Anda di halaman 1dari 63

SKRIPSI

STUDI EKSPLORASI KONDISI PSIKOLOGIS MAHASISWA


YANG TIDAK MENYELESAIKAN STUDI S1 SAMPAI
WAKTU HABIS (DO) DI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

DZULFIKAR ASMAD SURADI


1371040004

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan mempunyai peran penting untuk menjamin perkembangan dan

kelangsungan kehidupan manusia, karena pendidikan pada dasarnya merupakan

upaya menyiapkan peserta didik di masa mendatang. Cita-cita melanjutkan

pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi adalah harapan banyak orang.

Sudarman (2017) mengemukakan bahwa melanjutkan pendidikan ke perguruan

tinggi sangat penting karena memberikan banyak peluang kerja, memperoleh

banyak pengalaman dan relasi, membantu dalam menggapai cita-cita,

mengembangkan kemampuan yang dimiliki, menambah wawasan, dan melatih

diri untuk berpola pikir yang lebih luas.

Mahasiswa berada pada masa transisi dari remaja menuju dewasa. Desmita

(2013) mengemukakan bahwa pada masa remaja, individu mulai memberikan

perhatian yang besar terhadap berbagai pilihan kehidupan yang akan dijalani

sebagai manusia dewasa di masa mendatang. Pilihan yang paling banyak

mendapatkan perhatian remaja adalah pendidikan, kemudian dunia kerja dan

hidup berumah tangga. Berk (2012) mengemukakan bahwa masa-masa kuliah

dianggap sebagai tahun pembentukan dan lebih berpengaruh daripada periode lain

di masa dewasa. Perguruan tinggi berperan sebagai ajang bagi mahasiswa untuk

mencurahkan segenap perhatian dalam mengeksplorasi nilai, peran, dan perilaku.

Mahasiswa akan menemukan berbagai gagasan dan keyakinan baru, kebebasan

1
2

dan peluang baru, serta tuntutan akademik dan tuntutan sosial baru pada masa

pendidikan di perguruan tinggi.

Suherman (2018) mengemukakan bahwa mahasiswa memiliki tuntutan dan

tanggung jawab yang berbeda dibandingkan ketika menjadi siswa. Mahasiswa

dituntut lebih aktif dalam kehidupan masyarakat, lebih mandiri, matang dalam

berpikir, dan memikirkan beban keluarga. Susanto (2014) mengemukakan bahwa

mahasiswa dikatakan sebagai mahasiswa ideal jika memiliki karakter yang baik,

tidak hanya berbekal kemampuan akademis/nilai Indeks Prestasi yang tinggi dan

kemampuan dalam bidang yang ditekuni saja.

Mahasiswa ditugaskan untuk membuat skripsi sebagai syarat kelulusan pada

akhir peyelesaian pendidikan S1 di perguruan tinggi. Sudarman (2017)

mengemukakan bahwa mahasiswa pendidikan S1 menempuh waktu antara 3,5

tahun sampai 4 tahun dengan beban 144 SKS termasuk mata kuliah skripsi.

Iswidharmanjaya (2006) mengemukakan bahwa skripsi adalah laporan hasil

penelitian atau karya ilmiah yang ditulis mahasiswa, sebagai perwujudan dari

segala studi yang telah ditempuh selama perkuliahan dan diaplikasikan dalam

bentuk penelitian. Mahasiswa perlu tekun dan bekerja keras dalam menyelesaikan

skripsi.

Skripsi dijadikan syarat kelulusan pendidikan S1 dengan maksud memberikan

kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan dalam

menerapkan langkah-langkah ilmiah untuk memperoleh pengetahuan dan

melaporkannya secara tertulis. Skripsi merupakan ajang latihan pada mahasiswa

untuk melakukan penelitian secara objektif. Mahasiswa sangat membutuhkan


3

bimbingan dosen agar tidak melakukan kesalahan fatal dalam melakukan

penelitian dan menyusun skripsi. Pengerjaan skripsi melibatkan 60% peran

penulis dan 40% peran dosen pembimbing (Gustian, 2015). Mahasiswa memiliki

tuntutan untuk segera mungkin menyelesaikan masa studinya karena akan

mendapatkan tindakan drop out (DO) dari perguruan tinggi jika tidak

menyelesaikan pendidikan sampai batas waktu yang ditentukan.

Mahasiswa dinyatakan gagal studi atau drop out (DO) jika tidak lulus pada

evaluasi tengah masa studi dan/atau evaluasi batas akhir masa studi. Mahasiswa

program S1 dinyatakan drop out (DO) tengah masa studi jika tidak dapat

memenuhi jumlah SKS dan Indeks Prestasi Kumulatif yang ditentukan pada

kurikulum masing-masing program studi dalam waktu 4 (empat) semester.

Mahasiswa S1 dinyatakan drop out (DO) akhir masa studi jika tidak dapat

memenuhi kriteria lulus sebagaimana ditentukan pada kurikulum masing-masing

program studi dalam waktu 14 (empat belas) semester (Academic UII, 2018).

Peneliti melakukan pengambilan data awal di Biro Administrasi Akademik

dan Kemahasiswaan (BAAK) Universitas Negeri Makassar untuk mengetahui

jumlah mahasiswa yang mengalami drop out (DO). Data yang diperoleh

menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa S1 Universitas Negeri Makassar yang

mengalami drop out (DO) dalam satu tahun terakhir (Desember 2017), yaitu 485

mahasiswa. Jumlah mahasiswa drop out (DO) tersebut masing-masing berasal

dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (33 mahasiswa), Fakultas

Teknik (48 mahasiswa), Fakultas Ilmu Keolahragaan (149 mahasiswa), Fakultas

Ilmu Pendidikan (67 mahasiswa), Fakultas Bahasa dan Sastra (68 mahasiswa),
4

Fakultas Ilmu Sosial (40 mahasiswa), Fakultas Seni dan Desain (1 mahasiswa),

Fakultas Ekonomi (77 mahasiswa), dan Fakultas Psikologi (2 mahasiswa).

Peneliti juga melakukan pengambilan data awal melalui wawancara kepada 5

mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studi S1 di Universitas Negeri

Makassar sampai masa studi habis (selama 7 tahun) atau drop out. Hasil

wawancara menunjukkan bahwa semua subjek sebenarnya merasa mampu dalam

mengerjakan dan menyelesaikan skripsi, namun terdapat kendala yang dihadapi

dalam proses penyelesaian studi. Adapun kendala-kendala yang dihadapi subjek

yaitu kendala waktu, kerja sambil kuliah, bermalas-malasan dalam mengikuti

perkuliahan dan mengerjakan skripsi, serta dosen pembimbing skripsi yang sulit

ditemui dan tidak membimbing sebagaimana mestinya. Subjek merasa kecewa,

menyesal, dan pasrah karena tidak dapat menyelesaikan studi hingga masa studi

habis.

Berita yang dikutip dari Portalmakassar.com (2018), Universitas Negeri

Makassar pada September 2018 secara resmi mengeluarkan surat keputusan drop

out (DO) kepada salah satu mahasiswa angkatan 2011 program studi Pendidikan

Akuntansi, Fakultas Ekonomi yaitu mahasiswa inisial FA. Pihak Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Makassar mengambil keputusan drop out (DO)

karena kelalaian mahasiswa inisial FA dalam memanfaatkan waktu studi 7 tahun.

Berikut hasil wawancara dengan Pembantu Rektor I Universitas Negeri Makassar,

Prof. Dr. Muharram, M.Si:

“Itu anak sudah melampaui batas aksinya. Padahal, apa yang selalu
digembor-gemborkan bahwa dia tidak bisa selesai karena dendam dari
pembimbingnya adalah tidak benar, tetapi hanya karena kelalaiannya
sendiri semata”. (Wawancara pada 15 September 2018).
5

Berita yang dikutip dari Yasir (2018) memberikan penjelasan dari pihak

mahasiswa, yaitu mahasiswa inisial FA menduga dosen pembimbingnya masih

mendendam karena aksi unjuk rasa yang dilakukan FA pada tahun 2016, sang

dosen dinilai mengintimidasi nilai akademik mahasiswa yang melakukan kegiatan

pengaderan. Proposal penelitian yang disusun FA sejak September 2017 tidak

kunjung disetujui oleh dosen pembimbing dan telah berkonsultasi 14 kali. Berikut

hasil wawancara dengan mahasiswa inisial FA:

“Empat belas kali pertemuan itu, tidak termasuk kalau pertemuan saya
yang ditolak atau tidak dilayani”. (Wawancara pada 17 September
2018).

Arham, Ahmad, dan Ridfah (2017) melakukan penelitian pada 13 mahasiswa

drop out (DO) di Kota Makassar. Pengambilan data awal dilakukan melalui

wawancara dengan seorang mahasiswa inisial AG yang berstatus drop out (DO).

Hasil wawancara menunjukkan bahwa subjek melakukan tindakan yang

melanggar etika pada kampus, sehingga pihak kampus melakukan drop out (DO)

pada subjek. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dampak yang dialami

mahasiswa setelah di drop out (DO) yaitu merasa malu dan kecewa.

Pada kenyataannya, mahasiswa juga mengalami hambatan ketika menyusun

skripsi, sehingga tidak dapat meraih gelar sarjana S1 tepat waktu. Asmawan

(2016) melakukan penelitian tentang analisis kesulitan mahasiswa menyelesaikan

skripsi di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor yang menghambat mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi adalah

kurangnya motivasi, kemampuan dalam menulis skripsi, pemahaman mahasiswa


6

tentang metodologi penelitian, lingkungan pertemanan untuk sharing tentang

skripsi, dan sulit menemui dosen pembimbing.

Kusnendar, Suwachid, dan Wijayanto (2013) melakukan penelitian tentang

faktor yang menghambat penyelesaian studi mahasiswa S1 di Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa faktor yang menghambat penyelesaian studi mahasiswa

terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa kesehatan,

kurangnya motivasi, rasa malas, kelelahan dengan kegiatan lain, dan kurang

mampu membagi waktu. Faktor eksternal berupa faktor keluarga, teman bergaul,

kesulitan untuk bertemu dengan dosen pembimbing, kesulitan dalam

mengumpulkan referensi, dan kesulitan pengurusan administratif skripsi.

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, diketahui bahwa masalah drop

out (DO) masih sering terjadi, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan studi

eksplorasi kondisi psikologis mahasiswa yang tidak menyelesaikan studi S1

sampai waktu habis (DO) di Universitas Negeri Makassar.

B. Fokus Masalah

Adapun fokus masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi psikologis mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan

studi S1 sampai waktu habis (DO) di Universitas Negeri Makassar?

2. a. Secara umum, apa saja faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa

tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (DO) di

Universitas Negeri Makassar?


7

b. Secara khusus, apa saja faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa

tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (DO) di

Universitas Negeri Makassar?

