
Carey (Dick & Carey, terjemahan Munandir, 1999) dengan tahapan-tahapan seperti terlihat pada
Bagan 3.2
BAGAN 3.2 TAHAP UJI COBA PENGEMBANGAN MODUL

( DESAIN PENILAIAN MODUL P-PKK )


a. Uji Ahli

Penilaian kelayakan Modul P-PKK diawali dengan peilaian oleh ahli, melalui uji ahli, bertindak
sebagai penilaian uji ahli adalah para ahli yang terkait dengan topik yang sedang dikembangkan
yaitu ahli rancangan dan isi/materi modul bimbingan karier P-PKK .Prosedur untuk menetapkan
persyaratan keahlian penguji digunakan kreteria sebagai berikut :

(1) Ahli rancangan modul Bimbingan/Pembelajaran ,yaitu :

1.1 Mempunyai pengetahuan dan keahlian tentang rancangan pengembangan modul


bimbingan atau modul pembelajaran.

1.2 Dosen Perguruan tinggi yang berlatar belakang pendidikan minimal S2 atau S3
(Doktor) yang memiliki keahlian rancangan pengembangan

bahan materi pembelajaran dan atau bimbingan

1.3 Memiliki keahlian dalam melaksanakan penclitian pengembangan buku modul.

1.4 Bersedia untuk menjadi penguji / Penilai modul yang akan dikembangkan

(2) Ahli Isi/Materi modul, yaitu :

2.1 Mempunyai pengetahuan dan keahlian tentang isi/materi layanan bimbingan karier

2.2 Dosen di Perguruan Tinggi yang berlatar belakang pendidikan minimal S2 atau S.3
(Doktor) ,serta memiliki keahlian tentang isi/ materi layanan bimbingan karier

2.3. Memiliki keahlian dalam melaksanakan penelitian pengembangan buku modul


Bimbingan konseling.

2.4. Bersedia untuk menjadi penguji atau penilai modul yang akan dikembangkan.

Tujuan penilaian ini untuk memperoleh tanggapan awal kedua ahli tersebut dalam rangka
untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan yang ada pada buku modul P-PKK yang
dikembangkan. Hal yang dinilai, meliputi kesesuaian bahan isi/materi, struktur modul, desain,
penggunaan bahasa, dan produk secara keseluruhan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan penilaian uji ahli ini adalah
untuk mengetahui tingkat validitas produk modul P-PKK. Hal ini dilakukan dengan cara
konsultasi untuk memperoleh sumber data melalui wawancara dan memberikan angket format
penilaian. Selanjutnya ahli isi/materi dan rancangan modul diminta memberikan penilaian
kelayakan modul P-PKK sesuai dengan kreteria pengembangan yang meliputi (1) aspek prosedur
tujuan umum dan tujuan khusus pelayanan bimbingan, (2) bahan informasi modul sesuai dengan
kreteria informasi karier yaitu: ketepatan, kebaruan, kegunaan (kemanfaatan), kemenarikan dan
keterpaduan informasi pada buku modul P-PKK. Penilaian dilakukan melalui dua kegiatan (1)
pengisian format angket, dengan menjawab butir-butir pertanyan yang sudah disediakan dengan
memilih alternatif jawaban yang ada (angket tertutup), (2) pemberian saran dan tanggapan oleh
ahli masing-masing yang bersifat terbuka pada format lI, dan dilakukan wawancara untuk
memperjelas tanggapan dan saran yang disampaikan.

Data yang diperoleh dari dua ahli tersebut, dianalisis secara kualitatif dan digunakan
untuk merevisi rancangan (desain) dan isi/materi modul. Hasil revisi dijadikan dasar untuk
menetapkan validitas prototipe produk 1 modul P-PKK sebelum dilakukan uji coba kelompok
kecil. Hasil penelitian uji ahli di paparkan pada penyajian dan analisis data pada bab IV.

b. Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba kelompok kecil merupakan penilaian tahap kedua modul P-PKK. Modul yang
diujicobakan dari tahap ini adalah yang telah direvisi berdasarkan masukan pada penilaian uji
Ahli. Uji coba kelompok kecil dilaksanakan kepada beberapa orang guru Bimbingan konseling
dan siswa. Penilaian pada tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh balikan dari para guru
Bimbingan konseling dan siswa yang akan menggunakan hasil pengembangan produk modul P-
PKK, khususnya para siswa SMA yang akan menjadi pengguna sasaran.

