Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan , Universitas Negeri Semarang, Indo-
nesia
Abstract
Findings phenomena through field observations with DCM and interviews with
Counselor is the existence of barriers in the selection of secondary school students
of the inside and outside. The aim of research to determine the internal and ex-
ternal factors that inhibit the selection of secondary school students of class IX in
Junior High School 1 Cluwak Pati academic year 2015/2016. This type of research
is a survey research. For the population in this study were all students of class IX,
namely a number of 288 students. Samples of 25% which is 72 students, and the
data collection instruments constitute the psychological scale election of school.
Analysis of the data used is descriptive percentage. Results found that the internal
factors that inhibit the selection of secondary school students of class IX amounted
to 65.35%, while external factors that inhibit the selection of secondary school stu-
dents of class IX amounted to 64.58%. The conclusion is that students have the
highest barriers on both factors of physical condition and the condition of a friend.
Suggestions put forward can be taken into consideration in providing services re-
lated to the field of career to students.
© 2016 Universitas Negeri Semarang
ISSN 2252-6374
Alamat korespondensi:
Gedung A2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229
E-mail: ayuiswaraw@gmail.com.
40 Ayu Isworo Widiawati dan Ninik Setyowani/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling 5 (1) (2016)
pekerjaan, dan apakah kemmpuannya itu cocok merupakan salah satu hal yang sangat penting di-
dengan minatnya. karenakan pilihan sekolah akan mempengaruhi
Menurut Havigurst dalam Yusuf (2009) pendidikan dan masa depan.
tugas-tugas perkembangan adalah “A developmen- Setiap remaja khususnya siswa SMP Ne-
tal task is a task which arises at or about a certain peri- geri 1 Cluwak Pati seharusnya memiliki kemam-
od in the life of the individual, successful achievement puan diri dalam mengetahui bakat dan minat me-
of which leads to his happiness and to success with later reka yang positif, dan pada kondisi yang terdapat
task, while failure leads to unhappiness in the indivi- di lapangan dijumpai secara keseluruhan siswa
dual, disapproval by society, and difficulty with later sudah memiliki minat pada suatu bidang. Feno-
task.” (Tugas perkembangan merupakan suatu mena yang diperoleh oleh peneliti selama obser-
tugas yang muncul pada periode tertentu dalam vasi melalui DCM pada siswa kelas VIII dipe-
rentang kehidupan individu, yang apabila tugas roleh hasil bahwa 33% siswa ingin melanjutkan
itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa ke- sekolah tetapi tidak punya biaya, 36% siswa sulit
bahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan menetapkan pilihan sekolah lanjutan, 15% siswa
tugas berikutnya; sementara apabila gagal, maka merasa takut di masa depan tidak dapat berdiri
akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri sendiri, dan 16% siswa mengalami kekhawatiran
individu yang bersangkutan, menimbulkan peno- tidak dapat diterima di sekolah lanjutan yang ber-
lakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam kualitas baik.
tugas-tugas berikutnya). Dari hasil observasi melalui DCM tersebut
Siswa sekolah menengah merupakan masa dapat diketahui bahwa secara keseluruhan siswa
remaja di mana dalam masa ini terjadi pening- mengalami permasalahan dalam pemilihan seko-
katan dalam suatu pemilihan. Hal tersebut diwu- lah lanjut dari aspek biaya, tentu saja biaya me-
judkan dalam proses pembentukan orientasi, rupakan aspek penting dalam menempuh studi.
minat, dan rencana masa depan individu. Dalam Jika tidak memiliki biaya, hal ini dapat menjadi
hal ini, “siswa mulai merencanakan keputusan- permasalahan yang dapat mengganggu kehidu-
keputusan tentang masa depan” (Desmita, 2009). pan sehari-hari siswa. Selain itu siswa juga men-
Oleh sebab itu, untuk mempersiapkan diri dalam galami kesulitan dalam menentukan pilihan se-
menghadapi pemilihan karier menjadi hal pen- kolah lanjut serta mengalami kekhawatiran tidak
ting, terutama bagi siswa SMP di mana akan di- diterima di sekolah lanjut yang memiliki kualitas
hadapkan pada pilihan sekolah lanjutan.Namun baik. Sekolah lanjutan sangat penting, jadi apabi-
pada kenyataannya di lapangan, memilih seko- la kualitasnya kurang baik maka siswa menjadi
lah lanjutan yang tepat setelah lulus dari jenjang khawatir karena hal ini menyangkut masa depan.
