Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG


Disusun dalam rangka memenuhi tugas individu pada Mata Kuliah Teori Bimbingan Karir.
yang di ampuh oleh Dr. Abdullah Sinring, M.Pd dan Zulfikri, S.Pd, M.Pd.

OLEH:
Nurul Anisah F.R (210404500006)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah individu mengenai Teori
Perkembangan Karir Ginzberg yang telah dibahas ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas makalah individu pada mata Teori
Bimbingan Karir. Saya juga ingin memberikan ucapan Terima Kasih atas perhatian bapak dosen
dalam membaca makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Makassar, 8 Mei 2023

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................ii

Daftar Isi............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Konsep Umum Teori Ginzberg……………………………………………………5


B. Proses Pemilihan Karir Menurut Ginzberg.............................................................6
C. Unsur – Unsur Teori Ginzberg…………………………………………................9
D. Implikasi Teori Ginzberg Dalam Bimbingan dan Konseling……………………..10

BAB III PENUTUP...........................................................................................................11

A. Kesimpulan.............................................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah karir menunjuk mencakup pada sifat developmental dari pengambilan keputusan
sebagai suatu proses yang berlangsung seumur hidup. Konsep karir mencakup rentang waktu
yang lebih panjang daripada pilihan okupasional (occupational choice). Konsep karir
menjangkau aktivitas pravokasional seperti pilihan sekolah dan jurusan. (Syarqawi A, 2019)

Bimbingan karir merupakan salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang ada
di sekolah-sekolah dan juga suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu
(siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya,
dan mengenal dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan
untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah
paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya. (Asfarina dkk, 2016)

Di era globalisasi seperti saat ini bimbingan karir sangatlah diperlukan bagi semua orang
khususnya bagi para peserta didik. Contohnya, sering kali para siswa kebingungan dalam
memilih suatu jurusan di SMA, penyebabnya tidak lain karena ia tidak paham betul dengan
minat dan potensi yang ia miliki. Selain itu faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi
seseorang dalam mengambil suatu keputusan karir. Misalnya, seorang siswa sering merasa
dirinya salah dalam memilih suatu jurusan. Hal tersebut disebabkan karena ia ikut-ikutan sama
temantemannya dalam memilih jurusan dan juga bisa karena dorongan dari orang tuanya. Untuk
mengetahui bagaimana karir itu terjadi dan bagaimana karir itu berkembang maka diperlukanlah
pemahaman terhadap teori karir. Salah satu teori tentang karir adalah Teori perkembangan Karir
Ginzberg.

Berdasarkan asumsi terhadap masalah tersebut, jelaslah sudah bahwa bimbingan karir
sangatlah diperlukan bagi semua orang agar tidak kebingungan dalam mengambil keputusan
karir. Untuk itulah kami membahas salah satu teori perkembangan karir dari Ginzberg ini, karena
kami anggap teori ini sangatlah penting dalam perkembangan karir seseorang. Lebih lanjut akan
kami bahas secara riil dalam pembahasan.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep dasar teori ginzberg?
2. Bagaimanakah proses pemilihan karir menurut ginzberg?
3. Apa sajakah unsur – unsur teori ginzberg?
4. Bagaimana implikasi teori ginzberg dalam bimbingan dan konseling?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar teori ginzberg
2. Untuk mengetahui bagaimana proses oemilihan karir menurut ginzberg.
3. Untuk mengetahui apa sajakah unsur – unsur teori ginzberg.
4. Untuk mengetahui bagaimana implikasi teori ginzberg dalam bimbingan dan konseling.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Umum Teori Ginzberg
Teori ginzberg dikembangkan pada tahun 1951 berdasarkan hasil studi melalui
pengamatan dan wawancara dengan sampel yang terdiri dari laki-laki dari keluarga yang
pendapatannya diatas rata-rata. Ini dilihat dari pendidikan ayah sebagai tenaga professional
dan ibunya yang berpendidikan tinggi. Jadi sampelnya terbatas mencakup sub kelompok
tertentu dari seluruh populasi dan memiliki latar belakang sehingga memiliki peluang
untuk memilih mereka lebih luas. Teori Gizberg tidak menjelaskan pilihan karir dari
keseluruhan populasi. Dalam hal ini mereka yang berasal dari kalangan yang
penghasilanya rendah karena anakanaknya telah mulai bekerja pada umur 18 tahun bahkan
mungkin lebih awal karena tekanan keadaan. Yang menjadi dasar bagi Ginzberg dalam
membangun teorinya adalah pendekatan psikologis atas tugas-tugas perkembangan yang
dilalui oleh manusia dari masa ke masa. (Hidayat, 2022) Konsep perkembangan dan
pemilihan pekerjaan atau karier oleh Ginzberg dikelompokkan dalam empat unsur yaitu :
1. Proses
Bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan suatu proses yang berlangsung secara
terus-menerus.
2. Irreversibilitas
Bahwa pilihan pekerjaan itu tidak bisa diubah atau dibalik. Adanya pembatasan
pilihan pekerjaan itu bersifat menentukan. Jadi umur akan mempengaruhi karir
seseorang dan kesediaan kesempatan bisa saja menyebabkan orang berubah dalam
pilihan pekerjaannya.
3. Kompromi
Bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan kompromi antara faktor-faktor yang
lainyaitu minat, kemampuan, dan nilai. Dalam unsure kompromi ini seseorang mulai
mencari kesempurnaanya lagi melalui perkembangan sehingga muncullah konsep
optimism).