(1), Penilaian Guru Bimbingan Konseling

Guru Bimbingan konseling yang bertindak sebagai penilai pada uji coba kelompok kecil
sebanyak 5 (lima) orang yang berasal dari beberapa SMA Negeri-Swasta di Kabupaten Gresik
dan telah melaksanakan program kegiatan bimbingan karier di Sekolahnya, memiliki
pengalaman sekurang- kurangnya selama 5 tahun mereka bertugas sebagai guru BK di SMA.
Untuk menentukan responden peneliti menggunakan teknik purposive sampling (sampel
bertujuan). Tujuan pemilihan mereka adalah mudah dihubungi, bersedia untuk menjadi penilai,
dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu : (1) Guru BK tersebut dianggap
oleh peneliti dapat mewakili guru Bimbingan konseling di Kabupaten Gresik untuk menjadi
responden yang menilai modul P-PKK..(2) Guru BK tersebut mempunyai latar belakang
Pendidikan Sarjana Bimbingan Konseling serta dari SMA Negeri/ Swasta yang kualifikasinya
beragam.(3) Para guru BK diminta untuk memberikan penilaian kelayakan modul P-PKK sesuai
dengan kreteria pengembangan yang meliputi, (a) Aspek prosedur tujuan umum dan khusus
layanan bimbingan Pembelajaran, (b) Bahan informasi modul sesuai dengan kriteria informasi
karier, yaitu: ketepatan, kebaruan, kegunaan (kemanfaatan), kemenarikan dan keterpaduan
informasi modul P-PKK. Penilaian dilakukan melalui pengisian format angket dan wawancara
yang disampaikan kepada guru Bimbingan konseling. Penilaian dilakukan melalui dua kegiatan
(1) Mengisi format angket dengan menjawab butir-butir pertanyaan yang sudah disediakan
dengan memilih altematif jawaban yang ada (angket tertutup), (2) pemberian saran atau
tanggapan yang bersifat terbuka pada format l ,dan dilakukan wawancara untuk memperjelas
saran-saran yang dimaksud. Dari hasil penilaian ini diperoleh data kualitatif dan kuantitatif
berupa saran dan tanggapan serta bukti statistik deskriptif prosentase yang digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam melakukan revisi atau perbaikan modul P-PKK

(2). Penilaian Siswa

Ada sepuluh siswa yang menjadi penilai modul P-PKK pada uji coba kelompok kecil.
Kelompok siswa tersebut berasal dari kelas XII SMA Negeri/swasta yang dipilih sebagai subyek
sumber data, masing-masıng 4 Siswa program MIPA, 5 siswa program IPS dan 1 siswa program
IBB. Untuk menentukan responden ,peneliti menggunakan teknik purposive samplıng (sampel
bertujuan). Tujuan pemilihan responden adalah mudah dihubungi, bersedia untuk menjadi
penilai, terdiri dari tiga kualifikasi, yaitu: Prestasi tinggi, sedang dan kurang.Untuk memilih
siswa-siswi tersebut, peneliti dibantu oleh guru BK setempat.

Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam uji coba kelompok kecil ada dua macam..
Pertama, siswa diminta mempelajari dan mengerjakan modul P-PKK sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan, apabila mengalami kesulitan memahami akan dipandu oleh guru BK setempat.
Kedua siswa diminta memberikan penilaian dengan menggunakan format angket Penilaian
sesuai dengan tujuan spesifikasi pengembangan modul P-PKK, yaitu : (a) ketepatan informasi
bagi siswa, (b) kebaruan informasi bagi siswa, (c) kegunaan (kemanfaatan) informasi bagi siswa
(d) kemenarikan informasi bagi siswa dan (e) keterpaduan informasi bagi siswa. Penilaian
dilakukan melalui dua kegiatan , Pertama mengisi format angket dengan menjawab butir-butir
pertanyaan yang sudah disediakan dengan memilih alternatif jawaban yang ada (angket
I /tertutup), Kedua mengisi saran dan tanggapan pada format II untuk menyampaikan pernyataan
atau jawaban yang tidak ada pada angket I. Dari hasil pengumpulan data ini diperoleh data
kualitatif dan kuantitatif berupa saran atau tanggapan serta bukti statistik yang dianalisis secara
diskriptif prosentase.

Uji coba ini dimaksudkan untuk memperoleh balikan dari siswa yang selanjutnya untuk
digunakan bahan revisi seperlunya produk I menjadi poduk II modul P-PKK.

c. Uji Coba lapangan terbatas

Uji lapangan terbatas merupakan uji coba tahap ketiga atau penilaian tahap akhir dalam
proses pengembangan produk modul P-PKK. Uji lapangan terbatas merupakan penilaian yang
dilakukan terhadap produk II modul P-PKK. Uji lapangan terbatas diperlukan sumber data dari
responden yang lebih banyak, sehingga penilaian yang dilakukan lebih signifikan. Uji coba
lapangan terbatas dilaksanakan kepada beberapa guru BK dan siswa. Penilaian pada tahap ini
dimaksudkan untuk memperoleh balikan dari para guru BK dan Siswa yang akan menggunakan
hasil pengembangan modul P-PKK

(1) Penilaian Guru Bimbingan konseling

Guru Bimbingan konseling yang bertindak sebagai penilai sebanyak 10 (sepuluh) orang
yang berasal dari beberapa SMA Negeri/swasta di Gresik, dan telah melaksanakan program
kegiatan layanan bimbingan karier sekurang-kurangnya 5 tahun. Untuk menentukan responden,
pengembang tetap menggunakan teknik purposive sampling (sampel bertujuan). Tujuan
pemilihan responden adalah mudah dihubungi, bersedia untuk menjadi penilai, dan memenuhi
persyaratan lain yang ditetapkan oleh peneliti yaitu : (1) guru BK tersebut dianggap oleh peneliti
dapat mewakili guru BK di kabupaten Gresik untuk menjadi subyek uji coba lapangan terbatas
yang menilai modukl P-PKK, (2) Guru BK tersebut bukan berasal dari 5 orang guru BK yang
sudah dipilih sebagai subyek uji coba kelompok kecil, (3) Guru BK tersebut mempunyai latar
belakang pendidikan Sarjana Bimbingan konseling, serta dari SMA Negeri/swasta yang
kwalifikasinya beragam.

Para guru BK tersebut diminta untuk memberikan penilaian fisibilitas (kelayakan) modul
P-PKK sesuai dengan kreteria pengembangan, yaitu : (a) Prosedur tujuan layanan atau
pembelajaran, (b) kelayakan isi/materi modul P-PKK sesuai dengan kriteria spesifikasi
pengembangan yang meliputi 5 aspek yaitu : ketepatan, kebaruan, kegunaan (kemanfaatan),
kemenarikan, dan keterpaduan informasi pada buku modul. Penilaian di lakukan melalui format
angket dan wawancara yang disampaikan pada guru BK. Penilaian dilakukan melalui dua
kegiatan (1) mengisi format angket dengan menjawab butir-butir pertanyaan yang sudah
disediakan dengan memilih alternatif jawaban yang ada (angket I/ tertutup), (2) pemberian saran
dan tanggapan yang bersifat terbuka pada format Il dan dilakukan wawancara untuk memperjelas
tanggapan dan saran- saran yang dimaksud. Dari hasil penilaian ini diperoleh data kualitatif dan
kuantitatif berupa saran dan tanggapan serta bukti statistik deskriptif prosentase yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki serta menetapkan produk II Modul P-PKK.

