Anda di halaman 1dari 15

p-ISSN 2089-9955 Konseli: Jurnal Bimbingan dan Konseling 03 (1) (2016) 1-15

e-ISSN 2355-8539 https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli


Mei 2016

LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL DALAM MENINGKATKAN


KOMUNIKASI INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 2
PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

Yahya AD, Winarsih


Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Raden Intan Lampung
Diterima: 2 Januari 2016. Disetujui: 12 Februari 2016. Dipublikasikan: Mei 2016
Abstrak
Komunikasi merupakan bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non-verbal yang ditanggapi oleh
orang lain. Setiap bentuk tingkah laku yang mengungkapkan pesan tertentu, sehingga juga merupakan
sebentuk komunikasi. Berdasarkan hasil observasi dan penyebaran kuesioner yang penulis lakukan di SMA
Negeri 2 Padang Cermin Kab. Pesawaran masih terdapat peserta didik kelas XI yang memiliki komunikasi
interpersonal yang rendah seperti: berbicara pada saat ada yang sedang menyampaikan pesan, terbata-
bata saat sedang menyampaikan pesan atau tujuan, sering menggunakan bahasa yang sulit dipahami
sehingga mengakibatkan multitafsir, kemauan yang rendah untuk mengakui kesalahan dan cenderung
menyalahkan orang lain, kurangnya rasa akrab, membantah perintah. Atas dasar hal tersebut peneliti
mencoba menerapkan layanan bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan komunikasi interpersonal
peserta didik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komunikasi interpersonal peserta didik dan untuk
mengetahui apakah komunikasi interpersonal dapat ditingkatkan dengan menggunakan layanan bimbingan
pribadi-sosial peserta didik kelas XI SMA Negeri 2 Padang Cermin Kb. Pesawaran. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian pre-experimental dengan desain yang digunakan dalam penelitian ini
one group pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian berjmlah 10 peserta didik kelas XI SMA Negeri
2 Padang Cermin Kab. Pesawaran tahun pelajaran 2016/2017 yang memiliki komunikasi interpersonal
rendah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, metode kuisioner,
wawancara, dan dokumentasi tehnik pendukung. Hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat
peningkatan terhadap komunikasi interpersonal peserta didik di sekolah sebelum diberikan layanan
konseling kelompok dan sesudah diberikan layanan. Hal ini ditunjukan dari pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji t (t-test), dari hasil pretest dan posttest yang diperoleh dalam kelompok eksperimen t
hitung = 50.250 > t tabel 0.05 = 2.262, df= n-1= 10-1=9 dengan p value < t tabel (0.000 < 0.005), maka
Ho ditolak dan Ha diterima yang bermakna layanan bimbingan pribadi-sosial dapat meningkatkan
komunikasi interpersonal peserta didik. Saran yang diajukan peneliti yaitu kepada guru bimbingan perlu
menindak lanjuti jika terdapat peserta didik yang mengalami hambatan atau kesulitan dalam bekomunikasi
di lingkungannya. Karena hal ini dapat mempengaruhi peserta didik dalam proses berinteraksi serta belajar
mengajar, dengan dapat menerapkan layanan konseling kelompok bimbingan pribadi-sosial.

Kata kunci: Layanan Bimbingan Pribadi-Sosial, Komunikasi Interpersonal

PENDAHULUAN lain adalah rendahnya keterbukaan peserta


Beberapa faktor yang didik terhadap guru mengenai
mempengaruhi keterampilan komunikasi permasalahan yang sedang dihadapinya.
pada peserta didik yaitu faktor internal Keengganan melakukan interaksi
dan faktor eksternal. Faktor internal komunikasi dalam kegiatan pembelajaran,
merupakan yang berasal dari dalam muncul sifat minder dan seringnya terjadi
individu, meliputi intelegensi, kepribadian konflik antar anggota sekolah yang dalam
serta kondisi fisik dan lain-lain. hal ini merupakan suatu ciri bahwa
Sedangkan faktor eksternal merupakan lingkungan sosial tersebut mengalami
faktor yang berasal dari luar individu, tingkat efektivitas komunikasi
meliputi pola asuh orang tua, lingkungan interpersonal yang rendah.
sekolah, maupun masyarakat. Suranto dalam skripsi Muhamad
Dampak yang sering muncul dalam Ahdiyat berpendapat bahwa efektifitas
kegiatan komunikasi interpersonal antara komunikasi interpersonal bersifat positif
apabila mengarah kepada suatu kerjasama A. Bimbingan Pribadi-Sosial
dan bersifat negatif apabila mengarah 1. Pengertian BimbinganPribadi-
kepada suatu pertentangan. Mengarah Sosial
pada suatu kerjasama maksudnya dapat Secara harfiah, istilah bimbingan
saling mempengaruhi saat berkomunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu
dan menimbulkan optimalisasi potensi ”guidence’’. Guidence dapat diartikan
akademik, sosial dan pribadi. Dan sebagai bimbingan, bantuan, pimpinan,
mengarah kesuatu pertentangan arahan, pedoman, petunjuk. Guidence
maksudnya adalah yang berdampak pada sendiri berasal dari kata “(to) guide” yang
kurang optimalnya potensi akademik, berarti menuntun, mempedomani, menjadi
sosial dan pribadinya. petunjuk jalan, mengemudikan. Adapun
Ciri-ciri komunikasi interpersonal pembahasan dalam buku ini kata guidance
yang bersifat positif ditandai dengan sikap dipergunakan untuk pengertian bimbingan
: (1) Respek; (2) Empati; (3) Humble; (4) atau bantuan.
Meningkatkan hubungan interpersonal; Secara umum bimbingan dapat
(5) Clarity; (6) Audible; dan (7) Dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian
menyampaikan pesan secara sukarela. bantuan kepada individu atau kelompok
Sedangkan ciri-ciri komunikasi yang dilakukan secara berkesinambungan
interpersonal yang negatif atau mengarah supaya individu atau kelompok tersebut
suatu pertentangan adalah kebalikan dari dapat memahami dirinya sendiri, sehingga
yang efektif, yaitu ditandai dengan sikap: dia sanggup mengarahkan dirinya dan
(1) Respek rendah; (2) Empati rendah; (3) dapat bertindak secara wajar, sesuai
Humble rendah; (4) Hubungan dengan tuntutan dan keadaan lingkungan
Interpersonal rendah; (5) Clarity rendah; sekolah, keluarga, masyarakat dan
(6) Audible rendah; dan (7) kehidupannya.
Menyampaikan pesan sukarela rendah. Menurut para ahli, pengertian
Menyoroti bentuk tentang konseling adalah sebagai berikut.
fenomena yang banyak dijumpai di a. Menurut Prayitno konseling adalah
sekolah-sekolah saat ini adalah masih proses pemberian bantuan yang
banyak peserta didik yang memilki ciri dilakukan melalui wawancara
komunikasi interpersonal sebagaimana konseling oleh seorang ahli kepada
yang terjadi di sekolah SMA Negeri 2 individu yang sedang mengalami
Padang Cermin Kab. Pesawaran. Hal ini sesuatu masalah yang bermuara pada
dapat diketahui melalui perilaku mereka teratasinya masalah yang dihadapi oleh
dalam berinteraksi atau berhubungan klien.
sosial dengan teman sebayanya maupun b. Sedangkan Menurut Rifda El Fiah
seluruh warga di sekolah. Karena pada konseling merupakan proses pemberian
dasarnya peserta didik ditekankan untuk bantuan yang dilakukan melalui
dapat bersosialisasi dan memiliki wawancara, konseling oleh seorang
kecakapan dalam berkomunikasi konselor kepada individu yang sedang
interpersonal yang baik untuk dapat mengalami sesuatu masalah dengan
menyesuaikan diri dengan baik dan tujuan agar klien dapat mencapai
meningkatkan kualitas dalam belajarnya. pemahaman yang lebih baik terhadap
Komunikasi interpersonal yang terjalin dirinya dan dapat mengatasi masalah
dengan baik dapat menciptakan hubungan yang dihadapinya.
yang hangat dan nyaman dalam kehidupan Dari pendapat para ahli di atas
kesehariannya. bahwa bimbingan adalah suatu proses
bantuan yang diberikan kepada individu
atau sekelompok individu untuk

