Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad
saw. Salah satu nikmatnya yang tidak ternilai harganya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan,
baik dari segi isi penulisan maupun dalam penggunaan kata-kata. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan
makalah dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa membalas amal baik yang
telah Bapak/Ibu/Saudara berikan, dan harapan penyusun semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penyusun dan bagi semua pihak yang telah membaca makalah ini.
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. LATARBELAKANG............................................................................................1
B. RUMUSANMASALAH...................................................................................... 2
C. TUJUAN...............................................................................................................3
D. Gayapengambilankeputusankarier........................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karir merupakan bagian penting suatu tujuan dari kehidupan setiap orang. Bahkan mayoritas
orang memganggap bahwa karir sebagai status yang dapat menghidupkan atau mematikan seseorang.
Karir berhubungan dengan status sosial seseorang (Winkel & Hastuti, 2006). Karir seseorang di masa
depan sebaiknya direncanakan dari jenjang pendidikan sedini mungkin. Salah satu keberhasilan karier
ditentukan oleh pilihan individu saat masih bersekolah atau sejak dini. Perkembangan karir individu
memang tidak hanya dimulai pada saat pertama kali memasuki suatu bidang pekerjaan, tetapi dimulai
sebelum individu bekerja. Karier yang menjadi cita-cita biasanya dimulai dari suatu jenjang
pendidikan tertentu. Apalagi sejumlah karir yang telah direncanakan seharusnya dimatangkan sejak
bersekolah, seperti Sekolah Dasar (SD) yang menjadi dasar dalam mengenali diri dan perilaku yang
menunjang cita-citanya, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dimana siswa mulai menggali potensi
dirinya untuk mulai menentukan karier di masa depan, serta Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
berfokus pada penguatan dan pengembangan potensi untuk menunjang pemilihan karier setelah lulus.
Perkembangan karir memang tampak maju pesat pada masa remaja dan merupakan dinamika yang
Siswa juga diharapkan dapat memilih dan merencanakan karir sesuai dengan kemampuannya
secara mandiri. Kemandirian siswa dalam pembuatan keputusan karir dapat diartikan bahwa siswa
memilih jurusan tidak karena pengaruh orang lain tetapi atas kemampuan dan kesadaran diri sendiri
serta disesuaikan dengan minat dan bakatnya. Siswa yang memiliki kemandirian dalam memilih suatu
jurusan pendidikan dengan memperkirakan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya cenderung
dapat memilih jurusan pendidikan atau pekerjaan yang tepat untuk dirinya. Agar para siswa dapat
memilih karir yang tepat, dalam hal ini diperlukan arahan dalam pengambilan keputusan tentang
pemilihan jurusan, pendidikan lanjutan dan merencanakan karirnya untuk masa depan. Siswa
diharapkan memiliki kematangan karir yang tinggi agar dapat menentukan jenjang atau pekerjaan
1
maupu yang berhubungan dengan karier berikutnya sehingga siswa dapat mengembangkan sumber
daya yang dimilikinya dan mempunyai arah serta tujuan yang jelas sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki (Winkel dan Hastuti, 2006). Begitu pentingnya pengambilan keputusan karier pada masa
sekolah demi tercapainya cita-cita yang diinginkan siswa dengan melalui pendidikan, guru, dan
pembelajaran yang dapat menunjukkan potensi dirinya sehingga dapat memberikan kematangan
Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Teori Bimbingan dan Konseling
karier maka kami menyusun makalah Teori Pengambilan Keputusan Karier dengan tujuan untuk
mengetahui berbagai hal-hal yang mempengaruhi dan terkait lebih lanjut mengenai pengambilan
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kami rumuskan permasalahan yang akan kami bahas
sebagai berikut :
karier?
dan konseling?
2
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai
berikut :
karier.
dan konseling.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pengambilan keputusan merupakan sebuah upaya dalam membantu individu untuk menyadari
faktor-faktor pada pengambilan keputusan sehingga individu mampu membuat pilhan yang
didasarkan pada pengetahuan tentang diri dan informasi lingkungannya. Sedangkan pengertian
keputusan karir merupakan suatu proses pencapaian tujuan karir yang ditandai oleh adanya tujuan yag
jelas setelah menyelesaikan pendidikan, cita-cita terhadap pekerjaan, motivasi terhadap pendidikan,
kemandirian dalam proses pengambilan keputusan, kematangan dalam proses pengambilan keputusan,
Mengenai pengambilan keputusan karier, Brown dan Brooks (dalam Rowland, 2004) menyatakan
sebagai proses pemikiran seseorang dalam mengintegrasikan pengetahuan tentang dirinya dengan
pengetahuan pekerjaan untuk membuat pilihan terkait dengan karir. Sedangkan Hollands (dalam
Sukardi dalam Widiyastuti & Pratiwi, 2013) menyatakan pengambilan keputusan berdasarkan asumsi
mengenai pilihan karier yang diungkapkan melalui kepribadian seseorang, pilihan pekerjaan yang
Adapun menurut Mitchell & Krumboltz (1987) mengatakan bahwa seseorang mengambil
keputusan karir karena individu terlibat dalam berbagai perilaku yang mengarah kepada karir.
