Disusun Oleh:
1. Azizah Rupaida (200303015)
2. Anggi Ashari (200303016)
3. Zaenal Abidin Sahrawi (200303029)
4. Dinul Hakam Khasali (200303027)
5. Brilianul Amri (200303025)
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
banyak dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami sampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu kami dalam terselesainya
makalah ini.
Dengan keterbukaan yang ada, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca. Semoga isi dari makalah ini dapat bermanfaat
bagi banyak orang.
1
Daftar Isi
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karir adalah sesuatu yang sangat urgen dalam kehidupan seorang
individu. Karir diciptakan dan dikembangkan oleh individu sepanjang rentang
kehidupannya. Bahkan ketika seorang individu berada pada masa anak usia dini
dia sudah mulai mengeksplorasi jenis-jenis profesi yang mungkin ia bisa
masuki. Walaupun anak-anak usia dini belum menjadikan ini sebagai keputusan
dalam berkarir. Karir membutuhkan pengelolaan diri yang baik dari individu
tersebut, memahami orang lain dan lingkungan, serta berhubungan dengan
orang lain dan lingkungan. Kecerdasan dan keahlian juga menjadi point penting
untuk mencapai keberhasilan dalam berkarir. Namun perlu digarisbawahi
kecerdasan dan keahlian saja belum memadai. Karir yang dipilih nanti akan
menjadi tempat yang subur bagi seorang individu untuk beraktualisasi
(Aminurrohim, dkk, 2014). Jadi dengan adanya karir maka seorang individu
akan beraktualisasi di lingkungannya tersebut. Dengan berkarir individu bisa
menampakkan eksistensi dirinya di lingkungan sekitarnya.
Merencanakan dan memilih suatu jurusan merupakan tahap awal bagi
siswa untuk merencanakan karir di masa depan. Sebagai peserta didik siswa
memiliki sebuah pandangan-pandangan yang berbeda terhadap tujuan karirnya
sehingga cara untuk mewujudkan semua itu juga berbeda pula antara siswa satu
dengan siswa yang lainnya dalam memilih jurusan. Banyak sekali siswa yang
masih cenderung terpengaruh oleh orang lain halnya dimana siswa tersebut
terkadang tidak percaya diri, kurangnya pengetahuan tentang pekerjaan, terpaku
pada satu pilihan, tidak mampu mengenali bakat dan minatnya, tidak mendapat
dukungan dari orang disekitarnya, tidak pasti dalam membuat pilihan, dan
mengalami masalah mengenai pekerjaan yang diinginkan. Sebaliknya banyak
siswa ketika memilih jurusan tidak lagi terpengaruh oleh orang lain, memiliki
kepercayaan diri dalam membuat pilihan, sudah mempunyai pengetahuan
tentang pekerjaan yang dinginkan, sudah mampu mengenali minat dan
bakatnya, mendapat dukungan dari orang disekitarnya, yakin dalam membuat
pilihan, dan tidak mengalami masalah mengenai pekerjaan yang diinginkan.
Hal-hal inilah yang berkaitan dengan pengambilan keputusan karir pada siswa
dimasa yang akan datang nantinya.
Keputusan karir ini perihal yang berkaitan dengan putusan yang telah
ditetapkan sesudah melalui pertimbangan yang sangat mantang dan sudah
dipikirkan sehingga memperoleh langkah yang harus dijalankan.
Bimbingan dan konseling ialah sebagai bagian dari lembaga sekolah yang
memiliki peran yang sangat penting dalam proses perencanaan karier siswa,
karena selain adanya bimbingan pribadi, sosial dan belajar. Bimbingan karier
juga termasuk dalam layanan dasar pada bimbingan dan konseling yang
diberikan kepada siswa. Bimbingan karier ini sebagai layanan dalam bimbingan
3
dan konseling yang bertujuan untuk membantu siswa melakukan sebuah
perencanaan karier yang sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimilikinya.
Dalam memilih dan menjalankan sebuah karir, individu memiliki
perkembangan karir sepanjang rentan kehidupannya. Perkembangan karir ini
akan mengarahkan pada aktualisasi diri.
Dalam kehidupan sehari-hari tentulah kita tidak dapat lepas dari sebuah
pilihan hidup bagi masa depan, terutama pada pilihan karir. Karir adalah sebuah
perkembangan dan kemajuan di dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan, dan
lainnya. Penentuan karir ini dapat dikatakan bahwa tentu tidak dapat lepas dari
bimbingan seseorang untuk membimbing dalam menentukan karir kedepannya.