2
memecahkan kesulitan-kesulitan agar yang bertujuan untuk melengkapi individu
mereka dapat mengembangkan hingga memiliki sarana yang cukup bagi
kemampuan dirinya sendiri dan menjadi individu dalam melaksanakan fungsi
pribadi yang mandiri, yang mencakup sosialnya.
pokok mengenal diri sendiri dan Adapun pengertian bimbingan
lingkungannya. Sedangkan konseling pribadi-sosial menurut beberapa ahli
adalah suatu proses bantuan yang adalah sebagai berikut:
diberikan kepada individu dengan tatap a. Menurut SamsuYusuf bimbingan
muka melalui wawancara untuk pribadi-sosial adalah sebagai suatu
memecahkan suatu permasalahan yang upaya membantu individu dalam
dihadapi individu oleh seorang pekerja memecahkan masalah yang
yang profesional atau terlatih. berhubungan dengan keadaan
Secara keseluruhan dapat psikologis dan sosial klien sehingga
disimpulkan bahwa bimbingan dan individu memantapkan kepribadian dan
konseling adalah suatu proses pemberian mengembangkan kemampuan individu
bantuan oleh konselor kepada klien dalam dalam menangani masalah-masalah
memecahkan suatu permasalahan yang dirinya.
dihadapi agar klien dapat mandiri, b. Diperkuat dengan pendapat Ahmad
mengembangkan kemampuan dirinya Juntika yang dimaksud dengan
sendiri maupun lingkunganya. Dalam bimbingan pribadi-sosial adalah untuk
bimbingan dan konseling terdapat empat membantu para individu dalam
bidang diantaranya bidang pribadi, bidang menyelesaikan masalah-masalah
sosial, bidang belajar, bidang karir, dan pribadi-sosial. misalnya pergaulan,
bidang pribadi-sosial. Maka dalam penyelesaian konflik dan penyesuaian
penelitian ini terfokus pada bidang diri.
layanan bimbingan pribadi-sosial. Mengacu pada pendapat para ahli di
Bimbingan peribadi (personal atas dapat dinyatakan bahwa bimbingan
guidance) merupakan bimbingan yang pribadi-sosial merupakan usaha
diarahkan kepada individu yang bertujuan bimbingan dalam membantu menghadapi
untuk memenuhi kebutuhan individu, dan menyelesaikan masalah-masalah yang
hingga yang bersangkutan memiliki dialami peserta didik baik pribadi maupun
sasaran yang objektif yang cukup di dalam sosial dan mengembangkan sistem
kehidupan individunya. Sedangkan pemahaman diri dan sikap-sikap yang
bimbingan sosial (social guidance) yaitu positif.
bimbingan yang diarahkan kepada
individu yang bertujuan untuk memenuhi 2. Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial
kebutuhan hingga individu yang Syamsu Yusuf, secara rinci
bersangkutan dapat memenuhi fungsinya menyebutkan tujuan yang ingin dicapai
sebagai makhluk hidup sosial yang baik. dari layanan bimbingan pribadi-sosial
Dapat disimpulkan bahwa adalah sebagai berikut:
bimbingan pribadi-sosial yaitu suatu a. memiliki komitmen yang kuat dalam
bimbingan yang diarahkan kepada mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
individu/sekelompok orang untuk dapat ketaqwaan kepada tuhan yang maha
membantu dan mengatasi permasalahan esa, baik dalam kehidupan pribadi,
peserta didik yang terkait dalam aspek keluarga, pergaulan dengan teman
kehidupan pribadi individu baik dalam sebaya, sekolah, tempat kerja maupun
segi mental seseorang dan dalam masyarakat pada umumnya;
kehidupan sosial baik dalam segi b. memiliki sifat toleransi terhadap umat
pegaulan, sikap toleransi, serta kerjasama beragama lain dengan saling