(2) Penilaian Siswa

Ada 50 (lima puluh) siswa yang menjadi penilai Modul P-PKK pada uji lapangan
terbatas. kelima puluh siswa tersebut berasal dari kelas XII SMA Negeri/Swasta yang dipilih
sebagai sumber data, masing-masing 20 Siswa program MIPA, 25 siswa program IPS dan 5
siswa program IBB. Untuk menentukan responden yang akan menilai ,peneliti menggunakan
teknik purposive sampling (sampel bertujuan). Tujuan pemilihan respondn ini adalah sesuai
kebutuhan dan maksud tujuan penelitian, berdasarkan dengan kreteria pengembangan. Untuk
menentukan siswa-siswa tersebut peneliti dibantu oleh guru BK setempat. Hal yang
dipersyaratkan, sama seperti pada tahap uji coba sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan oleh
siswa dalam uji coba lapangan terbatas ada dua macam. Pertama, siswa diminta mempelajari
semua isi/materi informasi dan mengerjakan Modul P-PKK sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan, apabila mengalami kesulitan memahami akan dipandu oleh guru BK setempat.
Kedua, siswa diminta memberikan penilaian dengan menggunakan format angket sesuai dengan
tujuan perolehan data yang diperlukan yang meliputi 5 aspek yaitu: 2.1. Ketepan informasi bagi
siswa 2.2. kebaruan informasi bagi siswa 2.3. kegunaan (kemanfaatan) informasi bagi siswa, 2.4.
kemenarikan informasi bagi siswa, dan 2.5. keterpaduan informasi bagi siswa. Penilaian
dilakukan melalui dua kegiatan (a) mengisi format angket, dengan menjawab butir-butir
pertanyaan yang sudah disediakan dengan memilih alternative jawaban yang ada (angket I/
tertutup), (b) mengisi saran dan tanggapan pada format II untuk menyampaikan pernyataan dan
jawaban yang tidak ada pada format I. Dari hasil pengumpulan data ini diperoleh data kualitatif
dan kuantitatif berupa saran atau tanggapan serta bukti statistik diskriptif prosentase.

Uji coba ini dimaksudkan untuk memperoleh balikan dari siswa yang selanjutnya untuk
digunakan bahan revisi seperlunya dan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan (fisibilitas)
pada Modul P-PKK, agar benar-benar secara teoritik dan impirik dapat ditetapkan sebagai
produk IlI Modul P-PKK yang nantinya digunakan sebagai media layanan bimbingan karier
untuk siswa di SMA.

2. Subyek Uji Coba

Yang dimaksud dengan subyek ujicoba dalam penelitian ini, yaitu semua subyek yang
diminta oleh peneliti untuk memberikan penilaian dan informasi tentang hal-hal yang berkenaan
dengan pengembangan Modul P-PKK, dengan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditetapkan.
Subyek uji coba bersedia untuk melaksanakan penilaian pada setiap uji coba. Subyek ujicoba
terdiri dari: (a) 2 (dua) orang ahli, untuk uji coba ahli; yaitu 1 (satu) ahli isi/materi modul, dan
1(satu) ahli rancangan modul bimbingan (pembelajaran) ,masing-masing dari Universitas Negeri
Surabaya (Unesa) , (b) 5 (lima) orang Guru BK dan 10 (sepuluh) orang siswa, yakni ,untuk uji
coba kelompok kecil, (c) 10 (Sepuluh) orang guru BK dan 50 (lima puluh) orang siswa untuk
ujicoba lapangan terbatas. Subyek ujicoba kelompok kecil dan lapangan terbatas meliputi Guru
BK dan siswa SMA Negeri/Swasta di Kabupaten Gresik. Subyek ujicoba kelompok kecil dan
lapangan terbatas dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling (sampel
bertujuan) dengan memperhatikan kreteria tujuan pengembangan yang ditetapkan. Rincian
Sampel Subyek Uji Coba Pengembangan Modul P-PKK dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Rincian Subyek Uji Coba Modul P-PKK

