Email: martini@umi.ac.id
3
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Muslim Indonesia Makassar, Indonesia
Email: andi.bunyamin@umi.ac.id
Abstract. Guidance and counseling services in schools is to support students in achieving the maturity
of personality, social skills, academic skills, and leads to the formation of individual career maturity
that can be useful in the future. This study uses the Research and Development (R & D) method. The
direct technique of data collection through interviews, documentation, and assessment scale studies.
The results of the research, guidance, and counseling teachers do not understand the concept of
comprehensive guidance and counseling. Conclusion the results of the study, model of comprehensive
guidance and counseling conditions of school in Indonesia development, of the effect before preparing
guidance and counseling programs, guidance and counseling teachers This model becomes a reference
it will be developed in several advanced research such as testing the effectiveness of the program model.
Keywords: Comprehensive; Guidance and Counseling
Abstrak. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan memberikan dukungan peserta didik
pada pencapaian kematangan kepribadian, ketrampilan sosial, kemampuan akademik, dan bermuara
pada terbentuknya kematangan karir individual yang dapat bermanfaat di masa yang akan datang.
Tujuan penelitian ini: menemukan model program BK Komprehensif, dengan menggunakan metode
Research and Development (R&D). Teknik pengumpulan data langsung melalui wawancara, studi
dokumentasi dan skala penilaian. Simpulan hasil penelitian yang dikembangkang disesuaikan kondisi
sekolah di indonesia agar pelaksanaan layanan efektif Model ini menjadi acuan untuk dikembangkan
dalam beberapa penelitian lanjutan
1
2 | JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa Vol 6, No 1, Februari 2022
komprehensif sangat besar dalam memberikan kabupaten bantul berada pada kategori sedang
manfaat apalagi terkait dengan intervensi yang tentang manajemen bk komprehensif. Sedangkan
bersifat menekan (Wilkerson,, Pérusse, , & (Daryono, 2015) menyatakan bahwa sebagian
Hughes, , 2013). Memanfaatkan informasi (data) tingkat pemahaman guru bk di kota magelang
buat mempraktikkan program bimbingan dan terkait dengan program bk komprehensif berada
konseling sekolah yang komprehensif, hasilnya pada level sedang. Sehingga dengan demikian
menampilkan kalau konselor sekolah yang telah perlu langkah-langkah progresif dalam rangka
memperoleh pelatihan dalam memanfaatkan upaya meningkatkan kemampuan guru bk terkait
informasi (data), sangat menguasai dalam dengan layanan bk progresif tadi.
menggunakan informasi (data) dalam Akan tetapi realitas yang ada dilapangan
memberikan layanan kepada siswa serta seolah berkebalikan dengan realitas yang ada,
mengupayakan adanya proses penilaian serta sesungguhnya banyak guru bk di kota makassar
revisi program. Keikutsertaan siswa dalam yang dalam membuat program bk komprehensif
meingkatkan dampak positif pada aplikasi tidak sesuai dengan pedoman penyusunan yang
informasi dan meningkatkan keyakinan konselor ada. Sehingga orientasi dalam penyusunan
sekolah tentang manfaat memakai informasi program bk komprehensif masih berlandaskan
(data) (Young, & Kaffenberger, , 2018). Model pada pada problem, belum mengena pada apa
Bimbingan dan konseling di susun dalam rangka yang menjadi sasaran dari bk komprehensif itu
menjawab berbagai persoalan yang dihadapi oleh sendiri. Ini disebabkan karena belum adanya role
guru bimbingan dan konseling di sekolah model yang dapat dijadikan sebagai pedoman
(Bhakti, C. , 2017). hasil kajian teori yang dalam menyusun program bk secara
beraneka ragam merupakan sumber dari komprehensif.
pengembangan Model ini, serta hasil riset yang Ditambah lagi dengan persoalan lain
sudah dilaksanankan oleh ASCA tentang yang tak kalah pentingnya dan ini juga menjadi
program bk dan profesi konselor sekolah. Model bagian dari program bk komprehensif tadi adalah
ini merupakan alternatif model bk yang masalah tata kelola data yang belum terorganisir
membagikan peluang untuk akdemisi dan praktis dengan baik sebagai indikator profesionalisme
konseling dalam rangka meningkatkan layanan dari guru bk. Data ini masih sering diabaikan
bk di sekolah. karena dianggap sebagai kerja-kerja administratif
Walaupun model ini diadopsi dari model dan pengelolaanya pun masih bersifat
ASCA yang dibesarkan buat mengatasi konvensional (sistem pencatatan). oleh Karena
permasalahan yang dirasakan oleh tutorial dan itu persoalan data menjadi hal yang sangat urgen
konseling di Amerika Serikat, tetapi model ini dalam sistem layanan bimbingan dan konseling.
