Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN

PRAKTIKUM BK KARIR

DOSEN PEMBIMBING :
KADEK SURANATA, S.Pd, M.Pd, Kons

OLEH

1. Rian Rosadi (1011011062)


2. Adi Verianto (1011011096)
3. Arya Riana Putra (1011011085)
4. Agus Sutama (1011011111)
5. Yudi Agus Eryawan (1011011079)
6. Agus Setiawan (1011011089)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2012

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas ”Laporan Praktikum BK Karir”
tentang layanan Penempatan dan penyaluran yang di lakukan di SMK TI Global
Singaraja mengenai “ Layanan Penempatan dan Penyaluran di Bidang Karir di
SMK TI Global Singaraja” Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Kadek
Suranata, S.Pd., M.Pd., Kons selaku dosen mata kuliah Praktikum BK Karir yang
sudah memberikan bimbingan-bimbingan kepada penulis, sehingga laporan kami
ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis berharap untuk memberikan saran, pendapat sekaligus pembinaan
sehingga apa yang penulis kerjakan setidaknya bisa mendekati kesempurnaan.

Singaraja, Juni 2012

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................

Daftar Isi ........................................................................................................

BAB I Pendahuluan

1.1 Masalah-masalah tentang karier yang terjadi di SMK TI Global


Singaraja………………………………………………………… 4
1.2 Latar belakang perlunya layanan BK Karier yang dilakukan di SMK
TI Global Singaraja……………………………………………… 7
1.3 Pendekatan layanan yang digunakan dan alasan
penggunaannya………………………………………………….. 16

BAB II Teori yang Melandasi dan Perangkat yang digunakan

2.1 Teori, Konsep dan Langkah-langkah ............................................ 20

2.2 Instrumen yang diberikan dalam Kegiatan Layanan ..................... 27

2.3 RPBK yang digunakan serta Perangkat yang menyertainya ......... 30

2.4 Cyber Konseling yang digunakan……………………………….. 34

BAB III Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil yang dicapai ......................................................................... 35

BAB IV Penutup

4.1 Kesimpulan .................................................................................... 38

4.2 Saran .............................................................................................. 39

Lampiran –lampiran

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Masalah-masalah tentang karier yang terjadi di SMK TI Global


Singaraja
Menurut hasil wawancara kami dengan guru BK sekaligus koordinator
Bimbingan Konseling Luh Eka Saniari, S.Pd ( Guru BK 07/05/2012) menyatakan
bahwa masalah yang dialami siswa tentang pencapaian karir yang optimal karena
beberapa faktor yakni,
1. Status sosial ekonomi keluarga, beberapa hal yang melatar belakangi
status sosial ekonomi orang tua adalah tingkatan pendidikan orang
tua, penghasilan, status pekerjaan orang tua.
2. Kurang pengetahuan awal mengenai seluk-beluk atau kondisi suatu
pekerjaan dan masa depan, pengetahuan awal tentang suatu pekerjaan
itu antara lain adalah pengetahuan tentang dunia kerja, persyaratan,
kualifikasi, struktur jabatan, masa kewajiban sebagai pekerja, dimana
pekerjaan itu berada, bagaimana cara memasukinya dan sebagainya.
3. Pola pergaulan individu itu sendiri. Selain masyarakat, pihak lain
yang dekat dengan seorang individu dan sangat mempengaruhi proses
pemilihan karier ini adalah teman sepergaulan. Seorang individu
sering menghabiskan waktunya dirumah temannya serta menyerap
sikap-sikap dan nilai-nilai yang belum pernah mereka temui. Individu
yang mengembangkan cita-cita masa depan dan pekerjaannya tidak ada
hubungannya dengan keluarga, mungkin mendapatkan itu dari teman
sepergaulan atau dari sekolah. Nilai-nilai yang diberikan oleh
kelompok teman ini merupakan suatu pengaruh yang kuat terhadap
sikap dan reaksi seorang individu. Hal ini juga didukung Beberapa
penelitian menyebutkan bahwa cita-cita masa depan dan pekerjaan
seorang individu sebagian individu sebagian besar datangnya dari
teman seusia daripada dari diri individu itu sendiri(Utoyo, 1989: 24)

4
Dapat disimpulkan bahwa faktor pokok penyebab timbulnya
masalah-masalah karier dalah kurangnya pemahaman dan kemampuan
individu terhadap dirinya sendiri dan pengetehuan tentang karir kedepanya.

Karena pada dasarnya seorang siswa dalam kehidupannya akan


dihadapkan pada sejumlah alernatif, baik yang berhubungan dengan
kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun karirnya. Namun, adakalanya siswa
mengalami kesulitan unuk mengalami keputusan dalam menentukan alernatif
mana yang seharusnya dipilih. Salah satunya adalah kesulitan dalam
pengambilan keputusan yang berkenaan dengan rencana-rencana karir yang
akan dipilihnya kelak. Mereka dihadapkan dengan sejumlah pilihan dan
permasalahan tentang rencana karirnya. Diantaranya mereka
mempertanyakaan, dari sejumlah jenis pekerjaan yang ada, pekerjaan apa yang
paling cocok untuk saya kelak setelah menamatkan pendidikan?
Dalam sebuah artikel surat kabar menyebutkan bahwa banyak diantara
lulusan SMA yang mengalami kegagalan dalam hal mempersiapkan menal
dan kepribadian ketika memasuki dunia kerja. Hal ini menunjukkan bahwa,
pada kenyataannya siswa SMA seringkali dipandang sebelah mata oleh
masyarakat karena ketidakmampuannya untuk bekerja setelah mereka lulus.
Ketidakmampuan siswa dalam bekerja disebabkan karena pada umumnya
siswa SMA tidak memiliki keterampilan khusus seperti siswa SMK.
Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan mengatakan bahwa kontribusi jumlah angka pengangguran
pada lulusan tingkat SMA lebih tinggi dibandingkan lulusan pada jenjang
pendidikan lainnya dengan persentase 13,44%. Menurutnya, besarnya angka
pengangguran yang dihasilkan SMA itu sebagian akibat dari tidak
maksimalnya kompetensi yang dimiliki siswa lulusan SMA untuk memasuki
dunia kerja. Ia juga menyatakan bahwa lulusan SMA tidak memiliki jiwa
kewirausahaan dan motivasi untuk membuka usaha sendiri.
. Adapun masalah-masalah yang berkaitan dengan karir dianaranya :
1. Kurang mengetahui cara memilih program studi
2. Kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang karir
3. Bingung dalam memilih pekerjaan, dan

5
4. Belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu jika setelah lulus tidak
memasuki dunia kerja.
Hasil pemotretan yang melalui wawancara yang pernah dilakukan
peneliti pada beberapa orang siswa di sekolah yang menjadi sampel penelitian,
menyimpulkan bahwa pada umumnya mereka (siswa kelas XI) masih merasa
kebingunggan akan melanjutkan kemana setelah lulus SMA ini. Selain itu,
pemberian layanan bimbingan karir yang diterima siswa mengenai informasi
karir, baik yang berhubungan dengan dunia kerja maupun yang informasi
mengenai jurusan yang ada diperguruan tinggi.
Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karir akan dapat
dihindari manakala siswa memiliki sejumlah informasi yang memadai tentang
hal-hal yang berhubungan dengan dunia karirnya. Untuk itulah, mereka
seyogyanya mendapatkan bimbingan guna memperoleh pemahaman yang
memandai tentang berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang
bakat, minat, cita-cita, berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada dalam
dirinya. Dalam hal ini, tentunya tidak cukup hanya sekedar memahami diri.
Namun juga harus disertai dengan pemahaman akan kondisi yang ada
dilingkungannya, seperti kondisi sosial-kultural, pasar kerja, persyaratan, jenis
dan prospek pekerjaan, serta hal-hal lainnya yang bertautan dengan dunia
kerja. Sehingga pada gilirannya siswa dapat mengambil keputusan yang
terbaik tentang kepastian rencana karir yang akan ditempuhnya kelak
Pemberian pelayanan bimbingan karir sangat diperlukan sekali, hal ini
dimaksudkan agar potensi yang dimiliki oleh peserta didik dapat
dikembangkan secara optimal. Selain itu, program bimbingan dapat diarahkan
untuk menjaga terjadinya keseimbangan dan keserasian dalam perkembangan
intelektual, emosional dan sosial.
Selain itu melalui program bimbingan diharapkan dapat mencegah dan
mengatasi potensi-potensi negatif seperti peserta didik akan mudah frustasi
karena adanya tekanan dan tuntutan untuk berprestasi, peserta didik menjadi
terasing atau agresif terhadap orang lain karena sedikit kesempatan untuk
membentuk persahabatan pada masanya, ataupun kegelisahan akibat harus
menentukan keputusan karir lebih dini dari biasanya (Semiawan, 1997).