3. a. Bagaimana gambaran konsep diri positif mahasiswa yang tidak dapat

menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (DO) di Universitas Negeri

Makassar?

b. Bagaimana gambaran konsep diri negatif mahasiswa yang tidak dapat

menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (DO) di Universitas Negeri

Makassar?

4. Bagaimana hubungan yang terjalin dengan keluarga dan lingkungan ketika

mahasiswa dinyatakan tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai waktu

habis (DO) di Universitas Negeri Makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui gambaran kondisi psikologis mahasiswa yang tidak dapat

menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (DO) di Universitas Negeri

Makassar.

2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa tidak dapat

menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (DO) di Universitas Negeri

Makassar.

3. Mengetahui gambaran konsep diri positif dan konsep diri negatif

mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis

(DO) di Universitas Negeri Makassar.


8

4. Mengetahui hubungan yang terjalin dengan keluarga dan lingkungan

ketika mahasiswa dinyatakan tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai

waktu habis (DO) di Universitas Negeri Makassar

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan ilmu psikologi, khususnya dalam bidang psikologi

pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang faktor

penyebab mahasiswa tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai waktu

habis (DO), sehingga mahasiswa dapat mencegah terjadinya keterlambatan

dalam menyelesaikan studi S1.

b. Bagi dosen pembimbing skripsi

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang kondisi

psikologis dan faktor penyebab mahasiswa tidak dapat menyelesaikan

studi S1 sampai waktu habis (DO), sehingga dosen dapat lebih memahami

kondisi mahasiswa dalam proses bimbingan skripsi.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan

referensi dalam meneliti bidang psikologi yang sama.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Mahasiswa

Dalam Undang-Undang Pendidikan Tinggi (2012), mahasiswa adalah

peserta didik pada jenjang Pendidikan Tinggi. Mahasiswa sebagai anggota

Sivitas Akademika diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki

kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri di perguruan tinggi

untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi, dan/atau professional.

Mahasiswa berhak mendapatkan layanan Pendidikan sesuai dengan bakat,

minat, potensi, dan kemampuannya. Mahasiswa dapat menyelesaikan

program Pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan

tidak melebihi ketentuan batas waktu yang ditetapkan oleh perguruan tinggi.

Suharsaputra (2015) mengemukakan bahwa mahasiswa adalah peserta

didik dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi. Mahasiswa yang

memasuki suatu perguruan tinggi dan akan atau telah mengikuti perkuliahan

sudah tentu mempunyai tujuan dan motif yang berbeda-beda, kondisi ini akan

menjadi bagian dalam menetapkan orientasi pendidikan/belajar mahasiswa di

perguruan tinggi. Rizki (2018) mengemukakan bahwa mahasiswa adalah

sebutan untuk orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah

perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan universitas.

Mahasiswa merupakan seorang akademisi yang memiliki beban untuk

mengimplementasikan ilmu yang didapatkan kepada masyarakat.

9
10

B. Permasalahan Mahasiswa

Janiart (2012) mengemukakan bahwa beberapa permasalahan mahasiswa

adalah:

1. Masalah perkuliahan

Masalah perkuliahan yang sering terjadi seperti tugas kuliah yang

lebih banyak, jam kuliah yang kadang tidak teratur, praktikum, dan

sebagainya. Mahasiswa perlu mengeluarkan usaha yang lebih besar dalam

perkuliahan daripada pembelajaran ketika masih sekolah. Mahasiswa

mengambil beban kuliah 15 hingga 21 SKS dalam satu semester.

Mahasiswa yang tidak mampu mengatur waktu dengan sebaik mungkin

akan mengalami kesulitan dan merasa sangat berat dalam menjalani

perkuliahan.

2. Masalah keuangan

Biaya yang dikeluarkan selama perkuliahan seperti pembayaran SPP,

tempat tinggal (kost), makan, belanja barang, jalan-jalan, buku teks,

fotokopi, dan sebagainya. Masalah keuangan terkadang dapat membebani

dan membuat mahasiswa mengalami frustasi. Mahasiswa dapat mengambil

tawaran beasiswa, mengatur keuangan dengan baik, dan bekerja sambil

kuliah untuk mengatasi permasalahan keuangan.

3. Masalah kuliah sambil bekerja

Mahasiswa mengambil pekerjaan di luar waktu kuliah dapat

menimbulkan masalah karena kurang istirahat, sehingga mengganggu

kesehatan dan secara otomatis kuliah juga akan terganggu. Mahasiswa


11

perlu menentukan pilihan yang lebih penting antara kuliah atau bekerja,

serta mencari pekerjaan yang lebih fleksibel dan tidak mengganggu kuliah.

4. Depresi

Kondisi yang disebabkan oleh berbagai tekanan yang dialami

mahasiswa seperti permasalahan kuliah, keuangan, pekerjaan, atau

hubungan dengan orang lain, sehingga dapat menyebabkan kehilangan

konsentrasi dalam perkuliahan. Mahasiswa perlu menjalin hubungan baik

dengan orang lain dan mengalihkan energi pada hal yang lebih bernilai

positif untuk mencegah depresi.

5. Pertemanan

Teman kuliah maupun teman yang sering ditemui sehari-hari oleh

mahasiswa dapat menimbulkan konflik atau pertengkaran, sehingga dapat

mengganggu konsentrasi dalam perkuliahan. Permasalahan pertemanan

dapat diatasi dengan cara menenangkan diri, menjalin pertemanan yang

baik, saling mengenal lebih dalam, atau liburan bersama teman-teman.

6. Hubungan

Hubungan percintaan yang dapat menimbulkan permasalahan,

sehingga mengganggu konsentrasi dalam perkuliahan. Mahasiswa perlu

mengontrol diri, membuat batasan yang jelas antara urusan kuliah dan

cinta, serta menangkan pikiran agar permasalahan hubungan dengan orang

lain tidak menyebabkan mahasiswa malas untuk kuliah.


12

7. Salah pilih jurusan

Mahasiswa yang bingung dalam menentukan jurusan yang sesuai

dengan minat dan bakat yang dimiliki. Mahasiswa perlu memilih jurusan

yang sesuai dengan pilihan hati sendiri tanpa paksaan atau ajakan dari

orang lain, karena proses studi yang dijalani akan terasa berat hingga putus

asa di tengah masa studi jika mahasiswa kuliah karena paksaan.

Adnamazida (2013) mengemukakan bahwa penyebab stres pada

mahasiswa antara lain sulit menentukan prioritas, pola makan buruk,

kompetisi antar mahasiswa, tugas kuliah, kesibukan di luar urusan akademik,

keuangan, dan kesulitan mengatur waktu. Misra dan McKean (2000)

mengemukakan bahwa mahasiswa cenderung mengalami stres berkaitan

dengan perkuliahan, kesehatan, self-imposed, dan manajemen waktu. Raharjo

(2014) mengemukakan bahwa permasalahan studi pada mahasiswa tingkat

akhir adalah masalah akademik dan nonakademik. Keterlambatan

penyelesaian studi mahasiswa dikarenakan kuliah sambil kerja, ikut

organisasi, mengajar, dan menganggur (tidak beralasan).

Kholidah dan Alsa (2012) mengemukakan bahwa sebagian besar sumber

masalah yang membuat mahasiswa mengalami stres adalah disebabkan

ketatnya persaingan dalam mencapai prestasi, kemampuan beradaptasi

dengan lingkungan pergaulan di kampus, tugas-tugas perkuliahan, salah

memilih jurusan, nilai rendah terancam droup out, gangguan hubungan

interpersonal, praktikum, serta kemampuan manajemen waktu dan keuangan.


13

C. Drop Out (DO)

1. Pengertian Drop Out (DO)

Chaplin (2011) mengemukakan bahwa drop out adalah keluar dari

sekolah atau universitas. Lubis dan Abduh (2018) mengemukakan bahwa

pemberhentian status kemahasiswaan atau drop out adalah proses

pencabutan status kemahasiswaan atas diri mahasiswa, disebabkan oleh

berbagai hal yang telah ditentukan oleh universitas bersangkutan. Drop out

dapat digolongkan dalam beberapa bentuk, yaitu drop out administratif,

drop out akademik, dan sistem drop out. Hasanah (2016) mengemukakan

bahwa drop out adalah pemberhentian studi mahasiswa karena tidak

memenuhi ketentuan akademik yang telah ditetapkan oleh suatu perguruan

tinggi.

2. Faktor-Faktor Penyebab Drop Out (DO)

Hasbullah (2008) mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebab drop

out pada mahasiswa adalah:

a. Faktor motivasi belajar

Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk memengaruhi

tingkah laku individu agar tergerak hatinya dalam bertindak

melakukan sesuatu, sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Motivasi timbul dan tumbuh berkembang datang dari dalam diri

individu sendiri (instrinsik) dan datang dari lingkungan (ekstrinsik).

Adapun penyebab timbulnya motivasi belajar mahasiswa adalah:


14

1) Konsekuensi dari pilihan mahasiswa sendiri dalam memilih

perguruan tinggi,

2) Ingin menunjukkan sikap yang lebih baik pada masyarakat,

keluarga, dan lingkungan ketika menjadi seorang mahasiswa,

3) Merasa senang dapat bergaul dengan teman sebaya di perguruan

tinggi,

4) Pembelajaran yang tertib untuk memperoleh nilai yang baik,

5) Ingin sukses dan memiliki pekerjaan setelah lulus,

6) Pemberian nilai yang baik, sehingga mahasiswa berusaha

mengerjakan setiap tugas dari dosen.

b. Faktor kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan yang dapat memberikan kepuasan, serta

terpenuhinya atau tidak terpenuhinya harapan terhadap pelayanan.

Pelayanan mencakup kurikulum, registrasi mahasiswa, jadwal dan

informasi akademik, dosen, staff, pimpinan, sumber belajar,

lingkungan belajar, organisasi pembelajaran, dan proses belajar

mengajar.

c. Faktor sosial ekonomi

Faktor sosial ekonomi berkaitan dengan hubungan dan pengaruh

timbal balik antara berbagai gejala sosial (gejala ekonomi, keluarga,

dan moral). Aspek-aspek sosial ekonomi masyarakat mencakup

tingkat pendidikan, tingkat mata pencaharian, perumahan, pendapatan,

dan daerah tempat tinggal.


15

d. Faktor lain

Kesulitan dalam membagi waktu antara kuliah dengan waktu

kerja dan tidak ada biaya untuk melanjutkan kuliah dapat

menyebabkan mahasiswa drop out.

Noeland (Amartayakul, 2014) mengemukakan bahwa faktor-faktor

penyebab drop out pada mahasiswa adalah:

a. Ketidaksiapan dengan muatan tugas

Mahasiswa terkadang tidak mampu menyelesaikan tugas yang

banyak. Mahasiswa memiliki berbagai macam aktivitas yang

dilakukan dalam kampus maupun di luar kampus, seperti

berorganisasi atau bekerja secara parttime, sehingga mahasiswa

memiliki tugas yang banyak dan menumpuk.

b. Kurangnya motivasi.