5
4. Optimisme
Bahwa setiap orang mencari kecocokan paling baik antara minatnya yang terus
mengalami perubahan, tuuan-tujuannya, dan keadaan yang terus berubah.
Dalam pengembangan teorinya, Ginzberg dan teman sejawat meletakkan beberapa
konsep umum sebelum masuk kepada konsep pokok teorinya. Adapun beberapa konsep
umum tersebut adalah sebagai berikut.
1. Ginzberg dan teman sejawatnya berpendapat bahwa faktor emosional mengambil
peran yang penting dalam perkembangan karier. Permasalahan emosional merupakan
faktor penting dalam menentukan pola penyimpangan pilihan karier. (Usmawaty,
2019)
2. Ada empat komponen yang dapat memberikan kontribusi pada proses pemilihan
karier individu selama masa remaja. Empat hal tersebut adalah pengujian tentang
realita, perspektif mengenai kesesuaian waktu perkembangan, kemampuan untuk
menunda kepuasan, dan kemampuan untuk menerima dan mengimplementasikan
perencanaan karier. (Usmawaty, 2019)
3. Dalam proposalnya, Ginzberg menyatakan konsep mereka tentang orang dan
pekerjaan. Ada dua tipe kepribadian dalam studi yang mereka lakukan, yaitu
kepribadian yang berorientasi pada pekerjaan dan kepribadian yang berorientasi pada
prinsip kesenangan. Namun demikian, individu tidak berarti masuk ke dalam kategori
salah satu di antaranya, namun merupakan gabungan dari keduanya. (Usmawaty,
2019)

B. Proses Pemilihan Karir Menurut Ginzberg


Menurut Ginzberg perkembangan dalam proses pilihan karir mencakup tiga tahap yang
utama, yaitu fantasi, tentatif, dan realistik. (Bashir dkk, 2015)
1. Masa Fantasi
Masa Fantasi ini berlangsung pada individu dengan tahap usia sampai kira-kira 10 tahun
atau 12 tahun (masa sekolah dasar). Pada masa ini, proses pemilihan karir masih bersifat
sembarangan atau asal pilih, tanpa didasarkan pada pertimbangan yang rasional dan
objektif mengenai kenyataan yang ada. Pilihan pekerjaan pada masa ini hanya didasari atas