6
Program Bimbingan Karir bertujuan untuk membantu siswa dalam
merencanakan karir di masa mendatang. Melalui program bimbingan karir
diharapkan karir yang dipilih siswa sesuai dengan bakat, minat, dan nilai-nilai
yang dijunjung tinggi. Jika orang memperoleh karir yang tepat, maka hidup
orang akhirnya akan bahagia. Dan kebahagiaan adalah tujuan hidup semua
orang. Oleh sebab itu bimbingan karir sejak usia dini merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari tugas pendidikan.
Bimbingan karir tidak hanya sekedar memberikan respon kepada
masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan.

1.2 Latar belakang perlunya layanan BK Karier yang dilakukan di SMK TI


Global Singaraja
(Gani, 1987:11).Bimbingan karier adalah suatu proses bantuan, layanan
dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang
bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia
kerja, merencanakan masa depannya, dengan bentuk kehidupan yang
diharapkannya, untuk menentukan pilhannya, dan mengambil suatu keputusan
bahwa keputusannya adalah yang paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya
dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan/ karier
yang dipilihnya
Di SMK TI Global Singaraja, siswa – siswanya memiliki potensi dan
minat yang berbeda-beda, dilihat dari angket yang kami sebarkan, terlihat bahwa
banyak siswa yang memilih melanjutkan ke perguruan tinggi dan dunia kerja.
Dari angket tersebut kami memberikan Layanan BK Karir pada siswa agar siswa
SMK mendapat sumber-sumber informasi yang lebih objektif dan akurat
tentang karir yang mereka pilih, karena semakin lengkap dan akurat informasi
yang dikumpulkan siswa tentang gambaran diri dan pemahaman lingkungan
semakin tepat pula pilihan yang bisa dilakukannya. Perkembangan karier
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan manusia,
karena itu prinsip-prinsip yang berlaku bagi perkembangan manusia pada
umumnya berlaku bagi perkembangan karier.

7
Siswa yang berada pada masa remaja (SMK), mulai mengenal karier
atau pekerjaan yang diperoleh dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat
dan lingkungan sekolah. Tugas-tugas perkembangan bagi siswa di sekolah sebagai
calon tenaga kerja ialah memilih lapangan kerja yang sesuai dengan potensi-
potensi yang dimilikinya. Potensi-potensi yang dimaksud adalah pengetahuan,
keterampilan berfikir, kemampuan kerja, dan sikap terhadap pekerjaan.

Memilih jurusan merupakan awal bagi siswa untuk merencanakan


karir demi masa depan. Dalam memilih jurusan, siswa mempunyai
pandangan-pandanganyang berbeda terhadap tujuan karirnya sehingga cara
untuk mewujudkan semua itu berbeda pula antara siswa satu dengan yang
lainnya. Banyak siswa masih cenderung terpengaruh oleh orang lain, tidak
percaya diri, kurangnya pengetahuan tentang peke{aan yang dinginkan,
terpaku pada satu pilihan, tidak mampu mengenali bakat dan minatnya, tidak
mendapat dukungan dari orang lain, tidak pasti dalam membuat pilihan, dan
mengalami masalah berkenaan dengan pekerjaan yang diinginkan. Sebaliknya
banyak siswa dalam memilih jurusan tidak lagi terpengaruh oleh orang lain,
penuh percaya diri dalam membuat pilihan, sudah mempunyai pengetahuan
tentang pekerjaan yang dinginkan, sudah mampu mengenali bakat dan
minatnya, mendapat dukungan dari orang lain, yakin dalarn membuat pilihan,
dan tidak mengalami masalah berkenaan dengan pekerjaan yang diinginkan.
Hal-hal tersebut berkaitan dengan pengarnbilan keputusan karir siswa dimasa
yang akan datang.
Menurut Super (dalam Manrihu, l98S:25) karir adalah sekuensi
pekerjaan-kerjaan dan peranan-peranan lainnya ),ang keseluruhannya
menyatakan tanggung jawab seseorang kepada pekerjaan dalam keseluruhan
pola perkembangan dirinya. Menurut Serniawan (dalam Thantawy, 1993:39)
karir adalah jalan kehidupan seseorang yang ditentukan oleh pilihan dan
keputusan yang ia buat dalam pekerjaan, pendidikan atau latihan, dan gaya
hidup. Wiiensky, dalam Sukardi, 1984:18) mengartikan karir sebagai suatu
riwayat pekerjaan yang teratur dimana dalam setiap pekerjaan yang ditekuni
merupakan suatu persiapan untuk masa depannya. Super (dalam Uno dan
Kuadrat, 2009:93) mengemukakan bahwa karir adalah proses adaptasi seumur

8
hidup yang terkait baik dengan penyiapan diri pada dunia kerja, berganti
posisi kerja mar.rpun meninggalkan dunia kerja. Heer (dalam Sukardi,
1987:100) mengemukakan unsur-unsur karir yang dikembangkan melalui
pendidikan karir yaitu J ) Kesaclaran karir merupakan bentuk pemahaman
akan dunia kerja secara menyeluruh dan manfaat atau maknanya bagi
kehidupan,2) Kesadaran diri yaitu bentuk kesadaran yang dimiliki siswa
terhadap dirinya sendiri, kebutuhan-kebutuhannya, kekuatan dan kelemahan
pribadinya, serta potensi-potensi lainya, 3) Apresiasi-apresiasi dan sikap
berupa sistem nilai terhadap karir dan bagaimana peranannya, 4) kemampuan
perbuatan keputusan yaitu bentuk pemahaman siswa terhadap tahapan-tahapan
perbuatan keputusan, diantaranya meliputi tindakan indentifikasi altematif,
memilih altematif, dan pelaksanaan alternatif, 5) kesadaran ekonomis adalah
kesadaran yang dimiliki siswa terhadap relasi antara faktor ekonomi pribadi,
pola karir dan pekerjaan, 6) Kesadaran kecakapan bekerja dan kompetensi
awal serta dasar-dasar keterampilan kognitif yang dituntut dalam
mengidentifikasikan dari suatu tugas, prosedur tugas, melaksanakan tugas-
tugas dan mengadakan evaluasi, 7) Keterampilan kecakapan bekerj a yaitu
berbagai bentuk keterampilan yang dituntut guna dapat secara langsung
melakukan berbagai tugas secara tepat, 8) Kesadaran pendidikan yaitu suatu
bentuk pengenalan dari siswa tentang makna perkembangan keterampilan
dasar dan penguasaan pengetahuan dalam mencapai tujuan karir yang telah
ditetapkan melalui alur pendidikan karir. Dari pengertian yang dikemukakan
oleh beberapa para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa karir adalah
jalan kehidupan seseorang yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuni
oleh seseorang mulai dari penyiapan diri pada dunia kerja, berganii posisi
kerja, maupun meninggalkan dunia kerja dimana keseluruhan itu merupakan
pola perkembangan diri seseorang untuk persiapan menghadapi masa depan.
a. Pengertian Keputusan karir
Konsep pengembangan keputusan karir beraniak dari postulat
bahwa karir dibangun atas apa vang pernah dilakukan seseorang, apa yang
diperbuatnya kini, dan apa yang ingin diperbuatnya melaui berbagai tahap
perkembangan. Healiy, dalam Uno dan Kuadrat, 2009:93).