SMP merupakan keadaan yang tidak mudah bagi Siswa merasa takut tidak bisa berdiri sendiri, hal
para siswa yang masih dalam kategori remaja. ini dapat diakibatkan karena ketakutan siswa ti-
Keadaan tersebut dipengaruhi oleh pemahaman dak mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait
siswa tentang sekolah lanjutan belum terarah dan dan orang terdekat.
sangat bergantung pada pihak luar, yaitu teman, Selain itu peneliti selama melakukan wa-
konselor, dan harapan orang tua. “Ada tiga faktor wancara dengan Guru BK di sekolah pada semes-
penghambat dalam pemilihan karir yaitu keluar- ter gasal tahun 2014, secara keseluruhan siswa
ga, kelompok sebaya, dan masyarakat” (Supriyo, kelas VIII SMP Negeri 1 Cluwak ingin melanjut-
2008). kan sekolah setelah lulus dari SMP. Siswa meni-
Dalam penelitian Purwandari (2009) yang lai diri mereka sudah mengetahui minat mereka
berfokus pada faktor internal yang mempengaru- pada sekolah lanjutan, namun sebenarnya faktor
hi kematangan vokasional siswa kelas XII SMA minat saja tidak cukup dalam mengambil kepu-
menyatakan bahwa masih banyak siswa yang tusan untuk memilih studi lanjut dan kariernya.
mengalami kesulitan untuk menentukan studi Penentuan dan pemilihan karier untuk anak usia
lanjut berdasarkan pemahaman yang tepat ten- pubertas ini tentunya masih memiliki beberapa
tang kualitas diri dan informasi sekolah lanjutan. kesulitan karena emosi yang masih labil. Untuk
Fenomena yang terjadi pada siswa yang pemiki- menentukan pemilihan sekolah lanjutan, siswa ti-
rannya masih labil dan mudah dipengaruhi oleh dak hanya mengandalkan minat saja, hal ini juga
lingkungan sehingga tanpa sadar mereka tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tentunya
memperhatikan kemampuan diri mereka sen- ada di lingkungan sekitar siswa.
diri. Madikhatun dalam Jurnal Informatika Vol Munandir (1996) menyebutkan teori pen-
5 No. 1 Januari 2011 mengungkapkan pengam- gambilan keputusan karir oleh Krumboltz meli-
bilan keputusan dalam bidang pendidikan yaitu puti empat kategori faktor yang mempengaruhi
memilih sekolah yang tepat. Pemilihan sekolah keputusan karir seseorang, yaitu faktor genetik,
42 Ayu Isworo Widiawati dan Ninik Setyowani/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling 5 (1) (2016)
lihan sekolah lanjutan dikarenakan siswa belum kan pemilihan karier siswa terhambat. Hal ini
mengetahui mata pelajaran yang penting untuk dipengaruhi oleh orang tua siswa yang tinggal
dipelajari, yang tentunya berkaitan dengan studi jauh dari siswa karena mayoritas orang tua siswa
lanjut yang nantinya akan dipilih. Hal tersebut merantau untuk bekerja. Oleh sebab itulah hara-
yang menjadi hambatan bagi siswa hingga sam- pan orang tua kepada anak dan harapan anak ke-
pai saat ini masih mengalami kebingungan dalam pada orang tua belum tersampaikan dengan baik
menentukan pilihan sekolah lanjutan. melihat mereka tidak tinggal bersama.
Selain itu bakat merupakan faktor yang Kondisi sekolah yang menjadi hambatan
berperan besar dalam pemilihan sekolah lanjutan dalam pemilihan sekolah lanjutan adalah pendi-
pada siswa. Apabila siswa sudah mempunyai pe- dikan di sekolah dan peran konselor sekolah. Dari
milihan karier yang sejalan dengan bakat dan mi- faktor penghambat dalam pemilihan sekolah lan-
nat, maka siswa akan mempunyai keyakinan da- jutan pada siswa dalam aspek pendidikan sekolah
lam diri. Sebaliknya, apabila siswa belum dapat siswa mengalami hambatan dalam menentukan
menentukan pilihan pekerjaan atau karier yang pemilihan sekolah lanjutan dikarenakan siswa
sejalan dengan bakat dan minat, siswa akan men- tidak memiliki kemajuan nilai mata pelajaran da-
galami kebingungan sehingga muncul keraguan. lam proses pendidikannya di sekolah. Mengingat
Selanjutnya aspek pengetahuan ditemukan pelajaran merupakan aspek penting dalam pendi-
siswa mengalami hambatan dalam menentukan dikan dan sangat mempengaruhi yang akan dite-
pemilihan sekolah lanjutan dikarenakan minim- kuni nantinya.
