Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas “Perencanaan Dan Pembiayaan
Pendidikan”
Dosen Pengampu : Dr. Zahruddin, Lc., M.Pd. dan Dr. Maftuhah, M.A.
Disusun oleh :
Ahmad Syukrillah (21220181000003)
1. Dr. Zahruddin, Lc. M.Pd., Ketua Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Dr. Zahruddin, Lc. M.Pd., dan Dr. Maftuhah, M.A. sebagai Dosen pengampu mata kuliah
Perencanaan dan Pembiayaan Pendidikan yang mengarahkan dalam pembuatan makalah
ini.
3. Teman-teman Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam tahun 2022 yang
senantiasa memberikan semangat.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangatlah kurang. Maka dari itu, kami sangat mengapresiasi bila ada diantara kalian semua
yang mempunyai kritik dan saran yang membangun dan juga membawa perubahan yang baik
untuk kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................. 2
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan suatu negara. Di Indonesia,
pendidikan menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs). Namun,
meskipun sudah banyak upaya dan program yang diluncurkan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia, masih banyak tantangan yang perlu diatasi.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam sistem pendidikan di Indonesia adalah
kurangnya perencanaan pendidikan yang baik. Kebijakan dan program pendidikan di
Indonesia kurang terkoordinasi dengan baik sehingga mengakibatkan ketidakmerataan
dalam kualitas pendidikan antar wilayah dan kurangnya kesesuaian antara kebutuhan pasar
kerja dan lulusan pendidikan. Selain itu, masih terdapat kurangnya keterlibatan
stakeholder, seperti orang tua, masyarakat, dan dunia usaha, dalam proses perencanaan
pendidikan. (Djamarah dan Zain, 2019)
Meskipun telah terdapat program perencanaan pendidikan di Indonesia, masih terdapat
kendala dalam implementasinya, seperti keterbatasan sumber daya manusia dan keuangan.
Implementasi program perencanaan pendidikan yang tidak efektif dan efisien dapat
menghambat tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia. (Suparman dan Prasetyo, 2017)
Perencanaan pendidikan yang baik dan terintegrasi sangat penting untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan akan
sangat berpengaruh terhadap masa depan generasi muda Indonesia, baik dari segi ekonomi,
sosial, maupun politik. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
membahas konsep dan tahapan pendidikan, serta perencanaan pendidikan sebagai strategi
dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Melalui makalah ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang perencanaan pendidikan dan mendorong pemangku kepentingan untuk lebih aktif
terlibat dalam proses perencanaan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Penelitian ini juga dapat memberikan masukan bagi pemerintah dan lembaga
terkait untuk memperbaiki dan mengembangkan program perencanaan pendidikan yang
efektif dan efisien.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perencanaan merupakan suatu proses yang sangat penting dan memegang peranan yang
sangat krusial dalam keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Perencanaan yang baik
dapat membantu lembaga pendidikan dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki dan
menghasilkan prestasi yang baik. Namun, perencanaan tidak hanya sekedar membuat
rencana dan menjalankannya, tetapi juga harus berkesinambungan untuk menghasilkan
hasil yang optimal. (Hadiwijaya, 2018)
Perencanaan sebagai proses yang berkesinambungan memiliki arti bahwa perencanaan
tidak hanya dilakukan pada awal pembentukan lembaga pendidikan, tetapi juga terus-
menerus diperbaharui sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Dalam konteks lembaga
pendidikan, perencanaan yang berkesinambungan penting dilakukan karena lembaga
pendidikan selalu berada dalam kondisi yang dinamis, baik itu perubahan kurikulum,
peraturan, teknologi, maupun kebutuhan masyarakat. (Balabanova dan Nikiforova, 2019)
Perencanaan sebagai proses yang berkesinambungan merujuk pada suatu upaya yang
terus-menerus dilakukan untuk memperbaiki program atau kegiatan yang dilakukan, baik
melalui evaluasi maupun pengembangan selanjutnya. Perencanaan berkelanjutan sangat
penting untuk memastikan program atau kegiatan terus dapat beradaptasi dengan
perubahan lingkungan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini terkait dengan konsep
pembelajaran berkelanjutan (sustainable learning), yang mengacu pada upaya
pengembangan program atau kegiatan secara terus-menerus untuk menghasilkan hasil yang
berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan. (Widiastuti, 2017)
Dalam kasus lembaga sekolah SMP dan SMA di Indonesia, perencanaan yang
berkesinambungan dapat diterapkan dalam berbagai aspek, seperti perencanaan kurikulum,
perencanaan kegiatan pembelajaran, perencanaan pengembangan staf pengajar, dan
perencanaan pengelolaan keuangan. Dalam perencanaan kurikulum, lembaga sekolah harus
terus melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kurikulum yang telah ada, serta
mempertimbangkan perubahan-perubahan yang terjadi, seperti adanya kurikulum baru.