9
Keputusan karir adalah perilaku yang bersangkutan dengan
mengidentifikasi, memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-
tujuan karir yang tersedia bagi individu. (Manrihu, 1988:26).
Tiedeman dan o'Hara (dalam Manrihu, 1988:83) menyatakan
bahwa identitas-identitas karir individu terbentuk oleh proses-proses
pengambilan keputusan yang menjadi sasaran pemahaman dan kehendak-
kehendak individu sehingga mereka mampu membuat pilihan-pilihan yang
didasarkan padrpengetahuan tentang diri dan informasi eksternal yang
sesuai.
Munandir (1996:92) mengemukakan bahwa pengambilan
keputusan karir adalah proses memilih pekerjaan yang berlangsung
sepanjang hayat, dimana individu terus rnenerus berusaha mencari
kecocokan optimal antara tujuan karir dan kenyataan dunia kerja.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan
karir adalah proses pemiiihan karir. Proses pemilihan karir yang baik
dilakukan melalui langkah-langkah, pertama mengumpulkan inforrnasi
tentang karir, kedua mempertimbangkan informasi yang telah dikumpulkan,
ketiga nnemilih salah satu yang paling tepat sesuai dengan kemampuan
dirinya , keempat membuat perencanaan terhadap apa yang telah ditetapkan
dalam pilihan, dan kelima rnelaksanakan pilihan.
Informasi adalah berita tentang sesuatu yang berfungsi untuk
memberikan keterangan, penerangan, kabar, atau pemberitahuan (KBBI,
20A6319). Sukardi (1984:112) mengernukakan bahwa informasi karir terdiri
dari fakta-fakta mengenai pekerjaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mernbantu individu agar memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman
tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja. Dengan demikian
pengumpulan informasi karir berhubungan dengan pengetahuan tentang
pendidikan, latihan, kecenderungan lapangan keria" pasaran kerja, dan
sumber-sumber karir yang menrberikan infbrmasi tentang tugas-tugas
pekerjaan, fungsi-fungsi, upah, persyaratan, dan rnasa depan dalam
hubungannya dengan lapangan pekerjaan.

10
Mempertimbangkan adalah memikirkan baik-baik sebelum
menentukan atau memutuskan sesuatu. Ketika sudah memperoleh berbagai
informasi tentang pekerjaan, hendaknya perlu dipertimbangkan antara
informasi yang satu dengan informasi yang lainnya.
Memilih adalah menentukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan
apa yang disukai. Setelah mempertimbangkan berbagai informasi tentang
karir yang diperoleh, kemudian ditentukan apa yang kira-kira paling sesuai
dengan kemampuan.
Merencanakan adalah menyusun suatu konsep/ide yang dikaitkan
dengan peristiwa konkret (KBBI, 20A5:946). Setelah membuat suatu pilihan
yang tepat, sejak dini perlu direncanakan segala sesuatunya berkenaan
dengan proses pencapaian karir.
Dalam membuat keputusan, melaksanakan pilihan juga sangat penting
untuk dilakukan. walaupun masih dalam tahap perencanaan, perlu mendapat
pertimbangan lebih dalam lagi supaya hasiinya berkualitas.
Keputusan karir adalah perilaku yarlg bersangkutan dengan
mengidentifikasi, memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-tujuan
karir yang tersedia bagi individu (Manrihu, 1988:26). Berkaitan dengan hal
tersebut (Manrihu (1988:85) mengemukakan bahwa salah satu langkah
pertama dalam pengambilan keputusan karir adalah pengumpulan informasi
tentang berbagai pekerjaan, maka sediakan sumber-sumber informasi kepada
individu-individu.
Keputusan karir adalah perihal yang bertaitan dengan putusan yang
telah ditetapkan sesudah melalui pertirnbangan dan sudah dipikirkan sehingga
memperoleh sikap terakhir (langkah yang harus dijalankan). (KBBI,
2001:914).
Munandir (1996.92) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan
karir adalah proses memilih pekerjaan yang berlangsung sepanjang hayat,
dimana individu terus menerus berusaha mencari kecocokan optimal antara
tujuan karir dan kenyataan dunia kerja.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan
karir adalah proses pemilihan karir. Proses pemilihan karir yang baik

11
dilakukan rnelalui langkah-langkah, pertama mengumpulkan informasi
tentang karir, kedua mempertimbangkan informasi yang telah dikumpulkan,
ketiga rnemilih salah satu yang paling tepat sesuai dengan kemampuan
dirinya, keernpat membuat perencanaan terhadap apa yang telah ditetapkan
dalam pilihan, dan kelima melaksanakan pilihan.
Informasi adalah berita tentang sesuatu yang berfungsi untuk
mernberikan keterangan, penerangan, kabar, atau pernberitahuan
(KBBI,2006:319). Sukardi (1984:112) mengemukakan bahwa infonnasi karir
terdiri dari fakta-fakta mengenai pekerjaan yang dapat digunakan sebagai alat
untuk rnembantu individu agar memperoleh pandangan. pengertian dan
pemahaman tentang dunia keda dan aspek-aspek dunia kerja. Dengan
demikian pengumpulan informasi karir berhubungan dengan pengetahuan
tentang pendidikan, latihan, kecenderungan lapangan ke{a, pasaran kerja, dan
sumber-sumber karir yang memberikan informasi tentang tugas-tugas
pekerjaan, fungsi-fungsi, upah, persyaratan, dan masa depan dalam
hubungannya dengan lapangan pekerjaan.
Mempertimbangkan adalah memikirkan baik-baik sebelum
menentukan atau memutuskan sesuatu. Ketika sudah memperoleh berbagai
informasi tentang pekerjaan, hendaknya perlu dipertimbangkan antara
informasi yang satu dengan informasi yang lainnya.
Memilih adalah menentukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan apa
yang disukai. Setelah mempertimbangkan berbagai informasi tentang karir
yang diperoleh, kemudian ditentukan apa yang kira-kira paling sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minat.
Merencanakan adalah rnenyusun suatu konsep/ide yang dikaitkan
dengan peristiwa konkret (KBBI, 2005:946). Setelah membuat suatu pilihan
yang tepat, sejak dini perlu direncanakan segala sesuatunya berkenaan dengan
proses pencapaian karir.
Dalam membuat keputusan, melaksanakan pilihan juga sangat penting
untuk diiakukan. walaupun masih dalarn tahap perencanaan, perlu mendapat
pertimbangan lebih dalam iagi supaya hasilnya berkualitas.

12
Banyak siswa ketika menentukan keputusan karir mengalami
keraguan, keprihatinan. ketidakpastian, kerisauan, kegalauan pikiran dan ada
juga yang mengalami kecemasan. Beberapa orang siswa mungkin benar-benar
tidaktahu pekedaan apa yang akan dipilihnya. Ada juga siswa yang sudah
rnempunyai pilihan pasti namun ia masih ragu apakah pilihannya itu sudah
sesuai dengan kemarnpuan dirinya. Ada juga siswa yang sudah mantap
pilihannya namun ia perlu mendapat dukungan dari orang yang sudah lebih
berkompeten di bidang karimya.
Dari beberapa aspek-aspek keputusan karir dan permasalahan di atas
perlu kiranya siswa diberikan informasi-informasi melalui pelayanan
bimbingan dan konseling.
Bimbingan adalah bantuan yang memberikan kemudahan-kemudahan
bagi siswa agar dapat memahami diri serta lingkungannya dalam rangka
pengembangan pribadinya secara optimal guna mencapai kesejahteraan diri
serta masyarakatnya. Bantuan itu diberikan oleh tenaga profesional meliputi
hal-hal yang bersifat informasi sampai dengan terapi. (Syuhada, 1988:4 )
Moegiadi (dalam Winkel dan Hastu ti, 2006:29) menyebutkan bahwa
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu dalam hal
memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri
dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai
dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan.
Chiskolm &, McDaniel (dalam Prayitno dan Amti, 1999:94)
menyebutkan bahwa bimbingan dapat membantu individu untuk lebih
mengenali berbagai inforrnasi tentang dirinya sendiri. Berdasarkan pengertian
bimbingan sebagaimana dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa bimbingan adalah proses pemberian batuan oleh seorang tenaga ahli
kepada individu agar individu tersebut mampu memahami diri sendiri serta
lingkungannya, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan
konsep diri dan funtutan lingkungannya sehingga ia bisa mengembangkan
keputusan karir dengan cermat dan efektif.