bisa diadaptasikan di Indonesia. Model tutorial Gambaran kondisi yang terjadi di beberapa
serta konseling komprehensif membagikan sekolah diatas juga tidak jauh beda terjadi di
peluang untuk ilmu bimbingan serta konseling di sekolah sma kartika xx-1 makassar bahwa dalam
Indonesia melaksanakan perubahan ke arah yang penyusunan program bk komprehensif masih
lebih baik. Menyesuaikan diri model tutorial bersifat konvensional artinya dalam menyusun
serta konseling komprehensif memberi program bk komprehensif masih berbasis pada
kesempatan kepada konselor buat masalah yang dalam hal ini sistem pencatatan itu
memperlihatkan profesionalismenya, sehingga dilakukan secara manual. Artinya belum ada role
profesi sebagai guru bk atau konselor tentu akan model yang ideal yang bisa dijadikan kerangka
diakui dalam lingkungan masyarakat. acuan dalam menyusun program bk
Tentu pandangan diatas tidak sesuai komprehensif.
dengan fakta yang ada dilapangan seperti hasil Sehingga dari perspektif diatas, kemudian
penelitian yang dilakukan oleh (Bhakti, , penulis ingin mengkaji tentang model program
Kumara, , & Safitri, , 2017) kemampuan guru bk bk komprehensif yang bisa dikembangkan di sma
pada level Sekolag menengah pertama di kab. kartika xx-1 makassar.
Gunung kidul berkaitan dengan program bk yang
komprehensif memperoleh data bahwa hampir METODE
seluruh guru bk yang ada di wilayah tersebut
tidak terlalu memiliki pandangan yang progresif Dalam penelitian ini termasuk dalam
tentang program ke bk komprehensif. Sedangkan penelitian pengembangan, yaitu penelitian
pada tingkat sekolah menengah kejuruan pengembangan dalam menguji suatu produk.
(Kumara, , 2015) pandangan guru bk di Produk yang dimaksud dalam penelitian ini
Sahrul, dkk. Program Bimbingan dan Konseling Konferhensif…| 3
berupa model program bimbingan dan konseling dilakukan tanpa adanya perencanaan. Orientasi
komprehensif, yang diawali dari menyusun Program Bimbingan dan Konseling
standar kompetensi siswa, menyusun need Komprehensif berorientasi pada bimbingan dan
assesment siswa serta area, menyusun program konseling perkembangan, adanya dukungan dari
layanan cocok hasil assesment, dan merancang stakeholder terkait dalam penyusunan, dan
model penilaian yang hendak dibesarkan. pelaksanaan program dan konseling
Tahapan dalam penelitian ini dalam komprehensif akan bisa meningkatkan mutu
meliputi: (1) Tahap pertama adalah tahap studi pendidikan.
pendahuluan.
Dengan mendata secara kolektif HASIL DAN PEMBAHASAN
informasi atau data terkait dengan kebutuhan
yang berkaitan dengan siswa dan lingkungannya, Proses akhir dari penelitian yang
dan kondisi terkait dengan program bk yang ada dilakukan adalah menghasilkan sebuah model
disekolah. Dan hasil studi dilapangan di program bk komprehensif di sma kartika xx-1
didapatkan fakta bahwa di sma kartika xx-1 makassar. Dalam mencapai tujuan tersebut maka
makassar perlu dilakukan penyempurnaan dilakukan studi pendahuluan, validitas sekolah,
program BK. (2) Tahap kedua disebut dengan dan pengembangan model program bk
development stage (pengembangan). (3) Pada komprehensif.