Bimbingan ini juga disebut bimbingan karir, bimbingan karir ini merupakan
salah satu jenis bimbingan yang berusaha untuk membantu setiap individu-
indivdu dalam memecahkan sebuah permasalahan karir untuk memperoleh
penyesuaian diri yang sebaik-baiknya dengan masa depannya. Untuk itu, peran
konselor di sini untuk menuntun klien agar dapat memilih karir dalam
kehidupannya itu sangatlah penting.
Pada teori pengambilan keputusan karir ini berasal dari teori belajar sosial
Bandura. Teori belajar sosial ini dapat dikatakan sebagai landasan teori
Krumboltz, Krumboltz sendiri juga mengatakan bahwa kepribadian dan tingkah
laku lebih merupakan dari hasil belajar daripada pembawaan sejak lahir. Dalam
perkembangan karir, akan ada beberapa faktor yang mempengaruhi arah
perencanaan karir. Teori Krumboltz ini beranggapan bahwa sangat penting
pribadi dan lingkungan sebagai salah satu dari faktor-faktor yang mendukung
untuk menentukan sebuah proses pengambilan keputusan ataupun penentuan
karir tersebut.
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar dari teori krumboltz?
2. Bagaimana hasil dari proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karir dengan
pendekatan Social Learning Krumboltz dalam menentukan pemilihan karir
seorang?
3. Seperi apa pengambilan keputusan karir teori krumboltz?
4. Bagaimana cara mengaplikasikan teori krumboltz dalam Bimbingan dan konseling?
5. Apa saja yang menjadi kelebihan dan kelemahan teori krumboltz?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar dari Teori Krumboltz
Dasar dari teori pemilihan karier oleh krumboltz, memandang bahwa
manusia memilih kariernya berdasar hasil dari pengalaman dan pengaruh dalam
hidupnya. Pengalaman dan pengaruh dalam hidupnya berasal dari lingkungan
sekitar individu termasuk keluarga, sekolah, teman, kegemaran, dan lain
sebagainya yang menggerakkan individu untuk mengenal serta mengeksplorasi
pekerjaan yang diasosiasikan berdasar elemen atau hal yang berpengaruh dalam
hidupnya. Teori ini berasumsi bahwa kepribadian individu dan perilaku yang
dimiliki seseorang timbul dari pengalaman belajar yang unik. Pengalaman belajar
ini terdiri dari kontak antara analisis kognitif yang positif dan even-even yang
menguatkan secara negatif (Mitchell & Krumboltz, 1984).
Pengalaman belajar yang berasal dari pengaruh kognitif yang positif
dimaksudkan antara lain:
1. Atribut bawaan, seperti ras, jenis kelamin, dan hal lainnya, serta kemampuan
bawaan, seperti keterampilan, pengetahuan, dan perilaku.
2. Kondisi lingkungan sosial, seperti kehidupan sosial, pengalaman pribadi di dunia
kerja, pelatihan, kebijakan sosial, dan pengalaman kerja orang lain yang
mempengaruhi pilihan pekerjaan.
3. Pengalaman belajar di masa lalu, dibagi menjadi dua tipe yaitu pengalaman belajar
asosasi yang mana individu mengamati keterkaitan antara kejadian dan mampu
untuk memprediksi segala kemungkinan. Yang kedua, pengalaman belajar secara
aplikasi, yaitu individu mampu mengaplikasikan di lingkungannya secara langsung
dengan hasil yang dapat diobservasi.
4. Skill dalam pendekatan tugas, berkaitan skill individu dalam melaksanakan tugas
baru, melalui pengalaman bahwasanya seperti pemecahan masalah, skill, kebiasaan
kerja, mental set, respon emosional serta proses kognitif.
6
yang salah. Maka teori ini percaya bahwa beberapa dari hal ini merupakan
hambatan dalam menentukan pemilihan karir.
1) Asesmen terhadap isi dari observasi diri klien dan pandangannya terhadap
lingkungan.
2) Proses dari masalah tersebut muncul.
3) Wawancara terstruktur.
4) Thought Listing (Daftar Pikiran Klien).
5) Imagery (perumpamaan).
6) Simulasi pemilihan karir.
7) Menggunakan film yang berhubungan dengan pemecahan masalah untuk
membantu klien.
8) Pengunaan carrer beliefs inventory (Krumboltz, 1988a), untuk mengindentifikasi
prasangka yang menghambat orang dalam mencapai tujuan karirnya.
7
asumsi dan keyakinan individu dan mengeksplorasi alternative keyakinan dan
tindakan yang perlu dilakukan. Membantu individu memahami sepenuhnya
validitas keyakinan individu, merupakan komponen utama model social-learning.