13
Setelah diberikan bimbingan, jika memang siswa tidak paham dan
memang mempunyai masalah berkenaan dengan membuat keputusan karir
maka perlu diberikan layanan konseling.
Konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli
untuk membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan
dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat.
(Smith dalam Prayitno, 1999:100)
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang bersifat memberikan
kemudahan-kemudahan yang didasarkan teori, metode, dan teknik psikologi
kepribadian guna memantapkan atau memperjelas nilai-nilai dan tujuan-tujuan
perilaku klien dimasa depan. (Syuhada, 1988:7 )
Menurut Bernard (dalam Prayitno dan Amti, 1999:101) konseling
adalah pemahaman hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-
kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu untuk
membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan hal tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konseling
adalah proses pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli yang bersifat
memberikan kemudahan-kemudahan yang didasari oleh teori dan metode agar
individu mampu membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang
berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuaian diri yang
perlu dilakukan oleh individu untuk mengembangkan keputusan.
Layanan birnbingan konseling sebagai suatu proses bertujuan untuk
memberikan bantuan kepada siswa agar siswa marnpu belajar untuk
mengenal, memahami, menerima diri, rnengetahui kemampuan dan bakatnya,
minanla, dan mengetahui ciri-ciri pribadi lainnya termasuk kekuatan dan
kelemahannya, serta kelebihan dan kekurangannya. Selain itu, siswa juga
dibantu untuk belajar mengenal dan memahami dunia sekitamya termasuk
dunia pekedaan dengan segala peraturan dan tuntutannya. Secara khusus
pentingnya bimbingan dan konseling karir diberikan kepada siswa agar siswa
benar-benar paham dan sadar terhadap karir yang akan dipilihnya karena karir
apapun yang akan dipilih siswa nantinya merupakan sebagian besar
pengabdian semasa hidupnya. Layanan bimbingan dan konseling karir sangat

14
perlu diberikan terutama pada awal mereka akan memasuki dunia kerja supaya
sejak dini siswa bisa mengumpulkan informasi, mempertimbangkan, memilih,
merencanakan, dan melaksanakan pilihan pekerjaan yang tepat untuk dirinya
sendiri.
Dalarn bidang bimbingan dan konseling karir terdapat beberapa teori-
teori tentang bimbingan konseling karir yang dikemukakan oleh beberapa ahli
antara lain Ginzberg, Super, Anne Roe, Holland, Trait and Factor, dan
Krumboltz, Teori Ginzberg (Manrihu, 1996'.72) menekankan pada tiga priode
penting dalam konsep pilihan karir yaitu periode fantasi (sebelrrm usia sebelas
tahun), periode tentatif (umur sebelas sarnpai tujuh belas tahun), dan periode
relistik (umur tujuh belas sampai dewasa muda). Menurut teori perkembangan
ini individu bergerak maju atau berkembang melalui serangkaian tahap-tahap,
karena itu usia sebelas tahun didentifikasi sebagai titik penting dalam hidup
individu untuk pertama kalinya menyadari bahwa ia pada akhirnya harus
bekerja.
Teori Super mengenai perkembangan jabatan (Sukardi, L984'.67)
mengemukakan bahwa setiap orang memiliki perbedaan individual, sebab
setiap orang rnerniliki kemampuan, minat, dan ciri-ciri kepribadian yang
berbeda. Hakikat pola karir seseorang ditentukan oleh tingkat sosial ekonomi
orang tuanya, kernampuan mental, ciri-eiri kepribadiannya, dan oleh
kesempatan-kesempatan yang terbuka bagi dirinya.
Menurut Anne Roe (Dharsana, 2005) keputusan dan pilihan jabatan
yang diambil orang pada usia dewasanya, ditetukan oleh bagaimana
pengalaman orang itu pada waktu kecil dalam keluarga. orang yang diasuh
dengan penuh kasih sayang maka orang tersebut cenderung mengarnbil
pekerjaan dibidang kemanusiaan, sedangkan orang yang diasuh yang
orientasinya bukan terhadap orang maka akan cenderung mengambil
pekerjaan dibidang ilmu alam.
Teori Holland (Munandir,1996:107) menekankan pilihan pekerjaan
dari sudut lingkungan kerja, pribadi dan perkembangan, serta interaksi pribadi
dengan lingkungannya. Pilihan pekerjaan merupakan perluasan kepribadian
dan merupakan usaha untuk mengungkapkan diri dalam kehidupan keda.

15
1.3 Pendekatan layanan yang digunakan dan alasan penggunaannya

Pendekatan layanan yang kami gunakan untuk memberikan informasi


kepada siswa – siswi SMK TI Global Singaraja yakni :

1. Metode Ceramah adalah penerangan atau penuturan secara lisan atas


bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan
oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan.
Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi
pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk
digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok
untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan
belajar tersebut sukar didapatkan.
2. Pada hakekatnya metode tanya jawab berusaha menanyakan apakah siswa
telah mengetahui fakta - fakta tertentu yang sudah diajarkan, dalam hal
lain guru juga bermaksud ingin mengetahui tingkat - tingkat proses
pemikiran siswa. Melalui metode tanya jawab guru ingin mencari jawaban
yang tepat dan aktual. Sebaliknya dengan metode diskusi, guru
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang agak berbeda sifatnya. Di sini
guru merangsang siswa untuk menggunakan fakta - fakta yang telah
dipelajari untuk memecahkan suatu persoalan. Pertanyaan seperti ini
biasanya tidak mempunyai jawaban yang tepat dan tunggal, melainkan
lebih dari sebuah jawaban
3. Dan Metode diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih
untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling
mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga
didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat
interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251). Menurut Mc. Keachie-Kulik dari
hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat

16
meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah.

Kami menggunakan tiga metode dalam pemberian layanan bimbingan


karir yang kami lakukan, hal ini kami anggap sangat penting dan tepat dalam
pemberian layanan agar kami mengetahui antusias dari para siswa.

Sedangkan dari jenis layanan, layanan yang digunakan adalah layanan


informasi. Layanan Infomasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik
menerima dan memahami berbagai infonnasi (seperti informasi belajar,
pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah
membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang
sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan
informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi
untuk pencegahan dan pemahaman.
Secara umum, bersamaan dengan layanan orientasi bermaksud
memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan
tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu fugas atau
kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang
dikehendaki. Dengan demikian layanan orientasi dan informasi itu pertama-
tama merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman pelayanan bimbingan
dan konseling. Lebih jauh, layanan orientasi dan informasi akan dapat
rnenunjang pelaksanaan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling lainnya
clalam kaitan antara bahan-bahan orientasi itu dengan permasalahan individu.
Layanan informasi adalah penyampaian berbagai infomasi kepada
sasaran. Layanan agar individu dapat menolah dan memanfaatkan informasi
tersebut demi kepentingan hidup dan perkembangannya.
Layanan informasi merupakan layanan yang disediakan untuk
membantu para siswa yang mengalami kesulitan karena kekurangan atau
ketidaktahuan akan informasi. Banyak informasi yang diperlukan oleh siswa,
umpalnanya : sekolah- sekolah yang dapat dimasuki setelah SMPT atau
SMTA pekerjaan- pekerjaan yang ada dimasyarakat, cara belajar sesuatu
bidang sfudi, masa depan bagi seseorang yang memasuki jurusan tertentu di

17
perguruan tinggi dsb. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam memberikan
informasi tersebut. Antara lain dengan rnemberikan ceramah, penjelasan
secara lisan apakah pada perorangan, kelompok kecil atau kelompok besar.
Cara yang lain adalah informasi terlulis baik dalam bentuk bulletin, leaflet
atau brosur, prospectus, booklet, atau buku- buku pedornan. Informasi juga
dapat disampaikan rnelalui penggunaan media elektronika, seperti film slide,
film bergerak, audio kaset,video kaset, bahkan komputer.
Tujuan layanan informasi adalah agar terkuasainya informasi tertentu
dan menjadikan individu mandiri yaitu memahami dan menerima diri dan
lingkungan secara positif, objektil dan dinamis, mampu mengambii keputusan,
mampu mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhannya tersebut dan akhirnya
dapat mengatualisasikan dirinya.
Di dalam masyarakat tersedia banyak kesempatan-kesempatan
pendidikan, kesempatan bekerja, kesempatan berhubungan antara satu sama
lain,tapi tidak semua individu yang sebenarnya berkepentingan dengan
kesempatan itu mengetahui danmemahami dengan baik. Kekurang tahuan dan
kekurang pahaman itu sering membuat mereka kehilangan kesempatan, salah
pilih atau salah arah, seperti salah pilih sekolah, salah pilih jurusan, salah pilih
pekerjaan, dan tidak dapat meraih kesempatan dengan baiksesuai dengan cita-
cita, bakat, dan minat-minatnya. Sudah tentu kejadian-kejadia ini akan sangat
merugikan, tidak saja bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi
masyarakat keseluruhan. Untuk menghindarai kejadian-kejadian yang dapat
merugikan itu mereka perlu dibekali dengan infonnasi yang cukup dan akurat.
Ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu
diselenggarakan, pertama, membekali individu dengan berbagai pengetahuan
tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi berkenaan dengan lingkungansekitar, pendidikan, jabatan, maupurl
sosial-budaya. Dalam masyarakat yang serba majemuk dan semakin kompleks
pengambilan kepurusan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagian besar
terletak ditangan individu itu sendiri. Dalam hal ini.layanan informasi
berusaha merangsang individu untuk dapat secara kritis mempelajari berbagai
informasi berkaitan dengan hajat hidup dan perkembangannya. Kedua,