Jumlah subyek
Guru
No. Kegiatan Uji Coba Dosen Siswa Keterangan
Bimbingan
Ahli Kelas XII
Konseling
1. Uji Ahli 2 - - Dosen ahli rancangan Modul dan
ahli isi/materi Bimbingan karier
dari Universitas Negeri Surabaya
2. Uji Kelompok kecil - 5 10 Guru Bimbingan Konseling :
4 (MIPA) Masing-masing dari SMAN 1
5 (IPS) Gresik, SMAN 1 Kebomas, SMAN
1 (IBB) 1 Sidayu, SMAN 1 Dukun, dan
SMA Kanjeng Sepuh Sidayu

Siswa :
2 (PT) 2 Siswa SMAN 1 Gresik
6 (PS) 2 Siswa SMAN 1 Kebomas
2 (PR) 2 Siswa SMAN 1 Sidayu
2 Siswa SMAN 1 Dukun
1 Siswa SMA Kanjeng Sepuh
1 Siswa SMAM 4 Sidayu
3. Uji Lapangan Terbatas - 10 50 Guru Bimbingan Konseling :
20(MIPA) 2 Guru BK SMAN 1 Gresik
25(IPS) 2 Guru BK SMAN 1 Kebomas
5 (IBB) 2 Guru BK SMAN 1 Sidayu
2 Guru BK SMAN 1 Dukun
1 Guru BK SMA Kanjeng Sepuh
10 (PT) 1 Guru BK SMAM 4 Sidayu
30 (PS)
10 (PR) Siswa :
10 Siswa SMAN 1 Gresik
10 Siswa SMAN 1 Kebomas
10 Siswa SMAN 1 Sidayu
10 Siswa SMAN 1 Dukun
5 Siswa SMA Kanjeng Sepuh
5 Siswa SMAM 4 Sidayu

3. Jenis data

Sasaran data akhir yang digunakan untuk menarik kesimpulan tentang kelayakan Modul
P-PKK yang dikembangkan meliputi kreteria pengembangan yaitu,(a) data ketepatan informasi
modul P-PKK bagi siswa (b) data kegunaan/kemanfaatan informasi modul P-PKK bagi siswa (c)
data kebaruan infornmasi modul P-PKK bagi siswa (d) data kemenarikan informasi pada modul
P-PKK bagi siswa dan (e) data keterpaduan informasi modul P-PKK bagi siswa. Semua data ini
diperoleh dan diungkap melalui subyek uji coba yang sudah ditentukan dengan menggunakan
sampel bertujuan atau purposive sampling. (Suharsimi. A, 2008)

4. Instrumen Pengumpulan Data

Format penilaian modul P-PKK ada 3 (tiga) macam, yaitu format penilaian uji ahli ,
format penilaian untuk guru Bimbingan Konseling dan format penilaian modul P-PKK untuk
siswa. Format penilaian untuk uji coba ini diadaptasi dari format penilaian produk yang
dikembangkan oleh Phopan dalam Munandir, (2005) dan cara penilaian modul belajar yang
dikemukakan oleh Raka Joni dalam Gegeng.N, (2008). Format yang dikembangkan sebagai
instrumen pengumpul data dalam pengembangan modul P-PKK ini meliputi, untuk mengungkap
penilaian dan tanggapan ahli, guru Bimbingan Konseling serta siswa sesuai dengan data yang
diperlukan. Data yang dimaksud meliputi aspek: (1) Prosedur tujuan layanan bimbingan atau
pembelajaran (2) kreteria isi/materi informasi modul sesuai dengan spesifikasi pengembangan.
Bentuk format penilaian ini ada 2 (dua) macam yaitu format I ,dengan cara memilih/menyilang
(X) huruf yang dianggap tepat atau sesuai untuk menjawab pertanyaan yang jawabannya sudah
disediakan, (jawaban yang bersifat tertutup). Untuk jawaban (a) diberi nilai 1, jabawan (b) diberi
nilai 2, jawaban (c) diberi nilai 3, dan jawaban (d) diberi nilai 4. Arti angka tersebut adalah 1=
kurang sekali, 2 = kurang, 3 baik, 4 baik sekali. Format II merupakan pernyataan terbuka yang
bisa dijawab secara bebas. Format penilaian ahli masing-masing berisi 25 dan 15 butir, format
penilaian guru Bimbingan konseling berisi 33 butir ,dan format penilaian siswa berisi 15 butir
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 1 s.d 5