Secara spesifik, konselor sebaiknya berusaha mengatasi masalah-masalah berikut:
1. Individu mungkin tidak dapat mengakui bahwa masalah yang dihadapinya dapat
diatasi (mereka berasumsi bahwa sebagian besar masalah merupakan bagian dari
kehidupan yang normal dan tidak dapat diatasi).
2. Individu mungkin tidak dapat melakukan upaya yang dibutuhkan untuk membuat
keputusan atau memecahkan masalah (mereka tidak banyak berusaha
mengeksplorasi alternatif).
3. Individu mungkin tidak menyadari adanya alternative yang memuaskan (mereka
melakukan overgeneralisasi asumsi yang salah).
4. Individu mungkin memilih alternative yang buruk atau alas an yang tidak tepat
(individu tidak mampu mengevaluasi karir secara realistic karena keyakinan yang
salah dan ekspektasi yang tidak relistik).
5. Individu mungkin mengalami kekecewaan dan kecemasan akibat persepsi bahwa
mereka tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkannya (tujuannya mungkin tidak
realistik atau konflik dengan tujuan lain).
8
Dalam proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karir dengan Pendekatan
Social Learning Krumboltz dalam menentukan Pemilihan Karir seseorang, dapat
jugadengan menggunakan langkah-langkah seperti:
▪ Identifikasi masalah
▪ Diagnosis
▪ Prognosis
Pada langkah ini, konselor menetapkan bantuan terhadap klien dalam menentukan
pilihan karir nya. Konselor menetapkan sebuah teori yang dapat membantunya
dalam menentukan pilihan karir konseli, yaitu Teori Belajar Sosial Krumboltz,
yang menekankan pada pentingnya perilaku dan kognisi klien dalam menentukan
pilihan karir.
▪ Treatment
Yang dimaksud dengan langkah ini, yaitu proses bantuan yang akan di berikan
kepada klien. Salah satunya, yaitu dengan mengadakan beberapa simulasi yang
bisa membawa fikiran klien agar tetap yakin pada pilihan karirnya, yaitu
dengan proses penentuan karir klien di awali dengan kemampuan dirinya, yaitu
menganalisa atau mengidentifikasi kemampuan diri klien dalam menentukan
proses pemilihan karir.
Dari tahapan ini, klien akan di identifikasi sesuai dengan kemampuan diri klien.
▪ Evaluasi/follow up
Langkah yang terakhir ini adalah untuk mengetahui, sejauh mana tingkat
keberhasilan teori yang telah di gunakan oleh konselor. Dalam langkah ini, dapat
di lihat perkembangan diri klien untuk bisa memilih pilihan karir nya dalam waktu
yang lebih jauh.
9
terutama dari orang lain yang berarti signifikan (significant other). Dalam
mengambil keputusan karier, individu dapat mengamati, meniru, dan
mencontoh orang-orang yang ada di sekelilingnya, jika apa yang diamati
sesuai dengan keinginan individu, maka apa yang diamatinya itu dapat
direalisasikan menjadi sebuah perilaku. Mitchell & Krumboltz (1987)
menyatakan bahwa seseorang membuat keputusan karir karena dia
berpartisipasi dalam berbagai perilaku yang mengarah pada karir tersebut.
Beberapa perilaku pengambilan keputusan karier termasuk pergi ke sekolah
dan menghadiri kursus pelatihan, melamar pekerjaan, menambah pekerjaan,
mengubah posisi atau memasuki pekerjaan baru. Landasan untuk
mewujudkan perilaku tersebut menurut teori belajar adalah munculnya minat,
yang merupakan hasil pengamatan diri secara umum pada pengalaman belajar
sebelumnya.
Menurut Krumboltz dan Baker (Mitchell dan Krumboltz, 1984), hal yang
penting dalam pengambilan keputusan karir adalah kemampuan untuk:
Krumboltz et al. (1975) menekankan bahwa pengalaman belajar yang unik dari
masingmasing individu selama hidupnya menyebabkan berkembangnya pengaruh-
pengaruh primer yang mengarahkan pilihan karirnya.. Pengaruh tersebut
mencakup:
10
b) Keterampilan yang dipergunakan dalam menghadapi lingkungan.
c) Perilaku memasuki karier seperti melamar pekerjaan atau memilih lembaga
pendidikan atau pelatihan.
1. Faktor Genetik
Faktor ini dibawa sejak lahir berupa wujud, keadaan fisik dan kemampuan.