18
memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya "kemana dia ingin
pergi". Syarat dasar untuk dapat untuk dapat menentukan arah hidup adalah
apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana
bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi-informasi
yang ada itu. Dengan kata lain,berdasarkan atas informasi yang diberikan itu
individu diharapkan dapat membuat rencana-rencana dan keputusan tentang
masa depannya serta bertanggung jawab atas rencana dan keputusan yang
dibuatnya itu. Dan ketiga setiap individu adalah unik. Keunikan itu akan
membawakan pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-
beda disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing indicidu.
Pertemuan antara keunikan individu dan variasi kondisi yang ada di
lingkungan danmasyarakat yang lebih luas, diharapkan dapat menciptakan
berbagai kondisi baru baikbagi individu yang bersangkutan maupun bagi
rnasyarakat, yang semuanya ifu sesuaidengan keinginan individu dan
masyarakat. Dengan demikian akan terciptalah dinamikaperkembangan
individu dan masyarakat berciasarkan potensi positif yang ada pada
diriindividu dan masyarakat.
Dengan ketiga alasan itu, layanan informasi merupakan kebutuhan
yang amat tinggi tingkatannya. Lebih-lebih apabila diingat bahwa masa depan
adalah abad informasi, maka barang siapa tidak memperoleh informasi, maka
ia akan tertinggal dan akan kehilangan masa depan.

19
BAB II

TEORI YANG MELANDASI DAN PERANGKAT YANG DIGUNAKAN

2.1 Teori yang digunakan, konsep dan langkah-langkahnya


Alasan kelompok kami memilih Trait and factor untuk dasar teori
bimbingan karir di SMK Ti Global Singaraja karena kepribadian merupakan
sistem atau faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya seperti
kecakapan, minat, sikap dan tempramen. Beberapa tokoh yang sering dikenal
dalam teori trait and factor adalah Walter Bigham, John Darley, Donald
G.Paterson dan E.G.Williamson.

Ada beberapa asumsi pokok yang mendasari teori konseling trait and
factor, adalah:

1. Karena setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan


kemampuan yang terorganisasikan secara unik, dank arena kualitas
yang relative stabil setelah remaja, maka tes objektif dapat
digunakan untuk mengindentifikasi karakteristik tersebut.
2. Pola-pola kepribadian dan minat berkorelasi dengan perilaku kerja
tertentu.
3. Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas dan
minat yang berbeda dalam hal ini dapat ditentukan.
4. Baik siswa maupun konselor hendaknya mendiagnosa potensi
siswa untuk mengawali penempatan dalam kurikulum atau
pekerjaan.
5. Setiap orang memiliki kecakapan dan keinginan untuk
mengindentifikasi secara kognitif kemampuan sendiri

TeoriTrait and faktor ini digolongkan ke dalam model konseling yang


berdimensi kognitif atau rasional. Model konseling ini memecahkan masalah klien
secara intelektual, logis dan rasional.Oleh karenanya konseling ini sering disebut
“konseling rasional”.Konseling ini melakukan diagnosis untuk menemukan
masalah klien, dan oleh karenanya konseling ini sering disebut “konseling
klinis”.Konseling Ciri dan Faktor ini juga sering disebut konseling direktif

20
(directive counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan
perilakunya menuju pemecahan masalahnya.Dalam konseling ini kendali
pemecahan masalah ditangan konselor, oleh karenanya konseling ini juga sering
disebut konseling yang terpusat pada konselor (counselor centeredPara ahli dalam
model konseling ini juga banyak memusatkan perhatiannya pada penggunaan atau
pengembangan tes psikologi sebagai alat utama untuk memahami sifat-sifat dan
kepribadiaan seseorang atau klien. Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui
tes psikologi, dapat dilakukan analisis dan interpretasi yang cermat dan akurat
terhadap ciri-ciri kepribadian individu (klien), seperti: kemampuan intelektual,
bakat, minat, sifat-sifat umum meupun sifat-sifat khususnya. Dengan hasil tes
psikologi ini dapat diterangkan dan diprediksi kemampuan-kemampuan, faktor-
faktor, dan sifat-sifat individualnya; dan dengan demikian dapat pula
direncanakan teknik-teknik bimbingan dan konseling yang relevan dan intensif
untuk individu (klien) mengembangkan dirinya dalam bidang pendidikan atau
pekerjaan yang sesuai.

Meskipun analisis “trait and factor” dalam bimbingan dan konseling ini
bersifat intelektual, logis, dan rasional; namun dasar filsafatnya bukanlah
rasionalisme ataupun esensialisme. Dasar filsafat model konseling ini lebih dekat
dengan empirisme, mempunyai pandangan yang optimistic bahwa walaupun
manusia sudah dibekali dengan pembawaan, namun hal itu sama sekali tidak
menentukan. Williamson menyebut dasar filsafatnya adalah personalisme, yang
memandang manusia sebagai makhluk individual yang unik dan memiliki
kemampuan-kemampuan yang dapat dikembangkan hingga mencapai tingkat
yang lebih sempurna dalam segala aspek kehidupannya, dengan cara membantu
atau member kemudahan dalam proses perkembangan individu dari klien tersebut.
Lebih lanjut Williamson mengemukakan sebagai berikut: “The task of the trait-
factor type of counseling is to aid the individual in successive approximations of
self-understanding and self-management by means of helping him to assess his
assets and liabilities in relation to the requirements of progressively changing life
goals and his vocational career (Shertzer & Stone, 1980:171). Yang artinya adalah
“Tugasdari jenissifat-faktor konselingadalah untuk membantuindividu
dalamaproksimasidaripemahaman diridanpengelolaan diridengan

21
caramembantunyauntuk menilaiasetdankewajibandalam kaitannya
denganpersyaratantujuan hidupsemakinberubah dankejuruannyakarir“

Hubungan Konselor dengan konseli pada model konseling Trait-factor


memberi penekanan pada pentingnya hubungan perseorangan (human
relationship) di dalam konseling.Di dalam membantu individu mengembangkan
diri menjadi menusia yang penuh (full humanity), dibutuhkan hubungan yang
sangat individual(highly individualized) danpribadi (Personalized).Hubungan
yang bersifat pribadi itu dimaksudkan agar konselor dapat menempatkan diri
secara emosional dan psikologis dalam kehidupan diri klien. Dalam hubungan ini
tidak semata-mata “problem centered”, artinya bantuan tidak langsung atau tidak
segera ditujukan pada pemecahan masalahnya, tetapi mengembangkan
kemampuan individu untuk memecahkan sendiri masalahnya. Suatu hubungan
didasarkan pada martabat dan kehormatan bantuan terhadap klien mencapai
kesimpulan hipotesis tentatif yang bermanfaat, yaitu memotivasi klien sampai bisa
menggunakan potensinya secara penuh (motivated him into his full potentiality).

Proses konseling Trait and factor tercermin dalam tahapan-tahapan


tertentu. Tahap-tahap tersebut merupakan langkah-langkah konseling yang sudah
tentu harus urut dalam pelaksanaannya. Adapun langkah-langkah konseling Trait
and factor adalah sebagai berikut:

1. Analisis (Analysis)

Langkah ini merupakan langkah pengumpulan data atau informasi


tentang diri klien termasuk lingkungannya.Pengumpulan data yang akurat
biasanya dilakukan dengan menggunakan berbagai metode atau teknik
utamanya tes psikologis dan dari berbagai aspek kepribadian klien. Dengan
kata lain, pengumpulan data dilakukan secara integrative dan komprehensif.

2. Sintesis (Synthesis)

Pada langkah ini, yang dilakukan konselor adalah mensintesiskan data


mana yang relevan dan berguna dan yang tidak, dengan keluhan atau gejala

22
yang muncul.Dalam membuat sintesis, konselor memadukan, menyusun, dan
merangkum data yang telah ada untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas
tentang keadaan diri individu klien.

