Anda di halaman 1dari 2

Nama : Salvinia Salvy Prihanta

NIM : 2300103911683020
Kelas : Pekerjaan Sosial A
Topik : Refleksi Diri Alasan Mengikuti PPG Prajabatan 2023 dan Menjadi Guru

Titik balik motivasi saya bermula ketika di bangku perkuliahan. Saat itu saya berada
di jurusan Ilmu Keperawatan dan memiliki ketertatarikan untuk menjadi akademisi daripada
praktisi. Di sela-sela perkuliahan, saya aktif membina mahasiswa baru terkait perkuliahan
dan kerap transfer ilmu pada teman-teman yang belum memahami materi ajar kuliah. Sampai
akhirnya di semester 5, saya mengikuti Kampus Mengajar. Hal ini cukup menantang bagi
saya karena saya belum pernah mempunyai pengalaman langsung pada peserta didik
terutama siswa SMP. Dari situlah pikiran saya semakin berkembang. Jika sebelumnya saya
berpikir sebatas ingin mengajar dan tertarik menjadi akademisi, saat ini pikiran saya hanya
satu, saya ingin “memanusiakan manusia muda”. Muda di sini bukan berarti umurnya yang
muda, melainkan muda karena keterbatasan ilmu, pengetahuan , maupun sikap baik yang
seharusnya dilakukan. Artinya, tidak hanya mengajarkan apa yang mereka tidak ketahui,
namun turut mendorong peserta didik menjadi manusia yang utuh, merdeka, dan meraih
kebahagiaan setinggi-tingginya. Tidak hanya mengajar, namun mendidik sebaik-baiknya
dengan menekankan adab dan ilmu. Saya meyakini semua orang dapat mengajarkan hal
tersebut, namun di mana lagi kita menanam budi jika tidak menjadi guru. Dengan menjadi
guru, perbaikan Pendidikan karakter seharusnya lebih mudah dilakukan secara masal.
Sehingga, ketika selesai profesi ners dan mendengar kabar bahwa Kemendikbud membuka
PPG Prajabatan 2023 Gelombang 1 untuk jurusan keperawatan, tanpa pikir panjang orang tua
merestui langkah saya dan mendoakan yang terbaik hingga saya berada di sini sekarang.

Tantangan terbesar dalam mewujudkan motivasi menjadi guru yaitu merasa lebih baik dan
maju daripada orang lain dan Ketakutan untuk berubah karena terlalu merasa aman di zona
nyaman hingga lepas tanggung jawab untuk terus berkembang . Bukan hal yang tidak
mungkin, pikiran dan perasaan terkadang tidak sinkron berjalan sehingga ketakutan-
ketakutan kerap berdampingan. Tentu saya tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi
berlarut-larut. Refleksi diri dan meluruskan niat serta tujuan hidup menjadi beberapa cara
diantaranya. Cara-cara sederhana yang saya lakukan untuk membangkitkan motivasi ialah
membaca buku, meditasi, menulis, dan berdiskusi dengan orang terdekat. Saya percaya
dengan melakukan hal di atas terutama menjalankan koneksi dengan orang yang saya
percaya, mampu memberikan kepercayaan diri dan mengobarkan semangat untuk terus
berdaya.

Kelebihan yang saya miliki dalam mendukung peran sebagai guru yaitu Berbicara di depan
khalayak umum (Public speaking) yang telah saya asah sejak di bangku sekolah. Tak berhenti
sampai di situ, memasuki masa perkuliahan, saya semakin mantap dan berani untuk
melebarkan sayap hingga mampu memenangkan beberapa kompetisi yang tentunya
membutuhkan public speaking yang mumpuni. Selain itu, tertanam dalam diri saya untuk
menyukai segala proses pembelajaran dan rasa ingin tahu yang tinggi. Tidak hanya
mengutamakan akademik, namun lebih dari itu, saya sangat menyukai segala pembelajaran
mengenai kehidupan dan hal lain di luar sana yang mungkin saja tidak kami dapatkan dalam
kurikulum sekolah. Dua hal di atas menjadi bagian krusial dalam hidup saya yang saya yakini
dapat mendukung peran sebagai guru. Guru tidak hanya dituntut untuk mengajar namun perlu
banyak belajar karena tidak hanya murid yang perlu berkembang, sepatutnya kita juga. Selain
itu, bagi saya mengatasi dan mewujudkan motivasi serta mengembangkan kelebihan adalah
pembelajaran seumur hidup.

Anda mungkin juga menyukai