Status diri akan membatasi preferensi atau keterampilan seseorang saat
merencanakan pendidikan dan pekerjaan akhir. Teori ini menyatakan bahwa orang-
orang tertentu secara bawaan mampu memperoleh manfaat dari pengalaman
lingkungan berdasarkan lingkungan mereka. Kemampuan khusus seperti
kecerdasan dan bakat merupakan hasil interaksi antara sifat bawaan dan
lingkungan yang dihadapi manusia.
2. Kondisi Lingkungan
3. Faktor Belajar
Kegiatan yang paling banyak dilakukan manusia adalah belajar. Ini telah
dilakukan hampir setiap waktu sejak bayi, dan beberapa ahli bahkan mengatakan
sejak di dalam kandungan. Ada 2 jenis belajar, yaitu belajar instrumental dan
asosiatif.
1) Belajar instrumental adalah belajar yang terjadi melalui pengalaman orang waktu
berada di suatu lingkungan dan ia mengerjakan langsung atau mereaksi terhadap
lingkungan itu, dan ia mendapatkan sesuatu sebagai hasil dari perilakunya itu, yaitu
hasil yang dapat dia amati.
11
2) Belajar asosiatif adalah pengalaman dimana orang mengamati hubungan antara
kejadian-kejadian dan mampu memprediksi apa konsekuensinya.
Ketrampilan ini dicapai sebagai buah interaksi atau pengalaman belajar, ciri
genetik, kemampuan khusus (bakat), dan lingkungan. Keterampilan ini meliputi
standar kinerja, nilai kinerja, kebiasaan kerja, persepsi dan proses kognitif
(perhatian, daya ingat), respons lingkungan, psikologis, dan emosional. Dalam
pengalamannya, individu menerapkan ketrampilan ini untuk menghadapi dan
menangani tugas-tugas baru.
a) Kertidakjelasan tujuan
b) Adanya penghalang dalam aktifitas
c) Adanya ketakutan dan kemungkinan kegagalan
d) Konflik dalam pilihan
Keempat point ini adalah diantaranya item dalam Skala Pilihan Karir
(Osipow, Carney, Winter, Yanico and Koschier, 1976; Osipow, 1980), sebagai
instrument yang didesain untuk mengukur kebimbangan karir terdahulu dengan
differential-diagnosistreatment.
12
Krumboltz juga memberikan beberapa observasi untuk konseling karir
sebagai berikut :
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa teori
krumboltz memandang manusia memilih karirnya berdasarkan pengalaman yang
dialami serta pengaruh dari berbagai lingkungan dalam hidupnya. Pengalaman dan
pengaruh yang dirasakan individu bisa datang dari mana saja, mulai dari keluarga,
kegemaran, lingkungan sosial, dan sebagainya. Pengaplikasian teori krumboltz
dalam dunia bimbingan dan konseling salah satunya dengan cara memberikan
pembekalan berupa kemampuan dalam memilih/merencanakan karir.
Teori Krumboltz beranggapan bahwa masing-masing individu memiliki
empat faktor yang menyebabkan arah perencanaan karir. Dengan merencanakan
arah karir dengan baik maka klien akan bisa membayangkan apa kemungkinan
yang harus ia lakukan untuk mencapai karir tersebut dan bagaimana ia bisa
mewujudkan perencanaan karirnya. Krumboltz menyatakan empat faktor (faktor
genetik, lingkungan, belajar, dan ketrampilan menghadapi tugas) yang
mempengaruhi pengambilan keputusan karir yaitu warisan genetik dan
kemampuan khusus seorang individu, peristiwa lingkungan atau bagaimana
lingkungan terhadap individu tersebut, pengalaman belajar seorang individu dan
keterampilan menghadapi tugas. Keseluruhan faktor ini akan saling bersinergi
dalam diri individu sehingga ia dapat merencanakan arah pilihan karir dengan baik.
Serta bimbingan konseling berupaya untuk mengarahkan klien untuk
menyinkronkan empat faktor ini dengan baik.
Teori krumboltz sedikit banyak berguna untuk layanan bimbingan karier
siswa sebab, dalam prosesnya teori ini mengidentifikasi lingkungan klien dari
berbagai sisi dan apa saja hal yang mempengaruhi konseli. Sehingga bila saja
konseli terampil pada suatu hal tertentu namun hal tersebut malah merupakan
sumber pengaruh yang negatif terhadap konseli maka, dapat segera ditindak
lanjuti.
B. Saran
Setelah membaca makalah mengenai teori krumboltz, diharapkan pembaca
dapat memahami lebih lanjut tentang teori krumboltz dan dapat mengaplikasikan
teori ini kepada peserta didik atau konseli serta dalam kehidupan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16