3
menghormati dan memelihara hak dan Adapun tugas-tugas perkembangan
kewajibannya masing-masing; pribadi-sosial yang ingin dicapai melalui
c. memiliki pemahaman tentang irama proses bantuan bimbingan dan konseling
kehidupan yang bersifat fluktuatif antara lain:
antara yang menyenangkan dan tidak 1) memiliki kesadaran diri;
menyenangkan serta mampu 2) dapat mengembangkan sikap positif;
meresponnya secara positif sesuai 3) membuat pilihan secara sehat;
dengan ajaran agama yang dianutnya; 4) mampu menghargai orang lain;
d. memiliki pemahaman dan penerimaan 5) memiliki rasa tanggung jawab;
diri secara objektif dan konstruktif, 6) mengembangkan ketrampilan
baik yang terkait dengan keunggulan hubungan antar pribadi;
maupun kelemahan baik fisik maupun 7) dapat menyelesaikan konflik; dan
psikis; 8) dapat membuat keputusan secara
e. memiliki sifat positif atau respek efektif.
terhadap diri sendiri dan orang lain;
f. memiliki kemampuan untuk melakukan Inti dari pendapat ahli akan tujuan
pilihan secara sehat; yang ingin dicapai dari bimbingan
g. bersikap respek terhadap orang lain, pribadi-sosial adalah membantu individu
menghormati atau menghargai orang atau peserta didik agar mampu menerima
lain, tidak melecehkan martabat dan dan memahami dirinya sendiri serta
harga dirinya; lingkungan sekitarnya, sehingga peserta
h. memiliki rasa tanggung jawab yang didik dapat menyelesaikan permasalahan
diwujudkan dalam bentuk komitmen pribadi dan sosial yang dihadapi.
terhadap tugas atau kewajibannya; Berkaitan dengan pribadi dan sosial,
i. memiliki kemampuan berinteraksi hendaknya seorang konselor
sosial (human relationship) yang mengusahakan beberapa hal berikut demi
diwujudkan dalam bentuk hubungan pendampingan kepada para peserta
persahabatan, persaudaraan, atau didiknya:
silaturrahim dengan sesama manusia; a. mengenal diri, keluarga, teman dan
j. memiliki kemampuan dalam orang lain;
menyelesaikan konflik (masalah) baik b. masalah pergaulan, hubungan dengan
bersifat internal maupun dengan orang keluarga dan teman;
lain; dan c. menyelesaikan konflik dengan orang
k. memiliki kemampuan untuk tua, teman, dan diri;
mengambil keputusan secara efektif. d. penyesuaian diri dengan lingkungan;
Berdasarkan pemaparan di atas, e. masalah perkembangan diri,
diketahui bahwa tujuan dari layanan intelektual, sosial, emosional, dan
bimbingan pribadi-sosial adalah spritual;
membantu peserta didik untuk dapat f. memotivasi diri, mengendalikan
mengamalkan nilai-nilai keimanan dan diri, menghargai orang lain,
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha percaya diri;
Esa, mampu memahami dan menerima g. nilai-nilai hidup kebenaran,
kelebihan dan kekurangan diri sendiri, keadilan, kejujuran, kesetiaan,
bersikap respek terhadap sesama dan diri cinta kasih, tanggung jawab,
sendiri, mengambil keputusan secara kedisiplinan, ketekunan,
efektif, memiliki rasa tanggung jawab, kebersihan; dan
memiliki kemampuan berinteraksi sosial h. mengatasi rasa malu, rasa minder,
dan dapat menyelesaikan konflik pribadi dan rasa takut berlebihan.
maupun sosial.

4
3. Fungsi Bimbingan Pribadi-Sosial mengatur kembali kehidupannya
Adapun fungsi bimbingan pribadi- dengan kondisi yang baru.
sosial sebagai berikut. Dari penjelasan di atas bahwa fungsi
a. berubah menuju pertumbuhan. pada bimbingan pribadi-sosial adalah agar
bimbingan pribadi-sosial, konselor individu mampu memahami, menerima
secara berkesinambungan memfasilitasi kelebihan dan kekurangan dalam dirinya,
individu agar mampu menjadi agen serta mampu mengadakan perubahan-
perubahan (agent of change) bagi perubahan positif pada diri individu itu
dirinya dan lingkungannya. konselor sendiri dan dapat menyelesaikan
juga berusaha membantu individu permasalahannya secara baik.
sedemikian rupa sehingga individu Pada hakekatnya kompetensi
mampu menggunakan segala sumber pribadi-sosial banyak dirumuskan secara
daya yang dimilikinya untuk berubah; berbeda, intrapersonal dan interpersonal,
b. pemahaman diri secara penuh dan utuh. self-knowledge, interpersonal skill, dan
individu memahami kelemahan dan atau personal and social skills. Ketiga
kekuatan yang ada dalam dirinya, serta rumusan tersebut pada hakekatnya
kesempatan dan tantangan yang ada memiliki maksud dan pengertian yang
diluar dirinya. pada dasarnya melalui relatif sama, yaitu menggambarkan antara
bimbingan pribadi sosial diharapkan kompetensi pribadi-sosial yang terkait
individu mampu mencapai tingkat dengan orang lain atau lingkungannya
kedewasaan dan kepribadian yang utuh yang didasari dengan adanya komitmen
dan penuh seperti yang diharapkan, transcendetal, yaitu dengan penciptanya.
sehingga individu tidak memiliki Kedua relasi intra dan inter pribadi-sosial
kepribadian yang terpecah lagi dan merupakan suatu kesatuan yang secara
mampu mengintegrasi diri dalam fungsional sulit dipisahkan, sehingga
segala aspek kehidupan secara utuh, kedua kecakapan dipandang lebih
selaras, serasi dan seimbang; fungsional dan bermakna, manakala
c. belajar berkomunikasi yang lebih sehat. disatukan.
bimbingan pribadi sosial dapat
berfungsi sebagai media pelatihan bagi B. Komunikasi Interpersonal
individu untuk berkomunikasi secara 1. Pengertian Komunikasi
lebih sehat dengan lingkungannya; Interpersonal
d. berlatih tingkah laku baru yang lebih Komunikasi adalah bentuk tingkah
sehat. bimbingan pribadi-sosial laku seseorang baik verbal maupun non-
digunakan sebagai media untuk verbal yang ditanggapi oleh orang lain.
menciptakan dan berlatih perilaku baru Setiap bentuk tingkah laku yang
yang lebih sehat; mengungkapkan pesan tertentu
e. belajar untuk mengungkapkan diri merupakan bentuk komunikasi. Dalam
secara penuh dan utuh. melalui kegiatan komunikasi menekankan
bimbingan pribadi-sosial diharapkan pentingnya komunikasi sebagai subjek
individu dapat dengan spontan, kreatif, komunikasi bukan sebagai objek
dan efektif dalam mengungkapkan komunikasi.
perasaan, keinginan, dan inspirasinya; Istilah komunikasi secara etimologis
dan berasal dari bahasa latin Communikatus
f. individu mampu bertahan. melalui atau Comunicare yang berarti
bimbingan pribadi-sosial diharapkan memberitahukan atau berpartisipasi.
individu dapat bertahan dengan Sedangkan Sutoyo mengemukakan bahwa
keadaan masa kini, dapat menerima dari segi istilah komunikasi yang dalam
keadaan dengan lapang dada, dan bahasa inggrisnya Communication berasal