3. Diagnosis (Diagnosis)

Pada langkah ini konselor menetapkan atau merumuskan kesimpulan


tentang masalah klien serta latar belakang atau sebab-sebabnya. Secara rinci
yang dilakukan konselor, adalah:

a. Melakukan identifikasi masalah secara deskriptif, misalnya:


tergantung, kekurangan informasi, konflik internal atau konflik
dalam diri sendiri, kecemasan dalam membuat pilihan, tidak ada
masalah (Bordin).
b. Menemukan sebab-sebab. Dalam hal ini biasanya mencari
hubungan antara masa lalu – masa kini – masa depan, karena
dengan ini dapat diperoleh kejelasan. Dalama proses ini sering
konselor menggunakan intuisinya yang kemudian dicek dengan
logikanya.

Diagnosis meliputi :

a. Identifikasi masalah yang sifatnya deskriptif misalnya


dengan menggunakan kategori Bordin dan Pepinsky
Kategori diagnosis Bordin
 dependence (ketergantungan)
 lack of information (kurangnya informasi)
 self conflict (konflik diri)
 choice anxiety (kecemasan dalam membuat pilihan)

Kategori diagnosis Pepinsky

 lack of assurance (kurang dukungan)


 lack of information (kurang informasi)
 dependence (ketergantungan)

23
 self conflict (konlflik diri)
b. Menentukan sebab-sebab, mencakup perhatian hubungan
antara masa lalu, masa kini, dan masa depan yang dapat
menerangkan sebab-sebab gejala. Konselor menggunakan
intuisinya yang dicek oleh logika, oleh reaksi klien, oleh uji
coba dari program kerja berdasarkan diagnosa sementara.

4. Prognosis (Prognosis)

Pada langkah ini konselor memprediksi tentang


kemungkinan keberhasilan klien dari proses konseling, artinya
memprediksi tentang hasil yang dapat dicapai oleh klien dari
kegiatan-kegiatannya selama konseling, serta merumuskan bentuk
bantuan yang sesuai.

5. Perlakuan (Treatment)atau konseling

Langkah ini merupakan langkah usaha menerapkan metode


sebab-akibat.Langkah ini merupakan inti dari pelaksanaan
konseling. Usaha-usaha pada langkah ini, yakni:

a. Menciptakan atau meningkatkan hubungan baik antara konselor


dengan klien
b. Menafsirkan data yang telah ada dan mengkomunikasikannya
kepada klien
c. Memberikan saran atau ide kepada klien, atau merencanakan
kegiatan yang dilakukan bersama klien
d. Membantu klien dalam melaksanakan rencana kegiatan
e. Jika perlu, menunjukkan kepada konselor atau ahli lain untuk
memperoleh diagnosis atau koneling dalam masalah yang lain.

6. Tindak lanjut (Follow-Up)

24
Langkah ini merupakan langkah untuk menentukan apakah usaha
konseling dilakukan itu efektif atau tidak. Usaha-usaha koneling yang
dapat dilakukan pada langkah ini, adalah berusaha mengetahui:

a. Apakah klien telah melaksanakan rencana-rencana yang telah


dirumuskan atau belum
b. Bagaimana keberhasilan pelaksanaan rencana-rencana itu
c. Perubahan-perubahan apa yang perlu dibuat jika ternyata belum
atau tidak berhasil
d. Melakukan rujukan (referral) jika perlu.

Kelebihan dan Kelemahan konseling trait and factor

Adapun kontribusi yang diberikan teori ini adalah:


1. Teori ciri dan sifat menerapkan pendekatan ilmiah pada konseling
2. Penekanan pada penggunaan data tes objektif, membawa kepada upaya
perbaikan dalam pengembangan tes dan penggunanya, serta perbaikan
dalam pengumpulan data lingkungan.
3. Penekanan yang diberikan pada diagnose mengandung makna sebagai
suatuperhatian terhadap masalah dan sumbernya mengarahkan kepada
upaya pengkreasian teknik-teknik untuk mengatasinya.
4. Penekanan pada aspek kognitif merupakan upaya menyeimbangkan
pandangan lain yang lebih menekankan afektif atau emosional.

Adapun kelemahan konseling trait and factor, sebagai berikut:


a. Kurang diindahkan adanya pengaruh dari perasaan, keinginan,
dambaan
aneka nilai budaya , nilai-nalai kehidupan dan cita-cita hidup
terhadap perkembangan jabatan anak dan remaja serta pilihan
program/bidang studi dan bidang pekerjaan.
b. Kurang diperhatikan peran keluarga dekat, yang ikut
mempengaruhi rangkaian pilihan anak dengan cara

25
mengungkapkan harapan, dambaan dan memberikan pertimbangan
untung-rugi sambil menunjuk pada tradisi keluarga; tuntutan
mengingat ekonomi keluarga; serta keterbatasan yang konkrit
dalam kemampuan finansial, dan sebagainya.
c. Kurang diperhitungkannya perubahan-perubahan dalam kehidupan
masyarakat, yang ikut memperluas atau membatasi jumlah pilihan
yang tersedia bagi seseorang.
d. Kurang disadari bahwa konstelasi kualifikasi yang dituntut untuk
mencapai
sukses di suatu bidang pekerjaan atau program studi dapat berubah
selama tahun-tahun yang akan datang.
e. Pola ciri-ciri kepribadian tertentu pasti sangat membatasi jumlah
kesempatan yang terbuka bagi seseorang, karena orang dari
berbagai pola ciri kepribadian dapat mencapai sukses di bidang
pekerjaan yang sama.

Tujuan dan kegunaan dari penyebaran angket minat bakat siswa


terhadap siswa-siswa kelas X di SMK TI Global Singaraja adalah untuk
bisa mengidentifikasi, mengetahui seberapa besar pengaruh minat, bakat
siswa dan pengaruh arahan orang tua terhadap pemilihan jurusan yang
akan siswa pilih dan laksanakan nanti, apabila di dalam pemilihan jurusan
tersebut ada kendala berupa bakat atau prestasi yang dimiliki siswa tidak
sesuai dengan jurusan yang diminati siswa, ataupun arahan orang tua
dalam memilih jurusan tidak sesuai dengan minat bakat yang dimiliki
siswa, hal tersebut akan bisa berdampak buruk terhadap prestasi dan
proses belajar siswa setelah penjurusan dilaksanakan. Agar hal tersebut
bisa dicegah dan diatasi jika ada permasalahan seperti itu, maka guru BK
akan sangat berperan aktif dalam membantu mengentaskan permasalahan
yang dialami siswa tersebut dengan mengidentifikasi serta melakukan
konseling pribadi dengan siswa yang mengalami permasalahan.

Cara analisis yang kami lakukan yaitu dengan membagikan angket


minat bakat kepada siswa, setelah angket tersebut diisi oleh masing-

26
masing siswa, lalu kami mulai menganalisis angket tersebut dengan
melihat dari berbagai aspek siswa yaitu dari prestasi siswa dari semester
awal sampai semester akhir, minat, bakat , dan arahan pilihan jurusan dari
orang tua siswa. Semua itu harus dikaitkan dalam menganalisis, agar
jurusan yang akhirnya dipilih siswa tersebut sesuai dengan prestasi yang
dimiliki siswa, minat dan bakat yang dimiliki, serta apa sudah sesuai dan
sepaham arahan pemilihan jurusan oleh orang tua siswa terhadap anaknya.
Jika di dalam analisis tersebut ada suatu permasalahan, misalnya prestasi,
minat, bakat yang dimiliki siswa tidak sesuai dengan jurusan yang akan
dipilih siswa atau prestasi, minat, bakat sesuai dengan pilihan jurusan yang
akan dipilih siswa, namun arahan pemilihan jurusan dari orang tua tidak
sesuai, maka perlu kami lakukan proses konseling pribadi dengan siswa
yang mengalami permasalahan, tujuan dilakukan konseling adalah siswa
dapat menyadari dan memahami potensi yang ia miliki untuk bisa
menyesuaikan intelegensinya dengan jurusan yang dipilih siswa dan tidak
ada tekanan atau dalam pemilihan jurusan siswa cenderung mengikuti
temannya. Setelah proses konseling berhasil memecahkan permasalahan
yang dialami siswa tersebut, maka diharapkan pula kedepannya siswa
dapat memilih jurusan yang tepat sesuai intelegensinya dan merasa
nyaman mengikuti proses belajar sehingga prestasi yang dicapai siswa
dapat maksimal.

2.2 Instrument yang digunakan dalam kegiatan layanan serta cara


menganalisinya.