Perencanaan kegiatan pembelajaran juga harus berkesinambungan dengan melakukan
evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan melakukan perbaikan
serta penyesuaian kegiatan pembelajaran selanjutnya.
3
Perencanaan pengembangan staf pengajar juga merupakan hal yang penting dalam
lembaga sekolah, terutama dalam menghadapi perkembangan teknologi dan tuntutan
masyarakat yang semakin tinggi. Dalam hal ini, perencanaan berkesinambungan dapat
dilakukan dengan menyediakan pelatihan dan pengembangan keterampilan yang sesuai
dengan perkembangan zaman. Terakhir, dalam pengelolaan keuangan, lembaga sekolah
juga harus melakukan perencanaan yang berkesinambungan dalam mengelola keuangan
sekolah agar dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
1) Analisis Kebutuhan
Tahap analisis kebutuhan merupakan tahap awal dalam perencanaan
pendidikan. Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data mengenai keadaan
pendidikan yang terkait dengan masalah atau kebutuhan pendidikan yang ingin
diselesaikan. Data yang dikumpulkan dapat berupa data sekunder yang ada di
lembaga-lembaga terkait seperti dinas pendidikan, atau data primer melalui survey
langsung ke masyarakat atau responden tertentu. Tahap ini penting untuk
memahami kondisi pendidikan di suatu daerah dan menentukan masalah atau
kebutuhan pendidikan yang perlu diatasi. Contoh kasus : Sekolah SMP dan SMA X
memiliki masalah dalam tingkat kelulusan siswa yang masih rendah dibandingkan
dengan sekolah lain di daerah yang sama. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah tersebut, maka dilakukan analisis kebutuhan untuk
menentukan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya tingkat kelulusan
siswa.
Pada tahap analisis kebutuhan, dilakukan pengumpulan data sekunder dari dinas
pendidikan setempat dan data primer melalui wawancara dengan siswa, guru, dan
orang tua. Data sekunder tersebut mencakup data tentang keadaan pendidikan di
daerah tersebut, sedangkan data primer diperoleh dengan melakukan wawancara
langsung dengan siswa, guru, dan orang tua.
4
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, ditemukan beberapa faktor yang
mempengaruhi rendahnya tingkat kelulusan siswa, antara lain:
a) Kurangnya fasilitas pendukung pembelajaran seperti perpustakaan dan
laboratorium yang memadai.
b) Keterbatasan kualitas sumber daya manusia, terutama guru yang
kurang berkualitas dan terbatasnya tenaga pengajar.
c) Metode pembelajaran yang kurang efektif dan tidak memenuhi
kebutuhan siswa.
d) Kurangnya pengawasan dan pemantauan terhadap siswa yang
cenderung membolos atau terlibat dalam perilaku negatif.
Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut, sekolah SMP dan SMA X kemudian
dapat merumuskan rencana untuk meningkatkan tingkat kelulusan siswa melalui
pengadaan fasilitas pendukung pembelajaran yang memadai, pengembangan
kualitas sumber daya manusia seperti pelatihan guru, perbaikan metode
pembelajaran, serta peningkatan pengawasan dan pemantauan terhadap siswa.
3) Perumusan Strategi
Setelah tujuan dan sasaran telah ditentukan, tahap selanjutnya adalah
perumusan strategi. Pada tahap ini, dilakukan perumusan strategi dan program
pendidikan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Strategi
yang dirumuskan harus mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, hambatan-
hambatan yang mungkin dihadapi, dan lingkungan di sekitar program pendidikan.