5
dari kata Communication yang bersumber terpenuhi. Menurut Johson dalam
pada kata Communis yang berarti sama mengemukakan beberapa peranan yang
(sama makna). disumbangkan oleh komunikasi
Harold J. Hovland dalam Slamet interpersonal dalam rangka menciptakan
Santoso mengatakan komunikasi adalah kebahagiaan hidup manusia, adalah
proses dimana seorang individu sebagai berikut: (a) komunikasi
menyampaikan rangsangan untuk interpersonal mambantu perkembangan
mengubah tingkah laku individu lain. itelektual dan sosial kita; (b) identitas atau
Menurut sutoyo bahwa seseorang jati diri kita terbentuk dalam dan lewat
dikatakan sedang berkomunikasi dengan komunikasi dengan orang lain; (c) dalam
orang lain apabila keduanya selain bahasa rangka memahami realitas disekeliling
yang digunakan juga mengerti makna dari kita serta menguji kebenaran kesan-kesan
bahan yang dijadikan topik dalam dan pengertian yang kita miliki tentang
komunikasi. Sebab mengerti bahasa dunia disekitar kita, kita perlu
belum cukup, yang tak kalah penting membandingkannya dengan kesan-kesan
mengerti makna yang terkandung dalam dan pengertian orang lain dan realitas
bahasa itu agar terjadi komunikasi yang yang sama; (d) kesehatan mental kita
berlangsung baik dan komunikatif. Jadi sebagian besar juga ditentukan oleh
dalam komunikasi minimal harus kualitaskomunikasi atau hubungan kita
mengandung kesamaan makna antara dua dengan orang lain, lebih-lebih orang yang
pihak yang terlibat komunikasi. merupakan tokoh signifikan (significant
Dari pandangan tersebut maka dapat figures) dalam hidup kita.
diperoleh kesimpulan bahwa komunikasi
interpersonal merupakan proses interaksi 3. Keterampilan Dasar Komunikasi
kegiatan manusia yang terdiri dari dua Agar mampu memulai
orang atau lebih yang saling mengembangkan dan memelihara
mempengaruhi dan membentuk informasi, komunikasi yang akrab, hangat dan
pengetahuan, pikiran agar dapat produktif dengan orang lain, kita perlu
mengunggah partisipasi satu sama lain, memiliki sejumlah keterampilan dasar
sehingga informasi yang diberitahukan komunikasi. Menurut Johnson beberap
tersebut menjadi milik bersama. Untuk ketemapilan dasar yang dimaksud adalah
dapat menjadikan proses komunikasi sebagai berikut:
interpersonal berhasil dengan baik sesuai a. kita harus mampu saling memahami.
dengan yang diharapkan, diantaranya agar dapat saling memahami perta
ialah harus saling memahami lawan harus saling percaya, lalu saling
bicara, mampu mengomunikasikan pikiran membuka diri. membuka diri kepeda
secara tepat dan jelas, kemampuan saling orang lain dan mendengarkan dengan
menerima dan saling memberi dukungan penuh perhatian ketika orang lain
atau saling tolong menolong satu sama sedang membuka diri kepada kita
lain, serta mampu memecahkan konflik adalah cara yang jitu untuk memulai
dan bentuk-bentuk masalah interpersonal dan memelihara komunikasi.
yang mungkin muncul dalam komunikasi b. kita harus mampu mengkomunikasikan
dengan orang lain. pikiran dan perasaan kita secara jelas.
dengan menunjukan sikap hangat dan
2. Pentingnya Komunikasi rasa senangserta menunjukan bahwa
Interpersonal kita memahami lawan komunikasi kita.
Berkomunikasi merupakan c. kita harus saling menerima dan saling
keharusan bagi manusia, karena dengan memberikan dukungan atau saling
komunikasi kebutuhan manusia akan menolong.

6
d. harus mampu memecahkan konflik dan 3) Audible
bentuk masalah interpersonal lain yang Makna audible antara lain dapat
mungkin muncul dalam komunikasi dimengerti atau dimengerti dengan
kita dengan orang lain, melalui cara- baik. Komunikasi interpersonal yang
cara yang konstruktif. baik adalah komunikasi yang dapat
didengarkan dan dipahami maksud
4. Meningkatkan Hubungan dan tujuan dari penyampaian pesan
Interpersonal komunikator kepada komunikan,
Efektifitas komunikasi interpersonal tanpa meninggalkan sisi humanis dari
jika dijelaskan dari prespektif the komunikan. Artinya bahwa dalam
inevitable of laws of effective komunikasi ini sangat penting ketika
communication atau lima hukum menyampaikan suatu pesan tidak
komunikasi efektif meliputi lima aspek hanya dapat didengarkan dan
yang disingkat REACH yaitu respect, dipahami oleh komunikan, akan tetapi
empathy, audible, clarity, dan humble. Hal juga harus diperhatikan cara
ini relevan dengan prinsip komunikasi penyampaian pesan yang meliputi
interpersonal yakni sebagai upaya meraih pemilihan kata, intonasi dan
perhatian, pengakuan, cinta kasih, maupun kenyaringan suara, sehingga pesan
penghargaan terhadapa diri dari dapat ditangkap dengan sempurna
lingkungan sosial. oleh komunikan.
1) Respect 4) Clatity
Respect adalah suatu sikap Clarity dapat diartikan sebagai
menghargai setiap individu yang kejelasan dari suatu pesan. Yang
menjadi sasaran pesan yang kita artinya bahwa pesan yang
sampaikan. Rasa hormat dan saling disampaikan harus jelas dan tidak
menghargai adalah kunci dari prilaku menimbulkan multi interprestasi atau
ini, dimana pada prinsipnya setiap diri berbagai tafsir yang berlainan.
manusia ingin dihargai dan dihormati. Komunikasi interpersonal yang baik
Komunikasi interersperonal yang baik adalah komunikasi yang
ditandai dengan munculnya respect menimbulkan kejelasan maksud dan
dalam komunikasi, yang tujuan penyampaian pesan dengan
menyebabkan kegiatan komunikasi memperhatikan aspek psikologis
menjadi nyaman dan antara komunikan. Clarity dapat pula
komunikator dan komunikan seakan- diartikan sebagai keterbukaan, yang
akan tidak terdapat jarak antara mana komunikasi interpersonal yang
keduanya. baik memiliki tingkat keterbukaan
2) Empathy yang tinggi, terdapat keakraban dan
Empathy adalah “kemampuan tidak ada jarak antara komunikator
menempatkan diri kita pada situasi dan komunikan.
atau kondisi yang dihadapi orang 5) Humble
lain”. Rasa simpati ini muncul Humble dalam bahasa indonesia
sebagai salah satu indikator dalam dartikan sebagai sikap rendah hati.
komunikasi interpersonal yang baik. Sikap rendah hati pada intinya antara
Rasa empati akan membantu kita lain: sikap melayani, sikap
untuk menyampaikan pesan dengan menghargai, mau mendengar dan
cara sikap mudah diterima oleh menerima kritik, tidak sombong dan
komunikan. Sehingga merasa dihargai memandang rendah orang lain, berani
dan diterima sebagai individu bukan mengakui kesalahan, rela
sebagai objek. memaafkakan, lemah lembut, dan