Beberapa perilaku dalam pengambilan keputusan karir antara lain yaitu bersekolah, masuk program
keputusan karir dapat diasah dalam setiap keputusan kecil yang telah diambil sebelumnya, sehingga
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa pengambilan
keputuan karier adalah suatu proses individu dalam berpikir untuk membuat pilihan karier yang tepat
4
B. Faktor Yang Mempengaruhi Teori Pengambilan Keputusan Karier
1. Genetik
Faktor genetic merupakan faktor yang di wujudkan dalam bentuk fisik, salah satunya bentuk wajah,
jenis kelamin, suku, dan bangsa. Keadaan diri bisa membatasi kemapuan dan ketrampilan seseorang
untuk menyusun rencana. Hal ini juga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan karir karena
ketika seseorang ingin mengambil keputusan tentunya juga harus menyesuaikan dengan diri pribadi
orang tersebut
2. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan yang berpengaruh pada pengambilan keputusan karir. Seperti, kesempatan
tetangga dan masyarakat sekitar dan pengalaman bekerja. Biasanya faktor ini merupakan faktor
ekstern dari diri individu dan biasanya di luar kendali individu namun bisa di rencanakan
3. Faktor belajar
Faktor ini banyak di lakukan oleh manusia. Pengalaman belajar akan mempengaruhi tingkah laku dan
keputusan orang mengenai pemilihan karir seseorang. Ketika setiap orang melakukan kegiatan belajar
pastinya akan menambah pengetahuan mereka yang mana akan sangat berpengaruh terhadap
pengalaman belajar, ciri genetic,kemampuan khusus dan lingkungan. Faktor ini bisa berubah oleh
pengalaman dan hasil yang di terima dari perbuatan yang seseorang lakukan.
5
C. Ketrampilan Dasar Pengambilan Keputusan Karir
Menurut krumboltz dan barker (munandir,1996) hal yang penting dalam pengambilan
2. Menentukan apa keputusan atau tugas yang dapat di kelola dan yang
realistis
3. Memeriksa dan menilai secara cermat dan tepat generalisasi observasi diri
tersebut
relevan
keputusan
Teori tipe kepribadian Holand menjelaskan perlu dilakukan suatu usaha agar pemilihan karir
seseorang sesuai dengan kepribadiannya. Menurut Holland, begitu orang menemukan karir yang
sesuai dengan kepribadiannya ia akan lebih menikmati pekerjaan tersebut dan bekerja dibidang
tersebut lebih lama daripada orang yang bekerja di bidang yang tidak cocok dengan kepribadiannya
(Santrock, 2003 : 484). Holland juga merumuskan tipe-tipe (golongan) kepribadian dalam pemilihan
pekerjaan berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat. Kemudian, setiap
tipe-tipe kepribadian itu dijabarkan ke dalam suatu model teori yang disebut model orientasi. Model
orientasi merupakan suatu rumpun perilaku-perilaku penyesuaian yang khas. Setiap orang memiliki
urutan orientasi yang berbeda-beda, dan hal inilah yang menyebabkan mengapa setiap orang itu
mempunyai corak hidup yang berbeda-beda. Adapun model orientasi yang dijabarkan oleh Holland
6
a. Realistis
Tipe yang memilik kecenderungan memilih lapangan kerja yang berorientsi pada penerapan.