Penyebab mahasiswa memiliki motivasi yang rendah adalah

karena faktor dari diri sendiri, faktor lingkungan, dan faktor keluarga.

Faktor dari diri sendiri yaitu rasa tidak percaya diri dan tidak memiliki

cita-cita. Faktor lingkungan yaitu teman sepergaulan mahasiswa

sangat berpengaruh pada motivasi untuk kuliah. Faktor keluarga yaitu

keluarga yang tidak harmonis dapat berpengaruh pada motivasi

mahasiswa untuk kuliah.


16

c. Timbulnya rasa kebosanan.

Jenis mata kuliah tertentu yang tidak diminati mahasiswa dan

metode pengajaran yang monoton dapat menyebabkan mahasiswa

merasa bosan dan menganggap remeh hal tersebut.

D. Faktor-Faktor Pendukung Penyelesaian Studi

Hariyadi, Anto, dan Sari (2017) mengemukakan bahwa faktor-faktor

yang memengaruhi penyelesaian skripsi pada mahasiswa adalah:

1. Kebijakan fakultas dalam penyelesaian skripsi

Setiap fakultas memiliki kebijakan dalam percepatan penyelesaian

skripsi. Kebijakan berupa mensinergikan skripsi dengan mata kuliah

statistik, teknik penyusunan skripsi, metodologi penelitian, konstruksi alat

ukur, dan seminar proposal.

2. Kendala-kendala dalam menyelesaikan skripsi

Kendala akademis dan non-akademis yang dialami mahasiswa selama

proses penyelesaian skripsi. Salah satu penyebab dari terhambatnya proses

pengerjaan skripsi adalah permasalahan keuangan. Mahasiswa yang

kurang mampu dalam membiayai perkuliahannya akan berusaha bekerja

untuk dapat memenuhi kebutuhannya dan membayar uang kuliah setiap

semester.

3. Usaha mahasiswa dalam merampungkan skripsi

Usaha yang dapat dilakukan mahasiswa seperti berperan aktif dalam

menentukan kelancaran skripsi, membekali diri dengan kemampuan dalam


17

menulis karya ilmiah, memilih tema penelitian yang sesuai minat

mahasiswa, dan melakukan bimbingan secara aktif dengan dosen

pembimbing skripsi untuk mendapatkan ide dan arahan terkait

penyelesaian skripsi yang efektif.

Ihsan dan Zaki (2015) mengemukakan bahwa faktor penghambat

penyelesaian studi mahasiswa terdiri dari faktor internal dan pembelajaran,

faktor kesiapan dan potensi diri, faktor ekonomi dan manajemen kampus,

serta faktor eksternal. Faktor internal dan pembelajaran, yaitu kesehatan,

inteligensi, bakat, hubungan orang tua dan anak, hubungan antara anggota

keluarga, dan kurikulum pendidikan. Faktor kesiapan dan potensi diri, yaitu

minat, kesiapan, latar belakang budaya, serta hubungan antara dosen dan

mahasiswa. Faktor ekonomi dan manajemen kampus, yaitu keadaan ekonomi

keluarga, hubungan mahasiswa dengan mahasiswa lain, disiplin kampus, dan

organisasi. Faktor eksternal, yaitu lingkungan tetangga dan aktivitas dalam

masyarakat.

Solusi yang dapat dilakukan dalam menghadapi permasalahan studi pada

mahasiswa tingkat akhir adalah mencakup bidang-bidang psikologis

(motivasi belajar, ketahanan mental, stabilitas emosi), metodologi, finansial,

organisasi dan keluarga. Penanganan permasalahan studi mahasiswa juga

dapat dilakukan oleh pimpinan lembaga (fakultas dan program studi), dosen

wali, dan dosen pembimbing dengan membekali kemampuan berpikir kreatif

pada mahasiswa. Penanganan dapat dilakukan secara antisipatif, yaitu pada

awal masa studi, orientasi akademik, secara preventif, yaitu selama studi,
18

praktek di lapangan, dan penyusunan skripsi, serta secara kuratif, yaitu

menjelang akhir studi oleh pimpinan lembaga. Langkah-langkah ini dilakukan

dalam rangka memberikan peluang kepada mahasiswa untuk lulus dan tidak

terancam drop out (Raharjo, 2014).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan studi eksplorasi yang bertujuan untuk

mengetahui kondisi psikologis dan faktor-faktor penyebab mahasiswa tidak

menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (DO) di Universitas Negeri

Makassar. Peneliti akan memperoleh data secara langsung dari responden

untuk menjelaskan pengalaman hidup dan permasalahan yang terjadi.

Penelitian ini merupakan penelitian indigenous psychology dengan

pendekatan constructive realism. Kim dkk (Faturochman, Minza, &

Nurjaman, 2017) mengemukakan bahwa indigenous psychology adalah studi

ilmiah untuk memahami perilaku dan proses berpikir manusia yang asli

(indigenous) dari wilayah atau kultur budaya tertentu sesuai konteksnya.

Wallner (Faturochman, Minza, & Nurjaman, 2017) mengemukakan

bahwa constructive realism memandang pengembangan ilmu pengetahuan

sebagai sebuah konstruksi, bukan sebagai deskripsi. Pengetahuan dibangun

melalui eksplorasi dan identifikasi pengalaman responden yang sesungguhnya

tentang suatu fenomena psikologis, bukan deskripsi opini responden.

Pendekatan constructive realism dianggap tepat untuk digunakan dalam

penelitian ini karena peneliti ingin mengeksplorasi pengalaman dari

responden, sehingga peneliti dapat mengetahui kondisi psikologis mahasiswa

dan hal-hal apa saja yang menyebabkan mahasiswa tidak menyelesaikan studi

S1 sampai waktu habis (DO).

19
20

Faturochman, Minza, dan Nurjaman (2017) mengemukakan bahwa

pemilihan metode penelitian indigenous psychology bersifat fleksibel yang

disesuaikan dengan kebutuhan, baik menggunakan kuantitatif, kualitatif,

maupun mixed method. Adapun penentuan sampel penelitian, instrumen

penelitian, serta pembuatan hipotesis, proposisi, dan positioning peneliti

dapat disesuaikan dengan penelitian psikologi pada umumnya, dengan catatan

bahwa penelitian indigenous psychology bersifat lebih fleksibel. Penelitian

indigenous psychology dapat menggunakan instrumen sesuai dengan

kebutuhan penelitian yang sedang berjalan, baik itu skala, wawancara,

observasi, dan kuesioner terbuka. Instrumen penelitian yang digunakan

dikembangkan dari hasil eksplorasi konstruk psikologis pada masyarakat

dengan konteks yang sama dengan masyarakat yang menjadi partisipan

penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah wawancara dan kuesioner terbuka.

B. Batasan Istilah

1. Drop out adalah pemberhentian status kemahasiswaan karena mahasiswa

tidak dapat menyelesaikan studi (S1) sampai masa studi habis, yaitu 7

tahun.

2. Mahasiswa drop out adalah peserta didik di suatu perguruan tinggi yang

tidak dapat menyelesaikan studi (S1) sampai masa studi habis, yaitu 7

tahun.
21

C. Unit Analisis

1. Karakteristik dan jumlah subjek penelitian

Subjek penelitian yang diambil ditentukan berdasarkan fenomena

yang ingin diteliti, yaitu kondisi psikologis dan faktor penyebab

mahasiswa drop out. Adapun kriteria subjek dalam penelitian ini adalah

mahasiswa tidak dapat menyelesaikan studi S1 di Universitas Negeri

Makassar, mahasiswa telah melewati batas waktu studi S1 (7 tahun), dan

bersedia mengikuti penelitian secara sukarela. Jumlah subjek dalam

penelitian ini adalah 26 mahasiswa.

2. Teknik pengambilan subjek penelitian

Teknik pengambilan subjek yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik purposive sampling. Sugiyono (2005) mengemukakan

bahwa teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Peneliti memilih menggunakan teknik purposive

sampling karena hanya subjek yang memenuhi karakteristik yang dapat

dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini.

D. Kancah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar. Penetapan lokasi penelitian

ini sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan subjek, yaitu di kampus, di

rumah atau di tempat lain. Creswell (2007) mengemukakan bahwa lokasi

pengumpulan data pada penelitian kualitatif bersifat natural setting, yaitu

peneliti tidak membawa partisipan ke dalam laboratorium atau dalam situasi


22

yang telah disetting sejak awal, tetapi peneliti mengumpulkan informasi

secara langsung kepada individu-individu yang mengalami isu atau masalah

yang akan diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Bungin (2017) mengemukakan bahwa wawancara adalah sebuah

proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau

orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman

(guide) wawancara. Gulo (2000) mengemukakan bahwa wawancara adalah

bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan responden.

Wawancara tidak hanya menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat

menangkap perasaan, pengalaman, emosi, dan motif yang dimiliki oleh

responden. Pada proses pengambilan data awal, peneliti melakukan

wawancara terhadap 5 orang mahasiswa drop out. Pertanyaan wawancara

yang diberikan berkaitan dengan penyebab drop out, kesanggupan dalam

menyelesaikan tugas akhir, gambaran perasaan ketika drop out, aktivitas

setelah drop out, serta tanggapan keluarga dan teman.

2. Kuesioner terbuka

Muharto dan Ambarita (2016) mengemukakan bahwa kuesioner

adalah teknik pengumpulan data dengan memberi kertas berisi pernyataan


23

atau pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden. Bungin (2017)

mengemukakan bahwa teknik kuesioner atau angket adalah serangkaian

daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian diisi oleh

responden. Kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan yang dibuat

dengan sepenuhnya memberikan kebebasan kepada responden untuk

menjawab tentang keadaan yang dialami sendiri, tanpa ada alternatif

jawaban dari peneliti.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

terbuka. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 6 pertanyaan yang

berkaitan dengan drop out pada mahasiswa. Faturochman, Minza, dan

Nurjaman (2017) mengemukakan bahwa menggali data melalui kuesioner

pertanyaan terbuka merupakan suatu bentuk kuesioner atau angket dengan

model pertanyaan yang dapat dijawab secara bebas oleh responden

penelitian. Jawaban responden tersebut bervariasi, yang dapat berupa

pendapat, perasaan, tanggapan, dan lain sebagainya. Penggalian data

dengan cara ini dilakukan karena konstruk psikologis yang diteliti belum

terdefinisikan, belum dikonsepkan, dan tidak tersedia instrumen

pengukurannya. Dengan melalui kuesioner terbuka, maka pendapat

responden tentang konstruk psikologis yang hendak diukur dapat

dieksplorasi.
24

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini disesuaikan dengan pendekatan

yang digunakan antara kuantitatif yang melalui berbagai teknik statistika, atau

kualitatif melalui analisis data teks. Faturochman, Minza, dan Nurjaman

(2017) mengemukakan bahwa langkah-langkah analisis data dalam

indigenous psychology adalah:

1. Menentukan tingkatan unit teks yang akan dianalisis. Enam pilihan unit

pada umumnya, yaitu kata, arti kata, kalimat, tema, paragraph, dan seluruh

teks.