7
penuh pengendalian diri, serta disajikan memenuhi asumsi
menggunakan kepentingan yang lebih normalitas. Hal tersebut dilihat dari
besar. kolom kolmogorov-smirnov Z
nilainya 0.921 dan nilai
JENIS PENELITIAN Asymp.sig.(2-tiled) 0.365, maka
Dalam sebuah proses penelitian nilai tersebut diatas 0.05. Dapat
seseorang akan menggunakan satu atau dilihat dengan jelas bahwa data
beberapa metode yang dipilih akan sudah bisa dikatakan normal.
disesuaikan dengan sifat dan karakteristik 2. Uji T-test
penelitian yang digunakan. Jenis Pengaruh layanan bimbingan
penelitian yang peneliti gunakan dalam pribadi-sosial dalam meningkatkan
penelitian ini adalah metode kuantitatif komunikasi interpersonal peserta
eksperimen. didik dapat dilihat dari perbandingan
sebelum diberikan perlakuan (pretest)
HASIL PENELITIAN dan sesudah diberi perlakuan
A. Hasil Uji Statistik Layanan (posttest). Maka terlebih dahulu
Bimbingan Pribadi-Sosial dalam dilakukan uji-t untuk mengetahui
Meningkatkan Komunikasi pengaruh layanan bimbingan pribadi-
Interpersonal sosial dalam meningkatkan
1. Uji Normalitas komunikasi interpersonal peserta
Sebelum dilakukan uji t atau t- didik. Serta untuk membuktikan
test terlebih dahulu dilakukan uji hipotesis Ha atau Ho yang diperoleh
normalitas terhadap data yang akan dalam penelitian ini, maka penelitian
dicari hasilnya. Uji normalitas ini menggunakan rumus t-test dengan
bertujuan untuk menormalkan DF (degree of freedom) = N-1 atau
semua data, apakah layak untuk 10-1 = 9. Dan dikonsultasikan taraf
dilakukan uji selanjutnya. Hasil uji signifikan atau level of significane
normalitas dapata dilihat pada tabel 0,005. Hipotesis yang diajukan yang
4.13 sebagai berikut: dilakukan dalam penelitian ini
Tabel 4.13 adalah:
Hasil Uji Normalitas Ha = Keterampilan komunikasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test interpersonal peserta didik dikelas XI
SMA Negeri 2 Padang Cermin Kab.
Total Pesawaran tahun ajaran 2016/2017
N 34 dapat ditingkatkan melalui layanan
bimbingan pribadi-sosial.
Normal Mean 194.18
Parametersa Ho = Keterampilan komunikasi
Std. Deviation 51.108 interpersonal peserta didik di kelas XI
Most Absolute .158
SMA Negeri 2 Padang Cermin Kab.
Extreme Pesawaran tahun ajaran 2016/2017
Differences Positive .103 tidak dapat ditingkatkan melalui
Negative .158 layanan bimbingan pribadi-sosial.
Kolmogorov-Smirnov Z .921 Penguji hasil hipotesis dengan
Asymp. Sig. (2-tailed)
menggunakan uji t-test (paired
.365
sample test) atau uji T untuk sampel
a. Test distribution is berpasangan dengan menggunakan
Normal.
program SPSS for window reliase 16,
Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat dilihat dari hasil tabe l 4.14
dapat kita ketahui bahwa data yang sebagai berikut:

8
Tabel 4.14
Hasil T- test Paired komunikasi Interpersonal Peserta Didik
Pretest dan Postest
Paired Differences

95% Confidence
Sig. (2-
Std. Std. Error Interval of the t df
Mean tailed)
Deviation Mean Difference

Lower Upper
Pair PRETEST -
53.600 3.373 1.067 56.013 51.187 50.250 9 .000
1 POSTEST

Dari tabel 4.14 dapat diketahui rata komunikasi interpersonal peserta didik
bahwa keseluruhan komunikasi sebelum dan sesudah diberikan layanan.
interpersonal peserta didik terdapat
peningkatan yaitu dapat dilihat dari rata- Rata-rata
rata kedua variabel sebelum dan sesudah
diberikan treatment adalah 53.600 dan
berdasarkan hasil pengujian t hitung = 181.6
50.250 pada derajat kebebasan (df) 9, 128
kemudian dibandingkan dengan t tabel 0.05
= 2.262 dengan ketentuan harga t hitung Rat…
lebih besar dari t tabel (50.250 ≥ 2.262),
maka Ho “keterampilan komunikasi
interpersonal peserta didik kelas XI SMA PRETEST POSTEST
Negeri 2 Padang Cermin Kab. Pesawaran Gambar 4.1
tahun ajaran 2016/2017 tidak dapat Rata-rata Peningkatan Pretest dan
ditingkat melalui layanan bimbingan Postest
pribadi-sosial” ditolak dan Ha
“keterampilan komunikasi interpersonal a) Hasil T-test Komunikasi
peserta didik kelas XI SMA Negeri 2 Interpersonal Indikator Respek
Padang Cermin Kab. Pesawaran tahun Dapat dilihat dari peningkatan
ajaran 2016/2017 dapat ditingkat melalui berdasarkan indikator respek pada tabel
layanan bimbingan pribadi-sosial” 4.15 sebagai berikut:
diterima. Gambar 4.1 menunjukan rata-
Tabel 4.15
Hasil T-test Indikator Respek
Paired Differences

95% Confidence
Sig. (2-
Std. Std. Error Interval of the T df
Mean tailed)
Deviation Mean Difference