Ciri-cirinya yaitu agresif, pada dasarnya kurang dapat bergaul, interaksi interpersonal buruk,
keterampilan otot, koordinasi motorik yang kuat kurang memiliki kecakapan yang verbal,
kongkrit, bekerja praktis, kurang memiliki keterampilan sosial, serta kurang peka dalam
Tipe yang memiliki kecenderungan memilih pekerjaan yang bersifat akademik. Ciri-cirinya
pemahaman, menyenangi tugas- tugas yang bersifat kabur, memiliki nila-nilai dan sikap yang
c. Artistik
Tipe yang kecenderungan memilih pekerjaan berhubungan dengan orang lain secara tidak
langsung, bersifat sosial dan sukar menyesuaikan diri. Ciri-ciri imaginatif, menghargai
estetika, lebih menyukai ekspresi diri melalui seni, agak mandiri dan extrovert. Dengan kata
lain, orientasi artistik lebih menitik beratkan menghadapi keadaan sekitar dilakukan dengan
d. Sosial
Tipe yang memiliki kecenderungan memilih lapangan pekerjaan yang bersifat membantu
orang lain. Ciri-ciri tipe model ini adalah pandai bergaul dan berbicara, bersifat responsif,
kecakapan verbal, hubungan antar pribadi, kegiatan-kegiatan rapi dan teratur, menjauhkan
bentuk pemecahan masalah secara intelektual, lebih berorientasi pada perasaan dan tertarik
pada kegiatan pendidikan. Contoh pekerjaan model orientasi ini adalah Edukasional seperti
7
guru, administrator pendidikan, dan profesor. Kesejahteraan sosial seperti pekerja sosial,
e. Pengusaha
situasi dimana ada kesempatan untuk menguasai orang lain atau mempengaruhi orang lain,
menganggap dirinya paling kuat, jantan, mudah untuk mengadakan adaptasi dengan orang
lain, menyukai tugas-tugas sosial yang bersifat kabur, perhatian yang besar pada kekuasaan,
status, dan kepemimpinan, agresif dalam kegiatan lisan, extrovert, petualang, persuasif, dan
f. Conventional
Tipe yang umumnya memiliki kecenderungan untuk kegiatan verbal, lebih menyenangi
bahasa yang tersusun rapi, numerical(angka) yang teratur, menghindari situasi kabur, senang
mengabdi, mengidentifikasikan diri dengan kekuasaan, memberi nilai yang tinggi terhadap
ketergantungan pada atasan, praktis, terkendali, bisa bergaul, agak konservatif, dan menyukai
a. Rational ialah pengampilan keputusan karir yang dilakukan sesuai dengan kaidah logika,
b. Fatalistik ialah seseorang memiliki sedikit kontrol terhadap dirinya sendiri dalam
c. Intuitive ialah pengambilan keputusan karir seseorang bergantung pada suara hati dan kondisi
emosional dirinya.
d. Impulsive ialah pengambilan keputusan karir yang dilakukan secara sepontan sesuai dengan
8
e. Dependent ialah pengambilan keputusan karir yang mengandalkan pada harapan atau saran
menyatakan dimensi pengolahan pemecahan masalah atau informasi (Peterson 2004). Pendekatan CIP
didasarkan pada pemikiran “bahwa konseling karier harus lebih fokus untuk membantu individu
dalam mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan karier yang bijaksana, bukan pada
keputusan karier itu sendiri”. Dengan tujuan untuk membantu individu-individu membuat suatu
pilihan karier yang tepat, dan belajar meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan pengmbil
keputusan karier yang diperlukan untuk pilihan- pilihan di masa mendatang. (Sampson, Reardon, &
Peterson, dkk, 2004:2). Dalam CIP, siklus CASVE (Communication, Analysis, synthesis, Valuing,dan
Execution) berfungsi sebagai suatu basis untuk membantu para konseli dengan pengambilan
keputusan (Peterson dkk., 2002; Brown, 2007). Berikut tahapan pengambilan keputusan karier model
CIP:
informasi diterima olehorgan-organ indera dan ditafsirkan dalam korteks serebral. Masalah muncul
ketika otak memberikan sinyal munculnya kesenjangan antara keadaan yang ada sekarang dan
4. Memahami keadaan diri dan pilihan-pilihannya (Analysis). Dalam tahap analisis, penyebab
kerangka konseptual. Dalam tahap ini, pemecah masalah yang efektif mundur dan terlibat dalam
5. Memperluas dan mempersempit daftar pilihan (Synthesis). Dalam tahap sintesis, kemungkinan
program aksi yang dirumuskan melalui dua proses, yaitu elaborasi dan kristalisasi. Elaborasi
melibatkan generasi kreatif berbagai solusi yang mungkin, bahkan yang tidak mungkin, melalui
teknik seperti brainstorming ,membuat analogi atau metafora, dan terlibat dalam relaksasi
9
mentaluntuk membebaskan pikiran dari kendala realitas. Kristalisasi adalahpenyempitan
6. Menilai dan memilih satu dari beberapa pilihan (Evaluation). Tahapan penilaian mencakup evaluasi