Format penilaian akhir uji coba siswa hanya dimaksudkan untuk mengungkap penilaian
dan tanggapan yang berkaitan dengan spesifikasi dan kriteria pengembangan modul P-PKK
meliputi (1) Ketepatan Informasi (2) Kebaruan infomasi (3) Kegunaan/kemanfaatan informasi.
(4) Kemenarikan informasi dan (5) Keterpaduan informasi bagi siswa. Cara mengisi format
penilaian ada dua macam yaitu format I dengan cara meminta subyek data dengan menyilang (X)
jawaban pertanyaan yang telah tersedia dan dianggap tepat atau sesuai, (jawabannya bersifat
tertutup). Untuk jawaban (a) diberi nilai 1, jawaban (b) diberi nilai 2 jawaban (c) diberi nilai 3,
dan jawaban (d) diberi nilai 4. Arti angka tersebut adalah 1=kurang sekali, 2-kurang, 3-baik, 4-
baik sekali. Format Il merupakan pernyataan terbuka yang bisa dijawab secara bebas. Secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran 1 s.d 5

5. Teknik Analisis data

Data yang di kumpulkan baik yang kuantitatif maupun kualitatif akan dianalisis. Data
kuantitatif menggunakan analisis prosentase, sedangkan data kualitatif menggunakan analisis
kualitatif. Teknik analisis data antara lain:

a. Teknik analisis persentase, yaitu menghitung besar kecilnya angka persen dari setiap atau
keseluruan aspek yang diukur. Data yang dianalisis dengan teknik persentase adalah data yang
diperoleh dengan menggunakan angket format I. Penilaian angket yaitu hanya pada kelompok
pengguna untuk guru Bimbingan konseling dan Siswa dengan berpedoman pada kreteria yang
sudah ditetapkan.

Kategori penilaian Modul P-PKK tersebut ditentukan berdasarkan kreteria pedoman


penilaian Suharismi.A,(2008). Pada buku pedoman tersebut dikemukakan antara lain Persentase
untuk data angket baik untuk guru Bimbingan konseling maupun siswa, berpatokan pada standar
jawaban baik atau baik sekali. Bila lebih dari 50% menunjukkan angka baik, sedangkan kurang
dari 50% menunjukkan semua aspek yang diukur dianggap masih kurang.

b. Teknik analisis kualitatif, yaitu suatu cara yang digunakan untuk menganalisis data atau
informasi yang dikumpulkan melalui angket format penilaian II, dari semua subyek data. Dengan
menganalisis data ini diharapkan dapat dibuat keputusan dan atau pertimbangan untuk perbaikan
serta revisi Modul P-PKK. Sumber data bisa berasal dari ahli, Guru Bimbingan Konseling dan
siswa sebagai subyek uji coba Pengembangan modul P-PKK.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R.H. 1983, Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran


Terjemahkan oleh Yusuf Hadimiarso. Jakarta: Rajawali Pers.
Arikunto. S., 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Brown, & D. Brooks, I, & (1987). Career and Development. San Frasisco Jossey-
Bass Publishers.
Brown, D. 1987. Career Choice and Development. London Jossey Bass Inc.
Publishers.
Bolton, N, 1977. Concept Formation. London, England Oxford Pengamon Press.
Bichler, R. 1971. Psychology Applied to Education. Boston Hougton Mifflin
Company.
Crites, J.O.,1969. Vocational Psychologi, The Study of Vocational Behavioa and
Development. New York : Mc Craw Hill Book Company.
Corey, G.1996. Theory and Practice o Counselung and Psychotherapy. Pasific
Grove, California: Brooks/ Cole Publishing Company
Departemen Dikbud. 1998. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMU, Seri
Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Buku III. Jakarta:
Proyek Peningkatan Mutu SMU (Kurikulum SMU 1994).
Depdikbud 1984. Bimbingan Karier SMA: Petunjuk Guru. Jakarta. Pusat
Pengembangan kurikulum dan sarana Pendidikan-BP. 3K
Depdikbud 1993 Pedoman Bimbingan Aarier SiSwa. Jakarta: Proyek Pembinaan
karier guru dan pengendalian mutu Pendidikan. Direktorat Pendidikan Guru
dan Tenaga Pendidikan, Dikti (tidak diterbitkan)
Dick WA. && Carey L (1987) The Systematic design of Instruction. Dalam
Munandir (Penerjemah). Rancangan Sistem Pengajaran Jakarta: Proyek
pengembangan lembaga pendidikan tenaga kependidikan, Ditjen Dikti (tidak
diterbitkan).
Drier, HN. 1980 Career Iformation Jor Youth In Transitian the Need, Svstems and Models.
Columbia: Ohio State University.
Drummon, H 1991. Bfective Decision Making. Terjemahan J. Hermaya
Pengambilan Keputusan Yang Efektif. (1993). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Fisher B.A. & Bam (1980) Small Group Decision Making. Ney York Mc Graw -
Hill Book Company.
Glanze E.C. 1996. Foundation and Principle of Guidance Boston, Massechusetts:
Allyn and Bacon.
Gagne R. M. & Briggs L. J. 1974. Principles of Intructional design. New York
Holt. Rinehart and Winston.
Gibson, R.L. & Mitchell, M. H, 1981 Introduction to Guidance, New York
Macmillan Publishing Co. Inc.
Gustafon, K. L. 1981. Survey of Instructional Development Models. Athens, Georgia
:Clearing Nause on Information Resources.
Hansen, J.C. (Ed). 1971. Guidence Service in the Elememiery School. Washinton:
Amerika Personel and Guidance Assocition.
Hattari P.M. 1983 Suatu Strategi dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta
(Makalah). Konvensi Nasional V IPBI. 24 -26 Pebruari. 1983
Hurlock, E.B, 1957 Child Development. Aukland: Me Graw Hill & Koga Klausa
Publisher.
Herr, E.L, 1976. Summary of the International Consultation on Caveen Guidance in
Higher Educational. International Jounmnah Jor the Adnancement of
Conunseling, 5(3) 223 -231.
Hopoppock, R, 1967 Group Guidance Principle Technigues and Evaluations. New
York Mc Graw- Hill Book Co. Inc.
Hansen, J.C. (ed). 1971 Guidance Scuvice in the Elementary School. Washinton:
American Personnel and Guidance Association.
Holland, JL1977 Understanding Yourself an Your Career. Dalam Duane Brown.
Dan Brooks L. 1987. Career Choice and development. San Francisco. London
JOssey Bass Inc. PublishheTS.
Holland, J.L 1985 Making Vocational Choices: A Theory of Vocational Holland, J.L
Personalities and Work Environment. Englewood Cliffe: Prentice - Hall.
Isaacson. L. & Brown D, 1993. Career Information, Career Conseling, &
Development. Boston, London, Toronto Allyn and Bacon.
Joni TR, Wardani I. G. A. K. & Mudjiono. 1985. Pengembangan Paket Belajar