tahapan ini peneliti akan memformulasikan Tahap pendahuluan dilakukan sebagai
konsep atau model assesmen (analisis) tapat pertama untuk mendapatkan data tentang
lingkungan dan siswa, panduan yang akan model program bk sma kartika xx-1 makassar
divalidasi oleh ahli, dan program bk dan visibilitas sekolah terhadap program bk
komprehensif. Penelitian ini dilaksanakan komprehensif. Hasil dari penelitian yang
dengan 6 langkah yaitu studi lapangan, dilakukan dideskripsikan sebagai berikut:
perumusan desain, validasi ahli praktisi serta Pada tahap awal untuk mendapatkan gambaran
model final, studi literatur, deskripsi dan temuan, tentang kondisi peserta didik, bentuk analisis atau
dengan alasan penelitian ini tidak menguji asessmen yang dilakukan adalah dengan
keefektifan model sehingga cukup pada validasi menggunakan daftar cek masalah (dcm).
ahli. (4) Tahap validasi, Tahap validasi Kemudian pada tahap berikutnya
mencangkup langkah menguji hasil melakukan penyusunan program dengan
pengembangan dan memvalidasi produk serta mengambil hasil dari DCM yang merupakan
melakukan perbaikan dalam upaya finalisasi prorioritas terkait dengan masalah dengan
produk akhir. Tujuan utama yang hendak masalah siswa yang kemudia dijadikan referensi
diungkap dalam langkah ini adalah dalam menyusun program.
menyimpulkan apakah model yang Dalam menyusun program belum
dikembangkan layak digunakan. Penelitian ini mempertimbangkan masukan dari kepala
dilaksanakan sampai pada tahap validasi produk sekolah, guru mata pelajran,dan orangtua siswa.
saja. Subjek dalam penelitian ini adalah personil Visi - misi program yang disusun belum terlihat
sekolah yang terkait dengan proses pendidikan di adanya kesinambungan dengan visi-misi
sma kartika xx-1 makassar, meliputi siswa, guru, sekolah. Rasional peyusunan program belum
orang tua siswa dan komite. Teknik dimasukkan dalam program. Pada tahap akhir
pengumpulan data pada tahap studi pendahuluan dalam program BK belum ada evaluasi yang akan
dengan menggunakan teknik observasi, digunakan.
wawancara dan studi dokumentasi. Peneliti Dari uraian diatas peneliti
merumuskan permasalahan yang diteliti dan menyimpulkan bahwa program BK belum
menganalisis informasi yang berkaitan, dengan menunjukkan program yang komprehensif.
pengambilan data dilakukan dengan teknik Visibilitas sekolah yang dimaksud dalam
observasi,wawancara , dokumentasi, angket yang penelitian ini adalah kesiapan sekolah dalam
digunakan untuk mengetahui pelaksanaan mengimplementasikan program bimbingan dan
program bimbingan dan konseling di sma kartika konseling koprehensif. Untuk itu peneliti
xx-1 makassar,Teknik pengumpulan data dengan mendeskripsikan tentang visibilitas sekolah
menggunakan teknik observasi, wawancara dan dalam implementasi program bimbingan dan
studi dokumentasi. konseling komprehensif. Sesuai dengan sekolah
Asumsi dalam pengembangan ini adalah yang dijadikan tempat penelitian maka visibilitas
pelaksanaan layanan BK di sekolah tidak bisa yang dimaksud adalah visibilitas sma kartika xx-
4 | JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa Vol 6, No 1, Februari 2022
1 makassar. Ketersediaan sarana dan prasarana di apakah nilai-nilai didalam tabel valid dan
sekolah yang bisa mendukung pelaksanaan reliabel, maka dapat dilakukan dengan
pengajaran dan pembelajaran serta civitas membandingkan R tabel pada DF=N-2 N=
akademik lain, meliputi : ketersediaan ruang jumlah sampel. DF=N-2=82-2=80
kelas beserta media, ruang guru, ruang kepala Tabel pada DF 80, dengan probabilitas 0,05 adalh
sekolah, ruang Bimbingan dan Konseling, ruang 0,220 Hasil uji coba validitas butir soal sejumlah
staf TU, berbagai labolatorium kecuali 94 soal yang diujikan kepada 82 peserta didik
laboratorium Bimbingan dan Konseling, menunjukkan bahwa ada 4 soal yang tidak valid
perpustakaan, gedung serba guna, dan ruang yaitu soal nomor 16, 39, 65, dan 94. Hal ini dapat
keterampilan yang dapat digunakan oleh siswa dilihat pada tabel 2 kolom Corrected Item
dan tenaga pengajar di sma kartika xx-1 Correlation yang menunjukkan nilai R tabel
makassar. Pelaksanaan layanan guru Bimbingan 0,220 dengan taraf signifikan a=0,05 dan
dan Konseling di sma kartika xx-1 makassar probabilitas 80 dianggap valid. Berdasarkan hasil
diantaranya menyampaikan perlunya uji validitas, diperoleh bahwa nilai pada tabel
pemahaman secara jelas tentang Bimbingan dan corrected item total nomor 16=0,193; nomor
Konseling Komprehensif dan penyusunan 39=0,189 ; nomor 65=0,151; nomor 94=0,183.
