Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad

saw. Salah satu nikmatnya yang tidak ternilai harganya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata

kuliah Teori pengambilan keputusan.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan,

baik dari segi isi penulisan maupun dalam penggunaan kata-kata. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan

makalah dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa membalas amal baik yang

telah Bapak/Ibu/Saudara berikan, dan harapan penyusun semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi penyusun dan bagi semua pihak yang telah membaca makalah ini.

Surakarta, 12 September 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................... …………...ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. LATARBELAKANG............................................................................................1

B. RUMUSANMASALAH...................................................................................... 2

C. TUJUAN...............................................................................................................3

BAB II ISI ......................................................................................................................4

A. Pengertian Pengambilan Keputusan Karier……………………………………..4

B. Faktor Yang Mempengaruhi Teori Pengambilan Keputusan Karier………….... 5

C. Ketrampilan Dasar Pengambilan Keputusan Karir.............................................. 5

D. Gayapengambilankeputusankarier........................................................................6

E. Model pengambilan keputusan karier(Pik) Berserta Tahapan Model Pik............8

F. Hambatan pengambilan keputusan karier.............................................................9

G. Aplikasi Pengambilan Keputusan Karir Dalam Bimbingan Dan Konseling........ 10

BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Karir merupakan bagian penting suatu tujuan dari kehidupan setiap orang. Bahkan mayoritas

orang memganggap bahwa karir sebagai status yang dapat menghidupkan atau mematikan seseorang.

Karir berhubungan dengan status sosial seseorang (Winkel & Hastuti, 2006). Karir seseorang di masa

depan sebaiknya direncanakan dari jenjang pendidikan sedini mungkin. Salah satu keberhasilan karier

ditentukan oleh pilihan individu saat masih bersekolah atau sejak dini. Perkembangan karir individu

memang tidak hanya dimulai pada saat pertama kali memasuki suatu bidang pekerjaan, tetapi dimulai

sebelum individu bekerja. Karier yang menjadi cita-cita biasanya dimulai dari suatu jenjang

pendidikan tertentu. Apalagi sejumlah karir yang telah direncanakan seharusnya dimatangkan sejak

bersekolah, seperti Sekolah Dasar (SD) yang menjadi dasar dalam mengenali diri dan perilaku yang

menunjang cita-citanya, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dimana siswa mulai menggali potensi

dirinya untuk mulai menentukan karier di masa depan, serta Sekolah Menengah Atas (SMA) yang

berfokus pada penguatan dan pengembangan potensi untuk menunjang pemilihan karier setelah lulus.

Perkembangan karir memang tampak maju pesat pada masa remaja dan merupakan dinamika yang

penting di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Siswa juga diharapkan dapat memilih dan merencanakan karir sesuai dengan kemampuannya

secara mandiri. Kemandirian siswa dalam pembuatan keputusan karir dapat diartikan bahwa siswa

memilih jurusan tidak karena pengaruh orang lain tetapi atas kemampuan dan kesadaran diri sendiri

serta disesuaikan dengan minat dan bakatnya. Siswa yang memiliki kemandirian dalam memilih suatu

jurusan pendidikan dengan memperkirakan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya cenderung

dapat memilih jurusan pendidikan atau pekerjaan yang tepat untuk dirinya. Agar para siswa dapat

memilih karir yang tepat, dalam hal ini diperlukan arahan dalam pengambilan keputusan tentang

pemilihan jurusan, pendidikan lanjutan dan merencanakan karirnya untuk masa depan. Siswa

diharapkan memiliki kematangan karir yang tinggi agar dapat menentukan jenjang atau pekerjaan

1
maupu yang berhubungan dengan karier berikutnya sehingga siswa dapat mengembangkan sumber

daya yang dimilikinya dan mempunyai arah serta tujuan yang jelas sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki (Winkel dan Hastuti, 2006). Begitu pentingnya pengambilan keputusan karier pada masa

sekolah demi tercapainya cita-cita yang diinginkan siswa dengan melalui pendidikan, guru, dan

pembelajaran yang dapat menunjukkan potensi dirinya sehingga dapat memberikan kematangan

dalam memilih karier.

Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Teori Bimbingan dan Konseling

karier maka kami menyusun makalah Teori Pengambilan Keputusan Karier dengan tujuan untuk

mengetahui berbagai hal-hal yang mempengaruhi dan terkait lebih lanjut mengenai pengambilan

keputusan karier pada peserta didik.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dapat kami rumuskan permasalahan yang akan kami bahas

sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud pengambilan keputusan karier?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

karier?

3. Apa saja keterampilan dasar pengambilan keputusan karier?

4. Apa saja gaya dalam pengambilan keputusan karier?

5. Bagaimana model dan tahapan pengambilan keputusan karier?

6. Apa saja hambatan dalam pengambilan keputusan karier?

7. Bagaimana aplikasi pengambilan keputusan karier dalam bimbingan

dan konseling?

2
C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai

berikut :

1. Mengetahui pengertian mengenai pengambilan keputusan karier.

2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

karier.

3. Mengetahui keterampilan dasar pengambilan keputusan karier.

4. Mengetahui gaya dalam pengambilan keputusan karier.

5. Memahami model dan tahapan pengambilan keputusan karier.

6. Mengetahui hambatan dalam pengambilan keputusan karier.

7. Mengetahui aplikasi pengambilan keputusan karier dalam bimbingan

dan konseling.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Keputusan Karier

Pengambilan keputusan merupakan sebuah upaya dalam membantu individu untuk menyadari

faktor-faktor pada pengambilan keputusan sehingga individu mampu membuat pilhan yang

didasarkan pada pengetahuan tentang diri dan informasi lingkungannya. Sedangkan pengertian

keputusan karir merupakan suatu proses pencapaian tujuan karir yang ditandai oleh adanya tujuan yag

jelas setelah menyelesaikan pendidikan, cita-cita terhadap pekerjaan, motivasi terhadap pendidikan,

kemandirian dalam proses pengambilan keputusan, kematangan dalam proses pengambilan keputusan,

dan menunjukkan langkah realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan.

Mengenai pengambilan keputusan karier, Brown dan Brooks (dalam Rowland, 2004) menyatakan

sebagai proses pemikiran seseorang dalam mengintegrasikan pengetahuan tentang dirinya dengan

pengetahuan pekerjaan untuk membuat pilihan terkait dengan karir. Sedangkan Hollands (dalam

Sukardi dalam Widiyastuti & Pratiwi, 2013) menyatakan pengambilan keputusan berdasarkan asumsi

mengenai pilihan karier yang diungkapkan melalui kepribadian seseorang, pilihan pekerjaan yang

terlihat pada motivasi, pengetahuan, dan kemampuan.

Adapun menurut Mitchell & Krumboltz (1987) mengatakan bahwa seseorang mengambil

keputusan karir karena individu terlibat dalam berbagai perilaku yang mengarah kepada karir.

Beberapa perilaku dalam pengambilan keputusan karir antara lain yaitu bersekolah, masuk program

pelatihan, melamar pekerjaan, ataupun perubahan pekerjaan. Kemampuan dalam pengambilan

keputusan karir dapat diasah dalam setiap keputusan kecil yang telah diambil sebelumnya, sehingga

dapat memperkuat kemampuan pengambilan keputusan karir yang tepat.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa pengambilan

keputuan karier adalah suatu proses individu dalam berpikir untuk membuat pilihan karier yang tepat

berdasarkan pemahaman diri, perilaku, kemampuan, kepribadian, informasi lingkungan, dan

kemandirian untuk mencapai cita-cita suatu pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikan.

4
B. Faktor Yang Mempengaruhi Teori Pengambilan Keputusan Karier

Berdasarkan teori krumboltz melahirkan empat kategori faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan karir seseorang,yaitu

1. Genetik

Faktor genetic merupakan faktor yang di wujudkan dalam bentuk fisik, salah satunya bentuk wajah,

jenis kelamin, suku, dan bangsa. Keadaan diri bisa membatasi kemapuan dan ketrampilan seseorang

untuk menyusun rencana. Hal ini juga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan karir karena

ketika seseorang ingin mengambil keputusan tentunya juga harus menyesuaikan dengan diri pribadi

orang tersebut

2. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan yang berpengaruh pada pengambilan keputusan karir. Seperti, kesempatan

kerja,kesempatan pendidikan, kesempatan latihan, kebijakan dan prosedur seleksi, lingkungan

tetangga dan masyarakat sekitar dan pengalaman bekerja. Biasanya faktor ini merupakan faktor

ekstern dari diri individu dan biasanya di luar kendali individu namun bisa di rencanakan