2. Menentukan definisi kategori. Tim peneliti atau coder harus menyepakati

definisi dan kriteria sebagai sebuah kategori.

3. Open coding, yaitu tahapan dalam proses kategorisasi. Pada tahap ini,

peneliti mengidentifikasi kata kunci dalam sebuah data atau jawaban

responden, dan memberikan label yang merepresentasikan interpretasi atas

kata kunci tersebut. Data yang memiliki kata kunci yang sama akan

dikelompokkan dalam satu kategori yang sama.

4. Axial coding, yaitu tahap pengumpulan kategori-kategori yang

teridentifikasi di tahap open coding dan kemudian dielaborasi secara lebih

mendalam mengenasi kesamaan inti kategorinya. Proses ini dilakukan

dengan menginterpretasi kategori berdasarkan fenomena yang spesifik dan

paradigma tertentu. Misalnya, berdasarkan kondisi atau konteks yang

melatarbelakangi kejadian dari respons tersebut (struktur) seperti di mana,

kapan, dan mengapa, berdasarkan aksi-interaksi (proses) seperti respons


25

dan strategi, atau berdasarkan konsekuensi seperti hasil dari sebuah

perilaku. Tujuan dari kategorisasi axial coding adalah untuk

mengidentifikasi kategori-kategori kunci yang akan dijadikan landasan

formulasi dalam menjelaskan tentang sebuah fenomena psikologis.

5. Selective coding, yaitu mengumpulkan kategori-kategori axial yang

memiliki kontruk atau kategori yang sama untuk diberi label sebagai

representasi penjelasan atas sebuah fenomena. Kategori pada tingkat

selective coding berfungsi untuk membuat deskripsi mengenai apa yang

terjadi dalam data atau untuk menggambarkan fenomena psikologis.

G. Keabsahan Data

Penelitian kualitatif perlu melakukan verifikasi data yang telah diperoleh

untuk mengetahui keabsahan data. Adapun teknik verifikasi data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah member checking dan peer de briefing.

Creswell (2007) mengemukakan bahwa member checking adalah meminta

kepada responden untuk membaca dan memeriksa secara seksama

keseluruhan hasil penelitian yang telah diperoleh. Setelah itu, peneliti

merevisi kembali hasil dari pemeriksaan responden. Sugiyono (2013)

mengemukakan bahwa member checking dilakukan dengan mengecek

kembali data yang diperoleh peneliti dan subjek penelitian yang memberikan

data untuk mengetahui seberapa jauh kesesuaian data yang diperoleh tersebut

dengan apa yang disampaikan oleh subjek.


26

Creswell (2007) mengemukakan bahwa teknik peer debriefing adalah

teknik verifikasi data yang dilakukan dengan cara tanya jawab bersama

peneliti lain. Teknik peer debriefing digunakan agar hasil penelitian dapat

pula diketahui dan dirasakan oleh peneliti lainnya. Teknik peer debriefing

dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berdiskusi bersama dosen

pembimbing dan peneliti yang meneliti tema yang sama, yaitu penelitian

tentang mahasiswa drop out (DO).

H. Tahap Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, peneliti menentukan usulan judul penelitian dan

menyusun latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian

yang akan diajukan kepada Biro Skripsi Fakultas Psikologi Universitas

Negeri Makassar. Peneliti menerima beberapa saran perbaikan mengenai

usulan rancangan penelitian. Kemudian, peneliti melakukan perbaikan dan

mengambil data awal dengan metode kuesioner. Peneliti mengajukan

kembali usulan rancangan penelitian tersebut dan mendapatkan

persetujuan dari Biro Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Negeri

Makassar bahwa rancangan penelitian diterima dan layak untuk

dilanjutkan.

Peneliti melakukan konfirmasi terkait kesamaan judul skripsi di

Perpustakaan Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar dan tidak

ditemukan judul skripsi yang serupa dengan judul rancangan penelitian


27

yang telah diusulkan. Kemudian, peneliti melakukan pertemuan dengan

Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar

untuk memperoleh dosen pembimbing skripsi. Peneliti menerima surat

keputusan No. 2606/UN36.7/PP/2017 tentang pengangkatan Ibu Eva

Meizara Puspita Dewi, S.Psi., M.Si., Psikolog sebagai dosen pembimbing

utama dan Ibu Andi Nasrawati Hamid, S.Psi., M.A sebagai dosen

pembimbing pendamping.

Peneliti mulai melakukan proses bimbingan skripsi pada bulan

Desember 2017. Peneliti berdiskusi dan menerima berberapa saran

perbaikan dari masing-masing dosen pembimbing terkait rancangan

penelitian yang terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka, dan metode

penelitian. Proses bimbingan dan perbaikan rancangan penelitian

dilakukan hingga bulan April 2018. Selanjutnya, peneliti mendapatkan

persetujuan dari masing-masing dosen pembimbing untuk melaksanakan

seminar proposal.

Peneliti melaksanakan seminar proposal pada tanggal 7 Juni 2018

yang dihadiri oleh Kakak Ahmad Ridfah, S.Psi., M.Psi., Psikolog sebagai

ketua, Ibu Eva Meizara Puspita Dewi, S.Psi., M.Si., Psikolog sebagai

dosen pembimbing utama, Ibu Andi Nasrawati Hamid, S.Psi., M.A

sebagai dosen pembimbing pendamping, Bapak Dr. H. Ahmad Razak,

S.Ag., S.Psi., M.Si sebagai dosen penanggap I, Bapak Muh. Nur Hidayat

Nurdin, S.Psi., M.Si sebagai dosen penanggap II, dan para mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar.


28

Peneliti berdiskusi bersama dosen pembimbing terkait perbaikan hasil

seminar proposal, seperti mengganti subjek penelitian, merevisi isi

proposal penelitian, dan menyusun panduan wawancara. Selanjutnya,

peneliti melakukan pengambilan data awal degan metode wawancara dan

menanyakan data jumlah mahasiswa drop out di BAAK Universitas

Negeri Makassar. Kemudian, peneliti bersama dosen pembimbing

menyusun kuesioner terbuka yang akan digunakan sebagai instrumen

dalam penelitian ini. Setiap pertanyaan dalam kuesioner divalidasi oleh

validator ahli atau expert judgement, yaitu Ibu Eva Meizara Puspita Dewi,

S.Psi., M.Si., Psikolog, Ibu Andi Nasrawati Hamid, S.Psi., M.A, Bapak Dr.

H. Ahmad Razak, S.Ag., S.Psi., M.Si, dan Bapak Muh. Nur Hidayat

Nurdin, S.Psi., M.Si. Setelah proses validasi, kuesioner dinyatakan layak

digunakan untuk pengumpulan data penelitian.

2. Tahap Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data pada bulan Februari hingga

Maret 2019 di kota Makassar. Peneliti mendapatkan informasi tentang

jumlah mahasiswa drop out dari Biro Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan (BAAK) dan berbagai Fakultas di Universitas Negeri

Makassar. Kemudian, peneliti mencoba menghubungi mahasiswa tersebut.

Namun, terdapat beberapa mahasiswa drop out yang sulit dihubungi dan

menolak untuk mengisi kuesioner, sehingga tidak dapat menjadi subjek

dalam penelitian ini. Peneliti memberikan kuesioner terbuka dengan cara


29

bertemu langsung atau melalui survei online kepada 26 orang subjek

penelitian. Peneliti memberikan kuesioner melalui survei online karena

beberapa subjek memiliki kesibukan dalam bekerja, berwirausaha, dan

tidak ingin ditemui secara langsung.

3. Tahap Analisis Data

Setelah proses pengumpulan data penelitian, peneliti melakukan

analisis data berdasarkan tahap-tahap yang telah ditentukan. Peneliti

menyusun tabulasi data yang berisi jawaban dari semua subjek terhadap

setiap pertanyaan. Selanjutnya, peneliti berdiskusi bersama dosen

pembimbing dalam proses kategorisasi jawaban subjek penelitian.

Kemudian, peneliti menyusun rekapitulasi hasil data penelitian

berdasarkan kategorisasi yang telah ditentukan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Mahasiswa Drop Out

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2019 di

Kota Makassar. Peneliti memberikan kuesioner terbuka dengan cara

bertemu langsung atau melalui survei online pada 26 orang subjek

penelitian. Adapun deskripsi data subjek penelitian adalah:

a. Usia

Mahasiswa drop out yang menjadi subjek dalam penelitian ini

berusia 23 hingga 30 tahun. Berikut data mengenai usia subjek

penelitian yang digambarkan secara spesifik:

Tabel 1. Data usia subjek penelitian.


Usia (tahun) Jumlah Persentase (%)
23 3 11,54
24 3 11,54
25 11 42,31
26 5 19,23
27 2 7,70
28 1 3,84
30 1 3,84
Total 26 100

b. Jenis Kelamin

Penelitian ini mengambil subjek laki-laki dan perempuan,

sehingga drop out yang terjadi pada mahasiswa tidak dipengaruhi oleh

jenis kelamin. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini,

dari 26 subjek penelitian terdapat 7 perempuan dan 19 laki-laki yang

merupakan mahasiswa drop out.

30
31

c. Pekerjaan

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari mahasiswa drop out yang

telah memiliki pekerjaan dan belum memiliki pekerjaan. Berdasarkan

data yang diperoleh dalam penelitian ini, dari 26 subjek penelitian

terdapat 9 orang yang belum bekerja dan 17 orang yang telah

memiliki pekerjaan. Berikut data mengenai pekerjaan subjek

penelitian yang digambarkan secara spesifik:

Tabel 2. Data pekerjaan subjek penelitian.


Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
Belum bekerja 9 34,62
Wiraswasta 6 23,08
Wirausaha 2 7,70
Guru bimbingan belajar 2 7,70
Pegawai pemerintahan 2 7,70
Ibu Rumah Tangga (IRT) 1 3,84
Karyawan BUMN 1 3,84
Teknisi elektronik 1 3,84
Wartawan 1 3,84
Pekerja seni 1 3,84
Total 26 100

d. Status Pernikahan

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari mahasiswa drop out yang

belum menikah dan telah menikah. Berdasarkan data yang diperoleh

dalam penelitian ini, dari 26 subjek penelitian terdapat 16 orang yang

belum menikah dan 10 orang yang telah menikah.

2. Faktor Penyebab Drop Out

Peneliti melakukan pengambilan data penelitian dengan cara

memberikan kuesioner terbuka kepada subjek. Pertanyaan pertama, subjek

diminta untuk menuliskan faktor penyebab drop out yang dialami.


32

Pertanyaan pertama yang diberikan “faktor apa saja yang mempengaruhi

sehingga anda tidak dapat menyelesaikan studi S1 hingga batas masa studi

(DO)?”. Berikut data kategorisasi faktor penyebab drop out:

Tabel 3. Kategorisasi faktor penyebab drop out.