Lower Upper
Pair PRETEST -
8.800 4.686 1.482 12.152 5.448 5.939 9 .000
1 POSTTEST

9
Dari tabel 4.15 dapat diketahui
bahwa komunikasi interpersonal pada 30
indikator respek terdapat peningkatan
yaitu dilihat dari rata-rata kedua variabel 25
(sebelum dan sesudah diberi perlakuan) Column1
adalah 8.800, dan berdasarkan hasil 20
pengujian t hitung = 5.939, pada derajat
kebebasan (df) 9, kemudian dibandingkan
dengan t tabel 0,05 = 2.262 dengan
ketentuan harga t hitung lebih besar dari t
tabel (5.939 ≥ 2.262), maka Ho ditolak Gambar 4.2
dan Ha diterima. Jadi keterampilan Rata-Rata Hasil T-test Indikator Respek
komunikasi interpersonal peserta didik
SMA Negeri 2 Padang Cermin Kab. a) Hasil T-test Indikator Empati
Pesawaran tahun ajaran 2016/2017 dapat Dapat dilihat dari peningkatan
ditingkatkan melalui layanan bimbingan berdasarkan indikator empati pada tabel
pribadi-sosial.Rata-rata peningkatan hasil 4.16 sebagai berikut:
T-test indikator respek pada gambar grafik
4.2, sebagai berikut:
Tabel 4.16
Hasil T-test Indikator Sikap Empati

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair PRETEST -
12.500 7.457 2.358 17.835 7.165 5.301 9 .000
1 POSTTEST

Dari tabel 4.16 dapat diketahui pribadi-sosial.Rata-rata peningkatan hasil


bahwa komunikasi interpersonal pada T-test indikator empati pada gambar
indikator empati terdapat peningkatan grafik 4.3, sebagai berikut:
yaitu dilihat dari rata-rata kedua variabel Gambar 4.3
(sebelum dan sesudah diberi perlakuan) Rata-rata Hasil T-test Indikator Empati
adalah 12.500, dan berdasarkan hasil
pengujian t hitung = 5.301, pada derajat 40
kebebasan (df) 9, kemudian dibandingkan
dengan t tabel 0,05 = 2.262 dengan 20
ketentuan harga t hitung lebih besar dari t Column1
tabel (5.301 ≥ 2.262), maka Ho ditolak 0
dan Ha diterima. Jadi keterampilan
komunikasi interpersonal peserta didik
SMA Negeri 2 Padang Cermin Kab.
Pesawaran tahun ajaran 2016/2017 dapat
ditingkatkan melalui layanan bimbingan

10
b) Hasil T-test Indikator Humble Dapat dilihat dari peningkatan
berdasarkan indikator respek pada
tabel 4.17 sebagai berikut:
Tabel 4.17
Hasil Indikator Humble

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair PRETEST -
10.100 5.744 1.816 14.209 5.991 5.561 9 .000
1 POSTTEST

Dari tabel 4.17 dapat diketahui T-test indikator humble pada


bahwa komunikasi interpersonal pada gambar grafik 4.4, sebagai berikut:
indikator empati terdapat peningkatan Gambar 4.4
yaitu dilihat dari rata-rata kedua variabel Rata-rata Hasil T-test Indikator Humble
(sebelum dan sesudah diberi perlakuan)
adalah 10.100, dan berdasarkan hasil
pengujian t hitung = 5.561, pada derajat 40
kebebasan (df) 9, kemudian dibandingkan
dengan t tabel 0,05 = 2.262 dengan
ketentuan harga t hitung lebih besar dari t 20
tabel (5.561 ≥ 2.262), maka Ho ditolak Column1
dan Ha diterima. Jadi keterampilan 0
komunikasi interpersonal peserta didik
SMA Negeri 2 Padang Cermin Kab.
Pesawaran tahun ajaran 2016/2017 dapat
ditingkatkan melalui layanan bimbingan
pribadi-sosial.Rata-rata peningkatan hasil

Dapat dilihat dari peningkatan


c) Hasil T-test Indikator Hubungan berdasarkan indikator Hubungan
Interpersonal Interpersonal pada tabel 4.18 sebagai
berikut:

Tabel 4.18
Hasil Indikator Hubungan Interpersonal

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference
Std.
Deviatio Std. Error Sig. (2-
Mean n Mean Lower Upper t df tailed)
Pair PRETEST - 11.80
5.673 1.794 15.858 7.742 6.578 9 .000
1 POSTTEST 0

11
Dari tabel 4.18 dapat diketahui komunikasi interpersonal rendah dan sangat
bahwa komunikasi interpersonal pada rendah. Hal ini ditandai dengan sekor
indikator hubungan interpersonal terdapat pretest yang termasuk kategori rendah dan
peningkatan yaitu dilihat dari rata-rata sangat rendah.
kedua variabel (sebelum dan sesudah Dari ketuju kriteria dalam
diberi perlakuan) adalah11.800 , dan komunikasi interpersonal yang dijadikan
berdasarkan hasil pengujian t hitung = tolok ukur efektivitas komunikasi
6.578, pada derajat kebebasan (df) 9, interpersonal, kebanyakan peserta didik
kemudian dibandingkan dengan t tabel yang menjadi anggota kelompok
0,05 = 2.262 dengan ketentuan harga t mengalami masalah dalam respek, yaitu
hitung lebih besar dari t tabel (6.578 ≥ penghargaan terhadap lawan bicara, sikap
2.262), maka Ho ditolak dan Ha diterima. humble yaitu sikap rendah hati, yang
Jadi keterampilan komunikasi ditandai dengan kemauan mengakui
interpersonal peserta didik SMA Negeri 2 kesalahan dan rela memaafkan, hubungan
Padang Cermin Kab. Pesawaran tahun antarpribadi, yang ditandai masih belum
ajaran 2016/2017 dapat ditingkatkan dirasakanya manfaat komunikasi
melalui layanan bimbingan pribadi- interpersonal, serta clarity yang ditandai
sosial.Rata-rata peningkatan hasil T-test masih banyaknya pesan yang salah tafsir.
indikator hubungan interpersonal pada Kegiatan layanan bimbingan pribadi-
gambar grafik 4.5, sebagai berikut sosial merupakan salah satu jenis layanan
Gambar 4.5 dalam bimbingan konseling yang bertujuan
Rata-rata Hasil Peningkatan Indikator untuk menyelesaikan permasalahan dengan
Hubungan Interpersonal memanfaatkan dinamika kelompok.
Penggunaan layanan bimbingan pribadi-
sosial dengan memanfaatkan dinamika
50 dalam konseling kelompok dianggap efektif
untuk meningkatkan, karena dalam
bimbingan pribadi-sosial setiap anggota
0 Column1 diajak berlatih berkomunikasi, berempati
dan menghargai lawan bicara, dan hal ini
sangat membantu dalam upaya peningkatan
komunikasi interpersonal peserta didik.
Kegiatan layanan bimbingan pribadi-
sosial dengan tujuan meningkatkan
d) Hasil T-test Indikator komunikasi interpersonal peserta didik
Menyampaikan Pesan Secara dilaksanakan selama 10 kali pertemuan dan
Sukarela diakhiri dengan posttest. Posttes dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui adakah
PEMBAHASAN peningkatan komunikasi interpersonal dari
1. Pembahasan Profi / Gambaran anggota kelompok, sehingga dapat
Umum Komunikasi Interpesonal diketahui apakah layanan bimbingan
Peserta didik di SMA Negeri 2 pribadi-sosial dapat meningkatkan
Padang Cermin komunikasi interpersonal peserta didik.
Berdasarakan hasil penelitian Hasil posttest menunjukan
diketahui bahwa terdapat peningkatan terdapat peningkatan sekor dari pretest
komunikasi interpersonal setelah diberikan yang rendah menjadi meningkat
layanan bimbingan pribadi-sosial. Dari 34 sedang pada posttes. Hal ini
peserta didik yang ada di kelas XI terdapat menunjukan bahwa setelah peserta
10 peserta didik yang mengalami didik mengikuti layanan bimbingan