6
kesan yang dapat melahirkan kesenangan semata, dan diperolehnya dari/mengenai orang-
orang yang bekerja atau lingkungan kerjanya.
Kegiatan bermain pada masa fantasi secara bertahap menjadi berorientasi kerja dan
merefleksikan preferensi awal untuk jenis aktifitas tertentu. Berbagai peran okupasional
tercermin dalam kegiatan bermain, yang menghasilkan pertimbangan nilai dalam dunia
kerja. (Rohman, 2017)
Beranjak lebih dewasa, mendekati akhir dari masa fantasi, anak akan mulai
menunjukkan reorientasi secara berangsur-angsur, merefleksikan preferensi karier melalui
aktivitas yang berhubungan dengan karier, yang pada akhirnya akan mengarahkan mereka
untuk mencapai kepuasan abstrak. ‘Fungsi kepuasan’ yang merupakan penggerak mereka
dalam melakukan aktivitasnya. Anak-anak yang masih kecil, digerakkan oleh motif-motif
intrinsik. Membuat pie lumpur karena mereka suka bermain dengan lumpur. Selanjutnya,
ketika anak- anak tumbuh lebih besar dan lebih luas dunia sosialisasinya, mereka mulai
mencari aktivitas lain yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan reward ekstrinsik
(berasal dari luar dirinya) misalnya dukungan orangtua, uang yang bisa digunakan untuk
membeli mainan baru, dan sebagainya. (Usmawaty,` 2019)
Dalam masa ini, anak-anak suka berpura-pura melakukan aktivitas kerja yang biasanya
dilakukan oleh orang dewasa. Mereka berpura-pura menjalani profesi tertentu sebagai
aktivitas bermainnya. Anak-anak pada masa ini, umumnya tidak hanya memilih satu
profesi ketika bermain, mereka memilih untuk berganti-ganti dalam menjalani profesi
khayalannya. Pada saat yang sama, mereka menggunakan aktivitas bermain ini sebagai
sarana untuk mengurangi ketegangan dan frustasi yang mereka rasakan pada masanya.
Masa fantasi juga merupakan saat di mana anak-anak melakukan internalisasi nilai-nilai
orang dewasa dan pada akhirnya akan menjadi bahan pertimbangan untuk mereka
menentukan kariernya nanti. (Usmawaty, 2019)
2. Masa Tentatif
Masa ini berlangsung mencakup anak usia lebih kurang 11 tahun sampai 18 tahun atau
pada masa anak bersekolah di SLTP dan SLTA. Pada masa ini, pilihan pekerjaan
mengalami perkembangan. Masa ini oleh Ginzberg diklasifikasikan manjadi empat tahap,
dimulai dari

7
1) Tahap minat (11-12 tahun) yakni masa dimana individu cenderung melakukan
pekerjaan/kegiatan hanya yang sesuai minat dan kesukaan mereka saja. Pertimbangan
karier pun juga didasari atas kesenangan, ketertarikan atau minat individu terhadap
objek karier, dengan tanpa mempertimbangkan banyak faktor. Akan tetapi, setelah
menyadari bahwa minatnya berubah-ubah (sebagai reaksi perkembangan dan interaksi
lingkungannya), maka individu akan menanyakan kepada dirinya tentang kemampuan
yang dimilikinya untuk melakukan suatu pekerjaan. Keadaan ini disebut sebagai tahap
kapasitas. (Supriati dkk, 2022)
2) Tahap kapasitas (13-14 tahun), yakni masa dimana individu mulai melakukan
pekerjaan/kegiatan didasarkan pada kemampuannya masingmasing.Orientasi pilihan
pekerjaan juga pada masa ini berbentuk upaya mencocokkan kemampuan yang dimiliki
dengan minat dan kesukaannya. (Supriati dkk, 2022)
3) Tahap nilai (15-16 tahun), yaitu tahap dimana minat dan kapasitas itu akan
diinterpretasikan secara sederhana oleh individu yang mulai menyadari bahwa terdapat
suatu kandungan nilai-nilai tertentu dari suatu jenis pekerjaan, baik kandungan nilai yang
bersifat pribadi maupun serangkaian nilai yang bersifat kamasyarakatan. Kesadaran akan
serangkaian kandungan nilai ini pula yang membuat individu dapat mendiferensiasikan
nilai suatu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya. (Supriati dkk, 2022)
4) Tahap transisi (17-18 tahun), yakni keadaan dimana individu akan memadukan
orientasi-orientasi pilihan yang dimiliki sebelumnya (minat, kapasitas, dan nilai) untuk
dapat direalisasikan dalam kehidupannya. Tahap ini dikenal juga dengan tahap
pengenalan secara gradual terhadap persyaratan kerja, pengenalan minat, kemampuan,
imbalan kerja, nilai, dan perspektif waktu.Keputusan yang menjadi pilihan itu sudah
merupakan bentuk tanggung jawab dan konsekuensi pola karier yang dipilih. (Supriati
dkk, 2022)
3. Masa Realistik
Masa ini mencakup masa anak usia 18-24 tahun atau pada masa perkuliahan atau mulai
bekerja. Pada masa ini, okupasi terhadap pekerjaan telah mengalami perkembangan yang
lebih realistis. Orientasi minat, kapasitas, dan nilai yang dimiliki individu terhadap pekerjaan
akan direfleksikan dan diintegrasikan secara berruntun dan terstruktur dalam frame
vokasional (kristalisasi pola-pola okupasi) untuk memilih jenis pekerjaan dan atau memilih

