Anda di halaman 1dari 3

MATERI STUDI LANJUT

Lanjutan studi merupakan bagan yang terpenting dalam proses kelanjutan pendidikan peserta
didik. Lanjutan studi bagi siswa Sekolah Menengah Atas diperlukan agar peserta didik dapat
tetap melanjutkan proses pembelajaran ke jenjang yang lebih tinggi, dalam hal ini Sekolah
Menengah Atas (SMA ) atau yang sederajat. Perencanaan lanjutan studi perlu direncanakan
sejak dini, agar peserta didik dapat mempertimbangkan hal-hal yang menjadi hambatan dan
pertimbangan lain dalam lanjutan studi yang akan dipilihnya. Dalam memilih lanjutan studi
para peserta didik tidak begitu saja memilih lanjutan studi melainkan melakukan suatu proses
pengambilan keputusan. Mereka harus siap dalam mengambil keputusan yang sangat penting
dan sulit, yaitu suatu keputusan yang khusus menentukan masa depan peserta didik
sehubungan dengan karir dan cita-citanya.
Salahudin (2010, p.23) mendefinisikan pendidikan berkelanjutan sebagai salah satu program
pasca sekolah menengah yang membantu siswa mengatasi tantangan memilih sekolah
berdasarkan preferensi mereka. Studi lanjut menurut Walgito (2010, p.19), adalah sekolah
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melanjutkan pendidikan sekaligus
mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia kerja segera setelah lulus. Kemampuan
merencanakan studi tambahan mengacu pada kemampuan siswa untuk memilih sekolah
menengah mana yang akan diikuti, dan siswa harus memiliki prospek masa depan yang
mendukung kemampuan mereka untuk mencapai tujuan mereka. Siswa yang memiliki
pemahaman yang cukup tentang bidang yang terkait dengan studi lebih lanjut mereka
cenderung tidak mengalami kesulitan memilih program studi tambahan.
Gunawan (2013, p.21) menyebutkan empat masalah studi lainnya: 1) berhenti sekolah; 2)
hambatan belajar; 3) pengambilan keputusan sekolah menengah; dan 4) masalah sosial di
kalangan siswa sekolah menengah. Mahasiswa diharapkan meningkatkan kemampuannya
untuk memilih studi lanjut dan mempersiapkan diri sebaik mungkin, mampu memilih
kelanjutan studi yang tepat dan sesuai dengan minatnya, mampu berpartisipasi dalam
kegiatan pembelajaran, agar mereka dapat memahami persyaratan atau program studi
lanjutan di SMA, SMK, atau MA sehingga tidak ada kesenjangan atau kesulitan dalam
memilih studi lanjut yang sesuai dengan minatnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bimbingan Konseling di SMA Negeri 3
Lamongan diketahui bahwa siswa kelas XII memiliki permasalahan, yakni siswa kelas XII
belum mampu mengambil keputusan atau belum merencanakan pilihan studi lanjut. Hal ini
dipengaruhi oleh keadaan ekonomi orang tua, teman sebaya, faktor peluang kerja serta
kurangnya motivasi berprestasi siswa. Berdasar penelitian awal yang dilakukan di SMA
Negeri 3 Lamongan, siswa sering melakukan konsultasi mengenai informasi studi lanjut baik
kepada konselor sekolah SMA Negeri 3 Lamongan baik secara individu ataupun kelompok.
Mereka mencari jam-jam kosong untuk menanyakan mengenai jurusan-jurusan di perguruan
tinggi yang tersedia sesuai dengan bakat dan minat mereka bahkan terdapat pula siswa yang
sama sekali belum menentukan pilihan studi lanjut dikarenakan tidak memiliki informasi
apapun mengenai studi lanjut ke perguruan tinggi. Dilihat dari tujuan pemberian bimbingan
diatas maka siswa membutuhkan informasi yang mampu memudahkan dalam hal
merencanakan kegiatan penyelesaian studi serta mengatasi hambatan dan kesulitan yang
dihadapi dalam studi, informasi studi lanjut ini akan dikemas dalam buku panduan studi
lanjut yang penulis kembangkan.