12
pribadi-sosial peserta didik mengalami Selain faktor diatas juga
peningkatan komunikasi terdapat faktor sosio-culture dimana
interpersonalnya. kebiasaan peserta didik kelas XI SMA
Selain itu dilakukan uji Negeri 2 Padang Cermin masih banyak
hipotesis menggunaka uji t-test dan menganggap bahwa membicarakan
diperoleh harga t hitung = 50.250 masalah pribadi yang dialami
kemudian dibandingkan dengan t tabel merupakan hal yang tidak etis dirasakan
0.05 = 2.262 dengan ketentuan harga t peneliti sebagai faktor penghambat
hitung lebih besar dari t tabel (50.250 yang cukup berpengaruh terhadap
≥ 2.262), maka Ha diterima. Hal ini kurang optimalnya layanan bimbingan
berarti perbedaan yang signifikan pribadi-sosial, walaupun pada akhirya
antara skor komunikasi interpersonal peneliti mampu mengatasi, akan tetapi
sebelum dan setelah diberikan layanan butuh waktu yang cukup lama untuk
bimbingan pribadi-sosial. Dengan melakukannya.
demikian terdapat perubahan 2. Keterbatasan Penelitian
komunikasi interpersonal peserta Meskipun penelitian ini telah
didik, yang semula dalam kriteria tercapai dilaksanakan sebaik mungkin,
rendah dan sangat rendah meningkat akan tetapi penelitian ini memiliki
menjadi kriteria sedang dan tinggi keterbatasan. Berikut ini adalah
setelah diberikan perlakuan. keterbatasan peneliti:
Berdasarkan tabel uji t-test 1) Layanan bimbingan pribadi-sosial
diketahui bahwa peningkatan yang dilaksanakan sebanyak
komunikasi interpersonal rata-rata sepuluh kali pertemuan selama
53.2 dari sekor rata-rata secara kurang lebih satu bulan sebenarnya
keseluruhan. Peningkatan tertinggi dirasa kurang maksimal. Karena
dialami oleh AY dengan beda sekor hasil dari proses layanan bimbingan
sebesar 59 dan peningkatan terendah pribadi-sosial yang maksimal tidak
dialami oleh IND dan TT yang hanya bisa dilakukan secara instan, apalagi
sebesar 50 dari sekor prettest. Namun dalam hal ini untuk meningkatkan
secara keseluruhan kesepuluh peserta komunikasi interpersonal.
didik mengalami kenaikan dari kriteria Komunikasi interpersonal perlu
rendah dan sangat rendah menjadi dikontrol dari waktu ke waktu.
sedang dan tinggi. 2) Waktu pelaksanaan layanan
Kenaikan sekor yang hanya bimbingan pribadi-sosial kurang
mencapai tingkat kiteria sedang efektif karena hanya 45 menit
dikarenakan beberapa hal, diantaranya karena peserta didik masih terikat
yaitu waktu pelaksanaan layanan pada saat jam sekolah.
bimbingan pribadi-sosial yang 3) Untuk pengecekan perubahan
dilakukan denngan waktu yang perilaku klien hanya menggunakan
singkat, ruangan yang panas menjadi skala efektivitas komunikasi
penyebab kurang efektifnya interpersonal. Perilaku peserta didik
pelaksanaan pelaksanaan layanan selama di dalam kelas dan di
bimbingan pribadi-sosial. Hal tersebut sekolah tidak bisa teramati secara
berdampak kurang optimalnya langsung dan hal ini bisa
pelaksanaan layanan bimbingan menjadikan terjadinya bias.
pribadi-sosial dan berdampak kepada
hasil yang diperoleh dalam upaya
meningkatkan komunikasi
interpersonal peserta didik.