Instrumen yang kami gunakan dalam kegiatan layanan yaitu :


1. Angket kebutuhan siswa
Angket kebutuhan siswa ini kami gunakan untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai kelanjutan karir yang diinginkan bagi siswa tersebut setelah menempuh
pendidikan atau program study. Dalam penyebaran angket ini kami menganalisis
dengan menghitung jumlah siswa yang memilih melanjutkan study atau bekerja.
Sehingga kita mengetahui persentase siswa yang mana lebih dominan yang

27
nantinya akan menentukan langkah kami dalam memberikan layanan. Berikut
adalah angket yang kami gunakan dalam pengumpulan kebutuhan siswa.

Nama :
NIS :
Kelas/jursan :
No. Absen :

ANGKET KEBUTUHAN SISWA

PETUNJUK PENGISIAN

1. Berikan tanda (V) pada kolom pilihan yang sesuai dengan pilihan anda.
2. Angket ini bertujuan untuk memfokuskan pemberian layanan di dalam
kelas.

Pilihan
No Pernyataan
Bekerja Melanjutkan Studi
1 Setelah menempuh pendidikan
di SMK, apakah anda akan
bekerja atau melanjutkan studi?

2. Form Penilaian Segera


Pada form ini kami memberikan pada siswa setelah mengikuti layanan yang
kami berikan, dimana tujuannya yaitu untuk mengetahui secara segera dan
mengukur hasil dari layanan yang kami berikan apakah sudah efektif atau belum.
Cara kami dalam mengalisis yaitu dengan melihat jawaan dari form yang telah

28
diisi tersebut kemudian menghitung jumlah siswa yang sudah paham mengenai
kelanjutan rencana karirnya kedepan.
Berikut adalah form penilaian segera yang kami gunakan.

Nama :
NIS :
Kelas/jursan :
No. Absen :

Form Penilaian Segera

PETUNJUK PENGISIAN

3. Berikan tanda (V) pada kolom pilihan yang sesuai dengan pilihan anda.
4. Form ini bertujuan untuk mengetahui secara segera apakah layanan yang
kami berikan berguna atau tidak

Pilihan
No Pernyataan
Sudah Belum
1 Setelah mendapatkan layanan
informasi mengenai bayangan
kelanjutan karir, apakah anda
sudah mempunyai rencana
mengenai karir anda kedepan?

29
2.3. RPBK yang digunakan serta perangkat media yang menyertainya.

Rencana Pelaksanaan Bimbingan Konseling


BIDANG KARIER

A. Identitas
1. Sekolah : SMK TI Global Singaraja
2. Kelas/Smt : X TGB/ Smtr II
3. Bidang Bimbingan : Bidang Karir
4. Jenis Layanan : Penempatan Dan penyaluran
5. Topik Layanan : Pemilihan Karir
5. Waktu Pelaksanaan : 1 x 45 disesuaiakan
B. Tujuan Kegiatan :
1. Siswa bisa mengembangkan potensi yang dimiliki dan bisa memilih karir
yang sesuai dengan bakat dan keahliannya.
C. Materi : Karir sangatlah penting untuk melanjutkan hidup sebagai manusia,
namun tidak sedikit otang yang kurang mampu untuk memilih karir sesuai dengan
minat dan bakatnya. Banyak orang hanya asal-asalan saja memilih oekerjaan atau
karirnya, sehingga hasil yang didapatkannya pun tidak maksimal. Jadi pemilihan
karir yang sesuai dengan keahlian sangatlah penting. Agar pekerjaan yang
digeluti bisa menyenangkan dan hasilnya bisa dibanggakan haruslah sesuai
dengan latar pendidikan yang kita miliki. SMK sangat berbeda dengan sekolah
SMA, karena di SMK, semua siswa sudah diarahkan untuk memilih jurusan yang
sesuai dengan minat dan bakat dari siswa tersebut. Jadi untuk pemilihan karir atau
pekerjaan setelah menempuh pendidikan sudah pasti akan arahnya. Dari sekolah
sudah merencanakan apakah setelah menempuh studi di SMK, siswa akan bekerja
atau melanjutkan studi di mana. Misalnya di kelas atau di jurusan TGB atau
Teknik Gambar dan Bangunan, jika siswa yang sudah tamat di jurusan ini,
nantinya akan menjadi orang yang mahir dalam membuat drafter bangunan atau
rancangan bangunan sekaligus membuat bangunan. Karena selama pendidikan
siswa diberikan ilmu mengenai teknik gambar dan bangunan, bukan ilmu

30
mengenai otomotif dan lain sebagainya. Dan jika siswa akan melanjutkan studi,
siswa sudah memiliki arah studi yang jelas yaitu memilih jurusan arsitek.
Jadi bisa disimpulkan, bahwa siswa yang memilih jurusan teknik gambar
dan bangunan setelah tamat pekerjaan jangka pendek maupun jangka panjang
adalah bekerja dibidang bangunan, dibidang rancangan bangunan, dan juga
sebagai arsitek maupun kontraktor yang sudah sesuai dengan keahliannya selama
menempuh pendidikan di SMK

D. Metode/ Pendekatan/Teori/Model : Teori Karir Donald Super


D. Langkah Kegiatan Layanan
PERTEMUAN I KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU
(PERTAMA)
AWAL 1. Melakukan presensi dan 5 menit
apreseasi
2. Menyampaikan apersepsi
dan tujuan pembelajaran.
INTI Eksplorasi 35 menit
1. Memberikan beberapa
pertanyaan mengenai
pentingnya karir.
2. Pembahasan mengenai
pentingnya karir bagi
setiap orang
3. Menyampaikan informasi
tentang pemilihan karir

ELABORASI :
1. Diskusi Kelas dengan
Tema pemilihan jabatan
dan karir.
2. Membuat perencanaan
karir yang akan dipilih

31
sesuai dengan keahliannya.

KONFIRMASI :
1. Memberikan
penguatan/reinforcement
terhadap pilihan karir yang
akan diambil sesuai dengan
keahlian yang dimiliki
2. Menyimpulkan hasil
diskusi kelas dibawah
bimbingan guru
PENUTUP 1. Guru dan siswa melakukan 5 menit
repleksi diri terhadap hasil
diskusi
2. Repleksi hasil mengunakan
form Laiseg untuk
mengetahui hasil dari layanan
yang telah diberikan

F. Media/ alat/sumber Informasi:


Media : brosur, slide, Nara Sumber kelompok BK Karir.

G. Evaluasi :
- Evaluasi hasil :
Jangka pendek, diukur dengan menggunakan instrumen berupa form
laiseg.

32
- Evaluasi proses :
Dilaksanakan dengan mengadakan pengamatan secara langsung selama
proses kegiatan berlangsung. Aspek yang diamati antara lain: partisipasi
siswa dalam proses kegiatan layanan.

Singaraja, Juni 2012

Mengetahui
Guru BK/ Guru Pembimbing

Luh Eka Saniari, S.Pd


NIP.

Mengetahui
Kepala Sekolah Dosen Pembimbing

Ir. IDK. Budi Mahardana, MM Kadek Suranata, S.Pd, M.Pd.,Kons


NIP. 19620306 198703 1 015 NIP. 19820816200812 1 002

Perangkat media yang kami gunakan dalam pemberian layanana LCD,


Laptop, Power Point, brosur, cyber.

33
2.4. Cyber konseling
Selain perangkat diatas dalam pemberian layanan kami juga
menggunakan Cyber Konseling yaitu dengan membuka web:
www.kelompokenamc.weebly.com.

34
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil kegiatan dalam pemberian layanan informasi bidang karir


Kegitan yang kami laksanakan terdiri dari berbagai tahap. Tahap pertama
kami membawa surat pengantar untuk pengumpulan data, kemudian tahap kedua
kami bertemu dengan guru BK dan membicarakan maksud dan tujuan kami
datang ke SMK TI Global Singaraja sekaligus meminta RPBK dan dikelas mana
kami diberikan untuk memberikan layanan. Tahap ketiga, kami datang untuk
mengkonfirmasi kapan kami diberikan waktu untuk memberikan informasi dan
meminta waktu sebentar untuk menyebarkan angket kebutuhan siswa. Tahap
keempat, kami memberikan layanan informasi ke kelas.
Dari keempat tahap yang kami laksanakan semua sesuai dengan tujuan
kami datang kesana, hasil yang didapatkan pun cukup baik. Dari penerimaan guru
BK cukup baik, ketika kami memberikan angketpun sesuai dengan tujuan kami
dan kami bisa mengetahui informasi apakah yang paling diinginkann oleh siswa.
Setelah angket terkumpul kami menganalisis angket tersebut dan didapatkan hasil
seperti pada tabel dibawah ini.

Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa setelah


tamat diri SMK menginginkan untuk langsung bekerja, kendati ada yang memilih
bekerja sambil kuliah dan sedikit yang memilih untuk kuliah saja. Analisis inilah
yang kami jadikan acuan dalam pemberian layanan, sehingga layanan informasi
yang diberikan tidak mubasir. Jika disajikan dalam bentuk diagram maka akan
terlihat sebagai berikut:

Jadi dapat disimpulkan dari tabel diatas bahwa sebagian besar siswa
menginginkan untuk bekerja yaitu 15 orang, kuliah dan bekerja sebanyak 7 orang,
dan kuliah sebanyak 5 orang. Melihat persentase tersebut maka prioritas kami
dalam memberikan layanan adalah informasi mengenai informasi pekerjaan,
namun selain itu kami juga menyelipkan informasi mengenai study lanjut bagi
mereka yang ingin melajutkan kuliah karena mengingat hasil tersebut ada juga

35
beberapa siswa yang mengiginkan untuk kuliah agar nantinya kegiatan layanan
yang kami berikan bermanfaat dan dapat membantu mereka dalam menentukan
putusan karir maupun study lanjut yang sesuai dengan program study yang
mereka pilih saat ini.
Selanjutnya setelah pemberian layanan kami menyediakan form penilaian
segera yang akan diisi oleh siswa yang tujuannya untuk mengevaluasi layanan yan
telah diberikan.
Setelah kami melaksanakan kegiatan ini, kami kembali keruang BK,
untuk mengucapkan terimakasih kepada koordinator BK dan guru BK yang
memberikan waktunya kepada kami untuk memberikan informasi. Guru BK
mengucapkan terimakasih juga, karena telah memberikan informasi awal
mengenai karir siswanya kedepan. Itulah yang diucapkan oleh guru BK disana.
Kami menilai kesan dari guru BK cukup baik karena guru BK disana juga
memberikan kami suport untuk terus belajar dan menggunakan pengalaman
dikelas tadi sebagai bahan pembelajaran.
Dari siswa juga seperti itu, tidak ada yang mencampahkan kami seperti
siswa pada umumnya yang agak campah jika ada guru praktek yang mengajar.
Siswa di kelas cukup tertib, walaupun ada segelintir orang yang agak main-main.
Namun secara keseluruhan cukup baik. Kami sendiri dari pihak mahasiswa juga
merasakan cukup puas dengan apa yang kami laksanakan.

Dalam setiap kegiatan pasti akan ada kelemahan dan kekurangannya.


Baik itu yang berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Dalam kegiatan
yang kami laksanakan kami memiliki beberapa kelemahan atau bisa dikatakan
hambatan kami dalam melaksanakan kegiatan.
Hambatan yang kami alami dalam pelaksanaan pemberian layanan:
Karena perencanaan pemberian layanan ini dilakukan ketika siswa
menjelang UAN dan Ulangan Akhir Semester sehingga menyulitkan kami dalam
melaksanakan kegiatan, dimana pihak sekolah hanya memberikan kami waktu
yang sangat singkat untuk melaksanakan kegiatan.
Berawal dari waktu yang menghambat kami dalam melaksanakan
kegiatan sehingga pelaksanaannya pun kurang maksimal dalam artian kegiatan

36
yang dilaksanakan terpacu pada waktu sehingga kami tidak sempat melakukan
tindak lanjut kepada beberapa siswa yang masih belum memiliki bayangan karir
kedepannya.
Setiap pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan, pasti ada kekurangan dan
kelebihannya. Dari kegiatan yang kami laksanakan dilapangan, kami memiliki
beberapa kelemahan, baik itu dari faktor internal, maupun dari faktor eksternal.
Faktor internal yaitu sumber daya manusia yaitu kami sebagai mahasiswa yang
memberikan layanan di sekolah. Karena keterbatasan kami dalam menyampaikan
informasi, keterbatasan kami dalam mengelola kelas, sehingga ada siswa yang
mungkin tidak terlalu konseng dengan apa yang kita sampaikan. Kelemahan ini
bisa kami minimalisir seiring berjalannya waktu, karena semakin kedepan kami
akan terus belajar untuk menguasai kelas dan bisa jelas dalam menyampaikan
informasi. kemudian dari faktor eksternal, kami Cuma diberikan waktu yang
relatif sedikit untuk menyampaikan informasi. jadinya kurang sempurnanya
proses pemberian layanan yang kami laksanakan
Terlepas dari kekurangan yang kami berikan, kami sedikitnya memliki
suatu kelebihan yaitu kami memberikan informasi pada siswa yang baru kelas X,
sehingga proses untuk menentukan arah karirnya makin lama untuk dipikirkan,
sehingga untuk kedepannya setelah siswa tersebut duduk di kelas XII, siswa
tersebut sudah bisa menentukan arah kemana dia akan berlabuh, sehingga tidak
terjadi kebingungan dari siswa tersebut.

37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan laporan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1) Masalah-masalah tentang karier yang terjadi di SMK TI
Global Singaraja Singaraja terhadap siswa sasaran layanan,
yaitu :
 Perbedaan minat penjurusan siswa dengan hasil
prestasi siswa, sehingga siswa mengalami
kesulitan dalam proses belajar.
 Perbedaan minat jurusan siswa dengan hasil
konsultasi yang mereka lakukan dengan orang tua.
2) Latar belakang perlunya layanan BK karier yang dilakukan
di SMK TI Global Singaraja Singaraja yaitu Konseling
karir sifatnya sangat kompleks, dan kompleksitas konseling
karir tidak hanya berkaitan dengan seleksi dan penempatan
akan tetapi menyangkut karakteristik dan pribadi individu
beserta kondisi lingkungan yang senantiasa keberadaannya
beriringan dengan kehidupan manusia.
3) Di dalam melaksanakan kegiatan layanan penempatan dan
penyaluran terdapat tujuan umum dan tujuan khusus.
4) Teori yang melandasi kegiatan layanan penempatan dan
penyaluran di SMK TI Global Singaraja Singaraja adalah
terori “trait & factor”
5) Istrument yang kami gunakan dalam kegiatan layanan
penempatan dan penyaluran di SMK TI Global Singaraja
Singaraja adalah menggunakan angket minat, bakat siswa.
6) Keberhasilan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran
di SMK TI Global Singaraja Singaraja dapat dibuktikan
dari partisipasi siswa yang mengisi angket minat, bakat
siswa dan mereka cukup antusias mengikuti kegiatan ini

38
dengan melakukan konseling mengenai permasalahan yang
dihadapinya.
4.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu, kita sebagai calon guru BK
ataupun konselor nantinya, seharusnya lebih gencar lagi melaksanakan
kegiatan layanan penempatan dan penyaluran dalam bidang karir siswa di
sekolah, yang bertujuan untuk bisa mencegah terjadi prestasi belajar siswa
tidak maksimal yang disebabkan oleh salah satu faktor mendasar yaitu
salah dalam memilih jurusan yang tidak sesuai dengan intelegensi siswa.
Senantiasa mendekatkan diri dengan siswa-siswa, agar kita bisa peka
terhadap permasalahan siswa, khususnya masalah proses belajar siswa dan
siswa juga mau dengan kesadarannya sendiri meminta melakukan proses
konseling guna memecahkan permasalah yang dihadapi siswa

39
DAFTAR PUSTAKA
 Hasil observasi di SMK TI Global Singaraja
 http:// www. Scribd. Com/ doc/45946817/Perkembangan-Karir
 Winkel. W.S dan Hastuti Sri. 2004. Bimbingan dan Konseling
di Institusi Pendidikan. Yogyakarta . Media Abadi.
 Hayadin. 2006. Pengambilan Keputusan Untuk Profesi Pada
Siswa Jenjang Pendidikan Menengah, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 59 (12), 383-394

40
41
DOKUMENTASI

SMK TI Bali Global Singaraja

42
Ruangan kelas SMK TI Global Singaraja

43
Baliho jurusan di SMK TI Global Singaraja

44
Ruangan BK untuk bimbingan dan konseling di SMK TI Global Singaraja

45

Anda mungkin juga menyukai