Karena keterbatasan pengembangan maka pengembangan dilakukan untuk SMA kelas XI
dengan alasan bahwa kelas XI adalah tahap transisi (17-18 tahun) yakni individu mulai
memadukan minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang telah dipertimbangkan sebelumnya
untuk memilih karir serta tahap pematangan pemilihan studi lanjut untuk persiapan memasuki
kelas XII. Pemilihan kelas XI didasarkan pada kurikulum yang terdapat di SMA Negeri 3
Lamongan yang menggunakan program KTSP, pembelajaran siswa kelas XII yang pada
awalnya ingin peneliti teliti dirasa tidak efektif karena pihak sekolah menuntaskan kurikulum
pembelajaran bagi kelas XII pada bulan Maret. Serta adanya Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang dilaksanakan pada awal tahun (antara bulan
Januari sampai Pebruari) yang menurut konselor sekolah SMA Negeri 3 Lamongan tidak
efektif jika pemberian layanan informasi studi lanjut dilakukan setelah pelaksanaan
SNMPTN tersebut. Pembatasan ruang lingkup informasi studi lanjut yang diberikan hanya
mengenai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada di pulau Jawa dengan asumsi peneliti
bahwa PTN yang ada di Jawa memiliki Passing Grade yang tinggi (peminat yang lebih
banyak) dibanding PTN yang terdapat di luar pulau Jawa.
Mereka diharuskan siap dalam mengambil keputusan yang sangat penting dan sulit. Suatu
keputusan yang khusus menentukan masa depannya sehubungan dengan karir yang dicita-
citakan. Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karir akan dapat dihindari manakala
siswa memiliki sejumlah informasi yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan
dunia karirnya. Maka seorang siswa membutuhkan bantuan bimbingan dari guru pembimbing
yang ada di sekolah, guna memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang
berbagai kondisi dan karakteristik diri. Kekurangtahuan dan kekurangpahaman tersebut
sering membuat mereka kehilangan kesempatan, salah pilih jurusan, salah pilih pekerjaan,
dan tidak dapat meraih kesempatan dengan baik sesuai dengan cita-cita, bakat, minat,
berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada dalam diri individu tersebut. Agar terhindarkan
dari permasalahan tersebut maka para siswa perlu dibekali dengan informasi yang cukup dan
akurat. Pemberian layanan informasi studi lanjut bertujuan membantu peserta didik agar
dapat memahami diri dan lingkungannya. Seperti kondisi sosio-kultural, pasar kerja,
persyaratan, jenis dan prospek pekerjaan, serta hal-hal lainnya yang bersangkutan dengan
dunia kerja. Sehingga pada akhirnya siswa dapat membuat atau mengambil keputusan secara
tepat dan terbaik bagi masa depannya terutama berkaitan dengan rencana karir yang akan
ditempuhnya kelak. Indikator utama yang digunakan untuk mengetahui kemampuan dalam
mengambil keputusan adalah preferansi pekerjaan dan profesi setelah tamat jenjang
pendidikan menengah. Berdasarkan kuesioner dari Hayadin yang dilaksanakan pada tahun
2008 diperoleh gambaran bahwa 35,75% siswa kelas tiga SMA/ MA/ SMK sudah
mempunyai pilihan pekerjaan dan profesi, sementara 64,25% lainnya belum mengambil
keputusan pilihan ke perguruan tinggi, pekerjaan atau profesi. Siswa-siswi yang belum
mengambil keputusan adalah mereka yang memiliki prestasi akademik yang baik maupun
yang memiliki prestasi akademik sedang. Hal ini didukung oleh pendapat dari Santrock
(2002) yang menyatakan bahwa kesulitan, kebingungan, dan ketakutan terasa ketika harus
memilih dan memutuskan jurusan di perguruan tinggi. Kurangnya informasi akan jurusan dan