8
perguruan tinggi yang sesuai dengan arah tentative mereka (spesifikasi). Menurut Prayitno
(2014: 78) Masa ini pun dibedakan menjadi tiga tahap yaitu : (1) Tahap Eksplorasi (2)
Tahap Kristalisasi dan (3) Tahap Spesifikasi” (Rohman, 2017)
Tahap eksplorasi, yakni tahap dimana individu akan melakukan eksplorasi (menerapkan
pilihan-pilihan yang dipikirkan pada masa tentatif akhir dan belum berani mengambil
keputusan) dengan memberikan penilaian atas pengalaman atau kegiatan yang berhubungan
dengan pekerjaan dalam keterkaitannya terhadap tuntutan kerja yang sebenarnya. Penilaian
ini pada hakikatnya berfungsi sebagai acuan dan atau syarat untuk bisa memasuki lapangan
pekerjaan atau untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. (Rohman, 2017)
Tahap kristalisasi, yakni tahap dimana penilaian yang dilakukan individu terhadap
pengalaman atau kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan baik yang berhasil
ataupun yang gagal akan mengental dalam bentuk pola-pola vokasional yang jelas. Pada
tahap ini, individu akan mengambil keputusan pokok dengan mengawinkan faktor-faktor
internal dan eksternal dirinya untuk sampai pada spesifikasi pekerjaan tertentu, termasuk
tekanan keadaan yang ikut memaksa pengambilan keputusan itu. (Rohman, 2017)
Tahap spesifikasi, yaitu tahap pilihan pekerjaan yang spesifik atau khusus. Pada tahap ini,
semua segmen dalam orientasi karir yang dimulai dari orientasi minat, kapasitas, dan nilai,
sampai tahap eksplorasi dan kristalisasi telah dijadikan pertimbangan (kompromi) yang
matang (determinasi tugas-tugas perkembangan yang optimal) dalam memilih arah dan
tujuan karir dimasa yang akan datang. (Rohman, 2017)
C. Unsur – Unsur Teori Ginzberg
Pokok yang dijadikan dasar bagi Ginzberg dalam membangun teorinya adalah didasari atas
pendekatan psikologis atas tugas-tugas perkembangan yang dilalui manusia. Konsep
perkembangan dan pemilihan pekerjaan atau karier oleh Ginzberg dikelompokkan dalam tiga
unsur sebagai berikut. (Usmawaty, 2019)
1. Unsur proses Bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan suatu proses. Dikatakan suatu
proses karena pemilihan pekerjaan atau karier ini dilakukan oleh individu sepanjang
hidupnya, hingga menemukan karier yang benar-benar pas untuk dirinya.
2. Unsur irreversibilitas Bahwa pilihan pekerjaan itu tidak bisa diubah atau dibalik. Artinya,
untuk setiap masa perkembangan yang telah terlewati, individu tidak dapat kembali lagi ke

9
masa tersebut untuk memperbaiki pilihan kariernya. Yang bisa dia lakukan adalah dengan
memperbaiki pilihan kariernya di masa perkembangan selanjutnya.
3. Unsur kompromi Bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan kompromi antara faktor-faktor
yang dapat mempengaruhinya, yaitu faktor minat, kemampuan, dan nilai. Faktor tersebut
tergabung menjadi satu dan pada akhirnya memberikan kontribusi pada tiap individu, ada
karier yang mana mereka menjatuhkan pilihannya.

D. Implikasi Teori Ginzberg dalam Bimbingan & Konseling


Keterlibatan teori perkembangan karir milik kelompok Ginzberg sebenarnya sangat besar
dalam lingkup bimbingan konseling karir di sekolah. Hal ini dikarenakan ada cukup banyak
implikasi yang diberikan teori Ginzberg ke dalam faktor - faktor yang berkaitan dengan
pemilihan karir di masa depan.Akan tetapi, masih ada teori-teori karir lain yang bisa
dijadikan pertimbangan untuk digunakan sebagai dasar bimbingan konseling karir di
sekolah. Dengan melihat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing
teori karir, kemudian dengan melihat pada kesesuaian dengan kebutuhan para siswanya,
konselor sekolah selanjutnya akan dapat menentukan teori mana yang dirasa paling
tepat untuk digunakan dalam bimbingan konseling sekolah yang akan dilaksanakan di
instansinya masing-masing. (Hotmauli, 2022)