3. Faktor belajar

Faktor ini banyak di lakukan oleh manusia. Pengalaman belajar akan mempengaruhi tingkah laku dan

keputusan orang mengenai pemilihan karir seseorang. Ketika setiap orang melakukan kegiatan belajar

pastinya akan menambah pengetahuan mereka yang mana akan sangat berpengaruh terhadap

keputusan keputusan yang di ambil.

4. Ketrampilan menghadapi tugas

Faktor ini di dapatkan sebagai capaian sebuah interaksi atau

pengalaman belajar, ciri genetic,kemampuan khusus dan lingkungan. Faktor ini bisa berubah oleh

pengalaman dan hasil yang di terima dari perbuatan yang seseorang lakukan.

5
C. Ketrampilan Dasar Pengambilan Keputusan Karir

Menurut krumboltz dan barker (munandir,1996) hal yang penting dalam pengambilan

keputusan karir adalah

1. Mengenal situasi keputusan yang penting

2. Menentukan apa keputusan atau tugas yang dapat di kelola dan yang

realistis

3. Memeriksa dan menilai secara cermat dan tepat generalisasi observasi diri

dan generalisasi pandangan atas dunia

4. Menyusun alternative alternative yang luas dan beragam

5. Mengumpulkan informasi yang di perlukan tentang alternative alternative

tersebut

6. Menentukan sumber informasi mana yang paling handal, cermat dan

relevan

7. Merencanakan melaksanakan urutan langkah langkah pengambilan

keputusan

D. Gaya Pengambilan Keputusan Karier

Teori tipe kepribadian Holand menjelaskan perlu dilakukan suatu usaha agar pemilihan karir

seseorang sesuai dengan kepribadiannya. Menurut Holland, begitu orang menemukan karir yang

sesuai dengan kepribadiannya ia akan lebih menikmati pekerjaan tersebut dan bekerja dibidang

tersebut lebih lama daripada orang yang bekerja di bidang yang tidak cocok dengan kepribadiannya

(Santrock, 2003 : 484). Holland juga merumuskan tipe-tipe (golongan) kepribadian dalam pemilihan

pekerjaan berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat. Kemudian, setiap

tipe-tipe kepribadian itu dijabarkan ke dalam suatu model teori yang disebut model orientasi. Model

orientasi merupakan suatu rumpun perilaku-perilaku penyesuaian yang khas. Setiap orang memiliki

urutan orientasi yang berbeda-beda, dan hal inilah yang menyebabkan mengapa setiap orang itu

mempunyai corak hidup yang berbeda-beda. Adapun model orientasi yang dijabarkan oleh Holland

(Ruslan A. Gani, 1996: 42-44) adalah sebagai berikut:

6
a. Realistis

Tipe yang memilik kecenderungan memilih lapangan kerja yang berorientsi pada penerapan.

Ciri-cirinya yaitu agresif, pada dasarnya kurang dapat bergaul, interaksi interpersonal buruk,

mengutamakan kejantanan, kekuatan otot, ketrampilan fisik, mempunyai kecakapan,

keterampilan otot, koordinasi motorik yang kuat kurang memiliki kecakapan yang verbal,

kongkrit, bekerja praktis, kurang memiliki keterampilan sosial, serta kurang peka dalam

hubungan dengan orang lain.

b. Investigatif atau Intelektual

Tipe yang memiliki kecenderungan memilih pekerjaan yang bersifat akademik. Ciri-cirinya

adalah memiliki kecenderungan untuk merenungkan dari pada mengatasinya dalam

memecahkan suatu masalah, berorientasi pada tugas, tindak sosial. Membutuhkan

pemahaman, menyenangi tugas- tugas yang bersifat kabur, memiliki nila-nilai dan sikap yang

tidak konvensional dan kegiatan-kegiatan bersifat intraseptif.