programnya. Hal ini menunjukkan bahwa nilai corrected item
penelitian ini adalah model program bimbingan totak pada nomor-nomor tersebut kurang dari
dan konseling komprehensif, yang dimulai dari nilai R tabel. Sehingga keempat soal tersebut
penyusunan standart kompetensi, penyusunan tidak valid dan harus dibuang.
assesment kebutuhan siswa dan assesment
kebutuhan lingkungan yang terdiri dari Hasil uji relibialitas soal
kebutuhan orangtua, guru, dan komite. Untuk
Hasil uji reliabilitas dengan
menyusun standar kompetensi siswa dimulai
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai
dengan meninjau tujuan pendidikan yang
Cronbach’s Alpha Based on Standardized Items
mencakup isi bimbingan dan konseling, berfokus
adalah 0,978. Nilai tersebut jika dibandingkan
pada topik-topik seperti: prestasi akademik,
dengan nilai R tabel 0,220 diperoleh bahwa 0,978
pengembangan karir dan pengembangan pribadi
> R tabel 0,220 . Hal ini menunjukkan bahwa tes
sosial, disamping itu dengan meninjau leteratur
secara keseluruhan reliabel.
yang relevan dan pertimbangan budaya setempat
Instrumen yang digunakan untuk
yaitu budaya yang menjadi ciri khas bangsa
penilaian ahli berupa checklist yang terdiri dari 8
Indonesia. Sebagai perbandingan di Amerika,
item dengan skor interval 1 sampai dengan 4.
standar kompetensi siswa dibagi ke dalam tiga
Setelah mendapatkan masukan dari ahli dan
bidang (domain) yaitu akademik, pribadi/sosial,
pembimbing kemudian dilakukan penyebaran
dan karir (American School Counselor
assesmen kepada siswa,orangtua, guru dan
Association, 2015), sedangkan (Florida
komite di se kolah tempat penelitian. Dari hasil
Departement of Education, 2010)
penyebaran assesmen akan diperoleh gambaran
mengemukakan empat bidang pengembangan
kebutuhan siswa, orangtua,guru dan komite yang
(domain) yaitu akademik, karir, pribadi sosial,
selanjutnya dijadikan dasar penyusunan model
dan Keterlibatan dalam Komunitas dan
program bimbingan dan konseling komprehensif.
Perkembangan Kewarganegaraan Global.
Penyebaran assesmen kebutuhan dalam
Sedangkan Utah (Gysbers, N.C. & Henderson P. ,
penyusunan program bimbingan dan konseling
2016) pengembangan standar kompetensinya
komprehesif perlu diketahui kebutuhan dari
menjadi empat bidang yaitu pengembangan
berbagai pihak yang ada dalam mengembangkan
akademik/pembelajaran, pengembangam karir,
potensi siswa. Penelitian ini telah
pengembangan Multibudaya/ warga global, dan
mengembangkan 5 bidang pengembangan pada
pengembangan pribadi sosial.Pengembangan
siswa tingkat SMA. Bidang pengembangan
standar kompetensi siswa di Indoesia tidak sama
(domain) menjadi dasar standar kompetensi
dengan negera lain. Untuk standar kompetensi
siswa.Standar kompetensi yang telah
siswa di Indonesia disesuaikan dengan tujuan
dikembangkan disusun menjadi instrumen
pendidikan nasional, dan budaya indonesia. Hasil
kebutuhan dalam penyusunan program
diskusi tentang assesment yang akan digunakan
bimbingan dan konseling. Instrumen penelitian
diujicobakan kepada siswa kelas 7, 8 dan 9 untuk
terdiri dari 90 item pernyataaan dengan skoring
mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Hasil
2,1,0 asesmen untuk siswa,guru, orangtua, dan
Analisis Butir Soal/assesmen. Untuk menilai
Sahrul, dkk. Program Bimbingan dan Konseling Konferhensif…| 5