Beberapa implikasi teori Ginzberg dalam bimbingan konseling karir diantaranya adalah
layanan informasi karir yang ditengarai dapat membantu siswa dalam mengenal
secaraseksama arah minat dan kemampuan (potensi diri) sejak masa fantasi hingga
dapat direalisasikan di masa yang akan datang; penyediaan berbagai informasi pekerjaan,
jabatan dan karir, penyediaan papan media bimbingan, dan penyediaan sumber-sumber
informasi jabatan pengenalan terhadap minat dan kapasitas yang dimiliki siswa sejak masa
fantasi, berlanjut ke masa tentatif, hingga realistik sehingga dapat menentukan pemilihan
pendidikan yang tepat; diciptakannya aplikasi konseling karir dengan pola pendekatan
behavioral yang dapat diisi dengan eksplorasi kondisi yang sesuai dengan individu, minat
dan keinginan yang dimilikinya, nilai-nilai yang dibutuhkan, serta arah kecenderungan dunia
kerjanya di masa datang tentunya akan sangat membantu siswa untuk dapat membuat
keputusan tepat bagi dirinya. (Hotmauli, 2022)

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori pemilihan karir oleh gizberg merupakan pemilihan pekerjaan merupakan proses
pengambilan keputusan yang berlangsung seumur hidup bagi mereka yang mencari
kepuasan dari pekerjaannya.Keadaan ini mengharuskan mereka berulang-ulang melakukan
penilaian kembali, dengan maksud mereka dapat lebih mencocokkan tujuan-tujuan karier
yang terus berubah-ubah dengan kenyataan dunia kerja. Teori pemilihan karir oleh gizberg
didasarkan atas empat unsur yaitu proses, irreversibilitas, kompromi, dan optimism. Dalam
proses pemilihan karir oleh Gizberg ini, diklasifikasikan menjadi tiga tahap perkembangan
yaitu tahap fantasi (yang dimulai dari umur 10-12 tahun), tahap tentatif (yang dimulai dari
umur 11-18 tahun), dan tahap realistik (yang dimulai dari umur 18-24 tahun). Disamping itu
juga, teori pemilihan karir oleh Gizberg memiliki impilikasi yang sangat besar bagi
perkembangan bimbingan konseling di dunia.
B. Saran
Syukur alhamdulillah pada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik walupun masih ada kekurangan dan
tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu saya selaku penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun, serta arahan dan bimbingan dari semua pihak, terutama
Dosen. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya semua pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Asfrarina, A., Ibrahim, I., Said, A. (2016). Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan
Karir. Jurnal Konselor. 5(2) 108-115

Bashir, Abdul and Muhammad, Husni Thamrin Kemas. (2015). Persepsi Seseorang Dalam


Memilih Pekerjaan Sebagai Dosen Perguruan Tinggi Negeri Di Indonesia. Jurnal
Manajemen dan Bisnis Sriwijaya. 13(3) 397-412.
Hidayat, Muhammad Nuzul. (2022). Pengaruh Motivasi, Pengembangan Karir Dan Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Pelabuhan Indonesia (Persero)
Regional 4 Makassar. Thesis, Universitas Hasanuddin.
Hotmauli, M. (2022). Implementasi Teori Ginzberg Dalam Bimbingan Konseling Karir :
Literature Review. Jurnal Cahaya Mandalika. 3(2) 98-104
Rohman, Qur Taufik. (2017). Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Pemilihan Karir Siswa
Kelas Ix Smp Muhammadiyah 08 Medan Tahun Pembelajaran 2017/2018. Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Supriati, A., Sidik, S. A., & Asmiati, N. (2022). Pembelajaran Vokasional Terhadap Karir
Siswa Berkebutuhan Khusus . Jurnal Educatio FKIP UNMA, 8(4), 1567–1574.
Syarqawi, A. (2019). Modul Bimbingan dan Konseling. Medan : Universitas Islam Negeri
Medan.
Usmawaty, E. (2019). Ginzberg’s Theory Of Career. Artikel Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan.

12

Anda mungkin juga menyukai