nya pengetahuan tentang diri sendiri dan hal-hal Jika siswa tidak mempelajari mata pe-
yang penting bagi diri sendiri. Hal tersebut juga lajaran dengan baik, hal ini merupakan faktor
dapat disebabkan karena kurangnya keyakinan penghambat yang akan mempersulit siswa dalam
dalam diri sehingga muncul keraguan dalam diri. memilih sekolah lanjutan yang berkaitan dengan
Namun memang mengetahui diri sendiri meru- mata pelajaran tertentu. Dalam perannya, kon-
pakan hal yang tidak mudah, diperlukan waktu selor sudah sesuai dengan apa yang seharusnya,
yang cukup lama. Terakhir adalah aspek motivasi namun siswa memiliki hambatan dari dirinya
diri, jika siswa tidak dapat memotivasi diri sendi- sendiri yang masih belum bisa menentukan pili-
ri, bagaimana bisa siswa mencapai tujuan dalam han sekolah lanjutan meskipun sudah mendapat-
hidupnya. kan bimbingan karier. Hal ini dapat menjadi ma-
Hal ini yang menjadi salah satu faktor sukan untuk konselor utamanya di SMP Negeri
penghambat dalam menentukan pilihan sekolah 1 Cluwak untuk memaksimalkan layanan bim-
lanjutan, karena siswa tidak mampu mendorong bingan karier agar siswa tidak banyak mengalami
dirinya sendiri untuk mencapai tujuannya. Dari hambatan dalam menentukan kariernya.
hasil penelitian diperoleh faktor penghambat in- Faktor penghambat dalam pemilihan seko-
ternal dengan kondisi fisik yang menghambat lah lanjutan pada siswa kelas IX deskriptor teman
pemilihan sekolah lanjutan yaitu aspek penampi- yaitu pada butir pernyataan pemilihan sekolah
lan dan jenis kelamin. Sedangkan kondisi psikis lanjutan yang siswa inginkan karena pengaruh
adalah taraf inteligensi, bakat, pengetahuan, dan dari teman peran teman juga memiliki pengaruh
motivasi diri yang menjadi aspek-aspek peng- besar terhadap pemilihan sekolah lanjutan. Siswa
hambat dalam pemilihan sekolah lanjutan pada yang dikategorikan remaja masih labil dalam me-
siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak. nentukan pemilihan sekolah lanjutan karena se-
Kondisi keluarga yang menjadi hambatan ring mengikuti pilihan teman-teman mereka, dan
dalam pemilihan sekolah lanjutan adalah status cenderung ragu terhadap pilihannya sendiri. Dari
sosial ekonomi, pendapatan orang tua, dan eks- aspek masyarakat tidak mengalami banyak ham-
pektasi keluarga. Siswa mengalami hambatan batan karena di lingkungan masyarakat siswa ti-
dalam menentukan pemilihan sekolah lanjutan dak banyak bergaul dengan masyarakat sekitar.
dikarenakan kondisi ekonomi keluarga yang Hal demikian dikarenakan siswa yang ter-
menjadi pertimbangan dan pesimis karena orang golong masih remaja lebih memilih untuk menu-
tua tidak mampu. Selain itu siswa mengalami tup diri dari masyarakat, karena tidak setiap sifat-
hambatan dalam menentukan pemilihan sekolah sifat dan nilai-nilai di masyarakat cocok dengan
lanjutan dikarenakan siswa tidak mendapatkan masing-masing individu. Selain itu, siswa juga
dukungan dari orang tua dan keluarganya untuk merasa malu dan tidak mampu bergaul di ma-
memilih sekolah lanjutan yang diinginkan. syarakat luas, karena mereka takut salah dalam
Hasil yang diperoleh di lapangan menun- bertutur kata atau bersikap. Bagi remaja bersosi-
jukkan bahwa orang tua tidak memberikan du- alisasi pada masyarakat dengan macam-macam
kungan kepada anaknya sehingga mengakibat- golongan bukanlah hal yang mudah, apalagi
44 Ayu Isworo Widiawati dan Ninik Setyowani/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling 5 (1) (2016)