No. Faktor Penyebab Drop Out Jumlah Respon Persentase (%)
1. Pekerjaan 7 18,42
2. Akademik 6 15,79
3. Financial 6 15,79
4. Minat 5 13,16
5. Prokrastinasi 4 10,53
6. Lingkungan 3 7,90
7. Kemampuan mengatur waktu 2 5,26
8. Pernikahan 2 5,26
9. Kepribadian 2 5,26
10. Dosen Pembimbing 1 2,63

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, faktor penyebab drop out yang

paling banyak dialami subjek adalah faktor pekerjaan dengan persentase

sebesar 18,42%. Faktor penyebab drop out yang paling sedikit dialami

subjek adalah faktor dosen pembimbing dengan persentase sebesar 2,63%.

3. Kesulitan Mahasiswa dalam Proses Akademik

Pertanyaan kedua, subjek diminta untuk menuliskan kesulitan yang

dialami mahasiswa dalam proses akademik. Pertanyaan kedua yang

diberikan “gambarkan kesulitan apa saja yang anda hadapi dalam proses

akademik”. Berikut data kategorisasi kesulitan dalam proses akademik:

Tabel 4. Kategorisasi kesulitan mahasiswa dalam proses akademik.


Jumlah
No. Kesulitan Akademik Persentase (%)
Respon
1. Dosen pengampu mata kuliah 6 23,08
2. Materi perkuliahan sulit dipahami 5 19,23
3. Kesulitan dalam mengatur waktu 5 19,23
4. Bimbingan skripsi 4 15,38
5. Motivasi akademik rendah 4 15,38
6. Tugas mata kuliah 2 7,70
33

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, kesulitan yang paling banyak

dialami subjek dalam proses akademik adalah dosen pengampu mata

kuliah dengan persentase sebesar 23,08%. Kesulitan yang paling sedikit

dialami subjek dalam proses akademik adalah tugas mata kuliah dengan

persentase sebesar 7,70%.

4. Konsep Diri Positif Mahasiswa Drop Out

Pertanyaan ketiga, subjek diminta untuk menuliskan konsep diri

positif yang menggambarkan dirinya. Pertanyaan ketiga yang diberikan

“tuliskan 5 hal positif yang menggambarkan diri anda”. Berikut data

kategorisasi konsep diri positif mahasiswa drop out:

Tabel 5. Kategorisasi konsep diri positif mahasiswa drop out.


Jumlah
No. Konsep Diri Positif Persentase (%)
Respon
1. Memiliki semangat yang tinggi 9 15,52
2. Mudah bersosialisasi 9 15,52
3. Empati tinggi 9 15,52
4. Humoris 8 13,79
5. Percaya diri 5 8,62
6. Penyayang 5 8,62
7. Kreatif 3 5,17
8. Memiliki kemampuan berorganisasi 3 5,17
9. Kemampuan berpikir realistis 3 5,17
10. Memiliki kemampuan berwirausaha 2 3,45
11. Bersyukur 2 3,45

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, konsep diri positif yang paling

banyak dimiliki subjek adalah memiliki semangat yang tinggi, mudah

bersosialisasi, dan empati tinggi dengan persentase sebesar 15,52%.

Konsep diri positif yang paling sedikit dimiliki subjek adalah memiliki

kemampuan berwirausaha dan bersyukur dengan persentase sebesar

3,45%.
34

5. Konsep Diri Negatif Mahasiswa Drop Out

Pertanyaan keempat, subjek diminta untuk menuliskan konsep diri

negatif yang menggambarkan dirinya. Pertanyaan keempat yang diberikan

“tuliskan 5 hal negatif yang menggambarkan diri anda”. Berikut data

kategorisasi konsep diri negatif mahasiswa drop out:

Tabel 6. Kategorisasi konsep diri negatif mahasiswa drop out.


Jumlah
No. Konsep Diri Negatif Persentase (%)
Respon
1. Terlalu mengikuti keinginan dan 14 20
perasaan diri
2. Malas 12 17,14
3. Tidak percaya diri 9 12,86
4. Tidak disiplin 9 12,86
5. Prokrastinasi 7 10
6. Tidak memiliki prioritas 5 7,14
7. Sulit bersosialisasi 4 5,71
8. Mudah lupa 4 5,71
9. Mudah menyerah 3 4,29
10. Boros 3 4,29

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, konsep diri negatif yang paling

banyak dimiliki subjek adalah terlalu mengikuti keinginan dan perasaan

diri dengan persentase sebesar 20%. Konsep diri negatif yang paling

sedikit dimiliki subjek adalah boros dengan persentase sebesar 4,29%.

6. Gambaran Perasaan Mahasiswa Drop Out

Pertanyaan kelima, subjek diminta untuk menuliskan gambaran

perasaan mahasiswa karena tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai

waktu habis (drop out). Pertanyaan kelima yang diberikan “gambarkan

perasaan anda ketika dinyatakan dropout”. Berikut data kategorisasi

gambaran perasaan mahasiswa drop out:


35

Tabel 7. Kategorisasi gambaran perasaan mahasiswa drop out.


Jumlah
No. Gambaran Perasaan Persentase (%)
Respon
1. Tegar dan pasrah 11 36,67
2. Sedih 8 26,67
3. Kecewa 5 16,67
4. Menyesal 3 10
5. Tidak menyangka 2 6,67
6. Malu 1 3,33

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, gambaran perasaan yang

paling banyak dialami subjek karena tidak dapat menyelesaikan studi S1

sampai waktu habis (drop out) adalah tegar dan pasrah dengan persentase

sebesar 36,67%. Gambaran perasaan yang paling sedikit dialami subjek

adalah malu dengan persentase sebesar 3,33%.

7. Peran Keluarga dan Lingkungan

Pertanyaan keenam, subjek diminta untuk menuliskan peran keluarga

dan lingkungan ketika subjek tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai

waktu habis (drop out). Pertanyaan keenam yang diberikan “bagaimana

peran keluarga dan lingkungan ketika anda dinyatakan dropout?”. Berikut

data kategorisasi peran keluarga dan lingkungan:

Tabel 8. Kategorisasi peran keluarga dan lingkungan.


Jumlah
No. Peran Keluarga & Lingkungan Persentase (%)
Respon
1. Dukungan emosional 9 52,94
2. Nasehat/Kritik yang membangun 3 17,65
3. Solusi 3 17,65
4. Motivasi 2 11,76

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, peran keluarga dan lingkungan

yang paling banyak diterima subjek ketika tidak dapat menyelesaikan studi

S1 sampai waktu habis (drop out) adalah memberikan dukungan


36

emosional dengan persentase sebesar 52,94%. Peran keluarga dan

lingkungan yang paling sedikit diterima subjek adalah memberikan

motivasi dengan persentase sebesar 11,76%.

B. Pembahasan

1. Deskripsi Data Mahasiswa Drop Out

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa 26 mahasiswa

drop out yang menjadi subjek dalam penelitian ini terdiri dari laki-laki dan

perempuan, berusia 23 sampai 30 tahun, 9 subjek belum memiliki

pekerjaan dan 17 subjek telah memiliki pekerjaan, serta 16 subjek belum

menikah dan 10 subjek telah menikah. Data tersebut menunjukkan bahwa

mahasiswa drop out dalam penelitian ini merupakan usia dewasa awal,

dominan telah memiliki pekerjaan, dan belum menikah.

Drop out yang diberikan kepada mahasiswa Universitas Negeri

Makassar dalam penelitian ini tidak mempertimbangkan pekerjaan, status

pernikahan, dan jenis kelamin mahasiswa. Ketika mahasiswa tidak

memenuhi ketentuan akademik yang berlaku di Universitas Negeri

Makassar, yaitu telah melewati batas waktu studi S1 (7 tahun), maka

mahasiswa akan dinyatakan drop out dan tidak dapat menyelesaikan studi

S1 di Universitas Negeri Makassar. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Hasanah (2016) bahwa drop out adalah pemberhentian

studi mahasiswa karena tidak memenuhi ketentuan akademik yang telah

ditetapkan oleh suatu perguruan tinggi.


37

2. Faktor Penyebab Drop Out

Berdasarkan data hasil penelitian terhadap 26 subjek menunjukkan

bahwa terdapat beberapa faktor penyebab mahasiswa tidak dapat

menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (drop out). Jawaban yang

beragam dari semua subjek penelitian dikategorikan menjadi 10 faktor

penyebab drop out, yaitu pekerjaan, akademik, financial, minat,

prokrastinasi, lingkungan, kemampuan mengatur waktu, pernikahan,

kepribadian, dan dosen pembimbing. Kategori faktor penyebab drop out

yang paling banyak dialami subjek adalah faktor pekerjaan.

Faktor pekerjaan dianggap sebagai penyebab mahasiswa tidak dapat

menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (drop out) oleh 7 subjek

penelitian dengan persentase sebesar 18,42%. Faktor pekerjaan yang

dikemukakan oleh subjek penelitian, yaitu bekerja paruh waktu di

perusahaan swasta, lulus sebagai karyawan BUMN, memilih pekerjaan

yang lebih diminati daripada mengikuti perkuliahan, dan kesibukan

mengajar di tempat bimbingan belajar. Mahasiswa lebih memilih fokus

untuk bekerja, sehingga tidak dapat menyelesaikan studi S1 di Universitas

Negeri Makassar. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Surya (2018) bahwa perhatian merupakan pemusatan pengerahan tenaga

psikis (pikiran) dan fisik pada fokus tertentu. Perhatian harus dimiliki agar

dapat melakukan proses pembelajaran dengan baik. Semakin tinggi

intensitas perhatian mahasiswa pada suatu aktivitas perkuliahan, maka

perkuliahan yang dilakukan tersebut akan semakin sukses. Sebaliknya, jika


38

perhatian mahasiswa lemah atau terpecah, maka menimbulkan aktivitas

perkuliahan yang berkualitas rendah dan menimbulkan ketidakseriusan.

Ketidakseriusan merupakan awal terbentuknya rasa malas dan bosan

dalam melakukan suatu aktivitas. Sutardi dan Budiasih (2010) juga

mengemukakan bahwa para mahasiswa memiliki prioritas kegiatan yang

berbeda dalam menentukan kiprah selanjutnya.

Faktor akademik dan faktor financial dianggap sebagai penyebab

mahasiswa tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (drop

out) oleh masing-masing 6 subjek penelitian dengan persentase sebesar

15,79%. Faktor akademik yang dikemukakan subjek seperti, beberapa kali

cuti kuliah, nilai mata kuliah, dan kesulitan dalam menyusun tugas akhir.