c. Artistik

Tipe yang kecenderungan memilih pekerjaan berhubungan dengan orang lain secara tidak

langsung, bersifat sosial dan sukar menyesuaikan diri. Ciri-ciri imaginatif, menghargai

estetika, lebih menyukai ekspresi diri melalui seni, agak mandiri dan extrovert. Dengan kata

lain, orientasi artistik lebih menitik beratkan menghadapi keadaan sekitar dilakukan dengan

melalui ekspresi diri menghindari keadaan yang bersifat intrapersonal,keteraturan, atau

keadaan yang menuntut ketrampilan fisik.

d. Sosial

Tipe yang memiliki kecenderungan memilih lapangan pekerjaan yang bersifat membantu

orang lain. Ciri-ciri tipe model ini adalah pandai bergaul dan berbicara, bersifat responsif,

bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat religius, membutuhkan perhatian, memiliki

kecakapan verbal, hubungan antar pribadi, kegiatan-kegiatan rapi dan teratur, menjauhkan

bentuk pemecahan masalah secara intelektual, lebih berorientasi pada perasaan dan tertarik

pada kegiatan pendidikan. Contoh pekerjaan model orientasi ini adalah Edukasional seperti

7
guru, administrator pendidikan, dan profesor. Kesejahteraan sosial seperti pekerja sosial,

sosiolog, konselor rehabilitasi, dan perawat profesional.

e. Pengusaha

Tipe yang memiliki ciri khas menggunakan keterampilan-keterampilan berbicara dalam

situasi dimana ada kesempatan untuk menguasai orang lain atau mempengaruhi orang lain,

menganggap dirinya paling kuat, jantan, mudah untuk mengadakan adaptasi dengan orang

lain, menyukai tugas-tugas sosial yang bersifat kabur, perhatian yang besar pada kekuasaan,

status, dan kepemimpinan, agresif dalam kegiatan lisan, extrovert, petualang, persuasif, dan

memanfaatkan keterampilan verbal yang baik.

f. Conventional

Tipe yang umumnya memiliki kecenderungan untuk kegiatan verbal, lebih menyenangi

bahasa yang tersusun rapi, numerical(angka) yang teratur, menghindari situasi kabur, senang

mengabdi, mengidentifikasikan diri dengan kekuasaan, memberi nilai yang tinggi terhadap

status dan kenyataan materi, mencapai tujuan dengan mengadaptasikan dirinya

ketergantungan pada atasan, praktis, terkendali, bisa bergaul, agak konservatif, dan menyukai

aturan-aturan dengan sanksi masyarakat ( Ruslan A. Gani, 1996: 42-44).

Penjelasan lain dikemukakan Krumboltz, dalam Taksonomi Krumboltz, ada

lima gaya pengambilan keputusan karir (Greenhause dan Callanan, 2006:94).

a. Rational ialah pengampilan keputusan karir yang dilakukan sesuai dengan kaidah logika,

cara-cara yang sistematis dan bertanggung jawab.

b. Fatalistik ialah seseorang memiliki sedikit kontrol terhadap dirinya sendiri dalam

pengambilan keputusan karir.

c. Intuitive ialah pengambilan keputusan karir seseorang bergantung pada suara hati dan kondisi

emosional dirinya.

d. Impulsive ialah pengambilan keputusan karir yang dilakukan secara sepontan sesuai dengan

kata hatinya saat itu juga.

8
e. Dependent ialah pengambilan keputusan karir yang mengandalkan pada harapan atau saran

dari orang lain.

E. Model Pengambilan Keputusan Karier(PIK)

Cognitive information processing (CIP) merupakan teori perkembangan karier yang

menyatakan dimensi pengolahan pemecahan masalah atau informasi (Peterson 2004). Pendekatan CIP

didasarkan pada pemikiran “bahwa konseling karier harus lebih fokus untuk membantu individu

dalam mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan karier yang bijaksana, bukan pada

keputusan karier itu sendiri”. Dengan tujuan untuk membantu individu-individu membuat suatu

pilihan karier yang tepat, dan belajar meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan pengmbil

keputusan karier yang diperlukan untuk pilihan- pilihan di masa mendatang. (Sampson, Reardon, &