lapangan kerja yang akan dihadapi oleh remaja ketika mereka lulus menambah kekhawatiran
dalam pengambilan keputusan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
Bimbingan Konseling di SMA Kemala Bhayangkari I Surabaya khusus kelas XII IPA 4
diketahui bahwa siswa dalam kelas tersebut memiliki permasalahan, yakni siswa kelas XII
IPA 4 belum mengambil keputusan atau belum merencanakan pilihan studi lanjut. Hal-hal
yang diidentifikasikan menjadi penyebab siswa belum mengambil keputusan atau belum
merencanakan pilihan studi lanjut adalah pelaksanaan layanan informasi dilaksanakan secara
incidental, tingginya biaya untuk tes bakat minat yang dilengkapi dengan saran-saran jurusan,
keadaan ekonomi orangtua, teman sebaya, faktor peluang kerja, dan kurangnya wawasan/
pengetahuan serta kurangnya informasi studi lanjut. Banyak siswa yang mengalami
kekurangan informasi tentang studi lanjut terutama yang berkaitan dengan perguruan tinggi
sehingga cenderung menjadi salah satu hambatan dalam menentukan arah pilih studi lanjut
ataupun karirnya. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kurang intensifnya pelaksanaan
layanan informasi di sekolah. Siswa hanya memiliki informasi tentang perguruan tinggi
negeri yang diminati, sedangkan kurang pengetahuan tentang perguruan tinggi swasta. Siswa
masih bingung menentukan alternatif pilihan perguruan tinggi swasta dikarenakan banyaknya
jenis-enis perguruan tinggi swasta tersebut. Beberapa faktor yang dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam mengambil keputusan memilih perguruan tinggi swasta adalah status
perguruan tinggi, citra PTS, fasilitas fisik, biaya SPP, proses belajar mengajar, mutu dosen,
mutu lulusan. Pemberian informasi studi lanjut, baik yang diperoleh dari guru pembimbing
maupun dari sumber-sumber informasi yang lain diharapkan siswa dapat memperoleh
gambaran tentang studi lanjut yang akan dipilih dan ditempuhnya. Sehingga memudahkan
siswa dalam mengambil keputusan kemana ia akan melanjutkan pendidikannya pasca SMA.
Layanan informasi ini bertujuan memberikan informasi secara lengkap tentang studi lanjut,
dengan harapan agar siswa dapat merencanakan/ mengambil keputusan secara tepat dan
mantap sesuai dengan potensi yang dimiliki. Alternatif pendidikan pasca SMA tersedia dalam
jumlah yang cukup bervariasi, saat ini tercatat Indonesia memiliki sekitar 80-an perguruan
tinggi negeri (PTN). Jumlah ini belum termasuk perguruan tinggi agama Islam negeri
(PTAIN), institut, akademi, dan sekolah tinggi kedinasan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Banyaknya jumlah perguruan tinggi negeri ini sebenarnya memudahkan calon mahasiswa,
tetapi karena tidak semua PTN favorit maka para calon mahasiswa pun bingung menetapkan
pilihan. Berbeda dengan jumlah perkembangan PTN yang bisa dianggap stabil dari tahun ke
tahun, perkembangan perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia memiliki peningkatan yang
sangat signifikan. Tercatat pada tahun 2000, jumlah PTS di Indonesia adalah Pada tahun
2004, jumlahnya mengalami peningkatan yaitu sebanyak PTS. Pada tahun 2008, jumlah ini
meningkat lagi mencapai angka yang lebih fantastis, yaitu sekitar 2800-an dengan tingkat
akreditasi yang beragam (Kompas, 4 Agustus 2008). Keputusan untuk melanjutkan
pendidikan maupun memasuki lapangan pekerjaan, keduanya memerlukan pertimbangan
lebih dulu. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan bagi para
siswa yang memilih akan melanjutkan pendidikan menurut Gani (1992:19) adalah: (1) faktor
biaya studi (2) masalah pemilihan jurusan. 

Anda mungkin juga menyukai