Gunarsa dan Gunarsa (2004) mengemukakan bahwa kegagalan dalam

prestasi akademik dapat disebabkan karena kemampuan dasar yang

dimiliki mahasiswa tidak menyokong, bakat kurang menunjang, atau

kurang mempergunakan cara belajar yang tepat. Basleman dan Mappa

(2011) juga mengemukakan bahwa kecerdasan merupakan salah satu

faktor penting dalam keberhasilan belajar. Potensi kecerdasan setiap

peserta didik di dalam kelas berbeda-beda, terlihat dari kecepatan belajar

dan kemampuan mempelajari suatu bahan pelajaran.

Sedangkan faktor financial yang dikemukakan subjek, yaitu masalah

biaya, masalah ekonomi, dan lupa membayar biaya kuliah. Gunarsa dan

Gunarsa (2004) mengemukakan bahwa walaupun mahasiswa dapat

melepaskan diri dari ketergantungan psikis, namun ketergantungan


39

ekonomi masih ada dalam diri mahasiswa, karena pada umumnya

mahasiswa belum berpenghasilan. Jika orang tua tidak cukup mampu

membiayai perkuliahan, maka dapat timbul konflik antara keinginan untuk

meneruskan perkuliahan dan keinginan untuk bekerja. Masalah yang

berlarut-larut tanpa penyelesaian dapat menjadi hambatan besar dalam

proses studi mahasiswa.

Faktor minat dianggap sebagai penyebab mahasiswa tidak dapat

menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (drop out) oleh 5 subjek

penelitian dengan persentase sebesar 13,16%. Faktor minat yang

dikemukakan oleh subjek, yaitu jenuh, sudah tidak tertarik dengan

perkuliahan, serta kampus dan jurusan tidak sesuai dengan minat. Hal ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Surya (2018) bahwa minat

adalah keinginan yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Minat harus

dimiliki agar dapat melakukan proses pembelajaran dengan baik. Aktivitas

pembelajaran yang dilaksanakan tanpa minat yang kuat akan menimbulkan

suatu penolakan atau pertentangan dari dalam batin untuk segera

mengabaikan aktivitas tersebut. Jika dipaksakan, akan memberi suatu

kondisi yang tidak disenangi, sehingga menimbulkan rasa malas, bosan,

mengantuk, akhirnya mudah terpengaruh untuk beralih pada aktivitas lain

yang lebih menarik.

Faktor prokrastinasi atau menunda-nunda dianggap sebagai penyebab

mahasiswa tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (drop

out) oleh 4 subjek penelitian dengan persentase sebesar 10,53%. Faktor


40

prokrastinasi yang dikemukakan oleh subjek, yaitu malas mengikuti

perkuliahan dan malas menyelesaikan tugas akhir. Mengemukakan bahwa

Faktor lingkungan dianggap sebagai penyebab mahasiswa tidak dapat

menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (drop out) oleh 3 subjek

penelitian dengan persentase sebesar 7,90%. Faktor lingkungan yang

dikemukakan oleh subjek, yaitu lingkungan pertemanan di kampus. Hal ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Surya (2018) bahwa pergaulan

yang tidak terarah, suasana lingkungan yang tidak kondusif untuk belajar,

dan kesulitan dalam beradaptasi di lingkungan kampus dapat

menyebabkan timbulnya kemalasan belajar pada mahasiswa. Pola-pola

tindakan kelompok dapat berpengaruh besar, sehingga membina pergaulan

sangat penting. Ketegangan atau konflik sosial di lingkungan dapat

mempengaruhi emosi dan semangat belajar.

Faktor kemampuan mengatur waktu, pernikahan, dan kepribadian

dianggap sebagai penyebab mahasiswa tidak dapat menyelesaikan studi S1

sampai waktu habis (drop out) oleh masing-masing 2 subjek penelitian

dengan persentase sebesar 5,26%. Faktor-faktor tersebut yang

dikemukakan oleh subjek, yaitu tidak dapat mengatur waktu dengan baik,

kawin lari, mengurus anak, dan kurangnya motivasi diri. Mengemukakan

bahwa

Faktor dosen pembimbing dianggap sebagai penyebab mahasiswa

tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (drop out) oleh 1

subjek penelitian dengan persentase sebesar 2,63%. Faktor dosen


41

pembimbing yang dikemukakan oleh subjek, yaitu adanya kesulitan dari

dosen pembimbing selama proses bimbingan skripsi. Hal ini sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh Musfah (2015) bahwa salah satu kunci

kesuksesan dalam menyelesaikan skripsi dan tesis adalah dosen

pembimbing.

3. Kesulitan Mahasiswa dalam Proses Akademik

Berdasarkan data hasil penelitian terhadap 26 subjek menunjukkan

bahwa terdapat beberapa kesulitan yang dialami mahasiswa drop out

dalam proses akademik. Jawaban yang beragam dari semua subjek

penelitian dikategorikan menjadi 6 kesulitan akademik, yaitu dosen

pengampu mata kuliah, materi perkuliahan sulit dipahami, kesulitan dalam

mengatur waktu, bimbingan skripsi, motivasi akademik rendah, dan tugas

mata kuliah. Kategori kesulitan akademik yang paling banyak dialami

subjek adalah dosen pengampu mata kuliah.

Dosen pengampu mata kuliah dianggap sebagai kesulitan dalam

proses akademik oleh 6 subjek penelitian dengan persentase sebesar

23,08%. Dosen pengampu mata kuliah yang ketat dalam memberikan nilai,

tidak memberikan kebijakan terhadap perbaikan nilai, dan diskriminasi

terhadap mahasiswa tertentu yang terlibat dalam Lembaga Kemahasiswaan

(LK) dianggap subjek sebagai kesulitan akademik. Hal ini sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh Ganda (2004) bahwa cara dosen dalam

menyajikan perkuliahan memberikan pengaruh kepada cara belajar

mahasiswa. Cara menyajikan perkuliahan secara acuh tak acuh dan tidak
42

dipersiapkan akan memberikan dampak negatif terhadap cara belajar

mahasiswa.

Musfah (2015) juga mengemukakan bahwa kepribadian dosen

mempengaruhi semangat dan antusiasme belajar mahasiswa. Dosen yang

berkepribadian hangat, seperti bertindak sebagai orang tua atau teman bagi

mahasiswa, tidak menjaga jarak dengan mahasiswa, mengajar dengan

menyenangkan bukan mendikte mahasiswa dengan sejumlah pengetahuan

dan keterampilan yang harus dikuasai, saling tegur sapa, senyum, tertawa,

dan menjaga keakraban, sehingga mendorong mahasiswa untuk berani

bertanya, berpendapat, dan menyampaikan masalahnya.

Materi perkuliahan sulit dipahami dan kesulitan dalam mengatur

waktu dianggap sebagai kesulitan akademik oleh masing-masing 5 subjek

penelitian dengan persentase sebesar 19,23%. Menurut subjek dalam

penelitian ini, materi perkuliahan sulit dipahami karena kurangnya ilmu-

ilmu dasar yang dimiliki, sulit memahami rumus tertentu, kurang

memahami penjelasan dari dosen pada beberapa mata kuliah, dan malas

untuk mempelajari kembali materi perkuliahan yang telah diberikan oleh

dosen. Sedangkan kesulitan dalam mengatur waktu yang dianggap subjek

sebagai kesulitan akademik, yaitu tidak dapat membagi waktu antara

kuliah dan kerja, tidak dapat membagi waktu antara kuliah dan urusan

rumah tangga, serta terpengaruh untuk mengikuti banyak aktivitas lain di

luar perkuliahan. Mengemukakan bahwa


43

Bimbingan skripsi dan motivasi akademik rendah dianggap sebagai

kesulitan akademik oleh masing-masing 4 subjek penelitian dengan

persentase sebesar 15,38%. Bimbingan skripsi dianggap subjek sebagai

kesulitan akademik karena dosen pembimbing yang kurang peduli, dosen

pembimbing yang sulit ditemui, dan adanya perasaan tidak percaya diri,

sehingga sulit untuk melakukan bimbingan skripsi dengan dosen

pembimbing. Sedangkan motivasi akademik rendah yang dianggap subjek

sebagai kesulitan akademik, yaitu sering prokrastinasi, merasa tidak

berminat dengan perkuliahan, malas membaca, dan malas dalam

mengembangkan instrumen penelitian. Mengemukakan bahwa

Tugas mata kuliah dianggap sebagai kesulitan akademik oleh 2 subjek

penelitian dengan persentase sebesar 7,70%. Tugas mata kuliah yang

dianggap subjek sebagai kesulitan akademik, yaitu tugas mata kuliah yang

susah dan memberatkan mahasiswa. Musfah (2015) mengemukakan

bahwa belajar di perguruan tinggi memerlukan kedisiplinan diri karena

beban tugas kuliah yang menumpuk. Tugas harus dikerjakan secara

bertahap dengan memperhatikan kriteria tugas. Disiplin membaca dan

menulis serta mengunjungi perpustakaan merupakan kunci keberhasilan

dalam menyelesaikan tugas kuliah. Tanpa mengerjakan tugas sedikit demi

sedikit, tugas mata kuliah akan menjadi beban mahasiswa.


44

4. Konsep Diri Positif Mahasiswa Drop Out

Berdasarkan data hasil penelitian terhadap 26 subjek menunjukkan

bahwa terdapat beberapa konsep diri positif yang dimiliki mahasiswa

walaupun tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (drop

out). Jawaban yang beragam dari semua subjek penelitian dikategorikan

menjadi 11 konsep diri positif, yaitu memiliki semangat yang tinggi,

mudah bersosialisasi, empati tinggi, humoris, percaya diri, penyayang,

kreatif, memiliki kemampuan berorganisasi, kemampuan berpikir realistis,

memiliki kemampuan berwirausaha, dan bersyukur. Kategori konsep diri

positif yang paling banyak dimiliki subjek adalah memiliki semangat yang

tinggi, mudah bersosialisasi, dan empati tinggi.

Memiliki semangat yang tinggi, mudah bersosialisasi, dan empati

tinggi merupakan konsep diri positif yang dimiliki oleh masing-masing 9

subjek penelitian dengan persentase sebesar 15,52%. Memiliki semangat

yang tinggi dikemukakan subjek sebagai konsep diri positif, seperti

pekerja keras, ambisius, senang dengan tantangan, pantang menyerah, dan

rajin dalam mengerjakan tugas. Mudah bersosialisasi yang dimiliki subjek

sebagai konsep diri positif, seperti mudah bergaul, mudah menyesuaikan

diri, dan mengutamakan pertemuan dengan orang lain. Empati tinggi yang

dimiliki subjek sebagai konsep diri positif, seperti bersemangat dalam

membantu teman, pendengar yang baik, suka menolong, dan setia kawan.

Mahasiswa perlu mengetahui lingkungan pertemanan yang tidak

berdampak negatif untuk dirinya.


45

Mengemukakan bahwa

Gunarsa dan Gunarsa (2004) mengemukakan bahwa aspek motivasi

sangat penting dimiliki mahasiswa agar bergairah untuk tekun belajar.