Peterson, dkk, 2004:2). Dalam CIP, siklus CASVE (Communication, Analysis, synthesis, Valuing,dan

Execution) berfungsi sebagai suatu basis untuk membantu para konseli dengan pengambilan

keputusan (Peterson dkk., 2002; Brown, 2007). Berikut tahapan pengambilan keputusan karier model

CIP:

1. Memahami keadaan diri sendiri (Self-knowledge);

2. Memahami pilihan pekerjaan (Occupation knowledge);

3. Menyadari perlunya untuk mengambil keputusan (Communication). Dalam tahap komunikasi,

informasi diterima olehorgan-organ indera dan ditafsirkan dalam korteks serebral. Masalah muncul

ketika otak memberikan sinyal munculnya kesenjangan antara keadaan yang ada sekarang dan

keadaan yang diinginkan.

4. Memahami keadaan diri dan pilihan-pilihannya (Analysis). Dalam tahap analisis, penyebab

masalah diidentifikasi dan berhubungan dengan komponen-komponen masalah ditempatkan dalam

kerangka konseptual. Dalam tahap ini, pemecah masalah yang efektif mundur dan terlibat dalam

refleksi untuk memahami dimensi dari masalah dan penyebabnya.

5. Memperluas dan mempersempit daftar pilihan (Synthesis). Dalam tahap sintesis, kemungkinan

program aksi yang dirumuskan melalui dua proses, yaitu elaborasi dan kristalisasi. Elaborasi

melibatkan generasi kreatif berbagai solusi yang mungkin, bahkan yang tidak mungkin, melalui

teknik seperti brainstorming ,membuat analogi atau metafora, dan terlibat dalam relaksasi

9
mentaluntuk membebaskan pikiran dari kendala realitas. Kristalisasi adalahpenyempitan

pilihanpotensialuntuksatu perangkatalternatifyangl ayak melalui penerapan konstruksi pribadi.

6. Menilai dan memilih satu dari beberapa pilihan (Evaluation). Tahapan penilaian mencakup evaluasi

dari alternatif-alternatif, menentukan kelangsungan hidup pilihan yang potensial, dan

memprioritaskan kesempatan karir. Selama tahapan ini, para konseli secara cermat memperhatikan

bagaimana nilai-nilai mereka berinteraksidengan pilihan- pilihan karir.

7. Menetapkan pilihan (Execution). Padatahap eksekusi, melibatkan upaya memunculkan suatu

rencana aksi (action plan) untuk menutup gap/kesenjangan dan mengejar pilihan pertama konseli ke

arah pengembangan karir dan gaya hidup yang diharapkan; dan

8. Mengembangkan komitment (Executive processing).

F. Hambatan Pengambilan Keputusan Karier

Siswa dapat memilih karir secara tepat apabila ada dukungan dari faktor-faktor yang

mempengaruhi tetapi apabila faktor-faktor yang mempengaruhi tidak mendukung atau mengalami

hambatan maka ketepatan pemilihan karir siswa akan terhambat dan tidak dapat berkembang sesuai

dengan yang diharapkan. Menurut Gati & Amir (2010), hambatan-hambatan yang membuat siswa

mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan karir, adalah:

a) LR (lack of readiness) kurangnya motivasi dan keyakinan dalam kesiapan siswa

b) LI (lack of information) kurangnya informasi karir (tentang diri sendiri, tahapan dalam proses dan

sumber slternative untuk mendapatkan informasi tambahan)

c) II (inconsistent information) informasi yang tidak konsisten (informasi yang tidak dapat

diandalkan, adanya konflik internal dan eksternal).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Jamilah (2005: 48-53) juga memperlihatkan

beberapa hambatan-hambatan dalam pemilihan karir diantaranya:

a) Hambatan yang berasal dari faktor internal yang membuat siswa kurang memperhatikan apa yang

dimilikinya dalam memilih karir yaitu minat siswa, keyakinan, hobi, prestasi, keterampilan,

pemanfaatan waktu senggang, aspirasi dan pengetahuan sekolah atau perguruan tinggi, pengetahuan

tentang dunia kerja, keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah, dan masalah dan keterbatasan pribadi

artinya bahwa siswa kurang memahami sifat kepribadian yang dimiliki terhadap jabatan atau karir

10
yang dicita-citakan bahkan penampilan yang ada kurang mendukung terhadap jabatan atau karir yang

dipilihnya.

b) Hambatan yang berasal dari faktor eksternal (dari luar diri individu) diantaranya:orang tua yang

kurang mendukung serta terlalu memaksakan, masyarakat kurang mendukung terhadap pilihan

jabatan yang dipilih kurang sesuai dengan norma yang ada di masyarakat, sosial-ekonomi keluarga,

dan teman sebaya.