Contoh kasus : Setelah melalui tahap analisis kebutuhan dan penetapan tujuan,
selanjutnya lembaga sekolah SMP dan SMA perlu merumuskan strategi untuk
mencapai tujuan tersebut. Berikut adalah beberapa contoh strategi yang dapat
digunakan:
a) Memperbaiki kurikulum
Dalam rangka mencapai tujuan jangka panjang, sekolah perlu
memperbaiki kurikulum untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah
satu strategi yang dapat digunakan adalah dengan melakukan evaluasi
dan revisi terhadap kurikulum yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan
memperhatikan perkembangan dan kebutuhan peserta didik, serta
mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan dan regulasi pendidikan.
4) Perancangan Program
Tahap selanjutnya adalah perancangan program. Pada tahap ini, dilakukan
perancangan program pendidikan yang mencakup kurikulum, metode
pembelajaran, materi ajar, dan media pembelajaran yang akan digunakan.
Perancangan program pendidikan harus memperhatikan konteks pendidikan,
karakteristik siswa, dan kebutuhan masyarakat. Contoh kasus: Setelah merumuskan
strategi yang tepat, lembaga sekolah SMP dan SMA perlu merancang program yang
dapat mendukung implementasi strategi tersebut. Berikut adalah contoh program
yang dapat dirancang:
5) Implementasi Program
Setelah program pendidikan dirancang, tahap selanjutnya adalah implementasi
program. Pada tahap ini, program pendidikan yang telah dirancang dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan. Implementasi program harus melibatkan stakeholder
terkait, seperti guru, siswa, orang tua, dan masyarakat untuk memastikan
keberhasilan program. Contoh Kasus : Setelah merancang program, lembaga
sekolah SMP dan SMA perlu melakukan implementasi program dengan baik agar
program dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Berikut adalah contoh
implementasi program yang dapat dilakukan:
12
BAB III
SIMPULAN
Perencanaan merupakan suatu proses yang sangat penting dan memegang peranan yang
sangat krusial dalam keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Perencanaan yang baik dapat
membantu lembaga pendidikan dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki dan
menghasilkan prestasi yang baik. Namun, perencanaan tidak hanya sekedar membuat rencana
dan menjalankannya, tetapi juga harus berkesinambungan untuk menghasilkan hasil yang
optimal. (Hadiwijaya, 2018)
Perencanaan sebagai proses yang berkesinambungan memiliki arti bahwa perencanaan
tidak hanya dilakukan pada awal pembentukan lembaga pendidikan, tetapi juga terus-menerus
diperbaharui sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Dalam konteks lembaga pendidikan,
perencanaan yang berkesinambungan penting dilakukan karena lembaga pendidikan selalu
berada dalam kondisi yang dinamis, baik itu perubahan kurikulum, peraturan, teknologi,
maupun kebutuhan masyarakat. (Balabanova dan Nikiforova, 2019)
Terdapat enam (6) tahapan perencanaan pendidikan yang berkesinambungan menurut
Prof. Dr. Sukmadinata (2015): 1) Tahap Anasilis kebutuhan, 2)Penetapan Tujuan dan Sasaran,
3) Perumusan Strategi, 4) Perancangan Program, 5) Implementasi Program, 6) Evaluasi
Program
Secara umum, tahapan dan proses perencanaan memiliki kesamaan, yaitu dimulai
dengan penetapan tujuan, penentuan sumber daya yang diperlukan, penyusunan rencana atau
alternatif rencana, pemilihan rencana yang paling tepat, dan implementasi serta evaluasi
rencana tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, S. B., & Zain, A. (2019). Kebijakan dan Program Pendidikan Indonesia: Tinjauan
Kritis. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 25(1), 1-12.
United Nations Development Programme. (2015). Transforming our world: The 2030
Agenda for Sustainable Development. Retrieved from
https://www.un.org/ga/search/view_doc.asp?symbol=A/RES/70/1&Lang=E
14