Selain itu, pada mahasiswa yang termasuk dalam usia remaja akhir hingga

dewasa awal ini, pola pergaulan menjadi lebih bebas. Masalah pergaulan

dapat menjadi masalah yang cukup penting, baik mengenai percintaan,

kesulitan menyesuaikan diri, dan keterlibatan terhadap pengaruh kelompok

pergaulan yang bersifat negatif.

Humoris merupakan konsep diri positif yang dimiliki oleh 8 subjek

penelitian dengan persentase sebesar 13,79%. Humoris yang dimiliki

subjek sebagai konsep diri positif, seperti periang, ceria, ramah, dan murah

senyum. Mengemukakan bahwa

Percaya diri dan penyayang merupakan konsep diri positif yang

dimiliki oleh masing-masing 5 subjek penelitian dengan persentase sebesar

8,62%. Percaya diri yang dimiliki subjek sebagai konsep diri positif,

seperti percaya dengan kemampuan diri, optimis, komitmen, dan dapat

bertanggung jawab. Penyayang yang dimiliki subjek sebagai konsep diri

positif, seperti memiliki kedekatan dengan keluarga, rasa sayang, dan

patuh kepada orang tua. Mengemukakan bahwa

Kreatif, memiliki kemampuan berorganisasi, dan kemampuan berpikir

realistis merupakan konsep diri positif yang dimiliki oleh masing-masing 3

subjek penelitian dengan persentase sebesar 5,17%. Subjek dalam

penelitian ini memiliki konsep diri positif, seperti kreatif, inovatif, mampu
46

menjadi pemimpin, memiliki kemampuan berpikir yang realistis, dewasa

dan intelektual. Mengemukakan bahwa

Memiliki kemampuan berwirausaha dan bersyukur merupakan konsep

diri positif yang dimiliki oleh masing-masing 2 subjek penelitian dengan

persentase sebesar 3,45%. Subjek dalam penelitian ini memiliki konsep

diri positif, seperti mampu membangun bisnis, berwirausaha, dan mudah

bersyukur. Mengemukakan bahwa

5. Konsep Diri Negatif Mahasiswa Drop Out

Berdasarkan data hasil penelitian terhadap 26 subjek menunjukkan

bahwa terdapat beberapa konsep diri negatif yang dimiliki mahasiswa

drop out dalam penelitian ini. Jawaban yang beragam dari semua subjek

penelitian dikategorikan menjadi 10 konsep diri negatif, yaitu terlalu

mengikuti keinginan dan perasaan diri, malas, tidak percaya diri, tidak

disiplin, prokrastinasi, tidak memiliki prioritas, sulit bersosialisasi, mudah

lupa, mudah menyerah, dan boros. Kategori konsep diri negatif yang

paling banyak dimiliki subjek adalah terlalu mengikuti keinginan dan

perasaan diri.

Terlalu mengikuti keinginan dan perasaan diri merupakan konsep diri

negatif yang dimiliki oleh 14 subjek penelitian dengan persentase sebesar

20%. Terlalu mengikuti keinginan dan perasaan diri yang dimiliki subjek

sebagai konsep diri negatif, seperti pendendam, mudah marah,

perfeksionis, susah menerima nasehat, belum berani mengambil resiko,


47

moody, terburu-buru dalam mengambil keputusan, dan cepat merasa

jenuh. Mengemukakan bahwa

Malas merupakan konsep diri negatif yang dimiliki oleh 12 subjek

penelitian dengan persentase sebesar 17,14%. Malas yang dimiliki subjek

sebagai konsep diri negatif, seperti malas belajar, malas mengikuti

perkuliahan, selalu bermalas-malasan dalam mengerjakan suatu hal, terlalu

santai, dan selalu berharap dengan orang lain. Rizki (2018) menemukan

bahwa permasalahan utama mahasiswa di Indonesia adalah malas belajar.

Menurut Surya (2018), ketidakmampuan mahasiswa dalam mengikuti

pembelajaran dengan baik dapat menimbulkan rasa malas untuk belajar.

Tidak percaya diri dan tidak disiplin merupakan konsep diri negatif

yang dimiliki oleh masing-masing 9 subjek penelitian dengan persentase

sebesar 12,86%. Tidak percaya diri yang dimiliki subjek sebagai konsep

diri negatif, seperti merasa dirinya tidak memiliki kemampuan untuk

melakukan apa-apa, takut bertanya kepada dosen terkait materi

perkuliahan yang tidak dipahami, selalu membandingkan diri sendiri

dengan orang lain, pemalu, kurang optimis, dan kurangnya semangat

untuk berhasil. Tidak disiplin yang dimiliki subjek sebagai konsep diri

negatif, seperti terlambat bangun, selalu begadang, dan tidak disiplin

dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Mengemukakan bahwa

Prokrastinasi merupakan konsep diri negatif yang dimiliki oleh 7

subjek penelitian dengan persentase sebesar 10%. Prokrastinasi yang


48

dimiliki subjek sebagai konsep diri negatif, seperti selalu menunda-nunda

waktu dalam mengerjakan tugas dan selalu menggampangkan sesuatu.

Tidak memiliki prioritas merupakan konsep diri negatif yang dimiliki

oleh 5 subjek penelitian dengan persentase sebesar 7,14%. Tidak memiliki

prioritas yang dikemukakan subjek sebagai konsep diri negatif, seperti

kurang fokus, mengutamakan kepentingan organisasi, mudah terpengaruh

orang lain, dan tidak dapat mengatur waktu dengan baik. Mengemukakan

bahwa

Sulit bersosialisasi dan mudah lupa merupakan konsep diri negatif

yang dimiliki oleh masing-masing 4 subjek penelitian dengan persentase

sebesar 5,71%. Subjek dalam penelitian ini memiliki konsep diri negatif,

seperti jarang berkomunikasi dengan teman di kampus, kurang senang

dengan keramaian, sulit mempercayai orang lain, takut bertanya, dan

mudah lupa. Mengemukakan bahwa

Mudah menyerah dan boros merupakan konsep diri negatif yang

dimiliki oleh masing-masing 3 subjek penelitian dengan persentase sebesar

4,29%. Mudah menyerah yang dimiliki subjek sebagai konsep diri negatif,

seperti tidak senang dengan kegagalan dan selalu mengeluh. Boros yang

dimiliki subjek sebagai konsep diri negatif, seperti bersikap hedon dan

kurangnya kemampuan manajemen keuangan. Mengemukakan bahwa

6. Gambaran Perasaan Mahasiswa Drop Out


49

Berdasarkan data hasil penelitian terhadap 26 subjek menunjukkan

bahwa terdapat beberapa gambaran perasaan mahasiswa yang dirasakan

karena tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (drop out).

Jawaban yang beragam dari semua subjek penelitian dikategorikan

menjadi 6 gambaran perasaan, yaitu tegar dan pasrah, sedih, kecewa,

menyesal, tidak menyangka, dan malu. Kategori gambaran perasaan yang

paling banyak dirasakan subjek adalah tegar dan pasrah.

Tegar dan pasrah diungkapkan sebagai gambaran perasaan mahasiswa

karena tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (drop out)

oleh 11 subjek penelitian dengan persentase sebesar 36,67%. Tegar dan

pasrah yang diungkapkan subjek, seperti merasa biasa saja karena telah

memikirkan keputusannya, merasa biasa saja namun tetap menyampaikan

permohonan maaf kepada kedua orang tua, merasa biasa saja karena telah

sangat kecewa dengan kampus, tegar karena selalu yakin bahwa orang tua

memahami kondisi yang dialami, tegar karena setidaknya telah bangga

menjadi mahasiswa UNM, dan pasrah dengan kondisi yang dialami.

Mengemukakan bahwa

Sedih diungkapkan sebagai gambaran perasaan mahasiswa karena

tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (drop out) oleh 8

subjek penelitian dengan persentase sebesar 26,67%. Sedih yang

diungkapkan subjek, seperti sedih karena tidak dapat meraih kelulusan dan

ijazah dari perguruan tinggi negeri, sedih karena mengingat perjuangan


50

orang tua dalam membiayai kuliah, takut, dan sakit hati. Mengemukakan

bahwa

Kecewa diungkapkan sebagai gambaran perasaan mahasiswa karena

tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (drop out) oleh 5

subjek penelitian dengan persentase sebesar 16,67%. Kecewa yang

diungkapkan subjek, seperti kecewa karena tidak dapat memberikan yang

terbaik kepada keluarga dan semua yang telah diusahakan harus berakhir

sia-sia. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Arham, Ahmad, dan Ridfah (2017) bahwa dampak yang dialami

mahasiswa setelah di drop out (DO) yaitu merasa kecewa dan malu.

Menyesal diungkapkan sebagai gambaran perasaan mahasiswa karena

tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (drop out) oleh 3

subjek penelitian dengan persentase sebesar 10%. Tidak menyangka

diungkapkan sebagai gambaran perasaan mahasiswa karena tidak dapat

menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (drop out) oleh 2 subjek

penelitian dengan persentase sebesar 6,67%. Malu diungkapkan sebagai

gambaran perasaan mahasiswa karena tidak dapat menyelesaikan studi S1

sampai waktu habis (drop out) oleh 1 subjek penelitian dengan persentase

sebesar 3,33%. Subjek dalam penelitian ini mengungkapkan gambaran

perasaan yang dialami ketika drop out, seperti menyesal karena tidak dapat

melaksanakan studi S1 dengan baik, merasa tidak percaya dan tidak

menyangka dengan kondisi yang dialami, malu, rendah diri, dan

menghindari untuk bertemu dengan teman kuliah.


51

7. Peran Keluarga dan Lingkungan

Berdasarkan data hasil penelitian terhadap 26 subjek menunjukkan

bahwa terdapat beberapa peran keluarga dan lingkungan yang diterima

mahasiswa ketika tidak dapat menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis

(drop out). Jawaban yang beragam dari semua subjek penelitian

dikategorikan menjadi 4 peran keluarga dan lingkungan, yaitu dukungan

emosional, nasehat/kritik yang membangun, solusi, dan motivasi. Kategori

peran keluarga dan lingkungan yang paling banyak diterima subjek adalah

dukungan emosional.

Dukungan emosional merupakan peran keluarga dan lingkungan yang

diterima oleh 9 subjek penelitian dengan persentase sebesar 52,94%.

Dukungan emosional yang diterima subjek, seperti mendapatkan semangat

agar tetap kuat dalam menghadapi kondisi drop out, mendapatkan

dukungan atas semua tindakan dan keputusan yang telah diambil, serta

mendapatkan kata-kata positif yang membangkitkan. Gunarsa dan Gunarsa

(2004) mengemukakan bahwa orang tua berperan penting dalam

perkembangan anak, secara langsung atau tidak langsung, berhubungan

terus menerus dengan anak, dan memberikan stimulasi melalui berbagai

pola komunikasi antara orang tua dengan anak. Orang tua perlu

mengetahui kapan sebaiknya bertindak sebagai sosok yang dapat ditiru

anak, kapan sebaiknya melarang anak, kapan sebaiknya memberikan

ucapan-ucapan atau perintah apa yang seharusnya diperlihatkan dan


52

dilakukan oleh anak, serta kapan sebaiknya menyetujui dan mendukung

perilaku anak.