G. Aplikasi Pengambilan Keputusan Karir dalam Bimbingan dan Konseling

Dalam bimbingan dan konseling terdapat tiga domain perkembangan yang bertujuan

meningkatkan proses pembelajaran dan menciptakan budaya kesiapan masuk perguruan tinggi dan

karier bagi semua peserta didik. Salah satunya yaitu domain karir. Bimbing dan konseling karir ini

bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempersiapkan diri dalam mengeksplorasi,

mempersiapkan, memilih, memasuki, menyesuaikan diri dan mengembangkan pekerjaannya. Dalam

hal ini, salah satu permasalahan yang mungkin dialami oleh peserta didik dalam perencanaan

karirnya, yaitu ketidakmampuan peserta didik dalam mengambil keputusan karirnya.

Pengambilan keputusan karir merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan karir

individu. Guru bimbingan dan konseling memiliki kewajiban dalam membantu peserta didik untuk

mempunyai keputusan karirnya sendiri. Memberikan gambaran yang realistis terhadap perencanaan

karir peserta didik, membantu peserta didik dalam memahami dirinya sendiri, berbagai pilihan

pekerjaan yang ada, maupun memberikan berbagai pilihan alternatif dalam perencanaan karir dapat

meningkatkan kesiapan bagi peserta didik dalam mengambil keputusan karirnya.

Dengan demikian, aplikasi dari pengambilan keputusan karir dalam bimbingan dan konseling

khususnya pada domain perkembangan karir memiliki peran dan pengaruh yang besar terhadap

perencanaan karir peserta didik. Guru bimbingan dan konseling memiliki tanggung jawab dalam

memandirikan peserta didik, sehingga peserta didik mampu untuk mengambil keputusan karir secara

tepat dan mengatasi segala hampabatan dalam pengambilan keputusan karir. Pengambilan keputusan

karir yang tepat

11
BAB III

PENUTUP

Pengambilan keputusan karir merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan karir

individu. Dalam hal ini, pemahaman akan diri sendiri, memahami berbagai pilihan pekerjaan,

menyadari perlunya mengambil keputusan karir, memahami berbagai alternatif pilihan karir,

memperluas dan mempersempit daftar pilihan, hingga menilai dan mengavaluasi berbagai pilihan

tersebut akan membantu individu dalam menetapkan pilihan karirnya secara tepat.

Guru bimbingan dan konseling sudah seharusnya membantu konseli atau peserta didik dalam

mencapai kemandirian pengambilan keputusan karirnya. Sehingga, ketika peserta didik menghadapi

hambatan dalam pengambilan keputusan karir, peserta didik tersebut mampu untuk mengatasi

hambatan yang dialaminya. Dengan demikian, peserta didik mampu menentukan pilihan karir yang

tepat, sehingga mencapai kesuksesan di masa depan.

12
Daftar Pustaka
1. Dewi, Diana, dan Syahri Alhusin. 2019. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengambilan

Keputusan Karir Melalui Layanan Bimbingan Kelompok.Vol. 3, No. 1

2. Pramudi, Heru. 2015. Kemampuan Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas XI di SMA 1

Kutasari Purbalingga. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Bimbingan dan Konseling.

Universitas Yogyakarta. Yogyakarta

3. Riau, U. S. (2018). Pengambilan Keputusan Karir. 11–26.

4. Saputra, NE Wahyu. 2014. Teori karir "Career information Processing (CIP)". Makalah.

Pascasarjana. Bimbingan dan Konseling. Universitas Negeri Malang.

13

Anda mungkin juga menyukai