memprioritaskan kesempatan karir. Selama tahapan ini, para konseli secara cermat memperhatikan
rencana aksi (action plan) untuk menutup gap/kesenjangan dan mengejar pilihan pertama konseli ke
Siswa dapat memilih karir secara tepat apabila ada dukungan dari faktor-faktor yang
mempengaruhi tetapi apabila faktor-faktor yang mempengaruhi tidak mendukung atau mengalami
hambatan maka ketepatan pemilihan karir siswa akan terhambat dan tidak dapat berkembang sesuai
dengan yang diharapkan. Menurut Gati & Amir (2010), hambatan-hambatan yang membuat siswa
b) LI (lack of information) kurangnya informasi karir (tentang diri sendiri, tahapan dalam proses dan
c) II (inconsistent information) informasi yang tidak konsisten (informasi yang tidak dapat
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Jamilah (2005: 48-53) juga memperlihatkan
a) Hambatan yang berasal dari faktor internal yang membuat siswa kurang memperhatikan apa yang
dimilikinya dalam memilih karir yaitu minat siswa, keyakinan, hobi, prestasi, keterampilan,
pemanfaatan waktu senggang, aspirasi dan pengetahuan sekolah atau perguruan tinggi, pengetahuan
tentang dunia kerja, keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah, dan masalah dan keterbatasan pribadi
artinya bahwa siswa kurang memahami sifat kepribadian yang dimiliki terhadap jabatan atau karir
10
yang dicita-citakan bahkan penampilan yang ada kurang mendukung terhadap jabatan atau karir yang
dipilihnya.
b) Hambatan yang berasal dari faktor eksternal (dari luar diri individu) diantaranya:orang tua yang
kurang mendukung serta terlalu memaksakan, masyarakat kurang mendukung terhadap pilihan
jabatan yang dipilih kurang sesuai dengan norma yang ada di masyarakat, sosial-ekonomi keluarga,
Dalam bimbingan dan konseling terdapat tiga domain perkembangan yang bertujuan
meningkatkan proses pembelajaran dan menciptakan budaya kesiapan masuk perguruan tinggi dan
karier bagi semua peserta didik. Salah satunya yaitu domain karir. Bimbing dan konseling karir ini
bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempersiapkan diri dalam mengeksplorasi,
hal ini, salah satu permasalahan yang mungkin dialami oleh peserta didik dalam perencanaan
Pengambilan keputusan karir merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan karir
individu. Guru bimbingan dan konseling memiliki kewajiban dalam membantu peserta didik untuk
mempunyai keputusan karirnya sendiri. Memberikan gambaran yang realistis terhadap perencanaan
karir peserta didik, membantu peserta didik dalam memahami dirinya sendiri, berbagai pilihan
pekerjaan yang ada, maupun memberikan berbagai pilihan alternatif dalam perencanaan karir dapat
Dengan demikian, aplikasi dari pengambilan keputusan karir dalam bimbingan dan konseling
khususnya pada domain perkembangan karir memiliki peran dan pengaruh yang besar terhadap
perencanaan karir peserta didik. Guru bimbingan dan konseling memiliki tanggung jawab dalam
memandirikan peserta didik, sehingga peserta didik mampu untuk mengambil keputusan karir secara
tepat dan mengatasi segala hampabatan dalam pengambilan keputusan karir. Pengambilan keputusan
11
BAB III
PENUTUP
Pengambilan keputusan karir merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan karir
individu. Dalam hal ini, pemahaman akan diri sendiri, memahami berbagai pilihan pekerjaan,
menyadari perlunya mengambil keputusan karir, memahami berbagai alternatif pilihan karir,
memperluas dan mempersempit daftar pilihan, hingga menilai dan mengavaluasi berbagai pilihan
tersebut akan membantu individu dalam menetapkan pilihan karirnya secara tepat.
Guru bimbingan dan konseling sudah seharusnya membantu konseli atau peserta didik dalam
mencapai kemandirian pengambilan keputusan karirnya. Sehingga, ketika peserta didik menghadapi
hambatan dalam pengambilan keputusan karir, peserta didik tersebut mampu untuk mengatasi
hambatan yang dialaminya. Dengan demikian, peserta didik mampu menentukan pilihan karir yang
12
Daftar Pustaka
1. Dewi, Diana, dan Syahri Alhusin. 2019. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengambilan
2. Pramudi, Heru. 2015. Kemampuan Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas XI di SMA 1
Kutasari Purbalingga. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Bimbingan dan Konseling.
4. Saputra, NE Wahyu. 2014. Teori karir "Career information Processing (CIP)". Makalah.
13