Nasehat/kritik yang membangun dan solusi merupakan peran keluarga

dan lingkungan yang diterima oleh 3 subjek penelitian dengan persentase

sebesar 17,65%. Nasehat/kritik dan solusi yang diterima subjek, seperti

mendapatkan nasehat/kritik yang membangun dari keluarga untuk

menerima kenyataan dan kondisi yang dialami, mendapatkan solusi untuk

kembali melanjutkan perkuliahan di kampus lain dengan lebih serius, dan

mendapatkan saran dari teman-teman untuk mencari kampus lain dengan

sistem integrasi. Mengemukakan bahwa

Motivasi merupakan peran keluarga dan lingkungan yang diterima

oleh 2 subjek penelitian dengan persentase sebesar 11,76%. Subjek tetap

mendapatkan motivasi dari keluarga dan teman-teman ketika tidak dapat

menyelesaikan studi S1 sampai waktu habis (drop out). Mengemukakan

bahwa

Kelemahan dalam penelitian ini adalah jumlah subjek yang masih

kurang karena terdapat beberapa mahasiswa drop out yang sulit dihubungi,

memiliki kesibukan dalam bekerja, berwirausaha, dan menolak untuk

mengisi kuesioner, sehingga tidak dapat menjadi subjek penelitian.


53
54
55
56
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Gambaran perasaan mahasiswa ketika tidak dapat menyelesaikan studi S1

sampai waktu habis (drop out) adalah tegar dan pasrah, sedih, kecewa,

menyesal, tidak menyangka, dan malu. Kategori gambaran perasaan yang

memiliki jumlah skor tertinggi adalah tegar dan pasrah.

2. a. Faktor penyebab drop out yang dialami mahasiswa dalam penelitian

ini adalah pekerjaan, akademik, financial, minat, prokrastinasi,

lingkungan, kemampuan mengatur waktu, pernikahan, kepribadian, dan

dosen pembimbing. Kategori faktor penyebab drop out yang memiliki

jumlah skor tertinggi adalah faktor pekerjaan.

b. Kesulitan yang dialami mahasiswa drop out dalam proses akademik

adalah dosen pengampu mata kuliah, materi perkuliahan yang sulit

dipahami, kesulitan dalam mengatur waktu, kesulitan dalam proses

bimbingan skripsi, motivasi akademik rendah, dan tugas mata kuliah.

Kategori kesulitan akademik yang memiliki jumlah skor tertinggi

adalah dosen pengampu mata kuliah.

3. a. Konsep diri positif pada mahasiswa drop out dalam penelitian ini

adalah memiliki semangat yang tinggi, mudah bersosialisasi, empati

tinggi, humoris, percaya diri, penyayang, kreatif, memiliki kemampuan

berorganisasi, kemampuan berpikir realistis, memiliki kemampuan

57
58

berwirausaha, dan bersyukur. Kategori konsep diri positif yang

memiliki jumlah skor tertinggi adalah memiliki semangat yang tinggi,

mudah bersosialisasi, dan empati tinggi.

b. Konsep diri negatif pada mahasiswa drop out dalam penelitian ini

adalah terlalu mengikuti keinginan dan perasaan diri, malas, tidak

percaya diri, tidak disiplin, prokrastinasi, tidak memiliki prioritas, sulit

bersosialisasi, mudah lupa, mudah menyerah, dan boros. Kategori

konsep diri negatif yang memiliki jumlah skor tertinggi adalah terlalu

mengikuti keinginan dan perasaan diri.

4. Peran keluarga dan lingkungan ketika subjek tidak dapat menyelesaikan

studi S1 sampai waktu habis (drop out) adalah memberikan dukungan

emosional, nasehat/kritik yang membangun, solusi, dan motivasi. Kategori

peran keluarga dan lingkungan yang memiliki jumlah skor tertinggi adalah

memberikan dukungan emosional.

B. Saran

1. Bagi mahasiswa, sebaiknya menentukan target dalam perkuliahan, tetap

fokus dan berkomitmen untuk menyelesaikan studi, serta memperhatikan

faktor-faktor penyebab mahasiswa tidak dapat menyelesaikan studi S1

sampai waktu habis (drop out), sehingga dapat menyelesaikan studi tepat

waktu.

2. Bagi dosen pembimbing skripsi, diharapkan dapat memberikan

kesempatan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan keluhan dan


59

masukannya, mengatur jadwal pertemuan, serta lebih memahami kondisi

mahasiswa dalam proses bimbingan skripsi, karena perhatian, dukungan,

dan motivasi yang diberikan sangat membantu penyelesaian studi

mahasiswa.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian yang lebih

mendalam dengan metode wawancara, mengumpulkan referensi yang

lebih beragam tentang drop out, dan jumlah subjek yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Academic UII. (2018). Jenis-jenis status mahasiswa (online),


(http://www.academic.uii.ac.id, diakses pada tanggal 26 September 2018).

Adnamazida, R. (2013). 7 penyebab stres pada mahasiswa (online),


(http://www.merdeka.com/sehat/7-penyebab-stres-pada-mahasiswa.html,
diakses pada tanggal 26 September 2018).

Amartayakul, P. (2014). Factors affecting graduate students’ decision to drop out.


International Journal of Arts & Sciences, 7(2), 557-566.

Arham., Ahmad., & Ridfah, A. (2017). Penerimaan diri pada mahasiswa drop out.
Jurnal Psikoislamedia, 2(1), 1-11.

Asmawan, M. C. (2016). Analisis kesulitan mahasiswa menyelesaikan skripsi.


Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 26(2), 51-56.

Basleman, A., & Mappa, S. (2011). Teori belajar orang dewasa. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Berk, L. E. (2012). Development through the lifespan: Dari dewasa awal sampai
menjelang ajal. Terjemahan oleh Daryatno. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungin, B. (2017). Metodologi penelitian kuantitatif: Komunikasi, ekonomi, dan


kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana.

Chaplin, J. P. (2011). Kamus lengkap psikologi. Terjemahan oleh Kartini Kartono.


Jakarta: Rajawali Pers.

Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry and research design: Choosing among


five approaches. United States of America: Sage Publications.

Desmita. (2013). Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Faturochman., Minza, W. M., & Nurjaman, T. A. (2017). Memahami dan


mengembangkan indigenous psychology (Diterbitkan atas kerja sama
dengan Fakultas Psikologi UGM). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ganda, Y. (2004). Petunjuk praktis: Cara mahasiswa belajar di perguruan tinggi.


Jakarta: Grasindo.

Gulo, W. (2000). Metodologi penelitian. Jakarta: Grasindo.

60
61

Gunarsa, S. D., & Gunarsa, Y. S. D. (2004). Psikologi praktis: Anak, remaja, dan
keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.

Gustian, D. (2015). Perbedaan penelitian S1, S2, dan S3 (online), (http://catatan-


dudihgustian.blogspot.co.id/2015/03/perbedaan-penelitian-s1-s2-dan-
s3.html, diakses pada tanggal 26 September 2018).

Hariyadi, S., Anto, A. H. F., & Sari, W. A. (2017). Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi penyelesaian skripsi pada mahasiswa S1 Psikologi di Kota
Semarang. Jurnal Penelitian Pendidikan, 34(2), 155-160.

Hasanah, S. (2016). Ketentuan drop out mahasiswa jika melebihi maksimal masa
studi (online), (http://hukumonline.com, diakses pada tanggal 26 September
2018).

Hasbullah, R. (2008). Faktor-faktor penyebab drop out mahasiswa Universitas


Singaperbangsa Karawang. Karawang: Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Ihsan, H., & Zaki, A. (2015). Analisis faktor-faktor yang menghambat


penyelesaian studi mahasiswa FMIPA UNM. Jurnal SCIENTIFIC PINISI,
1(1), 25-33.

Iswidharmanjaya, D. (2006). Membuat skripsi dengan openoffice.org writer 2.0.


Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Janiart. (2012). 9 Masalah mahasiswa dan alternatif solusinya (online),


(http://www.jurusankuliah.info, diakses pada tanggal 26 September 2018).

Kholidah, E. N., & Alsa, A. (2012). Berpikir positif untuk menurunkan stres
psikologis. Jurnal Psikologi, 39(1), 67-75.

Kusnendar, F., Suwachid., & Wijayanto, D. S. (2013). Analisis penghambat


penyelesaian studi mahasiswa S1 program studi pendidikan teknik mesin
jurusan pendidikan teknik dan kejuruan. (Skripsi diterbitkan). Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.

Lubis, T. S., & Abduh, R. (2018). Pengembangan model penyelesaian sengketa


keputusan pemberhentian mahasiswa secara mediasi. Jurnal EduTech, 4(2),
57-68.

Misra, R., & McKean, M. (2000). College students' academic stress and it’s
relation to their anxiety, time management, and leisure satisfaction.
American Journal of Health Studies, 16(1), 41-51.
62

Muharto., & Ambarita, A. (2016). Metode penelitian sistem informasi: Mengatasi


kesulitan mahasiswa dalam menyusun proposal penelitian. Yogyakarta:
Deepublish.

Musfah, J. (2015). Manajemen pendidikan: Teori, kebijakan, dan praktik. Jakarta:


Kencana.

Portal Makassar. (2018). Filtra Absri di DO dari UNM karena kelalaian


memanfaatkan waktu studi 7 tahun (online),
(http://www.portalmakassar.com, diakses pada tanggal 26 September 2018).

Raharjo. (2014). Problem dan solusi studi mahasiswa semester tua. Jurnal
Pendidikan Islam, 8(2), 313-336.

Rizki, A. M. (2018). 7 jalan mahasiswa. Sukabumi: CV Jejak.

Sudarman, A. P. (2017). Masuk PTN itu gampang?. Jakarta: Grasindo.

Sugiyono. (2005). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2015). Manajemen pendidikan perguruan tinggi: Strategi


menghadapi perubahan. Bandung: Refika Aditama.

Suherman. (2018). Menjadi mahasiswa ideal: Sukses akademis dan organisasi.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Susanto, H. (2014). Communication skill “sukses komunikasi, presentasi dan


berkarier!”. Yogyakarta: Deepublish.

Surya, H. (2018). Siapa bilang menjadi manusia pembelajar susah?. Jakarta: PT


Elex Media Komputindo.

Sutardi, A., & Budiasih, E. (2010). Mahasiswa tidak memble siap ambil alih
kekuasaan nasional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Undang-Undang Pendidikan Tinggi (UU RI No.12 Tahun 2012). Jakarta: Redaksi


Sinar Grafika.

Yasir, M. A. H. (2018). Mahasiswa di Makassar DO gara-gara diduga dosennya


dendam (online), (http://www.viva.co.id, diakses pada tanggal 26
September 2018).

Anda mungkin juga menyukai