Jakarta Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
Dirjen Dikti Depdikbud. (Tidak diterbitkan)
Kusbandiani. 1990. Hubungan Konsep Dini, Informnasi Karier dan Prestasi Belajar
dengan Perencanaan Karier. Tesis tidak diterbitkan. Malang Program Pasca
Sarjana IKIP Malang.
Lefrancois, G. R., 1975. Psychologi for Teaching Belmont, California: Wadsword
Publishing Co.
Munandir 1991. Mengembangkan sendiri bahan Informasi Karier. Majalah Bina
Bimbingan: 7(5): 6-15.
Martin BL dan Briggs L.J. 1986 The afecivetive and Cognitive domains: Intregation
Instruetion and research. Engel wood Chiffs. N. T: Education Technologi
Publication.
Milton. DJ 1985. Life long Career Plaining. Colombus London Sydney. Merrill
Publishing Company A Bell & Howel Company
Morgan, C.T et al. 1986. Introduction Achievement. Sydney: John Wiley & Sons.
Pietrofesa, J.J, Hoffman, A, Splete, H.H, & Pinto. DV. 1980. Couseling: Theory
research, and practice. Chicago: Rand Menally (College Publication Company
Page PT Tho Page PT Thomas JB& Marshall A.R. 1978. International Dictioanary of
Education. New York: Nichols Publishing Company.
Phopam, MJ. (ed), 1974. Evaluation and Education. Berkeley: Mc Cutchan
Publishing Corporation.
Rosjidan, 1983. Bimbingan Jabatan: Klasifikasi Jabatan. (Modul 3). Malang. Unit
Bmbingan Konseling Maha Siswa IKIP.
Rosjidan, 1983, Bimbingan Jabatan: Informasi Jabatan. (modul 1). Malang. Unit
Bimbingan Konseling Maha Siswa IKIP
Rosjidan, 2000. Bimbimbingan dalam Masyarakat Indonesia yang beruban.
Malang Makalah Diskusi Panel di FIP UM, tanggal 5 Juni 2000.
Santamaria J.O, 1991 Career Planning Work Book (A Guide for Career Changers
and for people in Career Transitions) Metro Manila, Phelippines. Recon
Printing Press.
Semiawan C.R. 1987. Bimbingan karier dalam kurikulum. Bandung Makalah
Konversional VI IPB (tidak diterbitkan).
Sukardi, D.K. 1987. Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Surya. M, 2000. Tren Konseling dalam era Reformasi Pendidikan. Malang.
Makalah diskusi Panel di FIP UM tanggal 5 Juni 2000.
Super, D.E. 1987. Career and life development. Dalam D. Brown, L. Brooks, and
Association (Ed.). Career Choice and development. San Francisco: Jossey-
Bass Publishers.
Shertzer, B., & Stone, S.C. 1976. Motivation and Work Behavior. New York Mc
Graw Hill Inc.
Shertzer, B & Stone, S.C. 1981. Fundamentals of Guidance. Boston: Houghton,
Mifflin Company
Sukardi A. 1984. Perencanaan Sistem Instruksionul. Jakarta. Fakultas Pasca Sarjana
IKIP Jakarta.
Tiedman, David V, & D. Hara, Robert, 1963. Career Development Career Choice
and Adjusment College Entrance Examination Board. New York.
Universitas Negeri Malang, 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis
Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Edisi Keempat Penerbit UM
Malang
Winkel WS. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.: PT
Grasindo Jakarta.
Winkel, W.S. 1991 Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta
Gramedia
Witherington, H. C., 1952 Educational Psychologi. Boston Geinn and Co.
Warell, J. & Stilwell, W.E, 1981. Psykology for Teacher and Strudent. New York:
Mc Graw-Hill Book Co
Waaimin, 1995. Pengembangan Paket Bimbingan Untuk Pengambilan Keputusan
Karier Bedasarkan Teknik Klarifikasi Nilai Bagi Siswa SMU. Tesis tidak
diterbitkan. Malang PPS Universitas Negeri Malang.
Yontef, G.M. & Simkin, J.S. 1989. Gestalt Therapy dalam Corsini, R.J. & Wedding,
D. (eds) Current Psychotherapies. Itasea, Illinois PE Peacock Publishers.

Anda mungkin juga menyukai