Tugas 1.4 Argumentasi Kritis tentang gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara
dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan
Gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan
sebelum kemerdekaan. Ki Hajar Dewantara diketahui sebagai pahlawan nasional yang memperjuangkan bangsa Indonesia utamanya dalam bidang pendidikan. Salah satu bukti fisik sejarah yang diperjuangkan oleh Ki Hajar Dewantara untuk membela kepentingan negara yang ada hingga sekarang adalah adanya sekolah taman siswa di Yogyakarta dan beberapa cabang lainnya. Terdapat beberapa transformasi yang dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara dalam perjuangan sebelum kemerdekaan. Mulai dari bergabung dalam Budi Utomo, mendirikan Indische partij, membentuk komite bumi putera, mendirikan taman siswa, serta mencetuskan panca dharma. Ki Hajar Dewantara bergabung dalam organisasi Budi Utomo yang memiliki tujuan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat Indonesia serta berusaha untuk meningkatkan kemajuan penghidupan bangsa Indonesia dengan cara mencerdaskan rakyat Indonesia. Dalam organisasi tersebut, Ki Hajar Dewantara berperan sebagai tokoh untuk menyebarkan propaganda dalam rangka penyebaran masyarakat pribumi mengenai pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan bangsa Indonesia. Kemudian, Ki Hajar Dewantara bergabung dalam tokoh tiga serangkai bersama Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo untuk mendirikan Indische partij dalam rangka untuk menyebarkan propaganda kebangsaan. Lalu, Ki Hajar Dewantara bersama teman-temannya tadi melakukan pengajuan status badan hukum bagi organisasinya kepada Belanda. Namun, ditolak oleh gubernur Belanda. Tetapi Ki Hajar Dewantara membentuk komite bumi putera dengan tujuan untuk melancarkan kritik terhadap pemerintahan Belanda dan merayakan kebebasan Indonesia dari Perancis. Berdasarkan kritikan-kritikan tersebut, Ki Hajar Dewantara dibuang ke pulau Bangka. Namun itu tidak menghentikan cita-citanya untuk terus berjuang dalam bidang pendidikan bagi negara Indonesia. Ia mendirikan taman siswa pada 1922 dengan memandu madankan pendidikan ke Eropa dengan Jawa tradisional. Di sekolah ini juga Ki Hajar Dewantara menumbuhkan kesadaran terhadap hak-hak mereka untuk mendapatkan pendidikan serta menciptakan semboyan ing ngarso sung tuladha, ing madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Baginya pengajaran dalam pendidikan dimaknai sebagai upaya untuk membebaskan dan menciptakan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Setelah mencantumkan tiga semboyan tadi, Ki Hajar Dewantara juga mencetuskan lima asas pendidikan yang dikenal dengan panca dharma yaitu kodrat alam, kemerdekaan, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Mendekati kemerdekaan Ki Hajar Dewantara menjadi anggota badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia atau dikenal sebagai BPUPKI.
Gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan
setelah kemerdekaan. Ki Hajar Dewantara adalah seorang peletak dasar sistem pendidikan di Indonesia. Ia menjadi menteri pendidikan, pengajaran dan kebudayaan yang pertama dalam kabinet republik Indonesia dan kemudian menjadi dewan pertimbangan agung republik Indonesia. Kemudian ia diangkat menjadi majelis pertimbangan pengajar agama Islam di sekolah rakyat. Di tahun 1949 ia diangkat menjadi wakil ketua dewan pertimbangan agung republik Indonesia dan menjadi anggota DPR republik Indonesia serikat dan pada akhirnya mengabdikan diri sepenuhnya kepada taman siswa.