13
PENUTUP interpesrsonal, dan juga memperbanyak
A. Kesimpulan wawasan tentang bagaimana
Berdasarkan hasil penelitian yang meningkatkan komunikasi interpersonal
diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil yang baik. serta mencapai kesejahteraan
penelitian menunjukan bahwa komunikasi diri dengan menjalin hubungan sosial
interpersonal peserta didik di SMA Negeri yang baik dengan lingkungan sekitar.
2 Padang Cermin dapat ditingkatkan 2. Guru bimbingan dan konseling
melalui layanan bimbingan pribadi-sosial. diharapkan agar dapat memprogramkan
Maka dapat disimpulkan bahwa layanan dan melatih peserta didik dengan
bimbingan pribadi-sosial efektif dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan
meningkatkan komunikasi interpersonal konseling sesuai dengan kurikulum yaitu
pesertadidikkelas XI SMA Negeri 2 untuk mengatasi permasalaha-
Padang CerminKabupatenPesawaran. permasalahan yang terjadi pada peserta
Hal ini ditunjukan dari didik, terutama pada peserta didik yang
hasilpengujian hipotesis dengan dikategorikan memiliki masalah dalam
menggunakan uji t (t-test), dari hasil komunikasi interpersonaldan dalam
pretest dan posttest yang diperoleh pada hubungan sosialnya.
kelompok eksperimen t hitung = 50.250> t 3. Kepala sekolah agar dapat merumuskan
tabel 0.05 = 2.262 , df= n-1 = 10-1 = 9 kebijakan dalam memberikan dua jam
dengan P value < t tebel (0.000<0.005), pelajaran efektif masuk kelas untuk
maka Ho ditolak dan Ha diterima yang layanan bimbingan dan konseling sesuai
bermakna layanan bimbingan pribadi- dengan model pembelajaran bermutu.
sosial dapat digunakan untuk 4. Untuk peneliti lebih lanjut, diharapkan
meningkatkan komunikasi interpersonal dapat melakukan penelitian yang lebih
peserta didik. luas dan komprehensif mengenai
Secara keseluruhan penelitian ini layanan bimbingan pribadi-sosial dalam
meghasilkankesimpulan bahwa layanan menangani peserta didik yang memiliki
bimbingan pribadi-sosial dapat kategori komunikasi interpersonal
meningkatkan komunikasi interpersonal rendah dan perlu diadakannya layanan
peserta didik di SMA Negeri 2 Padang bimbingan dan konseling individu
Cermin ditandai dengan adanya maupun kelompok untuk mengetahui
peningkatan dalam berkomunikasi peserta masalah-masalah terkait pada peserta
didik. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan didik yang memiliki masalah dalam
dan perbandingan antara hasil komunikasi secara lebih mendalam.
belajarpretest danposttest hasil belajar.

B. Saran DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil penelitian ini Ahmad Juntika Nurihsan. 2014. Bimbingan
dibuktikan dengan adanya perubahan dan Konseling. Bandung:
peserta didik yang dikategorikan dalam Refika Aditama.
komunikasi interpersonal rendah setelah Ainur Rohim Faqih. 2011. Bimbingan dan
diberikan layanan bimbingan pribadi- Konseling dalam Islam.
sosial dengan memanfaatkan dinamika Yogyakarta: UII Press.
konseling kelompok, maka ada beberapa Anas Sudijono. 2012. Pengantar Statistik
saran yang dapat digunakan sebagai bahan Pendidikan. Jakarta: PT.
pertimbangan yaitu: Grafindo Persada.
1. Peserta didik diharapkan dapat terus Anwar Sutoyo. 2012. Pemahaman
berusaha mengembangkan dan Individu. Yogyakarta : Pustaka
meningkatkan komunikasi Pelajar.

14
Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Muhammad Ahdiyat. 2013 “Meningkatkan
Penelitian Suatu Pendekatan Efektivitas Komunikasi Antar
Praktik. Jakarta: PT. Rieneka Pribadi Melalui Layanan
Cipta. Konseling Kelompok”, Jurnal
Azwar Saifuddin. Penyusunan Psikologi Skripsi Program Stara 1
Universitas Negeri Semarang
Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka
UNNES. Semarang.
Pelajar. Mohammad Nuh, Permendiknas No. 111
Depag RI. 2006. Al-Qur’an dan Tahun 2014, http:// permendikbud-
Terjemahannya. Bandung: no-111-tahun-2014-tentang-
CV.Diponegoro. bimbingan-dan-konseling.pdf-
Dewa Ketut Sukardi. 2002. Pengantar adobe reader. diakses Jum’at, 27
Pelaksanaan Program Februari 2015 pukul 10:20 WIB.
Bimbingan dan Konseling di Pengertian Komunikasi (On-Line), tersedia di:
Sekolah. Jakarta: PT. Rieneka https://id.m.wikipedia.org/wiki/ko
Cipta. munikasi (13 April 2015).
Dian Wisnu Wardani & Sri Fatmawati. 2012. Putri Paradise Atmaja. 2015.“Pengaruh
Hubungan Interpersonal. Jakarta: Konseling Behavior dalam
Salemba Humanika. Keterampilan Komunikasi Antar
Eko Putro Widiyoko. 2014. Penelitian Hasil Pribadi”. Jurnal Skripsi Program
Pembelajaran di Sekolah. Stara 1 IAIN Raden Intan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lampung.
Farid Mashudi. 2012. Psikologi Konseling. Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar
Yogyakarta: Salemba Humanika. Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Herdiansyah Pratama. “Pola Hubungan PT. Rieneka Cipta.
Komunikasi Interpersonal Antara Rifda EL Fiah. Layanan Bimbingan dan
Orang Tua dengan Anak Konseling di Sekolah. Bandar
Termotivasi Berprestasi Pada Lampung: IAIN Raden Intan
Anak” (On-Line), Tersedia Lampung.
id://repository.uinjkt.ac.i/dspace/ Samsul Munir Amin. 2010. Bimbingan dan
beitstream/123456/1854/I/HERD Konseling Islam. Jakarta: Amzah.
IANSYAH%20PRATAMA- Sarlito W. Sarwono & Eko A Mainarno. 2009.
FDK.pdf (14 April 2015. Psikologi Sosial. Depok: Salemba
Ingrit Nanisrinuria. 2013. “Program Humanika.
Bimbingan dan Konseling Slamet Santoso. 2014. Teori-Teori Psikologi
Pribadi Sosial Untuk Sosial. Bandung: PT. Refika
Meningkatkan Kemampuan Aditama.
Komunikasi Siswa”. Skripsi Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,
Program Stara 1 Universitan Kualitatif dan R&D.
Pendidikan Indonesia, Bnadung. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Martin Handoko & Theo Riyanto. 2014. Majagemen. Bandung: Alfabeta.
Bimbingan dan Konseling di Sumadi Suryabrata. 2011. Psikologi
Sekolah. Yogyakarta. Kanisius. Pendidikan. Jakarta. PT. Grafindo
Isnaini Maulina Putri. 2015 “pelaksanaan Persad.
layanan bimbingan pribadi- Tohirin. 2009. Bimbingan Konseling di Sekolah
sosial dengan teknik latihan dan Madrasah Berbasis
asertif pada peserta didik Intelegensi. Jakarata: Rajawali
terisolir kelas ix madrasah Pers.
tsanawiyah muhammadiyah Zainal Aqib. 2012. Bimbingan dan Konseling
sukarame bandar lampung. di Sekolah. Bandung: Yrama
.Jurnal Skripsi Program Stara 1 Widya.
IAIN Raden Intan Lampung.

15

Anda mungkin juga menyukai