Anda di halaman 1dari 3

Psikologi Sosial

Disusun untuk memenuhi tugas UAS

Dosen Pengampu : Iqbal Bafadal, M. Si

Di susun oleh :

Zaenal Abidin Sahrawi 200303029

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

Tahun Ajaran 2022/2023


Day of my life

Sebelum saya bercerita mengenai kehidupan sehari-hari saya, ada baiknya saya perkenalkan diri terlebih
dahulu. Nama saya Zaenal Abidin Sahrawi, saya seorang mahasiswa UIN Mataram dari sebuah Desa kecil
di Kabupaten Lombok Timur, Kecamatan Keruak lebih tepatnya di Desa Tanjung Luar yang dimana Desa
saya terkenal dengan hasil lautnya yang melimpah. Mungkin hanya itu saja perkenalan singkat dari saya.

Saya memulai cerita saya ketika saya masuk SMA, saya termasuk anak yang kurang pandai memulai
komunikasi dengan orang baru. Jadi waktu masuk SMA saya menjadi bahan bully an oleh teman-teman
saya. Sampai pada ketika saya mulai berpikir apakah ada yang salah dengan diri saya, dan mulai
berbenahi diri. Dan setelah melakukan pembenahan diri saya jadi tahu jika tidak ingin menjadi bahan
bully an terlihatlah lebih kuat dan hebat agar anak-anak lain tidak membully saya. Dalam kajian ilmu
psikologi sosial hal itu dinamakan intropeksi diri, intropeksi diri ini adalah melakukan peninjauan
terhadap diri sendiri dengan cara (self talking). Self talkimg adalah proses berkomunikasi dengan diri kita
sendiri, sehingga kita tahu apa yang kurang dan lebih dari diri ini.

Tiap-tiap mendekati masa libur semester, sekolah saya mengadakan lomba yang sering disebut dengan
kelas meeting, disana akan ada banyak macam lomba. Dimana saya mengikuti lomba tarik tambang
bersama teman kelas. Kebetulan kelas saya termasuk kelas unggulan yang menjadi favorit adik-adik
kelas. Sehingga pada saat lomba dimulai, adik-adik kelas banyak yang memberikan dukungan. Dan
setelah lomba selesai yang hasilnya kami kalah, adik-adik kelas tetap memberikan dukungan dan
penilaian kepada kami. Berbicara mengenai penilaian ada dua aspek dalam penilaian yakni penilaian
verbal dan non-verbal. Contoh dari penilaian verbal yang mereka lakukan adalah "Wah kakak tadi hebat,
walaupun musuhnya sangar-sangar tapi tetap semangat" dan contoh dari penilaian non-verbal "Mereka
memberikan tepuk tangan kepada kami setelah lomba selesai".

Dan akhirnya masa SMA pun selesai dan saya mendaftar di PTN (Universitas Negeri Matatam) melalui
jalur SNMPTN namun tidak lulus, daftar lagi jalur SBMPTN dan tidak lulus lagi. Sehingga saya daftar di
PTKIN (UIN Mataram) melalui jalur SPANTKIN dan tidak lulus juga. Disitu saya merasa down banget dan
saya mulai membandingkan diri saya. Dalam membandingkan diri dengan orang lain, saya menggunakan
pola (Upward) yang dimana saya melihat keatas yakni ke orang-orang yang berhasil masuk PTN maupun
PTKIN dengan mudah. Jadi disitu terpicu semangat saya untuk belajar lebih giat lagi, dan saya pun
mengikutin UMPTKIN (UIN Mataram) dan alhamdulillah lulus pada prodi BKI. Berbicara mengenai
perbandingan diri ada dua kategori dalam hal ini, ada upward dan ada downward. Upward itu melihat
keatas untuk membangkitkan semangat perjuangan dan downward melihat kebawah untuk selalu
bersyukur atas apa yang kita rasakan selama ini.

Pada semester 3 saya mengenal wanita yang saya sukai, saya mengetahui bahwa wanita itu lulusan
pondok pesantren. Sehingga saya mulai memberikan labeling kepadanya. Lalu menunjukkan bentuk-
bentuk perhatian pada aspek yang dimiliki nya ataupun yang tidak dimilikinya, menyimpulkan
bagaimana karakter nya dan memperkirakan hal apa yang akan dilakukan oleh nya di kemudian hari.

Saya pertama kali bertemu dengan wanita itu pada saat kuliah offline perdana dirumah dosen. Pada saat
pertama kali bertemu dengan wanita tersebut, secara tidak lansung dan otomatis saya sudah memiliki
persepsi dan pandangan dalam menyimpulkan karakteristik dan kategori wanita tersebut. Wanita
tersebut berperawakan sedikit lebih pendek dari saya, putih, bersih. Disitu saya lansung memiliki
persepsi bahwa ia memiliki silisah keluarga yang pendek.Komunikasi dengan wanita itu terbilang jarang
karena emang anak nya pendiam. Tapi dalam berkomunikasi ada dua kategori yakni verbal dan non-
verbal. Secara verbal memang jarang akan tetapi secara non-verbal sangat sering seperti dari mimik
wajahnya, postur tubuh nya, dan tatap matanya.

Disaat UAS di semester 4 dengan mata kuliah Konseling Rehab, di SIAKAD saya mendapatkan nilai B.
Disitu saya bertanya-tanya kenapa kok bisa dapat nilai B, perasaan saya itu aktif dalam kelas. Jadi saya
bertanya kepada dosen pengampu mata kuliah tersebut, apa benar nilai UAS saya seanjlok itu dan dosen
nya mengatakan benar. Namun saya bertanya lagi apakah nilai keaktifan di kelas itu tidak dapat
membantu karena saya termasuk aktif di kelas. Setelah nego nilai akhirnya nilai saya diubah menjadi A.
Dalam kajian ilmu psikologi kegiatan serba ingin tahu ini di sebut atribusi.

Jadi secara garis besarnya saya memiliki ketertarikan interpersonal dengan wanita tersebut. Faktor yang
menyebabkan saya tertarik dengan wanita tersebut adalah saya sering berkata kotor seperti "Anjay" dan
dialah wanita pertama yang menegur saya karena berbicata kotor diluar garis keluarga saya.
Ketertarikan interpersonal adalah penilaian kita terhadap orang lain berdasarkan pada apakah ita
menyukai orang tersebut atau tidak menyukainya.

Saya termasuk orang yang sukar untuk marah, namun jika sudah marah saya biasa nya meledak-
meledak dengan cara merusak barang, namun barang yang saya rusak itu bukan barang berharga.
Contohnya, ketika saya marah dengan seseorang lalu saya akan menngalihkan nya baik ke benda atau
hal lain nya. Pernah ketika saya marah saya memukul pintu kamar mandi sampai lepas dan setelah saya
melakukan itu saya menjadi tenang dan rileks karena amarah saya sudah tersalurkan. Dan bagaimana
jika tidak ada objek yang digunakan untuk mengalihkan amarah. Saya biasanya pergi ke kamar mandi
lalu mengisi tong air yang ada sampai penuh, lalu saya akan menghantam air yang ada di tong tersebut
sampai amarah saya itu mereda.

Anda mungkin juga menyukai